Professional Documents
Culture Documents
Sudibyo ~ u ~ a r d iOndri
* , Dwi Sampumo*, Mulyono ~ o t o s i s w o ~ o * *
Abstract. Most o f health seeking behavior in the community is the practice oj*self~medicntion.
132e study has two aims: 1) to obtain description o f proper self-medication behavior in the
community, 2) to determine -factors related to the practice o f proper self-medication. This
study was a cross-sectional design at Wnrungkondang sub-district, Cianjur District. West
Java. Data collected .from 280 respondents by qtrestionaires in 1998. Respondents were
hou,sewive.s who were not health workers and tahng medicine .for their symptoms such as
jever, headache, common cold and cough during the last 2 weeks before the study. The
sampling method used was systematic random sampling. Sampling frame was defined as
housewives who bought medicine fkom surrounding retailer (warung). The .finding of this
study regarding the factors related to the practice of proper self-medication are level of
knowledge a i d occupation, while description of'proper .self-medicationbehclvior as .follows:
a) only 45,0% of respondents practiced proper selfimedication, in term of proper
classification medicine, proper type of'medicine, dosage and duration of'medication, b) most
of them got the information about over the counter drugs for self-medicationfrom electronic
media, c) they perceived the symptoms as a mild health problem, d) they paid medicine
cheaper than .fee of health center, e) the), decided to take medicine on their own will (no
references).
6 1,88% di pedesaan. Sisanya mencari pe- ~ebas""~'. yang berisi antara lain: I ) iklan
ngobatan ke puskesmas, paramedis, dokter obat hendaknya bermanfaat bagi mas-
praktik, rumah sakit, balai pengobatan, pe- yarakat untuk pemilihan penggunaan obat
ngobat tradisional, dan lain-lain. Persentase bebas secara rasional, 2) informasi me-
terbesar penduduk yang melakukan pengo- ngenai produk obat dalam iklan tidak me-
batan sendiri dengan menggunakan obat nyesatkan, yaitu informasi obat harus jujur,
(91,04% di perkotaan dan 86,93% di pede- akurat, bertanggungjawab, serta tidak bo-
saan), sisanya menggunakan obat tradi- leh memanfaatkan kekhawatiran mas-
sional atau cara tradisional (4'. yarakat akan suatu masalah kesehatan, 3)
iklan obat harus mencantumkan spot pe-
Pengobatan sendiri dalam tulisan ini
adalah penggunaan obat oleh masyaraliat ringatadperhatian sebagai berikut (baca
aturan pakai, jika sakit berlanjut hubungi
untuk tujuan pen obatan sakit tanpa resepl
nasehat dokter '5.
Pengobatan sendiri u- dokter).
mumnya menggunakan obat dari warung Kemudlan berdasarkan peraturan
di sekitarnya (6'. Keuntungan pengobatan yang ada, Direktorat Jenderal Pengawasan
sendiri antara lain aman, bila digunakan Obat dan Makanan Depkes (sekarang
sesuai dengan aturan, efektif untuk meng- Badan POM) menerbitkan buku Kom-
hilangkan keluhan (80% keluhan sakit pendia Ohat Bebas sebagai pedoman mas-
bersifat self-limltiizg), efisiensi biaya, efi- yarakat melakukan pengobatan sendiri
siensi waktu, ikut berperan dalam meng- dengan kriteria: 1) tepat golongan, yaitu
ambil keputusan terapi, dan meringankan menggunakan golongan obat bebas atau
obat bebas terbatas, 2 ) tepat obat, yaitu
beban pemerintah dalam keterbatasan
sesuai antara keluhan dengan indikasi obat,
jurnlah tenaga dan sarana kesehatan di 3) tepat dosis, yaitu sesuai antara takaran
masyarakat (7'. dengan umur, 4) l a m pengobatan terba-
Hasil penelitian sebelumnya menun- tas, bila sakit berlanjut harus menghubung
jukkan beberapa variabel yang berhubu- tenaga medis (I3'.
ngan dengan tindakan pengobatan sendiri Masalah penelitian dapat dirurnus-
adalah pendidikan, pekerjaan, persepsi kansebagai berikut, pertama, berdasarkan
sakit pengetahuan tentang pengobatan empat kriteria tersebut, ternyata hanya
sendiri ('), biaya obat (6'7 sikap terhadap pe- 46,1% ibu-ibu yang melakukan pengo-
ngobatan sendiri, dan nasehat orang lain batan sendiri yang sesuai dengan aturan di
(referensi) 'lo'. Dalam upaya mendukung Kecamatan Tanjung Bintang, Larnpung
pengobatan sendiri di masyarakat, peme- Selatan '6). Pengobatan sendiri yang tidak
rintah telah membuat peraturan tentang sesuai dengan aturan, selain dapat mem-
"Kewajzban Penyertaan Brosur Dalam bahayakan kesehatan juga pemborosan
Bahasa Indonesia " ("I. Dalam peraturan waktu dan biaya karena harus melanjutkan
tersebut dinyatakan semua obat bebas upaya pencarian pengobatan.
wajib mencanturnkan keterangan yang ber- Kedua, Propinsi Jawa Barat mem-
isi tentang kandungan zat berkhasiat, in- punyai angka pengobatan sendiri tebesar
dikasi, cara penggunaan, dosis, dan per- dan angka penggunaan obat terbesar diban-
nyataan lain yang diperlukan pada kema- dingkan provinsi lain di Pulau Jawa "'.
sannya. Pengobatan sendiri yang sesuai Salah satu kabupaten di Propinsi Jawa
dengan aturan adalah apabila cara meng- Barat adalah Kabupaten Cianjur yang
gunakan obat sesuai dengan keterangan memilih rasio jumlah penduduk per apo-
yang tercantum pada kernasannya. tek dan rasio jwnlah penduduk per toko
obat berizin cukup besar sehingga diduga
Pemerintah juga telah membuat pera- merniliki banyak warung yang menjual
uran tentang "Pedoman Periklanan Obat obat (I4'.
Pengobatan Scndiri yang Sesuai dengan Aturan (Supardi et al.)
% PENGOBATAN SENDIRI
SUMBER UTAMA SESUAI
'IDAK TOTAL
INFORMASI OBAT ATURAN SESUAI (n=280)
(n=126) (n=154)
Media elektronika 44,4 50.6 47,8
Tetangga 19,4 23,l 21,4
Penjual obat 19,4 9,o 13,7
Kemasan obat 11,2 14,2 12,8
Keluarga 3,2 1,9 23
Media cetakl poster 2,4 1.2 1,8 '
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Pengetahuan
% Pekerjaan ibu
- Tidak bekerja 0,002 Uji X-2
- Bekerja Bermakna
Uji-t
Rerata skor pengetahuan 0,045
Bermakna
uji-t
Rerata skor sikap
0793 Tak bermakna
% Persepsi sakit
- Tidak ringan 0,235 Uji X-2
- Ringan Tak bermakna
Penyobatan Sendiri yang Sesuai dengan Aturnn (Supardi et al.)
ngan aturan adalah bekerja (54,1%), te- dan tindakan pengobatan sendiri yang se-
tapi yang tidak sesuai dengan aturan tidak suai dengan aturan secara statistik tidak
bekeria (62,1%). Hubungan antara peker- bermakna (p>0,05).
jaan ;esponden dan tindakan pengobatan Sebelum analisis regresi logistik gan-
sendiri yang sesuai dengan aturan secara da terlebih dahulu dilakukan uji korelasi
statistik bermakna (p<0,05). antar variabel independen. Hasil uji kore-
Rerata jumlah skor pengetahuan res- lasi menunjukkan tidak ada korelasi yang
ponden yang melakukan pengobatan sendi- cukup erat antar variabel independen (tidak
ri sesuai dengan aturan (3,96) lebih besar ada koliniaritas), sehingga dapat dilanjut-
dari pada yang tidak sesuai dengan aturan kan untuk uji regresi ganda Sebagai
(3,56). Hubungan antara tingkat pengeta- prediktor untuk uji regresi ganda, dipilih
hum dan tindakan pengobatan sendiri yang variabel independen dengan kemaknaan 5
sesuai dengan aturan secara statistik ber- 0,25 yaitu; pendidikan, pekerjaan dan pe-
makna (p<0,05). ngetahuan tentang pengobatan sendiri.
Rerata jurnlah skor sikap responden Tabel 6. menunjukkan hasil analisis
yang melakukan pengobatan sendiri sesuai regresi logistik ganda Metoda Backward
dengan aturan (16,76) lebih kecil daripada terhadap semua variabel yang diduga ber-
yang tidak sesuai dengan aturan (17,lO). hubungan dengan tindakan pengobatan
Hubungan antara skor sikap dan tindakan sendiri. Secara bersama-sama pengetahuan
pengobatan sendiri yang sesuai dengan tentang pengobatan sendiri dan pekerjaan
aturan secara statistik tidak berrnakna berhubungan bemakna dengan tindakan
pengobatan sendiri yang sesuai dengan
(~>0705). aturan. Berdasarkan nilai Wald, dapat di-
Persentase terbesar responden yang ambil kesimpulan bahwa hubungan antara
melakukan pengobatan sendiri sesuai de- ada pekerjaan dan tindakan pengobatan
ngan aturan mempunyai persepsi sakit sendiri yang sesuai dengan aturan lebih
ringan (79,8%), hampir sama dengan yang kuat daripada hubungan antara pengeta-
tidak sesuai dengan aturan sebesar huan tentang pengobatan sendiri dan tin-
(73,7%). Hubungan antara persepsi sakit dakan pengobatan sendiri yang sesuai de-
dan tindakan pengobatan sendiri sesuai de- ngan aturan. Nilai OR pekerjaan = 2,12
ngan aturan secara statistik tidak berrnakna menunjukkan tindakan pengobatan sendiri
(~>0,05). pada ibu yang bekerja mempunyai ke-
Persentase terbesar responden yang mungkinan 2,12 kali sesuai dengan aturan
melakukan pengobatan sendiri sesuai daripada ibu yang tidak bekerja.
dengan aturan mengeluarkan biaya obat Model persamaan statistik yang
sampai dengan Rp1.000,- (89,0%), hampir didapat dari hubungan tersebut adalah:
sama dengan yang tidak sesuai dengan
aturan sebesar (91,3%). Hubungan antara
biaya obat dan tindakan pengobatan sendiri Ln p = - 0,9321 + 0,0987 Pengetahuan +
sesuai dengan aturan secara statistik tidak 0,7502 Pekerjaan
berrnakna (p>0,05).
Persentase terbesar responden yang Keterangan :
melakukan pengobatan sendiri sesuai
dengan aturan tidak ada referensi atau
referensinya diri sendiri (77,4%), hampir p = probabilitas tindakan pengobatan
sama dengan yang tidak sesuai dengan sendiri sesuai dengan aturan
aturan (85,3%). Hubungan antara referensi
BuI. I'enel. Kesehatan. Vo1.30. No. I . 2002: 1 1 - 2 1
Tabel 6. Hasil Uji Regresi Logistik Ganda Metode Backward Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Tindakan Pengobatan Sendiri yang Sesuai dengan
Aturan, Cianjur 1998.
-- ---- - --.- - - . -- - - --
VARIABEL B WALD P OR 95%~1--
Pekerjaan 0,7502 9,3075 0.002 2.12 1,30-3,43
Pengetahuan 0,0987 2,73 11 0,098 1.10 1.01-1.24
Konstanta -0,932 1 10.436 0.00 1
2 LLH = 384.49
Pro babilitas tindakan pengobatan sendiri Persentase terbesar responden meng-
sesuai dengan aturan meningkat bila res- gunakan obat dengan dosis sekali dan
ponden memiliki pengetahuan tinggi ten- sehari pakai sesuai dengan umumya (lihat
tang pengobatan sendiri dan memiliki pe- Tabel I .) antipiretikalanalgetika '21). Hal
kerjaan. ini mungkin karena keluhan terbesar
adalah d e m d s a k i t kepala sehingga hanya
membutuhkan obat antipiretikahm.lgetika
PEMBAHASAN
dengan dosis 1 tablet sekali makan.
Persentase terbesar responden meng-
Persentase terbesar lama yengobatan
gunakan obat yang termasuk golongan
sendiri yang dilakukan responden adalah
obat bebas, sehingga sesuai dengan aturan
(lihat Tabel 1). S u r ~ asebelumnya
i menun- sesuai dengan aturan (I~hatTabel 1). Me-
numt survai sebelumnya menunjukkan
jukkan golongan dbat yang digunakan
responden dalam pengobatan sendiri ada- bahwa lama pengobatan sendiri terbanyak
lah: 56,26% obat bebas terbatas, 3 1.27% antara 1 s.d. 4 hari, rata-rata 3 hari, se-
obat bebas, dan 9.83% obat keras "". hingga tidak melewati batas lama peng-
obatan sendiri '@.
Persentase terbesar responden meng-
Responden yang melakukan tindakan
gunakan obat yang termasuk kelas terapi
obat yang sesuai dengan keluhannya (lihat pengobatan sendiri yang sesuai dengan
Tabel 1.). Survai sebelumnya menunjuk- aturan hanya 45.0% (lihat Tabel 1). Peng-
kan kelas terapi rang banyak digunakan di obatan sendiri yang sesuai dengan aturan
masyarakat berdasarkan urutan terbanyak di Kabupaten Cianjur lebih kecil daripada
adalah obat pilek, antipiretildanalgetika ibu-ibu di Kabupaten Lampung Selatcan
obat kulit dan obat batuk "'). Sebanyak yang mendapatkan angka 46,1?'0,'~'d m di
50% obat yang digunakan dalam pengo- Kota Tangerang sebesar 55,2%.'9'
batan sendiri termasuk kelompok antipire- Persentase terbesar responden yang
t i k d a n a ~ ~ e t i k ~terutama
"~' digunakan un- melakukan pengobatan sendiri sesuai
tuk mengatasi keluhan pilek, s d i t pung- dengan aturan mendapat informasi obat
gung, sakit kepala dan menstruasi '*"). dari media eleh%ronika, yaitu dari iklan
Sedangkan Greenhalgh, mendapatkan obat di radio dan atau TV (lihat Tabel 2).
dari 2400 orang yang melakukan peng- Hasil ini hampir tidak berbeda dengan
obatan sendiri, ternyata obat yang paling peneljtian sebelurnny~ yang menyatakan
banyak digunakan berdasarkan urutan informasi obat yang utama bagi masya-
terbesar adalah vitamin, antipiretikd anal- rakat desa di Kabupaten Lampung Sela-
getika dan antiinfeksi, sebaliknya obat "'
tan,'6' dan Kota Tangerang adalah iklan
yang banyak ditulis dalam resep dokter obat di radio dan televisi. Sebanyd 71%
adalah antiinfeksi, vitamin, dan antipi- penduduk Canada mempercayai bahwa
retikahalgetika (21'. iklan obat di media massa dapat memban-
Palgobatan Sendiri yang Sesuai de~yanAturan (Supardi et al.)
Pharmacy Technology: 1986 Septenlberl 15. Lwanga. SK. & S. Lemeshow. Sample
October: p. 2 13-8. S i a Deterrninatlon in Health Studies (a
practical manual), World Health Organr-
8. Khaldun, Syamsu. Faktor-faktor yang zntron: Geneva; 1991, p.50-1.
Berhubungan dengan Tindakan Ibu yang
Anak Balitanya Menderita Penyakit Batuk 16. Riono, Pandu. et al. Apikasi Hegresi Lo-
Pilek di Pedesaan Jatva Barat. Depok: gistik. Depok: Fakultas Kesehatan Masya-
Tcsis Program Studi Ilmu Kesehatan rakat Universitas Indonesia: 1992, p. 9- 12.
Masyarakat-UI; 1993, p. 57-71. 17. Direktorat Jenderal POM. Univ. Atmajaya
& WHO. Penggunaan Obat pa& Masya-
9. Zaky. Mohammad, dkk. Efektivitas dan raliat Perkotaan di Tiga Kota Besar di
Efisiensi Penggunaan Obat dalam Upaya Jawa. Jakarta: Departemen Kesehatan;
Pengobatan Sendiri pa& Ibu Rumah 1993
Tangga di Kelurahan Cibodasari Kota-
madya Tangerang. Depok: Slmpsi Jurusan 18. Sjamsuhidayat, SS, Nani Sukasediati.
Farmasi FMIPA-UI; 1998 On& Dwi Sanlpurno. Laporan Penelitian
Operasional Pengadaan Obat pa&
10. Wibawa, Tri. Pengaruh Promosi Obat di Posyadu. Jakarta: Pusat Penelitian dan
Media Massa terhadap Tingkat Pemakaian Pengembangan Fannasi Badan Litbangkes
Obat Bebas di Kelurahan Gunung Kentur, ; 1990
Paknnlaman, Kodya YogyakartaL
Yogyakarta: Skripsi Sarjana Kedokteran; 19. Mc Ewen, J. Self-medication in The
1993, p. 38-61. Context of Self-care: A review. Dalam:
Anderson, JAD (eds). Self-Medication.
11. Departemen Kesehatan. Sztrat Keputzlsan The Proceedngs of Work-shop on Self
Menteri Kesehatan Nomor 2780/A/SX/'71 Care. London : MTP Press Limited
tentang Kewajiban Pen-vertaan Brosur Lancaster; 1979. p. 95-1 11.
dalam Bahasa Indonesia padcr Penjualcrn
Obat Bebas & Obat Bebas Terbatas. 20. Reinstein, Jeron~eA. World-wide studies
Jakarta: Pasal 1. on self-medication : what do they show'?.
World Federation of Proprietary Med-
12. Departemen Kesehatan. Keputusan Mente- cine Manufacturers (WFPMM) 10"
ri Kesehatan Republik Indonesia Nomor General Assembly "Proceedng Self-
386/Menkes /SWIV/ I994 tentang Pedo- n~edca-tion Progress Built on Tradition",
man Periklanan Obat Bebas, Obat Tradi- Seoul, Oktober 16-18; 1991.
sional, Alat kesehatan, Kosmetika, Per-
bekalan Kesehatan Rumah Tangga dan 2 1. Greenhalgh, Trisha. Drug Prescription and
Makanan-minumnn; 1994. Bab umum. Self-Medication in Inda: An Exploratory
Survey. Social Science & Medicine; 1987.
13. Departemen Kesehatan RI. Kompendia 25: 307-18.
Obat Bebas. Direktorat Jendral Penga-
wasan Obat clan Makanan. Jakarta; 1996, 22. Non prescription Drug Manufacturers
Jilid: 1, 8, 11. Association Canada. Advertising: an
Important Role in Responsible Self-
14. Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur. Medication in Canada. Self-Medication
Profil Kesehatan Kabupaten Cianjur Tahun Digest, 1996; Oktober
1996. Cianjur; 1997