You are on page 1of 13

129

PENGARUH CASH RATIO, RETURN ON ASSET DAN GROWTH TERHADAP


DIVIDEN PAYOUT RATIO PERUSAHAAN INDUSTRI PERTAMBANGAN DI
BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2010

SANTI YULIA NIRVA SARI


Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Gresik
Kampus GKB, Jl. Sumatra 101 GKB 61121 Gresik Indonesia
E-mail : zetamamori@ymail.com
ABSTRACT
The study was conducted to examine the effect of variable cash ratio, Retun On Assets
(ROA), and the Growth Dividend Payout Ratio against the mining company listed on the
Indonesia Stock Exchange in the period 2008-2010. The population in this study some 11
mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange in the period 2008-2010. Sampling
technique used was purposive sampling criteria: (1) The mining companies that provide
financial statements in the period 2008-2010, based on the recapitulation of the company's
performance as published by the Indonesia Stock Exchange through www.idx.co.id. (2) The
mining company that is continuously distributed dividends in the period 2008-2010, based on
the payout ratio as published by the Indonesia Stock Exchange through www.idx.co.id. (3) The
mining company that produces profitability in the period 2008-2010, based on the
recapitulation of the company's performance as published by the Indonesia Stock Exchange
through www.idx.co.id. Data obtained from the publication of the Indonesia Stock Exchange
2008-2010. Obtained the sample of 11 companies. Analysis technique used is multiple
regression by the least squares equations and hypothesis testing using the t-statistic for
testing the partial regression coefficients and F-statistics to test the effect together with the
confidence level of 5%. The results showed that the Cash Ratio (CR) significantly influence
the House of Representatives. While the Return On Asset (ROA) and Growth no significant
effect on the House. We suggest to investors in Indonesia Stock Exchange in order to give
more attention to information released by the company in making their investment decisions.
Variable Cash Ratio in this study is the most influential variable on the House indicated the
significance of the value of 0.028, Return On Asset (ROA) to the value of significance is 0.169,
and Growth with a significance value is 0.841.

Keywords: Cash ratio, Return On Asset (ROA), Growth and Dividend Payout Ratio (DPR)

PENDAHULUAN dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada


Di negara-negara maju, pasar modal bersama- pemegang saham sebagai “cash dividen”. Dividen
sama dengan sektor perbankan telah menjadi payout ratio merupakan perbandingan antara
sumber pembiayaan yang sangat penting bagi Dividen Per Share (DPS) dengan Earning Per
perkembangan perekonomian. Pasar modal Share (EPS) pada periode yang bersangkutan di
terdapat kebijakan dividen yang sangat penting dalam komponen dividen per share terkandung
dalam mempengaruhi kesempatan investasi unsur dividen, sehingga jika semakin besar
perusahaan, harga saham, struktur finansial, arus dividen yang dibagikan maka semakin besar pula
pendanaan dan posisi likuiditas. Kebijakan dividen payout rationya. Penelitian ini
dividen menyediakan informasi mengenai menggunakan objek penelitian perusahaan
performa (performance) perusahaan. pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
Secara lebih khusus studi ini menginvestigasi Indonesia tahun 2008-2010 karena Indonesia
hubungan dan besarnya pengaruh pertimbangan merupakan salah satu produsen peringkat atas di
manajemen atas variabel-variabel cash ratio, dunia pertambangan, “Indonesia adalah salah satu
return on asset, pertumbuhan (growth), dan produsen terbesar di dunia timah (peringkat dua
pengaruhnya terhadap dividen payout ratio setelah China), batubara (peringkat tiga) dan
(DPR). Dividen payout ratio adalah persentase tembaga (peringkat ke-tiga eksportir batubara
130

termal terbesar setelah Australia dan Afrika Miller dan Modigliani (1961) telah
Selatan) terbesar, setelah Amerika Serikat dan mengembangkan irrelevant dividen, yang
Chili). Hal ini juga menghasilkan jumlah besar selanjutnya disusul dengan studi yang membahas
emas dan nikel. tentang pembayaran dividen dan berbagai variasi
Mineral dan produk-produk terkait 19% dari dalam kebijakan pembayaran dividen dengan
total ekspor Indonesia, dengan emas sebagai memfokuskan pada ketidak sempurnaan pasar.
penghasil pendapatan terbesar. Indonesia juga Studi ini mencoba mengembangkan beberapa
merupakan produsen bauksit, fosfat dan pasir faktor yang berhubungan dengan kebijakan
besi, dengan potensi produksi berlian aluvialjuga dividen tunai (cash dividen) dari perusahaan
sehingga investor berminat menginvestasikan publik yang terdaftar pada PT Bursa Efek Jakarta.
modalnya pada perusahaan pertambangan di Secara lebih khusus studi ini menginvestigasi
Indonesia, maka perusahaan dituntut untuk hubungan dan besarnya pengaruh pertimbangan
menyajikan kelengkapan pengungkapan laporan manajemen atas variabel-variabel posisi kas (cash
keuangan supaya informasi laporan keuangan position), potensi pertumbuhan (growth
yang diungkapkan bermanfaat bagi pengguna potential), size perusahaan (firm size),
informasi. Para investor asing tertarik untuk perbandingan antara kewajiban dengan modal
berinvestasi di perusahaan pertambangan di (debt to equity), keuntungan (profitability),
Indonesia, karena Indonesia memiliki banyak kepemilikan (holding), dan pengaruhnya terhadap
kekayaan dalam bidang pertambangan. Pengertian dividen payout ratio (DPR).
dari pertambangan adalah kegiatan, teknologi, dan Penelitian terhadap faktor-faktor yang
bisnis yang berkaitan dengan industri mempengaruhi kebijakan pembagian dividen
pertambangan mulai dari prospeksi, eksplorasi, payout ratio sudah dilakukan Damayanti dan
evaluasi, penambangan, pengolahan, pemurnian, Achyani (2006) dalam penelitiannya terhadap
pengangkutan, sampai pemasaran. perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Pertambangan adalah rangkaian kegiatan Efek Jakarta periode 1999-2003 menyebutkan
dalam rangka upaya pencarian, penambangan bahwa dari variabel investasi, likuiditas,
(penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan profitabilitas, pertumbuhan perusahaan dan
penjualan bahan galian (mineral, batubara, panas ukuran perusahaan tidak ada satu variabel pun
bumi, migas). Salah satu produk pertambangan yang berpengaruh secara signifikan terhadap
yang diminati adalah pertambangan batubara, dividen payout ratio. Hal ini bertentangan dengan
Permintaan batubara ke depan nampaknya akan penelitian yang dilakukan oleh (Gill dan Green
mengalami peningkatan yang cukup besar. dalam Yuniningsih, 1993) yang menyatakan
Setidak-tidaknya ini dapat diproxy kebutuhan bahwa likuiditas suatu perusahaan mempunyai
impor batubara dari beberapa negara maju pengaruh positif dengan dividen payout ratio.
maupun negara berkembang. Kebutuhan impor Juga dengan penelitian yang dilakukan oleh
batubara pada tahun 2009 mencapai 591 metrik Theobald (1978) yang diacu oleh Florentina
ton (Mt), tahun 2010 diperkirakan naik menjadi (2001) dalam Yuniningsih (2002) yang
635 Mt dan pada tahun 2015 diperkirakan akan menyatakan bahwa profitabilitas mempunyai
naik menjadi 803 Mt (Merrill Lynch, 8 Juni pengaruh positif dengan dividen payout ratio.
2010). Pada penelitian kali ini mencoba meneliti Yuniningsih (2002) menyatakan bahwa dari
beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi penelitiannya ditemukan bahwa investasi
dividen payout ratio pada perusahaan industri berpengaruh signifikan negatif terhadap dividen
pertambangan yang telah go publik, yaitu menguji payout ratio.
hubungan Cash Ratio, Return On Asset dan Penelitian yang lain dilakukan oleh Puspita (
Growth terhadap dividen payout rasio (DPR). 2009 ), yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor
Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Payout
dengan judul “ Analisis Pengaruh Cash Ratio, Ratio ”. Dalam penelitian ini digunakan 26
Return On Asset dan Growth Terhadap Dividen sampel perusahaan dari tahun 2005 sampai 2007.
Payout Ratio Perusahaan Industri Pertambangan Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan
Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010 “ analisis regresi berganda dengan enam variabel
131

independen Cash Ratio (CR), Growth, Firm Size, (return) yang semakin besar. (Riyanto dalam
Return On Asset (ROA), Debt to Total Asset Puspita, 2001:267) makin cepat tingkat
(DTA), Debt to Equity Ratio (DER) dan satu pertumbuhan suatu perusahaan, makin besar
variabel dependen (Dividen Payout Ratio (DPR)) kebutuhan dana untuk waktu mendatang untuk
pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek membiayai pertumbuhanya. Perusahaan tersebut
Indonesia periode 2005-2007 menunjukkan biasanya akan lebih senang untuk menahan
bahwa dari keenam sampel tersebut semuanya pendapatanya daripada dibayarkan sebagai
memiliki pengaruh yang sangat signifikan dividen dengan mengingat batasanbatasan
terhadap DPR. biayanya. Apabila perusahaan telah mencapai
Penelitian yang lain dilakukan oleh Sutrisno tingkat pertumbuhan sedemikian rupa sehingga
(1999), yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor perusahaan telah well established, dimana
Yang Mempengaruhi Dividen Payout Ratio Pada kebutuhan dananya dapat dipenuhi dengan dana
Perusahaan Publik Di Indonesia ”. Studi ini yang berasal dari pasar modal atau sumber dana
bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang ekstern lainya, maka keadaanya adalah berbeda.
mempengaruhi dividen payout ratio (DPR) pada Dalam hal yang demikian perusahaan dapat
perusahaan publik yang terdaftar di PT Bursa menetapkan dividend payout ratio yang tinggi.
Efek Jakarta. Model Analysis of Moment
Structure (AMOS) digunakan untuk menguji Hipotesis
tujuh variabel secara simultan yang diduga Semakin tinggi cash ratio menunjukkan
mempengaruhi DPR, yaitu : posisi kas, potensi kemampuan kas perusahaan untuk memenuhi
pertumbuhan, size perusahaan, rasio hutang dan (membayar) kewajiban jangka pendeknya
modal, profitabilitas, holding, dan DPR. Cash (Brigham dalam Puspita, 1983: 211).
ratio merupakan salah satu ukuran dari rasio H1: terdapat pengaruh yang signifikan Cash
likuiditas (liquidity ratio) yang merupakan Ratio terhadap Dividen Payout Ratio pada
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban perusahaan industri pertambangan di Bursa Efek
jangka pendeknya (current liability) melalui Indonesia tahun 2008-2010.
sejumlah kas dan setara kas, seperti (giro atau Return on asset mencerminkan
simpanan lain di bank yang dapat ditarik setiap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
saat) yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi atas pengelolaan asset perusahaan yang
cash ratio menunjukkan kemampuan kas merupakan perbandingan antara earning after tax
perusahaan untuk memenuhi (membayar) dengan Total Assets. Return on asset adalah
kewajiban jangka pendeknya (Brigham dalam tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih
Puspita, 1983). (Ang dalam Puspita, 1997) oleh perusahaan pada saat menjalankan
menyatakan bahwa Return on Asset adalah tingkat operasinya (Ang dalam Puspita, 1997).
keuntungan bersih yang berhasil diperoleh Perusahaan yang memperoleh keuntungan
perusahaan dalam menjalankan operasionalnya. cenderung akan membayar porsi keuntungan yang
Return On Asset diukur dari laba bersih setelah lebih besar sebagai dividen. Semakin besar
pajak (earning after tax) terhadap total assetnya keuntungan yang diperoleh, maka akan semakin
yang mencerminkan kemampuan perusahaan besar pula kemampuan perusahaan untuk
dalam penggunaan investasi yang digunakan membayar dividen (Damayanti dan Achyani,
untuk operasi perusahaan dalam rangka 2006).
menghasilkan probabilitas perusahaan. ROA H2 : terdapat pengaruh yang signifikan Return On
(salah satu ukuran profitabilitas) juga merupakan Asset terhadap Dividen Payout Ratio pada
ukuran efektivitas perusahaan dalam perusahaan industri pertambangan di Bursa Efek
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan Indonesia tahun tahun 2008-2010.
aktiva tetap yang digunakan dalam menghasilkan (Riyanto dalam Puspita, 2001:267)
keuntungan dengan memanfaatkan aktiva tetap makin cepat tingkat pertumbuhan suatu
yang digunakan untuk operasi. Semakin besar perusahaan, makin besar kebutuhan dana untuk
ROA menunjukkan kinerja perusahaan yang waktu mendatang untuk membiayai
semakin baik karena tingkat kembalian investasi pertumbuhanya. (Jensen dalam Puspita, 1986)
132

menyebutkan bahwa perusahaan dengan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk
kesempatan pertumbuhan yang tinggi memiliki tahun 2008-2010. Jumlah populasi dari penelitian
free cash flow yang rendah karena sebagian dana ini adalah 39 perusahaan industri pertambangan
yang ada digunakan untuk investasi pada proyek yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk
yang memiliki nilai NVP positif. Sehingga dapat tahun 2008-2010. Menurut Amirullah dan
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang Hidayat (2002 : 66) bahwa sampel adalah
negatif antara pertumbuhan dan pembayaran merupakan suatu sub kelompok dari populasi
dividen. yang dipilih dalam penelitian, dan dianggap bisa
H3: terdapat pengaruh yang signifikan Growth mewakili keseluruhan populasi, jumlahnya lebih
terhadap Dividen Payuot Ratio pada perusahaan sedikit dari populasinya (minimal 10 %). Sampel
industri pertambangan di Bursa Efek Indonesia diambil berdasarkan metode judgmental sampling
tahun 2008-2010. atau disebut juga purposive sampling. Dengan
Rasio pembayaran dividen menentukan kriteria sampel bahwa :
jumlah laba yang ditahan sebagai sumber 1. Perusahaan pertambangan yang menyajikan
pendanaan. Semakin besar laba ditahan semakin laporan keuangan periode tahun 2008-2010,
sedikit jumlah laba yang dialokasikan untuk berdasarkan rekapitulasi kinerja perusahaan
pembayaran dividen. Alokasi penentuan laba yang di publikasikan oleh PT Bursa Efek
sebagai laba ditahan dan pembayaran dividen Indonesia melalui www.idx.co.id.
merupakan aspek utama dalam kebijakan dividen 2. Perusahaan pertambangan yang secara
(Wachowicz dalam Puspita, 1997:496). kontinu membagikan dividennya periode
H4: Cash Ratio, Return On Asset, dan Growth pada tahun 2008-2010, berdasarkan payout
mempunyai pengaruh secara simultan terhadap ratio yang dipublikasikan oleh PT Bursa Efek
Dividen Payout Ratio pada perusahaan industri Indonesia melalui www.idx.co.id.
pertambangan di Bursa Efek Indonesia tahun 3. Perusahaan pertambangan yang
2008-2010. menghasilkan profitabilitas periode tahun
2008-2010, berdasarkan rekapitulasi kinerja
METODELOGI perusahaan yang di publikasikan oleh PT
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif asosiatif Bursa Efek Indonesia melalui www.idx.co.id.
kausal, karena penelitian ini menganalisis Dengan menggunakan metode judgmental
pengaruh antara satu variabel dengan variabel- sampling maka diperoleh data penelitian sebanyak
variabel yang lain yaitu ; antara cash ratio, return 3 x 11 = 33. Berikut adalah nama perusahaan
on asset, dan growth dengan kebijakan dividen yang menjadi sampel penelitian:
payout ratio sebagai variabel terikat. Metode 1. Pt Adaro Energy Tbk
kuantitatif merupakan metode yang menggunakan 2. Pt Aneka Tambang Tbk
data penelitian berupa angka-angka dan analisis 3. Pt Bumi Resources Tbk
mengggunakan statistik penelitian terapan, karena 4. Pt Elnusa Tbk.
memerlukan hipotesis. Penelitian ini 5. Pt International Nickel Indonesia (Inco) Tbk
menggunakan laporan keuanggan neraca dan laba 6. Pt Indika Energy Tbk
rugi perusahaan pertambangan periode tahun 7. Pt Indo Tambang Raya Megah Tbk
2008-2010 yang diperoleh dari Pojok Bursa Efek 8. Pt Timah (Persero) Tbk
Indonesia bertempat di kampus Universitas 9. Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
Muhammadiyah Jl. Sumatera 101 GKB Gresik. 10. Pt Resource Alam Indonesia Tbk
Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen 11. Pt Radiant Utama Interinsco Tbk.
yang berbentuk peristiwa, hal atau orang yang
memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi Teknik Pengumpulan Data
pusat perhatian seorang peneliti karena itu Dalam penelitian ini metode pengumpulan data
dipandang sebagai sebuah semesta penelitian. yang digunakan adalah studi pustaka yaitu telaah
(Ferdinand, 2006). Data yang digunakan dalam pustaka yang ditujukan untuk mendapatkan
penelitian ini adalah data sekunder dengan informasi yang berhubungan dengan materi
merujuk kepada semua perusahaan-perusahaan di penelitian. Studi dokumentasi dilakukan di Pojok
133

BEI UMG dan BEI. Data-data yang diperlukan ini diberi simbol X3 sumber data dari variabel ini
yaitu cash ratio, return on asset, growth dan diperoleh dari Indonesian Capital Market
dividen payout ratio merupakan komponen Directory.
Total Asset(St) - Total Asset(St - 1)
laporan keuangan yang diperoleh dari Indonesian Growth 
Capital Market Directory (ICMD). Total Asset(St - 1)
Dimana:
Definisi Operasional Variabel Growth (X3) = pertumbuhan perusahaan
Variabel-variabel yang dibutuhkan dalam St = total aset tahun berjalan
penelitian ini ada empat yang terdiri dari tiga St-1 = total aset tahun berjalan dikurangi total
variabel independen yaitu Cash Ratio, Return On aset tahun sebelumnya
Asset, Growth serta satu variabel dependen yaitu Variabel Dependen
Dividen Payout Ratio (DPR). Masing-masing Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
variabel penelitian secara operasional dapat Dividend Payout Ratio (DPR) dalam penelitian
didefiniskan sebagai berikut: ini dihitung dengan rumus sebagai berikut:
a. Variabel Independen DPS
DPR (Y) 
Cash Ratio ( Cr ) EPS
Cash ratio merupakan salah satu ukuran dari rasio Dimana:
likuiditas (liquidity ratio) yang merupakan DPR (Y) : Rasio pembayaran
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban DPS : Dividen per lembar saham
jangka pendeknya (current liability) melalui EPS : Laba per lembar saham
sejumlah kas dan setara kas, seperti (giro atau Variabel ini diberi simbol Y. Sumber data dari
simpanan lain di bank yang dapat ditarik setiap variabel ini diperoleh dari Indonesian Capital
saat) yang dimiliki perusahaan. Variabel ini diberi Market Directory.
simbol X1 variabel ini diperoleh dari Indonesia
Capital Market Directory. Uji Asumsi Klasik
Cash Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
CR (X1) 
Current Liability dalam model regresi, data residual memiliki
Return On Asset distribusi normal. Untuk menguji apakah
Return On Asset (ROA) merupakan atribut dari distribusi data normal atau tidak, ada dua cara
profitibilitas. ROA merupakan Rasio Earning untuk mendeteksinya, yaitu dengan analisis grafik
After Tax Terhadap Total Asset. Variabel ini dan uji statistik. Analisis grafik merupakan cara
diberi simbol X2. Sumber data dari variabel ini yang termudah untuk melihat normalitas residual
diperoleh dari indonesian capital market adalah dengan melihat grafik histogram yang
directory.
membandingkan antara data observasi dengan
Earning After Tax (EAT)
ROA (X2)  distribusi yang mendekati distribusi normal. Uji
Total Asset
normalitas data bertujuan untuk memperoleh data
Dimana:
ROA (X2) = Return On Asset yang berdistribusi normal. Alat uji normalitas data
EAT = Earning After Tax menggunakan one-sample kolmogorovsmirnov.
TA = Total Asset Data dikatakan normal jika variabel yang
dianalisis memiliki tingkat signifikansi lebih besar
Growth dari 5% (Santoso dalam Pupita, 2001).
Pertumbuhan perusahaan adalah gambaran tolak Namun demikian dengan hanya melihat
ukur keberhasilan perusahaan. Aset adalah aktiva
histogram hal ini bisa menyesatkan khususnya
yang digunakan untuk aktivitas operasional
perusahaan. Semakin besar aset maka diharapkan untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang
semakin besar pula hasil operasional yang lebih handal adalah dengan melihat Normal
dihasilkan oleh suatu perusahaan. (Ang dalam Probability Plot yang membandingkan distribusi
Puspita, 1997). Variabel ini diperoleh dengan kumulatif dari data sesungguhnya dengan
menghitung rata-rata tingkat pertumbuhan asset, distribusi kumulatif dari distribusi normal.
yaitu dengan membagi total asset tahun sekarang Distribusi normal akan membentuk satu garis
dikurang dengan total asset tahun sebelumnya
lurus diagonal, dan ploting data akan
terhadap total asset tahun sebelumnya. Variabel
134

dibandingkan dengan garis diagonal. Jika mengikuti garis diagonalnya. (Imam Ghozali
distribusi data adalah normal, maka garis yang dalam Puspita, 2001). Hasil pengujian normalitas
menggambarkan data sesungguhnya akan tampak dalam Tabel 1 sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Tes Sample Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
logx1 logx2 logx3 log.y
N 33 33 33 33
Normal Parametersa Mean -.1639 -.8625 -.7537 -.4886
Std. Deviation .55228 .31651 .52601 .36568
Most Extreme Differences Absolute .082 .122 .131 .219
Positive .069 .077 .109 .133
Negative -.082 -.122 -.131 -.219
Kolmogorov-Smirnov Z .474 .698 .752 1.256
Asymp. Sig. (2-tailed) .978 .714 .625 .085
a. Test distribution is Normal.

Dari hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa yang berada di atas 0,05. Sehingga uji
data telah terdistribusi secara normal. Hal ini normalitasnya terpenuhi. Hasil terakhir di atas
ditunjukkan dengan uji Kolmogorov - Smirnov juga didukung hasil analisis grafiknya, yaitu dari
yang menunjukkan hasil dari CR yang memiliki grafik histogram dan Normal Probability Plot
tingkat signifikansi sebesar 0,978, hasil dari ROA seperti Gambar 4.2 dan 4.3 di bawah.Dengan
yang memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,714, melihat tampilan grafik histogram dapat
hasil dari Growth yang memiliki tingkat disimpulkan bahwa pola distribusi data normal.
signifikansi sebesar 0,625, dan hasil dari DPR Kemudian pada grafik normal plot terlihat titk-
yang memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,085 titik sebaran mendekati garis normal.

Dengan melihat tampilan grafik histogram dapat ada tidaknya multikolinearitas di dalam model
disimpulkan bahwa pola distribusi data normal. regresi dapat dilihat dari nilai Tolerance dan
Kemudian pada grafik normal plot terlihat titk- Variance Inflation Factor (VIF).
titik sebaran mendekati garis normal. Suatu model regresi dinyatakan bebas dari
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji multikolinearitas jika mempunyai nilai Tolerance
apakah dalam model regresi ditemukan adanya di atas 0.1 dan nilai VIF di bawah 10. Dari Tabel
korelasi antar variabel bebas (independen). Jika 4.4 dapat diketahui bahwa semua variabel
variabel independen saling berkorelasi, maka independen memiliki nilai Tolerance di atas 0.1
variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel dan nilai VIF jauh di bawah angka 10. Hal ini
ortogonal adalah variabel independen yang nilai menunjukkan dalam model ini tidak terjadi
korelasi antar sesama variabel independen sama multikolinearitas.
dengan nol (Ghozali, 2005). Untuk mengetahui
135

Tabel 2. Hasil Uji Multikolinearitas


Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -.702 .186 -3.762 .001
logx1 .280 .121 .423 2.317 .028 .808 1.237
logx2 -.278 .197 -.240 -1.411 .169 .927 1.078
logx3 -.026 .126 -.037 -.202 .841 .816 1.226
a. Dependent Variable: log.y

Suatu model regresi dinyatakan bebas dari baik adalah yang bebas dari autokorelasi
multikolinearitas jika mempunyai nilai Tolerance (Ghozali, 2005). Untuk mengetahui adanya
di atas 0.1 dan nilai VIF di bawah 10. Dari Tabel autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan
4.4 dapat diketahui bahwa semua variabel melalui pengujian terhadap nilai uji Durbin
independen memiliki nilai Tolerance di atas 0.1 Watson (Uji DW). Dengan ketentuan sebagai
dan nilai VIF jauh di bawah angka 10. Hal ini berikut (Algifari, 1997 ) :
menunjukkan dalam model ini tidak terjadi Kurang dari 1,10 = Ada autokorelasi
multikolinearitas 1,10 s/d 1,54 = Tanpa kesimpulan
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji 1,55 s/d 2,46 = Tidak ada autokorelasi
apakah dalam model regresi linear ada korelasi 2,46 s/d 2,90 = Tanpa kesimpulan
antara kesalahan pengganggu pada periode t Lebih dari 2,91 = Ada autokorelasi
dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Jika Data yang digunakan untuk uji autokorelasi ini
terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem adalah data dari variabel independen. Untuk
autokorelasi. Autokorelasi muncul karena mengetahui ada tidaknya autokorelasi kita harus
observasi yang berurutan sepanjang waktu melihat nilai uji D-W dengan ketentuan sbb :
berkaitan satu sama lainnya. Model regresi yang

Tabel 3. Hasil Uji Durbin-Watson


Model Summaryb
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate Durbin-Watson
1 .468a .219 .138 .33954 2.413
a. Predictors: (Constant), logx3, logx2, logx1
b. Dependent Variable: log.y

Berdasar hasil analisis regresi pada Tabel maka Durbin Watson sebesar 2,413. Dari hasil tersebut,
diperoleh nilai hitung Durbin Watson sebesar dapat disimpulkan bahwa model tersebut tidak
2,413; sedangkan besarnya DW-tabel: dl (batas ada autokorelasi dan tidak mengalami problem
luar) = 1,2576; du (batas dalam) = 1,6511; 4 – du autokorelasi. Selain dengan uji durbin watson,
=2,3489; dan 4 – dl = 2,7424; maka dari untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi bisa
perhitungan disimpulkan bahwa DW-test terletak dengan menggunakan Run Test. Tabel
pada daerah uji. Berdasarkan ketentuan sebagai menunjukkan hasil uji autokorelasi tersebut.
berikut (Algifari, 1997) : kurang dari 1,10 ada Berdasarkan Tabel diketahui probabilitas sebesar
autokorelasi, berada di angka 1,55 s/d 2,46 tidak 0,482 yang menunjukkan tidak signifikan pada
ada autokorelasi dan jika lebih dari 2,91 ada 0.05. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan
autokorelasi. Berdasar hasil analisis regresi pada bahwa model tersebut tidak mengalami problem
Tabel Durbin-Watson maka diperoleh nilai hitung autokorelasi.
136

Tabel 4. Hasil Uji Autokorelasi


Runs Test
logx1 logx2 logx3 log.y
a
Test Value -.17 -.80 -.79 -.39
Cases < Test Value 16 16 16 16
Cases >= Test Value 17 17 17 17
Total Cases 33 33 33 33
Number of Runs 19 23 22 15
Z .359 1.776 1.422 -.703
Asymp. Sig. (2-tailed) .719 .076 .155 .482
a. Median
Berdasarkan Tabel diatas diketahui probabilitas terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2006). Data
sebesar 0,482 yang menunjukkan tidak signifikan yang digunakan untuk uji heteroskedastisitas ini
pada 0.05. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan adalah data dari variabel independen setelah
bahwa model tersebut tidak mengalami problem outlier dihilangkan. Untuk menentukan
autokorelasi. heteroskedastisitas dapat menggunakan grafik
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk scatterplot, titik-titik yang terbentuk harus
menguji apakah dalam model regresi terjadi menyebar secara acak, tersebar baik di atas
ketidak samaan varian dari residual satu maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, bila
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian kondisi ini terpenuhi maka tidak terjadi
dari residual satu pengamatan ke pengamatan heteroskedastisitas dan model regresi layak
yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas digunakan. Hasil uji heteroskedastisitas dengan
dan jika berbeda akan disebut heteroskedastisitas. menggunakan grafik scatterplot di tunjukan pada
Model regresi yang baik adalah model yang tidak gambar di bawah ini:
Gambar Hasil Uji Heterokedastisitas

Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik SPSS tersebut secara parsial pengaruh dari
menyebar secara acak tersebar baik di atas keenam variabel independent yaitu CR, ROA dan
maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan Growth terhadap DPR ditunjukkan pada Tabel 5
demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi dibawah ini. Dari hasil persamaan regresi linier
ini tidak terjadi heteroskedastisitas. berganda dapat dilihat nilai konstanta sebesar -
Hasil Analisis Regresi Berganda 0,702. Hal ini mengindikasikan bahwa DPR
Dari data yang diperoleh kemudian dianalisis mempunyai nilai sebesar -0,702 dengan
dengan metode regresi dan dihitung dengan dipengaruhi variabel Cash Ratio, ROA dan
menggunakan program SPSS. Berdasar output Growth konstan.
137

Variabel Growth menunjukkan arah negatif


Tabel 5. Hasil Perhitungan Regresi Berganda terhadap Dividen Payout Ratio (DPR) pada
Coefficientsa perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Unstandard Standa Indonesia periode tahun 2008-2010 dengan
ized rdized
Coefficient Coeffi Collinearity
koefisien regresi sebesar -0,026. Tanda negatif
s cients Statistics pada variabel Growth menunjukkan jika terjadi
Std. Tolera peningkatan pada variabel Growth sebesar -0,026
Model B Error Beta T Sig. nce VIF akan mengakibatkan penurunan pada dividen
1 (Con - payout ratio yang dibagikan. Semakin besar
.186 -3.762 .001
stant) .702 kebutuhan dana di masa yang akan datang, akan
logx semakin memungkinkan perusahaan menahan
.280 .121 .423 2.317 .028 .808 1.237
1
keuntungan dan tidak membayarkannya sebagai
logx -
.197 -.240 -1.411 .169 .927 1.078 dividen.
2 .278
Uji Statistik t
logx -
.126 -.037 -.202 .841 .816 1.226 Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan
3 .026
a. Dependent seberapa jauh pengaruh satu variabel independen
Variable: log.y secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen (Ghozali, 2005). Hasil uji
DPR = -0,702 + 0,280 CR - 0,278 ROA - 0.026 statistik t dapat dilihat pada Tabel 4.8. Pengujian
Growth Hipotesis pertama yaitu Cash Ratio mempunyai
Dari hasil persamaan regresi linier berganda
pengaruh yang signifikan terhadap Dividen
tersebut di atas dapat dilihat nilai konstanta
Payout Ratio pada perusahaan industri
sebesar -0,702. Hal ini mengindikasikan bahwa
pertambangan di Bursa Efek Indonesia tahun
DPR mempunyai nilai sebesar -0,702 dengan
2008-2010. Pada tabel 4.8 dapat dijelaskan bahwa
dipengaruhi variabel Cash Ratio, ROA dan
variabel cash ratio berpengaruh positif dan
Growth konstan. Persamaan regresi di atas
signifikan terhadap dividen payout ratio. Hal ini
mempunyai makna sebagai berikut:
dapat dilihat pada t-hitung = 2,317 dari tabel 4.8
Variabel Cash Ratio (CR) menunjukkan arah
di atas dengan signifikansi sebesar 0.028 yang
positif terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)
lebih kecil dari tingkat signifikansi yang
pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di
digunakan = 0,05. Penelitian ini menerima
Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010 dengan
hipotesis pertama yang berarti terdapat pengaruh
nilai koefisien regresi sebesar 0,280. Tanda
yang signifikan dari cash ratio terhadap dividen
positif pada koefisien menunjukkan telah terjadi
payout ratio.
peningkatan variabel cash ratio sebesar 0,280
akan mengakibatkan peningkatan pada dividen
payout ratio yang dibagikan. Variabel cash ratio Tabel Hasil Uji t
Coefficientsa
dapat dijadikan sebagai indikator bagi para
investor dalam berinvestasi karena jika cash ratio Standa
rdized
meningkat maka dividen payout ratio yang
Unstandardized Coeffi
dibagikan akan meningkat. Coefficients cients
Variabel Return On Asset (ROA) menunjukkan Std.
arah negatif terhadap Dividen Payout Ratio Model B Error Beta T Sig.
(DPR) pada perusahaan pertambangan yang 1 (Cons
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun -.702 .186 -3.762 .001
tant)
2008-2010 dengan koefisien regresi sebesar - logx1 .280 .121 .423 2.317 .028
0,278. Tanda negatif pada koefisien regresi
logx2 -.278 .197 -.240 -1.411 .169
variabel ROA menunjukkan jika terjadi
logx3 -.026 .126 -.037 -.202 .841
penurunan pada variabel ROA sebesar -0,278
akan mengakibatkan penurunan pada variabel a. Dependent
Variable: log.y
dividen payout ratio yang dibagikan. Menurut
Pengujian Hipotesis kedua yaitu Return On Asset
Hanafi (2004:375) perusahaan yang mempunyai
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
aliran kas atau profitabilitas yang baik, bisa
Dividen Payout Ratio pada perusahaan industri
membayar dividen atau meningkatkan dividen.
138

pertambangan di Bursa Efek Indonesia tahun ANOVAb


tahun 2008-2010. Pada tabel 4.8 diatas dapat Sum of Mean
dijelaskan bahwa variabel ROA berpengaruh Model Squares Df Square F Sig.
negatif dan tidak signifikan terhadap dividen 1 Regression .936 3 .312 2.705 .064a
payout ratio. Hal ini dapat dilihat pada t-hitung = Residual 3.343 29 .115
-1.411 dari tabel 4.8 di atas dengan signifikansi
Total 4.279 32
sebesar 0,169 yang besar dari tingkat signifikansi
b. Dependent Variable: log.y
yang digunakan = 0,05. Penelitian ini menolak
Probabilitas jauh lebih besar dari tingkat
hipotesis kedua berarti tidak terdapat pengaruh
signifikansi yang digunakan sebesar 0.05, maka
yang signifikan dari ROA terhadap dividen payout
hasil dari pengujian tersebut menyatakan 0.064 >
ratio.
0.05 maka variabel bebas tidak berpengaruh
Pengujian Hipotesis ketiga yaitu Growth
terhadap variabel terikat. Sehingga model regresi
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
tidak dapat digunakan untuk memprediksi
Dividen Payuot Ratio pada perusahaan industri
Dividen Payout Ratio (DPR) atau dapat dikatakan
pertambangan di Bursa Efek Indonesia tahun
bahwa variabel meliputi CR, ROA dan Growth
2008-2010. Pada tabel 4.8 di atas dapat dijelaskan
secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap
bahwa variabel growth berpengaruh negatif dan
Dividen Payout Ratio (DPR).
tidak signifikan terhadap dividen payout ratio.
Pengujian ini dimaksudkan untuk menguji
Hal ini dapat dilihat pada t hitung = -0.202 dari
hipotesis keempat yaitu, Cash Ratio, Return On
tabel 4.8 di atas dengan signifikansi sebesar 0.841
Asset, dan Growth mempunyai pengaruh secara
yang lebih besar dari tingkat signifikansi yang
simultan terhadap Dividen Payout Ratio pada
digunakan = 0,05. Penelitian ini menolak
perusahaan industri pertambangan di Bursa Efek
hipotesis ketiga berarti tidak terdapat pengaruh
Indonesia tahun 2008-2010. Variabel bebas
yang signifikan dari growth terhadap dividen
secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap
payout ratio.
variabel tidak bebas dan alfa (α) 5% pengujian
Uji Statistik F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan dilakukan sebagai berikut: Dari hasil analisis
apakah semua variabel independen yang regresi dapat diketahui pula bahwa secara
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh bersama-sama variabel independen tidak
secara bersama-sama terhadap variabel memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
dependennya (Ghozali, 2005). Hasil perhitungan variabel dependen. Hal ini dapat dibuktikan dari
Uji F ini dapat dilihat pada Tabel 6 Pengujian ini nilai F hitung sebesar 2,705 dengan probabilitas
dimaksudkan untuk menguji hipotesis keempat
0.064. Probabilitas jauh lebih besar dari tingkat
yaitu, Cash Ratio, Return On Asset, dan Growth
mempunyai pengaruh secara simultan terhadap signifikansi yang digunakan sebesar 0.05, maka
Dividen Payout Ratio pada perusahaan industri hasil dari pengujian tersebut menyatakan 0.064 >
pertambangan di Bursa Efek Indonesia tahun 0.05 maka variabel bebas tidak berpengaruh
2008-2010. Variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Sehingga model regresi
tidak berpengaruh terhadap variabel tidak bebas tidak dapat digunakan untuk memprediksi
dan alfa (α) 5% pengujian dilakukan sebagai Dividen Payout Ratio (DPR) atau dapat dikatakan
berikut: Dari hasil analisis regresi dapat diketahui
bahwa variabel meliputi CR, ROA dan Growth
pula bahwa secara bersama-sama variabel
independen tidak memiliki pengaruh yang secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap
signifikan terhadap variabel dependen. Hal ini Dividen Payout Ratio (DPR).
dapat dibuktikan dari nilai F hitung sebesar 2,705
dengan probabilitas 0.064. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 6 Hasil Perhitungan Uji F Pengaruh variabel independen berupa cash ratio,
ANOVAb ROA dan growth terhadap variabel dependen
Sum of Mean yaitu dividen payout ratio. Variabel cash ratio
Model Squares Df Square F Sig. memiliki koefisien positif, menunjukkan bahwa
1 Regression .936 3 .312 2.705 .064a adanya peningkatan variabel cash ratio akan
Residual 3.343 29 .115 mengakibatkan peningkatan pada dividen payout
Total 4.279 32 ratio yang dibagikan. Variabel cash ratio dapat
a. Predictors: (Constant), logx3, logx2, dijadikan sebagai indikator bagi para investor
logx1 dalam berinvestasi karena jika cash ratio
139

meningkat maka dividen payout ratio yang dividen. Hasil temuan ini mendukung hasil
dibagikan akan meningkat. penelitian yang lain dilakukan oleh Sri Hapsari
Tanda positif dalam variabel cash ratio ini (2005). Pada penelitian ini menggunakan sampel
menunjukkan bahwa adanya peningkatan jumlah sebanyak 335 perusahaan yang eksis di Bursa
kas dari perusahaan akan meningkatkan Efek Indonesia pada tahun 2001– 2003.
pembayaran dividen pula oleh perusahaan. Posisi Penelitian ini menyimpulkan bahwa ROI, Current
Cash Ratio (CR) merupakan variabel penting Ratio dan Cash Position berpengaruh terhadap
yang dipertimbangkan oleh manajemen dalam Dividend Payout Ratio. Sedangkan DER dan
kebijakan dividen pada peringkat moderat. Cash ROA tidak berpengaruh terhadap Dividend
Ratio (CR) merupakan ukuran yang lazim Payout Ratio. Tanda negatif pada koefisien
digunakan untuk mengukur likuiditas, sehingga regresi variabel growth berarti bahwa growth
cash ratio juga diduga berpengaruh terhadap akan berpengaruh negatif terhadap dividen payout
pendapatan dividen. ratio. Tanda negatif pada penelitian ini dengan
Semakin tinggi cash ratio maka pemegang saham alasan bahwa manajer dalam bisnis perusahaan
akan semakin mudah memperoleh dana kas. dengan memperhatikan pertumbuhan lebih
Tanda positif dari hasil penelitian ini terhadap menyukai untuk menginvestasikan pendapatan
variabel cash ratio, bahwa dengan meningkatnya setelah pajak dan mengharapkan kinerja yang
cash ratio akan menyebabkan meningkatkan lebih baik dalam asset growth secara
dividen payout ratio. Hasil temuan ini keseluruhan.
mendukung hasil penelitian yang lain dilakukan Menurut teori residual dividen, perusahaan akan
oleh Usman (2006) dan Risaptoko (2007) dan membayar dividennya jika hanya tidak memiliki
mendukung hasil penelitian dari Partington kesempatan investasi yang menguntungkan,
(1989) dimana hasil penelitiannya menunjukkan sehingga terdapat hubungan yang negatif antara
bahwa Cash Ratio (CR) memiliki pengaruh yang pertumbuhan aset dan pembayaran dividen. Hasil
signifikan terhadap Dividend Payout Ratio penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan
(DPR). Pada variabel ini, tanda negatif koefisien yang mengharapkan tingkat pertumbuhan
regresinya menunjukkan bahwa apabila ROA penjualan yang tinggi akan mempertahankan
meningkat maka dividen payout ratio akan rasio pembayaran dividen yang rendah untuk
mengalami penurunan. memperkuat pembiayaan internal. Semakin besar
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh kebutuhan dana di masa yang akan datang, akan
negatif variabel Return On Asset (ROA) terhadap semakin memungkinkan perusahaan menahan
Dividen Payout Ratio (DPR) menjelaskan bahwa keuntungan dan tidak membayarkannya sebagai
tingkat profitabilitas perusahaan akan berdampak dividen.
pada peningkatan pembagian dividen yang Riyanto (2001:267) menyatakan bahwa makin
dilakukan perusahaan. Tanda negatif dalam cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan,
penelitian ini sesuai dengan teori information makin besar kebutuhan dana untuk waktu
content or signaling hypothesis Mondigliani- mendatang untuk membiayai pertumbuhanya.
Miller yang menyatakan bahwa kenaikan dividen Hasil temuan ini konsisten dan mendukung hasil
merupakan suatu sinyal kepada para investor penelitian yang dilakukan oleh Amidu dan Abor
bahwa manajemen meramalkan suatu penghasilan (2006) menyatakan bahwa terdapat hubungan
yang baik di masa yang akan datang. Berdasarkan negatif antara dividen payout ratio dengan
teori tersebut menunjukkan bahwa penghasilan growth.
yang tinggi melalui asset yang dimiliki yang Dari hasil analisis regresi dapat diketahui pula
tercermin dari (ROA) menunjukkan pengaruh bahwa secara bersama-sama variabel independen
positif terhadap kebijakan dividen yang tercermin tidak memiliki pengaruh yang signifikan
dari DPR. ROA mengalami peningkatan karena terhadap variabel dependen. Hal ini dapat
laba yang dihasilkan berupa earning after tax dibuktikan dari nilai F hitung sebesar 2,705
juga mengalami kenaikan, sehingga berpengaruh dengan probabilitas 0.064. Probabilitas jauh lebih
terhadap kenaikan ROA. besar dari tingkat signifikansi yang digunakan
Menurut Hanafi (2004:375) perusahaan yang sebesar 0.05, maka hasil dari pengujian tersebut
mempunyai aliran kas atau profitabilitas yang menyatakan 0.064 > 0.05 maka variabel bebas
baik bisa membayar dividen atau meningkatkan tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.
140

Sehingga model regresi tidak dapat digunakan Indonesian Capital Market), Media Soft
untuk memprediksi Dividen Payout Ratio (DPR) Indonesia.
atau dapat dikatakan bahwa variabel meliputi CR, Algifari, (1997), Regresi. BPFE, Yogyakarta.
ROA dan Growth secara bersama-sama tidak Baridwan, Zaki. (1992), Intermediate
berpengaruh terhadap Dividen Payout Ratio Accounting. Edisi Ketujuh, BPFE,
(DPR). Yogyakarta.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin meningkat Amidu, M. and Abor, J. (2006), “Determinant of
atau menurunnya cash ratio, retrun on asset dan Dividen Payout Ratios in Ghana,” The
growth tidak berpengaruh terhadap dividen Journal of Risk Finance, Vol.7, No. 2, p. 136-
payout ratio. Hal ini sejalan dengan penelitian 145.
sebelumnya (Atok Risaptoko ; 2007 ) yang Brigham, Eugene F. 1983, Fundamental of
menyatakan ketiga variabel pada penelitiannya Financial Management, Third Edition, Holt
secara simultan tidak berpengaruh pada Dividen Saunders Japan, The Dryden Press.
Payout Ratio. Bringham, dan Houston. (2001), Manajemen
Keuangan, Buku II, Jakarta.
SIMPULAN Chang, M., dan Rhee, K.R., (1990). “Testing
Penelitian ini mencoba untuk meneliti, apakah Trade Offand Pecking Order Predictions
Cash Ratio (CR), Return On Asset (ROA), about Dividen ds and Debt,” The Center for
Growth berpengaruh terhadap Dividen Payout Research in Security Prices Working Paper,
Ratio (DPR) pada perusahaan pertambangan yang p. 1-38.
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Chariri, Anis. dan Ghozali, Imam. (2001), Teori
2008-2010. Hasil pengujian hipotesis dengan Akuntansi. Edisi Pertama, Badan Penerbit,
menggunakan analisis regresi berganda dengan Universitas Diponegoro.
tiga variabel independen Cash Ratio (CR), Return
On Asset (ROA), Growth) dan satu variabel C Van, Horne James. dan M. Wachowich, John.
dependen Dividen Payout Ratio (DPR) pada (1997), Prinsip-Prinsip Manajemen
perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Keuangan. Salemba Empat, Jakarta.
Efek Indonesia periode tahun 2008-2010 Damayanti, S. dan Achyani, F. (2006), “Analisis
menunjukkan bahwa : Pengaruh Investasi, Likuiditas, Profitabilitas,
1. Cash Ratio berpengaruh terhadap Dividen Pertumbuhan Perusahaan, dan Ukuran
Payout Ratio (DPR) pada perusahaan Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Payout Ratio,” Jurnal Akuntansi dan
Indonesia periode tahun 2008-2010. Keuangan, Vol. 5, No. 1, April, hal. 51-62.
2. Return on Asset (ROA) tidak berpengaruh Ferdinand, A. (2006), “Metode Penelitian
terhadap Dividen Payout Ratio (DPR) pada Manajemen,” Edisi 2, Badan Penerbit
perusahaan pertambangan yang terdaftar di Universitas Diponegoro, Semarang.
Bursa Efek Indonesia periode tahun 2008- Ghozali, H. Imam, (2001), Aplikasi Analisis
2010. Multivariate dengan Program SPSS, Edisi
3. Growth tidak berpengaruh terhadap Dividen Ketiga, Badan Penerbit Universitas
Payout Ratio (DPR) pada perusahaan Diponegoro, Semarang.
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek ______, 2005, “Aplikasi Analisis Multivariate
Indonesia periode tahun 2008-2010. dengan Program SPSS,” Badan Penerbit
4. CR, ROA dan Growth secara bersama-sama Universitas Diponegoro, Semarang.
tidak berpengaruh terhadap Dividen Payout ______, 2006, Aplikasi Analisis Multivariate
Ratio (DPR) pada perusahaan pertambangan dengan Program SPSS, Edisi Ketiga, Badan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
periode tahun 2008-2010. Gujarati, Damodar, 1995, Ekonometrika Dasar,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Hapsari, Sri. (2005), “analisis pengaruh ROI,
Ang, R. 1997, Buku Pintar Pasar Modal Current Ratio, Cash Position dan DER
Indonesia (The Intelligent Guide to terhadap Dividen Payou Ratio
141

Di Bursa Efek Indonesia” Tesis, Program Studi Riyanto, Bambang, (2001), Dasar-Dasar
Manajemen Universitas Brawijaya, Malang. Pembelanjaan Perusahaan. BPFE,
Halim, Abdul. 2007, Manajemen Keuangan Yogyakarta.
Bisnis, Edisi terjemahan, Penerbit Ghalia, Santoso, Singgih., dan Tjiptono, F., (2001),
Indonesia. ”SPSS Mengolah Data Statistik Secara
Hanafi, M. Mamduh, 2004, Manajemen Profesional,” PT Elex Media Komputindo
Keuangan, BPFE, Yogyakarta. Gramedia Jakarta, Jakarta.
Hartono, M., Jogiyanto, (1998), Teori Portofolio Saxena, A. K. (1999), “Determinant of Dividen d
dan Analisis Investasi. Edisi 1, BPFE UGM, Policy: Regulated Versus Unregulated
Yogyakarta. Firms,” The Journal of Finance.
Jensen, M.R., and Zorn, D. (1992), Sartono, RA., dan Prasetyanta, A. (2005),
“Simultaneous Determination of Insider “Pengaruh Perubahan Dividen terhadap
Ownership, Debt and Dividen d Policy,” Profitabilitas Perusahaan Pada Masa yang
Journal of Financial and Quantitative Akan Datang,” Media Ekonomi dan Bisnis,
Analysis, Vol. 27, No. 2, p. 247-263. Vol. XVII, No. 2, Desember, p. 20-33.
Jensen, M. C. (1986). “Agency costs of free cash Sudarsi, Sri. (2002),“Analisis Faktor-Faktor Yang
flow, corporate finance and Mempengaruhi Dividen Payout Ratio pada
takeovers,”.American Economic Review 76: Industri Perbankan yang Listed Di Bursa Efek
323-339. Jakarta (BEJ),” Jurnal Bisnis dan Ekonomi,
Jogiyanto, H. (1998), Teori portofolio dan Vol. 9, No. 1, Maret, Hal. 76-88.
analisis investasi. BPFE Universitas Gajah Susanto, Andik. 2008.”Analisis faktor-faktor
Mada, Yogyakarta. yang mempengaruh kebijakan dividen pada
Lintner, John., (1956), “Distribution of Incomes perusahaan manufaktur di Bursa Efek
of Corporation of Among Dividends, Indonesia 2006-2008.”
Retained Earnings, and Taxes,” The American Sutrisno, (1999), Analisis Faktor-faktor yang
Review, May, 97-113. Mempengaruhi Dividend payout ratio pada
Miller, M. dan F. Modigliani. (1961), “Dividend Perusahaan Publik di Indonesia, FE-Unibraw,
Policy, Growth and the Valuation of Shares,” Malang.
Journal of Business, October, hal. 433-443. Syahbana, Andi. 2007. “Faktor-faktor yang
Nurmala. (2006),“Pengaruh Kebijakan Dividen berpengaruh Terhadap Kebijakan Dividen
terhadap Harga Saham Perusahaan- Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
perusahaan Otomotif di Bursa Efek Jakarta,” di BEJ Periode 2003-2005,” Tesis Program
Mandiri, Vol. 9, No. 1, Juli-September, hal. Pasca Sarjana Magister Manajemen,
17-24. Universitas Diponegoro.
Prihantoro, (2003), “Estimasi Pengaruh Dividen Yuniningsih. (2002), “Interdependensi antara
Payout Ratio pada Perusahaan Publik di Kebijakan Dividen Payout Ratio, Financial
Indonesia,” Jurnal Ekonomi dan Bisnis, No. Leverage, dan Investasi pada Perusahaan
1, Jilid 8, p.7-14. Manufaktur yang Listed di Bursa Efek
Puspita, Fira. (2009),“Analisis Faktor – faktor Jakarta,” Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol. 9,
yang Mempengaruhi Kebijakan Dividend No. 2, September, hal. 164-182.
Payout Ratio Pada Perusahan Manufaktur di www.mbendi./indy/ming/as/id/p0005
Bursa Efek Indonesia,” Tesis, Program Studi www.idx.co.id
Manajemen Universitas Diponegoro,
Semarang.
Ramli. 1994.“Analisa Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kebijakan Deviden Industri
Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta”

You might also like