You are on page 1of 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/322080135

KONSUMSI OKSIGEN BENIH IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis)


UKURAN PANJANG 5-7 CM

Article · February 2012


DOI: 10.29244/jmf.2.1.1-8

CITATIONS READS

0 226

5 authors, including:

Yopi Novita Novita Budhi Hascaryo Iskandar


Bogor Agricultural University Bogor Agricultural University
7 PUBLICATIONS   5 CITATIONS    68 PUBLICATIONS   54 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Budy Wiryawan
Bogor Agricultural University
81 PUBLICATIONS   125 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Benefiting from Sustainable and Equitable Tuna Management in the Coral Triangle and Western Pacific View project

Improving fisheries information and traceability for tuna View project

All content following this page was uploaded by Budhi Hascaryo Iskandar on 27 February 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Marine Fisheries ISSN 2087-4235
Vol. 2, No. 1, Mei 2011
Hal: 1-8

KONSUMSI OKSIGEN BENIH IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis)


UKURAN PANJANG 5-7 CM
Oxygen Consumption Level of Humpback Grouper Juvenile (Cromileptes altivelis)
with Lenght Size of 5-7 cm

Oleh:

Yopi Novita1*, Budhi H. Iskandar1, Bambang Murdiyanto1, Budy Wiryawan1, Hariyanto2

1 Departemen Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan, FPIK, IPB


2 Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.
* Korespondensi: yop_novita@yahoo.com

Diterima: 5 Mei 2010; Disetujui: 21 Januari 2011

ABSTRACT
Disolved oxygen plays an important role for fish living in its life environment. Information on
the ammount of oxygen consumption of a fish in certain volume of water is needed in order to give
balancing between the ammount of disolved oxygen and fish in it. The objective of this research is
obtaining oxygen consumption level of a juvenile of humpback grouper (Cromileptes altivelis) of 5-7
cm body length. Oxygen consumption of fish was measured using a tube that equiped with DO
tool (dissolved oxygent, DO), and the tube was filled by sea water. Measurement of oxygen con-
sumption of juvenil was done by measuring the concentration of dissolved oxygen from sea water
in the respirometer tube, began when fish had entered into the respirometer tube up to two hours
observation. The result showed that oxygen consumption rate of a juvenile of humpback grouper
(Cromileptes altivelis) of 5-7 cm length, is ranging between 0.816 and 1.734 mg/hour.
Key words: humpback grouper, juvenile fish, oxygen consumption

ABSTRAK
Kelangsungan hidup ikan sangat ditentukan oleh ketersediaan oksigen terlarut di lingkungan
ikan. Informasi seberapa besar konsumsi oksigen ikan sangatlah diperlukan agar jumlah ikan
dalam suatu volume air seimbang dengan ketersediaan oksigen terlarutnya. Tujuan penelitian ini
adalah mendapatkan nilai konsumsi oksigen dari benih ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis)
berukuran panjang total 5-7 cm. Pengukuran konsumsi oksigen ikan dilakukan dengan mengguna-
kan tabung yang yang dilengkapi dengan alat pengukur DO (dissolved oxygent, DO) dan ke dalam
tabung telah diisi air laut hingga penuh. Pengukuran konsumsi oksigen dari benih ikan dilakukan
dengan mengukur nilai konsentrasi oksigen terlarut dari air laut di dalam tabung respirometer,
mulai dari awal saat ikan baru dimasukkan ke dalam tabung respirometer hingga dua jam
pengamatan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai konsumsi oksigen satu ekor benih ikan
kerapu bebek (Cromileptes altivelis) ukuran panjang 5-7 cm adalah antara 0,816-1,734 mg/jam.
Kata kunci: ikan kerapu bebek, benih ikan, konsumsi oksigen

PENDAHULUAN dalam kondisi hidup. Saat ini ketersediaan ke-


rapu bebek sebagian besar dipenuhi dari hasil
Latar Belakang budidaya, disebabkan ukuran ikan kerapu yang
Kerapu bebek (Cromileptes altivelis) me- dihasilkan lebih seragam dan dapat disediakan
rupakan salah satu komoditi perikanan yang dalam jumlah banyak. Keberhasilan usaha bu-
memiliki nilai ekonomis yang tinggi, terlebih jika didaya pembesaran ikan kerapu bebek sangat
2 Marine Fisheries 2 (1): 1-8, Mei 2011

tergantung kepada ketersediaan benih yang ratorium Desain dan Dinamika Kapal, Bagian
berkualitas dalam jumlah yang banyak. Benih Kapal dan Transportasi Perikanan, Departemen
ikan yang berkualitas dipengaruhi oleh cara pe- PSP FPIK IPB. Pengukuran konsumsi oksigen
meliharaan benih dan transportasi dari tempat benih ikan menggunakan respirometer dengan
pembenihan ke tempat pembesaran ikan. Sa- mengukur konsentrasi oksigen terlarut dalam
lah satu faktor keberhasilan sistem pemelihara- tabung respirometer. Perlakuan yang diterap-
an dan transportasi ikan adalah kepadatan ikan kan adalah: pengukuran konsumsi oksigen be-
(densitas ikan, ekor/liter) di dalam suatu media. nih ikan secara individu (individu ikan=Ii) dan
Tinggi rendahnya densitas ikan di dalam suatu kelompok (Ikan kelompok=Ik). Pengukuran kon-
media tergantung kepada ketersediaan oksigen sumsi oksigen benih ikan kelompok dilakukan
terlarut di dalam sistem tersebut yang sesuai dengan mengukur tiga ekor benih ikan kerapu
dengan kebutuhan konsumsi oksigen dari ikan. dalam satu tabung respirometer. Penggunaan
tiga ekor benih ikan saat pengukuran konsumsi
Informasi tentang nilai konsumsi oksigen
oksigen ikan kelompok (Ik) adalah mengacu pa-
dari benih ikan kerapu bebek ukuran panjang
da kepadatan benih ikan kerapu saat dilakukan
total antara 5-7 cm belum diketahui hingga saat
aklimatisasi di akuarium penampungan sebe-
ini. Nilai konsumsi oksigen ikan diketahui dari
lum eksperimen dilakukan yaitu sebesar 1,67
respirasi yang dilakukannya. Schreck and Moy-
ekor/liter. Selain pengukuran pada saat ada
le (1990) mengemukakan bahwa respirasi pada
ikan di dalam tabung respirometer, pengukuran
ikan termasuk proses mengambil oksigen dari
konsentrasi oksigen terlarut juga dilakukan pa-
lingkungan dan mengeluarkan gas buang ke
da saat tidak ada ikan di dalam tabung respi-
lingkungan. Tingkat konsumsi oksigen ikan diu-
rometer (kondisi kosong). Pengukuran ini di-
kur menggunakan respirometer. Beberapa pe-
maksudkan sebagai koreksi terhadap pengu-
nelitian telah dilakukan untuk mengukur tingkat
rangan konsentrasi oksigen terlarut yang diaki-
konsumsi oksigen ikan dengan menggunakan
batkan oleh respirasi mikroorganisme yang
respirometer (Zimmermann and Kunzmann
mungkin saja terdapat di dalam tabung respiro-
(2001), Grøttum and Sigholt (1998) dan Fivel-
meter tersebut.
stad and Smith (1991), Berg et al. (1993),
Kazakor and Khalyapina (1981) dalam Grøttum Pengukuran konsumsi oksigen ikan pada
and Sigholt (1998)). perlakuan Ii dan Ik dilakukan masing-masing se-
banyak 3 kali. Lamanya waktu setiap pengu-
FishVet.Inc. (2000) menyatakan bahwa
kuran konsumsi oksigen benih ikan adalah 2
ikan yang berada tidak dalam lingkungan yang
jam.
biasa ditempatinya akan mengalami stres.
Grøttum and Sigholt (1998) menyebutkan bah-
wa metabolisme ikan dalam tabung respirome-
Alat dan Bahan
ter lebih tinggi dibandingkan dengan di kolam Alat yang digunakan terdiri atas:
budidaya, meskipun ikan tersebut saat pengu-
kuran konsumsi oksigen telah dipuasakan dan 1) 1 unit respirometer (closed system) (Gam-
diaklimatisasikan terlebih dahulu untuk menu- bar 1), yang terdiri dari:
runkan metabolisme. Oleh karena itu, dalam - 2 buah tabung kaca, masing-masing tabung
penelitian ini akan dikaji konsumsi oksigen indi- diisi dengan air laut hingga penuh (2,04
vidu dan kelompok benih ikan kerapu bebek. liter).
Hal ini perlu dilakukan untuk mendapatkan nilai - DO meter, merk Lutron: tipe YK-2001PH (1
konsumsi oksigen benih ikan kerapu yang lebih unit)
dekat dengan kondisi yang sesungguhnya, ya- - Waterpump dengan kekuatan: 400 liter/jam
itu ikan dalam kondisi stres yang seminimal (water flow) (1 unit)
mungkin. - Aerator (1 unit)
- Selang dengan diameter 5 mm
Tujuan Penelitian 2) 1 unit video recorder
Bahan yang digunakan terdiri dari air laut
Tujuan penelitian ini adalah menentukan
dan ikan kerapu bebek dengan ukuran pan-
konsumsi oksigen yang dibutuhkan benih ikan
jang antara 5-7 cm.
kerapu bebek (Chromileptes altivelis) ukuran
panjang total antara 5-7 cm secara individu dan 3) Nilai oksigen terlarut (DO) dalam air (mg
kelompok. O2/liter) saat awal dan akhir pengukuran
4) Kandungan amoniak (NH3) (mg/liter) dalam
air saat awal dan akhir pengukuran
METODE PENELITIAN
5) Suhu air laut dalam respirometer (ºC)
Penelitian ini dilakukan selama satu bu-
lan, yaitu pada bulan Desember 2009 di Labo- 6) Suhu ruang (ºC)
Novita et al. – Konsumsi Oksigen Benih Ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis) 3

Tutup
tabung

Tabung respirometer

Keterangan: arah aliran air


Gambar 1 Respirometer (closed system).

Analisis data an, masing-masing pada kondisi Is dan Ik disaji-


kan pada gambar 2 Suhu yang ditunjukkan
Data yang diperoleh untuk selanjutnya merupakan hasil rata-rata dari tiga kali pengu-
dianalisis dengan menggunakan persamaan kuran. Grafik tersebut memperlihat bahwa su-
Schreck dan Moyle (1990), guna memperoleh hu ruang selama pengamatan tidak mengalami
nilai laju konsumsi oksigen ikan. Persamaan perubahan, sehingga dipastikan bahwa peru-
yang digunakan adalah: bahan suhu air laut tidak dipengaruhi oleh fak-
tor luar. Terlihat pula bahwa hasil pengukuran
....................................(1) suhu air laut selama 2 jam pengamatan, baik
pada kondisi Ii dan Ik, mengalami peningkatan.
Keterangan: Pada Gambar 2 juga terlihat bahwa pada kon-
disi kosong pun tetap terjadi perubahan suhu
KO = kecepatan konsumsi O2 (mg O2/menit) air laut selama 2 jam pengamatan. Perubahan
DO0 = oksigen terlarut saat awal pengukuran berkisar antara 0,6-0,7ºC. Dugaan terjadinya
(mg/ltr) perubahan suhu air laut pada kondisi kosong
DO1 = oksigen terlarut saat akhir pengukuran disebabkan adanya mesin pompa yang ditem-
(mg/ltr) patkan di salah satu tabung respirometer. Sela-
V = volume air dalam tabung respirometer ma bekerja, mesin pompa menghasilkan panas
T = waktu pengukuran (menit). yang selanjutnya mempengaruhi suhu air di se-
kitarnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN Pada pengukuran suhu air di dalam ta-


bung respirometer dimana tidak terdapat mesin
Pada setiap periode waktu pengukuran pompa yang diaktifkan selama 2 jam pengukur-
konsumsi oksigen benih ikan kerapu, yaitu sela- an, diketahui bahwa suhu air di dalam tabung
ma 2 jam, tidak terjadi perubahan suhu ruang- respirometer tersebut tetap baik di awal pengu-
an. Suhu ruangan pada setiap periode pengu- kuran tetap maupun setelah 2 jam pengamatan.
kuran konsumsi oksigen benih ikan kerapu ada- Berdasarkan hasil tersebut dapat dipastikan
lah sebesar 27 ºC. bahwa perubahan suhu pada kondisi Ii dan Ik ti-
Suhu air laut selama pengukuran dak sepenuhnya diakibatkan oleh adanya akti-
vitas ikan di dalamnya, akan tetapi juga karena
Grafik hasil pengukuran suhu air dalam adanya mesin pompa yang saat bekerja meng-
tabung respirometer selama 2 jam pengamat- hasilkan panas.
4 Marine Fisheries 2 (1): 1-8, Mei 2011

Gambar 2 Perubahan suhu air laut dan ruang selama 120 menit pengamatan pada kondisi I s.

Dengan perhitungan sederhana, suhu air penampungan, keramba apung atau alamnya.
laut pada kondisi Ii dan Ik dikurangi dengan su- Budi daya pembenihan ikan kerapu bebek bia-
hu air laut pada kondisi kosong, maka hasil pe- sanya dilakukan dalam keramba jaring apung
ngurangan tersebut adalah merupakan suhu air atau bak penampungan. Benih-benih ikan ter-
laut yang disebabkan oleh aktivitas ikan. De- sebut ditempatkan bersama ratusan hingga ri-
ngan demikian, perubahan suhu air laut sela- buan benih ikan kerapu lainnya dalam satu unit
ma 2 jam pengamatan yang disebabkan oleh penampungan. Kondisi benih ikan yang dima-
aktivitas ikan pada kondisi Ii berkisar antara sukkan ke dalam tabung respirometer yang me-
0,1-0,3 ºC. Adapun perubahan suhu air laut se- miliki volume terbatas diduga menjadi penye-
lama 2 jam pengamatan yang disebabkan oleh bab meningkatnya metabolisme ikan akibat
aktivitas ikan pada kondisi Ik adalah berkisar stres sehingga pada akhirnya menyebabkan
antara 0,2-0,4 ºC. Secara sederhana, dapat peningkatan suhu air selama pengukuran. Wa-
pula dihitung besarnya kontribusi tiap benih laupun demikian ketidaksendirian benih ikan di
ikan terhadap perubahan suhu air pada kondisi dalam tabung respirometer, diduga menjadi pe-
pengukuran Ik, yaitu sebesar 0,07-0,13 ºC per nyebab rendahnya tingkat stres ikan yang ter-
ikan selama 120 menit (2 jam). Dengan demi- jadi. Lebih rendahnya tingkat stres yang mun-
kian terlihat bahwa kontribusi perubahan suhu cul, mengakibatkan peningkatan metabolisme
air yang disebabkan oleh individu ikan yang be- dan suhu tubuh benih ikan tidak terlalu besar.
rada tidak sendiri di dalam tabung respirometer
(Ik) lebih kecil dibandingkan dengan kontribusi Konsentrasi Oksigen Terlarut
perubahan suhu air yang disebabkan oleh indi-
vidu ikan yang berada sendiri di dalam tabung Individu benih ikan yang dimasukkan ke
respirometer (Is). dalam tabung respirometer pada setiap pengu-
kuran dan kondisi pengukuran tidak sama, teta-
Inoue et al. (2008) dan Chandroo et al. pi semua benih ikan tersebut memiliki ukuran
(2004) dalam penelitiannya menunjukkan bah- panjang total antara 5-7 cm. Penggunaan be-
wa terjadi peningkatan aktivitas ikan pada saat nih ikan yang berbeda pada setiap pengukuran
ikan mengalami stres. Stres dapat mengakibat- dan kondisi pengukuran bertujuan untuk meng-
kan meningkatnya produksi amoniak dan pe- hindari pengaruh faktor kebiasaan ikan di da-
ningkatan suhu tubuh pada ikan. Grøttum and lam tabung respirometer yang mungkin dapat
Sigholt (1998) menyebutkan bahwa metabolis- terjadi. Ukuran panjang dan berat tiap benih
me individu ikan dalam tabung respirometer ikan kerapu bebek yang digunakan disajikan
lebih tinggi dibandingkan dengan di kolam budi pada Tabel 1.
daya. Tingkat stres yang tinggi dalam tabung
respirometer diduga sebagai penyebab mening- Grafik nilai rata-rata konsentrasi oksigen
katnya metabolisme dalam tubuh ikan. Kondisi terlarut pada kondisi Ii dan Ik serta kondisi ko-
ini disebabkan keterbatasan ruang gerak ikan di song disajikan pada Gambar 3. Benih ikan ke-
dalam tabung respirometer yang berbeda de- rapu bebek yang berukuran panjang antara 5
ngan kondisi normal keberadaan ikan di bak cm sampai dengan 7 cm memiliki kisaran berat
Novita et al. – Konsumsi Oksigen Benih Ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis) 5

Gambar 3 Rata-rata perubahan konsentrasi oksigen terlarut selama 120 menit (2 jam) pada
kondisi Ii, Ik dan kosong.

tubuh antara 3,35 gram hingga 3,86 gram per relatif memiliki kecenderungan penurunan nilai
ikan (Tabel 1). Berdasarkan hasil pengukuran konsentrasi oksigen terlarut yang sama, setelah
terhadap tinggi badan ikan yang diukur dari ba- itu terjadi perubahan nilai konsentrasi oksigen
gian perut paling bawah hingga bagian pung- terlarut yang cukup signifikan antara kedua
gung paling atas berkisar antara 2,5 sampai kondisi pengukuran tersebut hingga akhir peng-
dengan 2,8 cm. Dengan demikian dapat dika- ukuran.
takan bahwa ukuran benih ikan kerapu yang di-
Sebagaimana telah dijabarkan sebelum-
gunakan relatif sama besar.
nya, pengkondisian ikan yang berbeda dengan
Gambar 3 menampilkan grafik perubah- kondisi lingkungan yang selama ini ditempa-
an nilai konsentrasi oksigen terlarut secara ra- tinya, dapat menimbulkan stres pada ikan. Ikan
ta-rata dari tiga kondisi pengukuran, yaitu kon- yang stres akan mengalami peningkatan meta-
disi kosongrata, Ii rata dan Ik rata. Terlihat bahwa bolisme di dalam tubuh yang ditandai de-ngan
pada pengukuran kondisi kosong tidak terjadi meningkatnya produksi amoniak dan suhu
pengurangan konsentrasi oksigen terlarut sela- tubuh. Berdasarkan hasil pengukuran suhu air
ma 2 jam pengamatan. Hal ini menunjukkan laut pada pembahasan sebelumnya, terlihat
bahwa tidak terdapat penggunaan oksigen se- bahwa peningkatan suhu air laut yang disebab-
lama 2 jam pengamatan pada kondisi kosong. kan oleh satu ekor benih ikan kerapu bebek pa-
Adapun grafik perubahan konsentrasi oksigen da kondisi Ii lebih besar dibandingkan dengan
terlarut pada pengukuran kondisi Ii dan Ik, ke- satu ekor benih ikan kerapu bebek pada kondisi
duanya mengalami pengurangan. Jika grafik Is Ik. Lebih besarnya perubahan konsentrasi oksi-
rata dan Ik rata saling dibandingkan, maka terlihat gen terlarut dan suhu air di dalam tabung respi-
bahwa mulai menit ke-0 hingga menit ke-70 pe- rometer yang disebabkan oleh individu benih
ngamatan, kedua grafik cenderung mengalami ikan yang sendirian di dalam tabung respirome-
penurunan yang relatif sama. Barulah pada ter (kondisi Ii) menunjukkan kecenderungan un-
menit ke-70 hingga ke-120, terjadi perubahan tuk menduga bahwa ikan tersebut mengalami
penurunan konsentrasi oksigen terlarut yang tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan in-
cukup signifikan di antara keduanya. dividu benih ikan yang tidak sendirian di dalam
tabung respirometer (kondisi Ik).
Gambar 3 memperlihatkan bahwa pada
hasil pengukuran tanpa ikan (kondisi kosong)
dan dengan ikan (kondisi Ii dan Ik) terjadi penu-
Konsumsi Oksigen
runan konsentrasi oksigen terlarut di dalam ta- Penentuan konsumsi oksigen ikan dilaku-
bung respirometer. Selain itu pada grafik hasil kan dengan mengukur konsentrasi oksigen di
pengukuran konsentrasi oksigen terlarut pada awal dan diakhir pengukuran dengan memper-
dua kondisi yaitu kondisi Ii dan Ik, terlihat bahwa hitungkan volume air dan waktu pengukuran
kedua grafik tersebut pada 60 menit pertama sebagaimana persamaan yang dikemukakan
6 Marine Fisheries 2 (1): 1-8, Mei 2011

Tabel 1 Ukuran benih ikan dan nilai konsumsi oksigen.

Ukuran Benih Ikan Kerapu


Bebek Konsumsi Oksigen/ekor
Kondisi Pengukuran
Panjang Berat (gram) (mg O2/ jam/ekor)
(cm)
Is ke-1 6,5 3,47 1,836
ke-2 6,6 3,55 1,632
ke-3 6,8 3,58 1,632
Nilai tengah: 1,734
Ik ke-1 6,8 3,40
6,9 3,62 0,884
6,1 3,35
ke-2 6,8 3,55
6,9 3,86 0,816
6,7 3,43
ke-3 6,7 3,63
6,8 3,70 0,748
6,7 3,51
Nilai tengah: 0,816

oleh Schreck dan Moyle (1990) (persamaan 1). ngan nilai konsumsi oksigen individu ikan da-
Sebelum pengukuran konsumsi oksigen ikan, lam kondisi Ii. Jika dikaitkan dengan pemapar-
terlebih dahulu dilakukan pengukuran dalam an sebelumnya tentang perubahan suhu air, le-
kondisi kosong, yaitu pengukuran dalam tabung bih kecilnya nilai konsumsi oksigen satu ekor
respirometer tanpa ikan di dalamnya, dengan ikan yang tidak dalam kondisi sendiri mungkin
tujuan untuk memastikan bahwa air laut yang saja terjadi. Diduga ikan dalam kondisi sendiri
berada di dalam tabung respirometer tidak ber- di dalam tabung respirometer (kondisi Ii) lebih
isi jasad renik atau jikapun ada, keberadaannya stres dibandingkan dengan ikan yang tidak sen-
tidak mempengaruhi konsentrasi oksigen terla- diri di dalam tabung respirometer (kondisi Ik).
rut di dalam tabung respirometer. Sehingga diduga metabolisme ikan yang sendiri
lebih tinggi dibandingkan dengan metabolisme
Berdasarkan hasil pengukuran saat kon-
ikan yang tidak sendiri.
disi kosong, konsentrasi oksigen terlarut di awal
dan di akhir pengukuran tidak berubah (Gam-
bar 3). Kondisi ini menunjukkan bahwa air laut Amoniak tak terionisasi (NH3 un-ionized)
di dalam tabung respirometer tidak mengan- Gowen and Bradbury (1987) dalam
dung jasad renik atau jikapun ada, keberadaan- Leung et al. (1999), menyatakan bahwa lebih
nya tidak mempengaruhi konsentrasi oksigen dari 50% nitrogen yang masuk ke dalam sis-
terlarut di dalam tabung tersebut. Pada Tabel 1 tem budidaya perikanan laut adalah merupa-
juga disajikan nilai konsumsi oksigen yang di- kan hasil pembuangan ikan. Ikan mengeluar-
peroleh dengan menggunakan persamaan 1. kan nitrogen dalam bentuk ammonia, urea, ami-
Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai kon- nes dan amino acids.
sumsi oksigen tiap individu pada pengukuran
Boyd (1982) menyatakan bahwa total
kondisi Ii berkisar antara 1,632-1,836 mg/jam
ammonia nitrogen (NH3-N) adalah merupakan
dengan nilai tengah sebesar 1,734 mg/jam.
penjumlahan dari ion ammonium (NH4+) dan
Adapun nilai konsumsi oksigen rata-rata tiap NH3un-ionized. Ion ammonium tidak bersifat
individu pada pengukuran kondisi Ik berkisar
racun bagi ikan. Lain halnya amoniak un-
antara 0,748-0,884 mg/jam dengan nilai tengah ionized bersifat racun bagi ikan. Amoniak
sebesar 0,816 mg/jam. Jika mengacu pada
tersebut akan lebih bersifat racun lagi apabila
nilai tengah konsumsi oksigen pada kedua kon-
terdapat pada perairan dengan konsentrasi
disi pengukuran, maka nilai konsumsi oksigen oksigen terlarut yang rendah. The European
benih ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis)
Inland Fisheries Advisory Commission (1973)
ukuran panjang antara 5-7 cm berkisar antara
dalam Boyd (1982) menyatakan bahwa konsen-
0,816-1,734 mg/jam per ekor.
trasi amoniak yang membahayakan dalam wak-
Berdasarkan pemaparan di atas terlihat tu singkat adalah jika mengandung 0,6 sampai
bahwa nilai konsumsi oksigen individu ikan da- dengan 2,0 mg/liter dari NH3-N untuk hampir
lam kondisi Ik lebih kecil jika dibandingkan de- semua jenis ikan.
Novita et al. – Konsumsi Oksigen Benih Ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis) 7

Berdasarkan hasil uji kandungan amoni- duga sebagai penyebab meningkatnya level
ak un-ionized selama pengukuran berlangsung stres ikan di dalam tabung respirometer. Terle-
(2 jam) pada setiap kondisi pengukuran, NH3 bih jika kandungan amoniak di lingkungan sa-
un-ionized yang dihasilkan oleh individu ikan ngat tinggi, maka akan semakin cepat terjadi-
kondisi Ii rata-rata mencapai 0,021 mg/liter. nya peningkatan level stres pada ikan, dan
Adapun kandungan NH3 un-ionized yang diha- mungkin saja akan mempercepat kematian
silkan oleh kelompok ikan kondisi Ik rata-rata ikan.
mencapai 0,017 mg/liter. Diperkirakan produksi
amoniak un-ionized untuk 1 ekor ikan pada
kondisi Ik sebesar 0,006 mg/liter. Sebagaimana KESIMPULAN
yang telah disebutkan sebelumnya oleh Inoue
et al. (2008) dan Chandroo et al. (2004), stres Berdasarkan hasil penelitian, dapat di-
ikan mengakibatkan peningkatan metabolisme simpulkan bahwa: konsumsi oksigen benih ikan
atau aktivitas ikan yang ditandai salah satunya kerapu bebek (Cromileptes altivelis) ukuran
adalah dengan meningkatnya produksi amo- panjang 5-7 cm (total length) berkisar antara
niak. Tingkat stres yang lebih rendah pada ikan 0,816-1,734 mg/jam per ekor atau sebesar
yang tidak sendiri dibandingkan dengan ikan 0,231-0,492 mg/gr berat/jam. Peningkatan kon-
yang sendiri menjadi penyebab produksi amo- sentrasi NH3 un-ionized pada air laut setelah
niak rata-rata oleh 1 ekor ikan pada kondisi ti- pengukuran kondisi sendiri lebih besar jika di-
dak sendiri (kondisi Ik) menjadi lebih kecil di- bandingkan dengan setelah pengukuran kondisi
bandingkan dengan produksi amoniak ikan tidak sendiri atau kelompok, kondisi ini diduga
yang sendiri (kondisi Ii). terjadi karena kondisi ikan yang lebih stres pa-
da kondisi sendiri.
Pada kondisi tertutup sebagaimana yang
terjadi pada tabung respirometer selama peng-
ukuran konsentrasi oksigen terlarut dilakukan, DAFTAR PUSTAKA
diduga akan selalu terjadi akumulasi pertam-
bahan suhu air dan amoniak yang pada akhir- Bailey D.M., A.J. Jamieson P.M., Bagley M. A.,
nya akan menambah tingkat stres ikan. Secara Collins & I.G. Priede. 2002. Measure-
sederhana dapat dideskripsikan proses terjadi- ment of in Situ Oxygen Consumption of
nya peningkatan level stres pada ikan yang ter- Deep-sea Fish Using an Autonomous
dapat di dalam tabung respirometer selama pe- Lander Vehicle. Vol. 49: 1519-1529.
ngukuran. Panas yang dihasilkan oleh mesin Berg A., A. Danielsberg and A. Seland. 1993.
yang bekerja, akan meningkatkan suhu air di Oxygen Demand for Postmolt Atlantic
dalam tabung respirometer. Suhu air menurut Salmon (Salmo salar L). Fish Farming
FishVet.Inc (2000) adalah salah satu faktor fisi- Technology. Rotterdam. P: 297-300.
ka lingkungan yang dapat menyebabkan ikan
stres. Perubahan suhu lingkungan tersebut se- Boyd C.E. 1982. Water Quality Management
gera dirasakan oleh ikan yang ada di dalamnya. for Pond Fish Culture. Elsevier Scientific
Tubuh ikan mulai bereaksi untuk beradaptasi Publishing Company. Amsterdam, Ox-
dengan adanya peningkatan suhu lingkungan, ford, New York. 318 hal.
yaitu berupa peningkatan metabolisme dalam
Chandroo K.P., L.J.H. Duncan & R.D. Moccia.
tubuh ikan. Peningkatan metabolisme ikan akan
2004. Can fish suffer?: pers-pectives on
mengakibatkan semakin bertambahnya keluar-
sentience, pain, fear and stress. Applied
an amoniak dari tubuh ikan, dimana amoniak
Animal Behaviour Sci-ence. Vol. 86
merupakan salah satu faktor kimia lingkungan
(2004): 225 – 250.
yang dapat mengakibatkan ikan stres. Pening-
katan metabolisme ikan akan diikuti oleh pe- FishVet.Inc. (2000). Fish Stress and Disease
ningkatan konsumsi oksigen terlarut oleh ikan. Overview. www.fishvet.com. Diunduh
Selama pengukuran dilakukan, tidak terjadi pe- tanggal 2 Oktober 2009.
nambahan konsentrasi oksigen terlarut dalam
Fivelstad S. and M.J. Smith. 1991. The
air yang terdapat dalam tabung respirometer.
Oxygen Consumption Rate of Atlantic
Peningkatan konsumsi oksigen oleh ikan, me-
Salmon (Salar salmo L) reared in a
ngakibatkan ketersediaan oksigen terlarut di
Single Pass Landbased Seawater Sys-
lingkungan semakin berkurang. Pengurangan
tem. Aquacultural Engineering. Vol. 10:
konsentrasi oksigen terlarut di lingkungan, me-
227-235
rupakan salah satu faktor fisik lingkungan selain
suhu air yang dapat mengakibatkan ikan stres. Grøttum J.A. and T. Sigholt. 1998. A model for
Pertambahan suhu air dan amoniak serta peng- Oxygen Consumption of Atlantic Salmon
urangan konsentrasi oksigen terlarut di ling- (Salmo salar) Based on Measurements
kungan yang terjadi secara terus menerus di of individual fish in a Tunnel Respirome-
8 Marine Fisheries 2 (1): 1-8, Mei 2011

ter. Aquacultural Engineering. Vol. 17: (Lutjanus argentimaculatus). Aquacul-


241-251. ture. Vol. 170: 215-227.
Inoue L.A.K.A., G. Moraes, G.K. Iwama & L.O. Schreck C.B. and P.B. Moyle. 1990. Methods
B. Afonso. 2008. Physiological stress for Fish Biology. American Fisheries
responses in the warm-water fish Society. Bethesda, Maryland, USA. 684
matrinxa (Brycon amazonicus) subjected hal.
to a sudden cold shock. Acta Amazonica,
Zimmermann C. and A. Kunzmann. 2001.
Vol. 38(3) 2008: 603-610.
Baseline Respiration and Spontaneous
Leung K.M.Y., J.C.W. Chu & R.S.S. Wu. 1999. Activity of Sluggish Marine Tropical Fish
Effects of Body Weight, Water of The Family Scorpaenidae. Marine
Temperature and Ration Size (Epinephe- Ecology Progress Series. Vol. 219: 229-
lus areolatus) and Mangrove snapper 239.

View publication stats

You might also like