You are on page 1of 12

KEDUDUKAN FRAKSI DI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT BERDASARKAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG MPR, DPR, DPD, dan


DPRD

Oleh: Yuswanto
Pembimbing I:Dr. Mexsasai Indr, SH., M.H
Pembimbing II: Junaidi, SH., MH
Alamat: Jalan Arifin Achmad SPBU depan Purna MTQ,Pekanbaru
Email: yuswanto93.yw@gmail.com- Telepon : 085364927197

ABSTRACT
In the Constitution of the Republic of Indonesia Year 1945 does not regulate the
establishment of factions in parliament, either implicitly or explicitly. But the mention of
designations governed by Act No. 17 of 2014. The fraction is called as containers assembled
House of Representatives, where in Law Number 17 Year 2014 About the People's
Consultative Assembly, the House of Representatives, Regional Representatives Council, and
the Council of Representatives People's Region, in teologistujuan in fraction form basically
for optimizing tasks, functions, rights and authority of the House of Representatives, but in
the Act the authority of the fraction is not clearly regulated so ambiguous. The existence of
factions in the House of Representatives just as political representation because
pembentukanya only by the configuration of political parties not based constituencies,
interests and talents. The shadows of the dominance of the fraction against the sovereignty of
members of the House of Representatives more apparent when the authority which is owned
by a fraction so great but the existence and function is unclear. So that the position of the
factions in the House of Representatives only raises the pros and cons of which the existence
of factions just as inhibiting the performance of members of the House of Representatives as
a State Institution.Results of research can be concluded: first, that the urgency of the
formation of factions in the House of Representatives based on Law Number 17 Year 2014
About the eople's Consultative Assembly, the House of Representatives, Regional
Representatives Council, and Regional House of Representatives is to optimize the execution
of the functions, powers, and the Board of Representatives. Both factions grouping ideally not
by political parties but by constituencies, interests and talents. Suggestions author: First, the
government is expected to dissolve the factions in the House of Representatives and maximize
fittings council. Second, the government is expected to limit the authority of the factions not
to exceed the authority of the board of the existing fittings in the House of Representatives.

Keywords: Position - Faction - House of Representatives

JOM Fakultas Hukum Volume III nomor2,Oktober 2016 Page 1


A. LatarBelakangMasalah sebagai pengelompokan anggota DPR
Istilah “ Parliamentary party sesuai dengan konfigurasi partai politik
gruop” atau “Parliamentary party” hasil pemilihan umum, jumlah anggota
digunakan untuk menjelaskan sebuah sekurang-kurangnya 13 (tiga belas)
partai politik atau gabungan partai orang. Jumlah anggota fraksi setiap
politik di badan legislasi, seperti keanggotaan DPR cenderung tidak
parlemen atau dewan. Fraksi di pimpin sama.
oleh ketua fraksi, di beberapa negara, Fraksi bukan merupakan alat
jabatan ini disebut dengan “whip”. Kelengkapan Dewan Perwakilan
Ketergsntungsn fraksi dari partai politik Rakyat, seperti Pimpinan DPR, Badan
mereka berbeda dari satu kasus ke Musyawarah (Bamus), Panitia Khusus
kasus lainya. Pelemahan atau penguatan (Pansus). Secara teleoligis,
fraksi dalam kaitanya dengan partai pembentukan fraksi tidak terlepas dari
politik mereka bergantung kehendak untuk mengoptimakan dan
1
kepadasejumlah faktor. membuat efektif pelaksanaan tugas,
Hadirnya fraksi di dalam parlemen wewenang, dan hak Dewan Perwakilan
tentunya memiliki dampak, baik positif Rakyat.
maupun negatif. Namun tentunya Kewenangan fraksi sepenuhnya
dampak negatifnya harus diminimalisir diberikan oleh Peraturan Tata Tertib
agar tidak terjadi pergeseran fungsi Dewan Perwakilan Rakyat, disebutkan
legislasi di tingkat parlemen. Tidak dalam Peraturan Tata Tertib Dewan
hanya di parlemen pusat, badan Perwakilan Rakyat bahwa tujuan di
legislasi disetiap daerahpun memiliki bentuknya fraksi adalah untuk
dampak negatif cukup tinggi yang harus mengoptimakan dan mengefektifkan
diminimalisir.2 pelaksanaan tugas, wewenanag, serta
Di tinjau lebih jauh Undang- hak dan kewajiban Dewan Perwakilan
Undang Dasar Negara Republik Rakyat. Tujuan tersebut dinilai sebagai
Indonesia Tahun 1945 tidak mengatur tujuan yang das sollen, sebab dalam
mengenai pembentukan fraksi di kenyataanya fraksi justru menjadi
lembaga parlemen baik secara implisit saluran tunggal untuk memaksakan
maupun eksplisit. Namun di sebutkan kepentingan politik partai kepada
mengenai susunanya (MPR, DPR, DPD anggota Dewan Perwakilan Rakyat.
dan DPRD) diatur di dalam dengan Meski bukan alat kelengkapan
Undang-Undang Nomor 17 Tahun Dewan Perwakilan Rakyat yang
2014. Secara yuridis fraksi memperoleh mempunyai penjabaran tugas tertentu,
legalitas dari Undang-Undang. 3 Dalam dalam kenyataanya fraksi mempunyai
Peraturan Tata Tertib (Tatib) Dewan peran yang signifikan. Sebab, dalam
Perwakilan Rakyat pasal 14, “Fraksi” proses DPR fraksi tidak mungkin di
tinggalkan. Penyusunan Rancangan
1
Pheni Chalid, Peran Perwakilan Parlemen, Undang-Undang (RUU), pelaksanaan
UNDP Indonesia, 2000, hlm. 3.
2
Pataniari Siahaan, Politik Hukum Pembentukan hak DPR yaitu interplasi, menyatakan
Undang-Undang Pasca Amandemen UUD 1945, pendapat, dan angket, serta dalam setiap
KONpress, Jakarta: 2012, hlm. 446. pengambilan keputusan ada keterlibatan
3
Pasal 14 Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat
Tahun 2014. fraksi.

JOM Fakultas Hukum Volume III nomor2,Oktober 2016 Page 2


Selain itu pengaturan mengenai Maka sejatinya setiap anggota
fraksi juga diatur di dalam Tata Tertib legislatif membawa kedaulatan
Dewan Perwakilan Rakyat. Dimana konstituenya dimana kedaulatan rakyat
disebutkan secara tegas bahwa “Untuk tersebut tidak bisa dikesampingkan oleh
mengoptimalkan pelaksanaan fungsi, siapapun. Prinsip Kedaulatan rakuyat
tugas, dan wewenang DPR serta hak berasal dari rakyat. Selama ini (pra
dan kewajiban anggota DPR, dibentuk amandemen) diwujudkan melalui
fraksi sebagai wadah berhimpun Majelis Permusyawaratan Rakyat yang
anggota DPR”. Namun pada merupakan penjelmaan seluruh rakyat,
kenyataanya dengan adanya fraksi pelaku sepenuhnya kedaulatan rakyat,
justru menjadi sarana yang hanya dan yang diakui sebagai lembaga-
mengedepankan kepentingan politik lembaga tinggi negara dengan
melalui program-programnya. Sehingga kekuasaan yang tidak terbatas.
fungsi Dewan Perwakilan Rakyat tidak Namun melalui pengrucutan dari
berjalan dengan seharusnya, dan masing-masing anggota legislatif yang
kedaulatan konstituen justru tidak dapat memiliki latar belakang partai yang
dipenuhi secara maksimal. sama (terkecuali farksi gabungan) dapat
Banyak parlemen menerapkan Tata saja mellemahkan atau bahkan
Tertib yang mewajibkan para menyampaikan kedaulatan rakyat
anggotanya setelah mereka terpilih, tersebut, jika hal tersebut tidak sejalan
bergabung dengan fraksi dari partai dengan keinginan partai karena
mereka dan tetap berada disana tentunya setiap snggota partai politik
sepanjang masih menjadi anggota sekalipun ketua farksi harus tunduk
Dewan Perwakilan Rakyat. Praktek ini kepada aturan main partai itu sendiri
memberikan fraksi tingkat stabilitas karena jika tidak, partai dapat mudah
yang tinggi. Di parlemen jerman menarik atau memberhentikan anggota
(Bundestag), anggota fraksi harus tersebut yang dengan sendirinya dapat
merupakan asosiasi anggota DPR dari menghilangkan jabatanya sebagai
partai politik yang sama. Meskipun di anggota legislatif. Hal tersebut sudah
beberapa sistem parlemen dengan sering terjadi melalui mekanisme recall
banyak partai, para anggotanya tidak atau pemberhentian berdasarkan usul
terikat secara hukum pada fraksi karena partai asalnya, melaui praktek-praktek
mandat tersebut bersifat pribadi, para semacam itulah yang mengakibatkan
anggota sering hanya melalui partai beralihkan kedaulatan rakyat kedapa
untuk mendapatkan kursi Dewan kedaulatan partai karena terhadap
Perwakilan Rakyat dan menjalankan pelanggaran kedaulatan rakyat tuidak
mandat mereka secara efektif. Sebagai ada mekanisme langsung untuk
contoh, bisa diatur bahwa rancangan memberikan sanksi karena biasanya
undang-undang yang baru hanya bisa hanya bersifat sanksi moral dan politik
diusulkan melalui fraksi, dan tidak lagi atau hanya berdampak pada popularitas
melalui anggota secara pribadi, seperti sedangkan bertentangan dengan
kasus di beberapa sistem kongres.4

4
Pheni Chalid, Loc. Cit. hlm. 13.

JOM Fakultas Hukum Volume III nomor2,Oktober 2016 Page 3


kebijakan partai maka akan berakibat Selama ini terlihat jelas besarnya
fatal.5 peran fraksi dalam proses pelaksanaan
Mekanisme pelaksanaan fungsi fungsi, tugas, dan hak DPR, bahkan
fraksi dibuat oleh masing-masing menentukan dalam pengambilan
internal fraksi itu sendiri, mekanisme keputusan. Konsekuensinya, kinerja
kerja tersebut dibuat sebagai petunjuk Dewan Perwakilan Rakyat dipengaruhi
operasional untuk memberikan oleh fraksi. Dari persepektif anggota
kepastian bahwa aspirasi konstituenlah dapat diperkirakan, pendirian maupun
yang menjadi landasan pengambilan pendapat seorang anggota DPR dalam
keputusan kebijakan disetiap fraksi. Hal pelaksanaan fungsi, tugas, dan hak DPR
ini mengakibatkan adanya perbedaan harus searah dengan pendirian fraksi.
petunjuk operasiona fraksi-fraksi yang Pada masa “Orde Baru” anggota DPR
berbeda akan adanya aturan internal yang bersebrangan dengan fraksi akan
operasional mereka. Oleh karena itu, mungkin mendapat sanksi recall
mekanisme yang seperti inilah yang (pergantian antar waktu, dengan
menjadi kendala akan ketidak rekomendasi dari partai politik yang
optimalan kinerja fraksi sebagai wadah bersangkutan). Pada masa reformasi
berhimpun anggota Dewan Perwakilan recallmeskipun mungkin terjadi tidak
Rakyat dalam mengoptimalkan semudah pada era pemerintahan orde
pelaksanaan fungsi, wewenang dan baru, namun dari aspek normatif, partai
tugas DPR.6 dapat mengambil tindakan pergantian
Akibatnya tidak ada standar yang antar waktu.8
jelas sesungguhnya fraksi tersebut harus Mengingat besarnya peran fraksi,
menjalankan tugasnya, jika fraksi lama maka bagi setiap anggota parlemen
sudah memiliki pengalaman dalam akan sukar menentukan sikapnya untuk
menjalankan tugas fraksinya, maka dapat terlepas dari ketentuan atau aba-
belum tentu juga fraksi baru dapat aba politik yang disampaikan oleh
mencontoh fraksi yang lama mengenai fraksinya. Perbedaan sikap memang
tata kerja fraksi mereka. Oleh karena itu dapat berkembang dalam konteks yang
perlu adanya kajian apa itu fraksi, konstruktif, ketika pilihan yang diambil
bagaimana kedudukan fraksi di dalam individu tetap berada dalam batas
Undang-Undang dan membentuk toleransi atau garis ketentuak fraksi.
indikator baseline untuk mengukur Batas toleransi yang ditetapkan menjadi
kinerja fraksi-fraksi di DPR guna wilayah yang tidak boleh dilanggar.
melihat fungsi representasi mereka Karena merupakan hal prinsipal dalam
terutama dalam kewenangan sebagai menjaga ruang kebebasan para
9
wadah berhimpun anggota DPR dalam anggotanya.
mengoptimalkan pelaksanaan fungsi, Kedudukan fraksi yang strategis
wewenang, dan tugas DPR.7 tidak saja terkait dengan proses
pembahasaan agenda anggota DPR
tentang rencana kebijakan nasional,
5
www.respository.unand.ac.id, diakses tanggal
18Desember 2015.
6 8
Pataniari Siahaan, Loc. Cit. hlm 447. Ibid.
7 9
Ibid. Ibid. hlm. 448.

JOM Fakultas Hukum Volume III nomor2,Oktober 2016 Page 4


seperti halnya antara lain mengenai diperjuangkan dan dijanjikan pada
peraturan perundang-undangan (Perpu) konstituen dimasa kampanye, dan
tetapi lebih dari itu, kedudukan fraksi memang wajar apabila sebagai lembaga
juga berperan terhadap proses politik, anggota Dewan Perwakilan
penggunaan sarana pelaksanaan hak- Rakyat akan membawa pandangan
hak DPR baik secara kelembagaan partai politiknya. Tetapi melembagakan
maupun setiap individu anggotanya. fraksi secara baku, dengan dukungan
Dalam setiap menghadapi persoalaan kewenangan dan infrastruktur akan
atau isu publik loka. Dengan sistem berakhir pada sistem yang
pembahasaan agenda DPR yang meminggirkan mekanisme demokrasi.
bertumpu pada sikap fraksi, maka sukar Fraksi menjadi “badan siluman” dalam
diabaikan adanya pertimbangan atas tubuh Dewan Perwakilan Rakyat yang
desain komposisi dan kekuataan mempunyai wewenang kuat, namun
anggota fraksi anggota masing-masing keberadaan dan fungsinya tidak jelas.
fraksi. Baik secara aspek kuantatif Keberadaan fraksi tidak jelas karena
maupun aspek kualitas para kader partai tidak diakui secara konstitusional dalam
yang mengisinynya. Sesungguhnya Undang-Undang Dasar Negara
pemgembalian keputusan berdasarkan Indonesia Tahun 1945, dan hanya diatur
suara fraksi (bloking vote) merupakan secara ambigu dalam Undang-Undang
gambaran formalisasi dominasi fraksi.10 Nomor 27 Tahun 2009 sebagaimana
Wujud kekuatan politik di DPR yang telah diubah kedalam Undang-
adalah fraksi, yang dinyatakan sebagai Undang Nomor 17 Tahun 2014 Tentang
pengelompokan anggota berdasarkan MPR, DPR, DPD, dan DPRD. Fraksi
konfigurasi partai politik hasil disatu sisi dinyatakan bukan alat
pemilihan umum. Fraksi merupakan kelengkapan Dewan Perwakilan
bagian integral DPR meskipun tidak Rakyat, namun disisi lain
dikategorikan sebagai alat kelengkapan pengelompokan anggota Dewan
DPR, karena itu fraksi bersifat mandiri Perwakilan Rakyat menjadi wajib.
yang dibentuk dalam rangka Fungsi fraksi tidak jelas karena hanya
optimalisasi dan keefektifan mengumpulkan wakil rakyat
pelaksanaan tugas, wewenang, serta hak berdasarkan partainya bukan
dan kewajiban DPR, namun lebih berdasarkan konstituen, minat, dan
penting dari itu, fraksi mempunyai hak fungsinya. 12 Belum lagi imbas dari
yang sama dengan alat kelengkapan konflik internal yang sangat mungkin
DPR.11 dibawa partai politik kedalam tubuh
Fraksi penting untuk meningkatkan Dewan Perwakilan Rakyat melalui
anggota Dewan Perwakilan Rakyat fraksi. Seperti konflik yang terjadi di
terkait dengan pertanggungjawaban tubuh Partai Golongan Karya (Golkar)
terhadap konstituen, dan mengenai dan konflik yang terjadi di tubuh Partai
platform partai yang disepakati untuk Persatuan Pembangunan (PPP). Yang
imbas konfliknya mulai masuk ke
10
Ibid. hlm. 450
11
Aan Eko Widiarto, “Hubungan Rakyat (pemilih)
Dengan Wakil Rakyat Dan Partai Politik”, Artikel
12
Pada Jurnal Konstitusi, Vol. 3 No. 3. Pataniari Siahaan, Loc. Cit. hlm. 445.

JOM Fakultas Hukum Volume III nomor2,Oktober 2016 Page 5


Dewan Perwakilan Rakyat dengan Dewan Perwakilan Rakyat selaku
rencana pergantian ketua fraksi. pemegang kekuasaan pembentuk
Maka menarik bagi penulis untuk Undang-Undang.14
mengangkat judul “KEDUDUKAN Namun kinerja Dewan
FRAKSI DI DEWAN PERWAKILAN Perwakilan Rakyat dalam
RAKYAT BERDASARKAN program legislasi beberapa tahun
UNDANG-UNDANG NOMOR 17 terakhir menjadi sorotan, karena
TAHUN 2017 TENTANG MPR, DPR, sepanjang lima tahun periode
DPR, dan DPRD” 2014-2019 yang mengakhiri
tugasnya pada 30 September lau,
B. RumusanMasalah mereka hanya menghasilkan 126
Berdasarkanuraianlatarbelakangma Rancangan Undang-Undang
salahtersebut, (RUU) yang disahkan menjadi
makapenulismerumuskanmasalahnyase
Undang-Undang. Pencapaian
bagaiberikut:
1. Apakahurgensidibentuknyafraksi di tersebut jauh dibawah Program
DewanPerwakilan Rakyat Legislasi Nasional (Prolegnas)
berdasarkanUndang-UndangNomor selama periode tersebut yang
17 Tahun 2014 Tentang MPR, DPR, berjumlah 274.
DPD, dan DPRD? Sistem parlemen Indonesia
2. Bagaimanakedudukan ideal fraksi di yang menempatkan anggota
DewanPerwakilan Rakyat dalam
Dewan Perwakilan Rakyat
persepektif hukum lembaga negara?
sebagai kepanjangan tangan partai
C. Pembahasan melalui fraksinya, ditenggarai
1. Urgensi di bentuknyafraksi di sebagai penyebab utama
DewanPerwakilan Rakyat mandulnya para wakil rakyat, hal
Berdasarkan Undang-Undang itu di perparah dengan kuatnya
Nomor 17 Tahun 2014 Tentang dominasi kepentingan fraksi atas
MPR, DPR, DPD, dan DPRD anggotanya sehingga tidak ada
a. Urgensi di Bentuknya Fraksi di otonomi anggota. Padahal,
Dewan Perwakilan Rakyat mereka terpilih berdasarkan suara
Sebagai Fungsi Legislasi terbanyak. Namun setelah terpilih
Kata legislasi berasal dari mereka justru harus
bahasa Inggris “legislation” yang mengutamakan kepentingan fraksi
berarti perundang-undangan. atau partai.
Sementara itu kata “legislation” Maka sejatinya fraksi yang
berasal dari kata kerja “to dibuat dalam rangka optimalisasi
lelegislate” yang berarti mengatur dan mengefektifkan pelaksanaan
atau membuat undang-undang.13 fungsi, tugas, dan wewenang
Fungsi legislasi anggota Dewan Perwakilan
dilaksanakan sebagai perwujudan Rakyat terkusus dalam bidang
legislasi bahkan hanya sebagai
13
Anton M. Moeliono, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia, Jakarta: 1998,
14
hlm. 508. Efriza. Loc. Cit. hlm. 99.

JOM Fakultas Hukum Volume III nomor2,Oktober 2016 Page 6


penghambat kinerja anggota ambang batas perolehan suara
Dewan Perwakilan Rakyat. dalam penentuan perolehan
b. Urgensi di Bentuknya Fraksi di kursi DPR.
Dewan Perwakilan Rakyat 4) Fraksi dibentuk untuk
Sebagai Fungsi Lembaga mengoptimalkan pelaksanaan
Perwakilan. fungsi, wewenang, tugas DPR,
Keberadaan partai politik serta hak dan kewajiban
(parpol) sebagai infrastruktur anggota DPR.
politik dalam negara demokrasi 5) Fraksi di dukung oleh
merupakan suatu keniscayaan. sekretariat dan tenaga ahliu.
Salah satu upaya memberdayakan 6) Sekretariat Jendral DPR
partai politik adalah dengan menyediakan sarana, anggaran,
memberikan hak dan kewenangan dan tenaga ahli guna
kepada partai politik untuk kelancaran pelaksanaan tugas
membentuk fraksi-fraksi di MPR, fraksi.
DPR, DPD. Dan DPRD. 7) Ketentuan lebih lanjut
Pada dasarnya fraksi adalah mengenai sarana dan tenaga
pengelompokan anggota Dewan ahli fraksi sebagaimana
Perwakilan Rakyat dari partai dimaksud pada ayat (6) di atur
politik peserta pemilihan umum dalam peraturan DPR.
yang mendapat kursi di Dewan Pada dasarnya fraksi di
Perwakilan Rakyat sesuai dengan bentuk untuk mengoptimalkan
ketentuan perundang-undangan. pelaksanaan fungsi, wewenang,
Setiap anggota Dewan Perwakilan tugas Dewan Perwakilan Rakyat.
Rakyat wajib berhimpun dalam Sebagai wakil rakyat setiap
fraksi. Fraksi di Dewan anggota Dewan Perwakilan
Perwakilan Rakyat bukan Rakyat wajib menjadi salah satu
merupakan alat kelengkapan fraksi. Adanya fraksi di Dewan
Dewan Perwakilan Rakyat.15 Perwakilan Rakyat akan
Dalam pasal 82 Undang- mempermudah kordinasi diantara
Undang Nomor 17 Tahun 2014 kelompok itu sendiri, terutama
disebutkan bahwa: dalam membahas hal-hal politisi
1) Fraksi merupakan yang pelik ataupun dalam
pengelompokan anggota pembicaraan hal-hal teknis intern
berdasarkan konfigurasi partai dewan.16
politik berdasarkan hasil Secara teoritis fraksi
pemilihan umum. merupakan tempat mengadu dan
2) Setiap anggota DPR harus menyampaikan permasalahan dan
menjadi anggota fraksi keberatan masyarakat. Ruang
3) Fraksi dibentuk oleh partai fraksi ibarat ruang praktek dokter
politik yang memenuhi atau advokat. Segala macam surat
dan pengaduan dan delegasi
15
BN Marbun, DPR Pertumbuhan dan Cara
Kerjanya, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta: 1992,
16
hlm. 181. BN Marbun, Loc. Cit. hlm. 183.

JOM Fakultas Hukum Volume III nomor2,Oktober 2016 Page 7


masyarakat datang ke ruang fraksi Dewan Perwakilan Rakyat, fraksi
untuk mengadukan nasibnya, hanya merupakan kamar-kamar
terutama menyangkut keadilan, politik yang lunak yang setiap
pendidikan, pembangunan, saat bisa dibuka oleh individu
penggusuran, perpasaran, dan wakil rakyat didalamnya yang
membawa usul-usul nyata lainya sesungguhnya hanyalah sebuah
tentang penanggulangan koalisi politik, ketika individual
permasalahan yang sedang dan wakil rakyat dapat keluar masuk
kemungkinan akan di hadapi. secara leluasa dalam
Dalam kesempatan ini sebenarnya melaksanakan tugas
fraksi mendapat informasi konstitusionalnya sebagai wakil
langsung dan asli dari rakyat. Bisa saja seorang anggota
masyarakat, yang mana akan Dewan Perwakilan Rakyat
sangat membantu dalam diberhentikan sebagai anggota
melakukan tugasnya dalam partai politik, namun tetap dapat
sidang-sidang komisi, panitia masuk ke kamar politik lainya,
ataupun dalam rapat kerja Dewan misalnya kamar politik yang
Perwakilan Rakyat dengan mana isinya adalah anggota
eksekutif. Namun kalau kita Dewan Perwakilan Rakyat yang
meresume dari pengalaman tidak sejalan dengan kebijakan
praktek, hal ini belum menjadi partai politik yang
tradisi bagi semua fraksi di mengantarkanya dan bahkan
Dewan Perwakilan Rakyat. suatu saat dapat kembali masuk
Banyak rakyat dan anggota partai ke kamar politik partai politik
menjadi segan dan bosan datang tersebut, bergantung isu politik,
mengadukan halnya ke ruang ataupun jika kamar politik
fraksi, karena ruang fraksi sering tersebut dikunci rapat oleh
kosong, penerimaan asal terima oligarki, artistokrasi,
saja dengan janji kosong dan otritarianisme partai politik, maka
“ditampung”, fraksi tersebut yang bersangkutan disediakan
sering bertindak kurang tanggap ruang kamar tersendiri yaitu
atau lamban dalam fraksi “independen” atau fraksi
memperjuangkan tuntutan “non fraksi”.18
warganya. Hal ini terulang lagi Pengaturan atau landasan
kepada setiap anggota Dewan hukum fraksi di Dewan
Perwakilan Rakyat , seberapa Perwakilan Rakyat di atur di
jauh dia mampu mengemban dalam Undang-Undang Nomor 17
fungsinya sebagai anggota yang Tahun 2014 Tentang MPR, DPR,
terhormat dengan prediket wakil DPD, dan DPRD dan juga di atur
rakyat.17 di satu pasal di dalam Undang-
Sementara itu terkait Undang partai politik. Peranan
urgensi dibentuknya fraksi di
18
Efriza, Studi Parlemen Sejarah, Konsep, dan
Lanskap Politik Indonesia, Setara Press, Malang:
17
BN Marbun, Loc. Cit. hlm. 186. 2014. Hlm. 118.

JOM Fakultas Hukum Volume III nomor2,Oktober 2016 Page 8


atau fungsi utama dari fraksi politik dan mengusung
berdasarkan Undang-Undang kepentingan partai politik
Nomor 17 Tahun 2014 Tentang ketimbang kepentingan rakyat,
MPE, DPR, DPD, dan DPRD Keberadaan fraksi di Dewan
adalah sebagai fungsi control dari Perwakilan Rakyat selama ini
setiap partai politik yang juga menurunkan kekeritisan
diwakilinya di samping sebagai anggota Dewan Perwakilan
fungsi pengelompokan dan Rakyat karen harus menurut pada
perwakilan anggota parlemen keputusan partai.
menurut partai asalnya sebagai Apabila keberadaan fraksi
penyeragaman pendapat dalam di Dewan Perwakilan Rakyat
pelaksanaan fungsi-fungsi tetap di pertahankan maka
legislatif itu sendiri. Sedangkan seyogyanya Dewan Perwakilan
definisi tentang fraksi tidak dapat Rakyat bukan lagi wakil rakyat
di temukan di dalam Undang- tetapi telah menjadi wakil partai
Undang Nomor 17 Tahun 2014 politik, dengan adanya
Tentang MPR, DPR, DPD, dan keberadaan fraksi di lembaga
DPRD, namun dalam prakteknya Dewan Perwakilan Rakyat maka
dapat kita simpulkan bahwa fraksi partai politiklah yang mereka
itu adalah pengelompokan wakili. Dewan Perwakilan Rakyat
anggota legislatif dengan latar yang semestinya mewakili
belakang 1 (satu) partai atau di kepentingan rakyat berubah
latarbelakangi dengan kesamaan fungsi menjadi perwakilan
ide (khusus fraksi gabungan). kepentingan partai politik.
Sehingga fraksi dianggap sebagai Padahal setiap partai politik
“etalase” partai politik, dimana memiliki kepentinganya masing-
bisa dijadikan parameter evaluasi masing. Oleh karena itu,
kinerja 1 (satu) partai dengan kegaduhan yang terjadi di gedung
pendapat dan sikap yang Dewan Perwakilan Rakyat itu
dikeluarkan oleh fraksinya yang sebenarnya bukan kegaduhan
berada di legislatif.19 rakyat. Kegaduhan yang tercipta
Keberadaan fraksi di Dewan adalah akibat kepentingan partai
Perwakilan Rakyat harus di politik melalui fraksi di Dewan
bubarkan, karena keberadaan dan Perwakilan Rakyat yang saling
keputusan fraksi di Dewan bertabrakan. Ada beberapa faktor
Perwakilan Rakyat di nilai lebih yang menyebabkan hal tersebut
mencerminkan kepentingan bisa terjadi, yaitu:
sektoral ketimbang kepentingan Pertama, pada konsep
masyarakat, keberadaan fraksi di keterwakilan. Ketika rakyat
Dewan Perwakilan Rakyat juga memilih, seolah-olah mereka
lebih mewakili kepentingan yang memberikan kekuasaan
kepada mereka yang menjadi
19 wakil dan terpilih.
www.pkskoracirebon.org/2013/o4/menakar.,
diakses, tanggal, 12 Mei 2016.

JOM Fakultas Hukum Volume III nomor2,Oktober 2016 Page 9


Kedua, wakil-wakil yang menjadi beberapa kelompok
tepilih itu adalah utusan partai agar bisa menyuarakan gagasan
politik dengan segala kebijakan dengan lebih baik.
Tata Tertib Dewan Perwakilan
kepentinganya, bahkan ada
Rakyat secara langsung
banyak wakil yang tidak berasal mengatur pembentukan fraksi,
dari daerah asal. Akibatnya tidak dan secara tidak langsung,
mengenal daerah yang menyeimbangkan minoritas dan
diwakilinya. mayoritas di Dewan Perwakilan
Ketiga, timbal balik Rakyat. Berberapa Tata Tertib
keterwakilan. Suatu keadaan yang Dewan Perwakkilan Rakyat
mensyaratkan jumlah minimum
sulit terjadi dimana ada wakil
anggota untuk membentuk
rakyat atau fraksi yang sebuah fraksi, sedangkan Tata
mempertanggungjawabkan Tertib lainya memberikan
mandat yang telah diberikan oleh persyaratan persentase minimum
pemilih kepadanya. Sama sekali jumlah kursi Dewan Perwakilan
tidak ada mekanisme rakyat Rakyat secara keseluruhan.20
meminta pertanggungjawaban Bobot penting yang
diberikan kepada partai politik
atas mandat yang diberikan.
oleh Tata Tertib Dewan
Maka urgensi dibentuknya Perwakilan Rakyat sangatlah
fraksi di Dewan Perwakilan tergantung pada jumlah partai
Rakyat hanya untuk yang diwakili di Dewan
mengoptimalkan dan Perwakilan Rakyat. Jadi
mengefektifkan pelaksanaan persyaratan yang dikenakan
pada fraksi oleh Tata Tertib dan
tugas, wewenang, hak dan
hak istimewa yang diberikan
kewajiban Dewan Perwakilan kepada mereka berbeda dari satu
Rakyat, namun pada prakteknya fraksi ke fraksi lainya. Salah
peran tersebut belum dapat satu tujuan yang lazim adalah
dilaksanakan secara baik oleh membuat perbedaan yang jelas
fraksi. diantara mayoritas fraksi atau
koalisi partai partai lain yang
menentangnya. Tata Tertib
2. Kedudukan Ideal Fraksi di
Dewan Perwakilan Rakyat
DewanPerwakilan Rakyat
membantu melembagakan
DalamPersepektifHukumLemba
perbendaan ini, yang dianggap
ga Negara
bernilai sebagai kontrol terhadap
a. Pengelompokan dan
kemungkinan penyalahgunaan
Pengerucutan Fraksi
kekuasaan, sebagai saluran bagi
Berdasarkan Konstituen,
pendapat untuk memastikan
Minat, dan Fungsinya.
minoritas, dan sebagai sarana
Di dalam parlemen yang
untuk memastikan perubahan
sangat demokratis, fraksi di
secara damai bagi mayoritas
Dewan Perwakilan Rakyat di
parlemen.
atur dalam Tata Tertib Dewan
Banyak parlemen
Perwakilan Rakyat. Tujuan
menerapkan Tata Tertib yang
keseluruhan pembentukan fraksi
adalah membagi Dewan
Perwakilan Rakyat yang besar 20
Pheni Chalid, Loc. Cit. hlm. 7.

JOM Fakultas Hukum Volume III nomor2,Oktober 2016 Page 10


mewajibkan para anggotanya, 1) Fraksi di perlukan hanya
setelah mereka terpilih, untuk berkordinas, sedangkan
bergabung dengan fraksi dari proses pengambilan
partai mereka dan tetap berada keputusan tetap diserahkkan
di sana sepanjang mereka masih kepada kedaulatan anggota
menjadi anggota Dewan Dewan Perwakilan Rakyat.
Perwakilan Rakyat. Praktek ini 2) Fraksi tidak dilihat secara
memberikan fraksi tingkat fisik keanggotaan tetapi lebih
stabilitas yang tinggi. Di pada ide atau gagasan.
beberapa legislatif, pengakuan 3) Syarat pembentukan fraksi
bahwa fraksi lebih dari anggota adalah 2-3 kali jumlah alat
perorangan jauh dicerminkan kelengkapan dewan.
dengan cara bagaimana agenda 4) Meskipun bukan alat
Dewan Perwakilan Rakyat kelengkapan dewan , namun
disiapkan jatah waktu bicara fraksi mendapatkan fasilitas
yang diberikan. Ketua fraksi dan anggaran tersendiri.
biasanya diberikan kesempatan
berbicara terlebih dahulu. Dalam D. KESIMPULAN
beberapa kasus, meskipun jatah 1. Bahwa urgensi di bentuknya fraksi
waktu bicara setiap anggota di Dewan Perwakilan Rakyat
perorangan adalah sama, tetapi berdasarkan Undang-Undang Nomor
jumlah anggota fraksi yang 17 Tahun 2014 Tentang MPR, DPR,
diberikan kesempatan berbicara DPD, dan DPRD adalah untuk
mencerminkan kekuatan setiap mengoptimalkan pelaksanaan fungsi,
fraksi dalam sidang paripurna.21 wewenang, dan tugas Dewan
Idealnya adalah kita harus Perwakilan Rakyat serta hak dan
kembali kepada konstitusi, kewajiban anggota Dewan
bahwa undang-undang dasar itu Perwakilan Rakyat sebagai lembaga
mengharuskan anggota Dewan perwakilan dalam rangka
Perwakilan rakyat itu adalah memperjuangkan kepentingan
kerja individual, maka rakyat, fraksi juga dibentuk sebagai
pengelompokan fraksi di Dewan wadah bagi anggota partai politik
Perwakilan Rakyat tidak lagi untuk berkumpul dan menyamakan
berdasrkan partai politik tetapi perbedaan dari berbagai aspirasi agar
pengelompokan fraksi dalam melaksanakan tugas,
berdasarkan konstituen, minat, wewenang, dan fungsinya di
dan fungsinya. lembaga perwakilan dapat berjalan
b. Repoisisi Terhadap Fraksi di efektif dan efisien. Berkaitan urgensi
dalam Persepektif Hukum dibentuknya fraksi adalah sebagai
Lembaga Negara. control dari setiap partai politik yang
Alternatif lain terhadap diwakilinya disamping sebagai
kedudukan ideal fraksi di fungsi pengelompokan dan
lembaga negara yaitu dengan perwakilan anggota parlemen
mengusulkan repoisisi terhadap menurut partai asalnya guna
fraksi, repoisisi dilakukan penyeragaman pendapat dalam
sebelum melangkah menuju pelaksanaan fungsi-fungsi legisaltif
pembubaran fraksi, repoisisi itu sendiri. Namun didalam
yang dimaksud yaitu: prakteknya tujuan fraksi tidak
tercapai seperti yang diinginkan di
21
dalam Undang-Undang Nomor 17
Ibid.

JOM Fakultas Hukum Volume III nomor2,Oktober 2016 Page 11


Tahun 2014, dan didalam undang- Marbun, B.N, 1992, DPR,
undang pengaturana fraksi tidak Pertumbuhan dan Cara Kerjanya,
diatur secara rinci sehingga Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
pengaturanya bersifat ambigu maka Siahaan, Pataniari, 2012, Politik Hukum
sebaiknya fraksi di Dewan Pembentukan Undang-Undang
Perwakilan Rakyat di bubarkan saja. Pasca Amandemen UUD 1945,
2. Dengan tidak tercapainya tujuan dari kONpress, Jakarta.
pembentukan fraksi di lembaga b. Jurnal/Disertasi/Kamus
negara Dewan Perwakilan Rakyat Hidayat Rahmat, 2010, “Tinjauan
maka idealnya pengelompokan Yuridis Terhadap Independensi
fraksi tidak lagi berdasarkan partai Lembaga Penyelenggara Pemilihan
politik tetapi berdasarkan konstituen, Umum Sebelum dan Sesudah
minat, dan fungsinya. Serta dengan Amandemen UUD 1945”, Skripsi
tidak tercapainya peran dan fungsi Sarjana Hukum Universitas Riau.
dari fraksi di Dewan Perwakilan Widiarto Aan Eko, “Hubungan Rakyat
Rakyat maka seharusnya pemerintah (Pemilih) dengan Wakil Rakyat
dapat mengusulkan repoisisi dan Partai Politik” Jurnal
terhadap fraksi karena fraksi bukan Konstitusi, Vol. 3. No.3.
bagian dari lembaga negara, badan, e. Website
atau instansi negara. www.blogspot.com.Rusdianto .Artikel
Teori Kewenangan,,, diakses,
E. Saran tanggal, 5 Januari 2016.
1. Dengan tidak tercapainya tujuan www.repository.unand.ac.id.diakses
pembentukan fraksi di Dewan tanggal, 18 Desember 2016.
Perwakilan Rakyat, maka diharapkan www.elmahkamah.blogspot.com/2012/
pemerintah dapat membubarkan 08/dpr-t., diakses, tanggal 30 April
keberadaan fraksi di Dewan 2016.
Perwakilan Rakyat dan
memaksimalkan alat kelengkapan
dewan yang ada.
2. Di karenakan fraksi bukan bagian
dari lembaga negara dan bukan alat
kelengkapan dewan maka
pemerintah agar dapat membatasi
dan mengurangi kewenangan dari
fraksi agar tidak melebihi
kewenangan, peran, fungsi dari alat
kelengkapan dewan yang ada di
Dewan Perwakilan Rakyat.

Daftar Pustaka
a. Buku
Chalid, Pheni, 200, Peran Perwakilan
Parlemen, Proper UNDP
Indonesia.
Efriza, 2014, Studi Parlemen, Sejarah,
Konsep, dan Lanskap Politik
Indonesia, Setara Press, Malang.

JOM Fakultas Hukum Volume III nomor2,Oktober 2016 Page 12

You might also like