You are on page 1of 6

Peta Cerita

Pembelajaran menulis menggunakan metode peta cerita adalah modifikasi sederhana atas
peta konsep metode pembelajaran dan metode peta pikiran (mind map). Jika metode peta
konsep berisi ide pokok, maka metode peta cerita menggantikan konsep tersebut dengan
tahapan alur cerita. Bisa dikatakan metode peta cerita sebagai metode mind mapping
karena cerita dapat dikemas menjadi bentuk peta yang berurutan dan berkesinambungan
antara kejadian satu dengan yang lain saling berhubungan dan terkait. 1

Belajar Bahasa Indonesia terutama saat belajar menulis karangan narasi menggunakan
metode peta cerita menuntut siswa yang kreatif saat membuat peta cerita sebagai
kerangka karangan, sehingga siswa dapat menemukan dan mengembangkan ide untuk
sebuah karangan. Karangan siswa merupakan hasil dari pengalaman siswa tersebut. Hal
ini berjalan beriringan dengan pendapat Dalman (2014, hlm. 86) mengemukakan bahwa
“proses mengungkapkan ide, gagasan, keinginan, dan emosi yang disampaikan melalui
unsur kebahasaan (kata, kelompok kata, kalimat, paragraf dan wacana yang utuh) secara
tertulis."2 Dalam membuat karangan narasi dengan menggunakan metode peta cerita
dapat merangsang kreativitas dan menginspirasi siswa untuk mengeksplorasi ide-ide atau
menuangkan ide terlebih dahulu, berdasarkan pengalaman siswa yang sudah mereka
alami. Metode peta cerita juga bisa digunakan untuk membantu dan memfasilitasi siswa
mengingat pembelajaran juga pengalamannya. Metode peta cerita juga mendorong
pemikiran yang kreatif dan inovatif pada diri siswa sesuai dengan pola perkembangan
siswa-siswa sekolah dasar yang mungkin menulis karangan yang masih bersifat
sederhana dan mungkin tidak terlalu kompleks.

Menurut pendapat kelompok kami peta cerita merupakan metode pembelajaran


modifikasi dari metode pembelajaran mind mapping yang menggantikan konsep dengan
tahapan alur cerita. Siswa diminta membuat sebuah peta cerita dengan kata kunci yang
saling terhubung satu sama lain. Yang dimana peta cerita ini dapat meningkatkan
kreativitas siswa.

Hakikat dan Metode Puisi


1
Rully Andani Juariah, “PENERAPAN METODE PETA CERITA UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DI SEKOLAH DASAR” , 2015
2
Rully Andani Juariah, “PENERAPAN METODE PETA CERITA UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DI SEKOLAH DASAR” , 2015
Hudson (Aminuddin, 2009: 134) mengungkapkan bahwa puisi adalah salah satu cabang
sastra yang menggunakan kata-kata sebagai alat komunikasi untuk menciptakan ilusi dan
imajinasi, seperti halnya lukisan yang menggunakan garis dan warna untuk mewakili
gagasan senimannya.3 Secara etimologis, istilah puisi berasal dari kata Yunani poites,
yang berarti pembangun, pembentuk, pencipta. Dalam perkembangan selanjutnya, arti
kata ini dipersempit menjadi hasil seni sastra, dimana kata-kata disusun dalamsyarat
tertentu.4

Menurut pendapat kami, definisi puisi adalah ungkapan hati penyair dari semua
pengalaman hidup, yang menggunakan bahasanya sendiri dalam penyajiannya. Puisi lahir
dari perenungan yang mendalam, menggunakan kolaborasi pikiran dan perasaan fisik
untuk menciptakan karya yang bermakna.

Bentuk fisik puisi meliputi penampilannya di atas kertas, berupa nada dan baris puisi,
termasuk irama, intonasi, dan perangkat kebahasaan. L. A. Richard membedakan dua hal
penting yang membentuk puisi, yaitu hakikat puisi (the nature of poetry), dan metode
puisi (the method of poetry).5 Hakikat puisi terdiri atas empat hal pokok, yaitu (1) tema
(sense), (2) rasa (feeling), (3) tone (nada), dan (4) tujuan (intention). Dan untuk mencapai
maksud tersebut, penyair menggunakan sarana-sarana (metode puisi) yang terdiri atas
diksi, imajeri, kata konkret, rima dan irama, serta gaya bahasa.

Hakikat puisi terdiri atas empat hal pokok, yaitu :

1. Sense ( tema )
Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang disampaikan oleh penyair.
Perasaan utama penyair dan pertanyaan-pertanyaan yang membebani jiwa
menjadi dasar penciptaan puisi. Jika keinginan kuat itu terkait dengan hubungan
penyair dengan Tuhan, maka puisi itu bertema ketuhanan. Tema umum lainnya
adalah tema kemanusiaan, tema patriotisme/perjuangan, atau tema keadilan
sosial.6
2. Feeling ( rasa )
Rasa adalah sikap penyair terhadap subjek yang disajikan dalam puisinya. Setiap
penyair memiliki pandangan yang berbeda dalam menghadapi suatu masalah. 7
3
Hari Wibowo, Apresiasi Sastra (Puri Cipta Media, 2019), hal.50
4
Sony Sukmawan, Menyemai Benih Cinta Sastra ( Malang, UB Press, 2015), hal.180
5
Sony Sukmawan, Menyemai Benih Cinta Sastra ( Malang, UB Press, 2015), hal.180
6
Hari Wibowo, Apresiasi Sastra (Puri Cipta Media, 2019), hal.50
7
Sony Sukmawan, Menyemai Benih Cinta Sastra ( Malang, UB Press, 2015), hal.180
Pengungkapan tema dan rasa sangat erat kaitannya dengan latar belakang
pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, status dalam masyarakat, usia,
pengalaman sosiologis, psikologi dan pengetahuan.
3. Tone ( nada )
Yang dimaksud dengan tone adalah nada yang mengacu pada sikap penyair
kepada pembaca atau pembaca yang mengetahui karyanya secara umum, penyair
bisa bersikap angkuh, sombong, persuasif, sugestif.
4. Intention ( tujuan )
Intention terkandung dalam struktur batin puisi itu. Disadari atau tidak, ada
tujuan yang mendorong penyair untuk menciptakan puisi. Tujuan ini dapat dicari
sebelum seorang penyair menciptakan puisi, atau dapat ditemukan dalam puisi.
Tujuan atau amanat ini bergantung pada pekerjaan, cita-cita, pandangan hidup,
dan keyakinan yang dianut penyair.

Jadi menurut pendapat kelompok kami hakikat puisi ini membahas tentang struktur
internal dari puisi. Struktur batin adalah makna yang terkandungdalam puisi yang tidak
secara langsung dapat dihayati.Adapun hal – hal pokok dari hakikat puisi yaitu : 1.
Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. 2. Rasa (feeling), yaitu sikap penyair
terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. 3. Nada (tone), yaitu sikap
penyair terhadap pembacanya. 4. Amanat/tujuan/maksud (itention); sadar maupun tidak,
ada tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi.

Struktur fisik sebuah puisi sering disebut sebagai metode puisi, yaitu alat yang digunakan
penyair untuk mengungkapkan hakikat puisi. Adapun metode puisi ini terdiri dari
beberapa hal, yaitu :

1. Tipografi
Secara fisik, saat membaca puisi, hal pertama yang biasa dilihat yaitu tipografi
puisi tersebut. Tipografi dirancang untuk agar mampu menarik perhatian.
Tipografi yang tertata rapi ini memberikan gambaran atau suasana yang
terstruktur dan teratur pada puisi tersebut. 8

2. Diksi
Diksi adalah pilihan atau pilihan kata, yang biasanya diupayakan oleh penyair
dengan secermat mungkin. Penyair berusaha memilih kata-kata yang memiliki
makna denotatif dan konotatif, agar kata-kata yang digunakannya benar-benar
8
Hari Wibowo, Apresiasi Sastra (Puri Cipta Media, 2019), hal.50
mendukung makna puisi tersebut.9 Pemilihan kata dalam puisi erat kaitannya
dengan makna, keserasian bunyi dan susunan kata. Banyak kata mengacu pada
arti yang sama. Namun pada dasarnya dapat menimbulkan kesan yang berbeda
jika tidak digunakan dalam konteks yang tepat. Misalnya, kata ganti hamba, saya
dan saya. Meski memiliki arti yang sama, namun kesan menggunakannya
berbeda. Penyair tentu menyadari hal seperti itu.
3. Imageri ( Imaji / Daya Bayang )
Struktur fisik yang ketiga adalah imaji. Imaji adalah susunan kata-kata yang
dapat mengungkapkan pengalaman indrawi seperti melihat, mendengar dan
merasakan. Pada hakikatnya, permasalahan citraan atau pengimajian ini masih
berkaitan dengan permasalahan diksi. Imajinasi (imajinasi) pembaca sangat
menyentuh, karena beberapa perasaan langsung mendorong sesuatu untuk
berimajinasi melalui imajinasi pembaca, gambaran ini tentunya bergantung pada
kemampuan masing-masing pembaca.10Imaji juga disebut citraan atau gambaran
angan . Ada beberapa macam citraan yaitu :
1. Citra penglihatan, yaitu citraan yang dihasilkan oleh penglihatan atau
berhubungan dengan indera penglihatan.
2. Citra pendengaran, yaitu citra yang dihasilkan oleh pendengaran atau
mengacu pada indera pendengaran.
3. Citra penciuman dan pencecapan, yaitu citraan yang dihasilkan dari bau dan
rasa.
4. Citra intelektual, yaitu citraan yang muncul dari asosiasi
intelektual/pemikiran.
5. Citra gerak, yaitu citraan yang menggambarkan sesuatu yang sebenarnya
tidak bergerak tetapi digambarkan sebagai bergerak.
6. Citra lingkungan, yaitu citraan yang menggunakan citra lingkungan.
7. Citraan kesedihan, yaitu citraan dengan gambaran kesedihan. 11

4. Kata Konkret
Kata konkret adalah kata yang secara denotatif sama tetapi memiliki arti yang
berbeda tergantung situasi dan kondisi penggunaannya. Kata konkret juga bisa

9
Ahmad Wahyudi, Menggores Tinta Puisi ( Guepedia,2021), hal.52
10
Hari Wibowo, Apresiasi Sastra (Puri Cipta Media, 2019), hal.60-61
11
Sony Sukmawan, Menyemai Benih Cinta Sastra ( Malang, UB Press, 2015), hal.180-181
diartikan kata-kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan
gambar yang akan ditimbulkan. Kata-kata ini terkait dengan pola atau simbol
ucapan.12
5. Rima dan Irama
Rima adalah perasaan suara puisi. Rima dikenal karena pengulangan suara/bunyi
yang cerah dan ringan yang dapat menciptakan suasana kegembiraan dan
kesenangan. Suara/bunyi seperti itu disebut euphony. Di sisi lain, ada suara-
suara/bunyi berat yang membawa suasana sedih. Suara seperti itu disebut
cacophony. 13

Sedangkan irama adalah variasi reguler dalam naik turunnya bunyi ujaran,
panjang pendek, kenyaringan, dan kelembutan. Irama dibagi menjadi dua bagian

1. Metrum, yaitu irama yang tetap menurut pola tertentu


2. Ritme, yaitu irama yang dihasilkan oleh pertentangan atau pergantian bunyi
tingi rendah secara teratur.14
6. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah metode yang digunakan oleh penyair untuk membangkitkan
dan membuat imaji menggunakan bahasa kiasan, perbandingan, kiasan, simbol,
dll.15 Bahasa figuratif disebut juga majas. Ada banyak jenis majas termasuk
metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, synecdoche, eufemisme, repetisi,
anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto,
totem pro parte, paradoks.

Dari penjelasan diatas, menurut pendapat kami metode puisi adalah sarana-sarana yang
digunakan oleh penyair untuk mengungkapkan hakikat puisi. Metode puisi terdiri dari
beberapa hal yaitu tipografi, diksi, imaji, kata konkret, rima dan irama, dan gaya bahasa.

Berikut merupakan salah satu contoh puisi :

Indonesia Merdeka

12
Sony Sukmawan, Menyemai Benih Cinta Sastra ( Malang, UB Press, 2015), hal.181
13
Ahmad Wahyudi, Menggores Tinta Puisi ( Guepedia,2021), hal.54
14
Ahmad Wahyudi, Menggores Tinta Puisi ( Guepedia,2021), hal.53
15
Ahmad Wahyudi, Menggores Tinta Puisi ( Guepedia,2021), hal.56
Merdeka

Sebuah kata penuh makna

Bergema di seluruh Indonesia

Terucap oleh seluruh bangsa Indonesia

Merdeka

Terlantun indah lagu kebangsaan Indonesia Raya

Berkobar sudah sang saka merah putih

Bertahta dalam pejuang Indonesia

Indonesia

Berjaya dengan Bhineka Tunggal Ika

Memberi kejayaan bagi Nusantara

Menuntun masa depan ceria

Karena Indonesia, negeri tercinta!

You might also like