You are on page 1of 15

GAYA BAHASA DALAM NOVEL “DEAR NATHAN”

KARYA ERISCA FEBRIANI

HASTIN HORI MAGI


Program Studi Bahasa dan sastra Indonesia
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Budi Utomo Malang
(email: hastinmagi@gmail.com)

Abstract

Analysis of the style of language in the novel because the learning of intrinsic
elements in a literary work is included in the material that must be taught to children in
school. Teenagers today are very much getting examples of language styles from spectacle
far enough from aesthetic elements and norms. This can adversely affect the tendency of the
language style choices that students use. In this study, will be analyzed is the style of
language in the novel Dear Nathan by Erisca Febriani.
The purpose of this study was to obtain an objective description of 1) Comparative
language style in novel Dear Nathan by Erisca Febriani. 2) Novel Novel's reclining style Dear
Nathan by Erisca Febriani. 3) Novel style novel Dear Nathan by Erisca Febriani.
The research method used is qualitative descriptive method. The subject of the study was the
style of language in the novel Dear Nathan by Erisca Febriani. The data used in this study are
words, phrases, and sentences that describe the style of language in the novel Dear Nathan by
Erisca Febriani. The main instrument in the study is the researcher itself.
The results obtained in the study are the language style of hyperbolic comparison 9
forms, simile style 8 citation language, 5 quotation metaphor, 4 form personification.
Repetition language style Aliteration 7 forms, style of epanalipsis 2 forms, Epizeukus 3 form
language, and anaphora 1 forms. The sarcastic language style in Dear Nathan's novel is 5
forms. Language style irony 5 shapes, sarcasm 4 shapes, satire in novel Dear Nathan is 7
shapes.
The conclusion in this study is that the style of language can be used by the author to
convey the idea to the reader. Novel Dear Nathan by Erisca Febriani there is a comparative
language style, repetition and satire language style. Language style used by author to give
shape to what to convey to be more beautiful and have meaning. Thus a particular language
style can indirectly describe the author's attitudes or characteristics.

Abstrak
Analisis gaya bahasa di dalam novel karena pembelajaran unsur intrinsik dalam
sebuah karya sastra termasuk dalam materi yang mesti diajarkan kepada anak di sekolah.
Siswa remaja pada hari ini sangat banyak mendapatkan contoh gaya bahasa dari tontonan
yang cukup jauh dari unsur dan norma estetika. Hal ini dapat berakibat buruk pada
kecendrungan pilihan gaya bahasa yang digunakan siswa. Pada penelitian ini, akan
dianalisis adalah gaya bahasa dalam dalam novel Dear Nathan karya Erisca Febriani.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan deskripsi objektif tentang 1)
Gaya bahasa perbandingan dalam novel Novel Dear Nathan karya Erisca Febriani. 2)
Gaya bahasa perulangan novel Novel Dear Nathan karya Erisca Febriani. 3) Gaya bahasa
sindiran novel Novel Dear Nathan karya Erisca Febriani.

1
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Subyek
penelitian adalah gaya bahasa dalam dalam novel Dear Nathan karya Erisca Febriani.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kata, frasa, dan kalimat yang
menggambarkan gaya bahasa dalam dalam novel Dear Nathan karya Erisca Febriani.
Intrumen utama dalam penelitian adalah peneliti itu sendiri.
Hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian adalah gaya bahasa perbandingan
hiperbola 9 bentuk, gaya bahasa simile 8 kutipan, metafora 5 kutipan, personifikasi 4
bentuk. Gaya bahasa perulangan Aliterasi 7 bentuk, gaya bahasa epanalipsis 2 bentuk,
gaya bahasa Epizeukus 3 bentuk, dan anafora 1 bentuk. Gaya bahasa sindiran sinisme
dalam novel Dear Nathan adalah 5 bentuk. Gaya bahasa ironi 5 bentuk, sarkasme 4
bentuk, satire dalam novel Dear Nathan adalah 7 bentuk.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah gaya bahasa dapat dipakai pengarang untuk
menyampaikan gagasan kepada pembaca. Novel Dear Nathan karya Erisca Febriani
terdapat gaya bahasa perbandingan, perulangan dan gaya bahasa sindiran. Gaya bahasa
dipakai pengarang untuk memberi bentuk terhadap apa yang ingin disampaikan agar lebih
indah dan memiliki makna. Dengan demikian gaya bahasa tertentu dapat secara tidak
langsung menggambarkan sikap atau karateristik pengarang.
Kata Kunci: gaya bahasa, Novel, Dear Nathan, Erisca Febriani

PENDAHULUAN Dengan demikian, gaya bahasa (Keraf,


Gaya bahasa adalah bahasa indah yang 2004:113) dapat dikenal dibatasi sebagai
digunakan untuk meningkatkan efek dengan cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa
jalan memperkenalkan serta membandingkan secara khas yang memperlihatkan jiwa dan
suatu benda atau hal tertentu dengan benda kepribadian penulis (pemakai bahasa)
atau hal lain yang lebih umum, Tarigan Ahli sastra Panuti Sudjiman (1990:33)
(2009:4). Kreativitas pengarang mampu menyatakan bahwa yang disebut gaya adalah
menampilkan gambaran dunia baru yang cara menyampaikan pikiran dan perasaan
menjadi bagian tersendiri dari alam imajinasi dengan kata-kata dalam bentuk tulisan
pembacanya melalui gaya bahasa yang maupun lisan.
digunakan. Bahasa yang digunakan dalam Peneliti tertarik untuk menganalisis gaya
karya sastra tidak sama dengan bahasa yang bahasa di dalam novel karena pembelajaran
digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan unsur intrinsik dalam sebuah karya sastra
bahasa yang digunakan dalam karya sastra termasuk dalam materi yang mesti diajarkan
terkadang menyimpang dari bahasa yang kepada anak di sekolah. Siswa remaja pada
sesungguhnya yang memiliki gaya bahasa hari ini sangat banyak mendapatkan contoh
tersendiri. gaya bahasa dari tontonan yang cukup jauh
Gaya bahasa merupakan ungkapan dari dari unsur dan norma estetika. Tontonan
isi hati pengarang untuk menimbulkan pada hari ini sangat cenderung pada unsur
perasaan tertentu pada hati pembaca. Hal ini lawakan, unsur cinta anak gaul, unsur
sesuai dengan apa yang diungkapkan Slamet konflik yang tidak berkesudahan, unsur
Muljana (dalam Pradopo, 2012:93), gaya “keren” atau “modern” dengan bahasa yang
bahasa adalah susunan perkataan yang terjadi slank bahkan sampai pada pilihan kata-kata
karena perasaan yang timbul atau hidup kotor, menghina, merendahkan, membully,
pada hati penulis, yang menimbulkan dan lainnya yang mendapat perhatian dan
perasaan tertentu pada hati pembaca. minat dari siswa remaja.

2
Hal ini dapat berakibat buruk pada Tujuan penelitian ini adalah untuk
kecendrungan pilihan gaya bahasa yang memperoleh gambaran objektif tentang gaya
digunakan siswa. Masyarakat Indonesia bahasa dalam novel Novel Dear Nathan
identik dengan keluhuran berbudi dan karya Erisca Febriani.
berbahasa, sementara tontonan seperti yang a) Untuk mengetahui gaya bahasa
disebutkan diatas berpotensi merusak gaya perbandingan dalam novel Novel Dear
berbahasa bahkan keluhuran budi siswa. Hal Nathan karya Erisca Febriani.
ini mendorong peneliti untuk mengetahui b) Untuk mengetahui gaya bahasa
pemakaian gaya bahasa pada novel Dear perulangan novel Novel Dear Nathan
Nathan karya Erisca Febriani karena novel karya Erisca Febriani.
ini adalah termasuk novel remaja yang c) Untuk mengetahui gaya bahasa sindiran
tentunya akan dibaca oleh para remaja dan novel Novel Dear Nathan karya Erisca
menjadi pemodelan bagi kehidupan mereka Febriani.
sehari-hari.
Bentuk gaya bahasa, yaitu a) gaya Metode Penelitian
bahasa perbandingan: hiperbola, simile, 3.1 Pendekatan Penelitian
metafora, dan personifikasi, b) gaya bahasa Pendekatan penelitian yang digunakan
perulangan, aliterasi, epanalipsis, epizeukus adalah deskriptif kualitatif. Penelitian
dan anafora, c) gaya bahasa sindiran, kualitatif itu sendiri sering disebut metode
sinisme, ironi, sarkasme dan satire. penelitian naturalistik karena penelitiannya
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dilakukan pada kondisi yang alamiah
penulis berusaha mengulas tentang diksi di (natural setting); disebut juga sebagai metode
dalam novel. Sehingga bentuk diksi, fungsi etnografi, karena pada awalnya metode ini
diksi dan strategi penyampaian diksi dapat lebih banyak di gunakan untuk penelitian
dipelajari lebih jauh lagi. Judul penelitian bidang antropologi budaya; disebut metode
yang diajukan adalah: “ Gaya bahasa dalam kualitatif karena data yang terkumpul dan
Novel Dear Nathan karya Erisca Febriani.” analisisnya lebih bersifat kualitatif. Selain itu
Rumusan Masalah penelitian kualitatif sering diartikan sebagai
Masalah pokok yang akan dijawab penelitian yang tidak mengadakan
dalam penelitian tentang gaya bahasa dalam perhitungan atau angka-angka (Sugiyono,
novel Novel Dear Nathan karya Erisca 2012:8).
Febriani. Rumusan masalah yang diajukan Penelitian kualitatif selalu bersifat
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: deskriptif artinya dapat dianalisis dan
a) Bagaimana gaya bahasa perbandingan analisisnya berbentuk deskripsi fenomena,
dalam novel Novel Dear Nathan karya tidak berupa angka-angka atau koefisien
Erisca Febriani? tentang hubungan antar pararel. Data yang
b) Bagaimana gaya bahasa perulangan terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar
novel Novel Dear Nathan karya Erisca bukan angka. Tulisan hasil penelitian yang
Febriani? berisi kutipan-kutipan dari kumpulan data
c) Bagaimana gaya bahasa sindiran novel digunakan untuk memberikan ilustrasi
Novel Dear Nathan karya Erisca dalam mengisi laporan.
Febriani? Berdasarkan uraian di atas, metode
Tujuan Penelitian penelitian yang sesuai untuk mengkaji novel
Novel Dear Nathan karya Erisca Febriani

3
adalah metode kualitatif yang bersifat identitas novel, hal diisi dengan halaman
deskriptif. Metode ini dipilih dan digunakan novel dan nomor data.
dalam penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis seperti Tabel 3.1 Gaya Bahasa Novel Dear Nathan
yang terdapat dalam Novel Dear Nathan karya Erisca Febriani
karya Erisca Febriani. Perbandingan
No Kutipan Deskripsi
1 2 3 4
3.2 Sumber Data Penelitian 1
Sumber data merupakan suatu hal 2
pokok dalam penelitian.
1. Data Primer
Sumber data yang primer dalam 3.4 Teknik Pengumpulan Data
penelitian ini adalah Novel Dear Teknik pengumpulan data penelitian ini
Nathan karya Erisca Febriani. Novel adalah studi dokumentasi atau kajian
dikaji secara kualitatif untuk mencari kepustakaan, dalam hal ini kajian terhadap
diksi di dalam novel. teks-teks Novel Dear Nathan Karya Erisca
2. Data Sekunder Febriani. Teknik pengumpulan data dalam
Data sekunder dalam penelitian ini penelitian ini menggunakan beberapa metode
adalah kajian literatur seperti buku penelitian yang meliputi:
dan jurnal penelitian serta internet. 1) Studi Pustaka
Keabsahan data penelitian ini diperiksa dan Metode yang digunakan untuk mencari,
diuji dengan cara sebagai berikut. mengumpulkan, dan mengkaji sumber-
1) Membaca dan menelaah berkali-kali sumber pustaka rujukan yang
sumber data penelitian, mencakup buku-buku, karya tulis
2) Membaca dan menyigi berbagai lainnya, artikel, dan lain-lain dari
pustaka dan dokumen untuk berbagai media.
memperoleh kecukupan rujukan, 2) Metode Deskriptif
3) Mengamati secara cermat, terperinci, Metode yang digunakan untuk
dan teliti sebagai bentuk ketekunan mendeskripsikan data yang telah
pengamatan, dan diperoleh, data-data yang berguna
4) Mengonsultasikan kepada dosen dicatat. Dalam penelitian ini metode
pembimbing. deskripsi digunakan untuk
3.3 Instrumen Penelitian mendeskripsikan data-data dalam
Instrumen yang digunakan dalam Novel Dear Nathan karya Erisca
penelitian ini adalah peneliti sendiri selaku Febriani yang sesuai dengan rumusan
instrumen utama, yaitu dengan cara mendata penelitian.
kata-kata, kelompok kata, atau kalimat-
kalimat yang mengindikasikan gaya bahasa 3.5 Teknik Analisis Data
Novel Dear Nathan karya Erisca Febriani. Analisis data merupakan proses
Data- data yang terkumpul disusun dalam berkelanjutan yang membutuhkan refleksi
tabel untuk memudahkan analisa. No kutipan terus menerus terhadap data, mengajukan
menggunakan kode sebagai berikut: DN, hal: pertanyaan analitis dan menulis catatan
nomor data; dengan ketentuan DN adalah singkat sepanjang penelitian (Creswell,

4
2014: 274). Teknik menganalisis data dalam Pradopo (2005:62)
Novel Dear Nathan karya Erisca Febriani berpendapat bahwa gaya bahasa
adalah sebagai berikut (Sugihastuti dan perbandingan adalah bahasa kiasan
Suharto, 2013:74-75): yang menyamakan satu hal dengan
1. Menentukan novel dan pembahasan yang lain dengan mempergunakan
apa yang dipakai sebagai objek kata-kata pembanding, seperti:
penelitian, yaitu Novel Dear Nathan bagai, sebagai, bak, seperti, semisal,
karya Erisca Febriani. seumpama, laksana, sepantun,
2. Mengarahkan fokus analisis, yang penaka, se, dan kata-kata
mencakup a) bentuk gaya bahasa, b) pembanding yang lain. Adapun gaya
fungsi gaya bahasa, dan c) strategi bahasa perbandingan ini meliputi:
penyampaian gaya bahasa dalam hiperbola, personifikasi, metafora,
Novel Dear Nathan karya Erisca dan simile.
Febriani (a) Hiperbola
3. Mengumpulkan data-data dari sumber Adalah semacam gaya bahasa
kepustakaan yang ada kaitannya yang mengandung suatu pernyataan
dengan objek analisis. Data tersebut yang berlebihan, dengan membesar-
dapat berupa karya fiksi maupun besarkan sesuatu hal (Keraf, 2010:
nonfiksi. 135). Gaya bahasa hiperbola adalah
4. Kemudian ditarik kesimpulan yang gaya bahasa yang mengandung suatu
menunjukan gaya bahasa Novel Dear pernyataan yang berlebihan, dengan
Nathan karya Erisca Febriani. membesar-besarkan sesuatu hal (Al-
Ma’ruf, 2009:117).
Hasil Penelitian N Kode Deskripsi
a) Bentuk gaya bahasa o
1 DN, 5: 1 Gaya bahasa hiperbola
Gaya bahasa dapat ditinjau dari
adalah gaya bahasa
bemacam-macam sudut pandangan. yang melebih-lebihkan
Salah satunya adalah gaya bahasa sesuatu sehingga terasa
berdasarkan langsung tidaknya makna. gawat , dalam kutipan
Gaya bahasa berdasarkab makna diukur Salma mengatakan
bahwa dia akan
dari langsung tidaknya makna, yaitu
mampus atau mati
apakah acuan yang dipakai masih karena terlambat
mempertahankan makna denotatif atau sekolah. Padahal
sudah ada penyimpangan. Bila acuan faktanya dia mungkin
yang digunakan itu masih hanya akan mendapat
hukuman bukan
mempertahankan makna dasar, maka
sampai dibunuh oleh
bahasa itu masih bersifat polos. Tetapi guru jika dia terlambat
bila sudah menyimpang jauh dari .
makna, entah berupa makna konotatif 2 DN, 9: 2 Gaya bahasa hiperbola
atau sudah menyimpang jauh dari makna yang dilakukan Nathan
adalah dengan
denotatif, maka acuan itu dianggap
mengatakan bahwa
sudah memiliki gaya bahasa yang Salma akan “habis”
dimaksudkan disini. (Keraf, 2010: 129). jika ketahuan Bu Rena
(1) Gaya Bahasa Perbandingan kalau dia terlambat.

5
Faktanya Salma hanya panas.
akan dihukum bukan 7 DN, 19: 7 Gaya bahasa hiperbola
dihabiskan, karena dalam kutipan ini
Salma manusia bukan adalah Rahma yang
makanan yang bisa punya hobi makan
dihabiskan. tidak akan dapat
3 DN, 10: 3 Gaya bahasa hiperbola dihentikan meskipun
dilakukan Orlin untuk ada hujan badai,
menyebuut kebiasaan padahal faktanya jika
jelek Jaya yang selalu memang terjadi badai
bikin keributan dan seseorang akan
tidak tahu kapan akan menyelamatkan diri
berubah sehingga Orlin lebih dahulu alih-alih
menyebutnya sampai ingat pada makanan.
kiamat. Faktanya tidak 8 DN, 30: 8 Gaya bahasa hiperbola
ada yang tahu kapan dalam kutipan ini
pastinya kiamat itu adalah olok-olok
datang, sehingga kata- teman-teman Nathan
kata Orlin termasuk yang mengatakan
kalimat hiperbola bahwa sampai kiamat
karena melebih- juga pun jenggot
lebihkan perubahan Nathan tidak akan
Jaya. tumbuh. Faktanya
4 DN, 16: 4 Gaya bahasa hiperbola tumbuh tidaknya
dalam kutipan ini jenggot terpengaruh
dilakukan oleh juga dengan hormon
pengarang dengan seseorang.
maksud 9 DN, 43: 9 Gaya bahasa hiperbola
menggambarkan dalam kutipan ini
kepopuleran Nathan adalah bola mata Salma
sebagai biang kerok. yang hampir meloncat
Pengarang keluar, faktanya Salma
menyebutnya sangat terkejut dengan
fenomenal yang artinya SMS yang diterimanya
membuat fenomena. tetapi tidak mungkin
5 DN, 17: 5 Gaya bahasa hiperbola sampai bola matanya
dalam kutipan ini sampai meloncat keluar
adalah Afifah yang gara-gara itu.
menceritakan
tentangNathan sampai
Berdasarkan temuan
jutaan kali untuk
menyebut bahwa
penelitian dapat disimpulkan bahwa
Afifah tidak membahas penggunaan gaya bahasa hiperbola
topik lain hanya dalam penelitian ini adalah 9 bentuk.
membahas tentang Gaya bahasa hiperbola adalah bahasa
Nathan saja. yang melebih-lebihkan dari
6 DN, 17: 6 Gaya bahasa hiperbola
kenyataan untuk menciptakan efek
dalam kutipan ini
adalah suasana yang dramatis. Gaya bahasa hiperbola
terik luar biasa panas biasanya tidak sesuai dengan
yang menggambarkan kenyataan yang sebenarnya.
bahwa suasana saat itu (b) Simile

6
Simile adalah perbandingan yang sebagai rejeki.
bersifat eksplisit. Yang dimaksudkan dengan
perbandingan yang bersifat ekspilisit adalah
bahwa ia langsung menyatakan sesuatu sama 6 DN, Gaya bahasa simile dalam
dengan hal lain. Untuk itu, ia memerlukan 51: kutipan ini adalah
upaya yang secara eksplisit menunjukkan 15 penggunaan kata-kata persis
kesamaan itu, yaitu kata-kata: seperti, sama, seperti setan dan malaikat
sebagai, bagaikan, laksana dan sebagainya yang sedang adu argumen
yang menunjukkan bahwa
(Keraf, 2010: 138). pertengkaran mereka sangat
No Kode Deskripsi hebat.
1 DN, Gaya bahasa simile dalam 7 DN, Gaya bahasa simile dalam
17: kutipan ini adalah 54: kutipan ini adalah
10 menyamakan SMA garuda 16 menyamakan gaduhnya anak-
dengan Neraka. Penulis anak dengan gempa bumi
menggunakan kata kayak yang datang mendadak.
untuk menyebut SMA garuda 8 DN, Gaya bahasa simile dalam
sama menyiksanya dengan 87:25 kutipan ini adalah
neraka. penggunaan kayak kaca yang
2 DN, Gaya bahasa simile yang menandakan bahwa itu
29: digunakan adalah dada Salma adalah sesuatu yang rapuh
11 yang berdegub keras seperti dan rentan.
bunyi bedug yang
menandakan bahwa Salma
sangat takut untuk bicara Gaya bahasa simile yang digunakan
dengan nathan. dalam novel Dear Nathan karya Erisca
3 DN, Gaya bahasa simile adalah Febriani berjumlah 8 kutipan. gaya bahasa
30: penggunaan kata wajah simile adalah gaya bahasa yang
12 Salma memerah seperti tomat
membandingkan sesuatu dengan sesuatu
setengah matang untuk
menggambarkan wajah yang lain dengan cara langsung. Biasanya
Salma yang bersemu merah dengan menggunakan kata, seperti,
sebab dia malu diolok oleh layaknya, seumpama, dan sebagainya.
teman-teman Nathan. (c) Metafora
4 DN, Gaya bahasa simile dalam
Metafora adalah semacam analogi
38: kutipan ini adalah
13 penggambaran kata-kata yang yang membandingkan dua hal secara
digunakan Orlin yang cepat langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat.
sehingga penulis Metafora sebagai perbandingan langsung
menggambarkan langsung tidak mempergunakan kata : seperti, bagai,
melesat seperti roket untuk
dan sebagainya, sehingga pokok pertama
meyebut betapa cepat Orlin
berbicara. langsung dihubungkan dengan pokok
5 DN, Gaya bahasa Simile dalam kedua. Proses terjadinya sebenarnya sama
48: kutipan ini adalah dengan simile tetapi secara berangsur-
14 penggunaan kata kayak angsur keterangan mengenai persamaan
durian runtuh yang
dan pokok pertama dihilangkan (Keraf,
menandakan Orlin
menganggap jika Salma
2010: 139).
sampai menjadi pacarnya No Kode Deskripsi
Nathan maka itu bisa disebut 1 DN, 25: 17 Gaya bahasa metafora

7
dalam kutipan ini menggunakan kata seperti, layaknya, atau
adalah membandingkan sejenisnya.
badan Robi yang tinggi
(d) Personifikasi
besar dengan tembok
sehingga bisa dijadikan Personifikasi adalah semacam gaya
tempat bersembunyi. bahasa yang menggambarkan benda-benda
2 DN, 28: 18 Gaya bahasa metafora mati atau barang-barang yang tidak
dalam kutipan ini bernyawa seolah-olah memiliki sifat
adalah menyamakan
kemanusiaan. Personifikasi merupakan corak
teman-teman Nathan
dengan buaya darat khusus dari metafora, yang meniaskan
yang mendakan bahwa benda-benda mati bertinak, berbuat,
mereka sangat suka berbicara seperti manusia (Keraf, 2010: 140).
mengooda perempuan. No Kode Deskripsi
3 DN, 48: 19 Gaya bahasa metafora 1 DN, 11: 22 Gaya bahasa
dalam kutipan ini personifikasi dalam
adalah menyamakan kutipan ini adalah kata
hati dengan bunga yang Ucup melempar tatapan
menandakan suasana bingung yang
yang menyenangkan. menandakan bahwa Ucup
Biasanya untuk kebingungan, tetapi
menyebut seseorang faktanya tatapan mata
yang sedang di mabuk tidak bisa dilempar
cinta. seperti benda.
4 DN, 64: 20 Gaya bahasa metafora 2 DN, 15: 23 Gaya bahasa
dalam kutipan ini personifikasi dalam
adalah membandingkan kutipan ini adalah nama
matahari dengan raja Nathan yang masih
langit untuk menyebut menggantung dipikiran
matahari sebagai satu- Salma. Sebab nama
satunya sumber cahaya bukan makluk yang bisa
bagi bumi. menggantung, sebab
5 DN, 259: 21 Gaya bahasa metafora nama tidak berwujud.
dalam kutipan ini 3 DN, 37: 24 Gaya bahasa
adalah membandingkan personifikasi adalah
nasi kotak dengan harta dengan mengatakan
karun yang menandakan bahwa Hening yang
bahwa Salma sangat cukup lama membungkus
mensyukuri nasi kotak ruangan serba putih itu
yang dibawa Nathan yang menandakan bahwa
sehingga dia mereka tidak bercakap-
menyebutnya harta cakap.
karun. 4 DN, 44: 25 Gaya bahasa
personifikasi dalam
Gaya bahasa perbandingan dalam kutipan ini adalah
novel Dear Nathan karya Erisca Febriani penggunaan kata
bergulat habis-habisan
adalah metafora adalah 5 kutipan. Gaya dengan pikirannya,
bahasa metafora digunakan untuk faktanya pikiran tidak
membandingkan dua hal dengan tidak secara dapat bergulat.
langsung. Tidak sama dengan simile yang

8
Gaya bahasa perbandingan yang masih ditambah dengan kata
senyap yang menunjukkan tidak
digunakan dalam novel Dear Nathan karya ada apa-apa yang bersuara.
Erisca Febriani adalah gaya bahasa 3 DN, Gaya bahasa yang digunakan
personifikasi sejumlan 4 bentuk. 17: dalam kutipan ini adalah gaya
30 perulangan aliterasi dengan
Personifikasi juga dapat diartikan majas yang pengunaan kata Hening. Tidak
menerapakan sifat-sifat manusia terhadap ada jawaban, keheningan
benda mati. Personifikasi adalah gaya mencekam membuat keempat
cewek itu bungkam tanpa suara
bahasa yang memperamalkan benda-benda yang menunjukkan bahwa Salma
mati seolah-olah hidup atau mempunyai sifat dan teman-temannya tidak ada
yang berani menjawab.
kemanusiaan. Berdasarkan pendapat tersebut
4 DN, Gaya bahasa yang digunakan
gaya bahasa personifikasi mempunyai 23; dalam kutipan ini adalah gaya
contoh: pohon melambai-lambai diterpa 31 perulangan aliterasi dibuktikan
dengan penggunaan kata memilih
angin. untuk tidak ikut campur tangan
. sama-sekali yang menandakan
(2) Gaya Bahasa Perulangan bahwa Ucup tidak ingin ikut
campur dalam perkelahian Salma,
Mumu (2002: 28) berpendapat bahwa Orlin dengan Jaya yang nantinya
gaya bahasa perulangan adalah gaya bahasa ditakutkan akan menyeret-nyeret
Ucup dalam kesulitan.
yang mengulang kata demi kata entah itu
5 DN, Gaya bahasa yang digunakan
yang diulang bagian depan, tengah, atau 27: dalam kutipan ini adalah gaya
akhir, sebuah kalimat. Gaya bahasa 32 perulangan aliterasi dibuktikan
dengan penggunaan menahan
perulangan ini meliputi: aliterasi, tawa setengah mati yang
epanalipsis, epizeukis, dan anafora. menunjukkan bahwa siswa
(a) Aliterasi mencoba menahan tawa sampai
mereka kesulitan seperti mau
Keraf (2010: 130) berpendapat bahwa mati.
aliterasi adalah gaya bahasa yang berwujud 6 DN, Gaya bahasa yang digunakan
17: dalam kutipan ini adalah gaya
perulangan konsonan yang sama. Suyoto
34 perulangan aliterasi dibuktikan
(2008: 2) alitersi juga dapar diartikan dengan kata di bawah terik
sebagai pengulangan bunyi konsonan yang matahari yang luar biasa panas
yang berarti bahwa cuaca sedang
sama. Jadi aliterasi adalah gaya bahasa panas-panasnya sehingga terasa
yang mengulang kata pertama yang diulang sangat gerah.
lagi pada kata berikutnya. Gaya bahasa 7 DN, Gaya bahasa yang digunakan
85: dalam kutipan ini adalah gaya
perulangan aliterasi dalam novel Dear 35 perulangan aliterasi dibuktikan
Nathan karya Erisca Febriani adalah; dengan penggunaan Nada
No Kode Deskripsi suaranya datar, tidak ada emosi.
1 DN, Gaya bahasa yang digunakan Tapi Afifah terdiam membisu di
12: dalam kutipan ini adalah gaya tempatnya yang menandakan
28 perulangan aliterasi yang bahwa peringatan Nathan
dibuktikan dengan penggunaan membuat Afifah tidak dapat
bisa diam tanpa suara untuk mengatakan apapun karena
menunjukkan Orlin dan teman- memang Afifah bersalah telah
temannya tidak menjawab membicarakan Nathan tanpa tahu
pertanyaan guru sama sekali. dengan baik masalahnya apa.
2 DN, Gaya bahasa yang digunakan Gaya bahasa Aliterasi dalam novel
16: dalam kutipan ini adalah gaya Dear Nathan adalah 7 bentuk. aliterasi
29 perulangan aliterasi yaitu sunyi
senyap. Kata sunyi sudah
adalah gaya bahasa yang mengulang kata
mengindikasikan tidak ada suara pertama yang diulang lagi pada kata

9
berikutnya seperti pada kata Hening. Tidak Keraf (2010: 127) berpendapat
ada jawaban, keheningan mencekam. bahwa yang dinamkan epizeukis
(b) Epanalipsis adalah repetisi yang bersifat
Keraf (2010: 128) berpendapat bahwa langsung, artinya kata-kata yang
epanalipsis adalah pengulangan yang dipentingkan diulang beberapa kali
berwujud kata terakhir dari baris, klausa, berturut-turut. dan Mumu (2002:30)
atau kalimat mengulang kata pertama. berpendapat bahwa epizeukis adalah
Mumu (2002:30) berpendapat bahwa gaya bahasa repetisi yang bersifat
epanalipsis adalah gaya bahasa repetisi kata langsung dari kata-kata yang
terakhir pada akhir kalimat atau klausa dipentingkan dan diulang beberapa
No Kode Deskripsi kali sebagai penegasan.
1 DN, 85: Gaya bahasa yang No Kode Deskripsi
36 digunakan dalam kutipan ini 1 DN, 9: 27 Gaya bahasa yang
adalah gaya perulangan digunakan dalam kutipan
epanalipsis yang mengulang ini adalah gaya perulangan
kata terakhir dari kata . Epizeukus yaitu repetisi
dibuktikan dengan yang bersifat langsung,
penggunaan kalimat, dibuktikan dengan
“Menurut gue sih, cowok penggunaan, paling pojok,
nakal itu wajar, dibanding benar-benar pojok dan
nakalnya kayak gitu tuh.” terpencil untuk menyebut
Untuk menyebut bahwa bahwa siswa laki-laki
Orlin tidak dapat memahami menempati tempat di
kenakalan Jaya yang diatas pojokan yang menyempil.
rata-rata. 2 DN, 85: 37 Gaya bahasa yang
2 DN, 87: Gaya bahasa yang digunakan dalam kutipan
39 digunakan dalam kutipan ini ini adalah gaya perulangan
adalah gaya perulangan Epizeukus yaitu gaya
Epanalipsis yaitu yaitu bahasa perulangan yang
dengan mengulang kata menggunakan kata-kata
pertama untuk ditempatkan yang dipentingkan diulang
diakhir dari baris. Hal ini beberapa kali berturut-
dibuktikan dnegan turut. Dibuktikan dengan
penggunaan kalimat, kalau kalimat Mata Orlin
retak ya bakalan retak berputar ke ujung kelas,
seumur hidup yang lagi-lagi ke arah Jaya yang
menandakan bahwa kali ini tidur. Benar-benar
kehormatan perempuan itu tidur, tanpa lihat situasi.
seperti kaca yang jika retak Kalimat ini menunjukkan
tidak akan dapat bahwa Jaya memang tidak
dikembalikan seperti semula memiliki keniatan untuk
karena pasti akan menjadi berubah menjadi lebih
serpihan yang berserakan. baik.
3 DN, 87: 38 Gaya bahasa yang
digunakan dalam kutipan
Gaya bahasa epanalipsis dalam ini adalah gaya perulangan
novel Dear Nathan adalah 2 bentuk. Epizeukus yaitu kata-kata
Dari pendapat di atas dapat yang dipentingkan diulang
beberapa kali berturut-
disimpulkan bahwa epanalipsis turut. Gaya bahasa
adalah pemngulangan kata pertama epizeukus dalam kutipan
untuk ditempatkan pada akhir baris menunjukkan posisi
Nathan yang tidak berani
dari suatu kalimat. duduk dekat dengan Salma.
(c) Epizeukus Dibuktikan dengan kata
duduk di sebelahnya.

10
Berjarak dua jengkal. bentuk. Anafora adalah perulangan kata
Tidak benar-benar dekat
yang menunjukkan bahwa
pertama yang sama pada kalimat berikutnya,
Nathan menjaga jarak contoh: Nggak usah sekolah, nggak apa-apa.
dengan Salma sebab dia Syukur Alhamdulillah kelas tenang-tenang
tahu bahwa Salma takut
kepadanya. Sehingga saja.”
Nathan tidak ingin
menakuti Salma dengan (3) Gaya Bahasa Sindiran
ceroboh duduk berdekatan
dengan Salma. Keraf (2010: 143) berpendapat
bahwa gaya bahasa sindiran atau ironi
adalah suatu acuan yang ingin
Gaya bahasa Epizeukus dalam novel mengatakan sesuatu dengan makna atau
Dear Nathan adalah 3 bentuk. Berdasarkan maksud berlainan dari apa yang
temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa terkandung dalam rangkaian kata-katanya.
epizeukis adalah pengulangan kata yang Jadi yang dimaksud dengan gaya bahasa
bersifat langsung secara berturut-turut untuk sindiran adalah bentuk gaya bahasa yang
menegaskan maksud, contoh: kita harus terus rangkaian kata-katanya berlainan dari apa
pojok, benar-benar pojok dan terpencil. yang dimaksudkan. Gaya bahasa sindiran
(d) Anafora ini meliputi: sinisme, ironi, sarkasme, dan
Keraf (2010: 127) berpendapat satire.
bahwa anaphora adalah repetisi yang (a) Sinisme
berwujud pengulangan kata pertama Keraf (2010; 143) berpendapat bahwa
pada tiap baris atau kalimat berikutnya. sinisme adalah gaya bahasa sebagai suatu
Ade Nurdin, Yani Maryani, dan Mumu sindiran yang berbentuk kesangsian yang
(2002:28) berpendapat bahwa anafora mengandung ejekan terhadap keikhlasan
adalah gaya bahasa yang berwujud dan ketulusan hati.
perulangan kata pertama dalam kalimat No Kode Deskripsi
berikutnya. Dengan demikian dapat 1 DN, 10: Gaya bahasa yang
40 digunakan dalam kutipan ini
dikatakan bahwa anafora adalah adalah gaya sindiran
perulangan kata pertama yang sama sinisme yang menunjukkan
pada kalimat berikutnya. ketidak sukaan Orlin pada
tabiat Jaya. Dibuktikan
No Kode Deskripsi
dengan kalimat sekalinya
1 DN, Gaya bahasa yang digunakan sekolah langsung jadi biang
9: 33 dalam kutipan ini adalah gaya keributan, kerjaannya di
perulangan anafora kelas kalau bukan main
dibuktikan dengan kata-kata hape ya tidur, udah deh
Nggak usah sekolah, nggak begitu. Sampai kiamat yang
apa-apa. Syukur menunjukkan bahwa Orlin
Alhamdulillah kelas tenang- jengkel dengan kelakuan
tenang saja.” Yang Jaya yang tidak dapat
menunjukkan bahwa Orlin berubah. Orlin sangsi dan
sangat tidak menyukai tabiat mengejek Jaya tidak akan
Jaya sehingga dia mengatakan berubah dan mengatakan
tanpa Jaya kelas tenang tidak pikirannya dengan cara
terjadi masalah sama sekali. yang kasar.

Gaya bahasa perulangan anafora dalam


novel Dear Nathan hanya berjumlah 1

11
2 DN, 16: Gaya bahasa yang bahasa yang bertujuan menyindir sesuatu
41 digunakan dalam kutipan ini
adalah gaya sindiran
secara kasar,
sinisme yang menunjukkan (b) Ironi
bahwa kenakalan Nathan Ironi diturunkan dari kata eironeia
sudah menjadi sesuatu yang
tidak luar biasa dengan yang berarti penipuan atau pura-pura.
bukti penggunaan kata Sebegai kiasan, ironi atau sindiran adalah
nama fenomenal suatu acuan yang ingin mengatakan
3 DN, 17: Gaya bahasa yang
42 digunakan dalam kutipan ini sesuatu dengan makna atau maksud
adalah gaya sindiran berlainan dari apa yang terkandung dalam
sinisme dibuktikan dengan
penggunaan kata sejuta
rangkaian kata-katanya. Ironi merupakan
curhatan lainnya dari suatu upaya literer yang efektif karena ia
Afifah seputar Nathan yang menyampaikan impresi yang mengandung
menunjukkan bahwa Afifah
melakukan sesuatu yang pengekangan yang besar. Entah dengan
buruk dan harusnya tidak sengaja atau tidak, rangkaian kata-kata
boleh dilakukan. yang dipergunakan itu mengingkari
4 DN, 19: Gaya bahasa yang
43 digunakan dalam kutipan ini maksud yang sebenarnya. Sebab itu ironi
adalah gaya sindiran akan berhasil kalau pendengar juga sadar
sinisme yang menunjukkan
Rahma yang hobi makan
akan maksud yang disembunyikan di
tidak akan membatalkan balik rangkaian kata-katanya (Keraf,
acara makannya demi 2010: 143).
apapun. Dibuktikan dengan
No Kode Deskripsi
penggunaan kalimat Mau
1 DN, 17: 45 Gaya bahasa yang
ada badai, guntur,
digunakan dalam kutipan
halilintar, tetap saja dia
ini adalah gaya sindiran
bakal mengutamakan
ironi yang menyebut bahwa
makan yang menunjukkan
SMA Garuda adalah salah
bahwa kebiasaan Rahma
satu sekolah favorit yang
tersebut tidak pas dengan
terkenal dengan senioritas
situasi.
dan MOS yang sama kayak
5 DN, 30: Gaya bahasa yang
neraka
44 digunakan dalam kutipan ini
2 DN, 38: 46 Gaya bahasa yang
adalah gaya sindiran
digunakan dalam kutipan
sinisme yang menunjukkan
ini adalah gaya sindiran
bahwa jenggot Nathan tidak
ironi yang dibuktikan
akan tumbuuh sebab wajah
dengan kata cerocos Orlin
Nathan masih mulus.
tanpa koma tanpa titik,
Dibuktikan dengan kalimat
langsung melesat seperti
nunggu kiamat baru deh tuh
roket
jenggot tumbuh setebel
punya Rhoma Irama, yang 3 DN, 48: 47 Gaya bahasa yang
menunjukkan bahwa teman digunakan dalam kutipan
Nathan mengolok Nathan ini adalah gaya sindiran
yang mempunyai wajah ironi yang mengatakan
mulus tanpa jenggot. bahwa Nathan adalah anak
yang nakal sehingga teman-
teman Salma mengejek
Gaya bahasa sinisme dalam noevl Dear dengan mengatakan bahwa
Nathan adalah 5 bentuk. Sinisme adalah Nathan adalah durian
runtuh
gaya bahasa sindiran yang pengungkapannya 4 DN, 51: 48 Gaya bahasa yang
lebih kasar. Dari pendapat di atas dapat digunakan dalam kutipan
ini adalah gaya sindiran
disimpulkan bahwa sinisme adalah gaya
ironi yang mengatakan

12
bahwa pertengkaran Rahma 4 DN, Gaya bahasa yang digunakan
dengan Afifah seperyti 37: 56 dalam kutipan ini adalah gaya
setan dengan malaikat sindiran sarkasme yang
5 DN, 54: 49 Gaya bahasa yang dibuktikan dengan kalimat
digunakan dalam kutipan “Ke sekolah bawa tas kecil
ini adalah gaya sindiran banget, tiap hari bawanya dua
ironi yang mengatakan buku, isinya juga bukan
persis seperi bencana catetan. Kerjaannya maling
gempa bumi yang datang pena gue mulu, nggak punya
mendadak tujuan hidup kali ya itu
orang.”dalam kalimat tersebut
jelas Orlin mengatakan bahwa
Gaya bahasa ironi dalam novel Dear Jaya tidak memilki tujuan
Nathan adalah 5 bentuk. Ironi adalah gaya hidup.
bahasa yang berupa sindiran halus berupa
pernyataan yang maknanya bertentangan Gaya bahasa sarkaseme dalam novel
dengan makna sebenarnya. Pendapat di atas Dear Nathan adalah 4 bentuk. Sarkasme
dapat disimpulkan bahwa ironi adalah gaya adalah gaya bahasa penyindiran dengan
bahasa yang bermakna tidak sebenarnya menggunakan kiata-kata yang kasar dan
dengan tujuan untuk menyindir. keras, sehingga kadang dapat menimbulkan
(c) Sarkasme konflik diantara kedua pihak.
Keraf (2012: 143) berpendapat
bahwa sarkasme adalah suatu acuan(d) Satire
yang lebih kasar dari ironi yang Satire adalah gaya bahasa yang
mengandung kepahitan dan celaan yang berbentuk ungkapan dengan maksud
getir. Waluyo (1995:86) berpendapat menertawakan atau menolak sesuatu (Keraf,
bahwa sarkasme adalah penggunaan 2010: 144). Mumu (2002:28) berpendapat
kata-kata yang keras dan kasar untuk bahwa satire adalah gaya bahasa yang
menyindir atau mengeritik. berbentuk penolakan dan mengandung
No Kode Deskripsi kritikan dengan maksud agar sesuatu yang
1 DN, Gaya bahasa yang digunakan salah itu dicari kebenarannya.
25: 50 dalam kutipan ini adalah gaya
N Kod Deskripsi
sindiran sarkasme yang
o e
mengatakan badan Robi besar
seperti tembok. 1 DN, Gaya bahasa yang digunakan dalam
17: kutipan ini adalah gaya sindiran satire
2 DN, Gaya bahasa yang digunakan
53 dengan maksud menertawakan atau
28: 51 dalam kutipan ini adalah gaya
menolak sesuatu Gue di sini mau sekolah,
sindiran sarkasme yang
bayar, bukan dijadiin kacung yang harus
menyatakan bahwa
nurut sama perintah lo yang menunjukan
gerombolan yang sangat suka
bahwa Nathan tidak akan mengikuti
menggoda adik kelas, tipe
perintah bodoh yang diberikan oleh
senior buaya darat
seniornya.
3 DN, Gaya bahasa yang digunakan
2 DN, Gaya bahasa yang digunakan dalam
48: 52 dalam kutipan ini adalah gaya
87: kutipan ini adalah gaya sindiran satire
sindiran sarkasme yang
54 yang dibuktikan dengan kalimat Meskipun
dibuktikan dengan
saya tampangnya berandalan, tapi saya
penggunaan kalimat Kalau
amat sangat menghargai perempuan yang
gue jadi elo sih ya, gue
menolak sesuatu untuk mencari
bakalan senang, hati gue
kebenarannya sebagai suatu sindiran.
berbunga-bunga dan pastinya
bakal gue ladenin yang 3 DN, Gaya bahasa yang digunakan dalam
menunjukkan kalau harusnya 80: kutipan ini adalah gaya sindiran satire
Salma senang karena disukai 55 yang dibuktikan dengan kalimat “Nah
oleh Nathan yang nakal. gitu, dong. Nggak apa-apa deh gue

13
digebukin. Yang penting lo nggak nangis.” personifikasi. Penggunaan gaya bahasa
Yang menunjukkan bahwa daripada Afifah
menangis lebih baik dia dipukuli afifah.
hiperbola dalam penelitian ini adalah 9
4 DN, Gaya bahasa yang digunakan dalam bentuk. Gaya bahasa simile 8 kutipan,
85: kutipan ini adalah gaya sindiran satire metafora 5 kutipan, personifikasi 4 bentuk.
57 yang dibuktikan dengan kalimat
“Ngomongin orang tuh nggak baik. Awas2) Gaya bahasa Perulangan
karma, lho.” Yang menunjukkan bahwa Gaya bahasa perulangan
Nathan menegur Afifah yang selalu adalah gaya bahasa yang mengulang kata
membicarakan dia dengan jelek.
6 DN, Gaya bahasa yang digunakan dalam demi kata entah itu yang diulang bagian
11: kutipan ini adalah gaya sindiran satire depan, tengah, atau akhir, sebuah kalimat.
58 yang dibuktikan dengan kalimat memilih
Gaya bahasa perulangan ini meliputi:
untuk ikut mereka dibanding menjadi
korban bully oleh para penyamun di aliterasi, epanalipsis, epizeukis, dan anafora.
kelasnya. “Gue ikut aja deh.”yang Penggunaan gaya bahasa perulangan
menunjukkan bahwa Salma dengan
teman-temannya menganggap teman laki- Aliterasi dalam novel Dear Nathan adalah 7
lakinya seperti penyamun. bentuk Gaya bahasa epanalipsis 2 bentuk,
7 DN, Gaya bahasa yang digunakan dalam Gaya bahasa Epizeukus 3 bentuk, dan
15: kutipan ini adalah gaya sindiran satire
59 yang dibuktikan dengan kalimat “Karena anafora 1 bentuk.
kalau kata guru ngaji saya, senyum itu 3) Gaya Bahasa Sindiran
sedekah Bu. Sunyum itu ibad-“ yang
Gaya bahasa sindiran atau
menunjukan bahwa Bu guru suka marah-
marah dan tidak suka tersenyum. ironi adalah suatu acuan yang ingin
mengatakan sesuatu dengan makna atau
Gaya bahasa satire dalam novel Dear maksud berlainan dari apa yang terkandung
Nathan adalah 7 bentuk. Dari penggunaan dalam rangkaian kata-katanya. Penggunaan
satire di atas dapat disimpulkan bahwa satire gaya bahasa sindiran sinisme dalam novel
adalah gaya bahasa yang menolak sesuatu Dear Nathan adalah 5 bentuk. Gaya bahasa
untuk mencari kebenarannya sebagai suatu ironi 5 bentuk, sarkasme 4 bentuk, satire
sindiran, contoh: Karena kalau kata guru dalam novel Dear Nathan adalah 7 bentuk.
ngaji saya, senyum itu sedekah Bu. Sunyum Saran
itu ibadah. 1. Bagi mahasiswa dan dosen bahasa dan
Kesimpulan sastra Indonesia:
Kesimpulan yang dapat diambil Hasil analisis ini disarankan bisa
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. menjadi alternatif media pembelajaran
Dalam novel Dear Nathan karya Erisca bahasa.
Febriani, gaya bahasa yang digunakan adalah 2. Bagi penikmat karya sastra:
sebagai berikut: Hasil analisis ini disarankan bisa
1) Gaya Bahasa Perbandingan menjadi bahan acuan untuk dapat
Gaya bahasa perbandingan bahasa menganalisis makna terutama dari
kiasan yang menyamakan satu hal dengan aspek-aspek pembentuk nilai intrinsik
yang lain dengan mempergunakan kata-kata dalam karya sastra.
pembanding, seperti: bagai, sebagai, bak, 3. Bagi Lembaga
seperti, semisal, seumpama, laksana, Dengan adanya penelitian ini disarankan
sepantun, penaka, se, dan kata-kata pihak lembaga dapat menambah
pembanding yang lain. Gaya bahasa referensi baru tentang gaya bahasa yang
perbandingan dalam penelitian ini adalah bisa dimanfaatkan bagi mahasiswa IKIP
hiperbola, simile, merafora, dan Budi Utomo.

14
DAFTAR PUSTAKA Pradopo, Rachmat Djoko. 2014. Pengkajian
Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada
Creswell, John. 2014. Research Design University Press.
Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif
Dan Mixed. Yogyakarta. Pustaka Ratna, Nyoman Kutha. 2010. Teori, Metode,
Pelajar Dan Teknik Penelitian Sastra.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Febriani, Erisca. 2016. Dear Nathan. Depok:
PT Melvina Media Indonesia Sugihastuti, Suharto. 2013. Kritik Sastra
Feminis Teori dan aplikasinya.
Keraf, Gorys. 2010. Diksi dan Gaya Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Kuantitatif, Kualittif dan R&D.
Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Bandung: Penerbit Alfabeta
Mada University Press

15

You might also like