You are on page 1of 9

DOI: https://doi.org/10.24843/JH.2020.v24.i04.

p09 p-ISSN: 2528-5076, e-ISSN: 2302-920X


Terakreditasi Sinta-4, SK No: 23/E/KPT/2019 Humanis
Vol 24.4 Nopember 2020: 409-417

Pupulan Puisi Sangsiah Kélangan Somah Karya I Gdé Nala


Antara Analisis Struktur

Ni Luh Dewi Nirmalasari*, Luh Putu Puspawati, I Wayan Suteja


Program Studi Sastra Bali, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana
[nirmalasaridewi122@gmail.com], [puspawati1960@yahoo.co.id],
[wynsuteja80@yahoo.com]
Denpasar, Bali, Indonesia
*Corresponding Author

Abstract
This study is entitled “Pupulan Puisi Sangsiah Kélangan Somah Karya I Gdé Nala Antara
Analisis Struktur”. Pupulan Puisi Sangsiah Kélangan Somah consists of four poems, namely
poem Sangsiah Kélangan Somah, Tresna Uluh Kalarau, Pasah, and Semara Tan Patepi. Pupulan
Puisi Sangsiah Kélangan Somah is analyzed by structural theory from Herman J. Waluyo. This
study aims to describe the forming structures contained in the Pupulan Puisi Sangsiah Kélangan
Somah in the form of physical structures and mental structures. Methods and techniques for
providing research data using library and interview methods are supported by document,
recording and note taking techniques. The methods and techniques of analyzing research data
use descriptive analytic methods, and the hermeneutic method is assisted with translation and
note taking techniques. The methods and techniques of presenting data analysis use formal and
informal methods and are supported by deductive and inductive techniques. The structures that
make up the Pupulan Puisi Sangsiah Kélangan Somah are divided into two, namely the physical
structure (diction, imagination, concrete words, figurative speech or language, versification, and
typography) and the mental structure (theme, taste, tone, and mandate).

Keywords: The Poetrys, Physical Structures, and Mental Structures.

Abstrak
Penelitian ini berjudul “Pupulan Puisi Sangsiah Kélangan Somah Karya I Gdé Nala Antara
Analisis Struktur”. Pupulan Puisi Sangsiah Kélangan Somah terdiri dari empat puisi, yaitu puisi
Sangsiah Kélangan Somah, Tresna Uluh Kalarau, Pasah, dan Semara Tan Patepi. Pupulan Puisi
Sangsiah Kélangan Somah dianalisis dengan teori struktur dari Herman J. Waluyo. Kajian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan struktur pembentuk yang terdapat pada Pupulan Puisi
Sangsiah Kélangan Somah berupa struktur fisik dan struktur batin. Metode dan teknik
penyediaan data penelitian menggunakan metode kepustakaan dan wawancara didukung oleh
teknik dokumen, perekaman dan pencatatan. Metode dan teknik analisis data penelitian
menggunakan metode deskriptif analitik, dan metode hermeneutika dibantu dengan teknik
terjemahan dan pencatatan. Metode dan teknik penyajian analisis data menggunakan metode
formal dan informal serta didukung dengan teknik deduktif dan induktif. Struktur yang
membentuk Pupulan Puisi Sangsiah Kélangan Somah dibagi menjadi dua, yaitu struktur fisik
(diksi, pengimajian, kata konkret, majas atau bahasa figuratif, versifikasi, dan tipografi) dan
struktur batin (tema, rasa, nada, dan amanat).

Kata kunci: Pupulan Puisi, Struktur Fisik, dan Struktur Batin.

409

Info Article
Received : 13th December 2019
Accepted : 7th November 2020
Published : 30th November 2020
410 | Ni Luh Dewi Nirmalasari, Luh Putu Puspawati, I Wayan Suteja Vol 24.4 Nopember 2020

PENDAHULUAN orkestrasi; diksi, bahasa kiasan, sarana


Kesusastraan Bali Anyar (modern) retorika, unsur ketatabahasaan, gaya
dibagi menjadi beberapa bagian yaitu bahasa, dan sebagainya (Pradopo, 2007:
puisi, cerpen (cerita pendek), novel, dan 13). Puisi tersusun dari beberapa unsur
drama. Karya sastra cerpen Bali modern yaitu; emosi, imajinasi, pemikiran, ide,
karya I Made Pasek dan Mas Nitisastro nada, irama, kesan panca indera, susunan
tahun 1910-an dan 1920-an mematahkan kata, kiasan, kepadatan, dan perasaan
anggapan sastra Bali modern bermula (Zuhdy, 2015: 65). Puisi terdiri dari
tahun 1931 saat roman Nemoe Karma beberapa unsur pembangun (Wahyuni,
karya Gobiah terbit, sehingga tonggak 2018: 117). Terdapat dua struktur di
awal munculnya sastra Bali modern dalam puisi yaitu struktur fisik dan batin.
sebenarnya dimulai pertengahan 1910-an Struktur puisi Bali modern yang
hingga 1920-an (Putra, 2010: 15-16). pertama kali muncul menyerupai dengan
Selanjutnya puisi Bali modern pertama struktur puisi Indonesia modern (Tusthi
kali muncul pada tahun 1959 (Putra, Eddy, 1991: 26). Tonggak lahirnya puisi
2010: 78). Pada penelitian ini membahas Bali modern dipatok tahun 1959, ketika
bagian dari kesusastraan Bali Anyar terbitnya sajak „Basa Bali‟ karya Suntari
berupa puisi Bali modern. Pr. (Putra, 2010: 78). Pada tahun 2000-an
Bahasa digunakan sebagai media mulai bermunculan puisi-puisi Bali
sastra (puisi) dipandang sebagai satu Anyar dari berbagai pengarang karya
kesatuan sehingga tidak dimunculkan sastra modern di Bali, salah satunya ialah
terpisah dengan pembagian yang lebih I Gdé Nala Antara dengan buku pupulan
kecil (Adri, 2011: 105). Puisi bersifat puisi Bali yang berjudul Sangsiah
konotatif dibandingkan dengan karya Kélangan Somah.
sastra lainnya (Kadir, 2010: 36). Ekspresi Tujuan dari penciptaan puisi ini ialah
tersebut didukung dengan keindahan untuk memperkenalkan kosakata bahasa
kata-kata yang diramu oleh penulisnya. Bali yang jarang dipakai dalam bahasa
Puisi merupakan rekaman dan Bali lumrah atau keseharian, untuk
interpretasi pengalaman, maka hanya inti menuangkan kemampuan pengarang
masalah yang dikemukakan (Nursalim, dalam bidang sastra Bali, serta dijadikan
2018: 49). Puisi merupakan karya sastra sebagai catatan perjalanan pengarang
yang diikat oleh aturan-aturan yang ketat yang dituangkan di dalam sebuah karya
(Sari, 2017: 4). Puisi merupakan karya berbentuk puisi. Penelitian ini
sastra yang banyak dikenal di seluruh menggunakan empat buah puisi dari
dunia (Miswar, 2018: 119). Puisi enam puluh lima kumpulan puisi
dibentuk dengan kata-kata yang bersifat Sangsiah Kélangan Somah yang meliputi
estetik (Ahsin, 2017: 18). Pengkajian puisi Sangsiah Kélangan Somah, Tresna
puisi dapat dilakukan dari struktur yang Uluh Kalarau, Pasah, dan Semara Tan
membangun terdiri dari beberapa unsur Patepi. Pemilihan keempat puisi tersebut
yang bersifat puitis (Pradopo, 2007: 3). didasari dengan adanya benang merah
Pradopo menyatakan bahwa puisi atau kesinambungan tema, yaitu
merupakan ekspresi yang menimbulkan percintaan yang berupa kehilangan cinta,
perasaan disertai imajinasi pada panca kerinduan terhadap cinta, serta kesucian
indera (Siti, 2013: 17). Kepuitisan di dalam cinta. Menganalisis sebuah puisi
dalam puisi dapat dilihat dari bentuk bertujuan untuk menemukan makna
visual: tipografi, susunan bait; dengan tersembunyi di dalam puisi (Muntazir,
bunyi: persajakan, asonansi, aliterasi, 2017: 212).
kiasan bunyi, lambang rasa, dan
Pupulan Puisi Sangsiah Kélangan Somah Karya I Gdé Nala Antara Analisis Struktur | 411

Peneliti mengangkat pupulan puisi Tujuan dari penelitian pupulan puisi


Sangsiah Kélangan Somah ini untuk Sangsiah Kélangan Somah yaitu, sebagai
dijadikan objek dalam penelitian karena berikut; Peneliti bertujuan untuk
sangat menarik dilihat dari segi memberikan informasi serta ikut
kebahasaan dengan menggunakan istilah berperan aktif dalam upaya
yang jarang di dengar dan isi puisi membangkitkan kebudayaan Bali
tersebut sangatlah menarik karena mengenai perkembangan kesusastraan
terdapat berbagai suasana berupa Bali anyar yang berupa puisi Bali anyar.
kemewahan, perjuangan, menyeramkan, Untuk mengetahui dan memahami
kelembutan, kesetiaan dan masih banyak struktur fisik dari puisi Sangsiah
lagi yang membangun kumpulan puisi Kélangan Somah, Tresna Uluh Kalarau,
tersebut dengan merujuk ke dalam satu Pasah, dan Semara Tan Patepi karya I
tema utama yaitu percintaan. Oleh sebab Gdé Nala Antara. Untuk mengetahui dan
itu peneliti tertarik untuk meneliti karya memahami struktur batin dari puisi
ini, dikarenakan pengarang juga Sangsiah Kélangan Somah, Tresna Uluh
menggambarkan pesan atau amanat Kalarau, Pasah, dan Semara Tan Patepi
dengan kata-kata yang mudah karya I Gdé Nala Antara.
dimengerti, namun terdapat pula baris
puisi berupa fonem, kata, frasa, klausa METODE
ataupun kalimat di dalam puisi ini yang Penelitian ini memanfaatkan sumber
harus dikupas untuk memahami ide data primer. Data yang diperoleh
keseluruhan dari puisi yang bersifat padat langsung dari suatu objek, baik secara
tersebut dengan menggunakan analisis tulis maupun lisan. Data penelitian ini
struktur. Struktur yang menjadi kajian meliputi informasi mengenai kumpulan
pada penelitian ini ialah struktur fisik puisi Sangsiah Kélangan Somah Karya I
(membedah bagian luar puisi/ Gdé Nala Antara. Dari enam puluh lima
kebahasaan) dan struktur batin puisi yang terdapat di dalam buku
(membedah bagian dalam puisi). pupulan puisi Sangsiah Kélangan Somah,
Sebelumnya objek penelitian dengan empat puisi diambil untuk dijadikan
kajian ini belum pernah diangkat menjadi sebagai objek kajian yang merupakan
sebuah penelitian ilmiah, maka peneliti data utama dari penelitian ini. Empat
bertujuan untuk menganalisis objek judul puisi tersebut meliputi; Sangsiah
tersebut dengan sebaik-baiknya guna Kélangan Somah, Tresna Uluh Kalarau,
memperoleh hasil penelitian yang Pasah, dan Semara Tan Patepi.
maksimal, berupa kajian struktur dalam Pada tahap ini, terdapat tiga tahapan
puisi Bali anyar. metode dan teknik penelitian yaitu,
Berdasarkan latar belakang yang sebagai berikut.
telah dijelaskan sebelumnya, dirumuskan Pada penyediaan data digunakan
beberapa permasalahan dalam penelitian metode kepustakaan dan wawancara
ini yaitu: Bagaimanakah struktur fisik didukung oleh teknik dokumen,
dari puisi Sangsiah Kélangan Somah, perekaman dan pencatatan.
Tresna Uluh Kalarau, Pasah, dan Pada analisis data digunakan metode
Semara Tan Patepi karya I Gdé Nala deskriptif analitik, dan metode
Antara? Serta bagaimanakah struktur hermeneutika dibantu dengan teknik
batin dari puisi Sangsiah Kélangan terjemahan dan pencatatan. Deskripsi dan
Somah, Tresna Uluh Kalarau, Pasah, analisis dapat diartikan menguraikan
dan Semara Tan Patepi karya I Gdé Nala (Ratna, 2004: 53). Hermeneutika diambil
Antara? dari bahasa Yunani yaitu hermeneuein
412 | Ni Luh Dewi Nirmalasari, Luh Putu Puspawati, I Wayan Suteja Vol 24.4 Nopember 2020

yany berarti menafsirkan atau khususnya mengenai struktur fisik dan


mengintrepretasikan (Ratna, 2004: 45). batin. Teori dari Waluyo digunakan
Pada penyajian analisis data untuk membedah objek penelitian yang
digunakan metode formal dan informal berupa puisi Bali anyar ( Sangsiah
serta didukung dengan teknik deduktif Kélangan Somah, Tresna Uluh Kalarau,
dan induktif. Dalam ilmu bahasa Pasah, dan Semara Tan Patepi)
(Sudaryanto, 1993: 145, via Ratna, 2004: membahas mengenai struktur fisik yang
50), cara penyajian metode formal diambil dari metode puisi ( diksi,
menggunakan tanda serta lambang, pengimajian, kata konkret, majas,
sedangkan metode informal versifikasi, dan tipografi) dan struktur
menggunakan kata-kata biasa. Teknik batin yang diambil dari hakikat puisi (
deduktif dan induktif yang dimaksud tema, rasa, nada, dan amanat).
ialah teknik penulisan dari setiap paragraf Menurut Waluyo struktur fisik
yaitu deduktif menjelaskan dari hal yang diuraikan dalam metode puisi yang
bersifat umum menuju khusus sedangkan merupakan struktur luar puisi meliputi
induktif dari penjabaran secara khusus diksi, pengimajian, kata konkret, majas,
menuju umum. versifikasi (rima dan ritme), dan tipografi
(1987: 71). Sedangkan struktur batin
KERANGKA TEORI merupakan pengungkapan makna oleh
Kajian pustaka merupakan bahan penyair, terdapat empat unsur meliputi
acuan dalam suatu penelitian ilmiah tema, rasa, nada, dan amanat (1987: 106).
diharapkan agar dapat tercapai apa yang Penggunaan teori tersebut bertujuan
menjadi tujuan dari penelitian tersebut. untuk mengungkap secara detail
beberapa pustaka yang digunakan mengenai struktur puisi yaitu fisik dan
sebagai mendukung penelitian ini, batin dalam puisi Bali anyar dengan
sebagai berikut; I Putu Eka Mudiartika melakukan apresiasi secara langsung
Yasa dalam skripsinya yang berjudul terhadap puisi-puisi tersebut dengan
“Pupulan Puisi Bali Anyar Aab Jagat mengupas setiap fonem, kata, kalimat,
Karya I Gusti Putu Samar Gantang baris, dan bait dalam puisi tersebut. Dari
Analisis Struktur” (2012), Penelitian struktur fisik diketahui bagaimana
mengenai Saseleh Tata Wangun Manah penggunaan kebahasaan yang terdapat di
(Struktur Batin) Lan Basita Paribasa dalam objek puisi Bali anyar yang dikaji,
Ring Pupulan Puisi Bali Anyar Sane sedangkan dari struktur batin pengarang
Mamurda “Sang Kinasih” Pakardin Ni menyampaikan pesan melalui kata yang
Kadek Widiasih diteliti oleh Kd. Sintia bermakna.
Ernawati dkk. (2017) dari jurusan
pendidikan bahasa Bali Universitas HASIL DAN PEMBAHASAN
Pendidikan Ganesha Singaraja,
Indonesia, serta penelitian mengenai Struktur Fisik Pupulan Puisi Sangsiah
Puisi Tontonan Lan Tuntunan, Adep Kélangan Somah
Kanan Lan Adep Kiri, dan Kaliyuga Lan Menurut Waluyo (1987: 71) struktur
Kilayuga karya I Made Suarsa: Analisis fisik puisi disebut metode puisi meliputi
Struktur dan Semiotik oleh (Ariadi: (1) diksi, (2) pengimajian, (3) kata
2014), program studi Sastra Bali Fakultas konkret, (4) majas atau bahasa figuratif,
Sastra Universitas Udayana. (5) versifikasi, dan (6) tipografi. Berikut
Penelitian ini menggunakan teori akan dibicarakan satu per satu.
struktur puisi, bertujuan untuk menggali Diksi adalah pemilihan kata dalam
lebih dalam mengenai struktur puisi membentuk suatu puisi. Diksi
Pupulan Puisi Sangsiah Kélangan Somah Karya I Gdé Nala Antara Analisis Struktur | 413

mengandung suatu makna, keselarasan menjelaskan mengenai kiasan dan


bunyi, dan urutan kata (Siswanto, 2013: lambang di dalam pupulan puisi tersebut.
104). Diksi disesuaikan dengan ketepatan Diambil dua contoh yaitu; kata konkret
makna, kesesuaian situasi dan rasa dalam yang terdapat dalam kiasan: untuk
puisi (Regina Wilianti, Mursalim, Syaiful melukiskan burung tersebut kehilangan
Arifin, 2018: 288). Kata menduduki pasangannya, maka penyair
posisi yang penting dalam puisi. Kata menggunakan kata-kata “sangsiah
berfungsi untuk menyatakan sesuatu punyah sadah obah kélangan somah”,
dalam puisi (Zulfadhli, 2010: 62). Pada kata konkret yang terdapat dalam
puisi Sangsiah Kélangan Somah, Tresna lambang: untuk melukiskan bahwa
Uluh Kalarau, Pasah dan Semara Tan burung sangsiah ini tidak pernah mau
Patepi diksi yang dibahas meliputi terkalahkan dan selalu mengaku
perbendaharaan kata, urutan kata, serta dirinyalah yang paling hebat terdapat
daya sugesti. Penggunaan diksi yang pada baris keempat dan baris kelima
menonjol pada puisi-puisi tersebut ialah “kampid kebah panganggo bungah
mengenai perbendaharaan kata berupa makenyah ngatirah sing nyak kalah/
sinonim dan antonim, sehingga dari kata- mamanah pangkah mada i siap srawah
kata tersebut dapat menimbulkan daya mabulu samah”.
sugesti untuk menghidupkan suasana di Majas merupakan bahasa kiasan
dalam puisi. yang dapat menimbulkan konotasi
Imaji merupakan pengungkapan tertentu (Sudjito, 1986: 128 via Siswanto,
indrawi yang berupa imaji suara atau 2013: 108). Bahasa figurative
pendengaran (auditif), imaji penglihatan menjadikan puisi menjadi prismatic yaitu
(visual), dan imaji raba atau sentuhan memancarkan banyak makna (Waluyo,
(imaji taktil) (Siswanto, 2013: 106). Imaji 1987: 83, via Siswanto, 2013: 108).
pada puisi Sangsiah Kélangan Somah, Bahasa figuratif terdiri atas pengiasan
Tresna Uluh Kalarau, Pasah dan Semara dan pelambangan. Pengiasan digunakan
Tan Patepi dibagi menjadi tiga, yaitu: untuk membandingkan ataupun
imaji auditif, imaji visual, dan imaji menyamakan sesuatu hal. Dalam
taktil. Imaji visual digambarkan seolah- pelambangan terdapat sesuatu hal yang
olah pembaca dapat melihat suasana dilambangkan. Gaya bahasa berfungsi
puisi. Imaji auditif melukiskan seolah- untuk menekankan makna pada setiap
olah pembaca dapat mendengarkan suara diksi (Niswah, 2015, via Dian, 2019: 16).
dalam puisi. Imaji taktil penggambaran Pada puisi Sangsiah Kélangan Somah,
sehingga dapat mempengaruhi perasaan Tresna Uluh Kalarau, Pasah dan Semara
pembaca. Jadi, imaji membawa pembaca Tan Patepi bahasa figurative yang
untuk seolah-olah dapat melihat, digunakan ialah berupa kiasan dan
mendengar, ataupun merasakan suasana lambang yang meliputi kiasan (majas
di dalam puisi. metafora, perbandingan, personifikasi,
Kata konkret merupakan hiperbola, sinekdoce, dan ironi) dan
penggambaran kata yang dapat ditangkap lambang (lambang warna, benda, bunyi,
melalui indera. Kata konkret dan suasana).
menimbulkan adanya imaji. Kata konkret Versifikasi dalam pengkajian
bertujuan untuk memperjelas kiasan dan pupulan puisi Bali anyar Sangsiah
lambang (Siswanto, 2013: 107-108). Kelangan Somah ini hanya membahas
Pada puisi Sangsiah Kélangan Somah, mengenai rima dan ritme. Hal tersebut
Tresna Uluh Kalarau, Pasah dan Semara dikarenakan metrum biasanya digunakan
Tan Patepi terdapat kata konkret yang dalam sastra lama (Waluyo, 1987: 94).
414 | Ni Luh Dewi Nirmalasari, Luh Putu Puspawati, I Wayan Suteja Vol 24.4 Nopember 2020

Rima dapat dilihat pada persamaan bunyi konvensional yang membuat bentuk puisi
akhir kata antar baris dalam satu bait terlihat rapi serta teratur sehingga indah
puisi, terdapat tiga jenis rima yaitu; rima dan nyaman untuk dibaca oleh pembaca.
awal, tengah, akhir (Panji, 2015: 51).
Rima juga terbentuk dengan adanya Struktur Batin Pupulan Puisi Sangsiah
onomatope, bentuk intern pola bunyi, dan Kélangan Somah
pengulangan kata atau ungkapan. Struktur batin puisi bertujuan untuk
Menurut Slametmuljana ritma merupakan pengungkapan makna. I.A. Richards
pertentangan bunyi: tinggi/ rendah, (1976:180-181, via Waluyo, 1987: 106)
panjang/ pendek, keras/ lemah, yang menyatakan struktur batin disebut dengan
mengalun dengan teratur (Waluyo, 1987: hakikat puisi. Menurut Waluyo (1987:
94). Rima dan ritme yang dominan 106) terdapat empat unsure batin, yakni:
dipakai di dalam pembentukan puisi tema, perasaan penyair, nada, dan
Sangsiah Kélangan Somah, Tresna Uluh amanat. Berikut pembahasan dari empat
Kalarau, Pasah dan Semara Tan Patepi unsur pembentuk struktur batin pupulan
adalah rima yang berakhiran dengan puisi Sangsiah Kélangan Somah.
konsonan /h/ dan /t/ memberi kesan Ide pokok yang digambarkan oleh
mempertegas suasana, serta konsonan /a/ penyair disebut tema. Tema dalam puisi
dan /i/ untuk memberi nada yang lebih Sangsiah Kélangan Somah, Tresna Uluh
manis, serta ritme yang padu dengan Kalarau, Pasah dan Semara Tan Patepi
pemenggalan frasa sesuai dengan yaitu secara garis besar bertemakan
gambaran puisi bertemakan percintaan. tentang percintaan, meliputi; percintaan
Puisi berbeda dengan prosa dan yang berujung kehilangan, percintaan
drama dikarenakan adanya tipografi. yang terpisahkan, percintaan yang suci,
Tipografi konvensional (berbentuk apa serta percintaan yang tiada batas.
adanya, tanpa membentuk gambar Rasa adalah sikap penyair terhadap
tertentu) jauh lebih banyak digunakan pokok permasalahan puisi (Siswanto,
(Waluyo, 2003: 13-14). Ada beberapa 2013: 113). Perasaan yang disiratkan
jenis bentuk puisi atau tipografi yang pada puisi Sangsiah Kélangan Somah,
sering digunakan penyair dalam Tresna Uluh Kalarau, Pasah dan Semara
menuangkan ide-idenya dalam bentuk Tan Patepi meliputi rasa cinta, gelisah,
puisi, antara lain: a) dipilihnya bentuk angkuh, sombong, tidak tahu malu, sedih,
limerick untuk mengungkapkan suasana sengsara, romantis, pantang menyerah,
humor dan kelucuan; b) bentuk sonnet setia, kesepian, dan kesucian.
untuk suasana perasaan kasih dan cinta; Nada merupakan sikap penyair
c) bentuk blank verse untuk dengan menggurui, menyindir,
mengungkapkan suasana renungan menasihati, bersikap lugas dengan
pikiran atau kontemplasi religius atau bercerita dan lain sebagainya. Pada puisi
filsafat; dll (Siswantoro via Ayu Sangsiah Kélangan Somah, Tresna Uluh
Kompyang, 2012: 32). Tipografi yang Kalarau, Pasah dan Semara Tan Patepi
menonjol dari puisi Sangsiah Kélangan terdapat nada seperti memberikan petuah,
Somah, Tresna Uluh Kalarau, Pasah, nada yang terkesan menyeramkan, nada
dan Semara Tan Patepi ini ialah tipografi yang terkesan sedih, serta nada
bentuk sonnet yang menggambarkan perenungan.
suasana percintaan di dalam keempat Amanat merupakan pesan dari
puisi tersebut. Selain itu, tipografi yang pengarang yang tersirat di balik baris-
dipakai dalam pembentukkan puisi-puisi baris puisi. Amanat yang terkandung
tersebut ialah bentuk menepi secara pada puisi Sangsiah Kélangan Somah,
Pupulan Puisi Sangsiah Kélangan Somah Karya I Gdé Nala Antara Analisis Struktur | 415

Tresna Uluh Kalarau, Pasah dan Semara Ahsin, M.N. . 2017. Analisis Struktur dan
Tan Patepi yaitu jangan pernah bersifat Nilai Konservasi Beberapa Puisi
sombong dan angkuh, harus selalu pada Antologi Puisi “Bersiap
berjuang untuk mencapai segala yang Menjadi Dongeng”. AKSARA:
diinginkan, nilailah orang lain dari Jurnal Bahasa dan Sastra, Vol.18.1.
perilaku dan ketulusan hatinya, serta 17-26. Pendidikan Bahasa dan Sastra
jangan pernah berhenti berharap dengan Indonesia FKIP Universitas Muria
apa yang diimpikan karena akan selalu Kudus.
ada jalan untuk mewujudkannya.
Antara, I Gdé Nala. 2017. Sangsiah
SIMPULAN Kélangan Somah. Jl. Padma No. 30
Berdasarkan hasil pembahasan di Penatih Denpasar Timur: ESBE
atas, maka dapat disimpulkan struktur Buku.
fisik dan batin dalam pupulan puisi
Sangsiah Kélangan Somah (Sangsiah Ariadi, Ni Luh Putu Alit. 2014. Puisi
Kélangan Somah, Tresna Uluh Kalarau, Tontonan Lan Tuntunan, Adep
Pasah, dan Semara Tan Patepi) yang Kanan Lan Adep Kiri, dan Kaliyuga
melatarbelakangi penelitian ini, yaitu Lan Kilayuga Karya I Made Suarsa:
sebagai berikut. Analisis Struktur dan Semiotik.
Struktur fisik dalam pupulan puisi HUMANIS. Vol.6.1. Fakultas Ilmu
Sangsiah Kélangan Somah meliputi; (1) Budaya, Universitas Udayana.
diksi (perbendaharaan kata, urutan kata,
serta daya sugesti), (2) pengimajian Dewi, Ayu Kompyang Agustian. 2012.
(imaji visual (penglihatan), imaji auditif Puisi Keneh, Patut, Dan Suluh
(pendengaran), dan imaji taktil Karya I Nyoman Musna: Analisis
(perasaan)), (3) kata konkret, (4) majas Struktural dan Semiotik (Skripsi).
atau bahasa figurative (kiasan atau gaya Jurusan Sastra Bali, Fakultas Sastra,
bahasa (majas metafora, perbandingan, Universitas Udayana.
personifikasi, hiperbola, sinekdoce, dan
ironi) dan pelambangan (lambang warna, Eddy, Nyoman Tusthi. 1991. Mengenal
benda, bunyi, dan suasana)), (5) Sastra Bali Modern. Jakarta: BALAI
versifikasi (rima dan ritme), dan (6) PUSTAKA.
perwajahan puisi (tipografi).
Struktur batin dalam pupulan puisi Ernawati, Sintia Kd. Dkk. 2018. Seseleh
Sangsiah Kélangan Somah meliputi; (1) Tata Wangun Manah (Struktur
tema, (2) perasaan, (3) nada, dan (4) Batin) Lan Basita Paribasa Ring
amanat. Pupulan Puisi Bali Anyar Sane
Mamurda “Sang Kinasih” Pakardin
REFERENSI Ni Kadek Widiasih. Jurnal
Pendidikan Bahasa Bali Undiksha.
Adri. 2011. Analisis Puisi “Jika Pada Vol.5.1. 42-52.
Akhirnya” Karya Husni
Djamaluddin Dengan Pendekatan Fatimah, Siti. 2013. Bentuk Dan Jenis
Semiotika. Jurnal METASASTRA, Puisi Prismatis Dalam Kumpulan
Vol. 4.2. 105-115. Balai Bahasa Puisi Air Kata Kata Karya
Ujung Pandang. Sindhunata. MALIH PEDDAS:
Majalah Ilmiah Pendidikan Dasar,
416 | Ni Luh Dewi Nirmalasari, Luh Putu Puspawati, I Wayan Suteja Vol 24.4 Nopember 2020

Vol. 3.2. 16-21. Universitas PGRI


Semarang. Pradopo, Rachmat Djoko. 2007.
Pengkajian Puisi: Analisis Strata
Hasanah, Dian U., Achsani, F., Aziz, Norma dan Analisis Struktural dan
I.S.A.A. . 2019. Analisis Semiotik. Yogyakarta: Gadjah Mada
Penggunaan Gaya Bahasa Pada University Press.
Puisi-Puisi Karya Fadli Zon.
KEMBARA: Jurnal Keilmuan Putra, I Nyoman Darma. 2010. Tonggak
Bahasa, Sastra, dan Baru Sastra Bali Modern. Denpasar:
Pengajarannya, Vol. 5.1. 13-26. Pustaka Larasan.
Institut Agama Islam Negeri
Surakarta.
Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori,
Hermoyo, R. Panji. 2015. Analisis Kritik Metode, dan Teknik Penelitian
Sastra Puisi “Surat Kepada Bunda: Sastra. Yogyakarta: PUSTAKA
Tentang Calon Menantunya” Karya PELAJAR.
W.S. Rendra. Didaktis: Jurnal
Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan, Sari, Rizqi Ratna Artika. 2017. Kajian
Vol. 15.1. 44-53. Struktur Puisi Karya Siswa Kelas V
Sdn Mrican 4 Kota Kediri Tahun
Kadir, H. 2010. Analisis Struktur Puisi Pelajaran 2016/2017. Jurnal Simki-
“Kita Adalah Pemilik Syah Republik Pedagogia, Vol. 01.06. 1-9.
Ini “ Karya Taufik Ismail. Jurnal Universitas Nusantara Pgri Kediri.
Inovasi, Vol.7.2. 33-51. Fakultas
Sastra dan Budaya Universitas Siswanto, Wahyudi. 2013. Pengantar
Negeri Gorontalo. Teori Sastra. Malang: Aditya Media
Publishing.
Miswar. 2018. Kenangan Masa Lalu,
Pendidikan Dan Pengajaran Dalam Wahyuni Y., Sri, Harun, Mohd. 2018.
Puisi-Puisi Chairil Anwar. Jurnal Analisis Struktur Fisik Dan Struktur
Basicedu, Vol. 2.1. 120-134. Batin Puisi Anak Dalam Majalah
Fakultas Ilmu Pendidikan Potret Anak Cerdas. Master Bahasa:
Universitas Pahlawan Tuanku Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa
Tambusai, Riau. dan Sastra Indonesia, Vol. 6.2. 115-
125. Universitas Syiah Kuala.
Muntazir. 2017. Struktur Fisik dan
Struktur Batin Pada Puisi Tuhan, Waluyo, Herman J. 1987. teori dan
Aku Cinta Padamu Karya WS apresiasi puisi. Jakarta:
Rendra. Jurnal Pesona, Vol. 3.2. ERLANGGA.
208-223. STKIP Muhammadiyah
Pringsewu. Waluyo, Herman J. 2003. Apresiasi
Puisi; Untuk Pelajar dan
Nursalim. 2018. Simbolisasi Puisi Mahasiswa. Jakarta: Gramedia
Padamu Jua Karya Amir Hamzah Pustaka Utama.
Dari Kajian Semiotik. BAHASTRA:
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Wilianti, R., Mursalim, Arifin S. 2018.
Sastra Indonesia, Vol.3.1. 49-52. Analisis Diksi Puisi Wajah Negeri
STIKom Muhammadiyah Batam. Kita Karya M. Anwar M.H. Jurnal
Pupulan Puisi Sangsiah Kélangan Somah Karya I Gdé Nala Antara Analisis Struktur | 417

Ilmu Budaya, Vol.2.3. 286-292.


Fakultas Ilmu Budaya, Universitas
Mulawarman.

Yasa, I Putu Eka Mudiartika. 2012.


Pupulan Puisi Bali Anyar Aab Jagat
Karya I Gusti Putu Samar Gantang
Analisis Struktur (SKRIPSI). Skripsi
Jurusan Sastra Bali, Fakultas Sastra,
Universitas Udayana, Denpasar.

Zuhdy, H., Masadi, M.A. . 2015. Analisis


Form Puisi-Puisi Nizar Qabbbani
Dalam Antologi Puisi 100 Risalah
Hub. Jurnal LiNGUA, Vol. 10.2. 65-
73. Fakultas Humaniora UIN
Maulana Malik Ibrahim Malang.

Zulfadhli. 2010. Mantra dalam


Kesusastraan Minangkabau dan
Puisi-Puisi Sutardji Calzoum Bachri:
Suatu Analisis Sastra Bandingan.
Komposisi: Jurnal Pendidikan
Bahasa Sastra dan Seni, Vol.10.1.
60-67. Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Padang.

You might also like