You are on page 1of 5

Analisis Strukturalisme (Bedah Lapis Fisik Dan Batin) Puisi “Mata Pisau” Karya Sapardi

Djoko Darmono

Vanessa Sukma Nerisya Putri

1860210223117

TBIN 3B

Tadris Bahasa Indonesia Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan

Universitas Islam Negri Sayyid Ali Rahmatullah

A. Pendahuluan

Karya sastra adalah karya dalam bentuk bahasa yang bersifat komunikatif tentang maksud penulis
untuk tujuan estetika. Dalam karya sastra sering kali menceritakan tentang sebuah kisah dari sudut
pandang orang pertama maupun ketiga.

Karya sastra sangat bermanfaat bagi kehidupan, karena karya sastra dapat memberi kesadaran
kepada pembaca tentang kebenaran-kebenaran hidup, walaupun dilukiskan dalam bentuk fiksi
yang bersifat imajinatif. Menurut Sitorus (2021:62) mengemukakan bahwa "Karya sastra yang
termasuk dalam imajinatif adalah karya sastra yang memang dalam proses penciptaanya
menekankan pada hal-hal yang menjadi sebuah fakta atau unsur-unsur kefaktaannya memang
menjadi hal penekanan yang utama".

Puisi termasuk dalam salah satu karya sastra. Puisi diartikan sebagai bentuk karya sastra yang
berisi ungkapan perasaan, pikiran sang penyair yang terikat oleh irama, rima, susunan bait dan
larik. Setiap puisi mengandung makna yang dalam tersendiri bagi penyair maupun pembacanya.
Puisi diciptakan penyair tentunya diolah dengan majas atau gaya bahasa yang menyentuh hati
pembaca. Oleh karena itu, pembaca juga harus berusaha mencari kajian teori untuk memahami
dan mengapresiasi makna puisi yang dikajinya. Analisis struktural merupakan salah satu cara
mengkaji karya sastra puisi. Strukturalisme merupakan sebuah pemikiran yang menekankan
bahwa segala sesuatu dibangun atas dasar struktur elemen penyusunnya. Dalam artikel ini akan
membahas analisis struktural dari puisi "Mata Pisau" Karya

Sapardi Djoko Damono.

B. PEMBAHASAN

MATA PISAU

Mata pisau itu tak berkejap menatap mu

kau yang baru saja mengasahnya

berfikir, ia tajam untuk mengiris apel

yang tersedia di atas meja

sehabis makan malam

ia berkilat ketika terbayang olehnya urat leher mu

1. Analisis Struktur Fisik Pada Puisi "Mata Pisau"

Wahyuni dan Mohammad (2018:117) menjelaskan bahwa struktur fisik puisi adalah struktur yang
terlihat dari puisi tersebut secara kasat mata. Yang termasuk struktur fisik yaitu, tipografi, diksi,
imaji, kata konkret, gaya bahasa, versifikasi (rima dan ritma).

a. Tipografi

Bentuk tipografi pada puisi Mata Pisau adalah tipografi konvensional. Terdiri dari 1 bait yang
berisi 6 baris. Menggunakan huruf besar kecil tanpa tanda baca. Untuk lebih jelasnya dijelaskan
pada tabe berikut :
Urutan baris Lirik Puisi Jumlah Silabel Akhir Bunyi Vokal
1 Mata pisau itu tak berkejap menatap mu 14 suku kata “u”
2 kau yang baru saja mengasahnya 10 suku kata “a”
3 berfikir, ia tajam untuk mengiris apel 14 suku kata “e”
4 yang tersedia di atas meja 10 suku kata “a”
5 sehabis makan malam 7 suku kata “a”
6 ia berkilat ketika terbayang olehnya urat 19 suku kata “u”
leher mu

b. Diksi

Pemilihan kata dari puisi tersebut tidaklah sulit, penyair menggunakan bahasa sehari-hari yang
mudah dimengerti artinya.

c.Imaji

Terdapat imaji visual yang terdapat pada kalimat "Mata pisau itu tak berkejap menatap mu" berarti
seolah mata (penglihatan) dari pisau yang tidak berkedip melihatmu. Dan juga imaji taktil lada
kalimat "ia berkilat ketika terbayang olehnya urat leher mu" berarti perasaan mengerikan penyair
yang membayangkan jika pisau tersebut mengiris lehernya.

d. Kata Konkret

Mata pisau merupakan kata konkret pada puisi ini, karena mata pisau merupakan perumpamaan
dari suatu hal yang berguna (ia tajam untuk mengiris apel).

e. Gaya Bahasa

Terdapat majas personifikasi pada larik pertama "mata pisau itu tak berkejap menatapmu" dari
kalimat tersebut mempunyai arti seolah-olah mata pisau itu seperti indera penglihatan makhluk
hidup, jadi seolah2 seperti mata yang sedang memandang.
1. Analisis Batin Pada Puisi "Mata Pisau"

Struktur batin adalah unsur pembangun puisi dari dalam yang tidak terlihat langsung dalam
penuturan kata atau kalimatnya. Yang termasuk struktur batin yaitu, tema, perasaan, nada dan
suasana, amanat.

a. Tema

Tema dari puisi Mata Pisau adalah sesuatu hal dapat digunakan untuk kebaikan (bersifat posistif),
namun juga banyak digunakan untuk hal-hal yang tercela (bersifat negatif).

b. Perasaan

Penyair ingin menunjukkan perasaan bahwa suatu hal yang bermanfaat (bersifat posistif) bisa
menimbulkan hal negatif juga tergantung penggunanya. Penyair menentang pada tindakan
seseorang yang memanfaatkan sesuatu yang dimiliki untuk tujuan negatif.

c. Nada dan Suasana

Nada puisi Mata Pisau cenderung datar, tidak terlihat luapan emosi dari sang penyair. Suasana
kecemasan menggambarkan puisi diatas, karena kita tidak bisa memastikan bahwa suatu hal yang
terlihat baik bisa menimbulkan kejahatan.

d. Amanat

Pesan yang ingin disampaikan penyair untuk pembaca yaitu, dengan segala hal yang kita miliki
hendaknya kita gunakan untuk hal yang positif agar kebaikan selalu datang kepada diri kita.

C. PENUTUP

Berdasarkan pemaparan diatas menjabarkan analisis struktural yang membedah lapis struktur fisik
dan struktur batin dari puisi Mata Pisau Karya Sapardi Djoko Damono. Puisi tersebut
menceritakan, seseorang yang takjub dengan kilauan mata pisau yang hendak digunakan untuk
mengiris apel yang tersedia diatas meja nanti sehabis makan malam, namun tiba-tiba ia terbayang
jika pisau itu mengiris urat lehernya. Jadi bisa disimpulkan bahwa baik buruknya suatu hal
tergantung cara kita memandang dan menyikapinya. Contoh sederhananya kecerdasan maupun
kekuasaan akan menjadi hal yang positif jika digunakan untuk kebaikan namun dapat juga menjadi
hal yang negatif jika digunakan untuk hal yang tercela, misalnya korupsi, adu domba, dan lain-
lain.

DAFTAR PUSTAKA

Juni, Ahyar (2019) Apa Itu Sastra Jenis-jenis Karya Sastra dan Bagaimanakah Cara Menulis dan
Mengapresiasi Sastra. In: Apa Itu Sastra Jenis-jenis Karya Sastra dan Bagaimanakah Cara
Menulis dan Mengapresiasi Sastra. Deepublish, Deepublish Yogyakarta, pp. 1-260. ISBN
978-623-02-0145-5

Firmansyah, Agil (2022) Analisis Puisi “Mata Pisau” Karya Sapardi Djoko Samono. Kompasiana
Beyond Blogging.

VIRANDA, DIAN MARAGA (2022) REPRESENTASI PERUNDUNGAN (BULLYING) DALAM


NOVEL TELUK ALASKAKARYA EKA ARYANI (PENDEKATAN SOSIOLOGI
SASTRA). Diploma thesis, IKIP PGRI PONTIANAK.

You might also like