You are on page 1of 6

Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Edisi Khusus: Seminar Nasional Bulan Bahasa FKIP Unbari Ke-1(Desember 2022)
http://Aksara.unbari.ac.id/index.php/aksara E-ISSN:2597-609

PENDEKATAN OBJEKTIF: KARYA SASTRA PUISI “PENERIMAAN”


KARYA CHAIRIL ANWAR

Demylia Lady Amara 1, Salsabella Wawa Anasya 2, Nur Halimatusyadiyah 3


Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Jambi
dladyamara99@gmail.com
salsabellawawa24@gmail.com
nurhalimatusyadiyah28@gmail.com

Abstract

Literary works are literary, written works that, compared to other writings, have various
advantages, such as authenticity, artistry, beauty in their content and expression, drama,
epic, and lyrics. A literary work in poetry is an overflow of expression of an emotional
soul. Poetry is categorized as a unique literary work because it is created from
imagination and contains the most profound experiences of its poets analogous to
beautiful language. A poem is a literary work with a language that is compacted,
shortened, and rhythmically given with a solid sound and a selection of figurative
(imaginative) words. It serves as a means by which man expresses and expresses his
thoughts and feelings to other human beings. An objective approach is an approach that
orients or focuses attention on the poem itself. Poetry is considered an object of self-
sufficiency, an independent world. Since it is considered an autonomous world, the
decipherment, interpretation, and judgment are based on the poem itself regardless of the
poet, the reader, or reality. This approach is more widely used in poetry. This approach is
widely used in poetry. This paper also intends to apply an objective approach in analyzing
poetry. Within the scope of poetry, elaborates that the literary work is not only a system of
norms but also several strata (layers) of norms. The process of analyzing is directed at
understanding the parts of a literary work supporting the whole, and conversely, the whole
itself is of the parts. Therefore, to understand its meaning, literary works must be analyzed
on the basis of their own structure, detached from the historical background, detached
from the author's self and intentions, and their effects on the reader. The only important
thing is close reading, that is, a way of reading that is dotted with the opinion that each
part of the text should occupy a place within the entire structure so that the hooks make
sense. An objective approach, is an approach that orients or focuses attention on the poem
itself. Poetry is considered an object of self-sufficiency, an independent world. Since it is
considered an autonomous world, the decipherment, interpretation, and judgment are
based on the poem itself, regardless of the poet, the reader, or the reality.

Key words: Objective, literary work, poetry

1
Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Jambi
2
Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Jambi
3
Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Jambi

Pendekatan Objektif: Karya Sastra Puisi “Penerimaan” Karya Chairil Anwar


22
Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Edisi Khusus: Seminar Nasional Bulan Bahasa FKIP Unbari Ke-1(Desember 2022)
http://Aksara.unbari.ac.id/index.php/aksara E-ISSN:2597-609

PENDAHULUAN menuangkan ide serta gagasan yang


Karya sastra merupakan merangsang imajinasi dan melibatkan
kesusastraan, karya tulis, yang jika perasaan, penglihatan, pendengaran, serta
dibandingkan dengan tulisan lain perabaan dalam penyusunan kata yang
memiliki berbagai ciri keunggulan berirama (Pradopo, 2010).
seperti: keaslian, keartistikan, keindahan Pendekatan objektif, adalah
dalam isi dan ungkapannya, drama, epik, pendekatan yang berorientasi atau
dan lirik. (Kamus Besar Bahasa memfokuskan perhatian kepada puisi itu
Indonesia: 786). Ada beberapa jenis sendiri. Puisi dianggap sebagai objek
karya sastra diantaranya, sastra yang bisa mencukupi diri sendiri, dunia
bandingan, sastra daerah, sastra dunia, yang mandiri. Karena dianggap sebagai
sastra erotik, sastra hiburan, sastra dunia yang otonom, maka penguraian,
Indonesia, sastra Indonesia klasik, sastra penafsiran, dan penilaian didasarkan pada
tulisan dan sastra lainnya. Karya sastra puisi itu sendiri tanpa melihat penyair,
itu sendiri berisi mengenai pengalaman pembaca maupun realitas. Tulisan ini
yang biasanya dialami oleh pengarang itu pun bermaksud menerapkan pendekatan
sendiri. objektif dalam menganalisis puisi. Dalam
Karya sastra berupa puisi pada lingkup puisi, Pradopo (2000: 14)
dasaranya merupakan luapan ekspresi menguraikan bahwa karya sastra itu tak
dari sebuah emosional jiwa. Puisi hanya merupakan satu sistem norma,
dikategorikan sebagai karya sastra yang melainkan terdiri dari beberapa strata
paling unik karena tercipta dari imajinasi (lapis) norma.
serta memuat pengalaman terdalam dari
penyairnya yang dianalogikan ke dalam METODE PENELITIAN
bahasa yang indah. Namun, kita perlu Dalam penelitian sastra terdapat
mengaitkan puisi dengan riwayat beberapa metode atau pendekatan dalam
pengarangnya serta kondisi yang menjadi menganalisis sebuah karya. Perbedaan
konteks penciptaan karya yang dibuatnya metode inilah yang kemudian
agar dapat memahami makna puisi yang memunculkan adanya berbagai jenis
disampikan oleh pengarang. Selain itu, penelitian sastra, tergantung dari mana
dalam menganalisis puisi pembaca juga sudut pandang yang dipakai. (Rahima,
harus memiliki kemampuan agar bisa 2017:1). Sehubungan dengan hal
memahami makna yang disampaikan dari tersebut, Jenis penelitian ini termasuk
isi puisi tersebut. Ada banyak pendekatan penelitian kualitatif dengan metode
yang dapat digunakan untuk melakukan kualitatif deskriptif. Dengan
kritik terhadap karya sastra, seperti: menggunakan metode kualitatif deskripsi,
pendekatan mimesis, pragmatis, penulis akan memaparkan analisis
ekspresif, objektif, semiotik, sosiologis, menggunakan pendekatan objektif pada
psikologis, dan pendekatan moral. puisi “Penerimaan” karya Chairil Anwar.
Kemampuan dalam menganalisis
puisi merupakan suatu hal yang tidak
mudah bagi para pembaca, akan tetapi HASIL DAN PEMBAHASAN
menganalisis puisi sangat diperlukan agar Berikut adalah puisi yang akan
pembaca mampu memahami makna yang dianalisis dalam penelitian ini.
terkandung serta tidak salah mengartikan
makna yang disampaikan dalam puisi “PENERIMAAN”
tersebut. Puisi adalah sebuah cara untuk Chairil Anwar

Pendekatan Objektif: Karya Sastra Puisi “Penerimaan” Karya Chairil Anwar


23
Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Edisi Khusus: Seminar Nasional Bulan Bahasa FKIP Unbari Ke-1(Desember 2022)
http://Aksara.unbari.ac.id/index.php/aksara E-ISSN:2597-609

Kalau kau mau kuterima kau kembali kaitannya dengan makna, keselarasan
Dengan sepenuh hati bunyi, dan urutan kata.
Aku masih tetap sendiri Pemilihan kata-kata dalam puisi
Kutahu kau bukan yang dulu lagi Penerimaan menggunakan kata kata yang
Bak kembang sari sudah terbagi sederhana sehingga maknanya dengan
Jangan tunduk! Tentang aku dengan mudah dipahami. Dalam puisi tersebut
juga terdapat kata yang memakai
berani
konotasi, diantaranya, sebagai berikut:
Kalau kau mau kuterima kembali
bak : bagaikan
Untukku sendiri tapi kembang sari : wanita perawan
Sedang dengan cermin aku enggan tunduk : melihat ke bawah atau
berbagi. malu
tentang : melawan atau temui
1. Struktur Fisik cermin : alat pantul atau bayangan
Tipografi (Perwajahan Puisi) Citraan
Tipografi yaitu bentuk puisi Citraan yaitu kesan yang dapat
seperti halaman yang tidak dipenuhi kata- kita tangkap (terima) pada kalimat atau
kata, tepi kanan-kiri, pengaturan baris dalam puisi atau susunan kata-kata
barisnya, hingga baris puisi yang tidak yang dapat mengungkapkan pengalaman
selalu dimulai dengan huruf kapital dan indrawi, seperti penglihatan,
diakhiri dengan tanda titik. Peranan pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat
tipografi dalam puisi adalah untuk dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara
menampilkan aspek artistik visual dan (auditif), imaji penglihatan (visual), dan
untuk menciptakan makna tertentu.Puisi imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji
“Penerimaan” karya Chairil Anwar dapat mengakibatkan pembaca seakan-
memiliki tipografi yang unik. Puisi ini akan melihat, mendengar, dan merasakan
memiliki enam bait dengan pola 2-1-2-1. seperti apa yang dialami penyair. Citraan
Pada bait pertama, ketiga dan kelima yang dipakai dalam puisi Penerimaan”
terdapat dua larik sedangkan bait kedua, ini sebagai berikut.
keempat, dan keenam terdapat satu larik.
Setiap awal larik puisinya menggunakan a. Citraan Penglihatan
huruf kapital dan tidak diakhiri dengan Citraan penglihatan, sehingga hal-hal
tanda baca titik (.) serta tidak banyak yang tidak terlihat seolah olah terlihat.
menggunakan tanda baca lain yang Misalnya,
digunakan hanya tanda baca seru (!) pada /kau bukan yang dulu lagi/, /Jangan
larik Jangan tunduk! Tentang aku dengan tunduk!/, /dengan cermin aku enggan
berani. berbagi/
Diksi
b. Citraan Peraba
Diksi yaitu pemilihan kata-kata Citraan yang timbul gambar angan yang
yang dilakukan oleh penyair dalam dapat dihayati dengan indra peraba atau
puisinya. Karena puisi adalah bentuk perasaan.
karya sastra yang sedikit kata-kata dapat
mengungkapkan banyak hal, maka kata- Misalnya,
katanya harus dipilih secermat mungkin.
Pemilihan kata-kata dalam puisi erat

Pendekatan Objektif: Karya Sastra Puisi “Penerimaan” Karya Chairil Anwar


24
Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Edisi Khusus: Seminar Nasional Bulan Bahasa FKIP Unbari Ke-1(Desember 2022)
http://Aksara.unbari.ac.id/index.php/aksara E-ISSN:2597-609

/Bak kembang sari sudah terbagi/ seolah yang tetap karena seluruh baris pada
membayangkan bagaimana situasi bunga puisi ini berakhiran huruf i dari awal
yang telah terbagi hingga akhir.
Bunyi
Bunyi adalah sesuatu hal yang Kalau kau mau kuterima kau kembali
dibentuk oleh rima dan irama. Bunyi Dengan sepenuh hati
dapat menciptakan suasana tertentu Aku masih tetap sendiri
dalam pembacaan puisi. Bunyi yang Kutahu kau bukan yang dulu lagi
terdapat dalam puisi Penerimaan ini Bak kembang sari sudah terbagi
adalah bunyi euphony. Bunyi euphony (Setiap lariknya berakhiran dengan huruf
adalah bunyi yang dipakai untuk I)
menghadirkan suasana keriangan, Jangan tunduk! Tentang aku dengan
semangat, gerak, kegembiraan dan berani
keberaniaan. Dalam puisi Penerimaan Kalau kau mau kuterima kau kembali
tersebut terdapat rasa semangat Untukku sendiri tapi
pengharapan seseorang yang akan Sedang dengan cermin aku enggan
kembali walaupun di dalamnya juga berbagi.
terdapat bunyi chacophony karena di
dalamnya juga terdapat kecemasan dalam Puisi ini dapat digolongkan dalam
pengharapan serta suasana haru puisi berima terbuka dan rima datar.
mengingat cinta yang tulus yang terdapat Karena suku akhirnya termasuk suku
pada puisi tersebut. terbuka dengan vocal yang sama yaitu
vocal i (rima terbuka) dan kata-kata yang
Irama berima terdapat pada baris yang sama
Irama adalah lagu kalimat yang (rima datar). Seperti: Kalau kau mau
digunakan penyair dalam kuterima kau kembali.
mengapresiasikan puisinya berkenaan Gaya Bahasa
dengan pergantian tinggi rendahnya Gaya bahasa adalah bentuk
bunyi. Irama yang digunakan dalam puisi tulisan yang dipergunakan dalam suatu
Penerimaan adalah irama yang karya sastra dengan tujuan untuk
menunjukkan keteguhan hati dalam mewakili perasaan dan pikiran penyair.
mempertahankan prinsipnya walaupun di Gaya bahasa disebut juga majas. Gaya
dalamnya memberikan kesempatan dan bahasa yang digunakan dalam puisi
harapan. Irama yang dihasilkan terkesan Penerimaan adalah gaya bahasa
biasa saja karena kata-kata pada tiap perumpamaan (jenis majas padanan kata)
barisnya menggunakan kata-kata yang dan majas personifikasi. Misalnya majas
sederhana. Tetapi saya rasa ada perumpamaan dan masjas personifikasi
penekanan dan kesejajaran vocal a pada berikut.
larik /Kalau kau mau kuterima kau Majas Perumpamaan
kembali/. yang membuat keindahan irama Kutahu kau bukan yang dulu lagi
dalam pembacaannya. Bak kembang sari sudah terbagi
Rima Majas Personifikasi
Rima adalah persamaan bunyi Untukku sendiri tapi
pada puisi, baik di awal, tengah, dan Sedang dengan cermin aku enggan
akhir baris puisi. Puisi ini memiliki rima berbagi.

Pendekatan Objektif: Karya Sastra Puisi “Penerimaan” Karya Chairil Anwar


25
Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Edisi Khusus: Seminar Nasional Bulan Bahasa FKIP Unbari Ke-1(Desember 2022)
http://Aksara.unbari.ac.id/index.php/aksara E-ISSN:2597-609

Kata Konkret tidak. Hal ini tergambar pada lanjutan


Kata konkret yaitu kata yamg syairnya sebagai berikut:
dapat ditangkap dengan indera yang
memungkinkan munculnya citraan. Kata- Kutahu kau bukan yang dulu lagi
kata ini berhubungan dengan kiasan atau Bak kembang sari sudah terbagi
lambang. Pada puisi Penerimaan terdapat Jangan tunduk! Tentang aku
kata konkret seperti Bak kembang sari dengan berani
sudah terbagi artinya wanita yang sudah Kalau kau mau kuterima kembali
kehilangan keperawanannya dan sedang Untukku sendiri tapi
dengan cermin aku berbagi artinya si Sedang dengan cermin aku
“aku” tidak ingin wanitanya mendua enggan berbagi
bahkan dengan bayangannya sekalipun. Rasa
Rasa adalah sikap penyair
2. Struktur Batin terhadap pokok permasalahan yang
terdapat dalam puisi. Rasa yang ada pada
Tema puisi Penerimaan. Ini adalah rasa
Secara garis besar tema
semangat pengharapan dengan sedikit
merupakan ide pokok yang dipersoalkan
kecemasan pada setiap baitnya. Harap
dalam karya seni. Ide pokok suatu karya
dan cemas terhadap sang mantan kekasih
seni dapat dipahami atau dikenal melalui
yang akan berpikir dan menimbang
pemilihan subject matter (pokok soal)
penawarannya dengan matang hingga ia
dan judul karya (Natasha, M., Rahima,
akan kembali padanya.
A., & Sujoko, S., 2022:91). Dalam
sebuah puisi tema dapat dipahami
Nada
melalui media puisi yakni bahasa.
Nada adalah sikap penyair
Tataran bahasa adalah hubungan tanda
terhadap pembaca. Penyair dapat
dengan makna, maka puisi harus
menyampaikan tema dengan nada
bermakna, baik makna tiap kata, baris,
menggurui, mendikte, dengan nada
bait, maupun makna keseluruhan. Tema
sombong, menganggap bodoh dan rendah
yang diangkat pada puisi Penerimaan
pembaca, dll. Pada puisi Penerimaan ini,
yaitu tentang percintaan. Tentang
terdapat penuangkan perasaan harap-
seorang lelaki yang masih memberi
harap cemas dan ketegasan. Pengharapan
harapan kekasihnya untuk kembali
yang ia rasakan dikarenakan pada
meskipun sang kekasih sudah bersama
dasarnya ia masih mencintai kekasihnya
orang lain. Ini tergambar dari bait
yang dulu. Suasana yang timbul dalam
pertama dan kedua.
membaca puisi Penerimaan adalah
romantisme. Suasana romantisme cinta
Kalau kau mau kuterima kau
yang dibuat akan memunculkan rasa haru
kembali
akan cinta tulus manusia untuk
Dengan sepenuh hati
menerima mantan kekasihnya kembali
Aku masih tetap sendiri
dan memberi kesempatan kedua untuk
Ia beri kesempatan kepada hidup bahagia hanya bersamanya.
seorang perempuan untuk kembali walau
sudah bersama orang lain. Maka ia ingin Amanat
perempuan itu memutuskan keputusan Amanat adalah maksud,
dengan tegas apakah mau kembali atau himbauan, pesan atau tujuan yang hendak
disampaikan penyair melalui puisinya.

Pendekatan Objektif: Karya Sastra Puisi “Penerimaan” Karya Chairil Anwar


26
Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Edisi Khusus: Seminar Nasional Bulan Bahasa FKIP Unbari Ke-1(Desember 2022)
http://Aksara.unbari.ac.id/index.php/aksara E-ISSN:2597-609

Amanat yang terdapat pada puisi bau dan sebagainya. Pendekatan ini lebih
Penerimaan adalah agar perempuan yang banyak digunakan dalam bidang puisi.
dimaksud si Aku mempertimbangkan Tulisan ini pun bermaksud menerapkan
penawaran si Aku dan memutuskan pendekatan objektif dalam menganalisis
dengan tegas pilihan yang akan diambil puisi.
perempuan tersebut. Puisi tersebut juga
memiliki pesan untuk jangan pernah DAFTAR PUSTAKA
menduakan seseorang yang mencintai Pradopo, Rachmat Djoko. (1994).
dengan tulus dan tanpa pamrih. Prinsip-prinsip Kritik Sastra.
Yogyakarta: Gadjah Mada
SIMPULAN University Pres.
Pendekatan bbjektif adalah Rahima, A. (2017). Literature Reception
pendekatan yang memberi perhatian (a Conceptual Overview). Jurnal
penuh pada karya sastra sebagai struktur Ilmiah Dikdaya, 6(1), 1-16.
yang otonom, karena itu tulisan ini http://dikdaya.unbari.ac.id/index.p
mengarah pada analisis karya sastra hp/dikdaya/article/viewFile/37/37
secara strukturalisme. Sehingga Natasha, M., Rahima, A., & Sujoko, S.
pendekatan strukturalisme dinamakan (2022). Jenis-Jenis Tema dalam
juga pendekatan objektif. Puisi adalah Novel Anak Rantau Karya A.
karya sastra dengan bahasa yang Fuadi. Aksara: Jurnal Ilmiah
dipadatkan, dipersingkat, diberi irama Pendidikan Bahasa dan Sastra
dengan bunyi yang padu dan pemilihan Indonesia, 6(1), 89-100.
kata-kata kias (imajinatif). Ia berfungsi http://aksara.unbari.ac.id/index.ph
sebagai sarana manusia mengekspresikan p/aksara/article/viewFile/315/150
dan mengungkapkan pemikiran maupun
perasaannya kepada manusia lain.
Perasaan dan emosi biasanya disifatkan
sebagai suatu keadaan (state) dari diri
organisme atau individu pada suatu
waktu. Misalnya orang merasa senang,
terharu dan sebagainya bila melihat
sesuatu, mendengar sesuatu, mencium

Pendekatan Objektif: Karya Sastra Puisi “Penerimaan” Karya Chairil Anwar


27

You might also like