Professional Documents
Culture Documents
net/publication/321145945
CITATIONS READS
4 2,405
1 author:
Hasan Hendrival
Universitas Malikussaleh
14 PUBLICATIONS 18 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Hasan Hendrival on 18 November 2017.
Pengaruh Kepadatan Populasi Sitophilus oryzae (L.) terhadap Pertumbuhan Populasi dan
Kerusakan Beras
Effect Population Density Sitophilus oryzae (L.) against Population Growth and Damage Rice
Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Malikussaleh, Jalan Banda Aceh-
Medan, Kecamatan Muara Batu, Kabupaten Aceh Utara Kode Pos 24355
E-mail: hendrival@unimal.ac.id
Abstract. The research aims to study the effect population density of S. oryzae against population
growth and damage of rice. The population density of S. oryzae is 5, 10, 15, and 20 pairs of adult per
250 g rice. The results showed that population density S. oryzae affects pest population growth of S.
oryzae, characteristics loses weight of rice, percentage powder of rice, and changes content moisture
of rice. The population density S. oryzae as many as 20 pairs of adult per 250 g of rice can increase
populations pest S. oryzae, characteristics loses weight of rice, percentage powder of rice, and content
moisture of rice. The relationship between population density S. oryzae with a growing population,
percentage loses weight, percentage rice hollow, percentage powder of rice, and changes content
moisture of rice increased linearly. There is a positive correlation between population density S.
oryzae with population growth S. oryzae (r = 0.997**; P < 0.01), the percentage loses weight (r =
0.987*; P < 0.05), the percentage of rice perforated (r = 0.998**; P < 0.01), the percentage powder of
rice (r = 0.997**; P < 0.01), and changes content moisture of rice (r = 0.964**; P < 0.01)
Abstrak. Penelitian bertujuan untuk mempelajari pengaruh kepadatan populasi S. oryzae terhadap
pertumbuhan populasi dan kerusakan beras. Kepadatan populasi S. oryzae yaitu 5, 10, 15, dan 20
pasang imago/250 g beras. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepadatan populasi S. oryzae
mempengaruhi pertumbuhan populasi hama S. oryzae, karakteristik kehilangan bobot beras, persentase
bubuk beras, dan perubahan kadar air beras. Kepadatan populasi S. oryzae sebanyak 20 pasang
imago/250 g beras dapat meningkatkan populasi hama S. oryzae, karakteristik kehilangan bobot beras,
persentase bubuk beras, dan kadar air beras. Hubungan antara kepadatan populasi S. oryzae dengan
pertumbuhan populasi, persentase kehilangan bobot, persentase beras berlubang, persentase bubuk
beras, dan perubahan kadar air meningkat secara linier. Terdapat korelasi positif antara kepadatan
populasi S. oryzae dengan pertumbuhan populasi S. oryzae (r = 0,997**; P < 0,01), persentase
kehilangan bobot (r = 0,987*; P < 0,05), persentase beras berlubang (r = 0,998**; P < 0,01),
persentase bubuk beras (r = 0,997**; P < 0,01), dan perubahan kadar air beras (r = 0,964**; P < 0,01)
17
Biospecies Vol. 10 No. 1, Januari 2017, hal 17 - 24. Hendrival dan Melinda., Pengaruh Kepadatan Populasi......….
dengan sasaran utama pencapaian swasembada serangga hama pada beras. Keberadaan popu-
beras, peningkatan pendapatan, dan kesejahte- lasi awal dari serangga hama dapat menyebab-
raan petani. Untuk mencapai sasaran tersebut kan peningkatan kerusakan beras dari sisi
banyak kendala yang ditemui, salah satu kuantitas dan kualitasnya selama penyimanan.
diantaranya adalah faktor penanganan pasca- Kerugian akibat serangga hama pascapanen
panen yang tidak tepat. Proses penyimpanan dapat dipengaruhi oleh kepadatan populasi
beras merupakan salah satu mata rantai pasca- serangga hama pascapanen yang berasosiasi
panen yang sangat penting. dengan bahan pangan di penyimpanan (Tefera
et al., 2011). Namun, informasi tentang
Penyimpanan beras yang dilakukan oleh petani hubungan antara kepadatan populasi serangga
secara sederhana dengan jumlah terbatas untuk hama pascapanen dengan infestasi serangga
kebutuhan pangan keluarga, sedangkan peda- hama pascapanen seperti S. oryzae terhadap
gang dan unit penggilingan padi dapat pertumbuhan populasi serangga hama pasca-
menyimpan beras dalam jangka waktu yang panen dan karakteristik kehilangan bobot dari
lama sambil menunggu harga yang baik. bahan pangan masih sedikit. Penelitian tentang
Proses penyimpanan beras dalam skala besar hubungan antara kepadatan populasi hama S.
juga dilakukan oleh Badan Urusan Logistik oryzae terhadap pertumbuhan populasi dan
(BULOG) sebagai jaminan penyediaan pangan karakteristik kehilangan bobot beras perlu
nasional. Penyebab kerusakan beras selama dilakukan untuk menduga kerusakan beras
penyimpanan yang paling banyak terjadi selama penyimpanan. Penelitian bertujuan
karena serangan hama pascapanen. Kerusakan untuk mempelajari kepadatan populasi S.
beras yang disimpan oleh serangga hama oryzae terhadap pertumbuhan populasi dan
terdiri terutama pada susut berat, kontaminasi kerusakan beras.
produk dengan serangga yang hidup atau mati,
dan penurunan kandungan gizi (Caneppele et
al., 2003). Berbagai jenis serangga hama BAHAN DAN METODE
pascapanen yang menyerang beras di
Indonesia yaitu Sitophilus oryzae, S. zeamais, Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hama
Corcyra cephalonica, Plodia interpunctella, dan Penyakit Tanaman, Program Studi Agro-
Ephestia elutella, Cryptolestes ferrugineus, ekoteknologi, Fakultas Pertanian Universitas
Oryzaephilus surinamensis (Anggara & Malikussaleh. Waktu pelaksanaan penelitian
Sudarmaji, 2008), dan T. castaneum (Wiranata dimulai dari bulan September 2015 sampai
et al., 2013; Prabawadi et al. 2015). Dua Februari 2016. Adapun bahan yang digunakan
spesies Sitophilus (S. oryzae dan S. zeamais, pada penelitian ini yaitu serangga uji Sitophilus
Coleoptera: Curculionidae) merupakan hama oryzae diperoleh dari gudang penggilingan
utama yang merusak komoditas pertanian di padi di wilayah Kecamatan Syamtalira Aron
penyimpanan seperti gandum, jagung, beras, Kabupaten Aceh Utara, beras dari varietas
dan sorgum (Campbell, 2002). Hama kumbang Ciherang dengan 100% utuh, serta beras merah
bubuk beras (Sitophilus oryzae L.) tergolong sebagai makanan untuk pembiakan S. oryzae.
sebagai hama primer yang mampu menyerang
biji utuh. Serangga dewasa dan larva S. oryzae S. oryzae dibiakan dengan tujuan untuk
merusak biji-bijian dengan memakan karbo- memperoleh keturunan dari koloni imago S.
hidrat dalam butiran biji sehingga terjadi oryzae yang berumur seragam. Pembiakkan S.
penurunan susut berat pangan dan kontaminasi oryzae dilakukan pada wadah stoples dengan
produk, mengurangi viabilitas benih, menurun- kapasitas 1 kg yang berisikan beras sebanyak
kan nilai pasar, dan mengurangi nilai gizi 500 g. Untuk pembiakan S. oryzae mengguna-
(Ashamo, 2006). kan jenis makanan dari beras merah. Makanan
yang digunakan ini disimpan selama satu
Kerusakan yang disebabkan oleh S. oryzae minggu sebelum digunakan hal ini untuk
berkisar antara 10–20% dari keseluruhan menghindari munculnya serangga lain. Imago
produksi (Phillips & Throne, 2010). Kerusa- S. oryzae yang diperoleh dari gudang peng-
kan beras dapat terus meningkat jika tidak gilingan padi diinfestasi ke dalam wadah
dilakukan tindakan pemeriksaan terhadap beras stoples pembiakan dengan tingkat populasi 200
sebelum disimpan seperti pemeriksan kadar ekor imago S. oryzae secara terpisah dengan
air, karakteristik beras, dan populasi awal 500 g makanan. Wadah plastik pembiakan
18
Biospecies Vol. 10 No. 1, Januari 2017, hal 17 - 24. Hendrival dan Melinda., Pengaruh Kepadatan Populasi......….
19
Biospecies Vol. 10 No. 1, Januari 2017, hal 17 - 24. Hendrival dan Melinda., Pengaruh Kepadatan Populasi......….
Penelitian dilaksanakan disusun dalam populasi imago 44 HSI: F = 22,45 dan P <
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 0,0003; populasi imago 51 HSI: F = 15,25 dan
perlakuan kepadatan populasi hama S. oryzae P < 0,0011; populasi imago 58 HSI: F =
yang terdiri dari empat taraf yaitu kepadatan 143,01 dan P < 0,0001; populasi imago 65
populasi 5 pasang imago/250 g beras, kepa- HSI: F = 531,37 dan P < 0,0001; populasi
datan populasi 10 pasang imago/250 g beras, imago 72 HSI: F = 158,65 dan P < 0,0001;
kepadatan populasi 15 pasang imago/250 g serta populasi imago 79 HSI: F = 412,90 dan P
beras, dan kepadatan populasi 20 pasang < 0,0001). Hasil penelitian menunjukkan
imago/250 g beras. Setiap perlakuan dengan bahwa kepadatan populasi awal mempengaruhi
tiga ulangan sehingga terdapat 12 satuan unit pertumbuhan populasi hama S. oryzae pada
percobaan. Data yang diperoleh dari hasil beras selama penyimpanan. Kepadatan popu-
pengamatan dianalisis dengan menggunakan lasi sebanyak 20 pasang imago/250 g beras
analisis ragam. Untuk membandingkan rata- secara nyata dapat meningkatkan populasi S.
rata perlakuan dilakukan uji lanjutan dengan oryzae dibandingkan kepadatan populasi
uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) sebanyak 5–15 pasang imago/250 g beras.
pada taraf 0,05. Hubungan kepadatan populasi Populasi S. oryzae paling tinggi dijumpai pada
hama S. oryzae dengan pertumbuhan populasi, kepadatan populasi 20 pasang imago/250 g
karakteristik kehilangan bobot, persentase beras berkisar antara 65,67–1257,67 imago/
bubuk beras, dan perubahan kadar air ditentu- 250 g beras. Populasi S. oryzae dengan kepa-
kan dengan analisis regresi. Untuk mengukur datan populasi sebanyak 15 pasang imago/250
kekuatan hubungan tersebut ditentukan dengan g beras berkisar antara 36,67–873 imago/250 g
analisis korelasi. beras. Populasi S. oryzae pada kepadatan popu-
lasi sebanyak 10 pasang imago/250 g beras
berkisar antara 28,33–653 imago/250 g beras.
HASIL DAN PEMBAHASAN Populasi S. oryzae paling rendah dijumpai
pada kepadatan populasi awal 5 pasang imago/
Populasi Hama S. oryzae 250 g beras berkisar antara 24,33–481,33
imago/250 g beras. Populasi S. oryzae semakin
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa meningkat dengan meningkatnya kepadatan
periode penyimpanan beras berpengaruh nyata populasi S. oryzae yang diinfestasikan (Tabel
terhadap populasi imago S. oryzae (populasi 1).
imago 37 HSI: F = 7,67 dan P < 0,0097;
Kepadatan populasi S. oryzae yang diinfestasi- sama juga dikemukakan oleh Maina et al.
kan dapat mempengaruhi peningkatan populasi (2011) yaitu peningkatan populasi C.
imago S. oryzae selama penyimpanan. Hasil subinnotatus terjadi dengan meningkatnya
penelitian menunjukkan bahwa populasi hama kepadatan populasi C. subinnotatus yang di in-
S. oryzae mengalami peningkatan dengan se- festasikan. Kepadatan populasi C. subinnotatus
makin tinggi kepadatan populasi S. oryzae pada kacang memberikan dampak yang nyata
yang diinfestasikan. Hasil penelitian yang terhadap perkembangan hama C. subinnotatus.
20
Biospecies Vol. 10 No. 1, Januari 2017, hal 17 - 24. Hendrival dan Melinda., Pengaruh Kepadatan Populasi......….
Hasil penelitian Tafera et al. (2011) memper- dijumpai pada kepadatan populasi S. oryzae
lihatkan bahwa populasi akhir Prostephanus sebanyak 20 pasang imago/250 g beras yaitu
truncatus mengalami peningkatan sampai pada 63,47% dan berbeda nyata dibandingkan
kepadatan populasi sebanyak 20 pasang imago/ dengan kepadatan populasi lainnya. Persentase
200 g jagung, sedangkan populasi akhir S. beras berlubang pada kepadatan populasi S.
zeamais mengalami peningkatan dari kepada- oryzae sebanyak 10 dan 15 pasang imago/250
tan 5–50 imago/200 g biji yang diinfestasikan. g beras mencapai 37,75 dan 48,92%. Persen-
Hasil penelitian Dharmaputra et al. (2014) tase beras berlubang paling rendah dijumpai
menunjukkan bahwa kepadatan populasi imago pada kepadatan populasi S. oryzae sebanyak 5
T. castaneum sebanyak 5 pasang imago/5 g pasang imago/250 g beras yaitu 21,95%. Hasil
beras dapat meningkatkan populasi T. penelitian ini memperlihatkan bahwa semakin
castaneum selama penyimpanan. tinggi kepadatan populasi S. oryzae yang
diinfestasikan menyebabkan semakin tinggi
Karakteristik Kehilangan Bobot karakteristik kehilangan bobot pada beras
akibat serangan hama S. oryzae (Tabel 2).
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa
kepadatan populasi S. oryzae berpengaruh Persentase kehilangan bobot dan beras berlu-
sangat nyata terhadap persentase kehilangan bang merupakan parameter yang digunakan
bobot (F = 40,32 dan P < 0,0001) dan untuk melihat tingkat kerusakan dalam biji-
persentase beras berlubang (F = 370,64 dan P bijian yang disimpan. Serangan S. oryzae
< 0,0001). Hasil penelitian menunjukkan menyebabkan kerusakan pada bahan pangan
bahwa kepadatan populasi S. oryzae mempe- yang gejalanya dapat terlihat antara lain
ngaruhi persentase kehilangan bobot dan dengan adanya lubang gerek, lubang keluar
persentase beras berlubang akibat serangan (exit holes), garukan pada butir beras serta
hama S. oryzae. Kepadatan populasi S. oryzae timbulnya gumpalan (webbing), bubuk (dust
dari 5–20 pasang imago/250 g beras dapat powder) dan adanya kotoran (feces).
meningkatkan persentase kehilangan bobot dan Persentase kehilangan bobot dan beras
persentase beras berlubang. Kepadatan popu- berlubang meningkat tajam selama terjadinya
lasi S. oryzae dengan 20 pasang imago/250 g peningkatan kepadatan populasi S. oryzae yang
beras menyebabkan persentase kehilangan diinfestasikan. Hasil penelitian Tafera et al.
bobot mencapai 27,02% dan berbeda nyata (2011) mengungkapkan bahwa kerusakan
dibandingkan dengan kepadatan populasi jagung akibat serangan S. zeamais dan P.
lainnya. Persentase kehilangan bobot pada truncatus mengalami peningkatan mengalami
kepadatan populasi S. oryzae sebanyak 10 dan peningkatan sampai pada kepadatan populasi
15 pasang imago/250 g beras mencapai 20 pasang imago/200 g jagung selama penyim-
10,36% dan 18,54%. Persentase kehilangan panan jagung. Hasil penelitian yang sama juga
bobot beras paling rendah dijumpai pada dilaporkan oleh Maina et al. (2011), kerusakan
kepadatan populasi S. oryzae sebanyak 5 gandum akibat serangan S. granarius dipenga-
pasang imago/250 g beras yaitu 6,66% dan ruhi oleh kepadatan populasi awal. Kerusakan
tidak berbeda nyata dengan kepadatan populasi gandum banyak terjadi pada pada kepadatan
sebanyak 10 pasang imago/250 g beras. populasi awal 4 pasang imago/100 g jagung.
Persentase beras berlubang paling tinggi
Tabel 2. Pengaruh kepadatan populasi S. oryzae terhadap karakteristik kehilangan bobot, persentase
bubuk beras, dan kadar air beras
Kepadatan Karakteristik kehilangan bobot
Persentase
populasi (pasang Persentase Persentase beras Kadar air (%)
bubuk beras
imago/250 g beras kehilangan bobot berlubang
5 6,66 c 21,95 d 8,65 d 13,75 c
10 10,36 c 37,75 c 11,34 c 14,34 b
15 18,54 b 48,92 b 15,31 b 16,88 a
20 27,02 a 63,47 a 19,09 a 17,51 a
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji
DMRT pada taraf 0,05
21
Biospecies Vol. 10 No. 1, Januari 2017, hal 17 - 24. Hendrival dan Melinda., Pengaruh Kepadatan Populasi......….
22
Biospecies Vol. 10 No. 1, Januari 2017, hal 17 - 24. Hendrival dan Melinda., Pengaruh Kepadatan Populasi......….
air merupakan fungsi dari kepadatan populasi dan kadar air beras. Hubungan antara kepada-
S. oryzae. Hubungan tersebut mengindikasi- tan populasi S. oryzae dengan pertumbuhan
kan bahwa semakin tinggi kepadatan populasi populasi S. oryzae, persentase kehilangan
S. oryzae yang diinfestasikan pada beras me- bobot, persentase beras berlubang, persentase
nyebabkan semakin meningkat populasi imago bubuk beras, dan perubahan kadar air mening-
S. oryzae, persentase kehilangan bobot, persen- kat secara linier. Pengetahuan kepadatan popu-
tase beras berlubang, dan persentase bubuk lasi S. oryzae yang diinfestasikan pada beras
beras, dan perubahan kadar air. Perbedaan ke- akan berdampak terhadap perkembangan popu-
padatan populasi awal yang diinfestasikan lasi S. oryzae, kerusakan beras, dan perubahan
dapat mempengaruhi pertumbuhan populasi kadar air beras dapat dimanfaatkan sebagai
imago S. oryzae, karakteristik kehilangan bo- acuan untuk pemantuaan populasi hama S.
bot beras, persentase bubuk beras, dan peruba- oryzae di gudang penyimpanan beras.
han kadar air beras.
23
Biospecies Vol. 10 No. 1, Januari 2017, hal 17 - 24. Hendrival dan Melinda., Pengaruh Kepadatan Populasi......….
24