You are on page 1of 9

Jurnal Keperawatan Priority, Vol 2, No.

2, Juli 2019
ISSN 2614-4719

PENGARUH PEMBERIAN KONSELING PADA PASIEN HEMODIALISA


DENGAN TINGKAT KEKAMBUHAN PENYAKIT HIPERTENSI
DI RUMAH SAKIT KOTA MEDAN

Harsudianto Silaen1, Ramadhani2


STIKes Murni Teguh
E-mail: antosilaen4@gmail.com

ABSTRACT

Counseling is one of the effective ways in health education to teach patients to limit
theirs fluid intake. Through counseling the relationship between nurses and patients can
be more open, where patients can express all complaints and limitations and / or their
abilities and weaknesses, nurses can also explore patient feelings and understand the
diversity of each different patient, so that communication between nurses and patients
can be adjusted with the diversity of characteristics that patients have. In patients Renal
failure is often found as a complication of long-standing hypertension and can interfere
with the process of hemodialysis. Therefore sufferers need to be assisted in the form of
counseling. This study aims to determine the effect of counseling on hemodialysis patients
with recurrence rates of hypertension in Medan City Hospital. This type of research is
quantitative with a quasi-experimental design. The sample used in this study amounted to
54 people and the sampling technique with purposive sampling was that sample taking by
researchers came to do research and a portion of the sample was taken from the
population. Data collection uses questionnaires and data analysis using the T-Test. From
the results of the study, the effect of giving counseling with the recurrence rate of
hypertension was obtained that the p value was 0.001. It is expected that nurses will
provide education and counseling to hemodialysis patients to be able to control diet
patterns.

Keywords: Counseling, Hemodialisis, Recurrence of Hypertension

PENDAHULUAN Hipertensi 90% tidak diketahui


Tekanan darah tinggi menjadi secara pasti faktor penyebabnya, dari
bermasalah hanya bila tekanan darah beberapa penelitian telah ditemukan
tersebut persisten karena membuat beberapa faktor yang sering
sistem sirkulasi dan organ yang menyebabkan terjadinya hipertensi.
mendapat suplai darah (termasuk Salah satunya adalah gaya hidup yang
jantung dan otak) menjadi tegang. tidak sehat, seperti adalah konsumsi
Hipertensi selain mengakibatkan angka garam yang tinggi, makanan berlebihan,
kematian yang tinggi juga berdampak minum alkohol dan merokok (Yuliarti,
kepada mahalnya pengobatan dan 2011).
perawatan yang harus ditanggung para Komplikasi yang terjadi pada
penderitanya (Mubin, 2010). hipertensi ringan dan sedang dapat
mengenai mata, ginjal, jantung dan otak.
Pada mata berupa perdarahan retina,

100
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 2, No. 2, Juli 2019
ISSN 2614-4719

gangguan penglihatan sampai dengan yang bertujuan untuk mengeluarkan


kebutaan. Gagal jantung merupakan sisa-sisa metabolisme protein dan
kelainan yang sering ditemukan pada mengoreksi gangguan keseimbangan
hipertensi berat selain kelainan koroner cairan dan elektrolit. Proses terapi
dan miokard. Pada otak sering terjadi hemodialisis yang membutuhkan waktu
stroke dimana terjadi perdarahan yang selama 5 jam, umumnya akan
disebabkan pecahnya mikroaneurisma menimbulkan stres fisik pada pasien
yang dapat mengakibakan kematian. setelah hemodialisis. Pasien akan
Kelainan lain yang dapat terjadi adalah merasakan kelelahan, sakit kepala dan
proses tromboemboli dan serangan keluar keringat dingin akibat tekanan
iskemia otak sementara (Transient darah yang menurun, sehubungan
Ischemic Attack/TIA). Pada pasienGagal dengan efek hemodialisis.
ginjal sering dijumpai sebagai Ketergantungan pasien terhadap mesin
komplikasi hipertensi yang lama dan hemodialisis seumur hidup, perubahan
dapat menganggu proses hemodialisa. peran, kehilangan pekerjaan dan
Oleh karena itu penderita perlu pendapatan merupakan stressor yang
dilakukan pendampingan berupa dapat menimbulkan depresi pada pasien
konseling (Nuraini, 2015). hemodialisis dengan prevalensi 15%-
Hasil penelitian Silaen (2018), 69% (Septiwi, 2013).
pengaruh pemberian konseling dengan Hemodialisa merupakan proses
tingkat kecemasan pada pasien yang tindakan pembersihan darah dengan
menjalani hemodialisis di Rumah Sakit menggunakan dialyzer untuk
Kota Medan, dimana penelitian mengeluarkan produk sampah dan air
didapatkan pengaruh pemberian dari tubuh, karena ketidakmampuan
konseling pada pasien hemodialisis ginjal melakukan proses tersebut.
dengan tingkat kecemasan, diperoleh Hemodialisa dapat memperpanjang usia,
bahwa nilai p value 0.00. Diharapkan tindakan ini tidak akan mengubah
kepada perawat untuk memberikan perjalanan alami penyakit ginjal dan
edukasi dan konseling kepada pasien juga tidak akan mengembalikan seluruh
hemodialisis yang sedang menjalani fungsi ginjal. Pasien akan mengalami
hemodialisis agar pasien merasa nyaman sejumlah masalah dan komplikasi
dan tidak cemas. lainnya seperti hipertensi yang
Hemodialisis merupakan terapi membutuhkan perhatian khusus
pengganti ginjal yang dilakukan 2-3 kali terhadap penanganannya (LeMone,
seminggu dengan lama waktu 4-5 jam, Burke, & Bauldoff, 2011).

101
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 2, No. 2, Juli 2019
ISSN 2614-4719

Konseling merupakan proses yang adalah manajemen terapi obat,


membantu klien melalui pihak ketiga mengkonsumsi makanan dan minuman
atau membantu system memperbaiki yang dianjurkan. Layanan konseling
layanan terhadap klien (Mitchell & pada pasien hemodialiasis adalah hal
Gibson, 2011). Hubungan ini mengacu yang wajib dilakukan untuk
kepada tindakan sukarela antara seorang meningkatkan kualitas hidup pasien
penolong yang professional dengan hemodialisis.
individu, dimana konselor menyediakan Kualitas hidup pasien hemodialisa
bantuan bagi klien untuk berfluktuasi, karena dipengaruhi oleh
mendefenisikan dan menjawab masalah- kesehatan fisik, psikologis, tingkat
masalah terkait pekerjaan maupun kemandirian, hubungan sosial,
kesehatan. kepercayaan pribadi dan hubungan
Perawat memiliki keahlian dalam hal mereka dengan lingkungan. Pasien gagal
teori, ilmiah dan keterampilan klinis ginjal yang menjalani hemodialisa
yang dapat mempengaruhi dan seumur hidup membutuhkan dukungan
memfasilitasi kesehatan masyarakat perawat dan keluarga untuk
melalui pendidikan pada pasien untuk meningkatkan kualitas hidupnya
merubah perilaku (Carison, 2010). sehingga pasien yang menjalani
Perawat memiliki andil yang cukup hemodialisa akan dapat
besar dalam hal merubah perilaku mempertahankan dan menstabilkan
kesehatan pada pasien, misalnya kemampuan fungsional, memenuhi
kegemukan, pemakaian alkohol, kebutuhannya, menghilangkan gejala
program diet dan pembatasan cairan. dan mengembalikan rasa nyaman dalam
Pada pasien dengan gagal ginjal kronis menjalani sisa hidupnya (Isroin, 2014).
perlu pengaturan diet yang seksama Pasien gagal ginjal kronik
guna mencegah berbagai komplikasi memerlukan terapi pengganti ginjal
untuk meningkatkan kualitas hidup seumur hidup. Salah satu terapi
pasien gagal ginjal kronis yang pengganti ginjal adalah hemodialis.
menjalani hemodialisa. Hemodialisa yang adekuat dapat
Hasil penelitian Thomas., Joseph & meningkatkan kelangsungan hidup
Mohanta (2009), yang dilakukan di dengan komplikasi yang minimal,
India, perlu dilakukannya konseling meningkatkan kualitas hidup sehingga
pada pasien hemodialisa untuk hidup lebih sehat dan lebih baik.
meningkatkan kualitas hidup pasien Rendahnya kualitas hidup pasien
diantaranya fokus dalam konseling hemodialisa dilaporkan oleh pasien

102
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 2, No. 2, Juli 2019
ISSN 2614-4719

dengan kesehatan fisik yang buruk Prevalensi hipertensi di Indonesia


(Martin et al, 2011). tahun 2013 yang didapat melalui
Efek dari keseluruhan terapi pengukuran pada orang dewasa berumur
hemodialisa adalah membersihkan sisa ≥18 tahun sebesar 65.048.110 jiwa
metabolisme tubuh, mengembalikan dengan 5 provinsi kejadian hipertensi
keseimbangan cairan, elektrolit dan tertinggi yaitu di Provinsi Bangka
asam basa, menghilangkan beberapa Belitung 426.655 jiwa (30,9%) dari
manifestasi yang tidak diinginkan dari jumlah penduduknya, diikuti
gagal ginjal yang ireversibel. Kelebihan Kalimantan Selatan 1.205.483 jiwa
cairan, kalium, ureum, nitrogen dan ion (30,8%), Kalimantan Timur 1.218.259
asam dihilangkan, tapi hanya sementara; jiwa (29,6%), Jawa Barat 13.612.359
antara dialysis, elemen-elemen ini jiwa (29,4%) dan Gorontalo 33.542jiwa
berakumulasi lagi. Komplikasi jangka (29,4%). Provinsi Sumatera Utara
panjang hemodialisis salah satunya prevalensi kejadian hipertensi cukup
penyakit ulkus gastrointestinal, kram tinggi yaitu 24,7% (Riskesdas, 2013).
otot sering terjadi akibat hiponatremia Angka kejadian Chronic Kidney
atau hipoosmolalitas dan terlalu cepat Disease (CKD) meningkat dari tahun ke
pengeluaran cairan (Suharyanto & tahun. Jumlah CKD di dunia tahun 2009
Madjid, 2009). di Amerika Serikat rata-rata
Menurut data WHO (World Health prevalensinya 10-13% atau sekitar 25
Organization) pada tahun 2012 jumlah juta orang yang terkena Penyakit Ginjal
kasus hipertensi ada 839 juta kasus. Kronik. Sedangkan di Indonesia tahun
Kasus ini diperkirakan akan semakin 2009 prevalensinya 12,5% atau 18 juta
tinggi pada tahun 2025 dengan jumlah orang dewasa yang terkena penyakit
1,15 milyar kasus atau sekitar 29% dari ginjal kronik (Hidayati., dkk, 2014).
total penduduk dunia (WHO, 2012). Kejadian penyakit gagal ginjal di
Kejadian hipertensi di Amerika Indonesia semakin meningkat. Penyakit
Serikat mencapai 50 juta (21,7%). ini digambarkan seperti fenomena
Penderita hipertensi juga menyerang gunung es, dimana hanya sekitar 0,1%
Thailand sebesar 17% dari total kasus yang terdeteksi, dan 11-16% yang
penduduk, Vietnam 34,6%, Singapura tidak terdeteksi. Menurut data statistik
24,9%, Malaysia 29,9%, dan Indonesia yang dihimpun oleh Perhimpunan
memiliki angka yang cukup tinggi, yaitu Nefrologi Indonesia (PERNEFRI),
15% (Susilo &Wulandari, 2011). jumlah pasien gagal ginjal di Indonesia
mencapai 70.000 orang dan hanya

103
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 2, No. 2, Juli 2019
ISSN 2614-4719

sekitar 13.000 pasien yang melakukan Tabel 1. Distribusi Frekuensi


Berdasarkan Tingkat
cuci darah atau hemodialisis (Septiwi,
Kekambuhan Penyakit
2013). Hipertensi sebelum
konseling di Rumah Sakit
Berdasarkan latar belakang diatas
Kota Medan (n=54).
bahwa pasien hemodialisa yang Tingkat Jumlah Persentase
No
mengalami hipertensi perlu dilakukan Kecemasan (n) (%)
1 Tidak 0 0
pendampingan konseling agar dapat Kambuh
meminimalisir kekambuhan penyakit 2 Jarang 23 42,3
3 Kambuh 31 57,7
hipertensi ddalam pengaturan diet. Total 54 100

Berdasarkan tabel di atas dapat


HASIL DAN PEMBAHASAN
dilihat bahwa sebelum dilakukan
Hasil
konseling, tingkat kekambuhan
Karakteristik Responden
hipertensi dengan frekuensi jarang
Berdasarkan hasil penelitian yang
sebanyak 23 orang (42,3%) dan tingkat
diperoleh, umur pasien hemodialisa
kekambuhan dengan frekuensi kambuh
yang baru, 35-45 tahun yaitu sebanyak
sebanyak 31 orang (57,7%).
10 orang (18,5%), umur 46-55 tahun
Tabel 2. Distribusi Frekuensi
yaitu sebanyak 40 orang (74,1)%) dan Berdasarkan Tingkat
umur >55 tahun yaitu sebanyak (7,4) Kekambuhan Penyakit
Hipertensi setelah konseling
orang (26,1%). Pekerjaan pasien di Rumah Sakit Kota Medan
hemodialisa yang baru, PNS yaitu (n=54).
No Tingkat Jumlah Persentase
sebanyak 3 orang (5,6%), pekerjaan Kecemasan (n) (%)
wirausaha yaitu sebanyak 41 orang 1 Tidak 39 72,2
Kambuh
(75,9%) dan pekerjaan IRT yaitu 2 Jarang 14 25,9
sebanyak 8 orang (14,8%) dan pekerjaan 3 Kambuh 1 1,9
Total 54 100
lain-lainnya sebanyak 2 orang (3,7%).
Pendidikan pasien hemodialisa yang Berdasarkan tabel di atas dapat
baru, SD yaitu sebanyak tidak ada, dilihat bahwa setelah dilakukan
pendidikan SMP yaitu sebanyak 3 orang konseling, tingkat kekambuhan
(55,5%) dan pendidikan SMA yaitu hipertensi dengan frekuensi tidak
sebanyak 46 orang (85,2%) dan kambuh sebanyak 39 orang (72,2%),
pendidikan Perguruan Tinggi sebanyak tingkat kekambuhan dengan frekuensi
5 orang (9,3%). jarang sebanyak 14 orang (25,9%) dan
tingkat kekambuhan dengan frekuensi
kambuh sebanyak 1 orang (1,9%).

104
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 2, No. 2, Juli 2019
ISSN 2614-4719

Analisa Bivariat Konseling keperawatan adalah


Tabel 3. Pengaruh Pemberian bantuan yang diberikan perawat melalui
Konseling dengan Tingkat
interaksi yang mendalam, dalam bentuk
Kekambuhan Penyakit
Hipertensi di Rumah Sakit kesiapan perawat untuk menampung
Kota Medan (n=54).
ungkapan perasaan dan permasalahan
Pengaruh pemberian
konseling pada pasien pasien (meliputi aspek kognitif, afektif,
hemodialisa dengan p value
behavioural, sosial, emosional, dan
tingkat kekambuhan
penyakit hipertensi religious) kemudian perawat sebagai
Setelah dilakukan 0,001 konselor berusaha keras untuk
konseling
memberikan alternative pemecahan
Berdasarkan tabel diatas diperoleh masalah untuk menjaga kestabilan emosi
bahwa nilai p value 0,001. Nilai α < 0,05 dan motivasi pasien (konseling) dalam
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat menghadapi masalah kesehatan. Proses
pengaruh yang signifikan antara konseling diharapkan dapat memberikan
pemberian konseling pada pasien manfaat bagi pasien antara lain
hemodialisa dengan tingkat kekambuhan membantu pasien untuk mengenali
penyakit hipertensi. permasalahan kesehatan yang dihadapi
dan membatu mengatasi masalah
Pembahasan kesehatan pasien serta mendorong
Hasil penelitian yang dilakukan pasien untuk mencari dan memilih cara
peneliti dinyatakan bahwa didapatkan pemecahan masalah yang paling sesuai
pengaruh yang signifikan antara (Cornelia, et al., 2013).
pemberian konseling dengan pada Hasil penelitian Silaen (2019),
pasien hemodialisa dengan tingkat diperoleh bahwa ada pengaruh yang
kekambuhan penyakit hipertensi. signifikan antara pemberian konseling
Proses konseling dapat memberikan dengan tingkat kecemasan pada pasien
manfaat bagi pasien antara lain pemasangan chemoport yang menjalani
membantu pasien untuk mengenali kemoterapi yang baru untuk mengatasi
permasalahan kesehatan yang dihadapi kecemasan.
dan membatu mengatasi masalah Hasil penelitian Rahayuwati, et al.,
kesehatan pasien serta mendorong (2017), tentang pemilihan metode
pasien untuk mencari dan memilih cara menjalani hemodialisa sangat penting
pemecahan masalah yang paling sesuai dan dibutuhkan konseling oleh ahli
(Cornelia, et al., 2013). termasuk tenaga kesehatan seperti
perawat dan dokter dapat mengurangi

105
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 2, No. 2, Juli 2019
ISSN 2614-4719

ketakutan dan kecemasan kepada pasien pendidikan kesehatan. Hasil penelitian


yang akan menjalani hemodialisa. merupakan perlu dilakukan pendidikan
Hasil penelitian Shinta dan Surarso., kesehatan berupa konseling dengan
(2016) bahwa pemilihan jenis bertujuan membantu pasien mendidik
pengobatan dalam menjalani pasien dalam meningkatkan kualitas
hemodialisa dapat mempengaruhi hidup. Pendidikan kesehatan yang
persepsi pasien baik keluhan yang diberikan merupakan fungsi fisik yang
muncul setelah hemodialisa sehingga dialami (penambahan berat badan),
perlu dilakukan edukasi dan konseling gejala somatik, fungsi sosial, emosional
sebelum menentukan jenis pengobatan dan mental.
kanker. Hasil penelitian Barnett, Li,
Hasil penelitian Silaen (2018), bahwa Pinikahana & Si, (2007), menemukan
lamanya hemodialisa dengan tingkat lebih dari 50% pasien hemodialisis tidak
kecemasan pada pasien yang menjalani patuh terhadap pembatasan cairan,
hemodialisis akan sangat rentan sehingga perlu mendapatkan edukasi
mengalami kecemasan karena yang berkelanjutan dan diberikan secara
kurangnya edukasi serta konseling yang rutin. Jumlah sampel 222 pasien
diberikan kepada pasien. hemodialisa terdapat 58,7% tidak
Hasil penelitian Alharbi & mematuhi pembatasan cairan, sehingga
Enrione (2012), dari 222 pasien perlu mendapatkan konseling dan
hemodialisa terdapat 58,7% tidak edukasi secara rutin dan berkelanjutan.
mematuhi pembatasan cairan, sehingga
perlu mendapatkan konseling dan KESIMPULAN DAN SARAN
edukasi secara rutin dan berkelanjutan. Kesimpulan
Dalam penelitian tersebut tidak ada Kesimpulan hasil penelitian ini adalah
metode standar untuk mengukur a. Mayoritas umur pasien hemodialisa,
ketidakpatuhan dalam pembatasan umur 46-55 tahun yaitu sebanyak 40
cairan. orang (74,1%), mayoritas pekerjaan
Menurut hasil penelitian Sharma., pasien hemodialisa pekerjaan
Rani., Subramanyam & Iram (2013), wirausaha yaitu sebanyak 41 orang
pada pasien gagal ginjal kronik yang (75,9%), mayoritas pendidikan
telah melakukan hemodialisis perlu pasien hemodialisa pendidikan SMA
adanya suatu bantuan dimana bantuan yaitu sebanyak 46 orang (85,2%).
tersebut untuk meningkatkan kualitas b. Terdapat pengaruh pengaruh yang
hidup pasien hemodialisis berupa signifikan antara pemberian

106
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 2, No. 2, Juli 2019
ISSN 2614-4719

konseling pada pasien hemodialisa Carison, E. (2010). Impacting health


through on the joba counseling:
dengan tingkat kekambuhan penyakit
Role for Profesional Nurses.
hipertensi. Medical Surgical Nursing
Cornelia., Sumedi, E., Anwar, I.,
Saran
Ramayulis, R., Iwaningsih, S., &
a. Rumah Sakit Kresnawan, T., et al. (2013).
Konseling gizi. Jakarta: Penebar
Diharapkan kepada perawat untuk
Hidayati, S, dkk, (2012). Efektifitas
memberikan edukasi dan konseling konseling analisis transaksional
tentang diet cairan terhadap
kepada pasien hemodialisa agar dapat
penurunan Interdialytic
mencegah kekambuhan penyakit Interdialytic Weight Gain
(IDWG) Pasien Gagal Ginjal
hipertensi dimanapun.
Kronis yang menjalani
b. Bagi Pendidikan keperawatan hemodialisa di Rumah Sakit
Umum Daerah Kardinah. Jurnal
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
Ilmu Kesehatan Vol 3. No 2.
menjadi informasi tambahan dan Isroin, L. dkk. (2014). Manajemen
cairan pada pasien hemodialisis
masukan dalam pengembangan
untuk meningkatkan kualitas
pendidikan keperawatan terhadap hidup di RSUD Dr. Harjono
Ponorogo. Jurnal Keperawatan
mengatasi kekambuhan penyakit
Vol 2 No 1.
hipertensi dengan intervensi LeMone, Burke, & Bauldoff. (2011).
Medical-Surgical Nursing:
keperawatan.
Critical thinking in patient care,
c. Bagi Peneliti Selanjutnya 5th edition. Pearson Cloth
ISBN13: 9780135075944
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya
Mitchell, M. H., dan Gibson, R. L.
untuk menambah variabel lain untuk (2011). Introduction to counseling
and guidance. Yogyakarta:
melihat faktor yang terkait terhadap
Pustaka.
timbulnya kekambuhan penyakit dan Mubin, M. F. (2010). Karakteristik dan
pengetahuan pasien dengan
solusi untuk menangani kekambuhan
motivasi melakukan kontrol
penyakit hipertensi. tekanan darah di Wilayah Kerja
Puskesmas Sragi I Pekalongan.
Skripsi. Fakultas Ilmu
DAFTAR PUSTAKA Keperawatan dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah
Alharbi, K., & Enrione, B. E. (2012). Semarang. Jurnal keperawatan
Malnutrition is prevent among Vol 2 No 1.
hemodialysis patients in jeddah. Nuraini, B. (2015). Risk factors of
Saudi Arabia, Saudi. Journal of hypertension. J Majority. Volume
Kidney Diseases and 4 Nomer 5:10-19.
Transplantation, 23 (3), 598-608. Rahayuwati, et, al. (2017). Pilihan
Barnett, T., & Li, Y. T. (2007). Fluid pengobatan pasien kanker
compliance among patients payudara masa hemodialisa: studi
having haemodialysis: Can an kasus. Jurnal Keperawatan
Educational Programme Make a Indonesia, Volume 20 No.2, Juli
Difference. Journal of Advanced 2017, eISSN 2354-9203 DOI:
Nursing, 61 (3), 300-306. 10.7454/jki.v20i2.478

107
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 2, No. 2, Juli 2019
ISSN 2614-4719

Riskesdas. (2013). Riset Kesehatan Shinta R, Nindya., & Surarso, B. (2016).


Dasar: Jakarta: Balitbang Terapi mual muntah pasca
Kemenkes RI. hemodialisa. Jurnal THT - KL
Ruhela, et al., (2014). Successful Vol.9, No.2, Mei - Agustus 2016,
Percutaneous Retrieval of a hlm. 74 – 83.
Dislodged Chemo-port Catheter Suharyanto, T., & Madjid, A. (2009).
Using Snare Technique in a Three Asuhan keperawatan pada
Year Old Child: A Case Report. klien dengan gangguan sistem
American Journal of Medical perkemihan. Jakarta.
Case Reports, 2014, Vol. 2, No. Susilo, Y., Wulandari, A. (2011). Cara
10, 218-221 Jitu Mengatasi Hipertensi.
Septiwi, C, (2013). Pengaruh Breathing Yogyakarta: Penerbit Andi.
Exercise terhadap Level Fatique Thomas Dixon., Joseph, John., Francis
Pasien Hemodialisis di RSPAD Babu., and Mohanta Guru P,
Gatot Subroto Jakarta. Jurnal 2009. Effect of patient counseling
Keperawatan (The Soedirman on quality of life of hemodialysis
Journal of Nursing, Volume 8, patients in India. Pharm Pract
No. 1. (Granada). 2009 Jul-Sep; 7(3):
Silaen, H. (2018). Pengaruh Pemberian 181–184.
Konseling dengan Tingkat Yuliarti, N. (2011). Pengobatan
Kecemasan pada Pasien yang Hipertensi Dengan Herbal:
Menjalani Hemodialisis di Rumah Cetakan I. Jakarta: Agromedia
Sakit Kota Medan. Jurnal Pustaka.
Keperawatan Ilmiah Imelda, Vol.
4, No. 1, Februari 2018, ISSN
2597-7172
Silaen. (2018). Hubungan Lamnaya
Hemodialisis dengan Tingkat
Kecemasan pada Pasien yang
Menjalani Hemodialisis di Rumah
Sakit Kota Medan. Indonesian
Trust Health Journal, Vol 1, No
1, November 2018.
Silaen. H. (2019). Pengaruh pemberian
konseling dengan tingkat
kecemasan pada pasien
pemasangan chemoport yang
menjalani kemoterapi di Rumah
Sakit Kota Medan. Jurnal
Keperawatan Priority, Vol. 2, No.
1, Januari 2019, ISSN 2614-4719
Sharma, Seema., Rani, Sobha R H.,
Subramanyam, Geeta., Iram,
Mahvash., 2013. Evaluation of
Impact of Counseling on Quality
of Life of Chronic Kidney
Disease and Hemodialysis
Patients . Indian Journal of
Pharmacy ractice, 2013; 6(3):57-
61.

108

You might also like