You are on page 1of 11

PENGOBATAN SENDIRI YANG SESUAI DENGAN ATURAN

PADA IBU-IBU Dl JAWA BARAT

Sudibyo ~ u ~ a r d iOndri
* , Dwi Sampumo*, Mulyono ~ o t o s i s w o ~ o * *

PROPER SELF-MEDICATION AMONG HOUSEWIVES IN WEST JA VA

Abstract. Most o f health seeking behavior in the community is the practice oj*self~medicntion.
132e study has two aims: 1) to obtain description o f proper self-medication behavior in the
community, 2) to determine -factors related to the practice o f proper self-medication. This
study was a cross-sectional design at Wnrungkondang sub-district, Cianjur District. West
Java. Data collected .from 280 respondents by qtrestionaires in 1998. Respondents were
hou,sewive.s who were not health workers and tahng medicine .for their symptoms such as
jever, headache, common cold and cough during the last 2 weeks before the study. The
sampling method used was systematic random sampling. Sampling frame was defined as
housewives who bought medicine fkom surrounding retailer (warung). The .finding of this
study regarding the factors related to the practice of proper self-medication are level of
knowledge a i d occupation, while description of'proper .self-medicationbehclvior as .follows:
a) only 45,0% of respondents practiced proper selfimedication, in term of proper
classification medicine, proper type of'medicine, dosage and duration of'medication, b) most
of them got the information about over the counter drugs for self-medicationfrom electronic
media, c) they perceived the symptoms as a mild health problem, d) they paid medicine
cheaper than .fee of health center, e) the), decided to take medicine on their own will (no
references).

Key word :self~medication,medicine.

PENDAHULUAN orang (bersifat subjektif), berbeda dengan


penyakit (disease) yang terjadi pada organ
Dalam Undang-undang nomor 23 tubuh (bersifat objektif) '3'. Penduduk Indo-
tahun 1992 tentang kesehatan disebutkan nesia yang mengeluh sakit dalam sebulan
bahwa "Kesehatan merupakan kewajiban lalu sebesar 26,24% di perkotaan dan
dun tanggung jawah setiap penduduk""). 24,95% di pedesaan, dengan keluhan ter-
Salah satu tujuan pokok program Rencana banyak nzeliputi dernam, sakit kepala, pilek,
Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia dan bat~k'~'.
Sehat tahun 20 10 adalah peningkatan ke- Upaya pencarian pengobatan yang di-
rnandirian rnasyarakat dan keluarga dalam lakukan oleh persentase terbesar penduduk
pemeliharaan kesehad2). Sakit (illness) Indonesia yang mengeluh sakit adalah pe-
merupakan keluhan yang dirasakan sese- ngobatan sendiri, 62,65% di perkotaan dan

Peneliti Puslitbang Farmasi dan Obat Tradisional


*.
Peneliti Puslitbang Pemberantasan Penyakit
Bul. Penel. Kesehatan, Vol. 30, No. 1,2002: 1 1 - 21

6 1,88% di pedesaan. Sisanya mencari pe- ~ebas""~'. yang berisi antara lain: I ) iklan
ngobatan ke puskesmas, paramedis, dokter obat hendaknya bermanfaat bagi mas-
praktik, rumah sakit, balai pengobatan, pe- yarakat untuk pemilihan penggunaan obat
ngobat tradisional, dan lain-lain. Persentase bebas secara rasional, 2) informasi me-
terbesar penduduk yang melakukan pengo- ngenai produk obat dalam iklan tidak me-
batan sendiri dengan menggunakan obat nyesatkan, yaitu informasi obat harus jujur,
(91,04% di perkotaan dan 86,93% di pede- akurat, bertanggungjawab, serta tidak bo-
saan), sisanya menggunakan obat tradi- leh memanfaatkan kekhawatiran mas-
sional atau cara tradisional (4'. yarakat akan suatu masalah kesehatan, 3)
iklan obat harus mencantumkan spot pe-
Pengobatan sendiri dalam tulisan ini
adalah penggunaan obat oleh masyaraliat ringatadperhatian sebagai berikut (baca
aturan pakai, jika sakit berlanjut hubungi
untuk tujuan pen obatan sakit tanpa resepl
nasehat dokter '5.
Pengobatan sendiri u- dokter).
mumnya menggunakan obat dari warung Kemudlan berdasarkan peraturan
di sekitarnya (6'. Keuntungan pengobatan yang ada, Direktorat Jenderal Pengawasan
sendiri antara lain aman, bila digunakan Obat dan Makanan Depkes (sekarang
sesuai dengan aturan, efektif untuk meng- Badan POM) menerbitkan buku Kom-
hilangkan keluhan (80% keluhan sakit pendia Ohat Bebas sebagai pedoman mas-
bersifat self-limltiizg), efisiensi biaya, efi- yarakat melakukan pengobatan sendiri
siensi waktu, ikut berperan dalam meng- dengan kriteria: 1) tepat golongan, yaitu
ambil keputusan terapi, dan meringankan menggunakan golongan obat bebas atau
obat bebas terbatas, 2 ) tepat obat, yaitu
beban pemerintah dalam keterbatasan
sesuai antara keluhan dengan indikasi obat,
jurnlah tenaga dan sarana kesehatan di 3) tepat dosis, yaitu sesuai antara takaran
masyarakat (7'. dengan umur, 4) l a m pengobatan terba-
Hasil penelitian sebelumnya menun- tas, bila sakit berlanjut harus menghubung
jukkan beberapa variabel yang berhubu- tenaga medis (I3'.
ngan dengan tindakan pengobatan sendiri Masalah penelitian dapat dirurnus-
adalah pendidikan, pekerjaan, persepsi kansebagai berikut, pertama, berdasarkan
sakit pengetahuan tentang pengobatan empat kriteria tersebut, ternyata hanya
sendiri ('), biaya obat (6'7 sikap terhadap pe- 46,1% ibu-ibu yang melakukan pengo-
ngobatan sendiri, dan nasehat orang lain batan sendiri yang sesuai dengan aturan di
(referensi) 'lo'. Dalam upaya mendukung Kecamatan Tanjung Bintang, Larnpung
pengobatan sendiri di masyarakat, peme- Selatan '6). Pengobatan sendiri yang tidak
rintah telah membuat peraturan tentang sesuai dengan aturan, selain dapat mem-
"Kewajzban Penyertaan Brosur Dalam bahayakan kesehatan juga pemborosan
Bahasa Indonesia " ("I. Dalam peraturan waktu dan biaya karena harus melanjutkan
tersebut dinyatakan semua obat bebas upaya pencarian pengobatan.
wajib mencanturnkan keterangan yang ber- Kedua, Propinsi Jawa Barat mem-
isi tentang kandungan zat berkhasiat, in- punyai angka pengobatan sendiri tebesar
dikasi, cara penggunaan, dosis, dan per- dan angka penggunaan obat terbesar diban-
nyataan lain yang diperlukan pada kema- dingkan provinsi lain di Pulau Jawa "'.
sannya. Pengobatan sendiri yang sesuai Salah satu kabupaten di Propinsi Jawa
dengan aturan adalah apabila cara meng- Barat adalah Kabupaten Cianjur yang
gunakan obat sesuai dengan keterangan memilih rasio jumlah penduduk per apo-
yang tercantum pada kernasannya. tek dan rasio jwnlah penduduk per toko
obat berizin cukup besar sehingga diduga
Pemerintah juga telah membuat pera- merniliki banyak warung yang menjual
uran tentang "Pedoman Periklanan Obat obat (I4'.
Pengobatan Scndiri yang Sesuai dengan Aturan (Supardi et al.)

obat demam, dosis obat demam, batas lama


Bagaimanakah gambaran pengobatan sen- pengobatan sendiri demam, nama obat
diri yang sesuai dengan aturan di Kabu- sakit kepala dosis obat sakit kepala batas
paten Cianjur'?. lama pengobatan sendiri sakit kepala,
Ketiga, penelitian sebelumnya men- nama obat batuk, dosis obat batuk, batas
dapatkan faktor-faktor yang berhubungan lama pengobatan sendiri batuk, nama obat
dengan melakukanl tidak melakukan pe- flu, dosis obat flu, batas lama pengobatan
ngobatan sendid. Dari faktor-faktor ter- sendiri flu. tanda golongan obat bebas/obat
sebut belum diketahui faktor apa saja yang bebas terbatas (dibuat skala interval berda-
sarkan jumlah skor jawaban: skor benar
berhubungan dengan tindakan pengobatan
=1, dan skor salah =O).
sendiri yang sesuai dengan aturan.
Szkap adalah respon responden ter-hadap
Tujuan penelitian adalah mengetahui 10 pemyataan tentang pengobatan sendiri
gambaran pengobatan sendiri yang sesuai yaitu: pengobatan sendlri hanya untuk
dengan aturan di lokasi penelitian, dan me- sakit ringan, pengobatan sendiri hanya
ngetahui faktor-faktor yang berhubungan untuk salat tertentu, pengobatan sendiri
dengan tindakan pengobatan sendiri yang praktis waktunya, pengobatan sendiri mu-
sesuai dengan aturan. Hasil penelitian di- rah biayanya, pengobatan sendiri mudah
harapkan sebagai masukan untuk kebi- dilakukan, pengobatan sendiri aman bila
jakan Departemen Kesehatan dalam upaya sesuai ketentuan, pengobatan sendiri dapat
meningkatkan pengobatan sendiri yang menghilangkan sakit, pengobatan sendiri
sesuai dengan aturan di masyarakat. tidak boleh melewati waktu yang di-
t e n t h , pengobatan sendiri hams sesuai
takaran obatnya, pengobatan sendiri m e
BAHAN DAN METODE makai obat bebaslobat bebas terbatas.
Penelitian ini ingin membuktikan Persepsi saht adalah pendapat responden
apakah secara bersama-sama umur, pendi- terhadap keluhan yang dirasakan (dibuat
dikan, pekerjaan, pengetahuan tentang pe- skala ordinal: ringan, apabila tidak
ngobatan sendiri, sikap terhadap pengoba- mengganggu kegiatan rutin sehari-hari.
tan sendiri, persepsi salut, biaya obat, dan dan tidak ringan).
referensi berhubungan bermakna dengan
tindakan pengobatan sendiri yang sesuai B i a p obat adalah biaya yang dikeluarkan
dengan aturan. responden untuk membayar harga obat
yang dibelinya (dibuat skala ordinal, yaitu
Adapun defmisi operasional dan tidak lebih dari Rp1000,- dan leblh dari
skala variabel diterangkan berikut ini. Rp1000,-).
Umur adalah lama hidup responden yang
dihitung berdasarkan ulang tahun terakhir Referensi adalah orang yang me-
(dibuat skala interval). nganjurkan responden untuk menggunakan
obat tertentu dalarn pengobatan sendiri
Pendidikan adalah-pengalaman mengikuti (dibuat skala ordinal berdasarkan penga-
pendidikan formal dinilai berdasarkan kuan respon: ada dan tidak ada).
ijazah terakhir yang dimiliki responden
(dibuat skala ordinal: tidak tamat SD dan Tindakan pengobatan sendiri adalah
tarnat SD ke atas). Pekerjaan adalah tindalran responden mengobati sendiri ke-
kegiatan responden sehari-hari di luar luhan dernam, sakit kepala, pilek, atau
nunah untuk mendapatkan uang (dibuat batuk menggunakan obat warung, dalam
skala ordinal: tidak bekerja dan bekerja). kurun waktu 2 minggu terakhir, dibuat
skala normal: sesuai dengan aturan, yaitu
Pengetahuan adalah kemampuan res- memenuhi empat kriteria (tepat golongan,
'
ponden menjawab dengan benar 13 perta- tepat obat, tepat dosis dan lama pengo-
nyaan tentang pengob- sendiri: nama batan sendiri terbatas waktunya, keluhan
Bul.Penel. Kesehatan, Vo1.30,No.1,2002:1 1 - 2 1

Tabel 2 menunjukkan sumber utama


demam atau sakit kepala 5 2 hari, keluhan
informasi obat bagi responden. Persentase
pilek atau batuk 5 3 hari) dan tidak sesuai
terbesar responden yang melakukan peng-
dengan aturan.
obatan sendiri sesuai dengan aturan men-
Rancangan penelitian yang dipilih dapat infonnasi obat dari media elektro-
adalah survai cross-sectional terhadap 280 nika, berupa iklan obat di televisi dan
responden di Kecamatan Warungkondang, radio (44,4%), kemudian dari tetangga
Kabupaten Cianjur. Responden adalah ibu (1 9,4%), dan penjual obat (1 9,4%).Infor-
yang bukan tenaga kesehatan, yang meng- masi dari kemasan obat menempati urutan
gunakan obat dari warung dalam upaya keempat.
pengobatan diri sendiri untuk keluhan
Tabel 3 menunjukkan hasil uji regre-
dernarn, salut kepala, pilek, dan batuk
si faktor demografi dengan pengetahuan
kunm waktu 2 minggu terakhir sejak saat
tentang pengobatan sendiri. Hasil uji reg-
survei. Jumlah responden dihitung dengan
resi menunjukkan bahwa umur dan pen-
menggunakan rumus survai (I5) n = Z& didikan responden berhubungan bermakna
p.q/ d. Dengan mengarnbil kernaknaan = dengan pengetahuan tentang pengobatan
0,05 dan p = 0,46 (pengobatan sendiri yang
sendiri.
sesuai dengan aturan di Kecamatan
Tanjungbintang, Larnpung Selatan), dida- Tabel 4 menunjukkan hasil uji reg-
pat sarnpel minimal 280 ibu. resi variabel independen dengan sikap ter-
hadap pengobatan sendiri. Hasil uji regresi
Pengambilan sampel dilakukan seca- menunjukkan bahwa umur responden d m
ra acak sistematik- berdasarkan catatan
pengetahuan tentang pengobatan sendiri
pernilik warung yang berisi nama ibu-ibu berhubungan bermakna dengan sikap ter-
yang membeli obat demam, sakit kepala,
hadap pengobatan sendiri.
pilek, atau batuk dalam upaya pengobatan
diri sendiri di lokasi penelitian. Analisis Tabel 5 menunjukkan hasil analisis biva-
data dilakukan dengan uji X-2,uji-t, uji riat setiap variable yang diduga berhu-
regresi, dan uji logistik regresi 'I6). bungan dengan tindakan pengobatan sen-
diri. Rerata umur responden yang mela-
kukan pengobatan sendiri sesuai dengan
aturan (35,95), hampir sama dengan yang
Tabel 1 menunjukkan responden ber- tidak sesuai dengan aturan (34,77). Hu-
dasarkan kriteria pengobatan sendiri yang bungan antara umur responden dan tin-
sesuai dengan aturan. Dari 280 responden dakan pengobstan sendiri yang sesuai de-
yang melakukan pengobatan sendiri, di- ngan aturan secara statistik tidak bermakna
ketahui 100% responden tepat golongan (p>0,05).
obat, yaitu menggunakan obat bebas; 66,l Persentase terbesar responden yang
% responden tepat obat, yaitu sesuai antara melakukan pengobatan sendiri sesuai de-
keluhan dan kelas terapi obat, 5 1,8% res- ngan aturan berpendidikan tamat SD
ponden tepat dosis obat, dan 95,0% lama (61,0%), tetapi yang tidak sesuai dengan
pengobatan sendiri tidak melewati batas aturan tidak tarnat SD (50,8%). Hubungan
waktu yang ditentukan. Berdasarkan empat antara pendidikan responden dan tindakan
kriteria tersebut, ada 45,0% responden pengobatan sendiri yang sesuai dengan
yang melakukan pengobatan sendiri sesuai aturan secara statistik bermakna (p<0,05).
dengan aturan dan 55,0% tidak sesuai de-
Persentase terbesar responden yang
ngan aturan.
melakukan pengobatan sendiri sesuai de-
I'ciigobatan Sc~lduipang Sesuai (Silpardi et a1 J

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Kriteria Pengobatan Sendiri


yang Sesuai dengan Aturan, Cianjur 1998

KRITERIA SESUAI DENGAN N = 280


ATURAN
Tepat golongan obat
Tepat obat
Tepat dosis obat
Lama pengobatan terbatas
Pengobatan sendiri sesuai dengan
126 45,0%
aturan

Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Utama Informasi


Obat dan Pengobatan Sendiri, Cianjur 1998.

% PENGOBATAN SENDIRI
SUMBER UTAMA SESUAI
'IDAK TOTAL
INFORMASI OBAT ATURAN SESUAI (n=280)
(n=126) (n=154)
Media elektronika 44,4 50.6 47,8
Tetangga 19,4 23,l 21,4
Penjual obat 19,4 9,o 13,7
Kemasan obat 11,2 14,2 12,8
Keluarga 3,2 1,9 23
Media cetakl poster 2,4 1.2 1,8 '

Tabel 3. Hasil Uji Regresi Sederhana Setiap Variabel Demografi dengan


Pengetahuan Tentang Pengobatan Sendiri, Cianjur 1998.

VARIABEL INDEPENDEN R-square P


Umur 0,020 0,O 16
Pendidikan 0,037 0,OO 1
Pekejaan 0,012 0,063
Bul. Yenel. Keselmtan, Vol.30, No. 1,2002: 1 1 - 2 1

Tabel 4. Hasil uji regresi sederhana setiap variabel independen dengan


sikap terhadap pengobatan sendiri, Cianjur 1998.
-

VARIABEL INDEPENDEN R-square P

Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Pengetahuan

Tabel 5. Hasil uji-t dan uji-X-2 setiap variabel independen terhadap


tindakan pengobatan sendiri, Cianjur 1998.

PENGOBATAN SENDIRI NILAI SIMPULAN


VARIABEL
SESUAI DGN nDAK UJI X-2
ATURAN SESUAI IUJI-t
(n= 126) (n=154)

Rerata Umur 0,406 Uii-t


Tak bermakna
% Pendidikan ibu
- Tidak tarnat SD 0.047 Uji X-2
- Tamat SD ke atas Bermakna

% Pekerjaan ibu
- Tidak bekerja 0,002 Uji X-2
- Bekerja Bermakna

Uji-t
Rerata skor pengetahuan 0,045
Bermakna

uji-t
Rerata skor sikap
0793 Tak bermakna

% Persepsi sakit
- Tidak ringan 0,235 Uji X-2
- Ringan Tak bermakna
Penyobatan Sendiri yang Sesuai dengan Aturnn (Supardi et al.)

ngan aturan adalah bekerja (54,1%), te- dan tindakan pengobatan sendiri yang se-
tapi yang tidak sesuai dengan aturan tidak suai dengan aturan secara statistik tidak
bekeria (62,1%). Hubungan antara peker- bermakna (p>0,05).
jaan ;esponden dan tindakan pengobatan Sebelum analisis regresi logistik gan-
sendiri yang sesuai dengan aturan secara da terlebih dahulu dilakukan uji korelasi
statistik bermakna (p<0,05). antar variabel independen. Hasil uji kore-
Rerata jumlah skor pengetahuan res- lasi menunjukkan tidak ada korelasi yang
ponden yang melakukan pengobatan sendi- cukup erat antar variabel independen (tidak
ri sesuai dengan aturan (3,96) lebih besar ada koliniaritas), sehingga dapat dilanjut-
dari pada yang tidak sesuai dengan aturan kan untuk uji regresi ganda Sebagai
(3,56). Hubungan antara tingkat pengeta- prediktor untuk uji regresi ganda, dipilih
hum dan tindakan pengobatan sendiri yang variabel independen dengan kemaknaan 5
sesuai dengan aturan secara statistik ber- 0,25 yaitu; pendidikan, pekerjaan dan pe-
makna (p<0,05). ngetahuan tentang pengobatan sendiri.
Rerata jurnlah skor sikap responden Tabel 6. menunjukkan hasil analisis
yang melakukan pengobatan sendiri sesuai regresi logistik ganda Metoda Backward
dengan aturan (16,76) lebih kecil daripada terhadap semua variabel yang diduga ber-
yang tidak sesuai dengan aturan (17,lO). hubungan dengan tindakan pengobatan
Hubungan antara skor sikap dan tindakan sendiri. Secara bersama-sama pengetahuan
pengobatan sendiri yang sesuai dengan tentang pengobatan sendiri dan pekerjaan
aturan secara statistik tidak berrnakna berhubungan bemakna dengan tindakan
pengobatan sendiri yang sesuai dengan
(~>0705). aturan. Berdasarkan nilai Wald, dapat di-
Persentase terbesar responden yang ambil kesimpulan bahwa hubungan antara
melakukan pengobatan sendiri sesuai de- ada pekerjaan dan tindakan pengobatan
ngan aturan mempunyai persepsi sakit sendiri yang sesuai dengan aturan lebih
ringan (79,8%), hampir sama dengan yang kuat daripada hubungan antara pengeta-
tidak sesuai dengan aturan sebesar huan tentang pengobatan sendiri dan tin-
(73,7%). Hubungan antara persepsi sakit dakan pengobatan sendiri yang sesuai de-
dan tindakan pengobatan sendiri sesuai de- ngan aturan. Nilai OR pekerjaan = 2,12
ngan aturan secara statistik tidak berrnakna menunjukkan tindakan pengobatan sendiri
(~>0,05). pada ibu yang bekerja mempunyai ke-
Persentase terbesar responden yang mungkinan 2,12 kali sesuai dengan aturan
melakukan pengobatan sendiri sesuai daripada ibu yang tidak bekerja.
dengan aturan mengeluarkan biaya obat Model persamaan statistik yang
sampai dengan Rp1.000,- (89,0%), hampir didapat dari hubungan tersebut adalah:
sama dengan yang tidak sesuai dengan
aturan sebesar (91,3%). Hubungan antara
biaya obat dan tindakan pengobatan sendiri Ln p = - 0,9321 + 0,0987 Pengetahuan +
sesuai dengan aturan secara statistik tidak 0,7502 Pekerjaan
berrnakna (p>0,05).
Persentase terbesar responden yang Keterangan :
melakukan pengobatan sendiri sesuai
dengan aturan tidak ada referensi atau
referensinya diri sendiri (77,4%), hampir p = probabilitas tindakan pengobatan
sama dengan yang tidak sesuai dengan sendiri sesuai dengan aturan
aturan (85,3%). Hubungan antara referensi
BuI. I'enel. Kesehatan. Vo1.30. No. I . 2002: 1 1 - 2 1

Tabel 6. Hasil Uji Regresi Logistik Ganda Metode Backward Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Tindakan Pengobatan Sendiri yang Sesuai dengan
Aturan, Cianjur 1998.
-- ---- - --.- - - . -- - - --
VARIABEL B WALD P OR 95%~1--
Pekerjaan 0,7502 9,3075 0.002 2.12 1,30-3,43
Pengetahuan 0,0987 2,73 11 0,098 1.10 1.01-1.24
Konstanta -0,932 1 10.436 0.00 1
2 LLH = 384.49
Pro babilitas tindakan pengobatan sendiri Persentase terbesar responden meng-
sesuai dengan aturan meningkat bila res- gunakan obat dengan dosis sekali dan
ponden memiliki pengetahuan tinggi ten- sehari pakai sesuai dengan umumya (lihat
tang pengobatan sendiri dan memiliki pe- Tabel I .) antipiretikalanalgetika '21). Hal
kerjaan. ini mungkin karena keluhan terbesar
adalah d e m d s a k i t kepala sehingga hanya
membutuhkan obat antipiretikahm.lgetika
PEMBAHASAN
dengan dosis 1 tablet sekali makan.
Persentase terbesar responden meng-
Persentase terbesar lama yengobatan
gunakan obat yang termasuk golongan
sendiri yang dilakukan responden adalah
obat bebas, sehingga sesuai dengan aturan
(lihat Tabel 1). S u r ~ asebelumnya
i menun- sesuai dengan aturan (I~hatTabel 1). Me-
numt survai sebelumnya menunjukkan
jukkan golongan dbat yang digunakan
responden dalam pengobatan sendiri ada- bahwa lama pengobatan sendiri terbanyak
lah: 56,26% obat bebas terbatas, 3 1.27% antara 1 s.d. 4 hari, rata-rata 3 hari, se-
obat bebas, dan 9.83% obat keras "". hingga tidak melewati batas lama peng-
obatan sendiri '@.
Persentase terbesar responden meng-
Responden yang melakukan tindakan
gunakan obat yang termasuk kelas terapi
obat yang sesuai dengan keluhannya (lihat pengobatan sendiri yang sesuai dengan
Tabel 1.). Survai sebelumnya menunjuk- aturan hanya 45.0% (lihat Tabel 1). Peng-
kan kelas terapi rang banyak digunakan di obatan sendiri yang sesuai dengan aturan
masyarakat berdasarkan urutan terbanyak di Kabupaten Cianjur lebih kecil daripada
adalah obat pilek, antipiretildanalgetika ibu-ibu di Kabupaten Lampung Selatcan
obat kulit dan obat batuk "'). Sebanyak yang mendapatkan angka 46,1?'0,'~'d m di
50% obat yang digunakan dalam pengo- Kota Tangerang sebesar 55,2%.'9'
batan sendiri termasuk kelompok antipire- Persentase terbesar responden yang
t i k d a n a ~ ~ e t i k ~terutama
"~' digunakan un- melakukan pengobatan sendiri sesuai
tuk mengatasi keluhan pilek, s d i t pung- dengan aturan mendapat informasi obat
gung, sakit kepala dan menstruasi '*"). dari media eleh%ronika, yaitu dari iklan
Sedangkan Greenhalgh, mendapatkan obat di radio dan atau TV (lihat Tabel 2).
dari 2400 orang yang melakukan peng- Hasil ini hampir tidak berbeda dengan
obatan sendiri, ternyata obat yang paling peneljtian sebelurnny~ yang menyatakan
banyak digunakan berdasarkan urutan informasi obat yang utama bagi masya-
terbesar adalah vitamin, antipiretikd anal- rakat desa di Kabupaten Lampung Sela-
getika dan antiinfeksi, sebaliknya obat "'
tan,'6' dan Kota Tangerang adalah iklan
yang banyak ditulis dalam resep dokter obat di radio dan televisi. Sebanyd 71%
adalah antiinfeksi, vitamin, dan antipi- penduduk Canada mempercayai bahwa
retikahalgetika (21'. iklan obat di media massa dapat memban-
Palgobatan Sendiri yang Sesuai de~yanAturan (Supardi et al.)

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Zaky


tu pemahaman tentang kegunaan obat
di Kota Tangerang yang menyatakan ting-
bebas dan membantu pemilihan obat yang
kat pengetahuan tentang obat berhubungan
digunakan dalam pengobatan sendiri '22'.
positif dengan penggunaan obat yang
Dalam Peraturan Menteri Kesehan RI
rasional (9).
nomor 38611994 (I2' dinyatakan "Inforrnasi
mengenai produk obat dalam iklan hams Umur dan pengetahuan responden se-
obyektif, lengkap, tidak menyesatkan, serta cara statistik berhubungan bermakna de-
tidak boleh memanfaatkan kekuatiran mas- ngan sikap terhadap pengobatan sendiri
yarakat akan suatu masalah kesehatan." (lihat Tabel 4). Hubungan sikap responden
Sumber informasi obat dari kemasan dengan tindakan pengobatan sendiri yang
sesuii dengan aturan secara statistik tidak
obat menempati urutan keempat (lihat
bermakna (lihat Tabel 5). Hal ini sesuai
Tabel 2). Sebanyak 9 1% penduduk Canada
dengan hasil penelitian Zaky yang menya-
mengaku membaca brosurlkemasan obat
takan sikap terhadap pengobatan sendiri
sebelum menggunakan obat bebas pertarna
tidak berhubungan dengan penggunaan
kali. Dari mereka yang membaca brosurl
kemasan obat, 78% menyatakan instruksi obat yang rasional (9'. Juga hail penelitian
yang tertera pada brosurl kemasan jelas Supardi, et al. (1997) yang menyatakan si-
kap terhadap obat tidak berhubungan ber-
dan mudah dimengerti, dan 72% menyata-
kan brosur obat membantu mereka dalam makna dengan pemilihan penggunaan obat
atau obat tradisional (6).
pemilihan obat yang dibutuhkan (22).
Persentase terbesar responden yang
Hubungan antara pendidikan respon-
den dan tindakan pengobatan sendiri yang melakukan pengobatan sendiri sesuai de-
ngan aturan mempunyai persepsi terhadap
sesuai dengan aturan secara statistik ber-
makna (lihat Tabel 5), tetapi secara ber- sakitnya sebagai sakir ringan (lihat Tabel
sama-sama dengan variabel lainnya hu- 5). Pada umurnnya penduduk di daerah
bungan pendidikan dengan tindakan peng- pedesaan Jawa Tengah memilih pengo-
obatan sendiri yang sesuai dengan aturan batan sendiri apabila anak balitanya men-
tidak bermakna. Hasil penelitian Khaldun, erita sakit pada tingkat keparahan ringan,
juga menunjukkan pendidikan tidak lang- memilih pengobatan medis pada tingkat
keparahan sedang, dan memilih pengo-
sung berhubun an dengan tindakan peng-
(8
obatan sendiri . batan tradisional pada tingkat keparahan
berar (25).
Hubungan antara adanya pekerjaan
responden dan tindakan pengobatan sendiri Hubungan antara persepsi sakit dan
yang sesuai dengan aturan secara statistik tindakan pengobatan sendiri yang sesuai
bermakna (lihat Tabel 5 dan Tabel 6). Ha- dengan aturan secara statistik tidak ber-
sil penelitian Khaldun, juga menunjukkan makna (lihat Tabel 5). Hal ini tidak sesuai
hubungan antara adaftidaknya pekerjaan dengan hasil penelitian Khaldun (1995)
responden dan pemilihan pen obatan sen- yang mendapatkan persepsi salut berhu-
(8
din secara statistik bermakna . bungan dengan tindakan pengobatan sen-
diri.
Umur dan pendidikan responden se-
cara statistik berhubungan bermakna de- Persentase terbesar responden yang
ngan pengetahuan tentang pengobatan melakukan pengobatan sendiri sesuai de-
sendiri (lihat Tabel 5). Hubungan antara ngan aturan membayar biaya obat sampai
pengetahuan responden dan tindakan peng- dengan Rp 1.000,- (lihat Tabel 5). Biaya
obatan sendiri yang sesuai dengan aturan obat sampai dengan Rp 1.000,- menunjuk-
secara statistik bennakna (lihat Tabel 5). kan bahwa biaya pengobatan sendiri relatif
Bul. Penel. Kesehatan, Vo1.30, No. 1, 2002: 1 I - 21

sesuai dengan aturan adalah pengetahuan


menunjukkan bahwa biaya pengobatan
yang tinggi tentang pengobatan sendiri dan
sendiri relatif lebih murah daripada tarif
adarya pekerjaan.
puskesmas di lokasi penelitian yang saat
itu Rpl.OOO,-. Dengan asumsi harga rata-
rata obat per kemasan (isi 4 tablet) Rp UCAPAN TERIMA KASIH
1.000,-, maka umumnya responden hanya Pada kesempatan ini tak lupa kami sam-
membeli paling banyak 4 tablet untuk tiap paikan ucapan terima kasih kepada Kepala
pengobatan sendiri. Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Ca-
Hubungan antara biaya obat dan tin- mat Warungkondang, dan Kepala Desa
dakan pengobatan sendiri yang sesuai de- yang telah membantu dan memberikan
ngan aturan secara statistik tidak berrnakna izin penelitian. Juga kepada Kepala
( h a t Tabel 5). Has11 ini tidak sesuai Puskesmas Gekbrong dan Kepala Pus-
dengan hasil penelitian Supardi et al. kesmas Warungkondang beserta stahya
(1997) yang mendapatkan biaya obat yang telah membantu pelaksanaan pe-
berhubungan dengan tindakan pengobatan nelitian ini di wilayah kerjanya.
sendiri
Hubungan referensi dengan tindakan DAFTAR RUJUKAN
pengobatan sendiri yang sesuai dengan
aturan secara statistik tidak bermakna 1. Undang-undang Republik Indonesia
(lihat Tabel 5). Hal ini tidak sesuai dengan Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan.
penelitian Wibawa (1993) yang menya- Bab I, pasal 1.
takan referensi 6erhubungan dengan 2. Departemen Kesehatan RI. Pokok Prog-
tindakan pengobatan sendiri.'lO' tetapi ram dan Program Rencana Pembangunan
sesuai dengan hasil penelitian Supardi et Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010.
al. (1997) yang menunjukkan referensi Jakarta; 1999. p. 80-6.
tidak berhubungan dengan pernilihan
3. Rosenstock, Irwin M. The Health Belief
penggunaan obat atau obat tradisional ( 6 ) .
'
and Preventive Health Behavior. Health
. Education Monograph; 1974.2: 354.
SIMPULAN
4. Pusat Statistik Statistik Kesejahteraan
Berdasarkan h a i l penelitian dan Rakyat 1998. Jakarta: 1998
pembahasan, dapat ditarik kesimpulan
bahwa gambaran umum responden yang 5. Anderson, J.A. D. Historical Background to
melakukan pengobatan sendiri sesuai Self-care. Dalam Self Medication, JAD
dengan aturan adalah: 1) hanya 45,0% dari Anderson (eds). The Proceedings of
Workshop Self Care. London: MTP Press
responden yang melakukan pengobatan Limited Lancaster; 1979.p. 10-5.
sendiri sesuai dengan aturan, yaitu tepat
golongan obat, tepat obat, tepat dosis obat 6. Supardl, Sudtbyo. dkk. Laporan Pene-
dan lama penggunaan obat terbatas litian Faktor-faktor yang Meinpengaruhi
waktunya 2) sumber utama informasi obat Penggunaan Obat dan Obat Trahsi-
dari iklan obat di radio dan televisi, 3) onal dalam Pengobatan Sendiri di Pe-
persepsi terhadap keluhannya adalah "sakit desaan. Pusat Penelitian dan Pengemba-
ngan Farmasi, Badan Litbangkes, Jakarta;
ringan", 4) biaya pengobatan sendiri lebih
1997
murah daripada tarif puskesmas, 5) meng-
gunakan obat atas kemauan sendiri (tanpa 7. Holt, Gary A, Edwin L.Hal1. The Pros and
referensi). Faktor-faktor yang berhubungan Cons of Self-medication. Journal of
dengan tindakan pengobatan sendiri yang
I'engobatan Serldlrl yang Scwar detyan Aturan (Supardr ct al )

Pharmacy Technology: 1986 Septenlberl 15. Lwanga. SK. & S. Lemeshow. Sample
October: p. 2 13-8. S i a Deterrninatlon in Health Studies (a
practical manual), World Health Organr-
8. Khaldun, Syamsu. Faktor-faktor yang zntron: Geneva; 1991, p.50-1.
Berhubungan dengan Tindakan Ibu yang
Anak Balitanya Menderita Penyakit Batuk 16. Riono, Pandu. et al. Apikasi Hegresi Lo-
Pilek di Pedesaan Jatva Barat. Depok: gistik. Depok: Fakultas Kesehatan Masya-
Tcsis Program Studi Ilmu Kesehatan rakat Universitas Indonesia: 1992, p. 9- 12.
Masyarakat-UI; 1993, p. 57-71. 17. Direktorat Jenderal POM. Univ. Atmajaya
& WHO. Penggunaan Obat pa& Masya-
9. Zaky. Mohammad, dkk. Efektivitas dan raliat Perkotaan di Tiga Kota Besar di
Efisiensi Penggunaan Obat dalam Upaya Jawa. Jakarta: Departemen Kesehatan;
Pengobatan Sendiri pa& Ibu Rumah 1993
Tangga di Kelurahan Cibodasari Kota-
madya Tangerang. Depok: Slmpsi Jurusan 18. Sjamsuhidayat, SS, Nani Sukasediati.
Farmasi FMIPA-UI; 1998 On& Dwi Sanlpurno. Laporan Penelitian
Operasional Pengadaan Obat pa&
10. Wibawa, Tri. Pengaruh Promosi Obat di Posyadu. Jakarta: Pusat Penelitian dan
Media Massa terhadap Tingkat Pemakaian Pengembangan Fannasi Badan Litbangkes
Obat Bebas di Kelurahan Gunung Kentur, ; 1990
Paknnlaman, Kodya YogyakartaL
Yogyakarta: Skripsi Sarjana Kedokteran; 19. Mc Ewen, J. Self-medication in The
1993, p. 38-61. Context of Self-care: A review. Dalam:
Anderson, JAD (eds). Self-Medication.
11. Departemen Kesehatan. Sztrat Keputzlsan The Proceedngs of Work-shop on Self
Menteri Kesehatan Nomor 2780/A/SX/'71 Care. London : MTP Press Limited
tentang Kewajiban Pen-vertaan Brosur Lancaster; 1979. p. 95-1 11.
dalam Bahasa Indonesia padcr Penjualcrn
Obat Bebas & Obat Bebas Terbatas. 20. Reinstein, Jeron~eA. World-wide studies
Jakarta: Pasal 1. on self-medication : what do they show'?.
World Federation of Proprietary Med-
12. Departemen Kesehatan. Keputusan Mente- cine Manufacturers (WFPMM) 10"
ri Kesehatan Republik Indonesia Nomor General Assembly "Proceedng Self-
386/Menkes /SWIV/ I994 tentang Pedo- n~edca-tion Progress Built on Tradition",
man Periklanan Obat Bebas, Obat Tradi- Seoul, Oktober 16-18; 1991.
sional, Alat kesehatan, Kosmetika, Per-
bekalan Kesehatan Rumah Tangga dan 2 1. Greenhalgh, Trisha. Drug Prescription and
Makanan-minumnn; 1994. Bab umum. Self-Medication in Inda: An Exploratory
Survey. Social Science & Medicine; 1987.
13. Departemen Kesehatan RI. Kompendia 25: 307-18.
Obat Bebas. Direktorat Jendral Penga-
wasan Obat clan Makanan. Jakarta; 1996, 22. Non prescription Drug Manufacturers
Jilid: 1, 8, 11. Association Canada. Advertising: an
Important Role in Responsible Self-
14. Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur. Medication in Canada. Self-Medication
Profil Kesehatan Kabupaten Cianjur Tahun Digest, 1996; Oktober
1996. Cianjur; 1997

You might also like