You are on page 1of 14

Profita: Komunikasi Ilmiah Akuntansi dan Perpajakan p-ISSN: 2086-7662

Volume 12 Nomor 1 | April 2019 e-ISSN: 2622-1950

PENGARUH CASH CONVERSION CYCLE, LIKUIDITAS DAN FIRM SIZE


TERHADAP PROFITABILITAS

Ni Luh Putu Widya Giriyani 1), Lucia Ari Diyani 2)


luhyani25@gmail.com1), luciadiyani@gmail.com2)

1) 2)
Akademi Akuntansi Bina Insani

ABSTRACT

This study aims to measure how influential the cash conversion cycle (consisting of average
age of inventory, average collection period and average payment period), liquidity (proxied by current
ratio) and firm size of profitability (proxied by return on assets). The object of this research is
consumer goods industry with research period 2012-2016. The samples of companies used in this
study are six companies that have passed the criteria that have been determined in purposive
sampling. The results of research that has been done through the application of IBM SPSS 23 then it
can be concluded cash conversion cycle, liquidity and firm size affect simultaneously to profitability.
In addition, the test partially explains that the average age of inventory, the average collection period
and firm size negatively affect return on assets while the average collection period and current ratio
has no effect on return on assets.

Keywords : cash conversion cycle, liquidity, firm size, profitability

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur seberapa berpengaruhnya cash conversion cycle
(terdiri dari average age of inventory, average collection period dan average payment period),
likuiditas (diproksikan dengan current ratio) dan firm size terhadap profitabilitas (diproksikan dengan
return on assets). Objek dalam penelitian ini adalah industri barang konsumsi dengan periode
penelitian 2012-2016. Sampel perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak enam
perusahaan yang telah lolos dari kriteria yang telah ditentukan dalam purposive sampling. Hasil
penelitian yang telah dilakukan melalui aplikasi IBM SPSS 23 maka dapat disimpulkan cash
conversion cycle, likuiditas dan firm size berpengaruh secara simultan terhadap profitabilitas. Selain
itu, pengujian secara parsial menjelaskan bahwa average age of inventory, average collection period
dan firm size berpengaruh negatif terhadap return on assets sedangkan average collection period dan
current ratio tidak berpengaruh terhadap return on assets.

Kata Kunci : cash conversion cycle, firm size, likuiditas, profitabilitas

Received: 2018-08-28 Revised: 2019-01-22 Accepted: 2019-04-19

PENDAHULUAN
Kebutuhan akan barang konsumsi dalam kehidupan sehari-hari sangat sulit untuk
dihindari. Perkembangan ini membuat industri barang konsumsi semakin meningkat dan
membuat ketertarikan investor dalam menginvestasikan dana mereka. Industri Barang
Konsumsi adalah salah satu bagian dari Perusahaan Manufaktur yang terletak di Indonesia.
Banyak investor yang menginvestasikan dana mereka dikarenakan saham dalam Industri
To cite this article:
Giriyani, N.L.P.W., Diyani, L.A., (2019). Pengaruh Cash Conversion Cycle, Likuiditas Dan Firm Size
130 Terhadap Profitabilitas, Profita: Komunikasi Ilmiah Akuntansi dan Perpajakan, 12 (1): 130-143, DOI:
10.22441/profita.2019. v12.01.010
Profita: Komunikasi Ilmiah Akuntansi dan Perpajakan p-ISSN: 2086-7662
Volume 12 Nomor 1 | April 2019 e-ISSN: 2622-1950

Barang Konsumsi yang masih menawarkan potensi kenaikan seperti yang dijelaskan dalam
laman neraca.co.id pergerakan industri di tanah air, khususnya sektor barang konsumsi
mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan cepat. Hal ini ditopang
dari tingginya tingkat konsumsi masyarakat seiring meningkatnya pendapatan kelas
menengah dan perubahan gaya hidup mereka.
Data yang diambil dari bps.go.id pada tahun 2017 menjelaskan bahwa perkembangan
produksi industri manufaktur besar dan sedang pada triwulan I tahun 2017 naik sebesar 4,33
persen di banding triwulan I tahun 2016. Kenaikan tersebut disebabkan meningkatnya
produksi industri bahan kimia serta barang dari bahan kimia, naik 9,59 persen, industri
makanan, meningkat 8,20 persen serta industri karet, barang dari karet dan plastik, meningkat
7,80 persen, sedangkan industri yang mengalami penurunan adalah industri tekstil, yang turun
sebesar 6,87 persen, industri minuman, menurun 5,42 persen dan industri kayu, barang dari
kayu serta gabus (tidak termasuk furniture) dan barang anyaman dari bambu, rotan dan
sejenisnya turun 4,49 persen.
Naik turunnya pertumbuhan produksi selama triwulan pertama tahun 2017 membuat
perusahaan perlu menerapkan strategi yang tepat, sehingga keberlangsungan hidup
perusahaan tersebut tetap terjaga. Jadi, sebaiknya dibutuhkan penanganan dan pengelolaan
sumber daya yang baik oleh pihak manajemen dalam menjalankan aktivitasnya yang biasa
disebut siklus konversi kas atau Cash Conversion Cycle (CCC). Selain itu, perusahaan
sebaiknya bisa menjaga likuiditasnya dengan cara mengatur kewajiban jangka pendeknya dan
kewajiban lancarnya karena perusahaan yang baik adalah perusahaan yang dapat terhindar
dari kebangkrutan. Firm size juga mendukung perusahaan dalam meningkatkan laba karena
suatu perusahaan yang mempunyai ukuran cukup besar maka dapat dikatakan bahwa
perusahaan tersebut akan menghasilkan sebuah keuntungan yang tinggi sebab mampu
mengelola sumber daya yang ada di perusahaan tersebut. Kegiatan operasional ini secara
keseluruhan dapat berpengaruh pada pendapatan perusahaan. Pendapatan perusahaan akan
dikurangi oleh beban pokok penjualan atau beban lainnya sehingga dapat diperoleh laba atau
rugi. Jadi, cash conversion cycle, likuiditas dan firm size dapat berpengaruh kepada
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan atau laba (profitabilitas).
Penggabungan dan penelitian cash conversion cycle, likuiditas dan firm size terhadap
profitabilitas industri barang konsumsi masih sangat jarang ditemukan, namun penelitian cash
conversion cycle, likuiditas dan firm size yang dilakukan terpisah telah beberapa kali diteliti,
seperti cash conversion cycle terhadap profitabilitas, likuiditas terhadap profitabilitas serta
firm size terhadap profitabilitas. Penelitian yang dilakukan oleh Sitorus dan Irustami (2013)
dengan judul “Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja terhadap Profitabilitas (Studi
Kasus pada Properti dan Real Estate yang Go Public di BEI Tahun 2006-2011)”
menyimpulkan bahwa periode pengumpulan piutang rata-rata, periode perputaran persediaan
harian dan periode rata-rata pembayaran utang berpengaruh negatif terhadap profitabilitas.
Penelitian yang dilakukan oleh Enggarwati dan Yahya (2016) yang berjudul “Pengaruh
Levarage dan Likuiditas terhadap Profitabilitas Perusahaan Otomotif di BEI” membuktikan
bahwa Likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas. Penelitian yang
dilakukan oleh Ratnasari dan Budiyanto (2016) tentang “Pengaruh Leverage, Likuiditas,
Ukuran Perusahaan terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Otomotif di BEI” membuktikan
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh tidak signifikan terhadap profitabilitas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur seberapa besar pengaruh Cash Conversion
Cycle yang dilihat dari tiga komponen pendukung yaitu Average Age of Inventory (AAI),
Average Collection Period (ACP), Average Payment Period (APP), Likuiditas dan firm size
terhadap Profitabilitas.

DOI: 10.22441/profita.2019.v12.01.010 131


Profita: Komunikasi Ilmiah Akuntansi dan Perpajakan p-ISSN: 2086-7662
Volume 12 Nomor 1 | April 2019 e-ISSN: 2622-1950

KAJIAN PUSTAKA
Cash Conversion Cycle
Siklus konversi tunai mengukur lamanya waktu yang diperlukan bagi perusahaan untuk
mengubah kas yang diinvestasikan dalam operasinya menjadi uang tunai yang diterima
sebagai hasil dari operasinya (Gitman dan Zutter, 2015). Sedangkan menurut Saputri (2017),
Cash Conversion Cycle digunakan dalam mengukur seberapa lama perusahaan mampu
mengumpulkan kas dari hasil kegiatan operasi perusahaan yang kemudian akan
mempengaruhi jumlah dana pada current assets. Hal ini nantinya akan berpengaruh pada
manajemen aset dan liabilitas dalam perusahaan. Rumus Cash Conversion Cycle menurut
Gitman dan Zutter (2015) adalah sebagai berikut:

Cash Conversion Cycle dapat diukur dengan menggunakan tiga komponen pelengkap
yaitu Average Age of Inventory, Average Collection Period dan Average Payment Period
yang kemudian ketiga komponen ini akan menjadi tiga variabel independen. Average Age of
Inventory merupakan komponen aset lancar yang diberikan perhatian lebih pada perusahaan
yang juga termasuk golongan aset paling besar ke dua setelah fixed asset karena perusahaan
wajib menjaga fokusnya atas efisiensi operasional produksi (Saputri, 2017). Rumus untuk
memperoleh AAI menurut Gitman dan Zutter (2015) adalah:

Average Collection Period adalah komponen utama pengelolaan kredit yang berasal
dari customer dan proses pengumpulan serta pelunasan (Saputri, 2017). Rumus untuk
memperoleh ACP menurut Gitman dan Zutter (2015) adalah:

Average Payment Period menurut Saputri (2017) adalah saat penjualan perusahaan
meningkat seiring dengan banyaknya permintaan musiman, maka utang dagang akan ikut
meningkat sehubungan dengan tingginya pembelian bahan baku untuk mengimbangi
produktivitas yang tinggi. Rumus untuk memperoleh APP menurut Gitman dan Zutter (2015)
adalah:

Likuiditas
Likuiditas dalam penelitian ini diproksikan ke dalam current ratio sebagai variabel
independen. Sriwahyuni dan Saputra (2017) mengemukakan bahwa current ratio adalah rasio

132 http://publikasi.mercubuana.ac.id/index.php/profita
Profita: Komunikasi Ilmiah Akuntansi dan Perpajakan p-ISSN: 2086-7662
Volume 12 Nomor 1 | April 2019 e-ISSN: 2622-1950

yang digunakan dalam mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Rumus untuk memperoleh current ratio menurut Gitman dan Zutter (2015)
adalah:

Firm Size
Firm Size dalam penelitian ini sebagai variabel independen. Firm Size menurut Sari
(2017) adalah besar kecilnya suatu perusahaan yang berdampak terhadap kemampuan
profitabilitas perusahaan. Schmuck (2013) mengemukakan bahwa proksi yang digunakan
dalam menghitung firm size adalah total aset dikarenakan total aset lebih stabil dalam
menunjukkan ukuran perusahaan dibandingkan dengan penjualan. Rumus firm size menurut
Schmuck (2013) adalah:

Profitabilitas
Profitabilitas dalam penelitian ini diproksikan ke dalam return on assets (RoA) sebagai
variabel dependen. Adeputra dan Wijaya (2015) berpendapat bahwa RoA menunjukkan
seberapa besar efisien perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan laba.
Rumus untuk memperoleh RoA menurut Gitman dan Zutter (2015) adalah:

Rerangka Pemikiran

Gambar 1. Rerangka Berpikir

Sumber: Data Penulis

DOI: 10.22441/profita.2019.v12.01.010 133


Profita: Komunikasi Ilmiah Akuntansi dan Perpajakan p-ISSN: 2086-7662
Volume 12 Nomor 1 | April 2019 e-ISSN: 2622-1950

Perumusan Hipotesis
Perumusan hipotesis yang dapat dikembangkan dari penjelasan teori dan hasil riset
sebelumnya yaitu:
Pengaruh Cash Conversion Cycle terhadap Profitabilitas
Hasil penelitian yang dilakukan Iswandi (2012) yaitu jumlah hari inventory, jumlah hari
piutang dan jumlah hari akun terutang mempengaruhi profitabilitas perusahaan secara negatif.
Hasil penelitian Dewi dan Wisadha (2015) menunjukkan bahwa periode perputaran
persediaan harian, periode pengumpulan piutang rata-rata dan periode rata-rata pembayaran
utang berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. Hasil penelitian oleh Sitorus dan Irsutami
(2013) menjelaskan bahwa periode pengumpulan piutang rata-rata, periode perputaran
persediaan harian dan periode rata-rata pembayaran utang berpengaruh negatif terhadap
profitabilitas. Penelitian yang dilakukan oleh Nte’esi, et al (2017) menyimpulkan bahwa
perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan tidak berpengaruh signifikan
terhadap profitabilitas. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Rahayu (2016)
menyimpulkan bahwa perputaran kas dan perputaran persediaan tidak berpengaruh sedangkan
perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas.
H1(a): Average Age of Invemtory berpengaruh negatif terhadap Profitabilitas.
H1(b): Average Collection Period berpengaruh negatif terhadap Profitabilitas.
H1(c): Average Payment Period berpengaruh negatif terhadap Profitabilitas.

Pengaruh Likuiditas terhadap Profitabilitas


Sariyana, et al (2016) menyimpulkan likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan
secara parsial terhadap Profitabilitas. Hasil penelitian dari Munadhiroh dan Nurchayati (2015)
yaitu secara parsial likuiditas berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap
profitabilitas. Penelitian yang dilakukan oleh Dwiyanthi dan Sudiartha (2017) yaitu likuiditas
berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. Penelitian yang dilakukan oleh Wibowo dan
Wartini (2012) yaitu likuiditas tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Penelitian yang
dilakukan oleh Widiyanti dan Bakar (2014) yaitu Current Ratio tidak berpengaruh terhadap
Profitabilitas.
H2: Likuiditas berpengaruh negatif terhadap Profitabilitas.

Pengaruh Firm Size terhadap Profitabilitas


Purnamasari dan Fitria (2015) mengungkapkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
positif terhadap profitabilitas. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ambarwati, et al (2015)
mengungkapkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap
profitabilitas. Penelitan yang dilakukan oleh Sawitri, et al (2017) mengungkapkan bahwa
ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Penelitian yang
dilakukan oleh Limbong dan Chabachib (2016) mengungkapkan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas. Penelitian yang dilakukan
oleh Putra dan Badjra (2015) yaitu ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap profitabilitas.
H3: Firm Size berpengaruh positif terhadap Profitabilitas.

METODE
Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah verifikatif (causal). Rahmah, et al
(2016) mengungkapkan bahwa kuantitatif kausal adalah penelitian yang berfokus pada pada
pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka serta menganalisis data
dengan prosedur statistik. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 37 perusahaan industri

134 http://publikasi.mercubuana.ac.id/index.php/profita
Profita: Komunikasi Ilmiah Akuntansi dan Perpajakan p-ISSN: 2086-7662
Volume 12 Nomor 1 | April 2019 e-ISSN: 2622-1950

barang konsumsi di BEI tahun 2012-2016. Teknik yang dilakukan dalam pengambilan sampel
penelitian ini adalah purposive sampling. Kriteria-kriteria yang digunakan dalam pengambilan
purposive sampling antara lain: (a) Perusahaan industri barang konsumsi yang sudah go
public dan terdaftar di BEI sebelum tahun 2012 karena periode penelitian dimulai dari tahun
2012 sampai 2016; (b) Perusahaan yang tidak mengalami delisting, relisting, pembagian
saham kebeberapa kelompok karena proses tersebut mempengaruhi komponen laporan
keuangan yang dibutuhkan; (c) Perusahaan menyajikan laporan keuangan setiap tahunnya
secara lengkap dan data yang disajikan tersedia di laman idx.co.id; (d) Perusahaan yang
memiliki total aset dari tahun 2012-2016 di atas 5 Triliun karena jumlah aset yang besar dapat
memberikan jaminan untuk pemegang saham bahwa perusahaan mampu untuk
mengembalikan investasi yang cukup besar, membayar dividen dan melakukan investasi pula
pada usaha baru.
Objek penelitian yang terpilih berdasarkan purposive sampling ada 6 perusahaan, yaitu
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Mayora Indah
Tbk, PT Gudang Garam Tbk, PT Handjaya Mandala Sampoerna Tbk dan PT Kalbe Farma
(Persero) Tbk.
Jenis data yang digunakan yaitu data sekunder eksternal berupa buku-buku acuan yang
berkaitan terhadap kebutuhan penelitian (teori-teori yang berkaitan dengan topik yang saat ini
sedang dibahas) dalam melakukan penelitian, jurnal dan data laporan keuangan tahunan
perusahaan industri barang konsumsi periode 2012-2016 yang dapat diakses di situs Bursa
Efek Indonesia. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik studi pustaka.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Pengujian dilakukan
dengan analisis regresi linear berganda menggunakan SPSS versi 23. Regresi Linear
Berganda menurut Ghozali (2016) bertujuan untuk menunjukkan arah hubungan antara
variabel dependen dengan variabel independen. Persamaan regresi berganda dalam penelitian
ini yaitu:
ROA/ROI = β0 + β1aAAI + β1bACP + β1cAPP + β2CRt + β3FSz + e
Keterangan :
ROA/ROI = Profitabilitas
β0 = Konstanta
β1a,1b,1c,2,3,4,5 = Koefisien pada setiap variabel independen
AAI = Average Age of Inventory
ACP = Average Collection Period
APP = Average Payment Period
CRt = Current Ratio
FSz = Firm Size
e = Estimasi Error

HASIL DAN PEMBAHASAN


Uji Statistik Deskriptif
Variabel ROA pada tabel 1 menunjukkan nilai minimum sebesar 0.3978, nilai
maksimum sebesar 0.39477 dengan nilai rata-rata sebesar 0.1446838 dan standar deviasi
0.09844926. Variabel AAI menunjukkan nilai minimum sebesar 41.66427, nilai maksimum
sebesar 247.78468 dengan nilai rata-rata sebesar 108.2511974 dan standar deviasi
67.20048624. Variabel ACP menunjukkan nilai minimum sebesar 4.56711, nilai maksimum
sebesar 86.81021 dengan nilai rata-rata sebesar 34.8432606 dan standar deviasi 25.60038234.
Variabel APP menunjukkan nilai minimum sebesar 4.19225, nilai maksimum sebesar
50.50499 dengan nilai rata-rata sebesar 28.8135315 dan standar deviasi 13.34148389.

DOI: 10.22441/profita.2019.v12.01.010 135


Profita: Komunikasi Ilmiah Akuntansi dan Perpajakan p-ISSN: 2086-7662
Volume 12 Nomor 1 | April 2019 e-ISSN: 2622-1950

Variabel CRt menunjukkan nilai minimum sebesar 1.50813, nilai maksimum sebesar 6.56741
dengan nilai rata-rata sebesar 2.5411999 dan standar deviasi 1.13948404. Variabel FSz
menunjukkan nilai minimum sebesar 29.74758, nilai maksimum sebesar 32.15098 dengan
nilai rata-rata sebesar 30.9374219 dan standar deviasi 0.76383158.

Tabel 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif


N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROA 30 0,03978 0,39477 0,1446838 0,09844926
AAI 30 41,66427 247,78468 108,2511974 67,20048624
ACP 30 4,56711 86,81021 34,8432606 25,60038234
APP 30 4,19225 50,50499 28,8135315 13,34148389
CRt 30 1,50813 6,56741 2,5411999 1,13948404
FSz 30 29,74758 32,15098 30,9374219 0,76383158
Valid N 30
(listwise)
Sumber: Hasil Pengelolaan Data (2018)

Uji Asumsi Klasik


Uji Normalitas
Tabel 2. Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolomogrov-Smirnov Test
Unstandardized Predicted Value
N 30
Normal Parameters Mean 0,1446838
Std. 0,08372489
Deviation
Most Extreme Absolute 0,111
Differences
Positive 0,111
Negative -0,090
Test Statistic 0,111
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,200
Sumber: Hasil Pengelolaan Data (2018)

Gambar 2. Plot Of Regression

Sumber: Hasil Pengelolaan Data (2018)

136 http://publikasi.mercubuana.ac.id/index.php/profita
Profita: Komunikasi Ilmiah Akuntansi dan Perpajakan p-ISSN: 2086-7662
Volume 12 Nomor 1 | April 2019 e-ISSN: 2622-1950

Hasil uji Test Statistic K-S memberikan nilai 0.111 dan nilai Sig. = 0.200 > 0.05 hal ini
berarti H0 diterima yang berarti data residual berdistribusi normal. Kemudian Titik-titik yang
tergambar pada gambar 2 mengikuti garis diagonal yang berarti bahwa distribusi data residual
normal sehingga model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Uji Multikolinieritas

Tabel 3. Uji Multikolinieritas


Coefficients
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
AAI 0,508 1,970
ACP 0,294 3,403
APP 0,337 2,964
CRt 0,846 1,182
Fsz 0,333 3,001
Sumber: Hasil Pengelolaan Data (2018)

Pada penelitian ini variabel AAI, ACP, APP, CRt dan FSz menunjukkan Tolerance ≤
0.10 dan nilai VIF ≥ 10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolonieritas.

Uji Heterokesdastisitas

Gambar 3. Grafik Scatterplot

Sumber: Hasil Pengelolaan Data (2018)

Titik-titik menyebar secara tidak teratur dan tidak membentuk pola tertentu. Hal ini
menunjukkan bahwa dalam persamaan model regresi penelitian ini tidak terjadi
heterokedastisitas.

Uji Autokorelasi
Nilai DW 2.371 lebih besar dari nilai 4–1.833 (du) dan kurang dari 4–1.071 (dl) maka
dapat diartikan tidak ada autokorelasi negatif sehingga tidak menghasilkan kesimpulan.

DOI: 10.22441/profita.2019.v12.01.010 137


Profita: Komunikasi Ilmiah Akuntansi dan Perpajakan p-ISSN: 2086-7662
Volume 12 Nomor 1 | April 2019 e-ISSN: 2622-1950

Tabel 4. Hasil Uji Autokorelasi


Model Summary
Model R R Adjusted R Std. Error of the Durbin-
Square Square Estimate Watson
1 0,850 0,723 0,666 0,05693182 2,371
Sumber: Hasil Pengelolaan Data (2018)

Pengujian Hipotesis
Uji F
Tabel 5. Hasil Uji F
ANOVA
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 0,203 5 0.041 12,544 0,000
Residual 0,078 24 0,003
Total 0,281 29
Sumber: Hasil Pengelolaan Data (2018)

Berdasarkan nilai Sig. F 0.000 < 0.05 menjelaskan variabel independen seperti cash
conversion cycle yang terbagi dalam tiga komponen pelengkap yaitu Average Age of
Inventory, Average Collection Period dan Average Payment Period, current ratio serta firm
size berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen yaitu profitabilitas.

Koefisien Determinasi
Tabel 6. Hasil Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Adjusted R Std. Error of the
Square Square Estimate
1 0,850 0,723 0,666 0,05693182
Sumber: Hasil Pengelolaan Data (2018)

Tabel koefisien determinasi menunjukkan bahwa adjusted R2 adalah 0.666 hal ini
berarti 66.6% menjelaskan variabel independen seperti cash conversion cycle yang terbagi
dalam tiga komponen pelengkap yaitu Average Age of Inventory, Average Collection Period
dan Average Payment Period, current ratio serta firm size berpengaruh terhadap variabel
dependen yaitu profitabilitas.

Uji t
Tabel 7. Hasil Uji t
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 5,071 0,785 6,389 0,000
AAI -0,001 0,000 -0.441 -2,928 0,007
ACP -0,005 0,001 -1,227 -6,192 0,000
APP -0,003 0,001 -0,370 -2,004 0,056
CRt 0,010 0,010 0,118 1,008 0,324
FSz -0,148 0,024 -1,150 -6,180 0,000
Sumber: Hasil Pengelolaan Data (2018)

138 http://publikasi.mercubuana.ac.id/index.php/profita
Profita: Komunikasi Ilmiah Akuntansi dan Perpajakan p-ISSN: 2086-7662
Volume 12 Nomor 1 | April 2019 e-ISSN: 2622-1950

Tabel uji t di atas menjelaskan bahwa AAI, ACP, FSz berpengaruh negatif karena nilai
sig. < 0.05 dan koefisien regresinya minus, sedangkan APP dan CRt tidak berpengaruh karena
nilai sig. > 0.05.

Regresi Linear Berganda


Hasil dari pengujian t tabel maka dapat diperoleh persamaan regresi linear berganda,
yaitu:
ROA/ROI = 5.017 – 0.001AAI – 0.005ACP – 0.003APP + 0.010CRt – 0.148FSz + e

Dapat disimpulkan bahwa Konstanta sebesar 5.017 memiliki arah hubungan positif,
artinya cash conversion cycle yang terbentuk dari tiga komponen pendukung yaitu average
age of inventory, average collection period dan average payment period, likuiditas serta firm
size sama dengan nol, maka return on assets akan mengalami kenaikan sebesar 5.017. Jadi,
apabila keseluruhan variabel memiliki nilai negatif artinya variabel tersebut mengalami
kenaikan sebesar 1 satuan, maka return on assets akan mengalami penurunan sebesar nilai
yang dihasilkan. Selain itu, apabila keseluruhan variabel memiliki nilai positif artinya variabel
tersebut mengalami kenaikan sebesar 1 satuan, maka return on assets akan mengalami
kenaikan sebesar nilai yang dihasilkan.

Pembahasan Hasil Penelitian


Pengaruh Cash Conversion Cycle terhadap Profitabilitas
H1(a) adalah Average Age of Inventory (AAI) berpengaruh negatif terhadap
Profitabilitas. Analisis regresi yang telah dilakukan untuk variabel pendukung Cash
Conversion Cycle (CCC) yang pertama yaitu Average Age of Inventory (AAI) maka terdapat
hasil dari nilai koefisien regresi -0.001 dan nilai signifikansi sebesar 0.007 yang menunjukkan
nilai signifikansi < 0.05 yang berarti H1(a) diterima. Hipotesis H1(a) yang menyatakan bahwa
AAI berpengaruh negatif terhadap profitabilitas diterima. Hal ini sejalan dengan penelitian
Iswandi (2012), Dewi dan Wisadha (2015) serta Sitorus dan Irsutami (2013) yang
menyatakan bahwa rata-rata perputaran persediaan berpengaruh negatif terhadap
profitabilitas. Pengelolaan persediaan sebuah perusahaan dapat dilihat dalam periode
perputaran persediaan harian. Periode perputaran tersebut terlihat lambat atau kecil maka
kemungkinan waktu yang dibutuhkan dalam menjual persediaan perusahaan akan semakin
cepat juga dalam menghasilkan laba yang cepat pula dalam sebuah perusahaan. Namun,
apabila dalam jumlah persediaan sebuah perusahaan terlalu besar maka hal ini akan
menimbulkan biaya tertentu dalam perusahaan tersebut seperti sewa gudang, biaya keamanan
dan biaya asuransi. Hal tersebut bisa membuat beban-beban meningkat selama jumlah
persediaan meningkat sehingga dapat menyebabkan kerugian pada perusahaan dan apabila
kondisi tersebut berlangsung dalam waktu yang cukup lama maka akan berdampak pada
penurunan profitabilitas.
H1(b) adalah Average Collection Period (ACP) berpengaruh negatif terhadap
Profitabilitas. Analisis regresi yang telah dilakukan untuk variabel pendukung Cash
Conversion Cycle (CCC) yang kedua yaitu Average Collection Period (ACP) maka terdapat
hasil dari nilai koefisien regresi -0.005 dan nilai signifikansi sebesar 0.000 yang menunjukkan
nilai signifikansi < 0.05 yang berarti H1(b) diterima. Hipotesis H1(b) yang menyatakan bahwa
ACP berpengaruh negatif terhadap profitabilitas diterima. Hal ini sejalan dengan penelitian
Iswandi (2012), Dewi dan Wisadha (2015) serta Sitorus dan Irsutami (2013) yang
menyatakan bahwa rata-rata perputaran piutang berpengaruh negatif terhadap profitabilitas.
Hal ini menunjukkan bahwa untuk memperoleh keuntungan dalam sebuah perusahaan

DOI: 10.22441/profita.2019.v12.01.010 139


Profita: Komunikasi Ilmiah Akuntansi dan Perpajakan p-ISSN: 2086-7662
Volume 12 Nomor 1 | April 2019 e-ISSN: 2622-1950

dibutuhkan pengelolaan periode pengumpulan piutang dengan sebaik-baiknya. Periode


pengumpulan piutang yang menggunakan waktu penagihan yang besar mengartikan bahwa
perusahaan tersebut akan lebih lambat dalam mengumpulkan piutangnya dan berdampak pada
profitabilitas perusahaan yang menurun. Hal ini disebabkan oleh jumlah hari penjualan dalam
piutang yang memberi pengukuran pada lamanya waktu piutang dagang dan besarnya umur
piutang akan membuat semakin besar pula piutang tak tertagih karena dalam memperoleh
piutang semakin lama. Dana yang terikat dalam piutang semakin besar sehingga membuat
keuntungan perusahaan menurun.
H1(c) adalah Average Payment Period (APP) berpengaruh negatif terhadap Profitabilitas.
Analisis regresi yang telah dilakukan untuk variabel pendukung Cash Conversion Cycle
(CCC) yang terakhir yaitu Average Payment Period (APP) maka terdapat hasil dari nilai
koefisien regresi -0.003 dan nilai signifikansi sebesar 0.056 yang menunjukkan nilai
signifikansi > 0.05 yang berarti H1(c) ditolak. Hipotesis H1(c) yang menyatakan bahwa APP
berpengaruh negatif terhadap profitabilitas ditolak, dengan kata lain APP tidak berpengaruh
terhadap profitabilitas. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Iswandi (2012), Dewi dan
Wisadha (2015) serta Sitorus dan Irsutami (2013) yang menyatakan bahwa rata-rata
perputaran hutang berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. Hal ini dikarenakan adanya
perbedaan bidang perusahaan atau periode penelitian. Penelitian Iswandi (2012)
menggunakan perusahaan consumer goods dan periode penelitian selama tiga tahun serta
penelitian Dewi dan Wisadha (2015) menggunakan perusahaan manufaktur dan periode
penelitian selama tiga tahun selanjutnya penelitian Sitorus dan Irsutami (2013) menggunakan
perusahaan properti dan real estate dengan periode penelitian selama enam tahun, sedangkan
dalam penelitian ini menggunakan perusahaan industri barang konsumsi periode penelitian
lima tahun. APP yang semakin menurun membuat keuntungan perusahaan akan menurun
karena hasil dari kegiatan operasional sebuah perusahaan yang diperoleh dari hutang dalam
menghasilkan pendapatan masih kurang maksimal. Hal tersebut disebabkan kurangnya
penanganaan yang baik dalam mengelola APP oleh pihak manajer sehingga menyebabkan
keuntungan perusahaan menurun. Penurunan keuntungan perusahaan disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu pembelian bahan baku, mesin-mesin baru dan barang lainnya yang
menunjang kegiatan operasional perusahaan. Hal tersebut menjelaskan bahwa dana yang
masuk dari hutang dagang menjadi kecil dan menyebabkan perputaran APP rendah.

Pengaruh Likuiditas terhadap Profitabilitas


H2 adalah Current Ratio (CRt) berpengaruh negatif terhadap Profitabilitas. Analisis
regresi yang telah dilakukan maka terdapat hasil dari koefisien regresi untuk variabel
Likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio (CRt) dengan nilai koefisien regresi 0.010
dengan nilai signifikansi sebesar 0.324 yang menunjukkan nilai signifikansi > 0.05 yang
berarti H2 diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa CRt tidak berpengaruh terhadap
profitabilitas. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Sariyana, et al (2016), Munadhiroh dan
Nurchayati (2015) serta Dwiyanthi dan Sudiartha (2017) yang menyatakan bahwa terdapat
hubungan negatif antara current ratio dengan Profitabilitas. Hal ini dikarenakan adanya
perbedaan bidang perusahaan atau periode penelitian. Penelitian Sariyana, et al (2016)
menggunakan perusahaan food and bevarages dan periode penelitian selama tiga tahun serta
penelitian. Munadhiroh dan Nurchayati (2015) menggunakan perusahaan property dan real
estate selama satu tahun penelitian. Penelitian Dwiyanthi dan Sudiartha (2017) menggunakan
perusahaan industri barang konsumsi selama tiga tahun.
Tidak berpengaruhnya current ratio terhadap profitabilitas dikarenakan meningkatnya
current ratio yang membuat keuntungan perusahaan menurun. Hal ini disebabkan

140 http://publikasi.mercubuana.ac.id/index.php/profita
Profita: Komunikasi Ilmiah Akuntansi dan Perpajakan p-ISSN: 2086-7662
Volume 12 Nomor 1 | April 2019 e-ISSN: 2622-1950

pengelolaan aset lancar kurang optimal sehingga masih ada aset yang menganggur dan
berakibat pada munculnya beban sehingga berdampak pada kurangnya keuntungan yang
diperoleh perusahaan, sebaiknya dibutuhkan penanganaan dan pengelolaan aset lancar secara
optimal agar perusahaan dapat memperoleh keuntungan.

Pengaruh Firm Size terhadap Profitabilitas


H3 adalah Firm Size (FSz) berpengaruh positif terhadap Profitabilitas. Analisis regresi
yang telah dilakukan maka terdapat hasil dari koefisien regresi untuk variabel Firm Size (FSz)
dengan nilai koefisien regresi -0.148 dengan nilai signifikansi sebesar 0.000 yang
menunjukkan nilai signifikansi < 0.05 yang berarti H3 ditolak. Penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa FSz berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. Hal ini tidak sejalan
dengan penelitian Purnamasari dan Fitria (2015), Ambarwati, et al (2015) serta Sawitri, et al
(2017) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara ukuran perusahaan dengan
Profitabilitas. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan bidang perusahaan atau periode
penelitian. Penelitian Purnamasari dan Fitria (2015) menggunakan perusahaan kimia dan
periode penelitian selama tiga tahun serta penelitian Ambarwati, et al (2015) menggunakan
perusahaan manufaktur dan periode penelitian selama lima tahun. Penelitan Sawitri, et al
(2017) menggunakan perusahaan property dan real estate dengan periode penelitian selama
empat tahun, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan perusahaan industri barang
konsumsi periode penelitian lima tahun.
Firm Size (FSz) menggambarkan ukuran perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
Arah negatif dalam penelitian ini menunjukkan bahwa semakin besar nilai firm size maka
akan menurun pula profitabilitas. Hal ini disebabkan besarnya FSz perusahaan secara
otomatis membuat biaya yang dikeluarkan semakin besar seperti biaya pemeliharan gedung,
kendaraan, peralatan dan biaya tenaga kerja serta biaya administrasi yang menujang kegiatan
operasi perusahaan sehingga biaya tersebut yang menyebabkan menurunnya keuntungan
perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan sebaiknya diharapkan dapat mengelola dengan baik
firm size agar dapat memenangkan persaingan, bertahan di dunia industri dan mudah memiliki
akses menuju pasar modal. Hal tersebut juga menunjukkan apabila perusahaan dapat
mengelola firm size dengan baik, maka perusahaan akan memiliki kesempatan dalam
menghasilkan sumber dana yang besar dan mudah dalam memperoleh pinjaman dari kreditor.
Selanjutnya, dana yang dipinjam dapat digunakan perusahaan dalam menunjang aktivitas
sebuah perusahaan seperti membeli mesin baru yang dapat menghasilkan penjualan yang
lebih banyak, saat penjualan perusahaan meningkat di pasaran maka profitabilitas dalam
sebuah perusahaan juga akan meningkat.

PENUTUP
Komponen pertama Cash Conversion Cycle (CCC) yaitu Average Age of Inventory
(AAI) berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. Jika AAI meningkat maka keuntungan
perusahaan akan menurun karena adanya beban-beban operasional perusahaan yang harus
dibayar sehingga membuat keuntungan perusahaan menurun. Komponen kedua Cash
Conversion Cycle (CCC) yang kedua yaitu Average Collection Period (ACP) berpengaruh
negatif terhadap profitabilitas. Jika ACP meningkat maka keuntungan perusahaan akan
menurun karena lamanya waktu piutang dan umur piutang membuat piutang tak tertagih
semakin besar sehingga membuat keuntungan perusahaan menurun. Komponen terakhir Cash
Conversion Cycle (CCC) yang terakhir yaitu Average Payment Period (APP) tidak
berpengaruh terhadap profitabilitas. Jika APP menurun maka keuntungan akan menurun

DOI: 10.22441/profita.2019.v12.01.010 141


Profita: Komunikasi Ilmiah Akuntansi dan Perpajakan p-ISSN: 2086-7662
Volume 12 Nomor 1 | April 2019 e-ISSN: 2622-1950

karena berkurangnya hutang menyebabkan pendapatan perusahaan berkurang sehingga


membuat keuntungan perusahaan menurun.
Likuiditas yang diproksikan dengan Current Ratio (CRt) tidak berpengaruh terhadap
profitabilitas. Jika CRt meningkat maka keuntungan perusahaan akan menurun karena
pengelolaan aset lancar kurang optimal yang menyebabkan aset menganggur sehingga
menimbulkan beban dan kemudian berpengaruh pada menurunnya keuntungan perusahaan.
Firm Size (FSz) berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. Jika FSz meningkat maka
keuntungan perusahaan akan menurun karena FSz yang besar membuat kebutuhan akan
biaya-biaya semakin besar sehingga menyebabkan banyaknya pengeluaran dan kemudian
berpengaruh pada menurunnya keuntungan perusahaan. Cash Conversion Cycle, Likuiditas
dan Firm Size secara simultan berpengaruh terhadap Profitabilitas. Penelitian ini dapat
menjadi pertimbangan bagi perusahaan dalam meningkatkan sebuah keuntungan melalui
penataan kas, persediaan, hutang, piutang dan beban-beban. Selain itu, penelitian ini dapat
menjadi bahan referensi bagi investor dalam mengambil keputusan. Hasil penelitian ini akan
berbeda apabila dalam penelitian selanjutnya dapat menambahkan jumlah sampel, tahun
penelitian, perusahaan yang lebih besar dan variabel yang tidak terdapat dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
Adeputra, M., & Wijaya, I. (2016). Pengaruh Nilai Tukar, Net Profit Margin, Return On
Assets, Suku Bunga, Dan Inflasi Terhadap Return Saham Food And
Beverage. Fakultas Ekonomi Institut Teknologi dan Bisnis Kalbis ISSN, 2356-4385.
Ambarwati NS., Yuniarta GA., Sinarwati NK. (2015). Pengaruh Modal Kerja, Likuiditas,
Aktivitas dan Ukuran Perusahaan terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi Program S1, 3(1).
Badan Pusat Statistik. (2017). (https://www.bps.go.id/index.php/brs/1397). Diakses pada 11
Juni 2017.
Dewi L., Rahayu Y. (2016). Pengaruh Perputaran Modal Kerja terhadap Profitabilitas
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi,
5(1)
Dewi NMR., Wisadha IGS. (2015). Pengaruh Manajemen Modal Kerja pada Profitabilitas
Perusahaan Manufaktur. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 12(3)
Dwiyanthi N., Sudiartha GM. (2017). Pengaruh Likuiditas dan Perputaran Modal Kerja
terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi.
E-Jurnal Manajemen Unud, 6(9).
Enggarwati D., Yahya. (2016). Pengaruh Leverage dan Likuiditas terhadap Profitabilitas pada
Perusahaan Otomotif di BEI. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen, 5(11)
Ghozali I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 23. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gitman LJ., Zutter CJ. (2015). Principles of Managerial Finance 14th edition. America: Person
Education.
Iswandi. (2012). Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja terhadap Profitabilitas dalam
Industri Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Binus Business
Review, 3(1).
Limbong DTS., Chabachib M. (2016). Analisis Pengaruh Struktur Modal, Pertumbuhan
Penjualan dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas
sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus pada Perusahaan Real Estate dan Properti
yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2014). Diponogoro Journal of Management, 5(4)

142 http://publikasi.mercubuana.ac.id/index.php/profita
Profita: Komunikasi Ilmiah Akuntansi dan Perpajakan p-ISSN: 2086-7662
Volume 12 Nomor 1 | April 2019 e-ISSN: 2622-1950

Munadhiroh A., Nurchayati. (2015). Pengaruh Arus Kas Operasi dan Likuiditas terhadap
Profitabilitas (Studi Empiris pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar
di BEI). Journal Ilmiah UNTAG Semarang, 4(3)
Nte’esi E., Mangantar M., Untu VN. (2017). Analisis Pengaruh Perputaran Modal Kerja
terhadap Profitabilitas Perusahaan pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk Periode
2011-2015). Jurnal EMBA, 5(2).
Purnamasari DA., Fitria A. (2015). Pengaruh Perputaran Piutang dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Profitabilitas Perusahaan Kimia. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi, 4(8)
Putra AAWY., Badjra IB. (2015). Pengaruh Levarage, Pertumbuhan Penjualan dan Ukuran
Perusahaan terhadap Profitabilitas”. E-Journal Manajemen Unud, 4(7)
Rahmah AM., Cipta W., Yudiaatmaja F. (2016). Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas, dan
Aktivitas terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2012-2014. e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha.
Volume 4.
Ratnasari L., Budiyanto. (2016). Pengaruh Levarage, Likuiditas, Ukuran Perusahaan terhadap
Profitabilitas pada Perusahaan Otomotif di BEI. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen,
5(6). Juni 2016.
Saputri R. (2017). Analisa Pengaruh Cash Conversion Cycle Terhadap Profitabilitas
Perusahaan Sektor Pertambangan Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia Periode
2010-2014. Jakarta: Skripsi Universitas Indonesia.
Sari WA. (2017). Pengaruh Modal Kerja, Ukuran Perusahaan dan Likuiditas terhadap
Profitabilitas pada Perusahaan Tekstil dan Garmen di Bursa Efek Indonesia. Surabaya:
Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas.
Sariyana BM., YudiaatmajaF., Suwendra IW. (2016). Pengaruh Perputaran Modal Kerja dan
Likuiditas terhadap Profitabilitas (Studi Kasus pada Perusahaan Food and Bevarages).
e-Journal Bisnis Universitas Pendidian Ganesha. Volume 4.
Sawitri NMY., Wahyuni MA., Yuniarta GA. (2017). Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran
Perusahaan dan Struktur Kepemilikan terhadap Profitabilitas (Studi Empiris pada
Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Periode Tahun 2012-2015). E-Journal Universitas Pendidikan Ganesha, 7(1).
Schmuck M. (2013). Financial Distress and Corporate Turnaround. Munchen: Springer
Gabler.
Sitorus YS., Irustami. (2013). Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja terhadap
Profitabilitas (Studi Kasus pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Go Public
di BEI Tahun 2006-2011). Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis, 3(1).
Sriwahyuni, E., & Saputra, R. S. (2017). Pengaruh CR, DER, ROE, TAT, dan EPS terhadap
Harga Saham Industri Farmasi di BEI Tahun 2011-2015. Jurnal Online Insan
Akuntan, 2(1), 119-136.
Syaikhon A. (2014). Menangkap Keuntungan di Industri Barang Konsumsi.
(http://www.neraca.co.id/article/37815/menangkap-keuntungan-di-industri-barang-
konsumsi). Diakses pada 11 Juni 2017.
Wibowo A., Wartini S. (2012). Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas dan Levarage terhadap
Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur di BEI. Jurnal Dinamika Manajemen, 3(1).
Widiyanti M., Bakar SW. (2014). Pengaruh Working Capital Turnover, Cash Turnover,
Inventory Turnover dan Current Ratio terhadap Profitabilitas (ROA) Perusahaan
Property and Real Estate yang Terdaftar di BEI. Jurnal Manajemen dan Bisnis
Sriwijaya. 12(2).

DOI: 10.22441/profita.2019.v12.01.010 143

You might also like