Professional Documents
Culture Documents
Keywords: Cash ratio, Return On Asset (ROA), Growth and Dividend Payout Ratio (DPR)
termal terbesar setelah Australia dan Afrika Miller dan Modigliani (1961) telah
Selatan) terbesar, setelah Amerika Serikat dan mengembangkan irrelevant dividen, yang
Chili). Hal ini juga menghasilkan jumlah besar selanjutnya disusul dengan studi yang membahas
emas dan nikel. tentang pembayaran dividen dan berbagai variasi
Mineral dan produk-produk terkait 19% dari dalam kebijakan pembayaran dividen dengan
total ekspor Indonesia, dengan emas sebagai memfokuskan pada ketidak sempurnaan pasar.
penghasil pendapatan terbesar. Indonesia juga Studi ini mencoba mengembangkan beberapa
merupakan produsen bauksit, fosfat dan pasir faktor yang berhubungan dengan kebijakan
besi, dengan potensi produksi berlian aluvialjuga dividen tunai (cash dividen) dari perusahaan
sehingga investor berminat menginvestasikan publik yang terdaftar pada PT Bursa Efek Jakarta.
modalnya pada perusahaan pertambangan di Secara lebih khusus studi ini menginvestigasi
Indonesia, maka perusahaan dituntut untuk hubungan dan besarnya pengaruh pertimbangan
menyajikan kelengkapan pengungkapan laporan manajemen atas variabel-variabel posisi kas (cash
keuangan supaya informasi laporan keuangan position), potensi pertumbuhan (growth
yang diungkapkan bermanfaat bagi pengguna potential), size perusahaan (firm size),
informasi. Para investor asing tertarik untuk perbandingan antara kewajiban dengan modal
berinvestasi di perusahaan pertambangan di (debt to equity), keuntungan (profitability),
Indonesia, karena Indonesia memiliki banyak kepemilikan (holding), dan pengaruhnya terhadap
kekayaan dalam bidang pertambangan. Pengertian dividen payout ratio (DPR).
dari pertambangan adalah kegiatan, teknologi, dan Penelitian terhadap faktor-faktor yang
bisnis yang berkaitan dengan industri mempengaruhi kebijakan pembagian dividen
pertambangan mulai dari prospeksi, eksplorasi, payout ratio sudah dilakukan Damayanti dan
evaluasi, penambangan, pengolahan, pemurnian, Achyani (2006) dalam penelitiannya terhadap
pengangkutan, sampai pemasaran. perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Pertambangan adalah rangkaian kegiatan Efek Jakarta periode 1999-2003 menyebutkan
dalam rangka upaya pencarian, penambangan bahwa dari variabel investasi, likuiditas,
(penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan profitabilitas, pertumbuhan perusahaan dan
penjualan bahan galian (mineral, batubara, panas ukuran perusahaan tidak ada satu variabel pun
bumi, migas). Salah satu produk pertambangan yang berpengaruh secara signifikan terhadap
yang diminati adalah pertambangan batubara, dividen payout ratio. Hal ini bertentangan dengan
Permintaan batubara ke depan nampaknya akan penelitian yang dilakukan oleh (Gill dan Green
mengalami peningkatan yang cukup besar. dalam Yuniningsih, 1993) yang menyatakan
Setidak-tidaknya ini dapat diproxy kebutuhan bahwa likuiditas suatu perusahaan mempunyai
impor batubara dari beberapa negara maju pengaruh positif dengan dividen payout ratio.
maupun negara berkembang. Kebutuhan impor Juga dengan penelitian yang dilakukan oleh
batubara pada tahun 2009 mencapai 591 metrik Theobald (1978) yang diacu oleh Florentina
ton (Mt), tahun 2010 diperkirakan naik menjadi (2001) dalam Yuniningsih (2002) yang
635 Mt dan pada tahun 2015 diperkirakan akan menyatakan bahwa profitabilitas mempunyai
naik menjadi 803 Mt (Merrill Lynch, 8 Juni pengaruh positif dengan dividen payout ratio.
2010). Pada penelitian kali ini mencoba meneliti Yuniningsih (2002) menyatakan bahwa dari
beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi penelitiannya ditemukan bahwa investasi
dividen payout ratio pada perusahaan industri berpengaruh signifikan negatif terhadap dividen
pertambangan yang telah go publik, yaitu menguji payout ratio.
hubungan Cash Ratio, Return On Asset dan Penelitian yang lain dilakukan oleh Puspita (
Growth terhadap dividen payout rasio (DPR). 2009 ), yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor
Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Payout
dengan judul “ Analisis Pengaruh Cash Ratio, Ratio ”. Dalam penelitian ini digunakan 26
Return On Asset dan Growth Terhadap Dividen sampel perusahaan dari tahun 2005 sampai 2007.
Payout Ratio Perusahaan Industri Pertambangan Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan
Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010 “ analisis regresi berganda dengan enam variabel
131
independen Cash Ratio (CR), Growth, Firm Size, (return) yang semakin besar. (Riyanto dalam
Return On Asset (ROA), Debt to Total Asset Puspita, 2001:267) makin cepat tingkat
(DTA), Debt to Equity Ratio (DER) dan satu pertumbuhan suatu perusahaan, makin besar
variabel dependen (Dividen Payout Ratio (DPR)) kebutuhan dana untuk waktu mendatang untuk
pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek membiayai pertumbuhanya. Perusahaan tersebut
Indonesia periode 2005-2007 menunjukkan biasanya akan lebih senang untuk menahan
bahwa dari keenam sampel tersebut semuanya pendapatanya daripada dibayarkan sebagai
memiliki pengaruh yang sangat signifikan dividen dengan mengingat batasanbatasan
terhadap DPR. biayanya. Apabila perusahaan telah mencapai
Penelitian yang lain dilakukan oleh Sutrisno tingkat pertumbuhan sedemikian rupa sehingga
(1999), yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor perusahaan telah well established, dimana
Yang Mempengaruhi Dividen Payout Ratio Pada kebutuhan dananya dapat dipenuhi dengan dana
Perusahaan Publik Di Indonesia ”. Studi ini yang berasal dari pasar modal atau sumber dana
bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang ekstern lainya, maka keadaanya adalah berbeda.
mempengaruhi dividen payout ratio (DPR) pada Dalam hal yang demikian perusahaan dapat
perusahaan publik yang terdaftar di PT Bursa menetapkan dividend payout ratio yang tinggi.
Efek Jakarta. Model Analysis of Moment
Structure (AMOS) digunakan untuk menguji Hipotesis
tujuh variabel secara simultan yang diduga Semakin tinggi cash ratio menunjukkan
mempengaruhi DPR, yaitu : posisi kas, potensi kemampuan kas perusahaan untuk memenuhi
pertumbuhan, size perusahaan, rasio hutang dan (membayar) kewajiban jangka pendeknya
modal, profitabilitas, holding, dan DPR. Cash (Brigham dalam Puspita, 1983: 211).
ratio merupakan salah satu ukuran dari rasio H1: terdapat pengaruh yang signifikan Cash
likuiditas (liquidity ratio) yang merupakan Ratio terhadap Dividen Payout Ratio pada
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban perusahaan industri pertambangan di Bursa Efek
jangka pendeknya (current liability) melalui Indonesia tahun 2008-2010.
sejumlah kas dan setara kas, seperti (giro atau Return on asset mencerminkan
simpanan lain di bank yang dapat ditarik setiap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
saat) yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi atas pengelolaan asset perusahaan yang
cash ratio menunjukkan kemampuan kas merupakan perbandingan antara earning after tax
perusahaan untuk memenuhi (membayar) dengan Total Assets. Return on asset adalah
kewajiban jangka pendeknya (Brigham dalam tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih
Puspita, 1983). (Ang dalam Puspita, 1997) oleh perusahaan pada saat menjalankan
menyatakan bahwa Return on Asset adalah tingkat operasinya (Ang dalam Puspita, 1997).
keuntungan bersih yang berhasil diperoleh Perusahaan yang memperoleh keuntungan
perusahaan dalam menjalankan operasionalnya. cenderung akan membayar porsi keuntungan yang
Return On Asset diukur dari laba bersih setelah lebih besar sebagai dividen. Semakin besar
pajak (earning after tax) terhadap total assetnya keuntungan yang diperoleh, maka akan semakin
yang mencerminkan kemampuan perusahaan besar pula kemampuan perusahaan untuk
dalam penggunaan investasi yang digunakan membayar dividen (Damayanti dan Achyani,
untuk operasi perusahaan dalam rangka 2006).
menghasilkan probabilitas perusahaan. ROA H2 : terdapat pengaruh yang signifikan Return On
(salah satu ukuran profitabilitas) juga merupakan Asset terhadap Dividen Payout Ratio pada
ukuran efektivitas perusahaan dalam perusahaan industri pertambangan di Bursa Efek
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan Indonesia tahun tahun 2008-2010.
aktiva tetap yang digunakan dalam menghasilkan (Riyanto dalam Puspita, 2001:267)
keuntungan dengan memanfaatkan aktiva tetap makin cepat tingkat pertumbuhan suatu
yang digunakan untuk operasi. Semakin besar perusahaan, makin besar kebutuhan dana untuk
ROA menunjukkan kinerja perusahaan yang waktu mendatang untuk membiayai
semakin baik karena tingkat kembalian investasi pertumbuhanya. (Jensen dalam Puspita, 1986)
132
menyebutkan bahwa perusahaan dengan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk
kesempatan pertumbuhan yang tinggi memiliki tahun 2008-2010. Jumlah populasi dari penelitian
free cash flow yang rendah karena sebagian dana ini adalah 39 perusahaan industri pertambangan
yang ada digunakan untuk investasi pada proyek yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk
yang memiliki nilai NVP positif. Sehingga dapat tahun 2008-2010. Menurut Amirullah dan
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang Hidayat (2002 : 66) bahwa sampel adalah
negatif antara pertumbuhan dan pembayaran merupakan suatu sub kelompok dari populasi
dividen. yang dipilih dalam penelitian, dan dianggap bisa
H3: terdapat pengaruh yang signifikan Growth mewakili keseluruhan populasi, jumlahnya lebih
terhadap Dividen Payuot Ratio pada perusahaan sedikit dari populasinya (minimal 10 %). Sampel
industri pertambangan di Bursa Efek Indonesia diambil berdasarkan metode judgmental sampling
tahun 2008-2010. atau disebut juga purposive sampling. Dengan
Rasio pembayaran dividen menentukan kriteria sampel bahwa :
jumlah laba yang ditahan sebagai sumber 1. Perusahaan pertambangan yang menyajikan
pendanaan. Semakin besar laba ditahan semakin laporan keuangan periode tahun 2008-2010,
sedikit jumlah laba yang dialokasikan untuk berdasarkan rekapitulasi kinerja perusahaan
pembayaran dividen. Alokasi penentuan laba yang di publikasikan oleh PT Bursa Efek
sebagai laba ditahan dan pembayaran dividen Indonesia melalui www.idx.co.id.
merupakan aspek utama dalam kebijakan dividen 2. Perusahaan pertambangan yang secara
(Wachowicz dalam Puspita, 1997:496). kontinu membagikan dividennya periode
H4: Cash Ratio, Return On Asset, dan Growth pada tahun 2008-2010, berdasarkan payout
mempunyai pengaruh secara simultan terhadap ratio yang dipublikasikan oleh PT Bursa Efek
Dividen Payout Ratio pada perusahaan industri Indonesia melalui www.idx.co.id.
pertambangan di Bursa Efek Indonesia tahun 3. Perusahaan pertambangan yang
2008-2010. menghasilkan profitabilitas periode tahun
2008-2010, berdasarkan rekapitulasi kinerja
METODELOGI perusahaan yang di publikasikan oleh PT
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif asosiatif Bursa Efek Indonesia melalui www.idx.co.id.
kausal, karena penelitian ini menganalisis Dengan menggunakan metode judgmental
pengaruh antara satu variabel dengan variabel- sampling maka diperoleh data penelitian sebanyak
variabel yang lain yaitu ; antara cash ratio, return 3 x 11 = 33. Berikut adalah nama perusahaan
on asset, dan growth dengan kebijakan dividen yang menjadi sampel penelitian:
payout ratio sebagai variabel terikat. Metode 1. Pt Adaro Energy Tbk
kuantitatif merupakan metode yang menggunakan 2. Pt Aneka Tambang Tbk
data penelitian berupa angka-angka dan analisis 3. Pt Bumi Resources Tbk
mengggunakan statistik penelitian terapan, karena 4. Pt Elnusa Tbk.
memerlukan hipotesis. Penelitian ini 5. Pt International Nickel Indonesia (Inco) Tbk
menggunakan laporan keuanggan neraca dan laba 6. Pt Indika Energy Tbk
rugi perusahaan pertambangan periode tahun 7. Pt Indo Tambang Raya Megah Tbk
2008-2010 yang diperoleh dari Pojok Bursa Efek 8. Pt Timah (Persero) Tbk
Indonesia bertempat di kampus Universitas 9. Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
Muhammadiyah Jl. Sumatera 101 GKB Gresik. 10. Pt Resource Alam Indonesia Tbk
Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen 11. Pt Radiant Utama Interinsco Tbk.
yang berbentuk peristiwa, hal atau orang yang
memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi Teknik Pengumpulan Data
pusat perhatian seorang peneliti karena itu Dalam penelitian ini metode pengumpulan data
dipandang sebagai sebuah semesta penelitian. yang digunakan adalah studi pustaka yaitu telaah
(Ferdinand, 2006). Data yang digunakan dalam pustaka yang ditujukan untuk mendapatkan
penelitian ini adalah data sekunder dengan informasi yang berhubungan dengan materi
merujuk kepada semua perusahaan-perusahaan di penelitian. Studi dokumentasi dilakukan di Pojok
133
BEI UMG dan BEI. Data-data yang diperlukan ini diberi simbol X3 sumber data dari variabel ini
yaitu cash ratio, return on asset, growth dan diperoleh dari Indonesian Capital Market
dividen payout ratio merupakan komponen Directory.
Total Asset(St) - Total Asset(St - 1)
laporan keuangan yang diperoleh dari Indonesian Growth
Capital Market Directory (ICMD). Total Asset(St - 1)
Dimana:
Definisi Operasional Variabel Growth (X3) = pertumbuhan perusahaan
Variabel-variabel yang dibutuhkan dalam St = total aset tahun berjalan
penelitian ini ada empat yang terdiri dari tiga St-1 = total aset tahun berjalan dikurangi total
variabel independen yaitu Cash Ratio, Return On aset tahun sebelumnya
Asset, Growth serta satu variabel dependen yaitu Variabel Dependen
Dividen Payout Ratio (DPR). Masing-masing Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
variabel penelitian secara operasional dapat Dividend Payout Ratio (DPR) dalam penelitian
didefiniskan sebagai berikut: ini dihitung dengan rumus sebagai berikut:
a. Variabel Independen DPS
DPR (Y)
Cash Ratio ( Cr ) EPS
Cash ratio merupakan salah satu ukuran dari rasio Dimana:
likuiditas (liquidity ratio) yang merupakan DPR (Y) : Rasio pembayaran
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban DPS : Dividen per lembar saham
jangka pendeknya (current liability) melalui EPS : Laba per lembar saham
sejumlah kas dan setara kas, seperti (giro atau Variabel ini diberi simbol Y. Sumber data dari
simpanan lain di bank yang dapat ditarik setiap variabel ini diperoleh dari Indonesian Capital
saat) yang dimiliki perusahaan. Variabel ini diberi Market Directory.
simbol X1 variabel ini diperoleh dari Indonesia
Capital Market Directory. Uji Asumsi Klasik
Cash Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
CR (X1)
Current Liability dalam model regresi, data residual memiliki
Return On Asset distribusi normal. Untuk menguji apakah
Return On Asset (ROA) merupakan atribut dari distribusi data normal atau tidak, ada dua cara
profitibilitas. ROA merupakan Rasio Earning untuk mendeteksinya, yaitu dengan analisis grafik
After Tax Terhadap Total Asset. Variabel ini dan uji statistik. Analisis grafik merupakan cara
diberi simbol X2. Sumber data dari variabel ini yang termudah untuk melihat normalitas residual
diperoleh dari indonesian capital market adalah dengan melihat grafik histogram yang
directory.
membandingkan antara data observasi dengan
Earning After Tax (EAT)
ROA (X2) distribusi yang mendekati distribusi normal. Uji
Total Asset
normalitas data bertujuan untuk memperoleh data
Dimana:
ROA (X2) = Return On Asset yang berdistribusi normal. Alat uji normalitas data
EAT = Earning After Tax menggunakan one-sample kolmogorovsmirnov.
TA = Total Asset Data dikatakan normal jika variabel yang
dianalisis memiliki tingkat signifikansi lebih besar
Growth dari 5% (Santoso dalam Pupita, 2001).
Pertumbuhan perusahaan adalah gambaran tolak Namun demikian dengan hanya melihat
ukur keberhasilan perusahaan. Aset adalah aktiva
histogram hal ini bisa menyesatkan khususnya
yang digunakan untuk aktivitas operasional
perusahaan. Semakin besar aset maka diharapkan untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang
semakin besar pula hasil operasional yang lebih handal adalah dengan melihat Normal
dihasilkan oleh suatu perusahaan. (Ang dalam Probability Plot yang membandingkan distribusi
Puspita, 1997). Variabel ini diperoleh dengan kumulatif dari data sesungguhnya dengan
menghitung rata-rata tingkat pertumbuhan asset, distribusi kumulatif dari distribusi normal.
yaitu dengan membagi total asset tahun sekarang Distribusi normal akan membentuk satu garis
dikurang dengan total asset tahun sebelumnya
lurus diagonal, dan ploting data akan
terhadap total asset tahun sebelumnya. Variabel
134
dibandingkan dengan garis diagonal. Jika mengikuti garis diagonalnya. (Imam Ghozali
distribusi data adalah normal, maka garis yang dalam Puspita, 2001). Hasil pengujian normalitas
menggambarkan data sesungguhnya akan tampak dalam Tabel 1 sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Tes Sample Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
logx1 logx2 logx3 log.y
N 33 33 33 33
Normal Parametersa Mean -.1639 -.8625 -.7537 -.4886
Std. Deviation .55228 .31651 .52601 .36568
Most Extreme Differences Absolute .082 .122 .131 .219
Positive .069 .077 .109 .133
Negative -.082 -.122 -.131 -.219
Kolmogorov-Smirnov Z .474 .698 .752 1.256
Asymp. Sig. (2-tailed) .978 .714 .625 .085
a. Test distribution is Normal.
Dari hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa yang berada di atas 0,05. Sehingga uji
data telah terdistribusi secara normal. Hal ini normalitasnya terpenuhi. Hasil terakhir di atas
ditunjukkan dengan uji Kolmogorov - Smirnov juga didukung hasil analisis grafiknya, yaitu dari
yang menunjukkan hasil dari CR yang memiliki grafik histogram dan Normal Probability Plot
tingkat signifikansi sebesar 0,978, hasil dari ROA seperti Gambar 4.2 dan 4.3 di bawah.Dengan
yang memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,714, melihat tampilan grafik histogram dapat
hasil dari Growth yang memiliki tingkat disimpulkan bahwa pola distribusi data normal.
signifikansi sebesar 0,625, dan hasil dari DPR Kemudian pada grafik normal plot terlihat titk-
yang memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,085 titik sebaran mendekati garis normal.
Dengan melihat tampilan grafik histogram dapat ada tidaknya multikolinearitas di dalam model
disimpulkan bahwa pola distribusi data normal. regresi dapat dilihat dari nilai Tolerance dan
Kemudian pada grafik normal plot terlihat titk- Variance Inflation Factor (VIF).
titik sebaran mendekati garis normal. Suatu model regresi dinyatakan bebas dari
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji multikolinearitas jika mempunyai nilai Tolerance
apakah dalam model regresi ditemukan adanya di atas 0.1 dan nilai VIF di bawah 10. Dari Tabel
korelasi antar variabel bebas (independen). Jika 4.4 dapat diketahui bahwa semua variabel
variabel independen saling berkorelasi, maka independen memiliki nilai Tolerance di atas 0.1
variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel dan nilai VIF jauh di bawah angka 10. Hal ini
ortogonal adalah variabel independen yang nilai menunjukkan dalam model ini tidak terjadi
korelasi antar sesama variabel independen sama multikolinearitas.
dengan nol (Ghozali, 2005). Untuk mengetahui
135
Suatu model regresi dinyatakan bebas dari baik adalah yang bebas dari autokorelasi
multikolinearitas jika mempunyai nilai Tolerance (Ghozali, 2005). Untuk mengetahui adanya
di atas 0.1 dan nilai VIF di bawah 10. Dari Tabel autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan
4.4 dapat diketahui bahwa semua variabel melalui pengujian terhadap nilai uji Durbin
independen memiliki nilai Tolerance di atas 0.1 Watson (Uji DW). Dengan ketentuan sebagai
dan nilai VIF jauh di bawah angka 10. Hal ini berikut (Algifari, 1997 ) :
menunjukkan dalam model ini tidak terjadi Kurang dari 1,10 = Ada autokorelasi
multikolinearitas 1,10 s/d 1,54 = Tanpa kesimpulan
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji 1,55 s/d 2,46 = Tidak ada autokorelasi
apakah dalam model regresi linear ada korelasi 2,46 s/d 2,90 = Tanpa kesimpulan
antara kesalahan pengganggu pada periode t Lebih dari 2,91 = Ada autokorelasi
dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Jika Data yang digunakan untuk uji autokorelasi ini
terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem adalah data dari variabel independen. Untuk
autokorelasi. Autokorelasi muncul karena mengetahui ada tidaknya autokorelasi kita harus
observasi yang berurutan sepanjang waktu melihat nilai uji D-W dengan ketentuan sbb :
berkaitan satu sama lainnya. Model regresi yang
Berdasar hasil analisis regresi pada Tabel maka Durbin Watson sebesar 2,413. Dari hasil tersebut,
diperoleh nilai hitung Durbin Watson sebesar dapat disimpulkan bahwa model tersebut tidak
2,413; sedangkan besarnya DW-tabel: dl (batas ada autokorelasi dan tidak mengalami problem
luar) = 1,2576; du (batas dalam) = 1,6511; 4 – du autokorelasi. Selain dengan uji durbin watson,
=2,3489; dan 4 – dl = 2,7424; maka dari untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi bisa
perhitungan disimpulkan bahwa DW-test terletak dengan menggunakan Run Test. Tabel
pada daerah uji. Berdasarkan ketentuan sebagai menunjukkan hasil uji autokorelasi tersebut.
berikut (Algifari, 1997) : kurang dari 1,10 ada Berdasarkan Tabel diketahui probabilitas sebesar
autokorelasi, berada di angka 1,55 s/d 2,46 tidak 0,482 yang menunjukkan tidak signifikan pada
ada autokorelasi dan jika lebih dari 2,91 ada 0.05. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan
autokorelasi. Berdasar hasil analisis regresi pada bahwa model tersebut tidak mengalami problem
Tabel Durbin-Watson maka diperoleh nilai hitung autokorelasi.
136
Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik SPSS tersebut secara parsial pengaruh dari
menyebar secara acak tersebar baik di atas keenam variabel independent yaitu CR, ROA dan
maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan Growth terhadap DPR ditunjukkan pada Tabel 5
demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi dibawah ini. Dari hasil persamaan regresi linier
ini tidak terjadi heteroskedastisitas. berganda dapat dilihat nilai konstanta sebesar -
Hasil Analisis Regresi Berganda 0,702. Hal ini mengindikasikan bahwa DPR
Dari data yang diperoleh kemudian dianalisis mempunyai nilai sebesar -0,702 dengan
dengan metode regresi dan dihitung dengan dipengaruhi variabel Cash Ratio, ROA dan
menggunakan program SPSS. Berdasar output Growth konstan.
137
meningkat maka dividen payout ratio yang dividen. Hasil temuan ini mendukung hasil
dibagikan akan meningkat. penelitian yang lain dilakukan oleh Sri Hapsari
Tanda positif dalam variabel cash ratio ini (2005). Pada penelitian ini menggunakan sampel
menunjukkan bahwa adanya peningkatan jumlah sebanyak 335 perusahaan yang eksis di Bursa
kas dari perusahaan akan meningkatkan Efek Indonesia pada tahun 2001– 2003.
pembayaran dividen pula oleh perusahaan. Posisi Penelitian ini menyimpulkan bahwa ROI, Current
Cash Ratio (CR) merupakan variabel penting Ratio dan Cash Position berpengaruh terhadap
yang dipertimbangkan oleh manajemen dalam Dividend Payout Ratio. Sedangkan DER dan
kebijakan dividen pada peringkat moderat. Cash ROA tidak berpengaruh terhadap Dividend
Ratio (CR) merupakan ukuran yang lazim Payout Ratio. Tanda negatif pada koefisien
digunakan untuk mengukur likuiditas, sehingga regresi variabel growth berarti bahwa growth
cash ratio juga diduga berpengaruh terhadap akan berpengaruh negatif terhadap dividen payout
pendapatan dividen. ratio. Tanda negatif pada penelitian ini dengan
Semakin tinggi cash ratio maka pemegang saham alasan bahwa manajer dalam bisnis perusahaan
akan semakin mudah memperoleh dana kas. dengan memperhatikan pertumbuhan lebih
Tanda positif dari hasil penelitian ini terhadap menyukai untuk menginvestasikan pendapatan
variabel cash ratio, bahwa dengan meningkatnya setelah pajak dan mengharapkan kinerja yang
cash ratio akan menyebabkan meningkatkan lebih baik dalam asset growth secara
dividen payout ratio. Hasil temuan ini keseluruhan.
mendukung hasil penelitian yang lain dilakukan Menurut teori residual dividen, perusahaan akan
oleh Usman (2006) dan Risaptoko (2007) dan membayar dividennya jika hanya tidak memiliki
mendukung hasil penelitian dari Partington kesempatan investasi yang menguntungkan,
(1989) dimana hasil penelitiannya menunjukkan sehingga terdapat hubungan yang negatif antara
bahwa Cash Ratio (CR) memiliki pengaruh yang pertumbuhan aset dan pembayaran dividen. Hasil
signifikan terhadap Dividend Payout Ratio penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan
(DPR). Pada variabel ini, tanda negatif koefisien yang mengharapkan tingkat pertumbuhan
regresinya menunjukkan bahwa apabila ROA penjualan yang tinggi akan mempertahankan
meningkat maka dividen payout ratio akan rasio pembayaran dividen yang rendah untuk
mengalami penurunan. memperkuat pembiayaan internal. Semakin besar
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh kebutuhan dana di masa yang akan datang, akan
negatif variabel Return On Asset (ROA) terhadap semakin memungkinkan perusahaan menahan
Dividen Payout Ratio (DPR) menjelaskan bahwa keuntungan dan tidak membayarkannya sebagai
tingkat profitabilitas perusahaan akan berdampak dividen.
pada peningkatan pembagian dividen yang Riyanto (2001:267) menyatakan bahwa makin
dilakukan perusahaan. Tanda negatif dalam cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan,
penelitian ini sesuai dengan teori information makin besar kebutuhan dana untuk waktu
content or signaling hypothesis Mondigliani- mendatang untuk membiayai pertumbuhanya.
Miller yang menyatakan bahwa kenaikan dividen Hasil temuan ini konsisten dan mendukung hasil
merupakan suatu sinyal kepada para investor penelitian yang dilakukan oleh Amidu dan Abor
bahwa manajemen meramalkan suatu penghasilan (2006) menyatakan bahwa terdapat hubungan
yang baik di masa yang akan datang. Berdasarkan negatif antara dividen payout ratio dengan
teori tersebut menunjukkan bahwa penghasilan growth.
yang tinggi melalui asset yang dimiliki yang Dari hasil analisis regresi dapat diketahui pula
tercermin dari (ROA) menunjukkan pengaruh bahwa secara bersama-sama variabel independen
positif terhadap kebijakan dividen yang tercermin tidak memiliki pengaruh yang signifikan
dari DPR. ROA mengalami peningkatan karena terhadap variabel dependen. Hal ini dapat
laba yang dihasilkan berupa earning after tax dibuktikan dari nilai F hitung sebesar 2,705
juga mengalami kenaikan, sehingga berpengaruh dengan probabilitas 0.064. Probabilitas jauh lebih
terhadap kenaikan ROA. besar dari tingkat signifikansi yang digunakan
Menurut Hanafi (2004:375) perusahaan yang sebesar 0.05, maka hasil dari pengujian tersebut
mempunyai aliran kas atau profitabilitas yang menyatakan 0.064 > 0.05 maka variabel bebas
baik bisa membayar dividen atau meningkatkan tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.
140
Sehingga model regresi tidak dapat digunakan Indonesian Capital Market), Media Soft
untuk memprediksi Dividen Payout Ratio (DPR) Indonesia.
atau dapat dikatakan bahwa variabel meliputi CR, Algifari, (1997), Regresi. BPFE, Yogyakarta.
ROA dan Growth secara bersama-sama tidak Baridwan, Zaki. (1992), Intermediate
berpengaruh terhadap Dividen Payout Ratio Accounting. Edisi Ketujuh, BPFE,
(DPR). Yogyakarta.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin meningkat Amidu, M. and Abor, J. (2006), “Determinant of
atau menurunnya cash ratio, retrun on asset dan Dividen Payout Ratios in Ghana,” The
growth tidak berpengaruh terhadap dividen Journal of Risk Finance, Vol.7, No. 2, p. 136-
payout ratio. Hal ini sejalan dengan penelitian 145.
sebelumnya (Atok Risaptoko ; 2007 ) yang Brigham, Eugene F. 1983, Fundamental of
menyatakan ketiga variabel pada penelitiannya Financial Management, Third Edition, Holt
secara simultan tidak berpengaruh pada Dividen Saunders Japan, The Dryden Press.
Payout Ratio. Bringham, dan Houston. (2001), Manajemen
Keuangan, Buku II, Jakarta.
SIMPULAN Chang, M., dan Rhee, K.R., (1990). “Testing
Penelitian ini mencoba untuk meneliti, apakah Trade Offand Pecking Order Predictions
Cash Ratio (CR), Return On Asset (ROA), about Dividen ds and Debt,” The Center for
Growth berpengaruh terhadap Dividen Payout Research in Security Prices Working Paper,
Ratio (DPR) pada perusahaan pertambangan yang p. 1-38.
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Chariri, Anis. dan Ghozali, Imam. (2001), Teori
2008-2010. Hasil pengujian hipotesis dengan Akuntansi. Edisi Pertama, Badan Penerbit,
menggunakan analisis regresi berganda dengan Universitas Diponegoro.
tiga variabel independen Cash Ratio (CR), Return
On Asset (ROA), Growth) dan satu variabel C Van, Horne James. dan M. Wachowich, John.
dependen Dividen Payout Ratio (DPR) pada (1997), Prinsip-Prinsip Manajemen
perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Keuangan. Salemba Empat, Jakarta.
Efek Indonesia periode tahun 2008-2010 Damayanti, S. dan Achyani, F. (2006), “Analisis
menunjukkan bahwa : Pengaruh Investasi, Likuiditas, Profitabilitas,
1. Cash Ratio berpengaruh terhadap Dividen Pertumbuhan Perusahaan, dan Ukuran
Payout Ratio (DPR) pada perusahaan Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Payout Ratio,” Jurnal Akuntansi dan
Indonesia periode tahun 2008-2010. Keuangan, Vol. 5, No. 1, April, hal. 51-62.
2. Return on Asset (ROA) tidak berpengaruh Ferdinand, A. (2006), “Metode Penelitian
terhadap Dividen Payout Ratio (DPR) pada Manajemen,” Edisi 2, Badan Penerbit
perusahaan pertambangan yang terdaftar di Universitas Diponegoro, Semarang.
Bursa Efek Indonesia periode tahun 2008- Ghozali, H. Imam, (2001), Aplikasi Analisis
2010. Multivariate dengan Program SPSS, Edisi
3. Growth tidak berpengaruh terhadap Dividen Ketiga, Badan Penerbit Universitas
Payout Ratio (DPR) pada perusahaan Diponegoro, Semarang.
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek ______, 2005, “Aplikasi Analisis Multivariate
Indonesia periode tahun 2008-2010. dengan Program SPSS,” Badan Penerbit
4. CR, ROA dan Growth secara bersama-sama Universitas Diponegoro, Semarang.
tidak berpengaruh terhadap Dividen Payout ______, 2006, Aplikasi Analisis Multivariate
Ratio (DPR) pada perusahaan pertambangan dengan Program SPSS, Edisi Ketiga, Badan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
periode tahun 2008-2010. Gujarati, Damodar, 1995, Ekonometrika Dasar,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Hapsari, Sri. (2005), “analisis pengaruh ROI,
Ang, R. 1997, Buku Pintar Pasar Modal Current Ratio, Cash Position dan DER
Indonesia (The Intelligent Guide to terhadap Dividen Payou Ratio
141
Di Bursa Efek Indonesia” Tesis, Program Studi Riyanto, Bambang, (2001), Dasar-Dasar
Manajemen Universitas Brawijaya, Malang. Pembelanjaan Perusahaan. BPFE,
Halim, Abdul. 2007, Manajemen Keuangan Yogyakarta.
Bisnis, Edisi terjemahan, Penerbit Ghalia, Santoso, Singgih., dan Tjiptono, F., (2001),
Indonesia. ”SPSS Mengolah Data Statistik Secara
Hanafi, M. Mamduh, 2004, Manajemen Profesional,” PT Elex Media Komputindo
Keuangan, BPFE, Yogyakarta. Gramedia Jakarta, Jakarta.
Hartono, M., Jogiyanto, (1998), Teori Portofolio Saxena, A. K. (1999), “Determinant of Dividen d
dan Analisis Investasi. Edisi 1, BPFE UGM, Policy: Regulated Versus Unregulated
Yogyakarta. Firms,” The Journal of Finance.
Jensen, M.R., and Zorn, D. (1992), Sartono, RA., dan Prasetyanta, A. (2005),
“Simultaneous Determination of Insider “Pengaruh Perubahan Dividen terhadap
Ownership, Debt and Dividen d Policy,” Profitabilitas Perusahaan Pada Masa yang
Journal of Financial and Quantitative Akan Datang,” Media Ekonomi dan Bisnis,
Analysis, Vol. 27, No. 2, p. 247-263. Vol. XVII, No. 2, Desember, p. 20-33.
Jensen, M. C. (1986). “Agency costs of free cash Sudarsi, Sri. (2002),“Analisis Faktor-Faktor Yang
flow, corporate finance and Mempengaruhi Dividen Payout Ratio pada
takeovers,”.American Economic Review 76: Industri Perbankan yang Listed Di Bursa Efek
323-339. Jakarta (BEJ),” Jurnal Bisnis dan Ekonomi,
Jogiyanto, H. (1998), Teori portofolio dan Vol. 9, No. 1, Maret, Hal. 76-88.
analisis investasi. BPFE Universitas Gajah Susanto, Andik. 2008.”Analisis faktor-faktor
Mada, Yogyakarta. yang mempengaruh kebijakan dividen pada
Lintner, John., (1956), “Distribution of Incomes perusahaan manufaktur di Bursa Efek
of Corporation of Among Dividends, Indonesia 2006-2008.”
Retained Earnings, and Taxes,” The American Sutrisno, (1999), Analisis Faktor-faktor yang
Review, May, 97-113. Mempengaruhi Dividend payout ratio pada
Miller, M. dan F. Modigliani. (1961), “Dividend Perusahaan Publik di Indonesia, FE-Unibraw,
Policy, Growth and the Valuation of Shares,” Malang.
Journal of Business, October, hal. 433-443. Syahbana, Andi. 2007. “Faktor-faktor yang
Nurmala. (2006),“Pengaruh Kebijakan Dividen berpengaruh Terhadap Kebijakan Dividen
terhadap Harga Saham Perusahaan- Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
perusahaan Otomotif di Bursa Efek Jakarta,” di BEJ Periode 2003-2005,” Tesis Program
Mandiri, Vol. 9, No. 1, Juli-September, hal. Pasca Sarjana Magister Manajemen,
17-24. Universitas Diponegoro.
Prihantoro, (2003), “Estimasi Pengaruh Dividen Yuniningsih. (2002), “Interdependensi antara
Payout Ratio pada Perusahaan Publik di Kebijakan Dividen Payout Ratio, Financial
Indonesia,” Jurnal Ekonomi dan Bisnis, No. Leverage, dan Investasi pada Perusahaan
1, Jilid 8, p.7-14. Manufaktur yang Listed di Bursa Efek
Puspita, Fira. (2009),“Analisis Faktor – faktor Jakarta,” Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol. 9,
yang Mempengaruhi Kebijakan Dividend No. 2, September, hal. 164-182.
Payout Ratio Pada Perusahan Manufaktur di www.mbendi./indy/ming/as/id/p0005
Bursa Efek Indonesia,” Tesis, Program Studi www.idx.co.id
Manajemen Universitas Diponegoro,
Semarang.
Ramli. 1994.“Analisa Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kebijakan Deviden Industri
Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta”