Professional Documents
Culture Documents
Abstract
This study was aimed to identify the distribution of productivity and quality of Temanggung
tobacco, identify relationships between soil erodibility with soil compaction and productivity quality
of Temanggung tobacco, and identify relationships between soil erodibility index with productivity
and quality of Temanggung tobacco. The study was conducted by field survey method with the
object of study was tobacco fields in Temanggung Regency, Central Java. Based on the data
obtained, two maps i.e. map of productivity distribution and map of Temanggung tobacco quality.
The results showed that the soil compaction affected the value of erodibility index. The higher of
the soil compaction, the lower was the value of soil erodibility. It was because the compaction of
the soil influenced one aspect of erodibility. The soil compaction affected the productivity but did
not affect to the quality of Temanggung tobacco. The more compact the soil, the lower the
productivity of the land, it was because root development was hampered by the dense soil, thus
affecting the development of other plants (leaves). While erodibility did not affect productivity, it
affected the quality of tobacco. The higher erodibility indicated the lower quality tobacco. This was
because the high soil erodibility increased soil sensitivity to erosion.
Keywords: compaction, erodibility, productivity, quality, Temanggung tobacco
kesuburan lahan yang diikuti menurunnya petak lahan pertanian. Kehilangan hara dari
produktivitas lahan. Menurut pernyataan permukaan tanah merupakan salah satu akibat
(Djajadi et al., 2002), menurunnya produktivitas utama dari terjadinya erosi. Erosi sangat erat
tembakau di Temanggung disebabkan oleh hubungannya dengan erodibilitas. Menurut
degradasi lahan sebagai akibat dari budidaya Dharmawan (2008), erodibilitas tanah adalah
tembakau yang intensif. Menurunnya daya tahan tanah terhadap erosi. Erodibilitas
produktivitas lahan disebabkan antara lain mempunyai hubungan dengan kepadatan
degradasi lahan akibat erosi dan endemik tanah. Sucipto (2007) mengungkapkan semakin
penyakit (Rochman dan Yulaikah, 2007). tinggi kepadatan tanah suatu lahan maka erosi
BAPPEDA-Temanggung (2013) yang terjadi akan semakin besar sampai pada
memperkirakan bahwa, lapisan olah tanah yang suatu titik optimum tertentu kemudian erosi
hilang setiap tahun akibat erosi sebesar 20-53 t yang terjadi akan berkurang. Oleh karena itu
ha-1 tahun-1. penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi
Tanaman tembakau merupakan tanaman pengaruh kepadatan dan erodibilitas tanah
yang spesifik, sehingga tiap daerah penghasil terhadap produktivitas dan mutu tembakau.
tembakau memiliki ciri khas dan mutu
tembakau yang dihasilkan berbeda (Djumali,
Bahan dan Metode
2008). Ciri khas tembakau ini dipengaruhi
aspek lingkungan dan proses budidaya yang Waktu dan lokasi penelitian
dilakukan petani. Kondisi lingkungan yang
Penelitian dilakukan di Kabupaten
berpengaruh terhadap produksi dan mutu
Temanggung Provinsi Jawa Tengah. Analisis
tembakau antara lain adalah kondisi tanah (sifat
tanah dilakukan di Laboratorium Fisika dan
fisika dan kimia tanah), mikroklimat
Kimia Jurusan Ilmu Tanah, sedangkan analisis
(temperatur dan kelembaban) di sekitar
spasial dilakukan di Laboratorium Pedologi dan
pertanaman, tekstur, kelembaban tanah, dan
Sisitem Informasi Sumberdaya Lahan Jurusan
curah hujan (Sudaryono, 2004). Secara umum
Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas
elevasi tempat yang tinggi menghasilkan
Brawijaya, Malang. Waktu pelaksanaan pada
tembakau dengan mutu yang tinggi, sedangkan
bulan Juni hingga September 2015.
elevasi rendah menghasilkan tembakau dengan
kualitas yang rendah (Rochman dan Suwarso,
Alat dan bahan
2000). Demikian pula bila ditinjau dari tekstur
tanah, dimana wilayah berelevasi tinggi Alat yang digunakan dalam penelitian ini
umumnya bertekstur lebih kasar dibandingkan terbagi menjadi peralatan pengambilan contoh
wilayah berelevasi rendah (Rochman dan tanah, pengamatan kondisi aktual lahan dan
Yulaikah, 2007). kepadatan tanah dan analisis tanah. Peralatan
Tanaman tembakau di Kabupaten pengambilan contoh tanah meliputi ring
Temanggung dibudidayakan pada ketinggian sampel, plastik, kertas label, karet, sekop,
tempat antara 500-1500 m dpl., kelerengan cangkul, balok kayu dan palu. Pada pengamatan
lahan bervariasi antara 8%- 45%, dengan curah di lapangan menggunakan alat yang meliputi
hujan antara 1500-3500 mm.tahun-1 (Rochman penetrometer untuk mengukur kepadatan
dan Yulaikah, 2007). Tingginya curah hujan tanah, GPS (Global Positioning System), kamera,
dan dengan kemiringan lahan tertentu dan klinometer serta peralatan analisis yang
mengakibatkan terjadinya limpasan permukaan, terdapat di Laboratorium Fisika dan Kimia
sehingga berakibat terjadi erosi Tanah. Bahan yang digunakan dalam peneltian
(Kartasapoetra,1990) yang menyebabkan adalah bahan-bahan untuk analisis fisika dan
hilangnya unsur hara. Menurut Tambun (2013), kimia.
unsur hara tanah umumnya banyak terdapat
pada lapisan atas tanah khususnya unsur N, P, Tahap penelitian
K sebagai penyubur tanah, sehingga aliran
Persiapan
permukaan yang terjadi, selain membawa tanah
Izin lokasi dan persiapan peta kerja yang
tererosi juga membawa hara tanah keluar dari
diperlukan untuk pelaksanaan survei lapangan.
http://jtsl.ub.ac.id
391
Peta kerja yang diperlukan meliputi Peta tanah yang dinyatakan dalam gaya (kg f cm2-1).
administrasi Kabupaten Temanggung dan peta Penetrasi dilakukan pada lahan titik observasi
berskala 1:25.000, Peta bentuk lahan, relief, dengan beda kedalaman tanah, yang meliputi
peta ketinggian tempat, peta bahan induk. Peta- 10, 20, 30, 40, 50, dan 60 cm. Penetrasi
peta tersebut merupakan data sekunder yang dilakukan dengan pengulangan tiga kali pada
berfungsi sebagai petunjuk dalam menentukan setiap lahan. Ilustrasi penetrasi dapat dilihat
titik daerah pengamatan di lapangan. pada Gambar 6. Gaya maksimal yang
Pembuatan Satuan Peta Lahan dan Peta ditimbulkan oleh penetrometer Daiki dalam
diperlukan untuk menentukan titik pengamatan penetrasi ialah 0-25 kg f cm2-1.
sebelum survei lapang dilakukan. Satuan peta
lahan terdiri dari peta penggunaan lahan dan
peta bentuk lahan yang di overlay dengan peta Hasil dan Pembahasan
lereng, geologi, ketinggian tempat dan hillshade. Produktivitas rajangan kering tembakau
Skala kerja yang digunakan adalah 1:50.000. Temanggung
Pengumpulan data sekunder Berdasarkan rerata produktivitas diketahui
Pada tahap ini meliputi studi pustaka dari data bahwa sentra Sawahan mempunyai nilai
sekunder, pengumpulan data dari penelitian produktivitas paling tinggi diantara sentra yang
sebelumnya, kondisi umum wilayah setempat lain sebesar 2.044 kg ha-1 rajangan kering,
dan tingkat produktivitas dan mutu tanaman kemudian produktivitas tertinggi kedua berada
tembakau. Kompilasi dari data-data awal yang di sentra Lamuk sebesar 1106 kg ha-1.
diperoleh selanjutnya digunakan untuk dasar Produktivitas tembakau sentra paling rendah
penentuan rencana kerja dan observasi yang berada di sentra Kidulan sebesar 611 kg ha-1.
sistematis. Dari data tersebut lahan sawah mempunyai
nilai produktivitas tembakau cenderung tinggi
Penentuan titik observasi jika dibandingkan dengan lahan tegalan. Hal ini
Titik observasi penelitian dengan objek terjadi karena pada lahan sawah ketersediaan air
tanaman tembakau varietas Kemloko tanah lebih tinggi daripada lahan tegalan.
berjumlah 72 Titik. Titik observasi tersebut Menurut Siswanto (2004), produktivitas
tersebar di delapan sentra antara lain sentra tanaman tembakau pada lahan sawah
Kidulan, Lamuk, Lamsi, Paksi, Sawahan, cenderung tinggi, namun kualitas dan aroma
Tionggang, Tualo, dan Swanbin. Sentra rendah.
tersebut berada pada penggunaan lahan jenis Berdasarkan Gambar 1 tersebut dapat
tegalan yang mempunyai ketinggian tempat diinterpretasikan bahwa sentra yang
>750 m dpl. Serta sentra Sawah yang berada menghasilkan tembakau rajangan kering paling
pada penggunaan lahan jenis sawah yang tinggi adalah sentra Sawahan dengan nilai
mempunyai ketinggian tempat <750 m dpl. >2000 kg ha-1. Produktivitas rendah (<1000 kg
Metode yang digunakan untuk ha-1) terjadi pada sentra Swanbin, Paksi dan
menentukan titik 72 observasi adalah grid Kidulan. Sentra yang tergolong sedang dalam
bebas yang didasarkan pada aspek fisiografi dan menghasilkan tembakau rajangan kering adalah
sub landform. Pengukuran tahanan penetrasi sentra Lamsi, Lamuk, Tionggang dan Tualo.
tanah dilakukan ketika tanaman tembakau Berdasarkan ketinggian (elevasi lahan)
masih berdiri tegak dan tanah dalam kondisi diketahui bahwa produktivitas tinggi ditemukan
yang sama pada semua titik (kering). Alat untuk pada elevasi <1000 m di atas permukaan laut
mengukur kepadatan tanah adalah (dpl) dibanding dengan produktivitas pada
penetrometer Daiki. Cara penggunaanya adalah elevasi >1000 m dpl (Tabel 1). Hal ini serupa
dengan cara menancapkan penetrometer ke dengan hasil Peta sebaran Produktivitas yang
tanah dengan kedalaman berbeda-beda. Setelah ditumpang-tindihkan (overlay) dengan peta
penetrometer mengalami penekanan ke elevasi (Gambar 1). Pada peta tersebut
permukaan tanah, maka tuas akan bergerak menggambarkan bahwa sebagian besar wilayah
naik menggambar ukuran kekuatan kepadatan yang menghasilkan produktivitas tinggi pada
http://jtsl.ub.ac.id
392
lahan yang mempunyai elevasi <1000 m dpl dan pada produktivitas kelas tinggi sebesar
dibanding pada elevasi >1000 m dpl. 6.862 ha. Sedangkan luas wilayah pada elevasi
Pada elevasi <1000 m dpl, meliputi >1000 m dpl, pada produktivitas kelas rendah
tingkat produktivitas rendah, sedang hingga hanya sebesar 1.502 ha dan pada kelas
tinggi. Sebaran produktivitas pada elevasi produktivitas sedang hanya 224 ha.
>1000 m dpl adalah rendah hingga sedang.
Maastur et al. (2002) menyatakan bahwa, Indeks mutu tembakau Temanggung
produktivitas tembakau dipengaruhi secara
Mutu tembahan yang tertinggi tertinggi berada
bersama-sama oleh elevasi, arah lereng dan
pada sentra Tionggang dengan indeks 47,62
kemiringan lahan.
(Tabel 2). Indeks mutu tertinggi kedua dan
ketiga secara berurutan adalah sentra Lamuk
Tabel 1. Sebaran kelas produktivitas dan Tualo dengan nilai masing-masing 33,85
berdasarkan elevasi dan 22,49. Mutu terendah diantara delapan
sentra tembakau ialah sentra Kidulan, Swanbin
No Kelas <1000 m >1000 m
dan Sawahan. Secara berurutan nilai indeks
dpl (ha) dpl (ha) mutu tersebut yaitu 12,84, 13,08 dan 14,44.
1 Rendah 16.026 1.502
2 Sedang 700 224
3 Tinggi 6.862 0
Tabel 2. Indeks mutu tembakau berdasarkan
sentra dan elevasi
No Sentra Elevasi Indeks
(m dpl) Mutu
1 Kidulan 1.020 12,84
2 Lamuk 1.266 33,85
3 Lamsi 1.081 16,54
4 Paksi 1.305 16,76
5 Sawah 820 14,44
6 Swanbin 1.033 13,08
7 Tionggang 1.409 47,62
8 Tualo 1.446 22,49
http://jtsl.ub.ac.id
393
Kepadatan tanah
Kepadatan tanah rerata berdasarkan sentra
disajikan pada Tabel 4. Pada tabel tersebut
menunjukkan bahwa sentra Lamuk mempunyai
Gambar 2. Peta sebaran mutu berdasarkan tingkat kepadatan paling tinggi dibanding
elevasi sentra lain. Sentra tersebut mempunyai nilai
kepadatan tanah sebesar 19,33 kg f cm2-1 dan
Erodibilitas tanah sentra Kidulan merupakan sentra yang
Erodibilitas adalah salah satu faktor yang mempunyai tingkat kepadatan terendah dengan
mempengaruhi besarnya nilai erosi. Namun, nilai 13,00 kg f cm2-1.
erodibilitas tidak lepas dari empat faktor yang
mempengaruhi erodibilitas tersebut sendiri.
Beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi Tabel 4. Rerata kepadatan tanah berdasarkan
rendahnya nilai indeks erodibilitas adalah sentra
tekstur, struktur, bahan organik dan
permeabilitas tanah. No Sentra Kepadatan (kg f cm2-1)
Pada 72 titik observasi meliputi delapan 1 Kidulan 13
sentra tembakau temanggung, dari data 2 Lamuk 19
erodibilitas maka dapat dikelaskan berdasarkan 3 Lamsi 17
sentra, sehingga dapat diketahui nilai indeks 4 Paksi 14
erodibilitas setiap sentra. Hasil perhitungan 5 Sawah 15
indeks erodibilitas dibuat rerata berdasarkan 6 Swanbin 17
sentra yang disajikan pada Tabel 3. Jika 7 Tionggang 14
dihitung rerata berdasarkan sentra, maka pada 8 Tualo 15
keseluruhan sentra mempunyai tingkat
erodibilitas mulai kelas rendah sampai sangat
tinggi. Pada sentra Kidulan, Lamuk dan Namun, jika ditinjau berdasarkan data
Swanbin tergolong kelas erodibilitas sangat kepadatan secara keseluruhan yang diperoleh
tinggi. Pada sentra Lamsi, Paksi dan Sawahan dan 72 titik observasi, menunjukan tingkat
tingkat erodibilitas tergolong pada kelas tinggi. kepadatan tanah yang berbeda-beda. Hal ini
Sedangkan sentra Tualo dan Tionggang, karena selain kondisi fisik tanah yang berbeda,
http://jtsl.ub.ac.id
394
http://jtsl.ub.ac.id
395
http://jtsl.ub.ac.id
396
kandungan N dan K rendah, dan daya simpan lain (Sitompul dan Guritno, 1995). Dengan
air juga rendah. Menurut Djajadi Djaj dan demikian, kepadatan tanah dapat
Murdiyati, (2000) kandungan unsur-unsur
unsur yang mempengaruhi produksi suatu tanaman. Hal ini
dominan pengaruhnya terhadap mutu antara sesuai dengan pendapat Rusdiana et al. (2000),
lain kalium (K), kalsium (Ca) dan magnesium bahwa pertumbuhan akar sangat dipengaruhi
(Mg) umumnya sedang sampai sangat tinggi. oleh keadaan fisik tanahnya. Terjadinya
Djumali, (2008) ada sembilan faktor yang kepadatan suatu tanah dapat disebabkan karena
mempengaruhi mutu adalah dosis pupuk pup beberapa hal.
kandang, genetik tanaman, kapasitas pegang air,
kandungan C organik, dosis pupuk P,
kandungan Ca, curah hujan, frekuensi
pengendalian hama penyakit dan frekuensi
panen.
http://jtsl.ub.ac.id
397
pada lahan sawah mempunyai ketersediaan air tanah maka semakin rendah indeks mutu. Nilai
yang baik sehingga mendukung
menduk produktivitas sig korelasi tersebut sebesar 0,69 yang
tinggi. Namun, pada kualitas mutu tembakau bermakna tidak signifikan (>0,06), sehingga
cenderung rendah. Hal ditunjukkan pada hasil tidak dapat diuji lanjut.
korelasi dalam penelitian ini, menunjukkan
hubungan tidak searah pada variabel
produktivitas dan mutu. Menurut Djajadi dan
Murdiyati (2000), produktivitas
produktiv tanaman
tembakau di lahan sawah tinggi, namun kualitas
dan aroma rendah. Menurut Winanti (1996)
pengaruh vegetasi terhadap infiltrasi ditentukan
oleh sistem perakaran tanaman, yang berbeda
antara tumbuhan berakar pendek, sedang, dan
dalam.
Pada pengamatan
matan di lapang, hampir
keseluruhan titik observasi memiliki vegetasi
yang rendah. Tanaman penegak yang Gambar 7. Hubungan K
Kepadatan Tanah dan
sebelumnya tumbuh, oleh petani ditebang Indeks Mutu
dengan tujuan untuk menghasilkan tembakau
dalam kuantitas dan kualitas tembakau yang
tinggi. Kurangnya penyinaran
penyinara matahari Kepadatan tanah dapat mengurangi kandungan
menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan aerasi tanah, mengurangi ketersediaan air bagi
produksi tembakau (Anggraini, 2009), sehingga tanaman, dan menghambat pertumbuhan akar
petani tidak segan menebang tanaman tanaman (Damanik, 2007). Hal ini juga
penegak/ pohon yang tumbuh di lahan mereka diungkapkan oleh Wilson (2006) bahwa tanah
demi meningkatkan produktivitas dan mutu yang padat dapat apat mengurangi kapasitas
tembakau. memegang air, mengurangi kandungan udara,
Kepadatan tanah yang berdampak
berda erosi memberikan hambatan fisik yang besar pada
yang secara tidak langsung dapat menyebabkan penerobosan akar sehingga mengendalikan
menururnnya produktivitas tanaman tembakau kapasitas kemampuannya memanen air, udara,
khususnya pada lahan tegal. Pada lahan tegalan dan hara.
yang mempunyai ketinggiaan 500-1000
500 m dpl Kepadatan tanah berpengaruh pada
dengan kemiringan lahan yang sedang-curam
sedang lingkungan fisik tanah nah sehingga dapat
sangat mendukung terjadinya
terjadiny degradasi lahan mempengaruhi produksi tanaman (Bahri,
terutama erosi. Menurut Rochman dan 2003). Menurut Wulandari et al. (2010), sifat
Yulaikah (2007), salah satu permasalahan yang fisik tanah mempengaruhi sifat kimia dan
dihadapi dalam pengembangan tembakau biologi tanah, dengan sifat fisik yang kurang
temanggung adalah rendahnya produktivitas baik terhadap sifat kimia mempengaruhi
yang disebabkan oleh mundurnya daya dukung produksi maupun mutu tembak
tembakau. Salah satu
lahan akibat erosi dan endemik penyakit.
pen unsur kimia yang sangat dibutuhkan oleh
tanaman tembakau adalah unsur hara P.
Hubungan kepadatan tanah dengan indeks Tanaman tembakau membutuhkan unsur hara
mutu P sejak awal pertumbuhan sehingga jika
Hasil korelasi kepadatan dengan mutu tanaman kekurangan unsur hara P maka
menunjukkan hubungan yang tidak signifikan. pertumbuhannya akan lambat (Djajadi dan
Pada Gambar 7 menunjukkan grafik tidak Murdiyati, 2000).
beraturan, sehingga pengaruh kepadatan tanah
terlihat bias/ samar. Namun, uji korelasi
Kesimpulan
keduanya bernilai -0,074,
0,074, yang bersifat
hubungan tidak searah. Notasi negatif tersebut Sentra yang mempunyai produktivitas
bermakna semakin tinggi kepadatan suatu tembakau rendah diantaranya sentra Swanbin,
http://jtsl.ub.ac.id
398
Paksi dan Kidulan, sedangkan sentra yang Dariah, A., Subagyo, H., Tafakrestanto, C. dan
mempunyai produktivitas tembakau sedang Marwanto, S. 2004. Kepekaan Tanah Terhadap
diantaranya sentra Tionggang, Tualo, Lamsi Erosi, dalam Teknologi Konservasi Tanah pada
dan Lamuk. Sentra yang mempunyai kualitas Lahan Kering berlereng. Pusat Penelitian dan
Penelitian Tanah dan Agroklimat
mutu tembakau rendah meliputi sentra
(Puslitbangtanak). Bogor
Swanbin, Paksi, Tualo, Lamuk, Kidulan dan Dharmawan, I. 2008. Analisis Erodibilitas Tanah di
Sawahan sedangkan sentra yang mempunyai Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali Propinsi
kualitas mutu sedang adalah sentra Lamsi dan Jawa Tengah. Fakultas Geografi Universitas
Tionggang. Kepadatan berpengaruh terhadap Muhammadiyah Surakarta. Surakarta
nilai indeks erodibilitas. Semakin tinggi Didjajani. 2012, Kehilangan Hara Akibat Erosi.
kepadatan suatu tanah maka semakin rendah Agrovigor Vol 5 No 1. Fakultas Pertanian
nilai erodibilitas tanah. Universitas Pembangunan Nasional (UPN)
Kepadatan tanah juga berpengaruh Jawa Timur. Surabaya
terhadap produktivitas lahan namun tidak Disbun-Jatim. 2012. Panduan Budidaya Tembakau
Virginia (Good Tobacco Practice). Dinas
berpengaruh terhadap indeks mutu. Semakin
Perkebunan Provinsi Jawa Timur. Surabaya
tinggi kepadatan tanah maka semakin rendah Disperindag-Jatim. 2013. Mengapa Impor
produktivitas tembakau temanggung. Tembakau?. Tobacco Information Center .
Erodibilitas Tanah tidak berpengaruh terhadap Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi
produktivitas lahan, namun berpengaruh Jawa Timur UPT. Pengujian Sertifikasi Mutu
terhadap indeks mutu. Semakin tinggi indeks Barang - Lembaga Tembakau Jember. Jember
erodibilitas maka semakin rendah indeks mutu Djajadi, M. dan Murdiyati, A.S. 2000. Hara dan
tembakau temanggung. Pemupukan Tembakau Temanggung. Monograf
Tembakau Temanggung. 32-39. Balai Penelitian
Tanaman Tembakau dan Serat. Malang
Daftar Pustaka
Djajadi, M., Sholeh. dan Sudibyo, N. 2002.
Al-Hadi, Y., Yunus, Y. dan Idkham, M. 2012. Pengaruh Pupuk Organik Za dan SP 36
Analisis Sifat Fisika Tanah Akibat Lintasan Dan terhadap hasil dan Mutu Tembakau
Bajak Traktor Roda Empat. Program Studi Temanggung Pada Tanah Andisol. Balai
Magister Konservasi Sumberdaya lahan Fakultas Penelitian Tembakau dan Tanaman Serat
Pertanian Unsiyah. Banda Aceh Malang.
Anggraini, E. 2009. Pemanfaatan Mikoriza Untuk Djumali. 2008 Produksi dan Mutu Tembakau
Meningkatkan Pertumbuhan Dan Produksi (Nicotiana tabacum) Temanggung di Daerah
Tembakau Deli (Nicotiana Tabacum L.) Pada Tradisional Serta Faktor-Faktor yang
Kondisi Cekaman Kekeringan. Fakultas Mempengaruhinya. Disertasi Doktor. Fakultas
Pertanian Pascasarjana Universitas Sumatera Pasca Sarjana. Universitas Brawijaya. Malang 353
Utara Medan hlm.
Bahri, M.F. 2003. Perubahan Sifat Fisik-Mekanik Hilman, Y. 2013. Teknologi Inovatif Budidaya
Tanah Pada Perlakuan Bahan Organik dan Sayuran Lahan Kering Berbasis Pengelolaan
Lintasan Traktor dengan Indikator Tanaman Hara Terpadu Menuju Terwujudnya Ekonomi
Kangung Darat. Jurusan Teknik Pertanian. Biru (Pertanian Ramah Lingkungan). Orasi
Institut Pertanian Bogor. Bogor Pengukuhan Profesor Riset Bidang Budidaya
BAPPEDA-Temanggung. 2013. BAPPEDA Bank. Tanaman, Badan Litbang Pertanian.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kementerian Pertanian, Bogor, Desember 2013.
Kabupaten Temanggung. Temanggung Kartasapoetra, A. G. 1990. Kerusakan Tanah
BAPPEDA-Temanggung. 2015. Satistik Kabupaten Pertanian dan Usaha Untuk Merehabilitasinya,
Temanggung 2015. Badan Perencanaan Bina Aksara. Jakarta.
Pembangunan Daerah. Kabupaten Mastur, G. Dalmadiyo, Suwarso, A.S. Murdiyati,
Temanggung. Temanggung Djajadi, M. dan Mukani. 2002. Pengkajian teknik
Damanik, P. 2007. Perubahan Kepadatan Tanah konservasi lahan tembakau temanggung.
dan Produksi Tanaman Kacang Tanah (Arachis Laporan Akhir Proyek Pengkajian Teknologi
hypogea L.) Akibat Lintasan Traktor dan Dosis Pertanian Partisipatif. Balai Penelitian Tanaman
Bokashi. Departemen Teknologi Pertanian Tembakau dan Serat, Malang. 19 hlm
Fakultas Teknologi Pertanian Intitut Pertanian Prasetyo, B. dan Suriadikarta, A.D. 2006.
Bogor. Bogor Karakteristik, Potensi, Dan Teknologi
Pengelolaan Tanah Ultisol Untuk
http://jtsl.ub.ac.id
399
http://jtsl.ub.ac.id
400
http://jtsl.ub.ac.id