You are on page 1of 9

Ekologia, Vol. 15 No.

2 , Oktober 2015: 33-40

FORMULASI DAN UJI STABILITAS GRANUL EFERVESEN


SARI BUAH SIRSAK (Annona muricata L.)

Prasetyorini1, IkeYuliaW.2 dan Murni Tiradisuci3


1
Program Studi Biologi FMIPA UNPAK
2,3
Program Studi Farmasi,FMIPA-UNPAK

E-mail : Prasetyorini67@yahoo.co.id

ABSTRACT

This event will be based on research by the large number of reports on the benefits of
soursop for various diseases especially antihipertensi and antihiperuresemia. Forms need to
be developed so that a more practical preparations and ketersediannya continuous, one of
which is in the form of effervescen granule juice. This research aims to find out whether the
soursop fruit juice can be a formulation in granule material of efervesen who meet the
requirements of quality, standards and terms of efervesen granule and making it acceptable
in society. In the study of fruit juice made with the soursop fruit flesh filter using Batiste,
juice drained using Freezedryer with the addition of maltodekstrin 20%. The powder is then
made 3 fruit formula granule effervesent with the difference of acid-catalyzed and the
manufacturing process is done by the method of smelting using alcohol 70% without binder.
Test results show the BSLT fruit pollen have toxic effects against larvae of shrimp
Artemiasalina Leach with LC50 108.914 ppm. The results of the evaluation of the third shows
the formula for granule corner quietly and solubility are eligible, cohesive, and the granule
flow values test froth above 70%, the test results of licentious formula2 has the most
preferred taste. Stability test for efervesen granule 8 weeks the most stable at a temperature
of 15 ° C containing Sodium ion levels 3, 97g/100 ggranul, potassium of 0, 24g/100 ggranul, 2,
19mg SAG polyphenols/ggranul and vitamins C51, 91mg/100ggranul.

Key words : granul, efervesen, stabilitas, sirsak

PENDAHULUAN α-murolen 5,5%, τ dan α kadinol 4,3%.


Buah sirsak memiliki kegunaan yang Menurut Cosmo et al., (2007) pada daun
luar biasa terutama dalam pengobatan dan sirsak mengandung β-kariopylen 40% dan
pencegahan kanker, dari berbagai pada biji mengandung ô-phelandren 25%.
penelitian buah sirsak dapat digunakan Dilaporkan Taylor (2002),
untuk penyembuhan luka, antimikroba, pemanfaatan buah sirsak sebagai anti
antiovarian, antioksidan, kemopreventif, reumatik sudah dilakukan di Brazil, hal ini
efek pada ginjal, efek pada hati (Trupti et bisa dipahami karena dalam buah sirsak
al., 2014). Disisi yang lain dilaporkan daun memiliki kandungan polifenol yang tinggi
sirsak dapat digunakan sebagai obat wasir, (Bora et al, 2004). Enzim xantin oksidase
sakit kantung air seni, diare bayi, disentri, berfungsi untuk mengkatalisis perubahan
dan sumber vitamin C, peluruh keringat, purin menjadi asam urat, dengan
antikejang dan mempercepat masaknya terhambatnya enzim xantin oksidase maka
bisul (Thomas, 1992). Menurut Pellsser et pembentukan asam urat akan terhambat
al., (1994) pada daun dan buahnya pula (Waring, et al. 2005, Feig et al, 2008).
teridentifikasi sebanyak 59 komponen yang Lebih jauh dilaporkan oleh Ardiansyah
terkandung didalamnya, terutama (2007) golongan flavonoid yang memiliki
β-kariopylen 31,4%, ô-kadinen 6,7%, efek antioksidan meliputi flavon,
Formulasi dan uji stabilitas granul efervesen Sari buah Sirsak …….………….. (Prasetyorini, dkk.)

33
Ekologia, Vol. 15 No.2 , Oktober 2015: 33-40

flavonol, flavanon, isoflavon, katekin menit, selanjutnya diperas menggunakan


dan kalkon. Dilaporkan juga bahwa kain batis sehingga menghasilkan sari
sebagian besar antioksidan alami berasal buah. Sari buah selanjutnya dikeringkan
dari tanaman, antara lain berupa senyawaan menggunakan Freezedryer dengan
tokoferol, karatenoid, asam askorbat, fenol penambahan maltodekstrin 20 %.Serbuk
dan flavonoid (Mardiana dan Ratnasari, sari buah kemudian dibuat 3 formula
2013). granul efervesen dengan perbedaan
Didasarkan potensi buah sirsak penambahan asam basanya, dan proses
seperti uraian diatas maka dirasa perlu pembuatannya dengan metode peleburan
dilakukan pengembangkan bentuk sediaan menggunakan alkohol 70% tanpa pengikat.
yang lebih praktis dan ketersediaan terjaga.
2. Uji Fitokimia
Salah satu sediaan tersebut adalah granul Serbuk sari buah diuji fitokimia
efervesen yang dapat dibuat dengan
kualitatif (untuk kandungan flavanoid,
metode peleburan dengan asam sitrat dan alkaloid, tanin, saponin dan polifenol)dan
asam tartrat sebagai sumber asam dan kuantitatif (untuk kandungan polifenol,
natrium bikarbonat sebagai sumber basa. vitamin C, Kalium dan Natrium). Uji
Bentuk sediaan ini lebih mudah kualitatif flavanoid dilakukan dengan 3
dikonsumsi, mudah diterima oleh pereaksi (yaitu FeCl3 1%, asam asetat 10%
masyarakat dan terjamin ketepatan dan serbuk Mg dan 1 mL HCl pekat). Uji
dosisnya. Granul efervesen juga alkaloid dengan 3 jenis pereaksi
memberikan variasi dalam penyajian (Dragendroff, Mayer, dan Wagner). Uji
minuman tradisional, praktis dalam tanin dilakukan dengan pereaksi ferri
penyimpanan dan transportasi. Keunggulan klorida 1%dan uji gelatin. Uji saponin
granul efervesen yang lain adalah dilakukan dengan uji sabun dan uji
kemampuan menghasilkan gas CO2 yang hemolisis (Rajendra, 2011). Uji kualitatif
memberikan rasa segar, gas tersebut dapat
polifenol dilakukan dengan larutan ferri
menutupi rasa kurang enak serta klorida 1%. Uji kuantitatif kadar polifenol
mempermudah proses pelarutannya tanpa dilakukan dengan metode Biru Prusi
melibatkan pengadukan secara manual. (Soebagjo,dkk, 2007). Penetapan
Penelitian ini bertujuan membuat kandungan vitamin C dilakukan dengan
formulasi sari buah sirsak menjadi sediaan titrasi iodometri. Uji kuantitatif Kalium dan
granul efervesen yang memenuhi standar Natrium dilakukan di Balai Penelitian
dan syarat-syarat pembuatan granul Peternakan Ciawi, Bogor dengan metode
efervesen serta dapat diterima oleh Micro plasma.
masyarakat. Penetapan kadar abu dilakukan
dengan menimbang sari buah sirsak
METODE PENELITIAN kering2-3 g, dimasukkan ke dalam krus
Penelitian dilaksanakan dari bulan silika yang telah ditera, masukkan ke
Februari-Juli 2014 di Laboratorium
dalam tanur pada suhu pemanasan 700°C.
Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Serbuk dipijarkan sampai menjadi abu.
Pengetahuan Alam Universitas Pakuan Dinginkan dalam eksikator lalu ditimbang
(FMIPA-UNPAK), Laboratorium Pusat (DepKes RI, 1995). Penetapan kadar air
Studi Biofarmaka dan Balai Penelitian dilakukan dengan menggunakan alat
Ternak di Bogor. moisture balance.
Penetapan kadar polifenol dilaku-
1. Preparasi Buah Sirsak kan dengan melarutkan uji, deret asam
Daging buah sirsak masak 10 kg galat dan blanko diukur serapan pada
diblansir dengan uap air mendidih selama 3 panjang gelombang maksimum. Nilai
Formulasi dan uji stabilitas granul efervesen Sari buah Sirsak …….………….. (Prasetyorini, dkk.)

34
Ekologia, Vol. 15 No.2 , Oktober 2015: 33-40

absorbansi dan konsentrasi dari asam galat 3. Formulasi Granul Efervescen Sari
kemudian dimasukkan ke dalam grafik Buah Sirsak Kering
untuk mendapatkan persamaan regresi Formula granul efervesen yang
liniernya. Nilai pada persamaan regresi akan dibuat beserta bahan tambahan yang
linier digunakan untuk menyetarakan digunakan dalam pembuatan 3 formula
kandungan polifenol pada larutan uji granul efervesen disajikan dalam Tabel 1.
dengan kandungan polifenol pada asam
galat. Kadar polifenol dihitung Tabel 1. Formulasi granul efervesen
menggunakan rumus berikut: serbuk sari buah
Kadar polifenol = Bahan
F1 F2 F3
( ) (gram) (gram) (gram)
x 100% Serbuk Sari Sirsak 4,2 4,2 4,2
Asam sitrat 0,69 0,69 0,69
Kadar polifenol didapat sebagai mg setara Asam Tartrat 1,02 1,02 1,02
asam galat/100 g sampel Natrium
1,94 2,25 1,94
Bikarbonat
Penetapan kadar vitamin C:
Sukralosa 0,025 0,025 0,025
ditimbang 1 g sampel, dilarutkan dalam
Laktosa 4,13 3,82 4,33
campuran 100 ml aquadest dan 25 ml asam
sulfat 2 N, tambahkan 3 mL indikator
kanji. Titrasi dengan iodium 0,1 N. Pembuatan granul dilakukan
Perhitungan: 1 ml 0,1 N iodium = 8,806 dengan cara masing-masing bahan diayak
mg asam askorbat. Rumus yang digunakan dengan pengayak mesh 30, kemudian
untuk menghitung mg asam askorbat/100g ditimbang sesuai takaran.Dibuat campuran
sampel adalah: Ayang terdiri dari campuran Natrium
Asam askorbat = Bikarbonat dan Laktosa, yang ditambahkan
serbuk sari buah, dan campuran B terdiri
x 100% dari sukralosa ditambah asam sitrat dan
Analisis Natrium dan Kalium asam tartrat. Selanjutnya campuran Adan B
dilakukan dengan menimbang 2 g sampel, masing-masing dibuat massa granul dengan
ditempatkan dalam cawan krus, selanjutnya menyemprotkan alkohol 70% sampai
diabukan dalam tanur 550°C semalam. terbentuk massa granul, massa yang basah
Abu ditimbang, kemudian diencerkan diayak menggunakan ayakan mesh 12,
dengan HCl dalam labu 200 mL (1:3) ad selanjutnya granul dikeringkan di dalam
dengan aduadest. Larutan dipipet 10 mL di lemari pengering yang telah dialasi kain
ad 100 dengan aquadest, sampel batis pada suhu 40-50°C sampai granul
dimasukkan dalam alat Micro plasma, menjadi kering. Selanjutnya campuran A
Larutan standar (blanko) menggunakan dan campuran B dicampur dan diayak
HCl 50 mL dan aquadest 150 mL. kembali menggunakan ayakan mesh 8.
Uji toksisitas serbuk sari buah
4. Evaluasi Granul Efervesen Sari Buah
dilakukan dengan metode BSLT untuk
Sirsak
menentukan LC50 (konsentrasi serbuk sari
Evaluasi granul efervesen meliputi
buah yang dapat mematikan ≥ 50 % jumlah
uji: aliran granul, sudut istirahat, kelarutan,
larva udang yang diuji). Uji tersebut
hedonik dan stabilitas. Uji aliran granul
dilakukan di Laboratorium Pusat Studi
dilakukan dengan mencatat waktu saat 20 g
Biofarmaka.
granul dilewatkan ke dalam Flowmeter
sampai masa granul melewati corong.
Pengukuran dilakukan 3 kali, dan

Formulasi dan uji stabilitas granul efervesen Sari buah Sirsak …….………….. (Prasetyorini, dkk.)

35
Ekologia, Vol. 15 No.2 , Oktober 2015: 33-40

penghitungan daya alir granul dilakukan sekitar wadah mulai menghilang.Bila


menggunakan persamaan: granul terdispersi dengan sempurna dalam
waktu ≤ 5 menit, maka sediaan tersebut
M memenuhi persyaratan waktu larut
f= (Anshory, dkk., 2007).
T Kontrol terhadap kandungan CO2
Keterangan: f = daya alir (g/detik), merupakan persyaratan awal dan jaminan
T = waktu (detik), stabilitas fisikokimia dari sediaan efervesen
M = massa granul (g). dengan cara uji buih. Perhitungan
kandungan CO2 dilakukan dengan
Daya alir ditentukan berdasarkan harga persamaan:
daya alir dari Aulton (1988) yaitu: bebas x 100%
mengalir (f>10), mudah mengalir (fantara
Keterangan:A= tinggi air+buih: B= Tinggi
4 – 10), kohesif (f antara 1,4 – 4), dam
air setelah buih menghilang
sangat kohesif (f<1,4).
Penentuan sudut istirahat dilakukan
5. Uji Kesukaan (Hedonik Test)
dengan memasukkan sejumlah massa
Hedonik test dilakukanterhadap 20
granul kedalam corong. Massa yang jatuh
orang panelis, masing-masingpanelis
akan membentuk kerucut, lalu diukur
diminta mencicipi dan memberikan
tinggi dan diameter kerucut. Percobaan ini
tanggapan terhadap minuman granul
dilakukan sebanyak 3 kali. Tipe aliran
efervesenuntuk ketiga formula setelah
berdasarkan sudut istirahat dapat dilihat
masing-masing dilarutkan dalam 200 mL
pada Tabel 3.Rumus yang digunakan untuk
air. Atribut mutu yang diuji meliputi
menentukan sudut diam adalah sebagai
aroma, warna, dan rasa. Dalam uji hedonik,
berikut.
penilaian dilakukan dengan menggunakan
lima skala numerik, yaitu sangat tidak
Tan-1 α = h
suka (5), tidak suka (4), agak tidak suka
r
(3), suka (2), sangat suka (1), dan hasil uji
panelis diolah dengan program SPSS.
6. Uji Stabilitas
Sampel dalam sachet kedap udara
ditempatkan pada beberapa suhu yang
h
berbeda, yaitu dipercepat (40oC), suhu
kamar (25°C) dan suhu sejuk (15°C).
Simpan selama 2 bulan, setiap 2 minggu
r α
dilakukan pengujian penampilan fisik
(warna, rasa dan aroma) dan setiap bulan
Tipe aliran dinyatakan: sangat mudah
dilakukan uji kadar polifenol dan
mengalir bila hargaα< 250, mudah mengalir
vitamin C.
bila harga α 250<α<400 dan sukar mengalir
bila harga α>400
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji kelarutan (dispersi) dilakukan
dengan memasukkan 12 g granul tiap 1. Preparasi Buah
formula ke dalam 200 mL akuades.Waktu Dari 10000 g daging buah sirsak
larut dihitung dengan menggunakan dihasilkan 5300 g sari buah (rendemen
stopwatch dimulai sejak granul tercelup ke 53,8 %) dan dikeringkan menggunakan
dalam akuades sampai semua granul Freezedryer dengan penambahan
terlarut dan gelembung-gelembung di maltodekstrin 20 % menghasilkan serbuk
Formulasi dan uji stabilitas granul efervesen Sari buah Sirsak …….………….. (Prasetyorini, dkk.)

36
Ekologia, Vol. 15 No.2 , Oktober 2015: 33-40

sari buah 1261,5 g (rendemen 12,6 %). dapat menghambat pembentukan asam
Kadar abu serbuk sari buah adalah 1,91 % urat.
dan kadar air 3,58 % (<5% memenuhi Penetapan kadar vitamin C
persyaratan MMI). dilakukan terhadap sari buah, serbuk sari
buah dan granul efervesen. Kadar vitamin
2. Uji FitokimiaKualitatif C pada sari buah 87,2 mg/100 g bahan,
Hasil uji fitokimia serbuk sari buah serbuk sari buah 82,1 mg/100 g bahan, dan
disajikan dalam Tabel 2. granul efervesen 58,8 mg/100 g bahan.
Reduksi kadar vitamin C sari buah dalam
Tabel 2. Hasil uji fitokimia serbuk sari
pembuatan serbuk sari buah (5,8%)
buah sirsak
Golongan Data Pengamatan Hasil disebabkan oleh penambahan malto-
Senyawa analisis dekstrin 20 %, sedangkan reduksi kadar
Flavonoid Merah jingga + vitamin C dalam pembuatan granul (28 %)
Alkaloid Endapan merah + disebabkan penambahan bahan-bahan
Dragendroff dalam formula dan kemungkinan
Alkaloid Wagner Endapan coklat + kerusakan vitamin C dalam proses
Alkaloid Mayer Endapan putih + pembuatan granul juga menggunakan
Saponin Terbentuk emulsi +
pemanasan oven sehingga menyebabkan
Tanin Endapan putih +
kandungan vitamin C dalam granul
Polifenol Hitam kehijauan +
berkurang. Reduksi vitamin C dari sari
buah sampai menjadi granul adalah 33 %.
3. Hasil Uji Fitokimia Kuantitatif
Penetapan kadar polifenol 4. Uji Toksisitas
dilakukan menggunakan metode biru prusi, Uji toksisitas serbuk sari buah
senyawa biru prusi yang terbentuk dapat sirsak merupakan uji pendahuluan untuk
dideteksi menggunakan spektrofotometer mengamati aktivitas farmakologi senyawa
pada panjang gelombang 730 nm, panjang aktif yang terkandung didalamnya. Hasil
gelombang ini menghasilkan serapan uji BSLT menunjukkan bahwa semua
maksimum. Penentuan waktu inkubasi konsentrasi serbuk sari buah yang diuji
dilakukan untuk mengetahui waktu menunjukkan nilai nilai LC 50 108,9 ppm.
penyimpanan yang menghasilkan absorban Mortalitas yang terjadi pada hewan uji
dengan nilai yang stabil, berdasarkan disebabkan sifat toksik dari serbuk sari
penentuan waktu inkubasi, didapat waktu buah sirsak. Semakin kecil nilai LC50 akan
optimum ialah 21 menit. Waktu optimun semakin toksik, tingkat toksisitas suatu
yang didapat digunakan untuk pengujian bahan aktif yang telah dikategorikan
deret dan sampel. olehMeyer (1982), maka sari buah sirsak
Hasil penetapan kadar polifenol dikategorikan toksik dan berpotensi
menunjukkan kadar polifenol sari buah sebagai senyawa sitotoksin. Dilaporkan
2,68 mg SAG/100 g bahan, serbuk sari beberapa penelitian menunjukkan bahwa
buah 2,40 mg SAG/100 g bahan dan granul Arthemia salina memiliki korelasi positif
efervesen sari buah 2,30 mg SAG/100 g terhadap ekstrak yang bersifat bioaktif
bahan. Kadar sari buah paling tinggi karena (Meyer et al., 2003).
masih berupa sari buah murni yang belum
mengalami pemosesan pembuatan granul, 5. Formulasi Granul Efervesen
berbeda dengan sari buah kering dan granul Kendala yang dihadapi pada saat
efervesen sari buah yang telah mengalami pembuatan granul adalah sifat dari sari
proses pengolahan. Kandungan polifenol buah sirsak yang sangat higroskopis
yang tinggi sebagai antioksidan ini yang sehingga masa granul yang terbentuk
Formulasi dan uji stabilitas granul efervesen Sari buah Sirsak …….………….. (Prasetyorini, dkk.)

37
Ekologia, Vol. 15 No.2 , Oktober 2015: 33-40

sangat lengket, oleh karena itupembuatan konsentrasi natrium bikarbonat dan asam
granul dilakukan di dalam peti dengan sitrat yang digunakan maka CO2 yang
kondisi kering pada kelembaban 20-50 dihasilkan semakin banyak. Semakin
%.Ketiga formula granul yang telah dibuat banyak CO2 yang dihasilkan menunjukkan
memperlihatkan hasil yang secara umum buih yang dihasilkan semakin banyakpula.
baik, kadar air semua formula memenuhi Hasil pengukuran tinggi buih menunjukkan
syarat yaitu kuarang dari 5 %, yaitu 3,49 % formula 2 paling banyak menghasilkan
(formula 1), 3,6 % (formula 2) dan 3,85 % buih.
(formula 3).

6. Evaluasi Granul Efervesen 7. Uji Hedonik


Hasil evaluasi granul yang meliputi Hasil analisis data dengan program
laju alir, sudut diam, kelarutan dan uji SPSS dari uji hedonik menunjukkan
tinggi buih dari granul efervesen disajikan parameter rasa memiliki hasil yang berbeda
dalam Tabel 3 berikut. nyata untuk setiap formula,artinya bahwa
respon setiap panelis berbeda terhadap rasa
Tabel 3. Hasil Evaluasi Granul setiap formula dan rasa yang paling banyak
Efervesen disukai adalah rasa formula 2. Untuk
Formulasi Laju alir Sudut Waktu Tinggi parameter warna dan aroma tidak berbeda
(g/s) diam (º) dispersi buih
1 2,38 30,53 1 menit 76,33
nyata untuk setiap formula dan semua
formula sangat disukai. Hasil uji hedonik
2 2,09 29,52 1 menit 77,40
secara keseluruhan ditampilkan dalam
3 2,35 30,11 1 menit 73,13
Gambar 1.

Tabel 3 menunjukkan ketiga


4,4
formula mempunyai laju alir kurang baik
4,2
karena sangat kohesif (≥4) sehingga gaya
4 Warna
tarik dan gaya gesek antara partikelsangat 3,8
tinggi. Hasil pengujian sudut diam semua 3,6 Rasa
formula mempunyai sudut diam memenuhi 3,4 Aroma
syarat untuk daya alir serbuk effervesen 3,2
mudah mengalir (≤40°). Hasil uji Formula Formula Formula
kelarutan menunjukkan semua formula 1 2 3
terdispersi dengan sempurna dalam waktu
1 menit. Menurut Mohrle (1989) syarat Gambar 1. Histogram Uji Hedonik
waktu larut granul efervesen adalah 1-2
8. Analisis Natrium dan Kalium
menit, oleh karena itu semua formula
Hasil analisis Natrium dan Kalium
granul efervesen yang dibuat memenuhi
menunjukkan bahwa pada serbuk sari buah
syarat waktu larut.
dan produk granulnya berbeda. Kandungan
Buih yang dihasilkan dalam
Kalium secara umum turun pada
pembuatan granul efervesen sangatlah
pembuatan granul efervescen dari 0,47
penting, karena mempunyai efek
g/100 g serbuk sari buah menjadi 0,24
menyegarkan. Banyaknya buih yang
g/100 g granul efervesen, jadi dalam hal ini
dihasilkan dalam granul efervesen karena
turun hampir 50 %. Sementara kandungan
penambahan asam dan basa dengan
Natriumnya naik dari 0,09 g/100 g serbuk
konsentrasi yang berbeda. Natrium
menjadi 3,97 g/100 g granul. Kondisi ini
bikarbonat ketika bereaksi dengan air akan
disebakan karena bahan tambahan yang
menghasilkan CO2, semakin tinggi
digunakan dalam pembuatan granul
Formulasi dan uji stabilitas granul efervesen Sari buah Sirsak …….………….. (Prasetyorini, dkk.)

38
Ekologia, Vol. 15 No.2 , Oktober 2015: 33-40

efervesen yang sama sekali tidak penyimpanan disajikan pada Tabel 4.


mengandung Kalium dan banyak berikut.
mengandung Natrium seperti penambahan
Natrium bikarbonat. Tabel 4. Kadar Polifenol (mgSAG/100g
bahan) granul efervesen selama
9. Hasil Stabilitas
penyimpanan
Hasil uji stabilitas yang dilakukan
Suhu Lama Penyimpanan
selama 2 bulan pada suhu 40°C kelihatan Penyimpanan Minggu 4 Minggu 8
kualitas granul menurun ditandai bentuk 40°C 1,69 1,09
fisik keras, warna coklat, aroma hilang, 25°C 2,29 1,97
rasa pahit dan kadar air 2,62 %. Granul 15°C 2,30 2,19
yang disimpan pada suhu 25°C dan 15°C Hasil uji vitamin C terhadap granul
untuk rasa dan aromanya sama yaitu asam efervesen yang telah disimpan pada suhu
manis, namun warna yang disimpan dalam yang berbeda selama 8 minggu disajikan
suhu 25°C menjadi putih kekuningan dan pada Tabel 5.
kadar air 4,59 % berbeda dengan yang Tabel 5. Kadar Vitamin C (mg/100g)
disimpan pada suhu 15°C, warnanya tetap bahan) granul efervesen selama
putih dan kadar air 3,20 %. Sediaan granul penyimpanan
yang paling stabil yaitu yang disimpan Suhu Lama Penyimpanan
pada suhu 15°C dengan semua parameter Penyimpanan Minggu 0 Minggu 4 Minggu 8
tidak berubah. 40°C 58,81 44,55 43,8
Demikian juga hasil evaluasi granul 25°C 58,81 54,64 51,97
setelah disimpan juga mengalami 15°C 58,81 54,97 51,91
perubahan, yang disimpan pada suhu 400C Hasil uji menunjukkan kadar
tidak dapat mengalir, uji buih turun vitamin C granul efervesen yang disimpan
menjadi 31,46. yang disimpan pada suhu pada suhu 40° C menurun secara significan
250 C lebih lembab daya alirnya 2,24 dan (25 %),sedangkan kandungan vitamin C
uji buihnya 57,26. dan yang disimpan pada yang disimpan pada suhu 25°Cdan
suhu 15°C lebih stabil baik untuk daya alir 15°Cmenunjukkan turunnya sebesar 11 %.
maupun tinggi buihnya. Kesimpulan Ini menunjukkan bahwa granul yang
sementara hasil uji stabilitas granul simpan pada suhu 25°C dan 15°C lebih
efervesen sari buah sirsak untuk semua stabil kandungan vitamin C nya.
parameter paling stabil yang disimpan pada
suhu 15°C. Granul yang disimpan pada SIMPULAN
suhu diatas 15°C menunjukkan semua Dari hasil penelitian dapat
parameter sudah menurun kualitasnya. disimpulkan bahwa sari buah sirsak dapat
Hasil uji polifenol terhadap granul dijadikan sediaan minuman berbentuk
efervesen setelah dilakukan penyimpanan granul efervesen yang diterima oleh panelis
pada suhu yang berbeda selama 8 minggu dan stabil sampai 2 bulan disimpan pada
menunjukkan bahwa suhu berpengaruh suhu 15°C untuk karakter granul dan
terhadap kadar polifenol granul efervesen. kandungan polifenol maupun vitamin C
Makin tinggi suhu penyimpanan kadar nya.
polifenol semakin kecil, artinya kadar
polifenol banyak yang hilang. Polifenol DAFTAR PUSTAKA
merupakan antioksidan yang sifatnya akan
menurun bila disimpan dalam suhu tinggi Aulton, M.E. 1988. Farmaceutich The
karena proses oksidasi. Secara keseluruhan Science Of Dosage Form Design.
penurunan kadar polifenol selama Churvill livingstone Edinburgh.

Formulasi dan uji stabilitas granul efervesen Sari buah Sirsak …….………….. (Prasetyorini, dkk.)

39
Ekologia, Vol. 15 No.2 , Oktober 2015: 33-40

Anshory, H., Syukri, Y., dan Malasari, Y., Meyer BN. NR Ferrigni, JE Putnam,
(2007). Formulasi TabletEfervesen jacobsen LB, Nicols DE & MC
Dari Ekstrak GinsengJawa (Tlinum Laughin JL. 1982. Brine shirmp: A
Convenent Gerieral Bioassay for
paniculatum) DenganVariasi Kadar
Active Plant Constituent. Planta
Pemanis Aspartam. Jurnal Ilmiah
Medica. Medicinal Plant Research,
Farmasi Vol 4 No.I.
Vol 45. Departemen of Chemistry
Bora PS, Holschuh HJ, dan Silva and Pharmacognosy, School of
Vasconcelos MA. 22004. Pharmacy and Pharmacal Science
Characterization of polyphenol and Cell Culture Laboratory,
oxidase of soursop (Annona Purdue Cancer Univercity, West
muricata L.) fruit and comparative Lafayett. Hal: 31-34.
study of its inhibition in enzyme
Pellssler Y., Marion, C., Lamaty,G. 1994.
extract and in pulp. Ciencia y
Volatile component of Annona
Technologia Alimentaria. 4 (4).
muricata L, J. EssentOil Res. 411-
267-273.
414
Cosmo, K., Mansour M., Victor A., 2007
Rajendra CE, Magadum DS, Nadaf MA,
Composition essential oil from
SV Yoshada, M Manjula. 2011.
Annona muricata L, Journal
Phytochemical screening of the
Essential oil Researc.
rhizome of Kaempferia galanga.
Dep.Kes.RI. 1995. Farmakope Indonesia. International Journal of
Edisi IV. Direktorat Jendral Pharmacognosy and Phytochemical
Pengawasan Obat dan Makanan. Research. 3(3): 61-63
Jakarta Soebagio, B., Rusdiana, T. dan Khairudin.
Feig DI., Duk-Hee Kang MD and Richard, 207. Pembuatan Gel dengan
J.J. 2008. Uric Acid and Aqupec HV-505 dari Ekstrak Umbi
Cardiovascular Risk, New England Bawang Merah (Alium cepa,
Journal Medicinal. 359, 1811-1821 L.)sebagai Antioksidan. Fakultas
Farmasi, Universitas Padjadjaran.
Hayden, M.R and Tyagi, S.C. 2004. Uric Bandung.
acid: A new look at an old risk Taylor L., 2002. Herbal Secrets of the Rain
marker for cardiovascular disease, Forest, 2ned, Sage Press. Inc.
metabolic syndrome, and type 2
diabetes mellitus ; the urate redox Thomas.1992. Tanaman obat tradisional,
shuttle, Nutrition & Metabolism, 1 Edisi 2. Yogyakarta: Kanisius.
: 10. Trupti P. Sawantand Dayanand P. Gogle.
Mardiana, L., 2012. Ramuan dan Khasiat 2014. A Brief review on recent
Sirsak. Bogor: Penebar Swadaya. advances in clinica lresearc of
(Annona muricata Lin,).
Mohrle, R.,1989, Efervesen Tablet, in International Journal of Universal
Lieberman. H., Lachman, L., Pharmacy and Bio Sciences3
andSchwart, J. B., Pharmaceutical (3):May-June 2014, page 268-304
Dosage forms: Tablet Volume I,
SecondEdition, Revised and Waring, SW., and Esmail Shahana. 2005.
Expanded, 282-294, 305, Marcel How should serum uric acid
Dekker Inc. ,United States of concentration be interpreted in
America. patiend with hypertension, Current
Hypertension Reviews,I, 89-95.
Formulasi dan uji stabilitas granul efervesen Sari buah Sirsak …….………….. (Prasetyorini, dkk.)

40
Ekologia, Vol. 15 No.2 , Oktober 2015: 33-40

Formulasi dan uji stabilitas granul efervesen Sari buah Sirsak …….………….. (Prasetyorini, dkk.)

You might also like