You are on page 1of 6

ANALISIS MISKONSEPSI PESERTA DIDIK KELAS XI SMAN 1 GOWA

PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA MENGGUNAKAN


INSTRUMEN THREE TIER DIAGNOSTIC TEST

ANALYSIS OF MISCONCEPTIONS THE STUDENTS OF CLASS XI SMAN


1 GOWA IN BUFFERS OF MATERIAL USING AN INSTRUMENT OF
THREE TIER DIAGNOSTIC TEST

ANALYSIS OF STUDENTS MISCONCEPTION FOR BUFFER SOLUTION


MATERIALS USING THREE TIER DIAGNOSTIC TEST

Andi Ramdan Al Qadri1,Panji Mujahid Alhaq2,Aviva R Scholten3,Nurul Muthmainnah4


Mirna Ayu Irpadilla5,Herlina6,Nur Aulia S7
1,3,5
Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar
2,4,6,7
Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Negeri Makassar
a.ramdanalqadri8@gmail.com

Abstract

This study uses qualitative methods quantitative-descriptive approach which aims to find out how
large a percentage of the students of Class XI IPA SMAN 1 Gowa who experienced the
misconception on the material buffers as well as knowing the forms and causes of the occurrence of
misconceptions on students. The study uses a Three tier diagnostic test instrument for analyzing a
misconception that occurs in learners with techniques of data analysis using descriptive statistics.
The subject of this research is the 28th person learners class XI SMAN 1 Gowa. The object of this
research is the misconception on students and the contributing factor. Data collected through
observations, Three tier diagnostic test, and an interview. the percentage of students of Class XI
IPA 8 SMAN 1 Gowa who experienced the misconception on the matter are buffers of 47.02%, to
understand the concept of 7.74%, and for who don't understand the concept of acquired for 41.07%.
The results showed that the misconception that students going on the material component buffers as
well as form a misconception occurred on the material application buffers.

Keywords: Concept, buffers, misconception, Three tier diagnostic test.

Abstrak

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif-kualitatif dengan pendekatan deskriptif yang


bertujuan untuk mengetahui BESARAN MISKONSEPSI berapa besar presentase peserta didik
kelas XI IPA SMAN 1 Gowa yang mengalami miskonsepsi pada materi larutan penyangga serta
DAN mengetahui bentuk-bentuk serta sebab terjadinya miskonsepsi pada siswa. Penelitian tersebut
menggunakan instrument Three tier diagnostic test untuk menganalisis miskonsepsi yang terjadi
pada peserta didik dengan teknik analisis data menggunakan teknik statistic deskriptif. Subjek
penelitian ini adalah 28 orang peserta didik kelas XI SMAN 1 Gowa. Objek penelitian ini adalah
miskonsepsi pada siswa dan faktor penyebabnya. Data dikumpulkan melalui observasi, Three tier
diagnostic test, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa …persentase peserta didik
kelas XI IPA 8 SMAN 1 Gowa yang mengalami miskonsepsi pada materi larutan penyangga adalah
sebesar 47,02%, untuk yang paham konsep sebesar 7,74%, dan untuk yang tidak paham konsep
diperoleh sebesar 41,07%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa miskonsepsi yang dialami siswa
terjadi pada materi komponen larutan penyangga serta bentuk miskonsepsi terjadi pada materi
aplikasi larutan penyangga. Commented [A1]: Kesimpulan belum jelas dan apa
rekomendasinya?
Kata kunci : Konsep, larutan penyangga, miskonsepsi, Three tier diagnostic test.

PENDAHULUAN kimia yang rentan terjadi miskonsepsi adalah


Ilmu kimia merupakan cabang dari ilmu larutan penyangga.
sains yang mempelajari bagaimana benda Larutan buffer adalah larutan yang
atau materi di alam raya dapat diubah dari mengandung asam lemah dan basa
bentuk yang ada dengan sifat-sifat tertentu konjugasinya atau basa lemah dan asam
menjadi bentuk-bentuk lain dengan sifat-sifat konjugasinya. Hal ini berarti, pH larutan
yang berbeda. Kimia membutuhkan buffer praktis tidak berubah walaupun Commented [A2]: Gunakan sumber rujukan
pemahaman konsep yang sistematis dan kepadanya ditambahkan sedikit asam kuat
kuantitatif sehingga pembelajaran kimia ini atau basa kuat atau bila larutan diencerkan [.
bersifat abstrak dan memicu terjadinya .Ini dikarenakan pada materi larutan
kesalahan konsep pada peserta didik atau penyangga banyak konsep perhitungan
dikenal dengan istilah miskonsepsi. Materi maupun konsep secara teori yang perlu
dalam kimia merupakan materi yang saling dipahami peserta didik. Terlebih lagi pada
berkaitan dan berjenjang, sehingga jika konsep perhitungan hidrolisis garam yang
peserta didik mengalami miskonsepsi pada menyerupai konsep perhitungan dari larutan
materi dasar, maka peserta didik akan penyangga. Hidrolisis garam dan larutan
kesulitan memahami materi selanjutnya yang penyangga adalah materi kimia yang
dapat mengakibatkan rendahnya hasil belajar memiliki kesamaan karakteristik, salah
peserta didik [4]. satunya bersifat abstrak dan kompleks, Commented [A3]: Penomoran sumber rujukan harus urut
Miskonsepsi adalah sebuah konsepsi sehingga untuk memahaminya memerlukan dari nomor terkecil ke nomor terbesar
yang dimiliki seseorang yang sangat jelas pemahaman yang baik dan jelas [4].
Commented [A4]: Cek untuk peneomoran sumber
melenceng bahkan sering bertentangan Hal ini sesuai dengan hasil observasi yang rujukan yang lain
dengan konsep ilmiah suatu ilmu [10]. dilakukan di SMAN 1 Gowa bahwa materi
Miskonsepsi dapat berasal dari pengalaman hidrolisis garam dengan materi larutan
peserta didik yang salah menginterpretasi penyangga merupakan materi yang sering
materi yang dihadapi. Miskonsepsi dapat terdapat kesalahan konsep atau miskonsepsi
bersumber dari pembelajaran guru yang pada peserta didik. Materi larutan penyangga
kurang terarah atau mungkin guru itu juga merupakan materi yang berkesinambungan
mengalami miskonsepsi [9]. Faktor lain yang dengan materi sebelumnya yaitu asam basa
menjadi penyebab miskonsepsi bersumber sehingga peserta didik dituntut untuk
dari buku teks juga dapat bersumber dari memahami setiap konsep secara menyeluruh
peserta didik itu sendiri seperti dari minat, agar tidak menimbulkan kesalahan dalam
pemahaman dan motivasi peserta didik. pemahaman konsep. Commented [A5]: Gunakan sumber rujukan dari hasil-
Miskonsepsi pada mata pelajaran kimia Berdasarkan permasalahan mengenai hasil penelitian dari jurnal yang relevan
akan sangat fatal karena konsep-konsep kimia miskonsepsi peserta didik, maka miskonsepsi
yang abstrak dan saling terkait antara satu harus diremediasi, namun yang perlu
dengan yang lainnya, sehingga kesalahan dilakukan terlebih dahulu ialah
prakonsep pembelajaran akan berpengaruh mengdiagnosis adanya miskonsepsi tersebut
kepada pelajaran lanjutan, hal ini akan [8]. Karena miskonsepsi membuat peserta
berdampak pada rendahnya kemampuan didik kesulitan dalam mempelajari konsep
peserta didik dan tidak tercapainya untuk materi yang berhubungan. Salah satu
ketuntasan belajar [6]. Salah satu materi cara untuk mendiagnosis adanya miskonsepsi
pada peserta didik adalah dengan dengan berpedoman pada kategori peserta
menggunakan tes diagnostik. didik yang terdapat pada Tabel 3.1 [5]. Commented [A6]: Ditata kembali kalimtany. Struktur
Tes diagnostik adalah tes yang dapat Tabel 1. Kategori konsepsi peserta didik kalimat yang digunakan tidak sesuai dengan kaidan bahasa
digunakan untuk mengetahui secara tepat dan berdasarkan jawaban pada three tier indonesia
memastikan kelemahan dan kekuatan peserta diagnostic test. Commented [A7]: Sumber rujukan diantumkan karena ini
didik pada pelajaran tertentu [8]. Salah satu diperleh dari sumber tertnetu
tes diagnostik yang pernah digunakan adalah Tingkat Tingkat Tingkat Keputusan/
two-tier tes dan three-tier. Tingkat pertama 1 2 3 Kategori
(one-tier) berupa pilihan ganda biasa, tingkat Paham
Benar Benar Yakin
kedua (two-tier) berupa soal dan alasan. Konsep
Kekurangannya adalah tidak dapat Benar Salah Yakin Miskonsepsi
membedakan antara peserta didik yang Salah Salah Yakin Miskonsepsi
miskonsepsi dengan tidak paham konsep. Salah Benar Yakin Miskonsepsi
Kelemahannya pada three-tier diagnostic test
Tidak
terdiri dari soal, alasan memilih jawaban pada Tidak
Benar Salah Paham
tingkat pertama dan pada tingkat ketiga berisi Yakin
Konsep
penegasan tentang keyakinan dari jawaban
dan alasan yang telah dipilih pada dua tingkat Tidak
Tidak
sebelumnya [7]. Miskonsepsi pada peserta Salah Benar Paham
Yakin
didik dapat dianalisis melalui penggunaan Konsep
instrumen three-tier diagnostic test. Tidak
Tidak
Benar Benar Paham
Yakin
METODE PENELITIAN Konsep
Penelitian ini menggunakan metode Tidak
kuantitatif-kualitatif dengan pendekatan Tidak
Salah Salah Paham
deskriptif. Pendekatan jenis deskriptif Yakin
Konsep
digunakan pada metode kuantitatif-kualitatif
untuk menjabarkan suatu fenomena atau Data yang diambil sebagai sampel untuk
kejadian apa adanya tanpa rekayasa dan dicari persentasenya diperoleh dari hasil
manipulasi keadaan [2]. pemberian Three-Tier Diagnostic Test pada
Subjek penelitian adalah siswa kelas XI peserta didik yang mengalami
IPA VIII SMAN 1 GOWA terdiri dari 28 miskonsepsi/tidak paham konsep/paham
siswa. Pemilihan subjek didasarkan pada konsep yang selanjutnya dianalisis dengan
pertimbangan yaitu, ingin meningkatkan menggunakan rumus sebagai berikut [1]:
prestasi belajar siswa dan ketuntasan nilai
siswa tentang materi kimia, khususnya materi 𝑓
𝑃= 𝑥 100%
larutan penyangga. 𝑁
Sumber data adalah guru dan siswa.
Teknik pengumpulan data adalah observasi, Ket:
Three-Tier Diagnostic Test, wawancara. P = Nilai presentase peserta didik
Dengan teknik analisis data dalam penelitian yang mengalami miskonsepsi
ini yaitu statistic deskriptif untuk /tidak paham konsep / paham
mengidentifikasi miskonsepsi peserta didik konsep.
pada materi larutan penyangga Persentase f = Banyaknya peserta didik
miskonsepsi peserta didik dapat dihitung yang mengalami miskonsepsi/
menggunakan rumus, yang dikategorikan tidak paham konsep/paham
konsep.
berdasarkan hasil tes yang telah diberikan Commented [A8]: Analisis data cukup dipaaprkan
N = Jumlah keseluruhan peserta didik. caranya. Instrument yang digunakan dicantumkan validitas
dan realibitasnya serta bagaimana cara memperolehnya
Bentuk miskonsepsi diperoleh dari hasil memberikan hasil miskonsepsi yang
Three Tier Diagnostic Test. Dengan beragam, dilihat dari setiap tingkat yaitu
Penyebab miskonsepsi diperoleh dari hasil jawaban, alasan, dan keyakinannya.
wawancara dan didukung oleh obervasi pada Miskonsepsi terjadi pada semua materi
saat kegiatan pembelajaran. larutan penyangga yaitu pada pengertian dan Commented [A9]: Aspek apa saja yang diobservasi dan
sifat larutan penyangga, komponen larutan diwawancarai
HASIL PENELITIAN penyangga, dan perhitungan konsep mol pada
Berdasarkan hasil analisis data three-tier larutan penyangga.
test diperoleh persentase peserta didik yang Faktor-faktor penyebab miskonsepsi
mengalami miskonsepsi dan bentuk pada peserta didik merupakan suatu hal yang
miskonsepsi yang dialami oleh peserta didik perlu diidentifikasi, agar kelak dapat menjadi
kelas XI IPA 8 SMAN 1 Gowa pada materi suatu acuan untuk perubahan dalam
larutan penyangga Berdasarkan hasil pembelajaran yang lebih baik. Berdasarkan
observasi dan wawancara, penyebab hasil observasi dan wawancara yang telah
terjadinya miskonsepsi dianalisis dengan dilakukan terhadap guru dan peserta didik di
melakukan observasi dan wawancara pada kelas XI MIA 8 SMAN 1 Gowa, dapat
peserta didik dan guru saat proses diketahui bahwa faktor-faktor penyebab
pembelajaran. miskonsepsi pada peserta didik diantaranya
Tes Diagnostic Three-Tier Test diberikan ialah bersumber dari peserta didik itu sendiri,
pada peserta didik kelas XI IPA 8 SMAN 1 guru, buku teks dan metode pengajaran. Ke-
Gowa diberikan pada 28 orang peserta didik. empat hal tersebut merupakan faktor yang
secara umum menjadi penyebab miskonsepsi
peserta didik kelas XI MIA 8 SMAN 1 Gowa
pada materi larutan penyangga. Commented [A10]: Hasil penelitian belum sesuai dengan
tujuan penelitian. Cek ulang
KESIMPULAN
Commented [A11]: Mana pembahasannya??????
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, maka dapat disimpulkan. bahwa
persentase peserta didik kelas XI IPA 8
SMAN 1 Gowa yang mengalami
miskonsepsi pada materi larutan penyangga
adalah sebesar 47,02%, untuk yang paham
konsep sebesar 7,74%, dan untuk yang tidak
paham konsep diperoleh sebesar 41,07%.
Grafik 1. Persentase tingkat pemahaman Bentuk miskonsepsi yang dialami oleh
peserta didik kelas IPA 8 SMAN 1 Gowa peserta didik pada materi larutan penyangga
pada materi larutan penyangga. adalah terjadi pada semua indikator soal,
Dengan persentase keseluruhan peserta yaitu pada pengertian larutan penyangga,
didik yang mengalami miskonsepsi mengenai komponen larutan penyangga, serta aplikasi
materi larutan penyangga pada kelas XI IPA dari larutan penyangga.
8 SMAN 1 Gowa sebesar 47.02%. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan
Bentuk-bentuk miskonsepsi yang terjadi terjadinya miskonsepsi pada peserta didik
pada peserta didik kelas XI SMAN 1 Gowa adalah bersumber dari guru, peserta didik,
dapat dilihat dari hasil pemberian three-tier buku teks, dan metode pembelajaran.
diagnostic test yang berjumlah 12 nomor soal
dengan tingkat alasan pada tingkat kedua dan
tingkat keyakinan pada tingkat ketiga. 28
peserta didik yang diberikan three tier test ini
DAFTAR PUSTAKA
dan Pengembangan Pendidikan Commented [A12]: Sumber rujukan sebaiknya diperkaya
Fisika), 3(2), 175-180. dengan sumber2 lain yang relevan
[1] Arikunto, S. (2005). Metode Penelitian
Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.

[2] Hamdi, A. S. Bahruddin.


(2014). Metode penelitian kuantitatif
aplikasi dalam pendidikan. [9] Siwi, D. A. P. (2013). Identifikasi
Miskonsepsi Siswa Kelas VIII Pada
[3] Harnanto, A., & Ruminten. (2009). Konsep Sistem Pencernaan dan
KIMIA untuk SMA/MA K ELAS XI. Pernapasan. Universitas Islam Negeri
CV Padang Mas: Medan. Syarif Hidayatullah. Jakarta.

[4] Maratusholihah, N. F., Rahayu, S., & [10] Sholehah, S. Suyono. (2014). Reduksi
Fajaroh, F. (2017). Analisis Miskonsepsi dengan Model
Miskonsepsi Siswa SMA pada Materi Pembelajaran Conceptual Change pada
Hidrolisis Garam dan Larutan Konsep Stoikiometri. Unesa Journal
Penyangga. Jurnal Pendidikan: Teori, Of Chemical Education, 3(3),161-168.
Penelitian, dan Pengembangan, 2(7),
919-926.

[5] Maulini, S., Kurniawan, Y., &


Muliyani, R. (2018). The Three Tier-
Test Untuk Mengungkap Kuantitas
Siswa yang Miskonsepsi Pada Konsep
Konstanta Pegas. JIPF (Jurnal Ilmu
Pendidikan Fisika), 2(2), 28-29.

[6] Nazar, M., Sulastri, S., Winarni, S., &


Fitriana, R. (2010). Identifikasi
Miskonsepsi Siswa SMA Pada Konsep
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju
Reaksi. Jurnal Biologi Edukasi, 2(3),
49-53.

[7] Peşman, H., & Eryılmaz, A. (2010).


Development of a three-tier test to
assess misconceptions about simple
electric circuits. The Journal of
educational research, 103(3), 208-222.

[8] Sholihat, F. N., Samsudin, A., &


Nugraha, M. G. (2017). Identifikasi
Miskonsepsi dan Penyebab
Miskonsepsi Siswa Menggunakan
Four-Tier Diagnostic Test Pada Sub-
Materi Fluida Dinamik: Azas
Kontinuitas. JPPPF (Jurnal Penelitian

You might also like