You are on page 1of 13

PERILAKU BIAYA SUMBER DAYA MANUSIA DAN PENGARUHNYA PADA KINERJA

PERUSAHAAN
(Studi Kasus Pada Perusahaan Industri Bahan Baku Kemasan Terbuka)

Retno Ryani Kusumawati


Dosen Bidang Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Banten

ABSTRACT
This study aims to describe the human resource’s behavior cost and the effect of human resourc’s
cost to the company’s performance. The cost of human resource is the cost that issued by the company
to pay the human resources itself, such as salary, allowance, and welfare facility. This had been
measured by using company’s financial data.
By using regression method, human resource’s behavior cost being analyzed by the number of
employees and production. This study shows that the pattern of human resource’s behavior cost
decreased from left to right, which means the higher the human resource’s cost, the less the number of
the employees. As for the amount of production, it’s tend to be flat. This could means the pattern of
human resource’s behavior cost couldn’t support the existing theories.
This study continued to find the correlation of human resource’s cost with the company
performance. The results show that human resource’s cost didn’t have any effect to the company’s
performance, such as productivity and profitability, but it did have a positive effect to bankruptcy, that is
the bigger the human resource’s cost, the smaller the level of company’s bankruptcy.
Then, to give another evidence, classification of 19 components of human resource’s cost was
done by using cluster analysis. All the components had been classified to 4 groups, such as basic salary
& medication, allowance & welfare facility, income tax and bonus. The 4 groups are the independent
variable and along with the dependent variable, such as productivity, profitability, and bankcruptcy, are
being measured to find a correlation between each of them using stepwise regression. The results
showed that Basic Salary & Medication could be used to predict Human Resource’s Productivity, as for
Income Tax and Allowance & Welfare Facility could be used to predict the Profitability, and as for
Allowance & Welfare Facility could be used to predict Bankcruptcy. All of the 4 independent variables
along with the 3 dependent variables are being correlated using canonical analysis, the results showed
that Productivity, Profitability, and Bankcruptcy Prediction had a high correlation to Basic Salary &
Medication and Allowance & Welfare Facility.
Therefore, this study concluded that not all components of human resource’s cost could
give a postive effect to company’s performance.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan perilaku biaya sumber daya manusia dan pengaruh
biaya sumber daya manusia pada kinerja perusahaan. Biaya sumber daya manusia adalah biaya yang
dikeluarkan perusahaan untuk membiayai sumber daya manusianya, yaitu berupa gaji, tunjangan, dan
fasilitas kesejahteraan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan data keuangan perusahaan.
Dengan menggunakan metode regresi dianalisis perilaku biaya sumber daya manusia dengan
jumlah karyawan dan produksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola perilaku biaya sumber daya
manusia menurun dari kiri ke kanan yang berarti semakin tinggi biaya sumber daya manusia, semakin
sedikit permintaan jumlah sumber daya manusianya. Sedangkan dengan jumlah produksi cenderung
datar. Artinya pola perilaku biaya sumber daya manusia tidak dapat mendukung teori yang ada.
Pengujian dilanjutkan guna mencari hubungan biaya sumber daya manusia dengan kinerja

1
perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya sumber daya manusia tidak mempunyai
pengaruh terhadap kinerja perusahaan, yaitu produktivitas dan profitabilitas, tetapi mempunyai pengaruh
positif pada kebangkrutan usaha, yaitu semakin besar biaya sumber daya manusia maka semakin kecil
tingkat kebangkrutan usahanya.
Kemudian untuk membuktikan lebih lanjut, dilakukan pengklasifikasian 19 komponen biaya
sumber daya manusia dengan menggunakan analisis cluster menjadi 4 kelompok, yaitu gaji pokok &
pengobatan, tunjangan & fasilitas kesejahteraan, pajak penghasilan dan bonus. Empat kelompok tersebut
dijadikan variabel independen dan diuji hubungannya dengan variabel dependen produktivitas,
profitabilitas, dan kebangkrutan usaha satu-persatu dengan menggunakan stepwise regression dan
hasilnya Gaji Pokok & Pengobatan dapat dijadikan prediksi Produktivitas Sumber Daya Manusia, Pajak
Penghasilan, dan Tunjangan & Fasilitas Kesejahteraan dapat dijadikan prediksi profitabilitas usaha dan
Tunjangan & Fasilitas Kesejahteraan dapat dijadikan prediksi kebangkrutan usaha. Secara bersama-
sama keempat variabel independen dihubungkan dengan ketiga variabel dependen, dengan
menggunakan analisis canonical, maka baik produktivitas, profitabilitas, dan prediksi kebangkrutan
usaha mempunyai korelasi tinggi dengan gaji pokok & pengobatan dan tunjangan & fasilitas
kesejahteraan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak semua komponen biaya sumber daya manusia
dapat memberikan nilai tambah bagi peningkatan kinerja perusahaan.

PENDAHULUAN didefinisikan bahwa semua kebutuhan minimum


pekerja dan keluarganya harus dapat terpenuhi
Latar Belakang secara layak. Dengan demikian, tujuan pemberian
upah minimum harus dapat menjamin
Kebijakan upah minimum telah menjadi
penghasilan karyawan sehingga tidak lebih
isu penting dalam masalah ketenagakerjaan. Isu
rendah dari suatu tingkat tertentu, meningkatkan
ini dirasa semakin penting seiring dengan
produktivitas pekerja dan mengembangkan dan
berkembangnya industrialisasi khususnya di
meningkatkan perusahaan dengan cara-cara
Indonesia. Isu ini berdampak pada peningkatan
produksi yang lebih efisien.
taraf hidup segolongan masyarakat, khususnya
masyarakat golongan ekonomi menengah ke atas. Penekanannya di sini adalah keuntungan
Di sisi lain ada pendapat yang menyatakan bahwa perusahaan ditingkatkan melalui cara produksi
industrialisasi tidak memberikan dampak yang lebih baik dan peningkatan produktifitas
signifikan terhadap kehidupan karyawan atau karyawan, di mana di dalamnya terkandung unsur
sumber daya manusia, padahal sumber daya keseimbangan antara beban kerja dan tingkat
manusia inilah yang memberikan kontribusi upah.
paling besar terhadap perkembangan sebuah
Perkembangan di bidang akuntansi pun
industri.
saat ini telah mengalami kemajuan yang cukup
Paradigma lama industrialisasi sudah tidak pesat, saat ini akuntansi dituntut untuk lebih
relevan lagi digunakan saat ini. Paradigma memberikan kontribusi yang positif terhadap para
sumber daya manusia sebagai faktor produksi pemakai dan penggunanya. Pihak-pihak yang
dan merupakan sumber utama efisiensi berkepentingan diantaranya investor dan kreditor
perusahaan melalui penghematan Biaya Sumber menggunakan akuntansi sebagai sumber
Daya Manusia tidak akan mampu menjamin informasi utama untuk pengambilan keputusan
industri tersebut dapat berjalan secara mereka. Karena itu, agar kepentingan mereka
berkesinambungan (going concern). Hal ini bisa terpenuhi, informasi yang disajikan dalam
membuat posisi tawar karyawan menjadi lebih laporan keuangan harus mencakup penjabaran
tinggi dan memaksa pengusaha untuk duduk yang lengkap. Dengan demikian, investor dan
bersama dalam merumuskan besaran upah. kreditor dapat mengandalkan laporan keuangan
Paradigma baru yang memandang sebuah untuk pengambilan keputusan mereka. Terkait
industri sebagai kesatuan sistem yang harus erat dengan paradigma baru tersebut, sudah
saling menunjang, menekankan perlunya selayaknya Perusahaan merumuskan kebijakan
memasukkan unsur kesejahteraan di dalam Biaya Sumber Daya Manusia yang berkeadilan
komponen upah. Kesejahteraan disini
2
sekaligus menjaga tingkat keuntungan keputusan penyediaan anggaran secara
perusahaan dalam jangka panjang. berkala yang secara langsung mencerminkan
kebijakan manajemen puncak mengenai
jumlah maksimum yang diizinkan untuk
Rumusan Masalah
dikeluarkan dan tidak dapat menggambarkan
1. Bagaimana perilaku biaya sumber daya
hubungan yang optimum antara masukan
manusia jika dihubungkan dengan jumlah
dan keluaran (yang diukur dengan volume
sumber daya manusia dan jumlah produksi
penjualan, jasa, atau produk).
perusahaan?
2. Biaya variabel
2. Seberapa jauh peranan biaya sumber daya
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah
manusia di dalam menentukan kinerja
totalnya berubah sebanding dengan
perusahaan?
perubahan volume kegiatan (Mulyadi,
1994). Biaya variabel menjadi dua, yaitu
engineered variable costs dan discretionary
TINJAUAN PUSTAKA
variable costs. Engineered variable costs
merupakan biaya yang memiliki hubungan
Konsep Biaya
fisik tertentu dengan ukuran kegiatan
Istilah biaya bisa diartikan bermacam- tertentu. Sedangkan, discretionary variable
macam dan pengertiannya dapat berubah-ubah costs berubah sebanding dengan perubahan
tergantung pada bagaimana biaya tersebut volume kegiatan karena manajemen
digunakan. Gudono (1993) mengklasifikasikan memutuskan demikian.
biaya ke dalam lima, yaitu klasifikasi fungsional, 3. Biaya semi variabel
klasifikasi berdasarkan keterkendalian biaya, Biaya semi variabel memiliki beberapa
klasifikasi berdasarkan relevansi, klasifikasi karakteristik menurut Supriyono (1999),
berdasarkan hubungan dengan objek biaya, dan yaitu jumlah totalnya berubah sesuai dengan
klasifikasi berdasarkan perilaku. Penelitian ini perubahan volume kegiatan dan biaya semi
berfokus pada klasifikasi biaya berdasarkan variabel per satuan berubah terbalik
perilaku. Perilaku itu sendiri adalah reaksi biaya dihubungkan dengan volume kegiatan tetapi
terhadap perubahan volume kegiatan bisnis. sifatnya tidak sebanding.
Sesuai dengan perilakunya, biaya dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu biaya Penentuan Pola Perilaku Biaya
variabel, biaya tetap, dan biaya semi variabel.
Dalam menjelaskan perilaku biaya, rentang
Pengelompokkan tersebut didasarkan atas reaksi
waktu dan rentang kapasitas yang relevan
atau perubahan jumlah total cost, bukan rata-
seharusnya dinyatakan secara spesifik. Karena
ratanya sebagai akibat perubahan volume
periode waktu, biaya tetap bisa mengalami
kegiatan. Berikut adalah penjelasan masing-
perubahan meskipun tidak ada perubahan volume
masing macam biaya.
kegiatan dan biaya tersebut masih digolongkan
1. Biaya tetap biaya tetap. Hal yang sama dapat terjadi pada
Mulyadi (1990) menyatakan bahwa biaya biaya variabel.
tetap adalah biaya yang jumlah totalnya
Dalam penentuan perilaku suatu biaya,
tetap dalam kisar perubahan volume
periode waktu harus dinyatakan secara spesifik,
kegiatan tertentu. Biaya tetap per satuan
dianggap tertentu dan tidak boleh mempengaruhi
berubah dengan adanya perubahan volumen
jumlah biaya yang dianalisis. Yang dilihat adalah
kegiatan. Biaya tetap atau biaya kapasitas
kaitan langsung antara total biaya dan volume
merupakan biaya untuk mempertahankan
kegiatan. Yang dimaksud rentang relevan adalah
kemampuan beroperasi perusahaan pada
batas-batas volume kegiatan atau rentang
kapasitas tertentu. Biaya tetap dipisahkan
kegaitan di mana biaya tetap tidak bereaksi atas
menjadi Committed Fixed Cost dan
perubahan volume kegiatan.
Discretionary Fixed Costs (Mulyadi, 1994).
Committed Fixed Cost merupakan biaya- Analisis yang lebih mendalam untuk
biaya yang tetap dikerluarkan jika menemukan adanya dua jenis biaya variabel,
seandainya perusahaan tidak melakukan yaitu proportionate variable cost dan step
kegiatan sama sekali dan akan kembali ke variable cost. Proportionate variable cost adalah
kegiatan normal. Sedangkan, Discretionary biaya variabel yang berubah sebanding langsung
Fixed Costs adalah biaya yang timbul dari dengan perubahan volume kegiatan. Sedangkan,
3
dalam step variable cost, setiap perubahan
volume kegiatan tidak selalu secara langsung
Kinerja Perusahaan
mengakibatkan perubahan biaya variabel.
Kinerja keuangan adalah gambaran kondisi
keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu
Pengukuran Biaya Sumber Daya Manusia
baik menyangkut aspek penghimpunan dana
Terdapat dua cara untuk mengukur biaya maupun penyaluran dana, yang biasanya diukur
melalui akuntansi sumber daya manusia sebagai dengan indikator kecukupan modal, likuiditas,
biaya historis (historical cost) atau sebagai biaya dan profitabilitas (Jumingan, 2006:239). Kinerja
pengganti (replacement cost). Pendekatan biaya keuangan perusahaan merupakan prestasi yang
historis paralel dengan praktek akuntansi yang dicapai perusahaan dalam suatu periode tertentu
berlaku. Orang-orang dinilai berdasarkan biaya yang mencerminkan tingkat kesehatan
perolehan aktualnya. Hal ini berarti menelusuri perusahaan tersebut (Sutrisno, 2009:53). Kinerja
semua biaya yang berkaitan dengan rekrutmen, keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan
seleksi, pengangkatan, orientasi, serta pelatihan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan
dan pengembangan, biaya-biaya tidak langsung telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-
juga dapat dimasukkan. Dua tipe dasar biaya aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan
historis adalah biaya perolehan (acquisition cost) benar. Kinerja perusahaan merupakan suatu
dan biaya belajar (learning cost), dan setiap gambaran tentang kondisi keuangan suatu
jenisnya meliputi baik pengeluaran langsung dan perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat
yang dapat dilihat wujudnya, dan juga biaya tidak analisis keuangan, sehingga dapat diketahui
langsung yang lebih tidak begitu kelihatan mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu
wujudnya. Konsep biaya historis ini memerlukan perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja
penjumlahan segenap biaya yang dihubungkan dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting
dengan suatu investasi dalam sumber daya agar sumber daya digunakan secara optimal
manusia, lalu mendepresiasikan investasi ini dalam menghadapi perubahan lingkungan
sepanjang waktu. Dengan demikian, biaya (Fahmi, 2011:2).
perputaran karyawan akan lebih diukur secara
lebih komprehensif karena memasukkan segenap
Pengukuran Kinerja Keuangan
biaya yang dikeluarkan dalam perolehan dan
pengembangan karyawan, dan tidak hanya biaya Kinerja keuangan perusahaan berkaitan
penggantian mereka belaka. erat dengan pengukuran dan penilaian kinerja.
Pengukuran kinerja (performing measurement)
Financial Accounting Standards Board
adalah kualifikasi dan efisiensi serta efektivitas
(FASB) dalam Statement of Financial
perusahaan dalam pengoperasian bisnis selama
Accounting Concepts (SFAC) No. 5,
periode akuntansi. Adapun penilaian kinerja
“Recognition and Measurement in Financial
menurut Srimindarti (2006:34) adalah penentuan
Statements of Business Enterprises”
efektivitas operasional, organisasi, dan karyawan
mendefinisikan pengakuan (recognition) sebagai
berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang
berikut: “Recognition is the process of formally
telah ditetapkan sebelumnya secara periodik.
recording or incorporating an item into the
Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk
financialstatements of an entity as an asset,
melakukan perbaikan di atas kegiatan
liability, revenue, expense, or the like. A
operasionalnya agar dapat bersaing dengan
recognized item is depictedin both words and
perusahaan lain. Analisis kinerja keuangan
numbers, with the amount included in the
merupakan proses pengkajian secara kritis
statements totals”. Sumber daya manusia harus
terhadap review data, menghitung, mengukur,
memenuhi kriteria pengakuan (recognition) yang
menginterprestasi, dan memberi solusi terhadap
ada dalam Statement of Financial Accounting
keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu.
Concepts (SFAC) No. 5, “Recognition and
Measurement in Financial Statements of Business Banyak metode yang telah dikembangkan
Enterprises’ untuk dapat disajikan sebagai untuk melakukan pengukuran kinerja seorang
elemen laporan keuangan. Kriteria pengakuan pegawai. Dalam manajemen tradisional, ukuran
tersebut adalah definisi (definitions), keterukuran kinerja yang biasa digunakan adalah ukuran
(measurability), relevansi (relevance), dan keuangan, karena ukuran keuangan ini mudah
keandalan (reliability). dilakukan. Kinerja lain, seperti peningkatan
kepercayaan customer terhadap layanan jasa
4
perusahaan, peningkatan kompetensi dan perilaku Biaya Sumber Daya Manusia yaitu
komitmen personal, kedekatan hubungan Jumlah Sumber Daya Manusia (X1) dan produksi
pegawai dengan pemasok, dan peningkatan cost (X2) sebagai variabel independen dan Biaya
effectiveness proses bisnis digunakan untuk Sumber Daya Manusia sebagai variabel dependen
melayani customer, diabaikan oleh manajemen (Y). Sedangkan untuk kinerja perusahaan,
karena sulit pengukurannya. variabel-variabel yang mendukung proses
kalkulasi sebagai variabel dependen (X).
Penilaian dengan pengukuran kinerja
Sedangkan Biaya Sumber Daya Manusia diambil
tradisional berdasarkan kinerja keuangan atau
sebagai variabel independen (Y).
yang biasa disebut pengukuran kinerja tradisional
menekankan pengukuran kinerja perusahaan Kinerja perusahaan terdiri dari
melalui perhitungan rasio-rasio keuangan produktivitas (Y1), profitabilitas (Y2) dan prediksi
menurut (Horne dan Wachowicz, 1997) yaitu: kebangkrutan usaha (Y3). Biaya-Biaya Sumber
1. Rasio Likuiditas, merupakan rasio yang Daya Manusia terdiri gaji pokok, tunjangan
digunakan untuk mengukur perusahaan manajemen/operasi, tunjangan shift, lembur,
untuk memenuhi kewajiban jangka tunjangan pajak penghasilan (PPh) 21, tunjangan
pendeknya. transport, tunjangan perumahan, iuran pensiun,
2. Rasio Utang, yaitu rasio yang menunjukkan iuran BPJS, asuransi jiwa, tunjangan cuti,
batasan dimana perusahaan didanai oleh makanan dan minuman, pakaian kerja,
utangnya. pengobatan, rekreasi dan olah raga, penerimaan
3. Rasio Pencakupan, merupakan rasio yang dan pelepasan karyawan, listrik, telepon, air dan
menghubungkan biaya keuangan perusahaan gas, biaya sumber daya lainnya serta bonus.
dengan kemampuan untuk membayar biaya
tersebut. Sumber Data Penelitian
4. Rasio Aktivitas, yaitu rasio yang mengukur
Data Biaya Sumber Daya Manusia dan
keefektifan perusahaan dengan
kinerja keuangan perusahaan yang digunakan
menggunakan aktiva yang dimilikinya.
dalam penelitian ini sepenuhnya diolah dari data-
5. Rasio Laba, merupakan rasio yang
data yang diperoleh dari perusahaan dan laporan
menghubungkan laba dengan penjualan dan
keuangan perusahaan.
investasi.
Menurut Anthony dan Govindarajan Metode Pengumpulan Data
(2003), mengandalkan aspek finansial saja tidak
Data yang digunakan dalam penelitian ini
cukup, bahkan bisa jadi tidak berguna karena
adalah berasal dari dokumentasi, observasi,
beberapa alasan, yaitu:
wawancara dan studi kepustakaan.
1. Hal itu mendorong kegiatan jangka pendek
yang tidak termasuk kepentingan jangka Metode Analisis
panjang perusahaan. Analisis Cluster
2. Manajer unit bisnis mungkin tidak Analisis cluster digunakan untuk
melakukan tindakan yang berguna untuk mereduksi objek-objek dalam satu kelompok
jangka panjang, untuk memperoleh laba yang memiliki kemiripan karakteristik tertentu
jangka pendek. dan dapat dipisahkan dari kelompok objek yang
3. Menggunakan profit jangka pendek sebagai lain. Analisis Cluster adalah teknik statistik yang
satu-satunya tujuan dapat mengganggu berguna untuk mengelompokkan objek ataupun
komunikasi antara manajer unit bisnis dan variable ke dalam beberapa kelompok tertentu di
manajer senior. mana setiap objek atau variable yang terbentuk
4. Pengendalian finansial yang ketat bisa memeiliki sifat dan karakteristik yang berdekatan
memotivasi manajer untuk memanipulasi tersebut. Ciri-ciri suatu cluster yang baik yaitu
data. mempunyai:
a. Homogenitas internal (within cluster); yaitu
kesamaan antar anggota dalam satu cluster.
b. Heterogenitas external (between cluster);
METODE PENELITIAN yaitu perbedaan antara cluster yang satu
dengan cluster yang lain.
Variabel Penelitian
Variabel yang digunaka untuk meneliti
5
Langkah pengelompokan dalam untuk mendapatkan model terbaik dari sebuah
analisis cluster mencakup 3 hal berikut: analisis regresi. Secara definisi adalah gabungan
antara metode forward dan backward, variabel
1. Mengukur kesamaan jarak
yang pertama kali masuk adalah variabel yang
2. Membentuk cluster secara hirarkis
korelasinya tertinggi dan significant dengan
3. Menentukan jumlah cluster.
variabel dependent, variabel yang masuk kedua
Adapun metode pengelompokan dalam adalah variabel yang korelasi parsialnya tertinggi
analisis cluster meliputi: dan masih significant, setelah variabel tertentu
1. Metode Hirarkis; memulai pengelompokan masuk ke dalam model maka variabel lain yang
dengan dua atau lebih objek yang ada di dalam model dievaluasi, jika ada variabel
mempunyai kesamaan paling dekat. yang tidak significant maka variabel tersebut
Kemudian diteruskan pada objek yang lain dikeluarkan.
dan seterusnya hingga cluster akan
membentuk semacam ‘pohon’ dimana Korelasi Kanonikal
terdapat tingkatan (hirarki) yang jelas antar
Analisis korelasi kanonikal adalah model
objek, dari yang paling mirip hingga yang
statistika multivariat yang memungkinkan
paling tidak mirip. Alat yang membantu
identifikasi dan kuantifikasi hubungan antara dua
untuk memperjelas proses hirarki ini
himpunan variabel. Karena titik perhatian analisis
disebut “dendogram”.
ini adalah korelasi (hubungan) maka kedua
2. Metode Non-Hirarkis; dimulai dengan
himpunan tidak perlu dibedakan menjadi
menentukan terlebih dahulu jumlah cluster
kelompok variabel tidak bebas dan variabel
yang diinginkan (dua, tiga, atau yang lain).
bebas. Pemberian label Y dan X kepada kedua
Setelah jumlah cluster ditentukan, maka
variat kanonikal hanya untuk membedakan kedua
proses cluster dilakukan dengan tanpa
himpunan variabel. Fokus analisis korelasi
mengikuti proses hirarki. Metode ini biasa
kanonikal terletak pada korelasi antara kombinasi
disebut “K-Means Cluster”. K-mean
linier satu set variabel dengan kombinasi linier
kluster sangat efektif dan efisien jika
set variabel yang lain.
digunakan untuk mengelompokkan objek
yang berjumlah besar. K-mean cluster Langkah pertama adalah mencari
digunakan untuk objek yang berjumlah kombinasi linier yang memiliki korelasi terbesar.
lebih dari 100. Selanjutnya, akan dicari pasangan kombinasi
linier dengan nilai korelasi terbesar di antara
Asumsi yang harus dipenuhi dalam
semua pasangan lain yang tidak berkorelasi.
Analisis Cluster, yaitu sampel yang diambil
Proses terjadi secara berulang, hingga korelasi
benar-benar dapat mewakili populasi yang ada
maksimum teridentifikasi. Pasangan kombinasi
(representativeness of the sample)
linier disebut sebagai variat kanonikal sedangkan
hubungan di antara pasangan tersebut disebut
Regresi Linier Majemuk korelasi kanonikal. 2 Jenis data dalam variat
Analisis Regresi Linier Majemuk adalah kanonikal yang digunakan dalam analisis korelasi
salah satu teknik multivariat yang digunakan kanonikal dapat bersifat metrik maupun
untuk mengestimasi hubungan antara satu nonmetrik. Bentuk umum fungsi kanonikal
variabel dependen metrik dengan satu himpunan adalah sebagai berikut:
variabel independen metrik atau nonmetrik. Y1 + Y2 + Y3 . . . Yn = X1 + X2 + X3 . . . Xn
Dengan analisis ini dapat mengestimasi dan atau
memprediksi nilai rata-rata (populasi) satu
variabel dependen berdasarkan dua atau lebih Uji Asumsi Klasik Model Regresi
variabel independen. Pada analisis ini yang Uji Normalitas
dianalisis adalah seberapa besar pengaruh suatu
Uji normalitas bertujuan menguji apakah
variabel (selanjutnya disebut variabel
dalam model regresi, variabel terikat (dependent)
independen) terhadap variabel lainnya
dan variabel bebas (independent) memiliki
(selanjutnya disebut variabel dependen).
distribusi normal. Model regresi yang baik adalah
jika distribusi data normal atau mendekati
Regresi Stepwise normal. Untuk menguji apakah data terdistribusi
Regresi Stepwise adalah salah satu metode normal atau tidak dapat dilakukan dengan uji
6
statistik. Uji statistik menggunakan uji statistik autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah
non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). dalam model regresi linear ada korelasi antara
Pada uji statistik one-sample Kolmogorov- kesalahan pengganggu pada periode t dengan
Smirnov dapat dilihat probabbilitas signifikan kesalahan pengganggu pada periode t-1
terhadap variabel. Jika probabilitas signifikan di (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka
atas 0.05, maka variabel tersebut terdistribusi dinamakan ada problem autokorelasi.
normal. Autokorelasi muncul karena observasi yang
berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama
Uji Multikolinearitas lainnya. Masalah ini timbul karena residual
(kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu
Adalah suatu keadaan dimana satu atau
observasi ke observasi lainnya. Uji Autokorelasi
lebih variabel independen dapat dinyatakan
dapat dilakukan dengan Uji Durbin-Watson (DW
sebagai kontribusi linear dari variabel independen
test). DW Test digunakan untuk autokorelasi
lainnya, untuk mendeteksi adanya
tingkat satu dan mensyaratkan adanya intercept
multikolinearitas seringkali dapat dilihat pada
(konstanta) dalam model regresi dan tidak ada
koefisien determinan ( R2 ) yang tinggi
variable lag diantara variabel independen.
(umumnya diatas 0,90). Tetapi tidak satupun atau
sangat sedikit koefisien regresi parsial yang
signifikan, cara lain untuk mendeteksi adanya
multikolinearitas adalah dengan besarnya VIF ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
(Variance Inflation Factor ) dan tolerance. Jika
mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1 - 10 dan Perilaku Biaya Sumber Daya Manusia
angka tolerance mendekati 1, disimpulkan model
Biaya Sumber Daya Manusia dalam
regresi tidak terdapat problem multikolinearitas.
pencatatannya diperlakukan sebagai biaya tetap.
Walaupun dicatat sebagai biaya tetap, Biaya
Uji Heteroskedastisitas
Sumber Daya Manusia sebenarnya juga
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji dipengaruhi oleh peningkatan atau penurunan
apakah dalam model regresi terjadi Jumlah Sumber Daya Manusia. Dalam
ketidaksamaan variance dari residual satu hubungannya dengan pengukuran variabilitas
pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance Biaya Sumber Daya Manusia maka yang
dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain dimaksud variabel dependen adalah besarnya
tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika Biaya Sumber Daya Manusia sedangkan variabel
berbeda disebut heteroskedastisitas. Untuk independen adalah jumlah Biaya Sumber Daya
mendeteksi gejala heteroskedastisitas ada atau Manusia.
tidaknya pola yang terjadi pada nilai residu pada
model. Gejala heteroskedastisitas lebih sering
Perilaku Biaya Sumber Daya Manusia dengan
dijumpai dalam data silang tempat dari pada
Jumlah Sumber Daya Manusia
runtun waktu, maupun juga sering muncul dalam
anlisis yang menggunakan data rata-rata. Metode Kecenderungan yang terjadi Jumlah
yang dapat digunakan untuk menguji ada Sumber Daya Manusia mengalami penurunan,
tidaknya heteroskedastisitas dengan scatter plot. produksi mengalami penurunan dan Biaya
Jika dalam scatter plot ada pola tertentu, seperti Sumber Daya Manusia mengalami peningkatan.
titik-titik yang ada membentuk suatu pola Hal ini membuktikan bahwa perusahaan terus
tertentu (bergelombang melebar, kemudian memberikan perhatian pada peningkatan
menyempit), maka telah terjadi kompensasi sehingga Biaya Sumber Daya
heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang Manusia meningkat dari tahun ke tahun.
jelas, serta titik-titik menyebar secara acak diatas Hasil pengolahan data perilaku Biaya
dan dibawah angka nol, maka tidak terjadi Sumber Daya Manusia (Y) dihubungkan dengan
heteroskedastisitas Jumlah Sumber Daya Manusia (X), dihasilkan
sebagai berikut:
Uji Autokorelasi 1. Besarnya biaya variabel satuan atau b
adalah -133.73
Data yang digunakan dalam penelitian ini
2. Besarnya total biaya tetap atau a adalah
merupakan data time series, sehingga
63.625
menggunakan pengujian autokorelasi. Uji
3. Pola perilaku sumber daya manusia adalah
7
Y = 63625 - 133.73X 5. Koefisien determinasi (r2) atau persentase
4. Korelasi antara Biaya Sumber Daya penyimpangan = 0.2879 atau 28.79%
Manusia dengan Jumlah Sumber Daya artinya hanya 0.01% Biaya Sumber Daya
Manusia adalah -0.492 atau tingkat Manusia dapat dijelaskan oleh Jumlah
korelasi sedang dan mempunyai korelasi Sumber Daya Manusia dan jumlah
negatif artinya jika Jumlah Sumber Daya produksi.
Manusia turun, maka Biaya Sumber Daya
Manusia naik dan sebaliknya Jumlah Pengaruh Biaya Sumber Daya Manusia Pada
Sumber Daya Manusia naik, maka Biaya Kinerja Perusahaan
Sumber Daya Manusia turun.
Kinerja perusahaan diukur melalui biaya,
5. Koefisien determinasi (r2) atau persentase
produktivitas dan profitabilitas. Selain itu untuk
penyimpangan = 0.2425 atau 24.25%
mengetahui kondisi keuangan, kinerja diukur
artinya variasi yang terjadi dari Biaya
melalui prediksi kebangkrutan usaha.
Sumber Daya Manusia 24,25% dapat
dijelaskan melalui variasi Jumlah Sumber
Daya Manusia. Pengaruh Biaya Sumber Daya Manusia pada
Produktivitas
Perilaku Biaya Sumber Daya Manusia dengan Hasil pengolahan data untuk mengetahui
jumlah produksi pengaruh Biaya Sumber Daya Manusia (X)
Hasil pengolahan data perilaku Biaya dengan produktivitas (Y), memberikan gambaran
Sumber Daya Manusia (Y) dihubungkan dengan bahwa nilai r untuk hubungan variabel Biaya
jumlah produksi (X), dihasilkan sebagai berikut: Sumber Daya Manusia dan produktivitas sebesar
0.050 artinya hubungan antara Biaya Sumber
1. Besarnya biaya variabel satuan atau b
Daya Manusia dan produktivitas menunjukkan
adalah 0.020
hubungan yang lemah. Selanjutnya nilai r2
2. Besarnya total biaya tetap atau a adalah
sebesar 0.003 atau 0.3% dengan P-value 0.771 >
2.017
0.05 artinya variasi produktivitas hanya 0.3%
3. Pola perilaku sumber daya manusia adalah
yang dipengaruhi oleh Biaya Sumber Daya
Y = 2.017 + 0.020X
Manusia dengan kata lain Biaya Sumber Daya
4. Korelasi antara Biaya Sumber Daya
Manusia tidak berpengaruh pada produktivitas.
Manusia dengan jumlah produksi adalah
0.034 atau tingkat korelasi rendah.
5. Koefisien determinasi (r2) atau persentase Pengaruh Biaya Sumber Daya Manusia pada
penyimpangan = 0.001 atau 0.01% artinya profitabilitas usaha
hanya 0.01% Biaya Sumber Daya Manusia Hasil pengolahan data untuk mengetahui
dapat dijelaskan oleh jumlah produksi. pengaruh Biaya Sumber Daya Manusia (X)
dengan profitabilitas (Y), memberikan gambaran
Perilaku Biaya Sumber Daya Manusia dengan bahwa nilai r untuk hubungan variabel Biaya
Jumlah Sumber Daya Manusia dan jumlah Sumber Daya Manusia dan profitabilitas sebesar
produksi 0.258 artinya hubungan antara Biaya Sumber
Hasil pengolahan data perilaku Biaya Daya Manusia dan profitabilitas menunjukkan
Sumber Daya Manusia (Y) dihubungkan dengan hubungan yang lemah. Selanjutnya nilai r2
Jumlah Sumber Daya Manusia dan jumlah sebesar 0.066 atau 6.6% dengan P-value 0.129 >
produksi (X), dihasilkan sebagai berikut: 0.05 artinya variasi profitabilitas hanya 6.6%
yang dipengaruhi oleh Biaya Sumber Daya
1. Besarnya biaya variabel satuan atau b1
Manusia dengan kata lain Biaya Sumber Daya
adalah -163.33 dan b2 = 0.141
Manusia tidak berpengaruh pada profitabilitas
2. Besarnya total biaya tetap atau a adalah
usaha.
78,153
3. Pola perilaku sumber daya manusia adalah
Y = 78.153 – 163.33X1 + 0.141X2 Pengaruh Biaya Sumber Daya Manusia pada
4. Korelasi antara Biaya Sumber Daya kebangkrutan usaha
Manusia dengan Jumlah Sumber Daya Hasil pengolahan data untuk mengetahui
Manusia dan jumlah produksi adalah 0.536 pengaruh Biaya Sumber Daya Manusia (X)
atau sedang. dengan kebangkrutan (Y), memberikan gambaran
8
bahwa nilai r untuk hubungan variabel Biaya No. Keterangan Cluster
Sumber Daya Manusia dan kebangkrutan sebesar 1. Gaji Pokok 1
0.342 artinya hubungan antara Biaya Sumber 2. Tunjangan 2
Daya Manusia dan kebangkrutan menunjukkan Manajemen/Operasi
hubungan yang rendah. Selanjutnya nilai r2 3. Tunjangan shift 2
sebesar 0.117 atau 11.7% dengan P-value 0.041 > 4. Lembur 2
0.05 artinya prediksi kebangkrutan dipengaruhi 5. Tunjangan Pajak 3
oleh Biaya Sumber Daya Manusia sebesar 11.7% Penghasilan (PPh) Pasal 21
dengan kata lain Biaya Sumber Daya Manusia 6. Tunjangan Transport 2
dapat berpengaruh pada kebangkrutan usaha 7. Tunjangan Perumahan 2
dalam hal ini semakin meningkat Biaya Sumber 8. Iuran Pensiun 2
Daya Manusia dapat memberikan pengaruh pada 9. Iuran BPJS 2
semakin survivenya perusahaan. 10. Asuransi Jiwa 2
11. Bonus 4
Pengaruh Biaya Sumber Daya Manusia Pada 12. Tunjangan cuti 2
Produktivitas, Profitabilitas dan 13. Makanan dan minuman 2
Kebangkrutan Usaha secara bersama-sama 14. Pakaian kerja 2
Hasil pengolahan data untuk mengetahui 15. Pengobatan 1
pengaruh Biaya Sumber Daya Manusia (X) 16. Rekreasi dan olah raga 2
dengan produktivitas (Y1), profitabilitas (Y2) 17. Penerimaan dan pelepasan 2
dan kebangkrutan usaha (Y3) secara bersama- karyawan
sama dengan menggunakan analisis korelasi 18. Listrik, telepon, air dan gas 2
kanonikal, menghasilkan angka Canonical 19. Biaya Sumber Daya 2
Correlation sebesar 0.672 > 0.5 artinya Biaya Manusia lainnya
Sumber Daya Manusia dapat dianalisis lebih
lanjut untuk memberikan gambaran mengenai Selanjutnya untuk keperluan analisis, data-
pentingnya Biaya Sumber Daya Manusia. data dalam kelompok dijumlahkan dan dijadikan
menjadi 4 variabel independen X, yaitu:
X1 = Gaji Pokok & Pengobatan
Analisis Cluster Komponen Biaya Sumber X2 = Tunjangan & Fasilitas Kesejahteraan
Daya Manusia X3 = Pajak Penghasilan
Dari hasil penelitian mengenai pengaruh X4 = Bonus
Biaya Sumber Daya Manusia dengan kinerja
perusahaan tersebut Biaya Sumber Daya Manusia Pengaruh Perilaku Biaya Sumber Daya
tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja Manusia dengan Kinerja Perusahaan
perusahaan baik untuk produktivitas, Setelah dilakukan analisis cluster sehingga
profitabilitas dan prediksi kebangkrutan usaha. 19 Biaya Sumber Daya Manusia dapat
Hal ini menjadi pertanyaan karena secara dikelompokkan menjadi 4 variabel X yaitu Gaji
kualitatif dan pernyataan sumber daya Pokok & Pengobatan (X1), Tunjangan & Fasilitas
manusianya Biaya Sumber Daya Manusia Kesejahteraan (X2), Pajak Penghasilan (X3) dan
memberikan pengaruh terhadap peningkatan Bonus (X4) serta pengujian terhadap 3 variabel
produktivitas dan profitabilitas. Oleh karena itu kinerja perusahaan yaitu produktivitas (Y1),
penelitian dilanjutkan dengan cara membuka profitabilitas (Y2) dan kebangkrutan usaha (Y3),
komponen/kelompok Biaya Sumber Daya hasil analisisnya sebagai berikut:
Manusia kemudian mengklasifikasikannya.
Pengelompokan data dilakukan dengan Pengaruh Gaji Pokok & Pengobatan,
analisis cluster. Komponen Biaya Sumber Daya Tunjangan & Fasilitas Kesejahteraan, Pajak
Manusia yang terdiri dari 19 jenis biaya hasilnya Penghasilan dan Bonus dengan Produktivitas
dikelompokkan menjadi 4 cluster. Hasilnya
sebagai berikut: Dengan menggunakan metode pemilihan
variabel stepwise regression atas Gaji Pokok &
Tabel Pengobatan (X1), Tunjangan & Fasilitas
Hasil Analisis Cluster Biaya Sumber Daya Kesejahteraan (X2), Pajak Penghasilan (X3) dan
Manusia Bonus (X4) dengan variabel dependen
9
Produktivitas (Y) terseleksi 1 komponen Gaji Kesejahteraan (X2), Pajak Penghasilan (X3) dan
Pokok & Pengobatan untuk dijadikan prediksi Bonus (X4) dengan variabel dependen
Produktivitas. Kebangkrutan (Y) terseleksi 1 komponen
Tunjangan & Fasilitas Kesejahteraan untuk
Korelasi antara Gaji Pokok & Pengobatan
dijadikan Prediksi Kebangkrutan Usaha.
dengan Produktivitas adalah 30.3% atau sedang
artinya dengan tidak ada masalah Korelasi antara Tunjangan & Fasilitas
multikolinieritas dan autokorelasi variasi Kesejahteraan dengan prediksi Kebangkrutan
produktivitas dapat dijelaskan oleh Gaji Pokok & Usaha Z-score adalah sangat kuat (dengan tidak
Pengobatan. ada masalah multikolinieritas dan autokorelasi),
69.6% variasi prediksi kebangkrutan z-score
Dari analisis ragam (analysis of variance)
dijelaskan oleh Tunjangan & Fasilitas
nilai F sebesar 14.770 lebih besar nilai F0.05 (1.34) =
Kesejahteraan.
4.13 dengan probabilitas 0.01 (lebih kecil dari
taraf nyata 0.05). Dengan demikian dapat Dari analisis ragam (analysis of variance)
disimpulkan bahwa Gaji Pokok & Pengobatan nilai F sebesar 77.886 lebih besar nilai F0.05 (1.34) =
mempunyai hubungan yang signifikan dengan 4.13 dengan probabilitas 0.000 (lebih kecil dari
Produktivitas. taraf nyata 0.05). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa Tunjangan & Fasilitas
Kesejahteraan mempunyai hubungan yang
Pengaruh Gaji Pokok & Pengobatan,
signifikan dengan Prediksi Kebangkrutan Usaha.
Tunjangan & Fasilitas Kesejahteraan, Pajak
Penghasilan dan Bonus dengan Profitabilitas
Pengaruh Gaji Pokok & Pengobatan,
Dengan menggunakan metode pemilihan Tunjangan & Fasilitas Kesejahteraan, Pajak
variabel stepwise regression atas Gaji Pokok & Penghasilan dan Bonus dengan Produktivitas,
Pengobatan (X1), Tunjangan & Fasilitas Profitabilitas dan Prediksi Kebangkrutan
Kesejahteraan (X2), Pajak Penghasilan (X3) dan Usaha.
Bonus (X4) dengan variabel dependen
Apabila Gaji Pokok & Pengobatan (X1),
Profitabilitas (Y) terseleksi 2 komponen Pajak
Tunjangan & Fasilitas Kesejahteraan (X2), Pajak
Penghasilan dan Tunjangan & Fasilitas
Penghasilan (X3) dan Bonus (X4) dengan
Kesejahteraan untuk dijadikan prediksi
Produktivitas (Y1), Profitabilitas (Y2) dan
Profitabilitas.
Kebangkrutan Usaha (Y3) dianalisis
Korelasi antara Pajak Penghasilan dan hubungannya antara bersama-sama dengan
Tunjangan & Fasilitas Kesejahteraan dengan menggunakan analisis kanonikal maka dihasilkan
Profitabilitas adalah sangat kuat (dengan tidak canonical correlation untuk function 1 adalah
ada masalah multikolinieritas dan autokorelasi), 0.872 untuk function 2 adalah 0.348. jika dilihat
71.5% variasi profitabilitas perusahaan dijelaskan dari sig of f, yang menguji signifikansi canonical
oleh Pajak Penghasilan dan Tunjangan & function, hasilnya untuk function 1 angka
Fasilitas Kesejahteraan. signifikan 0.000 sedangkan untuk function 2
Dari analisis ragam (analysis of variance) angka signifikan adalah 0.000 dan function 3
nilai F sebesar 41.392 lebih besar nilai F0.05 (2.33) = adalah 0.135. Oleh karena hanya signifikan
5.30 dengan probabilitas 0.000 (lebih kecil dari function 3 yang ada di atas 0.05, maka function 3
taraf nyata 0.05). Dengan demikian dapat tidak signifikan.
disimpulkan bahwa Pajak Penghasilan dan Canonical correlation function 1 sebesar
Tunjangan & Fasilitas Kesejahteraan mempunyai 0.872 berarti korelasi kumpulan variabel
hubungan yang signifikan dengan Profitabilitas. dependen variabel (variate dependent) dengan
kumpulan variabel independen variabel (variate
Pengaruh Gaji Pokok & Pengobatan, independent) adalah relatif kuat, karena angka
Tunjangan & Fasilitas Kesejahteraan, Pajak korelasi di atas 0.5. Begitu juga canonical
Penghasilan dan Bonus dengan Prediksi correlation function 2 sebesar 0.853 berarti
Kebangkrutan Usaha. korelasi kumpulan variabel dependen (variate
dependent) dengan kumpulan variabel
Dengan menggunakan metode pemilihan independen variabel (variate independent) adalah
variabel stepwise regression atas Gaji Pokok & relatif kuat, karena angka korelasi di atas 0.5.
Pengobatan (X1), Tunjangan & Fasilitas Pada function 1, dependen variabel, hanya
10
angka korelasi variabel profitabilitas yang cukup Faktor lain yang dapat mempengaruhi
tinggi (sebesar -0.730). Sedang untuk variabel tidak sepenuhnya dapat diteliti secara kuantitatif.
independen (covariates), angka koefisien di atas Faktor lain tersebut adalah regulasi pemerintah,
0.5 adalah Pajak Penghasilan dan Bonus. intervensi serikat pekerja juga inovasi teknologi.
Sedangkan pada function 2, baik Produktivitas, Strategi yang ditempuh manajemen dalam hal ini
Profitabilitas maupun Prediksi Kebangkrutan adalah meningkatkan kinerja perusahaan dapat
Usaha mempunyai korelasi yang tinggi dan untuk disesuaikan dengan tujuan. Tidak semua
variabel independen (covariates), angka koefisien komponen perilaku Biaya Sumber Daya Manusia
di atas 0.5 adalah Gaji Pokok & Pengobatan dan digerakkan tetapi melalui komponen Biaya
Tunjangan & Fasilitas Kesejahteraan. Sumber Daya Manusia yang disesuaikan arah
kebijakan yang disesuaikan dengan tujuannya.
Implikasi dan Pembahasan Strategi yang dapat dilakukan antara lain
mengendalikan Biaya Sumber Daya Manusia
Dari hasil penelitian, perilaku Biaya
terutama meninjau pemberian fasilitas
Sumber Daya Manusia tidak dipengaruhi oleh
kesejahteraan, kenaikan gaji pokok juga
Jumlah Sumber Daya Manusia dan jumlah
pemberian bonus. Keinginan perusahaan
produksi. Namun demikian apabila Jumlah
menekan Biaya Sumber Daya Manusia untuk
Sumber Daya Manusia dan jumlah produksi
meningkatkan kinerja keuangan bukanlah strategi
secara bersama-sama mempunyai korelasi
yang tepat.
dengan Biaya Sumber Daya Manusia. Apabila
sumber daya manusia dikorelasikan dengan
kinerja perusahaan, maka Biaya Sumber Daya
PENUTUP
Manusia tidak mempunyai pengaruh pada
produktivitas sumber daya manusia, Biaya
Kesimpulan
Sumber Daya Manusia tidak mempunyai
pengaruh pada profitabilitas usaha. Namun Berdasarkan hasil penelitian dapat
demikian Biaya Sumber Daya Manusia disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
mempunyai pengaruh terhadap kelangsungan 1. Penelitian ini menemukan bukti bahwa
hidup perusahaan. perilaku Biaya Sumber Daya Manusia
mempunyai kecenderungan untuk
Hasil penelitian tersebut tidak dapat
meningkat. Sebaliknya, Jumlah Sumber
sepenuhnya mendukung hipotesis dan teori yang
Daya Manusia mempunyai kecenderungan
berlaku. Setelah dilakukan penelitian lebih lanjut,
terjadi penurunan.
maka perilaku Biaya Sumber Daya Manusia yang
2. Perluasan dari hasil penelitian perilaku
mempunyai pengaruh terhadap produktivitas
Biaya Sumber Daya Manusia, ternyata
karyawan adalah gaji pokok dan pengobatan.
Biaya Sumber Daya Manusia secara global
Perilaku Biaya Sumber Daya Manusia yang
tidak berperanan di dalam peningkatan
mempunyai pengaruh terhadap profitabilitas
kinerja perusahaan.
perusahaan adalah pajak penghasilan (PPh Pasal
3. Pengulangan dengan menggunakan aplikasi
21); tunjangan manajemen/operasi; tunjangan
metode stepwise, ditemukan bahwa:
shift; lembur; tunjangan transport; tunjangan
a. Gaji pokok dan pengobatan mempunyai
perumahan; iuran pensiun; iuran BPJS; asuransi
pengaruh sedang di dalam peningkatan
jiwa; tunjangan cuti; makanan dan minuman;
produktivitas.
pakaian kerja; rekreasi dan olah raga; penerimaan
b. Pajak penghasilan (PPh Pasal 21);
dan pelepasan karyawan; listrik, telepon, air dan
tunjangan manajemen/operasi;
gas; Biaya Sumber Daya Manusia lainnya.
tunjangan shift; lembur; tunjangan
Perilaku Biaya Sumber Daya Manusia yang
transport; tunjangan perumahan; iuran
mempengaruhi pengaruh terhadap tingkat
pensiun; iuran BPJS; asuransi jiwa;
kelangsungan hidup perusahaan adalah tunjangan
tunjangan cuti; makanan dan minuman;
manajemen/operasi; tunjangan shift; lembur;
pakaian kerja; rekreasi dan olah raga;
tunjangan transport; tunjangan perumahan; iuran
penerimaan dan pelepasan karyawan;
pensiun; iuran BPJS; asuransi jiwa; tunjangan
listrik, telepon, air dan gas; Biaya
cuti; makanan dan minuman; pakaian kerja;
Sumber Daya Manusia lainnya
rekreasi dan olah raga; penerimaan dan pelepasan
mempunyai pengaruh kuat di dalam
karyawan; listrik, telepon, air dan gas; Biaya
peningkatan profitabilitas perusahaan.
Sumber Daya Manusia lainnya.
11
Hal ini dapat digunakan untuk strategi
jangka pendek.
4. Tunjangan manajemen/operasi; tunjangan
shift; lembur; tunjangan transport; tunjangan
perumahan; iuran pensiun; iuran BPJS;
asuransi jiwa; tunjangan cuti; makanan dan
minuman; pakaian kerja; rekreasi dan olah
raga; penerimaan dan pelepasan karyawan;
listrik, telepon, air dan gas; Biaya Sumber
Daya Manusia lainnya mempunyai pengaruh
yang kuat untuk kelangsungan hidup
perusahaan, Hal ini dapat digunakan untuk
strategi jangka panjang.

DAFTAR PUSTAKA

Irham, Fahmi. 2011, Manajemen Kinerja Teori


dan Aplikasi. Alfabeta Bandung
Jumingan, (2006), Analisis Laporan Keuangan,
Jakarta : Penerbit PT Bumi Aksara.
Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate
dengan Program SPSS 19. Edisi Kelima.
Semarang: Penerbit Universitas
Diponegoro.
Govindarajan, V. 2003. Sistem Pengendalian
Manajemen. Edisi Pertama. Jakarta:
Salemba Empat.
Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen; Konsep,
Manfaat dan Rekayasa, Cetakan Keempat.
Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Sutrisno Edy (2009) Manajemen Sumber Daya
Manusia, Kencana, Jakarta.
Van Horne, James C dan Wachowicz, John M.
1997. Prinsip-prinsip Manajemen
Keuangan. Salemba Empat. Jakarta
Gudono (1993)

12
13

You might also like