Professional Documents
Culture Documents
2 PB PDF
2 PB PDF
Abstract
Purpose: This study aimed to evaluate the community health center medical
waste management systems. Methods: This research was a qualitative study
Dikirim: 14 Juni 2017
Diterbitkan: 1 Desember 2017
using a case study design in five community health center of Bantul District.
Results: The management of medical waste in Bantul Regency is a new model
using private party as a user (health cooperative) to hire services to the
private transporter (CV. Jogya Prima Perkasa) to carry out the transportation
and destruction of medical waste generated by health facilities of community
health center, auxiliary health center and private health facilities.
Consideration of Health Cooperation is a private institution belonging to
Dinas Kesehatan and has a legal entity considered more flexible to bail out
the initially issued funds to pay the financing of transport and extermination
services to the transporter. Conclusion: Community health center medical
waste management has followed the regulations. Health center has
conducted medical waste management starting from the sorting, collection,
packaging, storage, and transport. There should be improvements in some
aspects, especially the creation of garbage dump for community health
center that do not have them yet, while community health center who
already have garbage dump need to make improvements according to the
conditions specified.
1
Departemen Perilaku Kesehatan, Lingkungan, dan Kedokteran Sosial, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada
(Email: manilarianglala651@gmail.com)
2
Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada
587
Berita Kedokteran Masyarakat, Volume 33 No. 12 Tahun 2017
588
Berita Kedokteran Masyarakat, Volume 33 No. 12 Tahun 2017
589
Berita Kedokteran Masyarakat, Volume 33 No. 12 Tahun 2017
harinya. Sanitarian bertanggung jawab menjaga kedua berdasarkan manifest yang dilakukan. Setelah
kebersihan dan mengendalikan pembuangan limbah melakukan pembayaran jasa, Koperasi Kesehatan
bahan berbahaya dan limbah rumah tangga. Beberapa mengirim rincian manifest ke Puskesmas dan faskes
Puskesmas belum menyusun surat keputusan uraian swasta yang bekerjasama dalam pengumpulan limbah.
tugas ini. Pemilahan
Puskesmas di Kabupaten Bantul telah melakukan
“Nah ini dalam rangka administrasi ya mba. dalam
pemilahan limbah medis dan non medis. Wadah
rangka akreditasi tahun 2017 ya, kami kan mencoba
masing masing limbah telah diberi label limbah medis
membuat dengan standard semua. Memang pada
dan limbah non medis serta safety box untuk limbah
tahun-tahun sebelumnya kita memang penugasan-
medis tajam. Pemilahan limbah medis di puskesmas
penugasan, tapi belum ke SK. Tapi kalo rincian semua
hanya dikategorikan menjadi dua jenis: limbah medis
sudah ada SK nya. jadwal, penugasan, tupo-ksi, semua
padat dan limbah medis tajam.
itu ada. Tapi SK nya justru yang belum. Itu yang
Tempat sampah medis Puskesmas B dilapisi plastik
kemaren. Tapi mulai tahun ini udah buka.”(R4).
warna kuning, kuat dan tidak mudah bocor sedangkan
Puskesmas A, C, D dan E hanya melapisi dengan
Puskesmas yang telah terakreditasi, kelengkapan
kantong plastik biasa dengan warna lain dengan alasan
surat keputusan penugasan sani-tarian, uraian tugas
persediaan plastik khusus wadah limbah habis. Tempat
dan tanggung jawab serta protap telah disusun dengan
sampah medis berwarna kuning tidak dilapisi plastik
baik sehingga dalam melaksanakan tugasnya seorang
sehingga ketika diangkut ke tempat penampungan
sanitarian mengikuti standar operasional yang telah
sementara, cleaning service menyalin secara manual ke
disediakan.
kantong plastik sehingga ditempat sampah medis
Regulasi masih tertinggal sisa cairan atau darah. Ini karena
kurang ada supervisi kebersihan dan tidak ada
Penanganan limbah medis di Bantul mengikuti inisiatif petugas medis melapor pada petugas cleaning
Peraturan Presiden. Peraturan menyebutkan bahwa service.
penghasil limbah B3 wajib melakukan pengumpulan Petugas kesehatan dan pasien masih mencampur
dan pengolahan limbah dan apabila tidak dapat sampah medis dan non medis. Ketika mendapati
dilakukan, wajib untuk menyerahkan ke pengelola kondisi tersebut cleaning service langsung memungut
limbah B3 yang berizin. Pihak pertama adalah koperasi sampah yang tercampur itu dan memindahkan ke
kesehatan KPN RI “Kesehatan” Bantul, dan pihak wadah yang seharusnya. Pada awal mengadakan
kedua adalah CV.Jogya Prima Perkasa, dan pihak ketiga kerjasama, transporter pernah komplain saat limbah
adalah PT. Wastec. Internasional. medis dan non medis tercampur. Alasan ekonomis
menjadi pertimbangan cleaning service Puskesmas C
Sarana Prasarana dan E untuk tidak menggabungkan plabote infuse ke
dalam limbah medis tetapi dikumpulkan untuk dijual.
Sarana prasarana limbah medis meliputi tempat Plabote infuse masuk dalam kategori limbah medis,
sampah limbah medis dan non medis, kantong plastik tetapi seiring peningkatan jumlah limbah plastik, maka
untuk penyimpanan limbah, tempat penampungan plabote infuse didaur ulang. Dinas kesehatan
sementara, sapu, dan IPAL (instalasi pembuangan air merencanakan pengolahan plabote infuse untuk
limbah). Peralatan untuk pemilahan, pengumpulan, menghilangkan sifat infeksius, tetapi BPLH belum
pengangkutan dan pemusnahan yang dig-nakan adalah mensosialisasikan aturan baru itu, sehingga belum
tempat sampah berkode, wadah plastik berwarna, dilaksanakan.
safety box, wheelbin, dan TPS.
Pengangkutan
Pembiayaan
Pengangkutan limbah medis melalui dua tahap:
Biaya jasa pengelolaan limbah medis sebesar Rp. pengangkutan internal dan pengangkutan eksternal.
15.000/kg dengan harga sudah termasuk pajak PPN Proses pengangkutan internal dilakukan oleh cleaning
10%. Biaya jasa dibayarkan pihak pertama kepada service setiap hari untuk dibawa ke penampungan
pihak kedua paling lambat tujuh hari setelah tagihan sementara. Kegiatan itu dilakukan secara manual
invoice dikirim pihak pertama. Koperasi Kesehatan tanpa menggunakan alat dengan alasan jumlah limbah
melakukan pembayaran jasa terlebih dahulu ke pihak yang diangkut tidak besar. Limbah medis disimpan di
590
Berita Kedokteran Masyarakat, Volume 33 No. 12 Tahun 2017
wheelbin dengan kapasitas 30 liter, dimana tiap Pertimbangan memilih Koperasi Kesehatan sebagai
Puskesmas mempunyai wadah wheelbin sekitar dua mitra karena merupakan lembaga swasta milik Dinas
sampai tiga buah. Kesehatan dan memiliki badan hukum dianggap lebih
Pengangkutan eksternal dilakukan transporter fleksibel untuk menalangi dana yang dikeluarkan di
swasta menggunakan mobil box setiap satu bulan awal untuk membayar pembiayaan jasa pengangkutan
sekali. Limbah medis diambil langsung dari tempat dan pemusnahan. Hal ini disebut dengan contracting
penyimpanan sementara Puskesmas. Sebelum limbah out: tindakan yang dilakukan lembaga pemerintah
dimasukkan ke dalam mobil box, limbah medis untuk memperkerjakan dan membiayai agen swasta
ditimbang dan dicatat oleh pihak koperasi kesehatan untuk menyediakan pelayanan tertentu daripada
sebanyak dua rangkap. Limbah medis yang berada mengelola sendiri (8).
dalam wheelbin akan di¬masukkan langsung ke dalam Faktor terpenting dalam memilih perusahaan
mobil kemudian dilakukan tukar wheelbin kosong dari penanganan limbah infeksius adalah harga yang
transporter. Tetapi terkadang karena kapasitas mobil ditawarkan harus kompetitif (9). Meskipun pihak
telah penuh maka kantong plastik dimasukkan dengan swasta telah melakukan pengelolaan pembuangan
cara di disisipkan di mobil box. Pengangkutan limbah limbah medis efektif, Puskesmas harus bertanggung
dilakukan transporter swasta menggunakan mobil box jawab atas pembuangan limbah yang aman dan layak.
ukuran kecil dengan memudahkan mobil pengangkut Dinas Kesehatan harus melakukan penilaian secara
untuk masuk ke area Puskesmas. Padahal melihat teliti kepada pihak swasta sebagai transporter dan
volume limbah medis yang dihasilkan semakin pemusnahan. Item minimal yang harus dipenuhi
meningkat seharusnya pihak transporter perlu adalah ketersediaan alat pembekuan, kontainer limbah
menambah kapasitas lebih besar. medis tajam, frekuensi dan metode pembuangan dan
pemusnahan serta kendaraan yang memenuhi syarat
Penampungan pengangkutan limbah medis. Untuk memastikan
limbah medis yang diangkut telah dimusnahkan
Belum semua Puskesmas di Kabupaten Bantul dengan benar, Koperasi Kesehatan, Puskesmas, Dinas
memiliki tempat penampungan sementara limbah Kesehatan, dan BPLH mengunjungi PT. Wastec..
medis. Tempat penampungan sementara limbah medis Dinas Kesehatan tidak menghilangkan fungsi dan
ini belum memiliki pengatur suhu ruangan dimana tanggung jawabnya sebagai pembina dengan
dalam aturan sanitasi Rumah Sakit disebutkan mengadakan evaluasi setiap tahunnya. Evaluasi
penyimpanan limbah medis maksimal 2x24 jam karena internal hanya melibatkan Puskesmas diwakili oleh
sifat infeksius sedangkan limbah medis yang sifatnya sanitarian dan Dinas Kesehatan diwakili oleh seksi
kimia mencapai maksimal 90 hari sebelum Kesehatan Lingkungan. Evaluasi eksternal dilakukan
dimusnahkan. Padahal jadwal pengangkutan limbah bertahap. Tahap pertama dilakukan antara Koperasi
oleh pihak transporter dilakukan sekali dalam sebulan. Kesehatan, Dinas Kesehatan, Puskesmas dan BPLH.
Pada tahap selanjutnya dilakukan evaluasi antara
Cakupan limbah
Dinas Kesehatan, BPLH dan pihak transporter swasta.
Dinas Kesehatan melalui Puskesmas harus secara
Cakupan limbah medis setiap tahun mengalami
tegas memberi teguran kepada fasilitas pelayanan
peningkatan. Tercatat limbah yang terangkut tahun
kesehatan swasta yang telah menandatangani
2014 sebanyak 5.125 kg dengan 88 fasyankes swasta
perjanjian kerjasama pengelolaan limbah medis tetapi
didalamnya. Pada tahun 2015 terjadi peningkatan
tidak rutin mengirim limbah ke Puskesmas. Dinas
menjadi 8.500 kg dengan fasyankes yang terlibat
berperan melakukan pembinaan dan pengawasan.
sebanyak 109.
baru dengan melibatkan koperasi kesehatan sebagai berbeda dengan peraturan Menteri Lingkungan Hidup
user untuk menyewa jasa angkut pihak transporter dan Kehutanan yang mengelompokkan limbah medis
swasta. Mekanisme ini digunakan karena Puskesmas menjadi 9 jenis. Walaupun belum semua Puskesmas
591
Berita Kedokteran Masyarakat, Volume 33 No. 12 Tahun 2017
tetapi setiap Puskesmas harus mengidentifikasi jenis evaluasi rutin pelaksanaan pengelolaan limbah medis
limbah medis yang dihasilkan dari kegiatan pelayanan berdasarkan aturan.
medis. Praktik pemilahan pada sumber aliran limbah
harus diperkenalkan ke semua petugas kesehatan.
Pengumpulan limbah medis dilakukan setiap hari
Abstrak
oleh petugas cleaning service sudah sesuai dengan
Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengevaluasi
aturan yang berlaku. Limbah medis dikumpulkan dari
sistem pengelolaan limbah medis Puskesmas.
tiap ruangan, kantong wadah plastik diikat dan
Metode: Jenis penelitian kualitatif ini menggunakan
dimasukkan ke dalam wheelbin dan diletakkan di TPS.
rancangan studi kasus di lima Puskesmas Kabupaten
Frekuensi pengangkutan eksternal yang dilakukan
Bantul. Hasil: Pengelolaan limbah medis di
sebulan sekali oleh pihak transporter swasta masih
Kabupaten Bantul merupakan model baru meng-
menjadi masalah tersendiri. Peraturan Menteri
gunakan pihak swasta sebagai user (koperasi
Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor 56 Tahun
kesehatan) untuk menyewa jasa kepada pihak trans-
2015 tentang tatacara dan persyaratan teknis penge-
porter swasta (CV. Jogya Prima Perkasa) melakukan
lolaan limbah B3 dari fasilitas pelayanan kesehatan
pengangkutan dan pemusnahan limbah medis yang
disebutkan limbah infeksius, benda tajam dan limbah
dihasilkan oleh fasilitas kesehatan Puskesmas, Pustu,
patologis tidak boleh disimpan lebih dari 2 hari untuk
Polindes dan fasilitas kesehatan swasta. Pertim-
menghindari pertumbuhan bakteri, outrekasi dan bau.
bangan Koperasi Kesehatan adalah lembaga swasta
Apabila disimpan lebih dari dua hari limbah harus
yang merupakan milik Dinas Kesehatan dan
dilakukan desinfeksi kimiawi atau disimpan dalam
memiliki badan hukum dianggap lebih fleksibel
refrigator suhu 0o C atau lebih rendah. Namun, belum
untuk menalangi dana yang dikeluarkan awal untuk
semua Puskesmas memiliki TPS. Puskesmas belum
membayar pembiayaan jasa pengangkutan dan
memenuhi persyaratan untuk menyimpan limbah
pemusnahan kepada pihak transporter. Simpulan:
medis lebih dari dua hari karena tidak dilengkapi
Perlu ada peningkatan dalam beberapa aspek
pengatur suhu untuk penyimpanan limbah infeksius.
terutama pembuatan TPS bagi Puskesmas yang
Pengangkutan limbah dilakukan sebulan sekali
belum memiliki, sementara Puskesmas yang sudah
karena terkendala pada masalah biaya. Pengangkutan
memiliki TPS perlu meningkatkan sesuai syarat yang
limbah setiap hari tidak menutupi biaya operasional.
ditentukan. Pengelolaan limbah medis Puskesmas
Sementara, ketika memberlakukan sistem pengang-
sudah mengikuti peraturan. Puskesmas telah
kutan dua hari sekali maka biaya angkut yang
melakukan pengelolaan limbah medis yang dimulai
dikeluarkan menjadi besar. Perlu solusi dengan men-
dari pemilahan, pengumpulan, pengemasan, pe-
cari penawaran ke perusahaan lain yang bisa mem-
nyimpanan dan pengangkutan.
berikan penawaran yang lebih baik. Alternatif lain
dengan membuat tempat penampungan sementara di Kata kunci: limbah medis; Puskesmas; evaluasi
Puskesmas yang dilengkapi alat pengatur suhu.
592
Berita Kedokteran Masyarakat, Volume 33 No. 12 Tahun 2017
7. Sukantoro. Evaluasi Pengelolaan Limbah Klinis 8. Murti B. Contracting out pelayanan kesehatan. J
Tajam Puskesmas di Kota Yogyakarta. Universitas Manaj Pelayanan Kesehat. 2006;9(3).
Gadjah Mada; 2008. 9. Garcia-Prado A, Chawla M. The impact of hospital
management reforms on absenteeism in Costa
Rica. Health Policy Plan. 2006;21(2):91–100.
593
Berita Kedokteran Masyarakat, Volume 33 No. 12 Tahun 2017
594