You are on page 1of 9

As-Syifaa Vol 06 (01) : Hal.

98-106, Juli 2014


ISSN : 2085-4714

PERAWATAN BEDAH FLAP PERIODONTAL PADA PERIODONTITIS KRONIS:


SEBUAH LAPORAN KASUS

Sri Oktawati *), Lilies Anggarwati Astuti **)


*)
Departement of Periodontics, Faculty of Dentistry, Hasanuddin University
**)
Periodontics Residency Program, Faculty of Dentistry, Hasanuddin University
Email : liliesanggarwatigauk@yahoo.com.

ABSTRACT

Introduction: Chronic periodontitis is an inflammatory disease in periopdontal


tissue. Subgingiva specific organisms are to be responsible for this gingiva
inflammatory reaction. Gingiva attachment loss would occurred along with alveolar
bone destruction, periodontal pocket formation, pathological migration and mobility of
teeth. Case: A 48-year-old male was referred to the Departement of Periodontology
RGSM Kandea Makassar. On clinical examination, tooth mobility in relation to teeth
31,32,33,34,41,42,43,44 was noticed. Chewing difficulty was reported by the patient.
There was no routine control by dentists. Methode: Presurgery examination of
teeths 31,32,33,34,41,42,43,44 showed mean pocket depths >5mm, there was
gingiva recession and º3 teeth mobility. The patients was managed by an open flap
debridement under local anesthesia. All subgingiva deposits were removed using
curettes. The tissue was sutured and periodontal pack was put in place. Result: The
patient was recalled after 3 weeks for suture removal and reevaluation. His results
shows normal gingiva tissue with good tissue attachment. Teeth mobility was
decreased by º1. Conclusion: This case report emphasizes the importance of
routine dental examination for early intervention of chronic periodontitis.

Keyword: Chronic Periodontitis, Open Flap Debridement, Curettage.

PENDAHULUAN tulang alveolar lebih dalam,


Periodontitis kronis merupakan pembentukan poket periodontal,
penyakit peradangan pada jaringan migrasi patologis yang menimbulkan
periodontal yang disebabkan terutama diastema dan kegoyangan gigi yang
oleh bakteri spesifik pada subgingiva dapat berakibat tanggalnya gigi.
yang dapat menimbulkan respon Penyebab utama keradangan gingiva
inflamasi gingiva dan berlanjut ke pada periodontitis adalah plak bakteri
struktur jaringan penyangga gigi yaitu subgingiva meliputi bakteri obligat
sementum, ligamentum periodontal anaerobic gram negatif seperti
dan tulang alveolar. Keadaan ini Porphyromonas gingivalis, Prevotella
mengakibatkan hilangnya perlekatan intermedia, Bacteriodes forsythus,
gingiva dan terjadinya kerusakan Fusobacterium nucleatum,

98
Perawatan Bedah Flap Periodontal Pada Periodontitis Kronis: Sebuah Laporan Kasus

Selenomonas dan Campylobacter, seperti merokok, stress, dan faktor


serta fakultatif anaerob gram negatif resiko sistemik.3
seperti Actinobacillus Kerusakan jaringan
actinomycetemcomitans, periodonsium yang ditimbulkan oleh
Capnocytophaga dan Eikenella periodontitis kronis berlangsung
corrodens.1 lambat. Perawatan penyakit ini
Selanjutnya Novak dan rekan- biasanya meliputi terapi awal (iniitial
rekannya menyatakan bahwa therapy) yaitu skeling, kuretase, root
periodontitis kronis ini menyebabkan planing, instruksi pemeliharaan
terjadinya inflamasi di dalam jaringan kebersihan mulut dan kontrol pola
pendukung gigi, hilangnya perlekatan makan, terkadang dibutuhkan
secara progresif, dan kehilangan modulasi host dan khemoterapi,
tulang.2 penyesuaian oklusal gigi, splinting
Kedalaman poket bervariasi atau pergerakan ortodontik yang
dan dapat ditemukan kerusakan tulang ringan jika diperlukan. Follow up
dengan pola horisontal atau pun setelah beberapa minggu atau bulan
vertikal.2,3,4 Kegoyangan gigi terjadi diperlukan untuk mengevaluasi respon
pada kasus-kasus tahap lanjut disertai penyakit ini terhadap terapi awal
kehilangan perlekatan dan resorpsi tersebut. Evaluasinya berupa
tulang yang sangat luas.2 pengecekan kedalaman poket
Periodontitis kronis didiagnosa periodontal dan inflamasi gingival,
secara klinis dan radiografi. Secara serta mengukur kembali indeks plak
klinis, periodontitis kronis didiagnosa dan kalkulus. Hasilnya menentukan
melalui perubahan inflamasi pada keputusan apakah pasien memerlukan
gingiva marginal, adanya poket terapi bedah (surgical therapy) atau
periodontal, dan hilangnya perlekatan perawatan dilanjutkan ke fase
klinis. Adapun diagnosa secara pemeliharaan (maintenance
radiografinya dibuktikan dengan therapy).2,3,5,6
kehilangan tulang alveolar.2 Bedah flep periodontal
Besarnya destruksi jaringan merupakan salah satu terapi
periodontal pada periodontitis kronis perawatan dalam bidang periodonsia
dipengaruhi oleh tingkat kebersihan dengan tujuan untuk eliminasi plak,
mulut dan banyaknya plak, kalkulus, jaringan nekrosis dan
dimodifikasi oleh faktor-faktor lain jaringan granulasi pada kerusakan
99
Perawatan Bedah Flap Periodontal Pada Periodontitis Kronis: Sebuah Laporan Kasus

tulang dengan poket sedang sampai dan/atau gigi dapat ditekan ke arah
dalam, serta penempatan material apikal.1
regeneratif. Dalam prosedr bedah Salah satu cara untuk
periodontal, gingiva memerlukan mengontrol dan menstabilisasi apabila
evaluasi dan reseksi untuk terdapat kegoyangan gigi adalah
mendapatkan akses ke permukaan splinting. Splinting diindikasikan pada
akar dan struktur pendukung tulang. keadaan kegoyangan gigi derajat 3
Kompromi estetik pada daerah anterior dengan kerusakan tulang berat.
dapat menjadi konsekuensi serius Adapun indikasi utama penggunaan
7
prosedur bedah periodontal. splint dalam mengontrol kegoyangan,
Tujuan perawatan periodontitis yaitu imobilisasi kegoyangan yang
kronis adalah untuk mengembangkan menyebabkan ketidaknyamanan
suatu kondisi jaringan periodonsium pasien serta menstabilkan gigi pada
sehat dengan status stabil dapat tingkat kegoyangan yang makin
dipertahankan melalui kerjasama bertambah. Ditambahkan oleh
antara pasien dan dokter gigi yang Strassler dan Brown, splinting juga
merawatnya.2,3,8 digunakan untuk mengurangi
Kegoyangan gigi merupakan gangguan oklusal dan fungsi
salah satu gejala penyakit periodontal mastikasi.1
yang ditandai dengan hilangnya Splinting dilakukan pada terapi
perlekatan serta kerusakan tulang inisial (fase etiotropik) dalam rencana
vertikal. Kegoyangan dapat perawatan penyakit periodontal.
disebabkan adanya kerusakan tulang Tindakan yang dilakukan pada fase
yang mendukung gigi, trauma dari pertama adalah pemberian kontrol
oklusi, dan adanya perluasan plak yang meliputi motivasi, edukasi
peradangan dari gingival ke jaringan dan instruksi, skeling dan penghalusan
pendukung yang lebih dalam serta akar, splinting dan terapi oklusal, serta
proses patologik rahang. Menurut Fedi pemberian terapi penunjang berupa
dkk kegoyangan gigi diklasifikasikan antimikroba.1
menjadi tiga derajat. Derajat 1 yaitu Tujuan penulisan laporan kasus
kegoyangan sedikit lebih besar dari ini adalah untuk menunjukkan bahwa
normal. Derajat 2 yaitu kegoyangan perawatan bedah flap periodontal
sekitar 1 mm dan derajat 3 yaitu merupakan salah satu alternatif
kegoyangan > 1 mm pada segara arah perawatan yang dapat diambil untuk
100
Perawatan Bedah Flap Periodontal Pada Periodontitis Kronis: Sebuah Laporan Kasus

kasus periodontitis kronis yang dapat terdapat gigi goyang


dikombinasikan dengan splint 31,32,33,34,41,42,43,44. Gingiva
komposit. mudah berdarah saat probing, udem,
Kasus: hiperemi, resesi gingival, terdapat
Seorang pasien laki-laki poket gigi 31,32,41,42 sekitar 8-9 mm.
berumur 48 tahun datang ke bagian Sedangkan gigi 33,34,43,44 sekitar 5
periodonsia RSGM Kandea Makassar. mm. terdapat edentulous 11,12
Pasien datang pada bulan Februari dengan pemakaian GTSL (Gigitiruan
2014 dengan keluhan utama gigi Sebagian Lepsan) 11. Terdapat
depan rahang bawah goyang sejak 6 kalkulus pada interdental gigi dan
bulan lalu. Gejala ini mulai dirasakan lingual gigi sehingga terlihat jelas akar
sejak 2 tahun lalu, namun kegoyangan dari gigi tersebut. Oklusi gigi-gigi
yang semakin parah sekitar 6 bulan anterior rahang atas terlihat prematur
lalu. Gusi pada daerah tersebut mudah kontak dengan gigi-gigi anterior
berdarah pada saat menggosok gigi. rahang bawah. Pasien mengeluh sulit
Pasien merasa tidak percaya diri dan mengunyah. Pasien tidak pernah
kurang nyaman dengan keadaan periksa rutin ke dokter gigi. Pada
tersebut. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan radiografis (Gambar 2)
pasien tidak memiliki riwayat penyakit terlihat adanya kerusakan tulang
sistemik. Pada pemeriksaan ektra oral alveolar arah vertikal pada gigi
tidak terdapat kelainan. Pada 31,32,41,42.
pemeriksaan klinis (Gambar 1)

Gambar 1. Pemeriksaan klinis

101
Perawatan Bedah Flap Periodontal Pada Periodontitis Kronis: Sebuah Laporan Kasus

Gambar 2. Pemeriksaan radiografis


Diagnosa klinis adalah periodontitis dilanjutkan dengan pembedahan flap
kronis pada gigi periodontal dengan insisi horizontal
31,32,33,34,41,42,43,44. Prognosis dan vertical pada bagian distal gigi 34
baik karena pasien tidak memiliki dan 44. (Gambar 4). Pasien dirawat
riwayat penyakit sistemik, pasien dengan membuka flap untuk
memiliki motivasi yang tinggi dan melakukan debridement dibawah
sangat kooperatif dengan rencana anestesi lokal. Semua kalkulus
perawatan yang akan dilakukan. subgingiva dihilangkan dengan
Etiologi pada kasus ini disebabkan kuretase. Flap yang telah dibuat
karena iritasi plak, faktor predisposisi kemudian ditraksi dengan
berupa kalkulus supragingiva dan menggunakan elevator periodontal
subgingiva serta adanya traumatik (Gambar 5). Kemudian dilakukan
oklusi pada gigi 31,32,41,42 dengan kuretase dan root planning pada gigi
plat GTSL 11. anterior rahang bawah (Gambar 6).
METODE PENELITIAN Setelah dilakukan kuretase dan root
Pada pemeriksaan gigi planning, serta dipastikan sudah tidak
31,32,33,34,41,42,43,44 terlihat terdapat lagi kalkulus baik di
kedalaman poket >5mm, terdapat supragingiva maupun subgingiva,
resesi gingiva dan gigi goyang º3. maka dilakukan irigasi dengan larutan
Perawatan pertama yang dilakukan NaCl. Jaringan bekas insisi kemudian
yaitu skeling rahang atas dan rahang dijahit dan menutup daerah operasi
bawah, dilakukan perlahan-lahan dengan menggunakan pack
dengan menahan gigi tersebut periodontal (Gambar 7 dan gambar 8).
(Gambar 3). Dua minggu setelah Pada kunjungan 7 hari post op
dilakukan skeling, kemudian dilakukan splinting berupa wire
102
Perawatan Bedah Flap Periodontal Pada Periodontitis Kronis: Sebuah Laporan Kasus

komposit untuk memberikan dilepaskan dan digantikan dengan


pertahanan terhadap gigi-gigi yang splint komposit interdental. Kemudian
telah dirawat. Namun, pada kunjungan dilakukan perawatan berupa occlusal
14 hari post op pasien mengeluhkan adjustment pada gigi 31,32,41,42
kurang nyaman dengan wirenya, untuk menghilangkan kontak prematur
karena sangat mengganggu saat dari plat GTSL 11.
berbicara oleh karena itu splint wire

Gambar 3. Post Skeling

Gambar 4. Setelah dilakukan insisi

Gambar 5. Flap ditraksi dengan menggunakan elevator periodontal

103
Perawatan Bedah Flap Periodontal Pada Periodontitis Kronis: Sebuah Laporan Kasus

Gambar 6. Kuretase

Gambar 7. Penjahitan dilakukan pada interdental

Gambar 8. Pemasangan pack periodontal


HASIL PENELITIAN menjadi °1. Kontrol post operasi
Pasien kemudian kontrol (Gambar 9) dari hari ke hari terlihat
setelah 3 minggu untuk melepaskan dengan jelas perubahan-perubahan
benang jahitan. Terlihat dengan jelas yang terjadi mulai dari warna gingiva
jaringan gingiva yang normal dengan yang sudah normal tidak hiperemi dan
perlekatan gingiva yang baik. terlihat perlekatan margin gingiva yang
Kegoyangan gigi juga berkurang baik ke permukaan gigi. Gambar 10

104
Perawatan Bedah Flap Periodontal Pada Periodontitis Kronis: Sebuah Laporan Kasus

terlihat jelas perbedaan sebelum dan lokal, faktor sistemik dan kondisi-
setelah dilakukan perawatan. kondisi lingkungan ataupun perilaku.
Pencegahan periodontitis kronis
mempersyaratkan tindakan mencegah
pembentukan akumulasi bakteri plak
(biofilm). Adapun perawatannya
merupakan kerja sama antara klinisi
dan pasien dalam mempertahankan
kesehatan jaringan periodonsium.
Keberhasilan perawatan tergantung
pada berhentinya proses kerusakan
jaringan dengan cara mengurangi
hingga menghilangkan faktor
penyebab serta perubahan kondisi
mikroba. Hal tersebut dapat dicapai
dengan salah satu alternatif perawatan
Gambar 9. Kontrol post operasi
yang dapat dilakukan pada kasus
periodontitis kronis berupa perawatan
bedah flap periodontal tanpa
membutuhkan material regeneratif.
Asalkan kondisi oral hygiene tetap
dijaga dan dikontrol setelah perawatan
dilakukan untuk mempertahankan
hasil yang telah didapatkan. Laporan
kasus ini menekankan akan
pentingnya melakukan pemeriksaan
gigi secara rutin untuk mencegah lebih
Gambar 10. Sebelum dan setelah
perawatan awal terjadinya penyakit periodontitis
kronis.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Periodontitis kronis bersifat
Suwandi Trijani. The Initial Treatment
multifaktor. Penyakit ini dicetuskan of Mobile Teeth Closure
oleh bakteri plak dan progresi serta Diastema in Chronic Adult
Periodontitis. PDGI Jour
keparahannya dipengaruhi oleh faktor 2010;59:105-109.

105
Perawatan Bedah Flap Periodontal Pada Periodontitis Kronis: Sebuah Laporan Kasus

Novak MJ. Novak KF. Chronic


periodontitis. In: Dolan J, editor. Hall Wb. Prognosis. In: Hall WB,
Carranza’s Clinical editor. Critical Decision in
th th
Periodontology. 11 Ed. China: Periodontology. 4 Ed. London:
Saunders Elsevier; 2011. P.160- BC Dekker Inc.; 2003. P. 72-3.
4.
Hall Wb. Sequence of treatment. In:
Kinane DF. Lindhe J. Trombelli L. Hall WB, editor. Critical Decision
Chronic periodontitis. In: Lindhe in Periodontology. 4th Ed.
J, Lang NP, Karring T, editors. London: BC Dekker Inc.; 2003. P.
Clinical Periodontology and 72-3.
Implant Dentistry. 5th Ed. Oxford:
Blackwell Munksgaard; 2008. Olivia Sandra, Natalia, Hartono Felix.
P.420-6. Papilla Preservation Flap as
Aesthetics Consideration in
Carranza FA, Camargo PM, Takei Periodontal Flap Surgery. J Dent
HH. Bone loss and patterns of Ind 2012;19:76.
bone destruction.In: Dolan J,
editor. Carranza’s Clinical Mueller HP. Periodontology: the
th
Periodontology. 11 Ed. China: Essential. Germany: Druckhaus
Saunders Elsevier; 2011. P. 140- Gutz. 2005. P. 56.
4.

106

You might also like