You are on page 1of 16

TOTOBUANG

Volume 7 Nomor 2, Desember 2019 Halaman 291—306

GAYA BAHASA PERBANDINGAN DAN PERULANGAN DALAM ANTOLOGI PUISI


KASMARAN KARYA USMAN ARRUMY SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI MADRASAH
(Comparative and Representation Language in The Antology of Kasmaran Poetry by Usman
Arrumy's and Implications on Indonesian Language Learning in Madarass)

Slafi Bayu Aji Nur Alima & Wihadi Atmojob


Institut Agama Islam Negeri Surakartaa, b
Jalan Pandawa, Pucangan, Kartasura, Sukoharjo
Pos-el: slafiajibayunuralim@gmail.com
(Diterima: 12 September 2019; Direvisi: 22 Oktober 2019; Disetujui: 28 Oktober 2019)

Abstract
This study aims to describe the comparison and repetition style in the Anthology of Kasmaran's poetry by
Usman Arrumy and its implications for learning Bahasa. This type of research is descriptive qualitative. The data
collection techniques are documentation techniques of poem’s couplet o. The data analysis technique of this
research is an interactive model of data analysis which includes data of reduction and presentation, and
conclusions. The results of this study indicate that there are 276 repetitive language styles including 194 data of
asonance language styles , a data of alliterative language styles , 13 data of epiphatic language styles , 8 data of
chiasmus language styles , 6 data of tautotes language style, 4 data of epistrofa language style, 40 data of anaphora
language style, 4 data of mesodilopsis language style, and 3 data of anadiplosis language style. While there 289 data
comparative language style are found , with itsdetails: 88 data of metaphorical style language, 17 data of language
style parables, 83 data of personification language style, 73 data of depersonification language style, 8 data of
antithesis language style, 4 data of language style perfrasis, 10 data of language style pleonasm, 3 data of language
style prolepsis, and 3 data of language style correction. The results of research on this style of language can be
implemented in learning Bahasa.
Keywords: language style, comparison, repetition, learning.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gaya bahasa perbandingan dan perulangan dalam antologi
puisi Kasmaran karya Usman Arrumy serta implikasinya terhadap pembelajaran bahasa Indonesia. Jenis penelitian
ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi yang berupa larik-larik
puisi. Teknik analisis data penelitian ini adalah analisis data model interaktif yang meliputi reduksi data, penyajian
data, dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya bahasa perulangan ditemukan
sebanyak 276 data yang meliputi gaya bahasa asonansi sebanyak 194 data, gaya bahasa aliterasi sebanyak 1 data,
gaya bahasa epizeukis sebanyak 13 data, gaya bahasa kiasmus sebanyak 8 data, gaya bahasa tautotes 6 data, gaya
bahasa epistrofa 4 data, gaya bahasa anafora 40 data, gaya bahasa mesodilopsis 4 data, dan gaya bahasa
anadiplosis 3 data. Gaya bahasa perbandingan ditemukan sebanyak 289 data, dengan rincian sebagai berikut. Gaya
bahasa metafora 88 data, gaya bahasa perumpamaan 17 data, gaya bahasa personifikasi 83 data, gaya bahasa
depersonifikasi 73 data, gaya bahasa antitesis 8 data, gaya bahasa perfrasis 4 data, gaya bahasa pleonasme 10
data, gaya bahasa prolepsis 3 data, dan gaya bahasa koreksio 3 data. Hasil penelitian terhadap gaya bahasa ini
dapat diimplementasikan dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan dapatdilihat pada KD pembelajaran dalam
pembelajaran teks puisi.
Kata-Kata Kunci: gaya bahasa, perbandingan, perulangan, pembelajaran.

291
Totobuang, Vol. 7, No. 2, Desember 2019: 291—306
PENDAHULUAN sebuah puisi seorang penyair sudah
Selama ini karya sastra hidup menciptakan sebuah dunia tersendiri yang di
berdampingan dengan peradaban manusia. dalamnya terdapat pesan atau gambaran
Karya sastra sudah menjadi refleksi atau angan dari seorang penyair.
cerminan sosial yang sangat ampuh untuk Percampuran unsur-unsur yang selaras
menggambarkan pola kehidupan manusia. akan melahirkan sebuah puisi yang indah.
Maka tidak heran jika karya sastra mampu Diksi, bahasa figuratif (majas), imaji, bunyi,
menggugah intelektual maupun perasaan rima, tema, dan ritme (irama) adalah unsur
manusia. Masalah-masalah manusia baik pembangun puisi (Citraningrum, 2016, hlm.
secara religius, sosial, hingga yang bersifat 84--86). Penyampaian pesan puisi lebih
individual dapat dimanifestasikan ke dalam menyentuh (mengena) kepada pembaca
karya sastra. Di samping itu, sebuah karya apabila terdapat pemilihan gaya bahasa yang
sastra juga digunakan sebagai media untuk dominan dan yang baik (tepat). Gaya dalam
menyampaikan elemen-elemen kehidupan gaya bahasa sering dikenal dalam studi
dari manusia dan mengandung realita retorika dengan sebutan style. Gaya bahasa
kehidupan dari manusia yang sesekali atau style merupakan teknik menyampaikan
kebenaran itu bersifat historis. Bukan hanya ide atau pemikiran dengan perantara bahasa
sebagai cerminan kehidupan, namun karya yang khusus dengan menampilkan batin dan
sastra juga memiliki tujuan untuk karakteristik penulis (pengguna bahasa).
memberikan nilai didik kepada pembaca Salah satu elemen pembangun nilai
(Rahmawati & Ferdian, 2019). kepuitisan dalam puisi ialah gaya bahasa,
Di antara jenis sastra Indonesia yang karena keindahan puisi ditentukan lewat
besar meliputi novel, drama, hingga puisi. gaya dari segi makna dan keindahan bunyi.
Sebuah karya sastra puisi mengandung inti Salah satu elemen puisi yaitu bahasa kias
apresiatif kesusastraan yang pokok dalam atau gaya bahasa merupakan senjata ampuh
prinsip otonomi sastra yang paling bagi penyair untuk menyampaikan
kompleks, dikarenanakan sebuah puisi dapat pemikirannya ke dalam setiap bait-bait
memanifestasikan gambaran kata-kata puisinya. Setiap penyair memiliki gaya
pilihan yang menciptakan dunia yang unik, bahasa yang berbeda-beda, sehingga setiap
yaitu dunia tentang teks. Sebuah karya puisi tulisan masing-masing penyair
merupakan cara pengekspresian pikiran yang menggambarkan konsep dan watak jati diri
menggugah imajinasi dengan panca indera penyair tersebut. Gaya bahasa yang terdapat
dalam suasana berirama (Pradopo, 2012, dalam suatu karya memudahkan pembaca
hlm. 7). untuk memahami makna dan isi dalam puisi
Puisi merupakan salah satu bentuk karya yang diciptakannya (Inderasari & Ferdian,
yang termasuk dalam kategori sastra. Sejak 2018).
puluhan tahun yang lalu, sebuah puisi Peneliti memakai antologi puisi
dikenal sebagai salah satu karya sastra yang Kasmaran karya Usman Arrumy untuk
sudah familiar di masyarakat. Menurut dijadikan penelitian. Antologi puisi
Meilany (dalam Laila, 2013, hlm. 147) puisi Kasmaran karya Usman Arrumy terdapat
berasal dari istilah bahasa Yunani, yaitu kemenarikan yang dapat dijadikan bahan
‗poeima‘ yang mempunyai arti ‗membuat‘ penelitian. Kemenarikan yang pertama ialah
dan kata ‗poesis‘ yang memiliki arti antologi puisi Kasmaran karya Usman
‗pembuatan‘, selanjutnya bahasa Inggris Arrumy terletak dari aspek tema dan
puisi diistilahakan dengan ―poem‖ atau cerminan kehidupan masyarakat dalam
―poetry‖. Dari dua kata tersebut, akhirnya kegelisahan memilah antara Tuhan, manusia
dapat ditarik kesimpulan bahwa melalui dan cinta. Dalam puisi tersebut

292
291
Gaya Bahasa Perbandingan … . (Slafi & Wihadi)
menggambarkan ketiga hubungan tersebut. dalam puisi sangat diperlukan untuk
Kemenarikan yang kedua ialah, sosok menunjang keberhasilan pembelajaran
penyair puisi Kasmaran yaitu Usman bahasa Indonesia khususnya di tingkat
Arrumy tersebut disinyalir menyatukan dan madrasah atau sederajat.
mengembangkan pemahaman puisi Penelitian terkait gaya bahasa pernah
Indonesia dan Arab. Usman Arrumy di dilakukan Hasanah, Ferdian, & Iqbal,
dalam menulis puisinya ini meneruskan (2019). Dalam penelitian yang mengkaji
kesan tradisi penulisan puisi Sufi. Gaya Bahasa Pada Puisi-Puisi Fadli Zon,
Kemenarikan ketiga ialah karena bait-bait Hasanah, Ferdian, & Iqbal, menyimpulkan
puisi tersebut sangat relevan dengan bahwa penggunaan gaya bahasa yang sering
kehidupan zaman modern yaitu antara digunakan Fadli Zon dalam menyindir
Tuhan, manusia, dan cinta dan cocok dalam kebijakan pemerintah yang dianggapnya
menggambarkan kehidupan anak zaman tidak sesuai dengan keinginannya seperti
sekarang. personifikasi, innuendo, sarkasme, sinisme,
Saat ini puisi kerap tampil dalam epitet, aliterasi, epizeukis, anaphora, dan
berbagai media sosial sebagai manifestasi andiplosis. Persamaan dengan penelitian
mengekspresikan suasana hati manusia tersebut adalah mengkaji gaya bahasa pada
modern, khusunya para remaja. Para remaja puisi. Perbedaan terdapat pada objek kajian
tersebut mengekspresikan bagaimana yang dikaji, antara puisi-puisi Fadli Zon
kondisi fisik dan batinnya ke dalam kata- dengan Antologi Puisi Kasmaran Karya
kata yang indah. Wujud pengungkapan Usman Arrumy. Dari penelitian ini
perasan itulah yang tidak disadari diharapkan dapat melengkapi penelitian
membentuk cerminan dari puisi. Anak sebelumnya terkait dengan contoh-contoh
zaman sekarang sudah biasa menulis kalimat penggunaan gaya bahasa dalam karya sastra
yang indah ke media sosial mereka, puisi, meskipun dengan objek penelitian
contohnya dengan mengunggah ke laman yang berbeda.
facebook, twitter, instagram dan media lain.
Para remaja tersebut berharap akan banyak LANDASAN TEORI
yang menyukai atau like dari tulisannya Hakikat Gaya Bahasa
tersebut. Gaya bahasa dikenal dengan istilah
Fenomena remaja menulis puisi sebagai style dalam retorika. Istilah ‗style‘ atau
caption sudah dianggap hal yang lumrah. ‗stilus‘, diartikan sebagai alat menulis pada
Akan tetapi, melihat kejadian tersebut, lempengan lilin menurut bahasa Latin. Studi
pembelajaran mengenai puisi, khususnya selanjutnya, istilah ‗style‘ berubah artinya
gaya bahasa sangat penting diajarkan di yaitu kelihaian menulis secara indah dengan
sekolah karena siswa hanya mengerti saja media kata-kata (Keraf, 2008, hlm. 112).
menulis puisi tetapi belum mengetahui jenis Bidang ilmu yang membahas tentang gaya
gaya bahasa yang telah digunakannya. Siswa dan gaya bahasa adalah stilistika. Secara
hanya mengungkapkan apa yang mereka umum merujuk kepada gaya bahasa
inginkan tanpa paham jenis dan golongan sehingga secara definisi lebih dalam.
gaya bahasanya. Sebenarnya, makna dari Stilistika ialah pengetahuan yang membahas
sebuah puisi yang ingin disampaikan akan tentang gaya yang dilakukan manusia dalam
tersampaikan dengan baik apabila pemilihan berbagai perbuatan kegiatan manusia
gaya bahasa juga tepat. Lewat puisi (Ratna, 2014, hlm. 167).
penguasaan kosakata, karakteristik gaya Secara singkat Tarigan (2013, hlm.
bahasa oleh remaja siswa dapat diketahui. 4) menjelaskan bahwa gaya bahasa
Jadi pembelajaran tentang gaya bahasa merupakan suatu jalan untuk

293
Totobuang, Vol. 7, No. 2, Desember 2019: 291—306
mengekspresikan apa yang dipikiran lewat Jika ditotal, maka pengklasifikasian gaya
media bahasa secara khas yang bahasa yang termasuk dalam empat
menampilkan ruh dan karakteristik penyair pengklasifikasian ini mencapai lima puluh
(pengguna bahasa). Style (gaya) yaitu teknik lima macam jenis gaya bahasa. Penelitian
yang unik untuk karakteristik pribadi oleh ini hanya akan dijabarkan dua gaya bahasa
seseorang dalam mengekspresikan diri yang yaitu gaya bahasa perulangan dan
mengandung elemen kebahasaan berupa perbandingan sebagai gaya bahasa yang
bentuk wacana, bahasa kiasan, diksi, bahasa paling dominan muncul dalam puisi yang
pigura, struktur kalimat, hingga retorika akan dikaji.
yang lainnya. Linguistik terapan
menjelaskan bahwa stilistika merupakan Gaya bahasa perbandingan adalah sebuah
teknik untuk memaparkan sebuah teks sastra bentuk gaya bahasa yang memakai suatu
dengan cara melalui ilmu teori dan ilmu kata yang bersifat kiasan untuk
metode dan sebaliknya (Satoto, 2012, hlm. memperlihatkan adanya perbandingan, yang
36). bertujuan untuk menunjukkan kesan dan
Ratna (2014, hlm. 84) menjelaskan daya pikat terhadap pembaca atau
tentang gaya bahasa tidak sekadar alat
pendengar. Gaya bahasa perbandingan ini
penyalur, tetapi peralatan untuk menjalankan
sering digunakan untuk tujuan
dan menata secara mandiri dunia sosial
manusia itu sendiri. Di sini, dalam menyandingkan salah satu objek dengan
menggunakan bahasa, fungsi gaya bahasa objek lainnya dengan sistem menyamakan,
sangat sentral baik untuk penulis ataupun melebihkan, atau menggantikan. Gaya
pembaca agar dapat mengembangkan bahasa atau majas perbandingan digunakan
kemampuan bahasa dengan baik. Jadi dapat dengan membandingkan atau
diartikan, bahwa pada galibnya stilistika menyandingkan suatu objek dengan objek
dapat menambah daya pikir, daya yang lainnya yang memiliki karakteristik
pemahaman, dan daya memeroleh isi dengan
budaya. Lebih lanjut, menurut Dale (dalam menunjuk pada sesuatu benda atau hal,
Tarigan, 2013, hlm. 4) gaya bahasa ialah sehingga dapat dibandingkan oleh pembaca
penggunaan bahasa yang elok agar atau penyimak (Faoziah, Herdiana, Sri,
meningkatkan kesan dengan teknik
2019, hlm. 13) , yakni melalui proses
memperkenalkan serta membandingkan
benda atau hal yang satu dengan hal-hal lain penyamaan, pelebihan, atau penggantian.
yang berifat lebih lazim. Dengan kata lebih Pengertian majas repitisi adalah gaya bahasa
singkat ialah dapat menukar dan yang dinyatakan dengan sistem pengulangan
memperoleh konotasi tertentu dengan kata, frasa, dan klausa yang diyakini penting
menggunakan gaya bahasa tertentu. dalam suatu kalimat untuk menampilkan
Penggunaan gaya bahasa dapat maksud dan tujuan. Pengulangan kata, frasa,
diklasifikasikan dalam berbagai cara, penulis dan klausa tersebut dapat ditempatkan pada
yang satu dengan penulis yang lain mungkin bagian depan, tengah atau pada akhir dari
berbeda dalam mengklasifikasikan sebuah kalimat itu. Fungsi pengulangan kata ini
gaya bahasa. Pendapat Tarigan (2013, hlm. tidak lepas sebagai penekanan atau
5--6) menunjukkan jika gaya bahasa penegasan kalimat supaya lebih menarik
diklasifikasikan menjadi empat kelompok, perhatian dari pembaca. Inderasari, Bini dan
meliputi gaya bahasa perbandingan, gaya Ferdian (2019, hlm. 5) mengatakan bahwa
bahasa pertentangan, gaya bahasa pertautan, gaya bahasa repetisi merupakan majas
dan terakhir ialah gaya bahasa perulangan. perulangan yang digunakan sebagai pemanis

293
294
Gaya Bahasa Perbandingan … . (Slafi & Wihadi)
dalam sebuah kalimat maupun tuturan. kesimpulan atau verifikasi (conclusion/
Tujuan majas repetisi, yaitu menegaskan verification) yaitu penarikan kesimpulan
kembali makna pada maksud dan tujuan dari terhadap penelitian yang dilakukan.
kalimat. Jika dilihat dari bentuknya, majas
repetisi termasuk dalam kelompok majas PEMBAHASAN
perulangan. Sedangkan jika dilihat dari
maknanya, majas repetisi termasuk dalam Tabel 1
majas penegasan. Temuan Data Gaya Bahasa

METODE No. Gaya Bahasa Persentase


Penelitian yang dilakukan termasuk 1. Asonansi 29%
ke dalam jenis penelitian deskriptif 2. Aliterasi 0.1%
kualitatif. Arifin (2012, hlm. 29) 3. Epizeukis 1.9%
menjelaskan bahwa penelitian kualitatif 4. Kiasmus 1.2%
yakni penelitian yang dilakukan dengan 5. Tautotes 0.9%
wajar dan alamiah secara objektif dan 6. Epistrofa 0.6%
digunakan untuk menjawab permasalahan 7. Anafora 5,9%
yang ada. Penelitian ini yakni 8. Mesodiplosisi 0.6%
mendeskripsian secara kualitatif tentang 9. Anadiplosis 0.4%
penggunaan gaya bahasa dalam antologi 10. Metafora 12,9%
puisi Kasmaran karya Usman Arrumy, 11. Perumpamaan 2.5%
kemudian mencari gaya bahasa yang paling
12. Personifikasi 12.2%
dominan digunakan di dalamnya dan apa
13. Depersonifikasi 10.7%
saja implikasinya terhadap pembelajaran
14. Antitesis 1.2%
bahasa Indonesia di madrasah. Data dan
sumber data dalam penelitian ini berupa 15. Perfrasis 0.6%
dokumen kumpulan puisi Kasmaran karya 16. Pleonasme 1.5%
Usman Arrumy yang diterbitkan oleh Diva 17. Prolepsis 0.4%
Press tahun 2017 dengan ketebalan 144 18. Koreksio 0.4%
halaman. Dalam penelitian ini, peneliti Terlihat dalam tabel 4.1 di atas, ditemukan
bergerak sebagai instrumen penelitian. data penggunaan gaya bahasa dalam
Pengumpulan data dilakukan dengan antologi puisi Kasmaran karya Usman
observasi dan dokumentasi. Observasi Arrumy sebanyak 680 gaya bahasa. Berikut
digunakan untuk menelaah semua fenomena ini diuraikan data tersebut.
gaya bahasa yang terjadi dalam antologi Gaya bahasa perulangan yang ditemukan
puisi Kasmaran karya Usman Arrumy. 276 data dengan rincian sebagai berikut:
Kemudian dokumentasi dilakukan dengan gaya bahasa asonansi sebanyak 194 data,
menandai, memasukkan data ke dalam kartu gaya bahasa aliterasi sebanyak 1 data, gaya
data yang diperoleh karena data berasal dari bahasa epizeukis sebanyak 13 data, gaya
teks. Langkah-langkah untuk analisis data bahasa kiasmus sebanyak 8 data, gaya
ini yaitu dengan reduksi data (data bahasa tautotes 6 data, gaya bahasa epistrofa
reduction) yaitu peneliti membaca antologi 4 data, gaya bahasa anafora 40 data, gaya
puisi Kasmaran karya Usman Arrumy, bahasa messodilopsis 4 data, gaya bahasa
kemudian menyajikan data (data display) anadiplosis 3 data.
dari hasil pembacaan yang telah dilakukan 1. Gaya bahasa perbandingan ditemukan
dengan mengklasifikasikan data temuan ke 289 data, dengan rincian sebagai berikut:
dalam domain-domian gaya bahasa, dan gaya bahasa metafora 88 data, gaya

295
Totobuang, Vol. 7, No. 2, Desember 2019: 291—306
bahasa perumpamaan 17 data, gaya Bait tersebut dapat dikategorikan
bahasa personifikasi 83 data, gaya dalam gaya bahasa asonansi
bahasa depersonifikasi 73 data, gaya karena berakhiran fonem ‗u‘
bahasa antitetsis 8 data, gaya bahasa yang terdapat pada kata
perfrasis 4 data, gaya bahasa pleonasme ‗rindu‘, ‗keindahanmu‘, dan
10 data, gaya bahasa prolepsis 3 data, ‗pandanganku‘. Aku gairah yang
gaya bahasa koreksio 3 data. menyusun diri sebagai puisi/
2. Gaya bahasa yang paling dominan Dianggit aku bersit-bait, di baris
digunakan dalam buku antologi puisi aku giris-liris/ Dieja aku
Kasmaran karya Usman Arrumy adalah merembaka sebagai gita doa/
gaya bahasa asonansi. Penggunaan gaya Yang memberkahi air mata para
bahasa asonansi atau perulangan vokal pecinta// (Arrumy, 2017, hlm.
yang sama di bagian akhir kalimat ini 27, 1)
dalam buku antologi puisi Kasmaran Kata ‗puisi‘, ‗giris-liris‘, ‗doa‘,
dimaksudkan untuk mendapatkan efek dan ‗pecinta‘ termasuk gaya
penekanan dan juga keindahan dalam bahasa asonansi karena berupa
setiap larik puisinya. Maka dari itu, perulangan vokal yang sama
repetisi vokal ini adalah kekuatan utama berpola i,i,a,a.
yang menjadi ciri khas dalam setiap puisi 2) Aliterasi
yang ada dalam buku antologi puisi Aliterasi ialah gaya bahasa yang
Kasmaran karya Usman Arrumy ini. berbentuk perulangan konsonan
yang sama.
a. Gaya bahasa perulangan a) Senyummu selalu sejuk//
1) Asonansi (Arrumy, 2017, hlm. 32, 1)
Asonansi ialah gaya bahasa yang Larik ini termasuk gaya bahasa
berbentuk perulangan vokal yang aliterasi karena terdapat
sama. perulangan konsonan yang sama
a) Aku bertanya kepada pelaut yaitu huruf ‗s‘ pada awal setiap
tentang cinta/ Pelaut mengarungi kata. Aliterasi ini digunakan agar
kalbu dan menerpa luasnya mendapat kesan indah.
udara/ Kau tak akan mengenali 3. Epizeukis
cinta bila tak menyelami Epizeukis ialah gaya bahasa bersifat
napasnya// (Arrumy, 2017, hlm. langsung, yakni kata yang dimaksud
24, 2) atau ditekankan diulang-ulang.
Setiap akhir larik ini a) Kusentuh kau rubuh/ kuraba kau
menggunakan akhiran vokal yang nestapa/ kujamah kau terbelah/
sama, terdapat pada kata ‗cinta‘, kupegang kau mengerang//
‗udara‘, dan ‗napasnya‘. (Arrumy, 2017, hlm. 78, 3)
Berakhiran vokal huruf ‗a‘ Bait ini termasuk gaya bahasa
sehingga dapat dikategorikan epizeukis karena terdapat
gaya bahasa asonansi. perulangan kata yang
b) Jauh sebelum mata rindu/ dipentingkan yaitu kata ‗kau‘ di
Mendidikku melihat setiap larik. Kata ‗kau‘ ini
keindahanmu/ Kau lebih dulu ditekankan karena menjadi objek
kekal dalam pandanganku// yang dituju oleh pengarang
(Arrumy, 2017, hlm. 25, 1) b) Tuhan akan mengelus wajahku
melalui tanganmu/ Tuhan akan

295
296
Gaya Bahasa Perbandingan … . (Slafi & Wihadi)
menulis namaku menggunakan digunakan pengarang karena sosok
jemarimu/ Tuhan akan ‗aku‘ dalam larik ini bermaksud
menggandeng lenganku memakai memberikan petunjuk kepada
tanganmu// (Arrumy, 2017, hlm. seseorang agar dapat mengubah
90, 1) nasibnya menjadi lebih baik dari
Bait ini termasuk gaya bahasa sebelumnya.
epizeukis karena terdapat b) akuanggak, maka jadikan akulunak//
perulangan kata yang (Arrumy, 2017, hlm. 126, 2)
dipentingkan yaitu kata ‗Tuhan‘. Terdapat inversi antara kata ‗anggak‘
Kata ‗Tuhan‘ muncul pada setiap dan kata ‗lunak‘ yang mempunyai
larik puisi ini sebanyak 3 kali dan makna berbeda. Kata anggak
dapat kita temui pada puisi ditafsirkan sebagai ‗congkak‘,
Asmaraloka. ‗Tuhan‘ sedangkan kata ‗lunak‘ ditafsirkan
dipentingkan karena menjadi sebagai ‗rendah hati‘,. Jadi bait ini
subjek dalam setiap larik dalam dikategorikan ke dalam gaya bahasa
bait ini. kiasmus. Kata ‗anggak‘ dan ‗lunak‘
c) Jangan cari, aku berhilir dalam digunakan pengarang karena sosok
nadi, hadir dalam diri/ Cuma ‗aku‘ ingin mengubah sifat dirinya
kepadamu aku berani berjanji menjadi yang lebih baik dari
sebagai abdi sejati/ jangan sebelumnya.
sangka aku takut karena tak c) Aku rapuh, maka jadikan aku teguh//
menampakkan wujud/ hanya (Arrumy, 2017, hlm. 126, 3)
kepadamu aku rela berbakti agar Inversi kata ‗rapuh‘ yang memiliki
sanggup bertahan hidup/ jangan arti mudah rusak dengan kata teguh
kira aku niskala cuma sebab tak yang bermakna ‗kuat‘ yang terdapat
bisa kauindera/ aku menghamba dalam bait itu dapat dikategorikan
bukan demi mendapatkan puja// dalam gaya bahasa kiasmus. Kata
(Arrumy, 2017, hlm. 115, 2) ‗rapuh‘ dan ‗teguh‘ digunakan
Kata ‗aku‘ dipentingkan karena pengarang karena sosok ‗aku‘ dalam
menjadi penegas dan terdapat di larik ini bermaksud mengubah sifat
setiap larik ini puisi ―Angin‖, dirinya menjadi sosok yang
sehingga bait ini termasuk dalam berkepribadian kuat.
gaya bahasa epizeukis.
4) Tautotes
3) Kiasmus Tautotes ialah gaya bahasa berbentuk
Kiasmus ialah gaya bahasa perulangan perulangan dari kata yang berulang
yang mengandung inversi dari dua kata dalam sebuah konstruksi.
yang terdapat dalam satu kalimat a) Ketika ada,/ Aku hasrat yang
a) Aku retak, maka jadikan aku tegak// merangkai diri sebagai bahasa/
(Arrumy, 2017, hlm. 126, 2) Dicatat aku kalimat, ditata aku kata/
Bait ini dikategorikan dalam gaya Digubah aku berkecambah
bahasa kiasmus karena terdapat sebagaikisah/ Yang mengejawantah
inversi antara kata ‗retak‘ dengan menjadi madah// (Arrumy, 2017,
‗tegak‘ yang kedunya memiliki hlm. 26, 3)
makna yang berbeda. Jadi, dapat Larik puisi ini termasuk ke dalam
dikategorikan ke dalam gaya bahasa gaya bahasa tautotes karena terdapat
kiasmus. Kata ‗retak‘ dan ‗tegak‘ kata yang diulang-ulang dalam

297
Totobuang, Vol. 7, No. 2, Desember 2019: 291—306
sebuah konstruksi yaitu kata ‗aku‘. bertanya kepada penyair tentang
Kata ‗aku‘ ini diulang sebanyak 4 cinta/ Aku bertanya kepada Tuhan
kali dalam konstruksi subjek di bait tentang cinta// (Arrumy, 2017, hlm.
ini. Kata ‗aku‘ ini berulang dalam 24, 1--5)
sebuah konstruksi karena berperan Bait puisi ini dikategorikan dalam
penting dalam hal ini gaya bahasa epistrofa karena
b) Sesudah ada,/ Aku gairah yang terdapat perulangan dari kata
menyusun diri sebagai puisi/ ataupun frasa di akhir kalimat.
Dianggit aku bersit-bait, di baris aku Dalam larik ini ialah kata ‗tentang
giris-liris/ Dieja aku merembaka cinta‘ yang diulang-ulang setiap
sebagai gita doa/ Yang memberkahi akhir kalimat. Perulangan kata
air mata para pecinta// (Arrumy, ‗tentang cinta‘ ini bertujuan untuk
2017, hlm. 27, 1) menandai bahwa kalimat tersebut
Bait puisi ini juga termasuk ke dalam merupakan penegas yang ingin
gaya bahasa tautotes karena terdapat disampaikan pengarang.
kata yang diulang-ulang dalam b) Jauh sebelum mata rindu/ Jauh
sebuah konstruksi yaitu kata ‗aku‘. sebelum tangan rindu/ Jauh sebelum
Kata ‗aku‘ ini diulang dalam bibir rindu/ Jauh sebelum kaki
konstruksi subjek di setiap bait. Kata rindu/ Jauh sebelum naluri rindu//
‗aku‘ ini berulang dalam sebuah (Arrumy, 2017, hlm. 25, 1--5)
konstruksi karena berperan penting Kata ‗rindu‘ ini diulang-ulang di
dalam hal ini setiap akhir kalimat, maka dapat
c) Pembatas buku membatasi halaman dikategorikan dalam gaya bahasa
dan lembaran/ sementara kau epsitrofa. Kata ‗rindu‘ diulang-ulang
pembatas antara kenangan dan bertujuan untuk menerangkan bahwa
kesendirian/ pembatas buku kerinduan yang dirasakan sudah
membatasai kata-kata yang belum sangat menggebu-gebu.
selesai kubaca/ kau membatasi kata- c) Ada banyak cara untuk mengenal
kata dari sesuatu yang hendak Tuhan/ Ada banyak cara untuk
disampaikan air mata// (Arrumy, menjumpai Tuhan/ Ada banyak cara
2017, hlm. 34, 1) untuk mendengarkan Tuhan/ Ada
Kata ‗pembatas‘ ini diulang-ulang banyak cara untuk merasakan
dalam sebuah konstruksi sehingga Tuhan/ Ada banyak cara untuk hidup
dapat dikategorikan dalam gaya di dalam Tuhan// (Arrumy, 2017,
bahasa tautotes. Kata ‗pembatas‘ ini hlm. 55, 1--5)
berulang dalam sebuah konstruksi Kata ‗Tuhan‘ di larik ini diulang-
karena berperan penting dalam hal ulang pada setiap akhir kalimat,
ini. maka larik puisi ini dapat
dikategorikan ke dalam gaya bahasa
5) Epistrofa epistrofa. Kata ‗Tuhan‘ ini
Epistrofa ialah gaya bahasa berbentuk digunakan karena pengarang ingin
perulangan dari kata maupun frasa di melukiskan bahwa ‗Tuhan‘
akhir kalimat ataupun kalimat beruntun. merupakan tujuan yang utama yang
a) Aku bertanya kepada pendaki ingin dikehendaki oleh manusia.
tentang cinta/ Aku bertanya kepada
pelaut tentang cinta/ Aku bertanya
kepada petani tentang cinta/ Aku

298
297
Gaya Bahasa Perbandingan … . (Slafi & Wihadi)
6) Anafora demikian, larik puisi ini
Anafora ialah gaya bahasa berbentuk dikategorikan ke dalam gaya bahasa
perulangan setiap kata pertama di setiap Anfora. Kata ‗aku‘ ini diulang-ulang
kalimat atau baris. karena bertujuan menggambarkan
a) Ketika memandangmu, aku dapat sosok aku sebagai sosok yang mudah
menjelaskan kepada semesta, menyesuaikan diri dengan keadaan
mengapa Tuhan mencintai lingkungan apapun.
keindahan/ ketika memandangmu
aku taklagi penasaran dengan surga: 7. Mesodilopsis
kau ringkasan dari keindahannya// Mesodilopsis ialah gaya bahasa
(Arrumy, 2017, hlm. 33, 1--2) perulangan dari frasa ataupun kata di
Terdapat perulangan kata ‗ketika tengah-tengah baris atau beberapa
memandangmu‘ di setiap kata kalimat beruntun.
pertama setiap kalimat. Maka larik a) Para nabi dianugerahi mukjizat/
puisi ini dikategorikan ke dalam gaya para wali dianugerahi keramat/ dan
bahasa Anfora. Penggunaan kata aku dianugerahi senyummu//
‗ketika memandangmu‘ ini diulang (Arrumy, 2017, hlm. 32, 2)
sebanyak 2 kali agar dapat Kata ‗dianugerahi‘ pada larik ini
memberikan penegasan bahwa diulang-ulang di tengah-tengah baris
Tuhan telah menciptakan ciptaan- secara beruntun, maka bait puisi ini
ciptaan yang sangat indah. dapat dikategorikan dalam gaya
b) Aku kain kafanmu yang membungkus bahasa mesodilopsis. Kata
pucat kenangmu/ aku tandu ‗dianugerahi‘ ini dipakai berulang-
kerandamu, yang mengusung duka ulang karena bertujuan menjadi alat
perkabungan/ aku liang lahat, penyambung dari subjek ke objek di
tempat cintamu istirahat/ aku muram dalam bait tersebut.
makam tempat cintamu semayam// b) Jika kauletakkan di mata, aku
(Arrumy, 2017, hlm. 39, 1--2) penangkal kelimun kantukmu/ jika
Terdapat perulangan kata ‗aku‘ di kauletakkan di telinga, aku
setiap kata pertama setiap kalimat. penyadap yang merekam surai/ Jika
Maka larik puisi ini dikategorikan ke kauletakkan di mulut, aku juru
dalam gaya bahasa Anfora. Kata bicara yang suka menyebut/ jika kau
‗aku‘ ini diulang-ulang karena letakkan di tangan, aku pembela
bertujuan menggambarkan sosok aku yang menguatkan lenganmu......//
sebagai sosok yang sangat berguna. (Arrumy, 2017, hlm. 48--49, 1-7)
c) Jika kauletakkandi mata, aku Kata ‗aku‘ pada larik ini diulang-
penangkal kelimun kantukmu/ jika ulang di tengah-tengah baris secara
kauletakkandi telinga, aku penyadap beruntun, maka larik puisi ini dapat
yang merekam surai/ Jika dikategorikan dalam gaya bahasa
kauletakkan di mulut, aku juru mesodilopsis. Kata ‗aku‘ ini dipakai
bicara yang suka menyebut/ jika kau berulang-ulang karena bertujuan
letakkan di tangan, aku pembela menjadi pelaku sekaligus penegas
yang menguatkan lenganmu......// yang berperan penting dalam bait ini.
(Arrumy, 2017, hlm. 48--49, 1-7) c) Cintaku ke kamu lebih dekat/
Terdapat perulangan kata ‗ketika Cintaku ke kamu lebih dekat/
memandangmu‘ di setiap kata Cintaku ke kamu lebih dekat/
pertama setiap kalimat. Dengan Cintaku ke kamu lebih dekat/

299
Totobuang, Vol. 7, No. 2, Desember 2019: 291—306
Cintaku ke kamu lebih dekat bahasa anadiplosis. Penggunaan
............// (Arrumy, 2017, hlm. 56, 1) gaya bahasa ini dimaksudkan agar
Kata ‗ke kamu‘ pada bait ini diulang- menjadi kalimat penjelas bagi
ulang di tengah-tengah baris secara kalimat sebelumnya.
beruntun, maka larik puisi ini dapat
dikategorikan ke dalam gaya bahasa b. Gaya bahasa perbandingan
mesodilopsis. Kata ‗ke kamu‘ ini 1) Metafora
dipakai berulang-ulang karena Metafora ialah penggunaan kata yang
bertujuan menjadi objek penegas bukan merupakan arti sebenarnya atau
yang dikenai masalah dalam bait ini. makna kias, dipakai untuk
menggambarkan atas dasar
7) Andiplosis perbandingan atau persamaan.
Anadiplosis ialah gaya bahasa repetisi Metafora sendiri bersumber dari
dari kata atau frasa terakhir dalam bahasa Yunani yakni ―metaphora‖,
kalimat atau klausa menjadi kata atau ―meta‖ bermakna ―melebihi‖ dan
frasa awal dari kalusa atau kalimat ―pharein‖ yang berarti ―membawa‖.
berikutnya. Tarigan (2013, hlm. 15) menjelaskan
a) Ada banyak jalan/ dan setiap jalan bahwa metafora termasuk gaya
punya penjuru// (Arrumy, 2017, hlm. perbandingan paling ringkas, terpadat,
59, 1) dan terstruktur rapi.
Kata ‗jalan‘ini direpetisi pada akhir a) Insomnia terbuat dari mata kopi//
kalimat menjadi awal dari kalimat (Arrumy, 2017, hlm. 28, 1)
berikutnya, maka bait puisi ini Larik pusi dikategorikan sebagai
dikategorikan ke dalam gaya bahasa gaya bahasa metafora karena
anadiplosis. Penggunaan gaya membandingkan kata ‗insomnia‘
bahasa ini dimaksudkan agar menjadi dengan mata kopi. Maksud kalimat
kalimat penjelas bagi kalimat di atas adalah jika meminum kopi
sebelumnya akan membuat seseorang merasa
b) Yang kuasa menanggung kesumat tidak mengantuk selama semalam
rindu/ rindu yang berasal dari suntuk.
kesenyapan sabda// (Arrumy, 2017, b) Insomnia terbuat dari dari
hlm. 80, 3) kelelawar// (Arrumy, 2017, hlm. 28,
Kata ‗rindu‘ini direpetisi pada akhir 3)
kalimat menjadi awal dari kalimat Kalimat di atas dikategorikan dalam
berikutnya, maka larik puisi ini gaya bahasa metafora karena
dikategorikan ke dalam gaya bahasa insomnia itu dianggap sebagai
anadiplosis. Penggunaan gaya hewan kelelawar yang tidak tidur di
bahasa ini dimaksudkan agar menjadi malam hari. Kelelawar dipakai
kalimat penjelas bagi kalimat karena menggambarkan kebiasaan
sebelumnya. beraktivitas pada malam hari, dan
c) Kata-katamu memanggil puisiku/ tidak tidur di waktu malam.
seketika puisiku menafsirkan sorot c) Kerinduanku adalah bunyi//
matamu// (Arrumy, 2017, hlm. 81, 1) (Arrumy, 2017, hlm. 30, 1)
Kata ‗puisiku‘ini direpetisi pada Larik ini dikategorikan sebagai gaya
akhir kalimat menjadi awal dari bahasa metafora karena
kalimat berikutnya, maka larik puisi membandingkan antara kerinduan
ini dikategorikan ke dalam gaya dengan bunyi. Maksudnya kerinduan

299
300
Gaya Bahasa Perbandingan … . (Slafi & Wihadi)
itu sering muncul seperti bunyi yang diibaratkan hidup yang bisa
mudah sekali muncul dalam merasakan rindu seperti manusia.
kehidupan. b) Bait-baitnya kusulih dari abu yang
rindu jadi kayu// (Arrumy, 2017,
2) Perumpamaan hlm. 31, 4)
Perumpamaan ialah perbandingan antara Larik di atas termasuk gaya bahasa
dua hal yang pada dasarnya berbeda dan personifikasi karena ‗abu‘
secara sengaja dianggap hal itu sama. diibaratkan hidup yang bisa
Maka dari itu, sering dianggap bahwa merasakan rindu seperti manusia.
perumpamaan dan persamaan itu adalah Kata ‗abu yang rindu jadi kayu‘
dua kata yang sama. Secara jelas dalam digunakan pengarang karena
perumpamaan dinyatakan dengan kata menunjukkan hal-hal yang tidak
seperti, bak, ibarat, dan lainnya yang akan mungkin dapat digantikan lagi
sejenis. keberadaannya.
a) Aku mencecap getirmu yang c) Seperti laut yang senantiasa tabah
menggeriap bagai gerimis// menjaga kedalamannya// (Arrumy,
(Arrumy, 2017, hlm. 111, 5) 2017, hlm. 37, 1)
Larik di atas dikategorikan sebagai Larik di atas termasuk gaya bahasa
gaya bahasa perumpamaan karena personifikasi karena ‗laut‘
‗aku‘ dibandingkan dengan gerimis. diibaratkan hidup yang bisa
Gaya bahasa ini mengibaratkan merasakan tabah seperti manusia.
sosok ‗aku‘ memiliki sifat seperti Penggunaan kata ‗laut‘ ini karena
‗gerimis‘ laut adalah tempat yang secara
b) Sebagai batu, aku termangu sekilas tidak dapat diukur
memandang parasmu// (Arrumy, kedalamannya secara kasat mata.
2017, hlm. 113, 1)
Larik di atas termasuk gaya bahasa 4) Depersonifikasi
perumpamaan karena sifat ‗aku‘ Depersonifikasi ialah antonim dari
yang terpesona dengan kecantikan personifikasi, yaitu gaya bahasa yang
seseorang yang membuat ‗aku‘ membendakan manusia. Terkandung
menjadi diam seperti batu. dalam kalimat pengandaian, biasanya
c) Mengharap kau sebagai nyala menggunakan kata kalau, dan lainnya
rindu// (Arrumy, 2017, hlm. 113, 3) yang sejenis untuk penjelas harapan
Larik ini dikategorikan sebagai gaya atau gagasan.
bahasa perumpamaan karena a) Aku lilin yang melumer// (Arrumy,
mengibaratkan ‗kau‘ seperti ‗rindu‘ 2017, hlm. 104, 4)
yang selalu muncul setiap saat. Larik ini dikategorikan sebagai gaya
3) Personifikasi bahasa depersonifikasi karena ‗aku‘
Personifikasi yakni gaya bahasa yang diibaratkan menjadi benda tidak
meletakkan sifat-sifat kemanusiaan hidup yaitu ‗lilin‘
untuk benda yang mati ataupun ide-ide b) Kau ombak dalam lautku// (Arrumy,
yang berbentuk abstrak 2017, hlm. 106, 2)
a) Lariknya kusitir dari hujan yang Larik ini dikategorikan sebagai gaya
rindu jadi mendung// (Arrumy, 2017, bahasa depersonifikasi karena
hlm. 31, 3) mengibaratkan ‗kau‘ seolah-olah
Larik ini dikategorikan sebagai gaya menjadi benda mati yaitu ‗ombak‘
bahasa personifikasi karena ‗hujan‘

301
Totobuang, Vol. 7, No. 2, Desember 2019: 291—306
c) Aku bara dalam apimu// (Arrumy, untuk menegaskan bahwa sesuatu
2017, hlm. 106, 2) yang ada di semesta pasti akan
Larik ini dikategorikan sebagai gaya lenyap, tetapi sesuatu yang berada
bahasa depersonifikasi karena dalam cinta akan kekal.
mengibaratkan ‗aku‘ seolah-olah
menjadi benda mati yaitu ‗bara‘. 6) Perfrasis
Perfrasis ialah gaya bahasa yang mirip
5) Antitesis denga pleonasme, tetapi gaya bahasa
Antitesis ialah gaya bahasa yang yang berlebihan itu bisa disubtitusi
membandingkan antara dua antonim dengan satu kata saja.
yang mempunyai arti semantik berbeda. a) Terberkatilah mereka yang setiap
a) Tuhan ada di gelapku ketika pagi teratur membasahi bibirnya
kaupadamkan lampumu/ Tuhan ada dengan kopi// (Arrumy, 2017, hlm.
di terangku ketika kaunyalakan 64, 2).
cahayamu// (Arrumy, 2017, hlm. 90, Larik puisi di atas dikategorikan ke
2) dalam gaya bahasa perfrasis karena
Larik ini termasuk gaya bahasa terdapat kata yang berlebihan
antitesis karena terdapat dua kata ‗teratur membasahi bibirnya dengan
yang berantonim yaitu kata ‗di kopi‘ itu bisa diganti dengan satu
gelapku‘ dan ‗di terangku‘ yang kata saja yaitu ‗minum kopi‘. Gaya
mempunyai arti semantik yang bahasa ini bermaksud untuk
berbeda. Penggunaa gaya bahasa mendapatkan kindahan.
antitesis ini bertujuan untuk b) Waktu itu kita akan sama-sama
menegaskan bahwa Tuhan dapat menggigil dalam sepi// (Arrumy,
berada di tempat manapun. 2017, hlm. 68, 2). Dapat diganti
b) Tuhan ada di tidurku ketika kau dengan kata ‗kesepian‘
bersama lelapku/ Tuhan ada Larik puisi di atas dikategorikan ke
disadarku ketika kau terjaga dalam gaya bahasa perfrasis karena
untukku// (Arrumy, 2017, hlm. 90, 3) terdapat kata yang berlebihan ‗sama-
Larik ini termasuk gaya bahasa sama menggigil dalam sepi‘ itu bisa
antitesis karena terdapat dua kata diganti dengan kata ‗kesepian‘. Gaya
yang berantonim yaitu kata ‗di bahasa perfrasis ini dapat dijumpai
tidurku‘ dan ‗di sadarku‘ yang dalam puisi ―Surah Kopi‖.
mempunyai arti semantik yang c) Dan sang pawang terlihat gamang
berbeda. Penggunaa gaya bahasa menyaksikan Jailangkung
antitesisi ini bertujuan untuk terkurung// (Arrumy, 2017, hlm. 75,
menegaskan bahwa Tuhan berada di 1).
setiap bagian makhluknya. Larik puisi di atas dikategorikan ke
c) Setiap yang sirna dari semesta/ akan dalam gaya bahasa perfrasis karena
kau jumpai abadi dalam cinta// terdapat kata yang berlebihan
(Arrumy, 2017, hlm. 96, 2) ‗terlihat gamang‘ itu bisa diganti
Larik ini termasuk gaya bahasa dengan kata ‗takut. Gaya bahasa ini
antitesis karena terdapat dua kata dapat ditemukan dalam puisi
yang berantonim yaitu kata ‗sirna‘ ―Jailangkung‖
dan ‗abadi‘ yang mempunyai arti
semantik yang berbeda. Penggunaa
gaya bahasa antitesis ini bertujuan

302
301
Gaya Bahasa Perbandingan … . (Slafi & Wihadi)
7) Pleonasme Bait puisi ini termasuk gaya bahasa
Pleonasme atau tautologi ialah gaya prolepsis karena menggunakan kata-
bahasa yang menggunakan kata yang kata tertentu yaitu kata-kata ‗kau
berlebihan, sebenarnya tidak takakan mengenali cinta‘ yang
dibutuhkan. bertujuan untuk memberikan efek
a) Menjaga kantukmu dari godaan dan kesan sebelum menuju topik
tidur// (Arrumy, 2017, hlm. 29, 1) pembahasan. Gaya bahasa ini dapat
Larik puisi ini dikategorikan sebagai ditemukan pada puisi ―Pertanyaan
gaya bahasa pleonasme karena Tentang Cinta‖
menggunakan kata berlebihan yaitu b) Aku jadi berharap bahwa kelak,
kata ‗godaan‘ yang sebenarnya tidak entah kapan Tuhan akan mencintaiku
dibutuhkan. Kata ‗godaan‘ ini melalui hatimu// (Arrumy, 2017,
meskipun dihilangkan, larik tersebut hlm. 91, 2).
masih mempunyai makna yang utuh. Larik puisi ini termasuk gaya bahasa
b) Aku izin pamit untuk pergi// prolepsis karena menggunakan kata-
(Arrumy, 2017, hlm. 40, 1) kata tertentu yaitu kata-kata ‗aku jadi
Larik puisi di atas dikategorikan berharap bahwa kelak‘ yang
sebagai gaya bahasa pleonasme bertujuan untuk memberikan efek
karena menggunakan kata berlebihan dan kesan sebelum menuju topik
yaitu kata ‗pamit‘ yang sebenarnya pembahasan. Gaya bahasa ini dapat
tidak dibutuhkan. Kata ‗pamit‘ ini ditemukan pada puisi ―Asmaraloka‖.
meskipun dihilangkan, larik tersebut c) Aku begitu berhasrat menulis puisi
masih mempunyai makna yang utuh. untuk kupersembahkan kepada
c) Bahwa semua harum bunga telah perempuan// (Arrumy, 2017, hlm.
diringkas oleh aroma kopimu// (6, 1) 97, 1).
Larik puisi ini dikategorikan sebagai Larik puisi ini termasuk gaya bahasa
gaya bahasa pleonasme karena prolepsis karena menggunakan kata-
menggunakan kata berlebihan yaitu kata tertentu yaitu kata-kata ‗aku
kata ‗bahwa‘ yang sebenarnya tidak begitu berhasrat menulis puisi‘ yang
dibutuhkan. Kata ‗bahwa‘ ini bertujuan untuk memberikan efek
meskipun dihilangkan, larik tersebut dan kesan sebelum menuju topik
masih mempunyai makna yang utuh. pembahasan.

8) Prolepsis 9) Koreksio
Prolepsis atau antisipasi ialah gaya Koreksio atau epanortosis, ialah gaya
bahasa yang digunakan untuk memberi bahasa berbentuk penegasan untuk
efek atau kesan sebelum menuju sesuatu hal, akan tetapi diperbaiki lagi.
kepada topik pembahasan. a) Bukan semata karena empat cangkir
a) Kau takakan mengenali cinta bila tak kopi pelaku insomnia tak
menyadari bahayanya/ kau takakan menghendaki mimpi/ bukan juga
mengenali cinta bila tak menyelami karena tiga bungkus samsu pengidap
nasibnya/kau takakan mengenali insomnia melek sesuntuk waktu//
cinta bila tak menggali lubuknya/ (Arrumy, 2017, hlm. 99, 2).
Kau takakan mengenali cinta bila tak Bait puisi di atas dikategorikan
beriman pada senyapnya// (Arrumy, dalam gaya bahasa koreksio karena
2017, hlm. 24, 1-4) terdapat kalimat berbentuk
penegasan ‗Bukan semata karena

303
Totobuang, Vol. 7, No. 2, Desember 2019: 291—306
empat cangkir kopi pelaku insomnia karya sastra ini memiliki kandungan tentang
tak menghendaki mimpi‘, akan tetapi mengenal nilai-nilai, ide-ide baru, dan juga
diperbaiki lagi dengan kata tentang pengajaran hidup manusia dan
selanjutnya ‗bukan juga karena tiga kemanusiaan. Maka dari itu, dapat ditarik
bungkus samsu pengidap insomnia kesimpulan bahwa pengajaran sastra
melek sesuntuk waktu‘. memiliki tujuan yang paling utama adalah
b) Aku tak bersuara bukan karena bisu/ memiliki keahlian apresiasi kreatif.
tapi saban kau pandang aku, semua Apresiasi kreatif dalam hal ini adalah
katakataku beku// (Arrumy, 2017, berbentuk merespons sastra. Siswa di
hlm. 113, 2) Madrasah Aliyah diharapkan memiliki
Bait pada puisi di atas dikategorikan modal untuk mampu merespon semua
dalam gaya bahasa koreksio karena kejadian dalam hidup baik secara imajinatif
terdapat kalimat berbentuk dan artistik dengan bahasa sebagai media
penegasan ‗Aku tak bersuara bukan perantaranya. Karena sastra sendiri muncul
karena bisu‘, akan tetapi diperbaiki akibat dari hasil pengimajinasian tentang
lagi dengan kata selanjutnya ‗tapi seluk-beluk kehidupan manusia.
saban kau pandang aku, semua kata- Pembelajaran sastra di madarasah aliyah
kataku beku‘. khusunya sastra bergenre puisi, siswa
c) Aku tak bergerak bukan karena diharapkan mampu melakukan kegiatan
lumpuh/ tapi setiap ruhku kau sentuh mengapresiasi puisi. Dalam mengapresiasi
seluruh tubuh terasa rapuh// puisi ini siswa diharuskan sanggup
(Arrumy, 2017, hlm. 113, 3). mengenal puisi tersebut, kemudian
Bait puisi di atas dikategorikan memahaminya, berlanjut menghargai puisi
dalam gaya bahasa koreksio karena itu, kemudian menilai puisi, dan yang
terdapat kalimat berbentuk terakhir dapat memberikan makna terhadap
penegasan ‗Aku tak bergerak bukan puisi yang digunakan. Di tingkat awal
karena lumpuh‘, akan tetapi sekolah, siswa diharapkan sudah mampu
diperbaiki lagi dengan kata mengenal karya sastra khusunya sastra
selanjutnya ‗tapi setiap ruhku kau bergenre puisi.
sentuh seluruh tubuh terasa rapuh‘. Selanjutnya di tingkat madrasah aliyah
ini siswa dituntut dapat mengidentifikasi
Implikasi Gaya Bahasa dalam Antologi unsur pembangun puisi yang terdapat pada
Puisi Kasmaran Karya Usman Arrumy KD (3.16 dan 4.16) yang berbunyi
terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia ―mengidentifikasi suasana, tema, dan makna
di Madrasah Aliyah beberapa puisi yang terkandung dalam
Pembelajaran bahasa Indonesia di antologi puisi yang diperdengarkan atau
Madrasah Aliyah tentu tidak lepas dengan dibaca‖ dan ―mendemonstrasikan
pengajaran sastra. Pengajaran sastra di (membacakan atau memusikalisasikan) satu
Madrasah Aliyah bertujuan untuk puisi dari antologi puisi atau kumpulan puisi
menimbulkan kepekaan yang baik terhadap dengan memerhatikan vokal, ekspresi, dan
karya sastra. Kepekaan inilah yang akan intonasi (tekanan dinamik dan tekanan
menimbulkan ketertarikan dan dorongan tempo)‖. Kemudian menghayati sastra puisi
siswa-siswa madrasah aliyah untuk dengan cara menganalisis unsur-unsur
membaca lebih banyak tentang karya sastra. pembangun puisi yang terdapat pada KD
Lewat karya sastra inilah para guru bahasa (3.17 dan 4.17) yang berbunyi sebagai
Indonesia menyampaikan kepada siswanya berikut ―menganalisis unsur pembangun
supaya giat membaca karya sastra, karena puisi‖ dan ―menulis puisi dengan

303
304
Gaya Bahasa Perbandingan … . (Slafi & Wihadi)
memerhatikan unsur pembangunnya (tema, berikut: gaya bahasa metafora,
diksi, gaya bahasa, imaji, struktur, perumpamaan, personifikasi,
perwajahan)‖. depersonifikasi, antitetsis, perfrasis,
Apresiasi puisi ini akan mudah pleonasme, prolepsis, koreksio.
dilaksanakan apabila guru yang mengajarkan Gaya bahasa yang paling dominan
materi ini dapat memunculkan rasa cinta dipakai dalam antologi puisi Kasmaran
kepada siswanya terhadap puisi. Supaya karya Usman Arrumy adalah gaya bahasa
siswa dapat memunculkan rasa cinta ini guru asonansi. Penggunaan gaya bahasa asonansi
diwajibkan mampu menciptakan proses atau perulangan vokal yang sama di bagian
pembelajaran puisi yang menyenangkan dan akhir kalimat ini dimaksdukan untuk
semenarik mungkin. Di samping hal itu, mendapatkan efek penekanan dan juga
guru diwajibkan mempunyai kemampuan keindahan dalam setiap larik puisinya. Maka
menguasai seluruh materi sastra puisi yang dari itu, repetisi vokal ini adalah kekuatan
akan diajarkan secara utuh. utama yang menjadi ciri khas dalam setiap
Maka dari itu, guru harus mampu puisi yang ada dalam buku antologi puisi
memilih materi bahan ajar yang tepat, Kasmaran karya Usman Arrumy ini.
khususnya dalam hal ini bahan ajar Gaya bahasa yang dipakai dalam
pembelajaran puisi yang akan dimanfaatkan antologi puisi Kasmaran karya Usma
dalam aktivitas pembelajaran. Apabila guru Arrumy memiliki implikasi terhadap
ingin mengaitkan dengan antologi puisi pembelajaran bahasa Indonesia di madrasah
Kasmaran karya Usman Arrumy, maka guru aliyah. Antologi puisi ini bisa dipakai
bisa memanfaatkan buku antologi puisi ini sebagai bahan rujukan pengajaran
untuk bahan pengajaran pembelajaran. pembelajaran sastra khususnya puisi.
Seluruh puisi yang terdapat dalam antologi Seluruh puisi yang terdapat dalam antologi
puisi Kasmaran ini sangat kaya dengan puisi Kasmaran ini sangat kaya dengan
penggunaan gaya bahasa. Maka secara penggunaan gaya bahasa. Maka secara
keseluruhan, guru dapat mengajarkan keseluruhan, guru dapat mengajarakan
dengan baik kepada siswa pada tingkat dengan baik kepada siswa pada tingkat
madrasah aliyah sehingga mampu madrasah aliyah sehingga siswa mampu
memahami dan mengaplikasikan dengan memahami dan mengaplikasikan dengan
mudah penggunaan gaya bahasa yang mudah penggunaan gaya bahasa yang
terdapat dalam karya sastra bergenre puisi terdapat dalam sastra bergenre puisi
tersebut. tersebut.

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Gaya bahasa yang digunakan pada
46 puisi yang terdapat dalam antologi puisi Arifin, Z. (2012). Penelitian Pendidikan
Kasmaran karya Usman Arrumy adalah Metode dan Paradigma Baru. Bandung:
gaya bahasa perulangan dengan rincian PT Remaja Rosda Karya.
sebagai berikut: gaya bahasa asonansi, gaya Arrumy, U. (2017). Kasmaran. Yogyakarta:
bahasa aliterasi sebanyak, gaya bahasa Diva Press.
epizeukis, gaya bahasa kiasmus, gaya bahasa Citraningrum, D. M. (2016). Menulis Puisi
tautotes, gaya bahasa epistrofa, gaya bahasa dengan Teknik Pembelajaran yang
anafora, gaya bahasa messodilopsis, gaya Kreatif. Belajar Bahasa. 1 (1): 84-86.
bahasa anadiplosis. Gaya bahasa Gloriani, Y & Taty, N. (2012). Analisis
perbandingan, dengan rincian sebagai Diksi, Rima, dan Gaya Bahasa pada
Puisi Karya Siswa Kelas VIII SMP

305
Totobuang, Vol. 7, No. 2, Desember 2019: 291—306
Negeri 1 Sindangagung Kabupaten Ratna, N. K. (2014). Stilistika Kajian
Kuningan Tahun Ajaran 2012/2013. Puitika Bahasa, Sastra, dan Budaya.
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra. 18 Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
(1): 2. Rokhmansyah, A. (2014). Studi dan
Faoziah I., Herdiana, Sri M. (2019). Gaya Pengkajian Sastra Perkenalan Awal
Bahasa Pada Lirik Lagu Dalam Album terhadap Ilmu. Yogyakarta: Graha
“Gajah” Karya Muhammad Tulus. Ilmu.
Literasi. 3(1), 9-22. Satoto, S. (2012). Stilistika. Yogyakarta:
Hartoko dan Rahmanto. (1986). Pemandu di Penerbit Ombak.
Dunia Sastra. Yogyakarta: Kanisius. Sayuti, S. A. (2000). Berkenalan dengan
Hasanah, D. U., Ferdian, A., & Iqbal, S. A. Prosa. Yogyakarta: Gama Media.
A. (2019). Analisis Penggunaan Gaya Siswantoro. (2010). Metode Penelitian
Bahasa pada Puisi-Puisi. Kembara, Sastra Analisis Struktur Puisi.
5(1), 13–26. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Inderasari, E., & Ferdian, A. (2018). Styles Sulkifli. (2016). Kemampuan Menulis Puisi
Of Repetition And Comparison Moral Siwa Kelas VIII SMP Negeri Satu Atap
Message In Koplo Gener Dangdut Song 3 Langgikima Kabupaten Konawe
(Gaya Bahasa Repetisi dan Utara. Jurnal Bastra. 1 (1).
Perbandingan Serta Pesan Moral pada Suroto. (1989).Teori dan Bimbingan
Lirik Lagu Genre Dangdut Koplo). Apresiasi Sastra Indonesia untuk SMU.
Gramatika, 4(2), 325–329. Jakarta: Erlangga.
Inderasari, E. Bini, L., & Ferdian A., (2019). Suryaman, Maman, Wiyatmi. (2012). Puisi
Penggunaan Bahasa Dakwah Ustaz Indonesia. Yogyakarta: Penerbit
Hanan Attaki di Media Sosial Ombak.
Instagram (The Usage of Language by Tarigan, H. G. (2013). Pengajaran Gaya
Ustaz Hanan Attaki on Instagram Bahasa. Bandung: Angkasa.
Social Media. Jalabahasa. 15(1): 1-15.
Keraf, G. (2008). Diksi dan Gaya Bahasa.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Kosasih. (2008). Apresiasi Sastra Indonesia.
Jakarta: Nobel Edumedia.
Laila, A. (2013). Gaya Bahasa
Perbandingan dalam Kumpulan Puisi
Melihat Api Bekerja Karya M Aan
Mansyur (Tinjauan Stilistika). Jurnal
Gramatika. 2. (i2): 146-163.
Pradopo, R. D. (2012). Pengkajian Puisi.
Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Rahmawati, E., & Ferdian, A. (2019). Nilai-
Nilai Moral Novel Peter Karya Risa
Saraswati dan Relevansinya dengan
Pembelajaran Bahasa. Lingua Franca:
Jurnal Bahasa, Sastra, Dan
Pengajarannya, 7(1), 52–64.

306
305

You might also like