You are on page 1of 13

Journal of Entrepreneurship, Management, and Industry (JEMI)

Vol. 2, No. 1, (2019), pp. 48-60

PENGARUH TINGKAT LIKUIDITAS, PROFITABILITAS DAN


LEVERAGE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA
SUBSEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERCATAT DI
BEI (BEI) PERIODE 2010-2017

Putri Rizki Andriani


putriandriani986@gmail.com

Dr. Dudi Rudianto, S.E., M.Si.


Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial (FEIS) Universitas Bakrie Jakarta

Submited : 3 Januari 2019


Publish : 25 Maret 2019

Abstract - This study aims to determine the effect of the level of liquidity as measured by the Current Ratio, the level of
profitability measured by Net Profit Margin and the level of leverage measured by the Debt to Asset Ratio effect on
Company Value as measured by Price to Book Value in the food and beverage subsector listed on the Indonesia Stock
Exchange (IDX) for the period 2010-2017. The analytical method used begins with descriptive analysis, model estimation,
classical assumptions, multiple linear regression, coefficient of determination, then hypothesis. The results of this study
indicate that the Current Ratio, Net Profit Margin and Debt To Asset Ratio significantly influence the Price To Book Value
both partially and simultaneously. Judging from the magnitude of the regression coefficient Net Profit Margin is the largest,
it means that the contribution of changes in the Net Profit Margin to Price to Book Value is the largest of the independent
variables in this study. It is expected that the results of this study can be used as a reference for Investors in making
investment decisions as well as for the Management of the Company to increase Company Value.

Key Words: Company Value, Liquidity, Profitability, Leverage and Food and Beverage Subsector

PENDAHULUAN terpenuhi. Selain itu apabila perusahaan mamin


banyak yang mengalami kebangkrutan, maka akan
Latar Belakang Penelitian ada jutaan orang yang kehilangan pekerjaan dan
Industri makanan dan minuman (mamin) berdampak pada meningkatnya angka pengangguran.
merupakan salah satu manufaktur unggulan yang Indutri mamin merupakan subsektor yang paling
memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian tahan terhadap krisis ekonomi, karena pada saat krisis
nasional. Hal tersebut terlihat dari kontribusi yang terjadi makanan dan minuman tetap akan dicari atau
konsisten dan signifikan terhadap produk domestik dibutuhkan dikarenakan merupakan kebutuhan paling
bruto (PDB), industri non-migas serta realisasi dasar. Dalam keadaan krisis, masyarakat akan
investasi. membatasi konsumsinya dengan memenuhi
Perkembangan industri mamin di Indonesia kebutuhan dasar dan mengurangi kebutuhan
terbilang cukup pesat. Sehingga menyebabkan sekunder. Semakin banyak pengusaha mencoba
semakin ketatnya persaingan antar perusahaan mamin memasuki subsektor mamin, maka bermunculan
di Indonesia. Perusahaan dituntut untuk banyak kompetitor dalam industri sejenis. Untuk itu
mengembangkan infrastruktur, teknologi , dan perusahaan harus memperhatikan kinerjanya
sumber daya alam demi memenuhi kebutuhan pasar. termasuk salah satunya adalah kinerja keuangan, agar
Persaingan ini mampu mempengaruhi kinerja dapat mengelola keuangan dan menghasilkan laba
keuangan suatu perusahaan menjadi tidak stabil. yang lebih tinggi sehingga mampu meningkatkan
Apabila kinerja perusahaan menurun dan perusahaan nilainya.
tidak segera melakukan penanganan, dikhawatirkan Untuk menilai kinerja keuangan, maka pihak-
perusahaan akan mengarah kebangkrutan. Dampak pihak terlebih dahulu yang berkepentingan perlu
yang ditimbulkan apabila perusahaan di sektor mamin mengetahui kondisi keuangan perusahaan, dapat
bangkrut sangat besar, kebutuhan akan makanan dan diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang
minuman olahan di dalam negri tentunya tidak dapat terdiri dari neraca, laporan perhitungan laba-rugi,

48
Journal of Entrepreneurship, Management, and Industry (JEMI)
Vol. 2, No. 1, (2019), pp. 48-60

serta laporan perubahan modal. Namun dari laporan proses kegiatan selama beberapa periode, yaitu sejak
keuangan belum dapat memberikan informasi yang perusahaan tersebut didirikan sampai dengan saat ini.
tepat sebelum dilakukan analisis terhadap laporan (Noerirawan, 2012). Alat ukur nilai perusahaan yang
keuangan. digunakan dalam penelitian ini adalah Price to Book
Analisis rasio merupakan cara yang umum Value, yang menggambarkan seberapa besar pasar
digunakan dalam menganalisis laporan finansial menghargai nilai buku saham perusahaan. Makin
perusahaan. Dengan menggunakan alat analisis tinggi rasio ini, berarti pasar percaya akan prospek
berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau perusahaan. PBV dihitung berdasarkan ekuitas
memberi gambaran kepada penganalisis tentang baik perusahaan dimana selama perusahaan mampu
buruk posisi keuangan suatu perusahaan. menghasilkan laba (walau sewaktu-waktu kadang
Analisis rasio keuangan penting bagi calon turun) maka nilainya juga akan terus naik.
investor untuk memprediksi masa depan dalam Periode 2010-2017 (8 tahun) digunakan sebagai
menentukan seberapa besar investasi yang bisa ia periode penelitian karena dengan rentang waktu
berikan. Dari hasil analisis juga bisa dijadikan tersebut diharapkan akan didapatkan jumlah sampel
sebagai acuan perkembangan bisnis oleh manajemen. penelitian yang cukup dan dapat digeneralisasi.
Menurut (Prihadi, 2013) beberapa hal Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menarik
penggunaan rasio keuangan dengan variasinya: Setiap melakukan penelitian dengan mengambil judul
peneliti berhak menentukan rasio yang digunakan, “Pengaruh Tingkat Likuiditas, Profitabilitas dan
tidak ada regulasi tentang penggunaan rasio tertentu, Leverage Terhadap Nilai Perusahaan pada Subsektor
setiap rasio mempunyai keterbatasan arti di samping Makanan dan Minuman yang Tercatat di BEI periode
kelebihannya. 2010-2017”.
Rasio likuiditas adalah rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam TINJAUAN TEORITIS
memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Nilai perusahaan dapat diukur dengan
(Kasmir, 2008). Rasio yang digunakan adalah current menggunakan rasio yang disebut rasio penilaian.
ratio, dengan membandingkan antara total aktiva Menurut (Sudana, 2011), rasio penilaian adalah suatu
lancar dengan kewajiban lancar, dapat pula dikatakan rasio yang terkait dengan penilaian kinerja saham
sebagai bentuk ukuran tingkat keamanan (margin of perusahaan yang diperdagangkan di pasar modal (go
safety) perusahaan. public). Rasio penilaian memberikan informasi
Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan seberapa besar masyarakat menghargai perusahaan,
mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sehingga membeli saham dengan harga yang lebih
sumber yang ada seperti penjualan, kas, modal, tinggi dibanding nilai bukunya. Beberapa metode
jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya. yang digunakan mengukur nilai perusahaan adalah
(Sofyan Safri, 2008). Rasio yang digunakan adalah Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value
net profit margin dengan mengukur rupiah laba (PBV), dan Tobin’s Q.
bersih yang dihasilkan oleh setiap satu rupiah Metode yang digunakan pada penelitian ini untuk
penjualan dan mengukur seluruh efisiensi. Semakin mengukur nilai perusahaan adalah Price to Book
tinggi rasionya menunjukkan kemampuan perusahaan Value (PBV). Adapun rumus yang digunakan adalah
menghasilkan laba pada tingkat penjualan. sebagai berikut:
Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai
dengan utang dan mengukur kemampuan perusahaan
untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka Dengan nilai PBV, investor bisa mengetahui
pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan sedikit gambaran ketika melakukan screening
dilikuidasi (dibubarkan). (Kasmir, 2008). Rasio yang maupun stock picking untuk menentukan saham yang
digunakan untuk mengukur leverage adalah debt to layak di transaksikan dan memberi potensi
asset ratio dengan mengukur seberapa besar aktiva keuntungan. Sebagai gambaran Benjamin Graham,
perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar seorang value investing legendaris yang sangat sering
hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan menjadikan PBV sebagai acuan dalam memilih
aktiva. Semakin kecil rasio maka semakin aman saham yang akan dibeli. Dengan logika ketika
(solvable). mendapatkan perusahaan dengan nilai PBV di bawah
Nilai perusahaan merupakan kondisi yang dicapai 1 berarti kita telah mendapatkan perusahaan dengan
oleh suatu perusahaan sebagai gambaran kepercayaan harga diskon, dengan logika kita membeli sesuatu
masyarakat terhadap perusahaan setelah melalui (perusahaan) senilai 1M dengan harga 500jt,

49
Journal of Entrepreneurship, Management, and Industry (JEMI)
Vol. 2, No. 1, (2019), pp. 48-60

bukankah masuk akal jika kita berharap di masa yang maka penulis menggunakan PBV dalam penelitian
akan datang minimal bisa menjual kembali minimal ini.
di harga yang seharusnya (sesuai nilainya) atau Rasio keuangan adalah indeks yang
bahkan bisa lebih. menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh
Menurut (Murhadi, 2009) ada beberapa alasan dengan membagi satu angka dengan angka lainnya
investor menggunakan PBV dalam analisis investasi: (James c Van Horne dikutip dari Kasmir, 2008).
Nilai buku sifatnya relatif stabil. Bagi investor yang Analisis rasio yang dilakukan dengan
kurang percaya terhadap estimasi arus kas, maka nilai menghubungkan berbagai perkiraan pada laporan
buku merupakan cara yang sederhana untuk keuangan dalam bentuk rasio keuangan. Analisis
membandingkan, adanya praktik akuntansi yang rasio keuangan dapat mengungkapkan hubungan
relatif standar diantara perusahaan menyebabkan yang penting antarperkiraan laporan keuangan dan
PBV dapat di bandingkan antar perusahaan yang digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan
akhirnya dapat memberikan signal apakah nilai kinerja perusahaan. (Hery, 2016).
perusahaan under atau overvaluation, pada kasus Analisis rasio keuangan digunakan oleh investor
perusahaan yang memiliki earnings negatif tidak dan manajemen. Dengan membandingkan rasio
memungkinkan mempergunakan PER, sehingga keuangan antar perusahaan dan industri, investor
penggunaan PBV menutupi kelemahan tersebut. dapat menentukan investasi mana yang paling baik.
Penulis pribadi lebih suka menggunakan PBV Sedangkan manajemen menggunakan rasio keuangan
daripada PER. PBV lebih konsisten dan lebih tepat untuk menentukan seberapa baik kinerja perusahaan,
mewakili nilai harga wajar suatu saham. Karena, kemudian mengevaluasi kemana perusahaan dapat
PBV dihitung berdasarkan ekuitas perusahaan, memperbaiki diri.
sedangkan PER dihitung berdasarkan laba bersih
perusahaan dimana bila ternyata perusahaan gagal Rasio Likuiditas
mencatatkan laba di periode tertentu maka nilai PER Rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
akan naik dan berarti bahwa sahamnya makin mahal. dalam memenuhi kewajiban atau membayar utang
Padahal, jika waktu itu saja ia gagal bukan berarti jangka pendeknya. (Hery, 2016). Likuiditas menjadi
selanjutnya tidak bisa mengembalikan kinerjanya dan salah satu alat ukur mengetahui aktivitas perusahaan
bukan juga pertanda perusahaan tersebut buruk. karena likuiditas yang rendah akan berakibat sulitnya
Tidak menutup kemungkinan peneliti lain perusahaan dalam melunasi kewajiban, terutama
menggunakan PER karena nilai laba bersih lebih kewajiban jangka pendek. Akibatnya, secara perlahan
mencerminkan kinerja sesungguhnya sebuah aktivitas perusahaan mengalami kemacetan atau
perusahaan dibanding ekuitas. Peningkatan ekuitas stagnasi. Dengan demikian, likuiditas perusahaan
bisa saja diperoleh dari tambahan modal disetor, right menjadi pedoman para manajer dalam mengambil
issue, atau apapun yang intinya bukan berasal dari kebijakan pembelanjaan sekaligus informasi para
kinerja perusahaan. Sedangkan laba bersih, hampir investor mengenai kemampuan keuangan perusahaan
pasti merupakan hasil dari kinerja perusahaan. Hanya memenuhi utang jangka pendek.
saja, laba bersih perusahaan bisa saja bukan berasal Rasio likuiditas terdiri dari rasio lancar (current
dari kinerja secara operasional, melainkan hasil dari ratio), rasio kas (cash ratio) dan rasio cair (quick
pendapatan non-operasional, penjualan aset, dan lain- ratio). Rasio yang digunakan pada penelitian ini
lain, sehingga bisa saja laba bersih tidak adalah rasio lancar (current ratio) yang
menunjukkan kinerja perusahaan yang sesungguhnya. menggambarkan kondisi seluruh aset lancar yang
Dan dalam hal ini PBV mungkin lebih akurat. dimiliki perusahaan. Rumus yang digunakan adalah
Peniliti lain juga dapat menggunakan Tobin’s Q sebagai berikut:
yang sering digunakan alat pengukur nilai intagible
asset atau model intelektual perusahaan seperti
kekuatan monopoli, sistem manajerial dan peluang
pertumbuhan. Karena model intelektual ini suatu Rasio ini merupakan cara untuk mengukur
perusahaan sering dinilai lebih oleh pasar. Banyak kesanggupan suatu perusahaan dalam memenuhi
perusahaan yang memiliki aktiva berwujud yang kewajibannya, dengan pedoman 2:1 atau 200% ini
tidak signifikan dalam laporan keuangan namun adalah rasio minimum yang akan dipertahankan oleh
penghargaan pasar terhadap perusahaan tersebut suatu perusahaan. Menurut (Fahmi, 2011), kondisi
tinggi. Hal tersebut terjadi di perusahaan jasa, perusahaan yang memiliki current ratio yang baik
dikarenakan perusahaan mamin menghasilkan produk adalah dianggap sebagai perusahaan yang baik dan
bagus, namun jika current ratio terlalu tinggi juga

50
Journal of Entrepreneurship, Management, and Industry (JEMI)
Vol. 2, No. 1, (2019), pp. 48-60

dianggap tidak baik karena dapat mengindikasikan


masalah seperti jumlah persediaan yang relatif tinggi
dibandingkan tingkat penjualan sehingga tingkat Rasio Leverage
perputaran persediaan rendah dan menunjukkan over Menurut (Harahap, 2009),
investment persediaan atau adanya piutang besar tak rasio leverage merupakan rasio yang mengukur
tertagih. seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh kewajiban
atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang
Rasio Profitabilitas digambarkan oleh ekuitas. Setiap penggunaan utang
Rasio menggambarkan kemampuan perusahaan oleh perusahaan akan berpengaruh terhadap rasio dan
menghasilkan laba melalui semua kemampuan dan pengembalian. Rasio ini dapat digunakan untuk
sumber daya yang dimilikinya, yang berasal dari melihat seberapa resiko keuangan perusahaan.
kegiatan penjualan, penggunaan aset, maupun Struktur modal dari dana pinjaman (financial
penggunaan modal. Rasio profitabilitas dapat leverage) dapat dianalisis guna melihat pengaruh
digunakan sebagai alat untuk mengukur tingkat hutang terhadap kemungkinan perolehan keuntungan
efektivitas kinerja manajemen. Kinerja yang baik bagi perusahaan. Teori Modigliani & Miller
akan ditunjukkan lewat keberhasilan manajemen (Brigham dan Houston, 2001) memasukkan faktor
dalam menghasilkan laba yang maksimal bagi pajak ke dalam teorinya, pajak dibayarkan kepada
perusahaan. (Hery, 2016). pemerintah yang berarti merupakan aliran kas keluar.
Rasio profitabilitas yang digunakan pada Utang bisa digunakan untuk menghemat pajak,
penelitian ini adalah net profit margin. Bagi investor, karena bunga bisa dipakai sebagai pengurang pajak.
net profit margin ini biasanya digunakan mengukur Menurut Agency Approach, struktur modal
seberapa efisien manajemen mengelola disusun untuk mengurangi konflik antar berbagai
perusahaannya dan juga memperkirakan kelompok kepentingan. Konflik antara pemegang
profitabilitas masa depan berdasarkan peramalan saham dengan manajer adalah konsep free cash flow.
penjualan yang dibuat oleh manajemennya. Dengan Ada kecenderungan manajer ingin menahan sumber
membandingkan laba bersih dengan total penjualan, daya sehingga mempunyai kontrol atas sumber daya
investor dapat melihat berapa persentase pendapatan tersebut. Utang bisa dianggap sebagai cara untuk
yang digunakan untuk membayar biaya operasional mengurangi konflik keagenan free cash flow. Jika
dan biaya non-operasional serta berapa persentase perusahaan menggunakan utang, maka manajer akan
tersisa yang dapat membayar dividen ke para dipaksa untuk mengeluarkan kas dari perusahaan
pemegang saham ataupun berinvestasi kembali ke untuk membayar bunga. (www.jurnal.id 23/09/2018)
perusahaannya. Rasio leverage yang digunakan pada penelitian ini
Tujuan perhitungan net profit margin adalah adalah debt to asset ratio. Rasio ini merupakan
untuk mengukur keberhasilan keseluruhan bisnis perbandingan antara total kewajiban dengan total
suatu perusahaan. NPM yang tinggi menunjukan aset. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
perusahaan menetapkan harga produk dengan benar
dan berhasil mengendalikan biaya dengan baik. Rasio
ini sangat berguna apabila membandingkan
profitabilitas pesaing di industri yang sama karena Rasio ini menunjukkan sejauh mana kewajiban
memiliki lingkungan bisnis dan basis pelanggan yang dapat ditutupi oleh aset. Menurut (Fahmi, 2011),
sama serta memiliki struktur biaya yang hampir sama. semakin rendah rasio ini semakin baik karena aman
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: bagi kreditor saat likuidasi.
Penelitian Terdahulu
 Linda K D (2015) melakukan penelitian Pengaruh
Menurut (Harahap, 2008), semakin besar rasio Profitabilitas, Leverage dan Likuiditas terhadap
ini semakin baik karena dianggap kemampuan Harga Saham pada Perusahaan Industri Makanan
dan Minuman di BEI 2009-2012 bertujuan untuk
perusahaan dalam mendapatkan laba. Jika
mengetahui pengaruh ROA, DER dan CR
rasionya rendah menunjukkan penjualan yang terhadap harga saham. Hasil penelitian ini adalah
terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu, atau profitabilitas, leverage, dan likuiditas secara
biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan simultan berpengaruh signifikan terhadap harga
tertentu, atau kombinasi dari kedua hal saham, profitabilitas secara parsial berpengaruh
tersebut. Prastowo dan Juliaty (2003:91). (+) dan signifikan terhadap harga saham, leverage

51
Journal of Entrepreneurship, Management, and Industry (JEMI)
Vol. 2, No. 1, (2019), pp. 48-60

secara parsial berpengaruh (+) dan tidak signifikan  Ida Bagus Nyoman P, Ni Ketut Purnawati (2013)
terhadap harga saham, likuiditas secara parsial melakukan penelitian Pengaruh Likuiditas dan
berpengaruh (+) dan tidak signifikan terhadap Kepemilikan Institusional terhadap Nilai
harga saham. Jadi pengaruh profitabilitas, Perusahaan dimoderasi oleh Kebijakan Deviden
leverage dan likuiditas terhadap harga saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
26,4%. BEI 2009-2012 bertujuan untuk mengetahui
 I Made Gunartha D P, I Made Dana (2016) pengaruh CR dan DPR terhadap PBV. Hasil dari
melakukan penelitian Pengaruh Profitabilitas, penelitian ini adalah likuiditas berpengaruh (-) dan
Leverage, Likuiditas dan Ukuran Perusahaan signifikan terhadap nilai perusahaan, kepemilikan
terhadap Return Saham Perusahaan Farmasi di institusional berpengaruh (-) dan tidak signifikan
BEI 2010-2014 bertujuan untuk mengetahui terhadap nilai perusahaan, kebijakan dividen tidak
pengaruh ROA, DER, CR, Total Asset terhadap mampu memoderasi hubungan likuiditas terhadap
return saham. Hasil dari penelitian ini adalah nilai perusahaan, kebijakan dividen tidak mampu
ROA berpengaruh (+) dan signifikan terhadap memoderasi hubungan kepemilikan institusional
return saham, DER berpengaruh (-) dan tidak terhadap nilai perusahaan.
signifikan terhadap return saham, CR berpengaruh
(+) dan tidak signifikan terhadap return saham, METODE PENELITIAN
ukuran perusahaan berpengaruh (+) dan signifikan 1. Analisis Deskriptif terdiri dari perhitungan mean,
terhadap return saham. Jadi pengaruh median standar deviasi, maksimum dan minimum
profitabilitas, leverage, likuiditas dan ukuran dari masing-masing data sampel.
perusahaan terhadap harga saham 29,3%. 2. Uji Estimasi Model untuk memilih model yang
 Ta’dir Eko P, Parengkuan Tommy, Ivone S. paling tepat digunakan dalam mengelola data
(2014) melakukan penelitian Struktur Modal, panel.
Ukuran Perusahaan dan Risiko Perusahaan  Uji Chow, pengujian menentukan model
terhadap Nilai Perusahaan Otomotif yang Common Effect Model atau Fixed Effet yang
Terdaftar di BEI 2009-2012 bertujuan untuk paling tepat digunakan.
mengetahui pengaruh DER, Total Asset, Beta H0 : Common Effect Model
terhadap PBV. Hasil dari penelitian ini adalah H1 : Fixed Effect Model
DER, Total Asset dan Beta secara simultan Perbandingan dipakai apabila hasil F hitung>F
berpengaruh dan signifikan terhadap PBV, DER tabel maka H0 ditolak yang berarti model yang
secara parsial berpengaruh (+) dan tidak signifikan paling tepat digunakan Fixed Effect.
terhadap PBV, total asset secara parsial  Uji Hausman, pengujian statistik memilih
berpengaruh (+) dan signifikan terhadap PBV, apakah model Fixed Effect atau Random Effect
beta secara parsial berpengaruh (+) dan tidak yang paling tepat digunakan.
signifikan terhadap PBV. Jadi pengaruh struktur H0 : Random Effect Model
modal, ukuran perusahaan dan risiko perusahaan H1 : Fixed Effect Model
terhadap nilai perusahaan 52,4%. Jika nilai statistik Hausman lebih besar dari
 Fernandes Moniaga (2013) melakukan penelitian nilai kritisnya maka H0 ditolak dan model yang
Struktur Modal, Profitabilitas dan Struktur Biaya tepat adalah model Fixed Effect.
terhadap Nilai Perusahaan Industri Keramik, 3. Pengujian Asumsi Klasik merupakan pengujian
Porcelen dan Kaca 2007-2011 bertujuan untuk prasyarat pada regresi linear berganda. Menurut
mengetahui pengaruh DER, ROA, WACC (Kuncoro, 2013) suatu model regresi yang
terhadap PBV. Hasil dari penelitian ini adalah valid harus memenuhi kriteria BLUE (Best,
struktur modal, profitabilitas dan struktur biaya Linear, Unbiased, and Estimated).
secara simultan tidak memiliki hubungan linier  Uji Normalitas menguji apakah dalam model
dengan nilai perusahaan; struktur modal regresi panel variabel-variabelnya berdistribusi
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan; normal atau tidak. Untuk menguji normalitas
profitabilitas berpengaruh tidak signifikan dalam penelitian ini menggunakan grafik
terhadap nilai perusahaan; struktur biaya Histogram dan P-p plot.
berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai  Uji Heterokedastisitas menguji apakah dalam
perusahaan. Jadi pengaruh struktur modal, model regresi terjadi ketidaksamaan variance
profitabilitas dan struktur biaya terhadap nilai dari residual satu pengamatan ke pengamatan
perusahaan 22,4%. lain. Untuk menguji heteroskedastisitas dalam

52
Journal of Entrepreneurship, Management, and Industry (JEMI)
Vol. 2, No. 1, (2019), pp. 48-60

penelitian ini dengan melihat pola gambar variabel dependennya. Jika probabilitas > dari
Scatterplots. 0.05 maka H0 diterima begitupun sebaliknya.
 Uji Multikolinieritas menguji apakah model H0: β=0, artinya semua variabel independen
regresi ditemukan adanya korelasi antar secara bersama-sama bukan merupakan
variabel independen. Multikolinieritas dapat penjelas variabel dependen.
H1: β≠0, artinya semua variabel independen
dilihat dari nilai tolerance dan lawannya
secara bersama-sama merupakan penjelas
variance inflation factor (VIF). Nilai cut-off variabel dependen.
yang umum dipakai adalah nilai Tolerance ≤  Uji T merupakan uji signifiansi parameter
0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. individual. Nilai statistik menunjukkan
 Uji Autokorelasi menguji apakah dalam seberapa jauh pengaruh variabel independen
model regresi linear ada korelasi antara secara individual terhadap variabel
kesalahan pengganggu pada periode t dengan dependennya. Jika nilai signifikansi>dari 0.05
kesalahan pengganggu pada periode t-1 maka H0 diterima.
(sebelumnya). Gejala autokorelasi dideteksi H0: β=0, variabel independen tidak
dengan melakukan uji Durbin Watson (DW). berpengaruh signifikan terhadap variabel
Hasil perhitungan Durbin Watson (DW) dependen.
dibandingkan dengan nilai dtabel pada α = H1: β≠0, variabel independen berpengaruh
0,05. signifikan terhadap variabel dependen.
4. Analisis Regresi Linier Berganda menjelaskan
hubungan antara variabel dependen dengan faktor- ANALISIS DATA PEMBAHASAN
faktor yang mempengaruhi lebih dari satu variabel Populasi sampel Perusahaan yang digunakan adalah
independen. Secara umum model regresi linier Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di
berganda untuk populasi adalah sebagai berikut: BEI (BEI) periode 2010-2017.
Proses Pengambilan Sampel
Y = 𝜷0 + 𝜷1X1 + 𝜷2X2 +… + 𝜷nXn + 𝜺
No Kriteria Jmlh
Dalam penelitian ini, variabel independen yang Perusahaan Makanan dan Minuman
digunakan adalah tingkat kinerja keuangan, yang 1 18
yang tercatat di BEI
diukur dengan rasio likuiditas, profitabilitas, dan 2 Tercatat di BEI di atas tahun 2010 (5)
leverage. Rasio-rasio tersebut adalah Current Laporan keuangan selama periode
Ratio (CR), Net Profit Margin (NPM), Debt to 3 penelitian tidak lengkap dan tidak di 0
Asset Ratio (DAR). Berikut persamaan diuraikan publikasikan
ke model yang lebih rinci: Laporan keuangan tidak berakhir per 31
4 0
Desember
Y = α+ β1𝑿𝟏+ β2𝑿𝟐+ β3𝑿𝟑+ ε Jumlah Perusahaan Sampel 13
Sumber: BEI
dimana: Tabel Sampel Akhir Penelitian
Y = Variabel Dependen, PBV
𝛼 = Konstanta No Kode Nama Perusahaan

β1−β3 = Koefisien Variabel Independen 1 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food


𝑿𝟏 = Current Ratio 2 CEKA PT Wilmar Cahaya Indonesia
𝑿𝟐 = Net Profit Margin 3 DLTA PT Delta Djakarta
𝑿𝟑 = Debt to Asset Ratio 4 ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur
𝜀 = Standard Error 5 INDF PT Indofood Sukses Makmur
5. Analisis Koefisien Determinasi (R2) mengukur 6 MLBI PT Multi Bintang Indonesia
seberapa jauh kemampuan model dalam
7 MYOR PT Mayora Indah
menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
8 PSDN PT Prashida Aneka Niaga
koefisien determinasi adalah anatara nol dan satu.
9 ROTI PT Nippon Indosari Corporindo
Semakin besar R2 maka semakin kuat pengaruh
10 SKBM PT Sekar Bumi
dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
11 SKLT PT Sekar Laut
6. Pengujian Hipotesis
 Uji F menunjukkan apakah semua variabel 12 STTP PT Siantar Top
PT Ultrajaya Milk Industry and Trading
independen yang dimasukkan memiliki 13 ULTJ
Company
pengaruh secara bersama-sama terhadap Sumber: Data Perusahaan Subsektor Makanan dan Minuman di BEI
periode 2010-2017

53
Journal of Entrepreneurship, Management, and Industry (JEMI)
Vol. 2, No. 1, (2019), pp. 48-60

Hasil Penelitian PBV terendah 32,7% (0,327) dimiliki PT Wilmar


Analisis Deskriptif Cahaya Indonesia 2013. Sedangkan nilai PBV
tertinggi 10.950% (109,50) dimiliki PT Multi
Descriptive Statistics Bintang Indonesia 2012.
Std. Nilai PBV tertinggi dimiliki PT Multi Bintang
N Min. Max. Mean Deviation
Indonesia tersebut disebabkan karena memiliki
fanbase fanatik tersendiri dalam industri minuman bir
CR 104 .514 8.638 2.12047 1.427433 di Indonesia, segmentasi pasar yang tepat sasaran,
NPM 104 -.172 .390 .08921 .085422 salah satu produk unggulan kelas international yang
DAR 104 .146 .752 .45693 .138546
memiliki positioning sebagai bir premium yaitu
Heineken, serta memiliki area khusus dengan
PBV 104 .327 109.504 6.25791 14.080505 penjualan tertinggi seperti di Bali.
Valid N 104

(listwise)
Uji Estimasi Model
Sumber: Hasil olah data SPSS 24 Uji Chow menentukan model Common Effect Model
atau Fixed Effet yang paling tepat digunakan. Berikut
1. Jumlah observasi sebanyak 104 observasi yang hasil Uji Chow:
diambil dari laporan keuangan 13 perusahaan
subsektor makanan dan minuman selama 8 tahun,
periode 2010-2017.
2. Rata-rata Current Ratio (CR) yang dialokasikan
setiap perusahaan subsektor mamin setiap
tahunnya 212,04% (2,1204). Semakin tinggi nilai
CR semakin perusahaan tidak kesulitan melunasi
hutang lancar yang dimiliki, hal ini disebabkan
aset lancar jauh di atas hutang lancar. Nilai CR
terendah 51,4% (0,514) dimiliki PT Multi Bintang
Indonesia 2014. Sedangkan nilai CR tertinggi
863,8% (8,638) dimiliki PT Delta Jakarta 2017.
3. Rata-rata Net Profit Margin (NPM) yang
dialokasikan setiap perusahaan subsektor mamin setiap
tahunnya 8,92% (0.0892). Semakin tinggi nilai NPM
berarti menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat
penjualan tertentu. Nilai NPM terendah -17,2%
(-0.172) dimiliki PT Tiga Pilar Sejahtera 2017.
Sedangkan nilai NPM tertinggi 39% (0.39)
dimiliki PT Multi Bintang Indonesia 2017.
4. Rata-rata Debt to Asset Ratio (DAR) yang
dialokasikan setiap perusahaan subsektor mamin
setiap tahunnya 45,69% (0.4569). Semakin tinggi
Sumber: Hasil olah data Eviews 7
nilai DAR menunjukan perusahan tidak mampu
membayar kewajibannya dengan asset yang Hasil output di atas menunjukan:
dimilikinya. Nilai DAR terendah 14,6% (0,146)  hasil F hitung>F tabel  39,884 > 2,70 ; maka H0
dimiliki PT Delta Jakarta 2017. Sedangkan nilai ditolak yang berarti model yang paling tepat
DAR tertinggi 75,2% (0,752) dimiliki PT Multi digunakan adalah Fixed Effect Model
Bintang Indonesia 2014.  nilai Prob. Cross-section Chi-square sebesar
5. Rata-rata Price to Book Value (PBV) yang 0,000<0,05 maka chow test memilih Fixed Effect
dialokasikan setiap perusahaan subsektor mamin (H0 ditolak)
setiap tahunnya sebesar 625,79% (6,2579).
Semakin tinggi nilai PBV semakin tinggi penilaian Uji Hausman memilih apakah model Fixed Effect
investor dibandingkan dengan dana yang atau Random Effect yang paling tepat digunakan.
ditanamkan dalam perusahaan tersebut, sehingga Berikut hasil Uji Hausman:
pasar percaya akan prospek perusahaan. Nilai

54
Journal of Entrepreneurship, Management, and Industry (JEMI)
Vol. 2, No. 1, (2019), pp. 48-60

Diagram Normal P-P Plot juga dapat


dikatakan memenuhi asumsi normalitas, pada gambar
terlihat titik-titik mengikuti dan mendekati garis
diagonalnya.

Uji Heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui


apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varian
dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain.
Sumber: Hasil olah data Eviews 7 Berikut hasil uji heterokedastisitas :

Hasil output menunjukan nilai Chi-Sq. Statistic


(statistik Hausman) sebesar 35,717, nilai tersebut
lebih besar dari nilai kritisnya. Nilai 35,717 > 0,05
maka H0 ditolak dan model yang tepat adalah
model Fixed Effect dibandingkan model Random
Effect.
Pengujian Asumsi Klasik
Uji Normalitas menguji apakah dalam model
regresi panel variabel-variabelnya berdistribusi
normal atau tidak.
Sumber: Hasil olah data SPSS 24

Berdasarkan output Scatterplots di atas diketahui


bahwa titik-titik data penyebar di atas dan di bawah
atau di sekitar angka 0, titik-titik tidak mengumpul di
atas atau di bawah saja, penyebaran titik-titik data
tidak membentuk pola bergelombang melebar
kemudian menyempit dan melebar kembali dan
penyebaran titik-titik data tidak berpola. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
masalah heterokedastisitas, sehingga model regresi
yang baik dan ideal dapat terpenuhi.
Sumber: Hasil olah data SPSS 24 Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi dalam penelitian ini ditemukan
Diagram Histogram membentuk lengkung kurve adanya korelasi antar variabel bebas
normal maka residual dinyatakan normal dan asumsi (independen). Berikut hasil uji multikolinearitas :
normalitas terpenuhi.
Nilai DW Hasil
Ada korelasi yang positif atau
DW < dL
kecenderungan p=1
Tidak dapat mengambil
dL ≤ DW ≤ dU
keputusan apa-apa
Tidak ada korelasi positif
dU < DW < 4-dU
maupun negatif
Tidak dapat mengambil
4-dU ≤ DW ≤ 4-dU
keputusan apa-apa
DW > 4-dU Ada korelasi negative

Sumber: Hasil olah data SPSS 24

Sumber: Hasil olah data SPSS 24

55
Journal of Entrepreneurship, Management, and Industry (JEMI)
Vol. 2, No. 1, (2019), pp. 48-60

 Pada CR (X1), nilai tolerance>0,01 yaitu sebesar Coefficients


a

0.408 dan nilai variance influence factor (VIF)


Unstandardized Standardized
sebesar 2,448<10.
 Pada NPM (X2), nilai tolerance>0,01 yaitu Coefficients Coefficients

sebesar 0,903 dan nilai variance influence factor Model B Std. Error Beta t Sig.
(VIF) sebesar 1,107<10. 1(Constant) -8.738 6.543 -1.336 .185
 Pada DAR (X3), nilai tolerance>0,01 yaitu
CR -2.410 1.041 -.244 -2.314 .023
sebesar 0,436 dan nilai variance influence factor
(VIF) sebesar 2,293<10. NPM 119.187 11.702 .723 10.185 .000

DAR 20.731 10.385 .204 1.996 .049


Uji Autokorelasi menguji kejadian hubungan antar
a. Dependent Variable: PBV
anggota dari serangkaian observasi yang diketahui Sumber: Hasil olah data SPSS 24
dari hasil output regresi yang ditunjukkan oleh nilai
Durbi-Watson. Data hasil uji Durbin- Watson adalah Pada hasil analisis regresi ini, β0 dilambangkan oleh
sebagai berikut : constant. Dan kolom kedua (Coefficient), berisikan
Model Summary
c,d nilai koefisien (β) masing-masing variabel dalam
persamaan regresi. Selanjutnya, kolom ketiga (Std.
R Adjusted R Std. Error of Durbin-
Error) menampilkan nilai tingkat kesalahan yang
b
Model R Square Square the Estimate Watson terkait dengan setiap koefisien regresi.
a
1 .648 .420 .402 8.38953 1.762
Output persamaan regresinya:
Sumber: Hasil olah data SPSS 24 Y = -8,738 - 2,410X1 + 119,187X2 + 20,731X3
Dimana :
Hasil output regresi yang ditunjukkan nilai DW Y = Price to Book Value
1,762. Nilai ini selanjutnya dibandingkan nilai dL dU X1 = Current Ratio
pada tabel Durbin-Watson. Untuk k=3, n=104, di X2 = Net Profit Margin
peroleh dL=1,64147 dan dU=1,71976. Dari hasil ini X3 = Debt to Asset Ratio
dapat diketahui nilai dU<DW<4-dU  1,719<1,762<
2,281 sehingga tidak ada korelasi positif maupun Implikasi Persamaan Regresi:
PBV = -8,738 - 2,410(CR) + 119,187(NPM) + 20,731(DAR)
negative dan H0 terpenuhi, berdasarkan aturan: 2,47 = -8,738 - 2,410(1,26) + 119,187(0,03) + 20,731(0,52)
H0 = Tidak Ada Korelasi -8,738 3,04 3,58 10,78
2,58
H1 = Ada Korelasi
5,11 = -8,738 - 2,410(2,43) + 119,187(0,10) + 20,731(0,36)
Analisis Regresi Linier Berganda 4,79
-8,738 5,86 11,92 7,46

Menjelaskan hubungan antara variabel dependen


(Price to Book Value) dengan faktor-faktor yang 0,90 = -8,738
-8,738
- 2,410(2,19)
5,28
+ 119,187(0,06)
7,15
+ 20,731(0,38)
7,88
mempengaruhi lebih dari satu variabel independen 1,01

(Current Ratio, Net Profit Margin dan Debt to Asset


5,87 = -8,738 - 2,410(2,25) + 119,187(0,08) + 20,731(0,52)
Ratio). Hasilnya sebagai berikut : 6,15
-8,738 5,42 9,53 10,78

*di-bold sesuai data laporan keuangan

Diuraikan sebagai berikut :


a
Coefficients
 CR memiliki koefisien (-) 2,410. Hal tersebut
Collinearity Statistics berarti setiap kenaikan 1 satuan variabel CR (X1)
Model Tolerance VIF menurunkan 2,410 satuan variable PBV dengan
asumsi variabel bebas lainnya konstan. Hal ini
1 (Constant)
menggambarkan ketika perusahaan mampu
CR .408 2.448 memenuhi kewajiban jangka pendek melalui harta
NPM .903 1.107
lancar maka nilai PBV akan menurun. Hal ini
perlu dijadikan perhatian bagi manajemen
DAR .436 2.293
perusahaan, karena mampu memenuhi kewajiban
a. Dependent Variable: PBV jangka pendek tidak menjamin nilai PBV akan
naik. Artinya pembentukan CR yang berlebihan

56
Journal of Entrepreneurship, Management, and Industry (JEMI)
Vol. 2, No. 1, (2019), pp. 48-60

(overlikuid) kondisi tidak bagus, karena akan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian
berakibat dana untuk investasi dalam ini.
menghasilkan profit berkurang. Hal ini
dipersepsikan negatif oleh investor. Hasil regresi Model Summary
c,d

ini menolak penelitian terdahulu yang dilakukan R Adjusted R Std. Error of the
oleh Linda Kania Dewi (2015) “Pengaruh b
Model R Square Square Estimate
Profitabilitas, Leverage dan Likuiditas terhadap
Harga Saham” bahwa secara parsial Current Ratio
a
1 .648 .420 .402 8.38953

berpengaruh secara positif dan tidak signifikan


Sumber: Hasil olah data SPSS 24
terhadap Price to Book Value.
 NPM memiliki koefisien (+) 119,187. Hal ini Pengujian Hipotesis
menunjukkan setiap kenaikan 1 satuan variabel Uji F
NPM (X2) meningkatkan 119,187 satuan variabel
ANOVAa
PBV dengan asumsi variabel bebas lainnya
konstan. Hasil positif ini menarik minat investor Sum of Mean

menanamkan modalnya, dengan tingkat Model Squares df Square F Sig.


keuntungan dari penjualan yang tinggi, harga 1Regression 11122.793 3 3707.598 39.875 .000b
saham akan naik dan semakin meningkatkan nilai
PBV. Dilihat dari besaran koefisien regresinya Residual 9298.050 100 92.980

NPM yang paling besar, itu berarti menunjukan Total 20420.843 103
bahwa kontribusi perubahan dari Net Profit
Margin terhadap Price to Book Value paling besar Sumber: Hasil olah data SPSS 24
dari variabel-varibel independen dalam penelitian
Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai F hitung adalah
ini.
sebesar 39,875. Kemudian dibandingkan dengan F
 DAR memiliki koefisien (+) 20,731. Hal ini
tabel sebesar 2,7 dilihat dari nilai :
menunjukkan setiap kenaikan 1 variabel DAR  Probabilitas (α) = 5%
(X3) meningkatkan 20,731 satuan variabel PBV
 DF1= jumlah variabel (bebas & terikat)–1 = (4-1)3
dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan.
Dengan begitu perusahaan harus  DF2= jumlah data – jumlah variabel = (104 -4)  100
mempertimbangkan strategi keuangan, karena ini Nilai signifikan sebesar 0,000 dan nilai F hitung
menandakan menambah hutang perusahaan tidak 39,875>F tabel 2,7. Oleh karena tingkat
menjamin nilai PBV akan menurun. Hutang dapat signifikannya<0,05 dan nilai F hitung>nilai F tabel,
digunakan untuk tambahan dana dalam investasi maka dapat disimpulkan bahwa variabel Current
baru, penghematan pajak perusahaan dan berlaku Ratio, Net Profit Margin dan Debt to Asset Ratio
organisasi yang lebih efisien. Hal ini mendukung secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
teori Modigliani & Miller bahwa utang bisa Price To Book Value (PBV) perusahaan.
digunakan untuk menghemat pajak, karena bunga
bisa dipakai sebagai pengurang pajak. Di samping Uji T
itu, peningkatan pendanaan menggunakan hutang a
Coefficients
akan menurunkan besarnya konflik antara
pemegang saham dan manajemen. Dan akhirnya Unstandardized Standardized

dapat memberikan sinyal positif kepada investor Coefficients Coefficients


yang dapat meningkatkan harga saham. Model B Std. Error Beta t Sig.

1(Constant) -8.738 6.543 -1.336 .185

CR -2.410 1.041 -.244 -2.314 .023


Analisis Koefisien Determinasi (R2) NPM 119.187 11.702 .723 10.185 .000
Digunakan untuk mengukur seberapa jauh
DAR 20.731 10.385 .204 1.996 .049
kemampuan model dalam menerangkan variasi
dependen. Pada penelitian ini diperoleh hasil nilai R 2 a. Dependent Variable: PBV
sebesar 0,420 atau 42%, artinya variabel independen
Sumber: Hasil olah data SPSS 24
yaitu Current Ratio, Net Profit Margin dan Debt to
Asset Ratio memberikan pengaruh 42% terhadap Tabel diuji dengan menggunakan taraf signifikansi
Price to Book Value, sedangkan sisanya diberikan alpha 0,05. Kriteria pengujiannya adalah jika nilai

57
Journal of Entrepreneurship, Management, and Industry (JEMI)
Vol. 2, No. 1, (2019), pp. 48-60

signifikan>0,05 maka H0 pada masing-masing b. Tingkat profitabilitas yang diukur net profit
hipotesis uji parsial ditolak. Berdasarkan hasil margin memiliki pengaruh yang positif dan
pengujian tersebut, dapat dianalisis sebagai berikut : signifikan terhadap nilai perusahaan yang
 CR memiliki nilai signifikan 0,023. Hal tersebut diukur oleh price to book value.
menunjukkan secara parsial CR memiliki c. Tingkat leverage yang diukur debt to asset
pengaruh signifikan terhadap PBV. ratio memiliki pengaruh yang positif dan
 NPM memiliki nilai signifikan 0. Hal tersebut signifikan terhadap nilai perusahaan yang
menunjukkan secara parsial NPM memiliki diukur oleh price to book value.
pengaruh signifikan terhadap PBV. 4. Hasil uji secara simultan menunjukkan tingkat
 DAR memiliki nilai signifikan 0,049. Hal tersebut likuiditas (Current Ratio), tingkat profitabilitas
menunjukkan secara parsial DAR memiliki (Net Profit Margin) dan tingkat leverage (Debt to
pengaruh signifikan terhadap PBV. Asset Ratio) berpengaruh secara signifikan
terhadap nilai perusahaan.
KESIMPULAN DAN SARAN Saran
Kesimpulan 1. Bagi Investor
1. Kondisi likuiditas (current ratio), profitabilitas Hasil penelitian menunjukkan dalam pengambilan
(net profit margin) dan leverage (debt to asset keputusan investasi maka investor dapat
ratio) pada perusahaan subsektor mamin yang mempertimbangkan tingkat likuiditas yang diukur
terdaftar di BEI 2010-2017 adalah : Current Ratio, tingkat profitabilitas yang diukur
a. Rata-rata current ratio dibandingkan Net Profit Margin dan tingkat leverage yang
benchmark (200% atau 2 kali) menunjukkan diukur Debt to Asset Ratio, karena telah terbukti
bahwa rata-rata CR perusahaan mamin memiliki pengaruh signifikan terhadap Price to
(212,04% atau 2,1204) berada di atas rata-rata Book Value baik secara parsial maupun simultan.
industri. Artinya perusahaan mamin tidak Dalam penelitian ini terlihat NPM memiliki
kesulitan untuk melunasi hutang lancar yang kontribusi terbesar dalam mempengaruhi nilai
dimiliki, hal ini disebabkan aset lancar jauh di perusahaan, maka investor dapat
atas hutang lancar. mempertimbangkan lebih detail nilai NPM dalam
b. Rata-rata net profit margin dibandingkan perusahaan yang akan dipilih untuk investasi.
benchmark (20%) menunjukkan bahwa rata- 2. Bagi Manajemen Perusahaan
rata NPM perusahaan mamin (8,92% atau Hasil penelitian terbukti Current Ratio memiliki
0,0892) berada di bawah rata-rata industri. pengaruh yang (-) terhadap Price to Book Value.
Artinya perusahaan mamin belum cukup Hal ini menunjukkan jika perusahaan overlikuid
maksimal dalam menghasilkan laba yang menjadi kondisi yang tidak bagus karena berakibat
berasal dari kegiatan penjualannya. dana untuk investasi dalam menghasilkan profit
c. Rata-rata debt to asset ratio dibandingkan berkurang sehingga menurunkan nilai perusahaan.
benchmark (35%) menunjukkan bahwa rata- Sedangkan Net Profit Margin dan Debt to Asset
rata DAR perusahaan mamin (45,69% atau Ratio berpengaruh (+). Hal ini menunjukan
0,4569) berada di atas rata-rata industri. perusahaan dengan tingkat keuntungan dari
Artinya perusahaan mamin cukup baik dalam penjualan yang tinggi, meningkatkan nilai
mengcover kewajibannya dengan aset yang perusahaan. Serta penambahan hutang dalam
dimilikinya. perusahaan tidak selalu berdampak negatif, karena
2. Rata-rata price to book value pada perusahaan dapat digunakan untuk tambahan dana investasi,
mamin selama 2010-2017 sangat tinggi sebesar penghematan pajak perusahaan dan berlaku
6,2579. Hal ini menunjukkan bahwa nilai pasar organisasi lebih efisien. Sehingga menjadi sinyal
saham perusahaan mamin lebih besar 6 kali dari positif kepada investor yang dapat meningkatkan
nilai bukunya. Ini merupakan salah satu bukti nilai perusahaan.
industri mamin merupakan manufaktur unggulan 3. Bagi penelitian selanjutnya
pemberi kontribusi besar terhadap perekonomian Menambah variabel penelitian, periode penelitian,
nasional. memperluas pengambilan sampel karena
3. Hasil uji secara parsial menunjukkan : terbatasnya jumlah sampel perusahaan subsektor
a. Tingkat likuiditas yang diukur current ratio mamin yang terdaftar di BEI. Hal ini perlu
memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan dilakukan agar data lebih berdistribusi normal.
terhadap nilai perusahaan yang diukur oleh Selain itu lebih mengeksplorasi faktor-faktor yang
price to book value. dapat mempengaruhi Price to Book Value

58
Journal of Entrepreneurship, Management, and Industry (JEMI)
Vol. 2, No. 1, (2019), pp. 48-60

sehingga hasil yang diperoleh memberikan


gambaran yang lebih komprehensif terhadap hasil DAFTAR PUSTAKA
penelitian serta menggunakan alat analisis lain Abdul Muid, Moch. Ronni Noerirawan, 2012.
selain dalam penelitian ini. “Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal
4. Menghadapi ERA Disruptif Ekonomi Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan”.
Dulu perusahaan di industri mamin Jurnal Akuntansi Vol.1, No.2, hal.1-12
meluncurkan makanan ringan dengan rasa mi Agus, R. Sartono. (2010). Manajemen Keuangan
instan legendaris di Indonesia, cukup booming dan Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat, Yogyakarta:
dicari kalangan remaja. Makanan ringan tersebut BPFE
pertama kali muncul di salah satu media sosial Bisnis.tempo.co
yaitu instagram, banyak memicu penasaran. Brigham, Eugene.F dan Joel F. Houston. (2001).
Setelah beredar di pasaran, tanpa beriklan, “Manajemen Keuangan”. Edisi Kedelapan Buku
produsen tinggal menunggu konsumen yang sudah 2, Jakarta: Erlangga.
mengonsumsi makanan ringan tersebut dan Brigham, Eugene F and Ehrhardt. (2005). Dasar-
memberikan testimoni di media sosial miliknya. Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Kesembilan.
Semakin banyak yang melihat, semakin banyak Alih Bahasa. Jakarta: Salemba Empat.
pula calon konsumen penasaran dan akhirnya Dwi Prastowo dan Rifka Julianty. (2010). Analisa
tertarik mencoba. Laporan Keuangan;Konsep dan Aplikasi Edisi
Jika mereka tidak ada kontrak mendukung Revisi. Yogyakarta: YKPN
produk berdasarkan perjanjian, maka konsumen Fahmi, Irham. (2011). Analisa Laporan Keuangan.
tidak dibayar. Mengonsumsi produk yang sedang Bandung: Alfabeta.
tren adalah kebanggaan tersendiri bagi kaum Fakhruddin dan Sopian Hadianto. (2001). Perangkat
muda. Dengan mengonsumsi produk tersebut, dan Model Analisis Investasi di Pasar Modal.
seolah-olah mengalami experience yang sama Buku satu. Jakarta: Elex Media Komputindo
dengan orang lain dan memiliki persamaan bahan Farid dan Siswanto. (2011). Analisis Laporan
pembicaraan dengan temannya. Karakteristik Kuangan. Jakarta: Bumi Aksara.
generasi saat ini sangat bangga bila Fernandes Moniaga, 2013. “Struktur Modal,
rekomendasinya disetujui dan diikuti orang lain. Profitabilitas dan Struktur Biaya terhadap Nilai
Melihat fenomena ini, sudah saatnya Perusahaan Industri Keramik, Porcelen dan
dimanfaatkan baik oleh perusahaan, mendorong Kaca Periode 2007-2011”. Jurnal EMBA Vol.1
konsumen untuk melakukan kegiatan tersebut. No.4, hal.433-442
Terlebih saat hampir semua hal diberitakan Ghozali, Imam. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate
melalui media sosial, banyak kesempatan yang Dengan Program SPSS. Semarang: Badan
muncul bagi perusahaan membuat produknya Penerbit Universitas Diponegoro.
muncul dalam setiap testimoni konsumen atau Gitman, J, Lawrence. (2006), Principle Of
bahkan menandai tempat jasanya (restoran atau Managerial Finance, Elevent Edition. Boston:
cafe). Media sosial instagram tidak hanya Pearson Addison-Wesley.
menyajikan tulisan, ada foto maupun video. Gitman, J, Lawrence. (2012). Principles Of
Bahkan banyak fitur dari instagram yang juga Managerial Finance. 13th Edition. United States:
sudah mulai digunakan perusahaan untuk dapat Pearson Education, Inc.
menjangkau konsumen. Harahap, Sofyan Syafri. (2008). Analisis Kritis atas
Salah satu cara yang dilakukan perusahaan laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
memanfaatkan fenomena ini dengan mengamati Persada.
tren saat ini. Tren diwujudkan dalam bentuk Hery. (2016). Analisis Laporan Keuangan;
barang atau jasa yang mendorong rasa penasaran Integrated and Comprehensive Edition. Jakarta:
konsumen mencoba, sehingga tercipta kesempatan Grasindo
konsumen memamerkan pengalaman I Made Gunartha Dwi Putra, I Made Dana, 2016.
menggunakan barang atau jasa tersebut. Di saat “Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Likuiditas
itu, belasan hingga ribuan teman media sosial dan Ukuran Perusahaan terhadap Return Saham
konsumen yang mengunggah foto atau video Perusahaan Farmasi di BEI”. E-Jurnal
sedang mengonsumsi produk tersebut, mulai Manajemen Unud Vol.5 No.11, hal.6825-6850
penasaran dan tertarik mencoba. Di saat itu, Ida Bagus Nyoman Puja WIjaya, Ni Ketut Purnawati,
perusahaan memiliki belasan hingga ribuan calon 2013. “Pengaruh Likuiditas dan Kepemilikan
konsumen potensial. Institusional terhadap Nilai Perusahaan

59
Journal of Entrepreneurship, Management, and Industry (JEMI)
Vol. 2, No. 1, (2019), pp. 48-60

dimoderasi oleh Kebijakan Dividen”. E-Jurnal


Manajemen Universitas Udayana, hal.3768-3780
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Kasmir. (2008). Bank dan Lembaga Keuangan
Lainnya (Revisi 2008 ed.). Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Kasmir. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Kemenperin.go.id
Linda Kania Dewi, 2015. “Pengaruh Profitabilitas,
Leverage dan Likuiditas terhadap Harga Saham
pada perusahaan industri makanan dan
minuman di BEI”. e-Jurnal Katalogis Vol.3No.8,
hal.114-125
Martalena & Maya Malinda. (2011). Pengantar
Pasar Modal. Edisi Pertama, Yogyakarta : Andi
Maulan Irwadi, Maya Dini, Selvi Rianti, 2017.
“Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai
Kinerja Keuangan Pada PT. Sarwa Karya
Wiguna Palembang”. Jurnal Akuntanika Vol.3
No.2, hal.43-53
Mudrajad, Kuncoro. (2013). Mudah Memahami &
Menganalisis Indikator Ekonomi. Yogyakarta:
UPP STIM YKPN.
Munawir, S. (2004). Analisa Laporan Keuangan
(Ed.4). Yogyakarta: Liberty
Murhadi, Werner R. (2009). Analisis Saham
Pendekatan Fundamental.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
Prihadi, Toto. (2013). Analisis Laporan Keuangan:
Teori dan Aplikasi. Jakarta: PPM.
Rahardjo, Budi. (2007). Keuangan Dan Akuntansi.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sudana, I Made. (2011). Manajemen Keuangan
Perusahaan Teori dan Praktik. Jakarta: Erlangga
Ta'dir Eko Prasetia, Parengkuan Tommy, Ivone S.
Saerang, 2014. “Struktur Modal, Ukuran
Perusahaan dan Risiko Perusahaan terhadap
Nilai Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di
BEI”. Jurnal EMBA Vol.2 No.2, hal.879-889
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun
1995 tentang Pasar Modal
Widarjono, Agus. (2009). Ekonometrika
Pengantar dan Aplikasinya. Edisi Ketiga.
Yogyakarta: EKONISIA.
WWW.IDX.CO.ID (PT BEI)
www.jurnal.id
Yulius Jogi Christiawan, Josua Tarigan, 2007.
“Kepemilikan Manajerial: Kebijakan Hutang,
Kinerja dan Nilai Perusahaan”. Jurnal Akuntasi
dan Keuangan Vol.9, No.1, hal. 1-8

60

You might also like