You are on page 1of 5

KELOMPOK 15 : 1. Ines Septiani P.

(F1F1 12 035)
2. Istar Febrianti (F1F1 12 036)

TUGAS TOKSIKOLOGI

CASE STUDY : SALICYLATE TOXICITY IN AN ADULT

History

A 22 year old woman who has feeling depressed the night before she was

admitted to an emergency facility consumed a full glass of vodka. She vomited

throughout the night. The following morning her husband tried unsuccessfully to

awaken her, he even immersed her in a cold bath.

He then brought her to the hospital where physical examination revealed

an unresponsive woman with blood pressure, 128/90 mm/Hg; pulse 140

beats/min; temperature 102o F; and respirations 40/min. She occasionally

exhibited spontaneous movements of her extremities. Other physical findings

were unremarkable. Laboratory findings are included in table 12.10. information

later revealed that the patient had ingested approximately 250 aspirin tablets (325

mg each) during the previous night.

Treatment consisted of hydration and forced alkaline diuresis. As shown in

table 12.9, the serum salicylate concentration decreased to below the toxic level

after approximately one day

Discussion

1. Does the initial serum salicylate concentration correspond to the amount of

aspirin tablets reportedly ingested as listed in table 12.9? if not, can you state

reaspons for the discrepancy?


2. Would the glassful of vodka have caused her clinical state? If weighed 125

pounds, what would her maximum blood alcohol level (BAC) have been?

(see chapter 4).

3. Explain why this patient presented to the emergency room in an alkalotic

state.

STUDI KASUS : TOKSISITAS SALISILAT PADA ORANG DEWASA

Riwayat

Seorang wanita berusia 22 tahun yang memiliki perasaan depresi pada

malam sebelum ia dirawat di fasilitas darurat mengkonsumsi segelas penuh

vodka. Dia muntah sepanjang malam. Keesokan harinya suaminya gagal untuk

membangunkannya, ia bahkan merendamnya di sebuah bak dingin.

Dia kemudian membawanya ke rumah sakit di mana pemeriksaan fisik

menunjukkan seorang wanita tidak merespon dengan tekanan darah, 128/90 mm /

Hg; denyut nadi 140 denyut / menit; Suhu 102o F; dan Pernapasan 40 / menit. Dia

kadang-kadang menunjukkan gerakan spontan ekstrim. Hasil fisik lainnya biasa-

biasa saja. Hasil laboratorium termasuk dalam tabel 12.10. Belakangan diketahui

bahwa pasien telah menelan sekitar 250 tablet aspirin (325 mg masing-masing)

pada malam sebelumnya.

Pengobatan terdiri dari hidrasi dan memaksa diuresis alkali. Seperti

terlihat pada tabel 12.9, konsentrasi serum salisilat menurun hingga di bawah

level toksik setelah sekitar satu hari.


Diskusi

1. Apakah konsentrasi awal serum salisilat berhubungan dengan jumlah tablet

aspirin yang dilaporkan tertelan seperti yang tercantum dalam tabel 12.9? jika

tidak, dapatkah anda menyatakan alasan untuk ketidaksesuaian tersebut?

2. Apakah segelas penuh vodka yang menyebabkan kondisi klinisnya? Jika

beratnya 125 pon, bagaimana tingkat alkohol dalam darahnya (BAC)? (lihat

bab 4).

3. Jelaskan mengapa pasien ini dimasukkan ke ruang gawat darurat dalam

keadaan alkalosis.

Jawaban :

1. Konsentrasi awal serum salisilat berhubungan dengan jumlah tablet aspirin

yang dilaporkan tertelan yaitu sebanyak 250 tablet masing-masing 325 mg.

Menurut Miladiyah dalam jurnalnya (2012) dosis aspirin untuk indikasi

analgesik dan antipiretik pada dewasa dan remaja adalah 325‐500 mg tiap 3

jam, 325‐650 tiap 4 jam, atau 650‐1000 mg tiap 4 jam (bila perlu) dengan

dosis daksimum harian: 4 g.

Dosis yang dikonsumsi oleh wanita (22 thn) tersebut melebihi dosis

lazim dan dosis maksimum aspirin. Sehingga gejala yang ditimbulkan pada

wanita tersebut, seperti depresi dan muntah merupakan akibat dari intosikasi

salisilat.

Aspirin cepat diabsorbsi dari saluran pencernaan dan segera dihidrolisis

menjadi asam salisilat. Salisilat dalam plasma terikat dengan protein plasma

(albumin), dimana kapasitas pengikatan ini terbatas sehingga pada kadar


tertentu maka lebih banyak obat yang bebas, akibatnya efek obat lebih sulit

dikontrol. Salisilat dimetabolisir hepar menjadi beberapa metabolit dengan

dikonjugasikan dengan beberapa zat tertentu. Kapasitas metabolisme ini juga

terbatas sehingga juga mempengaruhi kadar salisilat dalam plasma. Semakin

tinggi dosis aspirin yang diminum, maka waktu paruh asam salisilat juga

semakin panjang. Pada pemberian aspirin dosis tinggi, jalur metabolisme

asam salisilat menjadi jenuh; akibatnya kadar asam salisilat dalam plasma

meningkat tidak sebanding dengan dosis aspirin yang diberikan. Hal ini dapat

dilihat dari konsentrasi salisilat dalam serum setelah dilakukan pemeriksaan

(Miladiyah, 2012).

2. Kondisi klinis pada wanita tersbut bukan disebabkan karena ia

mengkonsumsi segelas vodka, melainkan gejala intoksikasi dari konsumsi

salisilat yang berlebihan. Hal ini dapat dilihat dari kondisi pasien yang

menunjukkan ciri-ciri intoksikasi salisilat. Menurut Miladiyah dalam

jurnalnya (2012) pemberian aspirin dalam dosis tinggi dapat menyebabkan

stimulasi sistem saraf pusat yang diikuti dengan depresi. Selain itu gejala

gastrointestinal karena intoksikasi aspirin akut meliputi muntah, nyeri

abdominal dan hematemesis. Nausea dan vomitus karena salisilat ini

disebabkan karena stimulasi di area chemoreceptor trigger zone (CTZ) di

medulla. Nausea dan vomitus ini biasanya muncul pada konsentrasi salisilat

27 mg/dL. Salah satu tanda adanya intoksikasi sistemik akut adalah kejang.

Semua kondisi klinis ini terlihat pada wanita tersebut.


3. Pasien ini dimasukkan ke ruang gawat darurat dalam keadaan alkalosis.

Miladiyah, 2012 menyatakan bahwa sebagian besar pasien yang mengalami

intoksikasi asam salisilat berat menunjukkan alkalosis respiratorik atau

gabungan alkalosis respiratorik dan asidosis metabolik. Akibat alkalosis,

maka timbul kompensasi oleh tubuh, berupa peningkatan ekskresi bikarbonat

oleh ginjal yang disertai dengan peningkatan ekskresi Na+ dan K+; akibatnya

bikarbonat plasma turun sehingga pH darah kembali normal. Jika keadaan ini

terus berlanjut, maka akan terjadi asidosis metabolik. Untuk mengatasinya

diterapi dengan diuresis alkali paksa.

DAFTAR PUSTAKA

Miladiyah, Isnatin. 2012. Therapeutic Drug Monitoring (TDM) in The Use of


Aspirin as Antirheumatoid Drugs. Jurnal Sains Medika Vol. 4 No. 2. UII
Yogyakarta.

You might also like