You are on page 1of 14

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 11, No.

3 Oktober 2015

PENGARUH SELF HELP GROUP TERHADAP KUALITAS HIDUP


PASIEN HEMODIALISA DI RUMAH SAKIT PUSAT KESEHATAN
UMUM MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Ambar Relawati1,Mohammad Hakimi2, Titih huriah3


1,2,3 Program Studi Magister Keperawatan, Program Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
aambarrelawati@yahoo.com

ABSTRACT
Chronicrenalfailure patientsare requiredtoperformhemodialysis
(HD)to replace ofkidney functionhas beendamaged. Hemodialysishas side
effectsthatwillaffect the qualityof life of patients.
Independentnursingactionsto support improvedquality of life
forhemodialysispatientscouldbegroups therapy, one of which is aSelf
HelpGroup (SHG). This studyaimed to examinethe influence ofself-help
group actionagainst thequality of life ofhemodialysispatientsinPKU
MuhammadiyahYogyakarta hospital. Thisresearchdesignusingquasy
experiment withpretest-posttest control group design.
The sample selection in this study using total sampling technique.
Respondentscontrol groupof 16 peopleandthe intervention groupare 15
people. The respondents in the control group received the standard
treatment of the hospital, and the intervention group receive self-help
group meeting 8 times Analysis ofthe data usedindependentt-test.
Results from the analysis data obtained significant value mean difference
test between control group and intervention group before being
implemented SHG p value is 0.404, it is means that there is no
significant difference quality of life HD patients before implementation
SHG.
The significant value of the mean difference
testbetweenintervention group and control group is p value <0.001, it is
means that there are significantly differences quality of life between
intervention group and control group. Combination ofHDandselfhelp
groupinrenal failurepatients with undergoingHDcan improve thequality of
life ofpatients. Selfhelp groupcouldbe appliedtopatients suffering
fromchronicdiseasessuch as kidney failureas asupportive therapy.

Keywords: Quality of Life, hemodialisys, self help group.

PENDAHULUAN gagal ginjal meningkat tajam


Gagal ginjal kronis (GGK) dalam 10 tahun. Pada tahun
merupakan masalah yang 2000 sekitar 372.000 kasus
penting dalam bidang ilmu danpada tahun pada tahun 2010
keperawatan medikal bedah dan jumlahnya diperkirakan lebih
merupakan salah satu penyakit dari 650.000 kasus. Angka ini
kronis yang mengancam nyawa diperkirakan, masih akan terus
dengan jumlah penderita yang naik.Sekitar 6 juta hingga 20
semakin meningkat. Di Amerika juta individu di Amerika
Serikat angka kejadian penyakit diperkirakan mengalami gagal

122
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 11, No. 3 Oktober 2015

ginjal kronis tahap awal. Hal Kualitas hidup pasien


yang sama juga terjadi di yang optimal menjadi isu penting
Jepang, pada akhir tahun 1996 yang harus diperhatikan dalam
di dapatkan sebanyak 167.000 memberikan pelayanan
penderita yang melakukan terapi keperawatan yang komprehensif.
pengganti ginjal,dan pada tahun Pasien bisa bertahan hidup
2000 terjadi peningkatan lebih dengan bantuan mesin
dari 200.000 penderita (Santoso, hemodialisa, namun ada
2008). beberapa masalah yang timbul
GGK merupakan akibat terapi hemodialisa. Hasil
kerusakan ginjal progresif yang penelitian Ibrahim (2009)
berakibat fatal dan menunjukkan bahwa 57.2%
menyebabkan beberapa pasien yang menjalani
komplikasi yang bisa hemodialisa mempersepsikan
mengancam nyawa (Nursalam, kualitas hidupnya pada tingkat
2006). Penderita gagal ginjal rendah dan 42,9% pada tingkat
memerlukan terapi pengganti tinggi. Sampai saat ini masih
ginjal untuk mempertahankan sedikit tindakan keperawatan
hidupnya. Beberapa terapi yang dikembangkan sebagai
pengganti ginjal antara lain pendukung tindakan medis
cangkok ginjal dan dialisis. untuk meningkatkan kualitas
Dialisis merupakan proses yang hidup pasien yang menjalani
digunakan untuk mengeluarkan hemodialisa.
cairan dan produk limbah dari Salah satu tindakan
dalam tubuh ketika ginjal tidak keperawatan yang pernah diteliti
mampu melaksanakan proses sebagai upaya pendukung untuk
tersebut (Smeltzer & Bare, 2001). meningkatkan kualitas hidup
Proses terapi dialisis harus adalah self help group. Tindakan
dialami pasien seumur hidup, keperawatan yang bisa
dilakukan 2 atau 3 kali dilakukan untuk meningkatkan
seminggu selama 3 atau 4 jam kualitas hidup pasien yang
setiap kali terapi. Terapi memiliki penyakit kronis salah
hemodialisa akan menimbulkan satunya adalah self help group.
stres fisik seperti kelelahan, Self help group sebagai program
sakit kepala dan keluar keringat promosi kesehatan
dingin akibat tekanan darah memberdayakan individu dengan
yang menurun, mual, muntah. terus meningkatkan harapan
Selain itu hemodialisis juga dukungan dan pernyataan.
mempengaruhi keadaan Pembentukan self help group
psikologis, penderita akan memungkinkan anggota
mengalami gangguan dalam kelompok memperluas jaringan
proses berfikir dan konsentrasi sosial, menerima informasi, dan
serta gangguan dalam hubungan mendapat dukungan emosional
sosial. Hal ini akan dari teman sekelompok, sehingga
menyebabkan menurunnya bisa memberikan banyak
kualitas hidup pasien yang manfaat dalam berbagai hal
menjalani hemodialisa (Smeltzer (Pender, 2002).
& Bare, 2001). Self help group merupakan
suatu bentuk terapi kelompok

123
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 11, No. 3 Oktober 2015

yang dapat dilakukan dalam serta meningkatkan kualitas


berbagai situasi dan kondisi, hidup mereka.
terdiri dari beberapa orang yang
memiliki masalah serupa untuk METODE PENELITIAN
saling berbagi pengalaman dan Penelitian ini menggunakan
cara mengatasi masalah yang desainquasy experiment pre-test
dihadapi. Indikasi pemberian post-testwith control group.
terapi ini adalah mereka yang Peneliti melibatkan kelompok
mengalami gangguan jiwa, kontrol dan kelompok intervensi,
masalah berat badan, pemulihan kemudian kelompok kontrol dan
dari ketergantungan obat- kelompok intervensi tersebut
obatan, klien diabetes, para masing-masing dilakukan pre-
lanjut usia, klien kanker dan test yaitu berupa pengukuran
penyakit kronis (Kyrouz & nilai kualitas hidup. Kelompok
Humphreys, 1997). perlakuan diberikan kegiatan
Hasil studi pendahuluan self help group sebanyak 8x
di ruang HD RS PKU pertemuan, sedangkan pada
Muhammadiyah Yogyakarta kelompok kontrol hanya
menunjukkan bahwa tindakan mendapat tindakan HD rutin di
keperawatan yang dilakukan di rumah sakit.Kemudian setelah
ruang HD adalah tindakan- empat minggu kedua kelompok
tindakan sesuai prosedur tersebut yaitu kelompok kontrol
pelaksanaan terapi HD. Perawat dan kelompok perlakuan
menyebutkan belum ada keduanya sama-sama dilakukan
tindakan keperawatan pengukuran nilai kualitas hidup
pendukung sebagai upaya kembali. Pada penelitian ini
meningkatkan semangat hidup teknik pengambilan sampel yang
pasien. Self helf group di gunakan adalah total sampel.
merupakan salah satu tindakan Responden dalam penelitian ini
keperawatan yang bisa berjumlah 31 orang dengan
digunakan sebagai upaya untuk rincian responden kelompok
meningkatkan semangat hidup kontrol berjumlah 16 orang dan
pasien. Pasien yang sama-sama pada kelompok intervensi
menjalani terapi HD dibentuk berjumlah 15.
menjadi beberapa kelompok agar Penelitian dilakukan di RS PKU
mereka bisa berbagi pengalaman Muhammadiyah Yogyakarta
mengenai berbagai masalah Bulan Juni- Juli 2013.. Variable
terkait kesehatan mereka penelitian ini menggunakan 2
semenjak menjalani terapi HD. variabel yaitu variabel bebas dan
Kegiatan tersebut diharapkan variabel terikat. Variabel bebas
mampu membantu dalam penelitian ini adalah self
menyelesaikan masalah yang help group, sedangkan variabel
mereka hadapi dan terikat dalam penelitian ini
meningkatkan semangat hidup adalah kualitas hidup pasien
HD.

124
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 11, No. 3 Oktober 2015

HASIL DAN BAHASAN

Tabel 1 Usia dan Lama MenderitaPasien HD padakelompok intervensi


dan kelompok kontrol di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta,
Juni - Juli 2013 (N = 31)

Jenis
Variabel Kelompok Intervensi Kontrol Total
N 15 16 31
Mean 38,9 38,9 39,4
Usia Median 38,0 38,0 38,0
SD 8,6 8,8 27,1
Min-Maks 28 ± 59 22 ± 57 22 ± 59
N 15 16 31
Mean 47,5 42,8 45,1
Lama
Menjalani HD Median 48 41,0 37
SD 25,7 28,9 27,1
Min-Maks 8 ± 97 10 ± 104 8 ± 104
Based on data primer 2013
Tabel 1 menjelaskan bahwa dari pasien HD didapatkan dari total
total 31 pasien HD dalam 31 pasien HD yang dalam
penelitian ini rata-rata berusia penelitian ini rata-rata memiliki
39,4 tahun dengan usia termuda waktu lama menderita HD
22 tahun dan tertua 59 tahun. sebesar 45,1 bulan.
Analisis lama menderita pada

125
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 11, No. 3 Oktober 2015

Tabel 2 Distribusi Pasien HD Menurut Jenis Kelamin, Pekerjaan,


Pendidikan, dan Status Perkawinan pada Kelompok Intervensi
dan Kelompok Kontrol di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
Unit II

Kelompok Kelompok
Intervensi Kontrol Total
(N = 15) (N = 16) (N = 31)
Karakteristik N % N % N %
1.Jenis kelamin pasien HD
a. Laki-laki 8 53,3 8 50 16 51,6
b. Perempuan 7 46,7 8 50 15 48,4
2. Pekerjaan pasien HD

a. Wiraswasta 4 26,7 1 6,3 5 16,1


b. Pegawai Swasta 2 13,3 2 12,5 4 12,9
c. Tidak bekerja 9 60 13 81,3 22 71,0

3. Pendidikan pasien HD
a. SMP 2 13,3 3 18,8 5 16,1
b. SMA 13 86,7 8 50 21 83,9
c. Peguruan Tinggi 0 0 5 31,3 5 16,1
4. Status perkawinan pasien
HD
a.Menikah 10 66,7 12 75 22 71
b.Lajang 5 33,3 3 18,7 8 25,8
c. Janda 1 6,3 1 3,2
0 0
Based on data primer 2013

Tabel 2. Menunjukkan bahwa SMA (83,9%), sedangkan status


sebagian besar responden perkawinan responden
berjenis kelamin laki-laki didominasi dengan status kawin
(51,6%), sebanyak 71% tidak yaitu sebesar 74,2% dari total
bekerja dan tingkat pendidikan responden sebanyak 31 orang.
responden paling banyak adalah

Analisis Bivariat
Tabel 3 Kualitas Hidup Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol
Sebelum DilDilakukan SHG Di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit
II, Juni - Juli 2013 ( N = 31 )
Mean
Karakteristik Kelompok n Mean SD SE Difference t p

Kualitas Hidup 1. Intervensi 15 74,8 3,99 1,03


(Pre Test)
1,54 0,847 0,404

2. Kontrol 16 73,6 4,53 1,13

126
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 11, No. 3 Oktober 2015

Based on data primer 2013


Tabel 3. menunjukkan value >0,05). Artinya secara
bahwakualitas hidup pasien HD statistik kedua kelompok
sebelum dilakukan SHG antara mempunyai kualitas hidup yang
kelompok intervensi dengan sama sebelum dilaksanakan
kelompok kontrol tidak memiliki kegiatan SHG.
perbedaan yang bermakna (p
Tabel 4 Kualitas Hidup Setelah Dilakukan SHG Di RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta Unit II, Juni - Juli 2013 ( N = 31 )
Mean
Karakteristik Kelompok n Mean SD SE Difference
t p

Kualitas Hidup 1.Intervensi 15 5 1,36 0,35


(selisih nilai pre
test- post test)
4,75 8.828 0,001

2. Kontrol 16 0,25 1,61 0,40

Sumber: Data Primer 2013.

Tabel 4 menjelaskan bahwa sebagai tulang punggung


bahwa pada α 5% kualitas hidup keluarga, sementara yang tua
pasien HD setelah dilakukan menyerahkan keputusan pada
SHG antara kelompok intervensi keluarga atau anak-anaknya.
dengan kelompok kontrol Rata-rata usia responden
didapatkan p value < 0,001 yang penelitian ini adalah 39,4 tahun.
bermakna kedua kelompok Usia tersebut adalah usia
mempunyai perbedaan produktif. Kecenderungan
perbedaan rata-rata yang terjadinya gagal ginjal kronis
bermakna. pada usia yang masih produktif
Analisis Univariat di akibatkan oleh kegagalan
(Karakteristik Responden) pencegahan primer. Beberapa
Usia adalah lama waktu hidup budaya hidup yang tidak sehat
atau ada (sejak dilahirkan atau seperti merokok, meminum
diadakan). Usia meningkatkan minuman suplemen pada anak-
atau menurunkan kerentanan anak muda merupakan faktor
terhadap penyakit tertentu. Pada yang berkontribusi terhadap
umumnya kualitas hidup timbulnya penyakit gagal ginjal
menurun dengan meningkatnya kronis. Usia juga erat kaitannya
umur. Penderita gagal ginjal dengan prognose penyakit dan
kronik usia muda akan harapan hidup mereka,
mempunyai kualitas hidup yang penderita yang berusia diatas 55
lebih baik oleh karena biasanya tahun kecenderungan untuk
kondisi fisiknya yang lebih baik terjadi berbagai komplikasi yang
dibandingkan yang berusia tua. memperberat fungsi ginjal
Penderita yang dalam usia sangat besar bila dibandingkan
produktif merasa terpacu untuk dengan yang berusia dibawah 40
sembuh mengingat dia masih tahun (Walgito, 2008).
muda mempunyai harapan Rata-rata lama pasien
hidup yang lebih tinggi dan menjalani HD selama 45,1

127
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 11, No. 3 Oktober 2015

bulan. Ini merupakan waktu cukup banyak sehingga sebagian


yang cukup lama. Dalam dari mereka harus keluar dari
menjalani HD akan muncul pekerjaannnya. Pekerjaan adalah
beberapa masalah yang merupakan sesuatu kegiatan
merupakan efek samping dari atau aktifitas seseorang yang
terapi tersebut sehingga lama bekerja pada orang lain atau
pasien dalam menjalani HD juga instasi, kantor, perusahaan,
akan memberikan pengaruh untuk memperoleh penghasilan
terhadap kualitas hidup mereka. yaitu upah atau gaji baik berupa
Pada awal-awal menjalani HD uang maupun barang demi
keluhan-keluhan yang berkaitan memenuhi kebutuhan hidupnya
dengan efek samping terapi HD sehari-hari (Lase, 2011).
akan sering muncul, setelah Yuliaw (2009) mengatakan
beberapa waktu tubuh akan bahwa penderita yang memiliki
mulai beradaptasi. Semakin pendidikan lebih tinggi akan
lama pasien menjalani mempunyai pengetahuan yang
hemodialisa kondisi kesehatan lebih luas sehingga
mereka akan semakin menurun memungkinkan pasien itu dapat
(Avis, 2005). mengontrol dirinya dalam
Mayoritas jenis kelamin mengatasi masalah yang di
responden dalam penelitian ini hadapi, mempunyai rasa percaya
adalah laki-laki yaitu sebanyak diri yang tinggi, berpengalaman,
53,3%. Setiap penyakit dapat dan mempunyai perkiraan yang
menyerang manusia baik laki- tepat bagaimana mengatasi
laki maupun perempuan, tetapi kejadian, mudah mengerti
pada beberapa penyakit terdapat tentang apa yang dianjurkan
perbedaan frekuensi antara laki- oleh petugas kesehatan, serta
laki dan perempuan. Hal ini dapat mengurangi kecemasan
antara lain disebabkan sehingga dapat membantu
perbedaan pekerjaan, kebiasaan individu tersebut dalam
hidup, genetika atau kondisi membuat keputusan. Mayoritas
fisiologis (Budiarto & Anggraeni, responden dalam penelitian ini
2002). (83,9%) memiliki pendidikan
Responden dalam penelitian yang memadai yaitu setingkat
ini mayoritas tidak bekerja yaitu sekolah menengah atas. Ini
sejumlah 71 % dari jumlah total memungkinkan mereka memiliki
seluruh responden. Penyakit pengetahuan yang cukup baik
gagal ginjal kronis dan pengetahuan yang cukup
mengakibatkan penurunan luas sehingga dengan mudah
fungsi ginjal sehingga dapat memahami informasi-
mengharuskan penderitanya informasi baru mengenai
melakukan terapi pengganti penyakitnya.
ginjal. Salah satu terapi Karakteristik reponden
pengganti ginjal yaitu HD, yang terakhir dalam penelitian ini
mengharuskan penderitanya adalah status perkawinan.
meluangkan waktu 2-3x/ Mayoritas responden dalam
minggu dengan durasi HD 4-5 penelitian ini mempunyai status
jam setiap kali HD. Keadaan perkawinan menikah yaitu 66,7
tersebut menyita waktu yang %. Perkawinan merupakan salah

128
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 11, No. 3 Oktober 2015

suatu hal yang berkaitan dengan Pasien tersebut sebagian


kualitas hidup pasien. besar tidak lagi bekerja di luar
Perkawinan merupakan suatu rumah akibat dari jadwal HD
aktivitas dari satu pasangan yang harus mereka jalani yaitu 3
yang mempunyai tujuan kali seminggu, selain itu pada
tertentu. Tetapi karena saat sehari menjelang HD badan
perkawinan itu terdiri dari dua mereka terasa kurang nyaman
individu, maka ada sehingga pekerjaan mereke
kemungkinan bahwa tujuan menjadi tidak optimal. Dalam
mereka itu tidak sama sehingga penelitian ini sejumlah 81,3%
terkadang menimbulkan responden tidak memiliki
masalah-masalah dalam pekerjaan, kegiatan mereka
kehidupan perkawinan. Bila hal sehari-hari hanya membantu
tersebut terjadi, maka tujuan itu pekerjaan rumah tangga yang
harus dibulatkan agar terdapat ringan seperti menyapu.
suatu kesatuan dalam tujuan Rata-rata usia responden adalah
tersebut. Adanya pasangan usia produktif yaitu 39,4 tahun.
hidup bisa saling memberikan Dalam usia produktif mereka
motivasi yang berdampak pada masih terpacu untuk sembuh
kenyamanan hidup seseorang karena mereka masih
(Tarigan, 2011). mempunyai harapan hidup yang
Analisis Bivariat tinggi, mereka merasa harus
Kualitas Hidup Pasien HD RS tetap bertanggung jawab
PKU Muhammdiyah terhadap keluarganya walaupun
Yogyakarta pada kelompok kondisi sudah tidak sebaik
intervensi dan kelompok sebelum melakukan HD. Pasien
kontrol sebelum pemberian yang memiliki usia di bawah 40
SHG tahun mempunyai komplikasi
Hasil analisis terhadap skor yang lebih ringan di bandingkan
kualitas hidup pasien HD pasien yang berusia di atas 55
sebelum dilakukan SHG pada tahun. Rata-rata lama responden
kelompok intervensi dan pada menjalani HD lebih dari 40
kelompok kontrol menunjukkan bulan, hal tersebut
p value 0, 404 yang bermakna mempengaruhi nilai kualitas
tidak ada perbedaan yang hidup mereka. Seseorang yang
signifikan antara nilai kualitas lama menjalani HD kualitas
hidup kelompok intervensi dan hidupnya akan semakin
kelompok kontrol sebelum di menurun ( Walgito, 2008).
lakukan SHG. Nilai rata-rata Kualitas Hidup Pasien HD RS
kualitas hidup pasien HD di PKU Muhammdiyah
kedua kelompok pada saat Yogyakarta pada kelompok
pengukuran awal berada di intervensi dan kelompok
tingkatan yang sama yaitu kontrol sesudah pemberian
tingkat sedang yang berarti tidak SHG.
dapat bekerja, dapat hidup di Hasil analisis terhadap
rumah, dan dapat mengurus selisih nilai kualitas hidup
sebagian besar kebutuhan pasien HD pada kelompok
pribadi. intervensi dan kelompok kontrol
setelah dilakukan kegiatan SHG

129
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 11, No. 3 Oktober 2015

didapatkan nilai p value sebesar mengalami perubahan signifikan


<0,001 yang bermakna ada pada kelompok intervensi, akan
perbedaan yang signifikan tetapi nilai perbedaan mean dari
antara nilai kualitas hidup hasil analisa data menunjukkan
pasien HD sebelum dan sesudah perubahan angka yang tidak
di laksanakan SHG antara terlalu besar. Hal ini bisa jadi
kelompok intervensi dan karena pelaksanaan SHG yang
kelompok kontrol. Hal ini hanya berlangsung selama
menunjukkan bahwa pemberian empat minggu. Dalam penelitian
terapi SHG mampu membantu Chaveepojnkamjorn (2009)
meningkatkan kualitas hidup mengenai peningkatan kualitas
pasien HD. hidup pasien diabetes tipe 2
Pemberian HD di melalui program SHG
kombinasikan dengan SHG menunjukkan bahwa setelah
mampu membantu dilakukan kegiatan SHG selama
meningkatkan nilai kualitas 16 minggu, penderita diabetes
hidup pasien. Hasil analisis tipe 2 mengalami peningkatan
terhadap selisih nilai kualitas yang signifikan terkait persepsi
hidup pasien HD sebelum dan kualitas hidup. Apabila kegiatan
setelah dilakukan SHG baik SHG ini dilaksanakan lebih lama
pada kelompok intervensi lagi, hal ini akan semakin
maupun pada kelompok kontrol meningkatkan perubahan mean
menunjukkan p value sebesar pada kelompok intervensi.
0,001 yang bermakna ada Sehingga kegiatan SHG ini akan
perbedaan yang signifikan semakin optimal sebagai terapi
antara nilai kualitas hidup keperawatan pendukung HD dan
kelompok intrervensi dan terapi medis serta sebagai upaya
kelompok kontrol. Ini untuk meningkatkan kualitas
menunjukkan bahwa ada hidup penderita gagal ginjal yang
pengaruh antara pelaksanaan menjalani HD.
SHG sebagai terapi pendamping SHG adalah suatu kelompok
HD dalam meningkatkan dimana setiap anggotanya saling
kualitas hidup pasien gagal berbagi masalah baik fisik
ginjal kronis. Hasil penelitian maupun emosional. Tujuan SHG
(Kotani dan sakane, 2004) adalah agar setiap anggota
menunjukkan bahwa setelah kelompok bersosialisasi,
dilakukan SHG sebanyak 8 sesi menceritakan masalah yang
pada penderita diabetes mereka alami dan saling berbagi
didapatkan hasil yang signifikan pengalaman kepada sesama
terkait pengetahuan mengenai anggota kelompok (Bensley &
diet, perasaan positif terhadap Fisher, 2003). Kombinasi SHG
dukungan sosial, dan solidaritas. dan HD dapat meningkatkan
Ketiga hal tersebut berkontribusi kualitas hidup di karenakan
terhadap peningkatan kualitas dalam kegiatan SHG tersebut
hidup pasien yang menderita responden bisa saling membantu
penyakit kronis. menyelesaikan permasalahan
Hasil analisa data dan berbagi pengalaman mereka
menunjukkan hasil dari analisa mengenai berbagai hal sesuai
data nilai kualitas hidup topik yang mereka sepakati.

130
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 11, No. 3 Oktober 2015

Misalnya pada sesi kedua SHG selanjutnya dan menceritakan


yang membahas mengenai penyebab mereka mengalami
permasalahan-permasalahan gagal ginjal. Dalam SHG sesi
akibat pembatasan cairan. pertama ini setiap anggota
Responden yang menjadi kelompok mendapatkan lembar
anggota kelompok saling catatan yang di gunakan untuk
bertukar pengalaman tentang mencatat beberapa indikator
masalah-masalah yang mereka fisik yang berkaitan dengan
hadapi dan juga saling berbagi kualitas hidup pasien (Berat
tentang bagaimana mereka badan sebelum dan sesudah HD,
mengatasi masalah tersebut. Tekanan darah sebelum dan
Kegiatan ini membuat masing- sesudah HD, Pitting edema, dan
masing responden merasa kekuatan otot) dan untuk
memiliki masalah yang sama, mendokumentasikan hasil
saling membutuhkan dan dapat kegiatan SHG di setiap
memberikan dukungan satu pertemuan.
sama lain. Dalam pertemuan SHG yang
Pelaksanaan penelitian ini pertama ini anggota kelompok
didasari oleh teori PRECEDE membahas awal mula mereka
PROCEED dimana teori ini menderita gagal ginjal.
merupakan pendekatan yang Mayoritas anggota kelompok
dapat membantu perencanaan mengatakan bahwa sebelum
dan evaluasi promosi kesehatan. mengalami gagal ginjal mereka
Pada awal proses pelaksanaan menderita diabetes militus (DM)
penelitian ini mempunyai dan tekanan darah tinggi yang
kendala yaitu waktu tidak terkontrol. Hipertensi dan
pelaksanaan yang tidak sesuai DM merupakan penyebab gagal
dengan perencanaan. Awalnya ginjal tahap akhir yang paling
peneliti menggunakan asisten besar prosentasenya dari total
peneliti untuk membantu kasus ( Smeltzer & Bare, 2001).
jalannya penelitian. Karena Sesi pertama SHG ini
pelaksanaan SHG dilakukan berlangsung selama 45 menit,
pada saat asisten peneliti dan di sepakati oleh seluruh
bertugas diruangan sehingga anggota kelompok bahwa di sesi
kegitan SHG tidak berjalan kedua SHG akan membahas
optimal. Pada akhirnya peneliti mengenai pengaturan asupan
melakukan penelitian mandiri cairan.
tanpa di damping asisten Pada pertemuan kedua
peneliti. sebelum membahas tema yang
Kegiatan SHG dilakukan sudah di sepakati terlebih
selama 4 minggu sebanyak 8 dahulu memilih ketua yang akan
sesi. Pada sesi pertama peneliti memimpin jalannya diskusi.
menjadi leader, kemudian Kemudian ketua kelmpok
peneliti menjelaskan tentang memimpin diskusi sesuai tema
SHG, kontrak waktu terkait yang disepakati di pertemuan
pelaksanaan SHG, berkenalan sebelumnya yaitu tentang
sesama anggota kelompok, asupan cairan untuk pasien HD.
menetapkan tema-tema yang Sebagian anggota kelompok
akan di bahas pada pertemuan sudah memahami bagaimana

131
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 11, No. 3 Oktober 2015

cara menghitung cairan terlalu banyak menkonsumsi


maksimal yang boleh di cairan. Dalam pertemuan ini
konsumsi oleh pasien HD, mereka juag membahas
namun sebagian anggota minuman-minuman yang harus
kelompok masih belum tepat dihindari oleh pasien HD.
cara menghitung batas Rata-rata masalah yang
maksimal cairan yang boleh di muncul akibat ketidakpatuhan
konsumsi agar tidak timbul diet cairan adalah sesak nafas
masalah seperti sesak nafas dan dan terkadang edema. Masalah
bengkak. Pada sesi kedua ini yang mereka alami akan reda
SHG berlangsung selama 40 setelah melakukan HD. Sebagian
menit, semua anggota kelompok dari mereka mengatakan karena
aktif berpendapat dan terlalu banyak jumlah cairan
menanggapi pendapat antar yang harus di ambil saat HD
anggota kelompok. Pembahasan akibat terlalu banyak cairan
terkait asupan cairan pada yang di konsumsi terkadang
pertemuan ini baru menimbulkan maslah lain
membicarakan aturan jumlah seperti terasa lemas dan
cairan dan cara menghitung terkadang hipotensi. Pasien
kebutuhan cairan yang boleh gagal ginjal kronis perlu
dikonsumsi pasien HD, sehingga penyesuaian dan pembatasan
untuk pertemuan ketiga cairan walaupun melakukan HD
kelompok menyepakati untuk rutin (Smeltzer & Bare, 2001)
mendiskusikan masalah- Pada sesi keempat dan
masalah yang pernah mereka kelima kelompok mendiskusikan
alami terkait ketidakpatuhan diet terkait makanan untuk
diet cairan dan penangan yang pasien yang menjalani HD.
dilakukan. Dalam pertemuan ini pasien
Pada SHG sesi ketiga berbagi pengalaman mengenai
sebelum memulai diskusi sesuai beberapa makanan yang bisa
tema yang di sepakati, terlebih menimbulkan masalah
dahulu di lakukan evaluasi kesehatan pada diri mereka.
apakah informasi yang di Misalnya beberapa pasien tidak
dapatkan pada SHG sesi kedua toleran terhadap beberapa jenis
sudah dilakasanakan. Anggota buah dan makanan. Mereka
kelompok sudah mampu berbagi tips tentang jumlah dan
menghitung asupan cairan cara mengkonsumsi buah serta
maksimal yang boleh di sayuran untuk pasien HD. Diet
konsumsi akan tetapi masih ada merupakan faktor yang penting
anggota kelompok yang untuk pasien yang menjalani
mangatakan bahwa terkadang HD. Ginjal yang rusak tidak
sulit mengendalikan untuk mampu mengekskresikan
minum sesuai aturan yang produk akhir metabolism,
seharusnya. Cuaca yang kadang substansi yang bersifat asam ini
panas menyebabkan mereka akan menumpuk dalam serum
tidak mampu mengendalikan pasien kemudian menjadi racun.
volume minuman yang mereka Diet rendah protein akan
konsumsi sehingga terkadang mengurangi penumpukan
muncul sesak nafas akibat limbah nitrogen sehingga akan

132
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 11, No. 3 Oktober 2015

meminimalkan gejala (Smeltzer untuk berbagi informasi


& Bare, 2001). mengenai masalah-masalah yang
Pada pertemuan keenam mereka alami. Mereka sepakat
pasien mendiskusikan mengenai untuk melakukan diskusi rutin
komplikasi atau masalah yang seperti ini di sela-sela waktu
bisanya muncul saat HD. menunggu giliran HD.
Masalah yang rata-rata semua Kegiatan SHG yang
anggota kelompok pernah alami dilaksanakan oleh pasien
selama HD adalah hipotensi dan mempunyai pengaruh terhadap
pusing. O’ Callabhan (2007) perilaku kesehatan pasien.
menyebutkan bahwa beberapa Dalam penelitian ini perilaku
komplikasi yang muncul pada kesehatan tidak diamati, akan
saat HD adalah hipotensi, emboli tetapi dalam setiap awal SHG
udara, pruritus, dan hipoksemia. dilakukan evaluasi terhadap
Mual, muntah, kram otot, dan tema yang sudah dibahas
nyeri juga sering dialami oleh sebelumnya dan diklarifikasi
pasien pada saat melakukan HD apakah informasi-informasi yang
( Kotanko & Levin, 2008). didapatkan pada pertemuan
Pada pertemuan ketujuh sebelumnya dilaksanakan.
anggota kelompok Semua anggota kelompok
mendiskusikan terkait adekuasi menyatakan bahwa mereka
HD. Rata-rata anggota kelompok berusaha melakukan apa yang di
melakukan HD 3x setiap minggu sepakati dalam kegiatan SHG
dengan durasi 3,5 jam- 4jam yang sudah dilakukan,
setiap kali HD. Anggota walaupun ada sebagian anggota
kelompok menceritakan bahwa kelompok yang kadang belum
mereka merasa lebih nyaman optimal menerapkan hasil
ketika durasi tiap kali HD kegiatan SHG. Anggota kelompok
minimal 4 jam dan dilakukan 3 menyatakan mendapatkan
kali seminggu dibandingkan banyak manfaat dan beberapa
ketika mereka melakukan HD pengetahuan baru mengenai
dengan durasi kurang dari 4 penyakitnya yang berasal dari
jam. Mereka mengatakan saat sesama anggota kelompok.
durasi HD hanya 3 jam, keluhan Informasi-informasi yang didapat
seperti sesak nafas dan badan dari rekan kelompok ini
tersa tidak nyaman menjadi perlahan-lahan akan diterapkan
lebih cepat muncul. Proses oleh masing-masing anggota
terapi dialysis harus dialami kelompok sehingga akan
pasien seumur hidup, dilakukan berdampak pada peningkatan
2 atau 3 kali seminggu setiap kualitas hidup pasien. Manusia
kali terapi ( Smeltzer & Bare, seutuhnya (Human Being)
2001) merupakan sistem terbuka yang
Pertemuan terkhir secara konsisten berinteraksi
digunakan untuk evaluasi dan dengan lingkungan. Salah satu
merencakan terkait kelanjutan tujuan interaksi manusia dengan
kelompok SHG yang sudah di lingkungannya adalah untuk
bentuk. Anggota kelompok membantu individu dalam
sepakat untuk tetap memelihara kesehatannya (Frey,
meneruskan SHG sebagai sarana Sieloff & Norris, 2002).

133
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 11, No. 3 Oktober 2015

SIMPULAN Bensley & Fisher. (2003).


1. Terdapat pengaruh self help Community Health
group terhadap kualitas Education Methods: A
hidup pasien hemodialisa di Practical Guide, ed. 2.
RS PKU Muhammadiyah Sudbury : Jones and
Yogyakarta Unit II Bartlett Publiser, Inc.
2. Demografi responden dalam Chaveepojnkamjorn, W. (2009).
penelitian ini: dari total 31 A randomized controlled
pasien HD dalam penelitian trial to improve the quality
ini rata-rata berusia 39,4 of life of type 2 diabetic
tahun dengan usia termuda patients using a self-help
22 tahun dan tertua 59 group program.
tahun. Lama menjalani HD Thesis.Faculty of Public
rata-rata 45,1 Health, Mahidol University,
bulan.Sebagian besar Bangkok, Thailand. Di
responden berjenis kelamin unduh pada tanggal 5
laki-laki (51,6%), sebanyak januari 2012 dari:
71% tidak bekerja dan http://www.ncbi.nlm.nih.g
tingkat pendidikan responden ov/pubmed/19323050
paling banyak adalah SMA Frey,M.A; Sielof, C. L.; & Norris,
(83,9%), sedangkan status D. M. (2002). King’s
perkawinan responden Conceptual System and
didominasi dengan status Theory of Goal Attainment:
kawin yaitu sebesar 74,2% Past, Present, and Future.
3. Tidak terdapat perbedaan http://nsq.sagepub.com/cg
nilai kualitas hidup yang i/content/abstract/15/2/1
bermakna antara kelompok 07-a.
control dengan kelompok Ibrahim, K. (2009). Kualitas
intervensi sebelum dilakukan Hidup Pasein Gagal Ginjal
kegiatan self help group di RS Kronis yang Menjalani
PKU Muhammadiyah Hemodialisa. Diunduh dari
Yogyakarta Unit II. http://www.mkbonline.Org
4. Terdapat perbedaan nilai /index.php?option=
kualitas hidup yang com_content&view=article&
bermakna antara kelompok id=130:kualitas-
control dengan kelompok hiduppasien-gagalginjal
intervensi sesudah dilakukan kronis-yang
kegiatan self help group di RS menjalanihemodialisis&cati
PKU Muhammadiyah d=1:kumpulanartikel&Itemi
Yogyakarta Unit II. d=55 pada tanggal 15
desember 2011
DAFTAR PUSTAKA Kotanko & Levin, N.W. (2008).
Avis, N. (2005). Assessing Complications During
Quality of Life in Adult Hemodialysis. Handbook of
Cancer Survivors (QLACS). Dialysis Therapy. ed.4.
Diunduh dari Chap.26. dalam Nissenson
http://www.wfubmc.edu & Fine. Philadelphia :
pada 15 Desember 2011. Saunders Elsevier.

134
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 11, No. 3 Oktober 2015

Kotani, K & Sakane, N. (2004). New Jersey: Pearson


Effects Of A Self Help Education, Inc.
Groups For Diabetes Care Santoso, D. (2008). Kasus Gagal
In Long Term Care Patients Ginjal di Indonesia. Di
With Type 2 Diabetes akses tanggal 15 Desember
Mellitus: An Experience In dari
Japanese Rural http://teknologitinggi.word
Community. Australian press.com/2008/12/19/ka
jurnal rural health. 12, 251– sus-gagal-ginjal-di-
252. indonesia-sangat-tinggi/
Kyrouz, E.M. & Humphreys, K. Smeltzer & Bare (2001). Buku
(1997). A review of Ajar Keperawatan Medikal
research on the Bedah. Jakarta:EGC.
effectiveness of self Walgito (2008). Faktor-faktor
help/mutual aid groups. yang Mempengaruhi
International journal of Ketidakpatuhan Perawatan
psychososial Hemodialisis. Diakses dari
rehabilitation,1, 12-17. http://indonesiannursing.c
Lase, W.N (2011). Analisa Faktor- om/?=192 tanggal 15
faktor yang Mempengaruhi desember 2011.
Kualitas Hidup Pasien Yuliaw, A. (2009). Hubungan
Gagal Ginjal Kronik yang Karakteristik Individu
Menjalani Hemodialisa di dengan Kualitas Hidup
Rumah Sakit Umum Pusat Dimensi Fisik pasien Gagal
Haji Adam Malik Medan. Ginjal Kronik di RS Dr.
Universitas Sumatra Kariadi Semarang. Diakses
Utara. dari
Pender, et al. (2002).Health digilib.unimus.ac.id/files/di
promotion in sk1/106/jtpunimus-gdl-
nursingpractice. (4th ed.). annyyuliaw-5289-2-
bab2.pdf pada tanggal 20
desember 2011

135

You might also like