You are on page 1of 56

COLD STORAGE

KAPASITAS 125 TON X2

LOKASI :
DESA WANI KEC. TAWAELI KAB. DONGGALA PROV. SULAWESI TENGAH

TA. 2019/2020
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT UMUM & TEKNIS
PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMBANGUNAN COLD STORAGE

COLD STORAGE
DESCRIPTION
1. Insulatoin Panel
Cold Storage Cap 30 Ton (6 x 5 x 3,5 m)
Specification :
- Polyurethane Density : 45 ± 5% kg/ m³
- Thickness : 100 mm
- Thermal Conductivity : 0.020 W/ m k
- Skin : CRP Food Grade/ ant ibact erial G300Z275
- Fire Behaviour of Building M aterial Test as Class B2 as per Din 4102 Germany Standard
- Conection : Cam Lock System
- Weat her Proof Lamp
- PVC Curtain
- 2 sets Sw ing Door 1 x 2 m, handle,lock,rail, stopper and door heater
- Floor : PU Slab Sheet 100 mm + Concrete (by Sipil W ork)
(mengikuti brochure dan mendapat dukungan penuh dari pabrikan)
(complete with Certificate of origin)

2. Condensing Unit Cold Storage


- Original Assembly by Principal
- Scorii Compressor 6 HP
- Cooling Capacity : 6,84 KW at Evap. Tem p. – 28 C
- Suction and Discharge Pressure Gauge
- High Low Pressure Control
- Liquid Receiver With Sigh Glass
- Check Valve
- Sight Glass and Filter Dryer
- Air Cooled Condensor
- Fan Voltage 400V – 3 – 50 hz
- Refrigerant : Zero 0DP, R40 a
(mengikuti brochure dan mendapat dukungan penuh dari pabrikan)

3. Evaporator Freezer Temp


- Interchanged fin arrangement 6 mm
- Fan size 3 x 350 mm
- Fan motor : 1 phase / 230 V/ 50 Hz/ 1,74 A/ 396 W
- Fin/ Tube mat erial : Alluminium / copper
- Air Flow : 7112 m³/ h
- Air Throw : 16 m
- Heater Defrost Coil 2400 Watt and Drip Tray 1200 Wat t
(mengikuti brochure dan mendapat dukungan penuh dari pabrikan)

4. Control Panel And Instalation


- M CCB
- M agnetic Contractor
- Thermal Overload
- Indicator Lamp
- Time Delay Relay
- Temperature And Defrost Control
- Cable from Control Panel to Evaporator and Condensor : NYY
- Hard Copper Pipe ASTM B 280
- Armaflex
- Wit h Tray/ Ladder support
- Pressure test min. 250 psi, 1 day (24 jam)
- R-404a

AIR BLAST FREEZER


DESCRIPTION
1. Insulatoin Panel
Air Blast Freezer Cap 3 Ton/ Day (4 x 3 x 3,5 m)
Specification :
- Polyurethane Density : 45 ± 5% kg/ m³
- Thickness : 150 mm
- Thermal Conductivity : 0.020 W/ m k
- Skin : CRP Food Grade/ ant ibact erial G300Z275
- Fire Behaviour of Building M aterial Test as Class B2 as per Din 4102 Germany Standard
- Conection : Cam Lock System
- Weat her Proof Lamp
- PVC Curtain
- 1 sets Sw ing Door 1 x 2 m, handle,lock,rail, stopper and door heater
- Floor : PU Slab Sheet 150 mm + Concrete (by Sipil W ork)
(mengikuti brochure dan mendapat dukungan penuh dari pabrikan)
(complete with Certificate of origin)

2. Refrigeration M achine
Condensing Unit Blast Freezer
- Refrigeration Capacity : 20,1 KW/ set at t evap. – 30 C; t cond 41,7 C/ set
- 6 cylinder Tw o stage Sem ihermetic Compressor 15 HP/ set
- M ass Flow : 110,5 g/ s
- Crankcase heater 100 W
- With Oil Pressure Switch, Electrical Box, Liquid Subcooler, oil separator, pressure gauge
- Air Cooled Condensor w ith Four Fan Design, Total Fan Pow er input 1600 Watt
- Air Flow Condensor : 5,41 m³/ s
- Refrigerant : R404a, Zero 0DP
(mengikuti brochure dan mendapat dukungan penuh dari pabrikan)
(complete with Certificate of origin)

3. Evaporator Blast Freezer


- Interchanged fin arrangement 8,5 mm
- Fan size 2 x 630 mm
- Fan motor : 3 phase / 380 V/ 50 Hz/ 9,6 A/ 5200 W
- Fin/ Tube mat erial : Alluminium / copper
- Air Flow : up to 31276 m³/ h
- Air Throw : 32 m
- Heater Defrost Coil 8000 Watt and Drip Tray 1600 Wat t
(mengikuti brochure dan mendapat dukungan penuh dari pabrikan)
(complete with Certificate of origin)
4. Control Panel And Instalation
- M CCB
- M agnetic Contractor
- Thermal Overload
- Indicator Lamp
- Time Delay Relay
- Temperature And Defrost Control
- Cable from Control Panel to Compressor : NYY
- Cable from Control Panel to Evaporator and Condensor : NYY
- Hard Copper Pipe ASTM B 280
- Armaflex
- Wit h Tray/ Ladder support
- Pressure test min. 250 psi, 1 day (24 jam)
- R-404a

ANTEROOM
DESCRIPTION

1. Insulatoin Panel
(4 x 3 x 3,5 m)
Specification :
- Polyurethane Density : 45 ± 5% kg/ m³
- Thickness : 100 mm
- Thermal Conductivity : 0.020 W/ m k
- Skin : CRP Food Grade/ ant ibact erial G300Z275
- Fire Behaviour of Building M aterial Test as Class B2 as per Din 4102 Germany Standard
- Conection : Cam Lock System
- Weat her Proof Lamp
- PVC Curtain
- 1 sets Sw ing Door 1 x 2 m, handle,lock,rail, stopper and door heater
- Floor : Concrete (by Sipil W ork)
(mengikuti brochure dan mendapat dukungan penuh dari pabrikan)
(complete with Certificate of origin)

2. Unit AC W all M ounted


- Complete With Inverter

ANTEROOM
DESCRIPTION
1. Insulatoin Panel
Dimensi ( 1,5 x 3 x 3,5 m)
Specification :
- Polyurethane Density : 45 ± 5% kg/ m³
- Thickness : 100 mm
- Thermal Conductivity : 0.020 W/ m k
- Skin : CRP Food Grade/ ant ibact erial G300Z275
- Fire Behaviour of Building M aterial Test as Class B2 as per Din 4102 Germany Standard
- Conection : Cam Lock System
- Weat her Proof Lamp
- PVC Curtain
- 1 sets Sw ing Door 1 x 1 m, handle,lock,rail, stopper and door heater
- Floor : Concrete (by Sipil W ork)
(mengikuti brochure dan mendapat dukungan penuh dari pabrikan)
(complete with Certificate of origin)

I. PERATURAN UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN


1.1. PERATURAN UMUM
1. Untuk pelaksanaan pekerjaan sipil dipakai peraturan umum yang lazim dipakai yang disebut
A.V./SU/41.
2. Peraturan yang dimaksud dinyatakan berlaku dan mengikat, kecuali dinyatakan lain dalam
Rencana Kerja dan Syarat – syarat ini. Peraturan peraturan tersebut adalah :
- PBI – 1971 / NI-2 (Peraturan Beton Bertulang Indonesia)
- PUBI 1982 (Peraturan Umum Bangunan Indonesia)
- PKKI – 1971 / NI-5 (Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia)
- PBKBI 1980 (Peraturan Perencanaan Konstruksi Baja Indonesia)
- PUBI 1970 / NI-3 (Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia)
- Peraturan bangunan Tahan Gempa tahun 1984
- Persyaratan Dewan Teknik Pembangunan Indonesia 1970
- Peraturan Cat Indonesia (NI-4 atau PCI 1961)
- Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1980
3. Peraturan – peraturan lain yang harus dipenuhi sesuai dengan ketentuan yang berlaku di
daerah setempat

1.2. PELAKSANAAN DAN GAMBAR PELAKSANAAN.


1. Kontraktor wajib memeriksa dan meneliti semua gambar, ketentuan dan syarat – syarat
sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan
2. Apabila ada hal – hal yang tidak lazim dilaksanakan, atau bila dilaksanakan akan
menimbulkan bahaya, maka kontraktor diwajibkan untuk mengadakan perubahan seperlunya,
dengan terlebih dahulu memberitahukan secara tertulis kepada konsultan pengawas atau
direksi untuk persetujuannya.
3. Apabila ada perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail atau dengan RKS,
maka konsultan pengawas atau direksi, akan menetapkan kebutuhan mana yang mengikat
(yang harus dilaksanakan), dengan ketentuan menguntungkan Negara.
4. Pelaksana pembangunan proyek dilaksanakan secara lengkap termasuk mendatangkan,
mengangkut dan mengerjakan semua bahan – bahan yang diperlukan, menyediakan tenaga
kerja berikut pengawasan dan hal – hal yang dianggap perlu lainnya.
5. Kontraktor diwajibkan menangani semua keperluan yang dibutuhkan untuk menuju pada
penyelesaian dan pelaksanaan pekerjaan secara cepat, baik dan lengkap
6. Di dalam pelaksanaan pekerjaan, misalnya pekerjaan beton bertulang, konstruksi baja,
konstruksi kayu dan pekerjaan struktur lainnya, disamping pekerjaan pengolahan tanah, baik
menurut perhitungan konstruksi dan gambar – gambar konstruksi yang disediakan jika diduga
terdapat kekurangan, Kontrktor diwajibkan mengadakan konsultasi dengan konsultan
pengawas dan direksi sebelum pekerjaan dilaksanakan.
7. Pihak Kontraktor dianggap telah mempertimbangkan semua resiko yang mungkin terjadi
akibat letak daerah proyek, dan memperhitungkan didalam harga yang termuat dalam surat
penawaran, termasuk kehilangan dan kerusakan bahan/ alat.
8. Tanah dan halaman yang diserahkan dalam pembangunan ini diserahkan kepada kontraktor
dalam keadaan sesuai pada saat seperti penjelasan / aanwijzing lapangan.
9. Kontraktor harus sedemikian rupa menjaga ketertiban selama pekerjaan dilaksanakan,
sehingga lokasi dan sekitarnya menjadi tertib, misalnya pekerjaan pada malam hari,
kontraktor harus minta persetujuan kepada direksi atau konsultan pengawas terlebih dahulu.
10. Pekerjaan harus diserahkan secara lengkap (selesai dengan sempurna) kepada pemberi
tugas / direksi, termasuk perbaikan – perbaikan yang timbul akibat kelalaian, pembersihan
lingkungan, dsbnya.

1.3 RENCANA KERJA


1. Sebelum memulai melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus menyusun rencana kerja
secara terperinci, antara lain jadwal pelaksanaan (time schedule), network planning, yang
diajukan kepada konsultan pengawas/ direksi selambat – lambatnya 1 (satu) minggu setelah
penunjukan pemenang, untuk mendapatkan persetujuan
2. Setelah mendapat persetujuan, maka rencana kerja tersebut harus dibuat dan diserahkan
cetakannya kepada konsultan pengawas dan direksi masing – masing rangkap tiga,
sedangkan cetakan lainnya harus senantiasa terpajang ditempat pekerjaan (direksi keet),
bersama dengan dokumen kontrak.
3. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan, mendatangkan alat – alat dan bahan bantu sesuai
dengan rencana kerja, kecuali jika terpaksa menyimpang karena suatu hal, akan tetapi harus
dipertimbangkan secara matang dan harus mendapat persetujuan konsultan pengawas dan
direksi
4. Rencana Kerja ini akan dipakai oleh pemberi tugas/ direksi sebagai dasar untuk menentukan
segala sesuatu yang berhubungan dengan kemajuan, keterlambatan dan penyimpangan
pekerjaan yang dilaksanakan kontraktor.
1.4 BANGSAL KERJA, GUDANG DAN RUANG RAPAT LAPANGAN
1. Bangsal untuk pekerja dan gudang dibuat pada tempat sekitar bangunan, sedangkan untuk
ruang direksi, ruang konsultan pengawas dan ruang rapat lapangan dibuat menyatu dan
letaknya akan ditentukan kemudian oleh konsultan pengawas dan direksi
2. Bahan – bahan utama dan bahan bahan tambahan yang seharusnya mendapat perlindungan,
harus disimpan didalam gudang yang cukup menjamin perlindungan terhadapnya.
3. Kontraktor harus selalu hadir pada saat rapat lapangan baik yang diadakan secara periodic
setiap minggu dan setiap bulan maupun rapat – rapat lainnya yang diadakan oleh konsultan
pengawas dan direksi, untuk membicarakan segala sesuatu mengenai pelaksanaan proyek
ini.

1.5 KETENTUAN – KETENTUAN LAIN


Selain Rencana Kerja dan Syarat – syarat ini, ketentuan lain yang mengikat di dalam pelaksanaan
pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
1. Gambar Kerja :
- Gambar – gambar yang dilampirkan pada Rencana Kerja dan Syarat – syarat ini.
- Gambar – gambar detail yang diserahkan kemudian oleh pemberi tugas
2. Petunjuk
- Petunjuk ataupun keterangan yang diberikan dalam rapat penjelasan (aanwijzing), sesuai
yang tercantum dalam Berita Acara Rapat Penjelasan
- Petunjuk dan syarat – syarat yang diberikan dalam masa pelaksanaan oleh konsultan
pengawas dan direksi, petugas dari Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Tata Kota maupun
Dinas Keselamatan Kerja
4. Peraturan
Semua Undang – undang dan peraturan pemerintah yang berlaku untuk pelaksanaan
pemborongan bangunan gedung

II. SYARAT – SYARAT BAHAN


AIR (PUBI. 1970/ NI-3)
1. Untuk seluruh pelaksanaan pekerjaan dipakai air yang tidak boleh mengandung minyak,
asam, alkali, garam dan bahan – bahan organis dan bahan – bahan lain yang merusak
bangunan
Dalam hal ini harus dinyatakan dengan hasil tes dari laboratorium yang disetujui oleh
konsultan pengawas dan direksi
2. Khusus untuk beton, jumlah air yang di gunakan untuk membuat adukan disesuaikan dengan
jenis pekerjaan pekerjaan beton, yang ditentukan dengan ukuran isi atau ukuran berat dan
dilakukan dengan tepat

P A S I R (PUBI 1970/ NI-3, PBI 1971/ NI-2)


1. Pasir Urug
Pasir Untuk pengurukan alas lantai, alas pondasi batu gunung dan lain – lain harus bersih dan
keras, pasir laut untuk maksud – maksud tersebut tidak diperkenankan
2. Pasir Pasang
Pasir untuk adukan pasangan dan adukan plesteran harus memenuhi syarat – syarat sebagai
berikut :

a.Butiran – butiran harus tajam dan keras, dan tidak dapat dihancurkan dengan jari
b.Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5 %
c.Butiran – butirannya harus dapat melalui ayakan berlubang persegi 3 mm
d.Pasir laut tidak boleh digunakan

3. Pasir Beton
Pasir untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Butir – butir harus tajam, keras dan tidak dapat dihancurkan dengan jari atau pengaruh
cuaca
b. Kadar Lumpur tidak boleh lebih dari 5 %
c. Pasir harus terdiri dari butiran – butiran yang beraneka ragam besarnya, dan dapat diayak
dengan ayakan 0,5 maka sisa butiran – butiran diatas ayakan 4 mm, minimal 2 % dari
berat sisa butiran – butiran diatas ayakan 1 mm minimal 10 % dari berat sisa butiran –
butiran diatas ayakan 0,25 mm, berkisar antara 80 % sampai dengan 90 % dari berat..
Pasir laut tidak dapat dipergunakan

BATU GUNUNG
1. Batu gunung belah harus keras, padat dan tidak boleh mengandung cadas atau tanah
2. Batu gunung untuk keperluan yang nampak (pasangan batu muka atau pasangan tanpa
plesteran), bentuk atau muka batu harus dipilih dan tidak boleh memperlihatkan tanda – tanda
lapuk atau berpori

SPLIT
1. Split adalah batu pecah (hasil olahan stone crusher) yang harus dapat melalui ayakan
berlubang persegi 25 mm dan tertinggal diatas ayakan berlubang persegi 2 mm.
2. Split untuk beton harus memenuhi syarat yang dibutuhkan dalam PBI 1971 (NI-2) diantaranya
: harus terdiri dari butir – butir yang keras, tidak berpori, tidak pecah / hancur oleh pengaruh
cuaca.
3. Split harus cukup bersih dan tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari 3 %.
4. Ukuran split yang digunakan tidak lebih dari 2 x 3 cm.

2.5. PORTLAND CEMENT (NI-8, PBI 1971/ NI-2)


1. Portland Cement (PC) yang digunakan harus PC sejenis (NI-8) dan dalam kantong utuh /
baru.
2. Bila digunakan PC yang telah lama disimpan harus diadakan pengujian terlebih dahulu oleh
laboratorium yang disetujui Konsultan Pengawas dan direksi
3. Dalam pengangkutan PC ke tempat pekerjaan harus dijaga agar tidak menjadi lembab, begitu
pula penempatannya harus ditempat kering

4. PC yang yang sudah membatu (menjadi keras) tidak boleh dipakai

2.6. K A Y U
1. Pada umumnya kayu harus bersifat baik dan sehat, dengan ketentuan ketentuan segala sifat
dari kekurangan – kekurangan yang berhubungan dengan pemakaiannya tidak merusak atau
mengurangi nilai konstruks
2. Mutu kayu ada 2 (dua) macam yaitu kelas 1 dan kelas 2
3. Yang dimaksud dengan kayu mutu kelas 1 adalah kayu yang memenuhi syarat – syarat
sebagai berikut :
d. Harus kering udara
e. Besar mata kayu tidak melebihi 1/6 dari lebar balok dan juga tidak boleh lebih dari 3,5 cm
f. Balok tidak boleh mengandung wanvlak yang lebih besar dari 1/10 dari tinggi balok
g. Retak dalam arah radial tidak boleh melebihi 1/4 tebal kayu, dan retak – retak dalam
lingkaran tumbuh tidak melebihi 1/5 tebal kayu
h. Miring arah serat (tangensial 0 tidak boleh melebihi dari 1/10
4. Yang disebut kayu mutu kelas 2 adalah kayu yang tidak termasuk dalam mutu kelas 1, tetapi
memenuhi syarat – syarat sebagai berikut :
a. Kadar lengas kayu tidak lebih 18 %.
b. Besar mata kayu tidak melebihi 1/4 dari lebar balok dan juga tidak lebih dari 5 cm
c. Balok tidak boleh mengandung wanvlak yang lebih besar dari 1/10 tinggi balok
d. Retak – retak dalam arah radial tidak boleh lebih dari 1/3 tebal kayu dan retak – retak
menurut lingkaran tumbuh, tidak boleh melebihi 1/4 tebal kayu
e. Miring arah serat (tangensial) tidak boleh lebih dari 1/7
5. Bahan – bahan kayu berlapis :
a. Teakwood harus berkualitas baik, corak maupun seratnya harus terpilih dan warnanya
merata, yang dihasilkan dari kayu jati terpilih yang baik
b. Plywood / tripleks harus berkualitas baik corak maupun seratnya, dan warnanya merata
dengan lapisan yang padat

2.7. BAJA TULANGAN BETON DAN KAWAT PENGIKAT (PUBI 1970/NI-3)


1. Jenis baja tulangan harus dihasilkan dari pabrik – pabrik baja yang dikenal dan yang
berbentuk batang – batang polos atau batang – batang yang diprofil (besi ulir)
2. Mutu baja tulangan yang dipakai U24 (besi polos) untuk tulangan yang lebih kecil dari
diameter 16 mm, dan mutu baja U32 (besi ulir) untuk tulangan yang lebih besar atau sama
dengan diameter 16 mm.
3. Ukuran besi dalam pelaksanaan harus sama dengan ukuran dalam gambar (ukuran penuh/
full)

4. Kawat pengikat harus terbuat dari besi baja lunak dengan diameter minimum 1 mm yang telah
dipijarkan terlebih dahulu dan tidak berlapis seng

5.
2.8. B E T O N ( PBI 1971/ NI-2)
1. Campuran beton yang dipilih harus sedemikian rupa sehingga menghasilkan kekuatan tekan
karakteristik yang disyaratkan untuk beton yang bersangkutan. Yang dimaksud dengan
kekuatan tekan karakteristik adalah kekuatan tekan dari jumlah besar hasil – hasil
pemeriksaaan benda uji.
2. Kekuatan beton adalah kekuatan tekan yang diperoleh dari benda uji kubus, yang berisi 10
cm pada umur 28 hari.
3. Benda – benda kubus harus dibuat dari cetakan/ mal besi plat yang licin sehingga diperoleh
bidang permukaan kubus yang rata. Setiap interval 5 m3 beton harus diambil 1 (satu) benda
uji. Benda – benda uji tersebut ditest pada saat :
- umur 3 hari sebanyak 3 buah
- umur 7 hari sebanyak 3 buah
- umur 19 hari sebanyak 3 buah
- umur 28 hari sebanyak 3 buah
Cetakan kubus harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dengan mudah dilepas dari
betonnya, kemudian diletakkan di atas bidang yang rata dan kedap air
4. Adukan beton untik benda – benda uji harus diambil langsung dari mesin pengaduk dengan
menggunakan ember atau alat lain yang tidak menyerap air. Bila dianggap perlu adukan
beton diaduk lagi sebelum dituangkan kedalam cetakan.
5. Kubus – kubus atau benda uji yang telah dicetak, harus disimpan di tempat yang bebas dari
getaran dan ditutupi dengan karung basah selama 24 jam setelah kubus – kubus tersebut
dilepas dengan hati – hati dari cetakannya, atas seizin Konsultan Pengawas.
Setelah itu masing – masing kubus tersebut diberi tanda seperlunya dan disimpan di tempat
dengan suhu yang sama dengan suhu udara luar sampai pada saat pemeriksaan.
6. Kubus – kubus tersebut pada umur yang disyaratkan diuji oleh laboratorium yang ditentukan
oleh Konsultan Pengawas dan direksi atas biaya kontraktor.
7. Campuran beton yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
a. Untuk beton non structural digunakan campuran dengan perbandingan 1 PC : 2 pasir : 3
Split
b. Untuk beton structural dipergunakan beton mutu K-225 dengan perbandingan adukan –
adukannya harus dibuat mix design dari laboratorium beton dan harus sesuai dengan
ketentuan yang ada dalam gambar.
8. Kekentalan adukan beton harus diperiksa dengan pengujian slump, dengan sebuah kerucut
terpancung (Abrams). Nilai – nilai untuk berbagai pekerjaan beton harus menurut table 441
PBI 1971 / NI-2

2.9. BAJA PROFIL/ BAJA KONSTRUKSI (PPKBI 1980)


1. Baja konstruksi atau baja bangunan terdiri dari baja gilas, baja tempa dan baja tuang. Yang
akan dibicarakan dalam pasal ini adalah baja gilas
Baja gilas terbagi dalam :
a. Baja yang diperdagangkan, yang harus memenuhi syarat – syarat pengujian, penelitian,
pengukuran dan penimbangan
b. Baja konstruksi yang harus memenuhi syarat – syarat pengujian : penelitian, pengukuran,
penimbangan, pengujian tarik, pengujian lentur dalam keadaan dingin.
c. Baja beton seperti telah dijelaskan sebelumnya

2. Syarat – syarat pengujian


Pada pengujian penelitian, pengukuran harus memenuhi syarat – syarat sebagai berikut :
a. Baja gilas berbentuk berbentuk profil, strip dan plat harus halus permukaannya tanpa
kerak – kerak, rengat – rengat, gelembung – gelembung, kerutan – kerutan dan cacat
lainnya.
b. Penggilasan baja ke dalam bentuk – bentuk profil, batang dan strip yang dikehendaki
harus dilakukan dengan teliti. Permukaan baja siku harus bersih dari serpihan dan
pertemuan bidang – bidang yang rata harus 90 derajat bidang luas dan kedua flems dari
baja profil I harus sejajar.
c. Baja tulangan beton harus memenuhi syarat – syarat PBI 1971
d. Cacat – cacat ringan pada permukaan yang tidak mengganggu penggunaan bahan
tersebut dapat diizinkan antara lain bekas – bekas gilas dan rengat – rengat kecil pada
permukaan boleh dibersihkan, asalkan alur – alur yang timbul karenanya tidak
menyebabkan penyimpangan tebal yang lebih besar dari pada diizinkan

2.10.BATA MERAH
Bata merah yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan seperti yang tertera dalam NI-10
atau secara singkat sebagai berikut :
1. Bata merah harus satu ukuran, satu warna dan satu kualitas
2. Ukuran bata yang dikehendaki : 220 mm panjang, 110 mm lebar, 55 mm tebal
3. Warna satu sama lainnya harus sama dan bila dipatahkan, warna penampang harus sama
dan berwarna kemerah – merahan
4. Bidang – bidangnya harus rata, sudut atau rusuk – rusuk harus siku (90 derajat) dan
bidangnya tidak boleh retak – retak
5. Berat satu sama lain harus sama yang berarti berat, pembakaran dan pengadukan sama dan
sempurna
6. Suara bila dipukul dengan benda keras akan berbunyi nyaring

III. SYARAT – SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN BANGUNAN


PASAL 1 PEKERJAAN PERSIAPAN DAN PEKERJAAN TANAH
1. PEMERIKSAAN SITE
Sebelum memulai pekerjaan, kontrkator harus meninjau site untuk memeriksa keadaan dan
situasi yang ada serta bahan – bahan yang akan digunakan
2. PEMBERSIHAN PEMBONGKARAN
2.1 Pekerjaan bongkaran pada lokasi pekerjaan antara lain lantai, plafond ducting, partisi
kayu & partisi kaca semua dilakukan dengan baik dan tidak mengganggu lingkungan
setempat.
2.2 Sebelum pekerjaan pembongkaran dimulai, Kontraktor harus mengajukan metode kerja
dengan jadwal dan rencana kerja yang matang untuk semua aspek baik teknis maupun
pengalokasian waktu pemindahan aset kantor yang masih akan digunakan

2.3 Hasil bongkaran harus diserahkan kepada Pemberi Tugas dengan Berita Acara
Penyerahan dan selanjutnya disimpan dilokasi yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas.
2.4 Semua biaya yang timbul dari pemindahan dan bongkaran serta pengamanan hasil
bongkaran menjadi tanggungan Kontraktor.
3. POHON – POHON DAN TANAMAN
Kontraktor tidak diperkenankan untuk menebang, memotong, atau merusak pohon dan
tanaman, kecuali yang berada pada daerah yang akan digali, atau yang jelas ditandai dalam
gambar untuk disingkirkan.
Apabila oleh karena sesuatu alas an terpaksa harus ditebang atau dipotong, maka kontraktor
harus memperoleh izin secara tertulis terlebih dahulu dari pemberi tugas.
Pohon – pohon dan tanaman yang tidak boleh ditebang dan kemungkinan akan rusak akibat
pelaksanaan pekerjaan, harus dilindungi dengan tiang – tiang kayu yang kokoh dan dikat
dengan kawat sehingga pohon tersebut dapat terlindungi dengan baik

4. TITIK DUGA / TITIK PIEL


a. Titik piel bangunan (0,00) untuk gedung baru ditetapkan 80 cm lebih tinggi dari titik piel
jalan umum didepan bangunan.
b. Patok – patok tetap dan sumbu bangunan akan ditetapkan oleh konsultan pengawas
bersama – sama dengan kontraktor.
c. Pato – patok yang telah terpasang harus dijaga dan dipelihara oleh kontraktor selama
pekerjaan berlangsung. Patok - patok tersebut dibuat dari beton untuk patok utama
(BenchMark)
d. Pengukuran bangunan selanjutnya harus dikerjakan oleh kontraktor atas dasar sumbu
dan patok – patok tetap yang telah ditentukan.

PASAL 2 PEKERJAAN BOUWPLANK DAN UKURAN – UKURAN UTAMA


1. Bouwplank harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu sewaktu
pelaksanaan pekerjaan
2. Bouwplank harus dibuat dari papan kayu kelas 2 sekeliling pondasi dengan ukuran 2,5 x 20
cm, diserut pada bagian atasnya dan dipaku pada patok - patok kayu ukuran 5/7 cm yang
dipancangkan kuat kedalam tanah sedalam minimum 50 cm.

3. Penguraian ukuran / sumbu – sumbu utama pada bouwplank harus dilakukan dengan
sepengetahuan konsultan pengawas / direksi dengan memberikan tanda – tanda yang cukup
jelas.
4. tanda – tanda tersebut harus dijaga dan dipelihara selama pekerjaan berlangsung

PASAL 3 PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN


1. Kupasan Tanah
Pengupasan tanah dan pembersihan seluruh lapangan termasuk perataan tanah, harus
disesuaikan dengan ketinggian titik duga/ piel yang diminta, dan dilaksanakan sebelum
memulai pekerjaan bouwplank.
2. Galian tanah
a. Galian tanah untuk pondasi harus dibuat cukup lebar, supaya orang dapat bekerja
dengan leluasa
b. Dalamnya galian disesuaikan dengan ukuran gambar
c. Bila mendapatkan tanah humus (lembek) harus segera memberitahukan secara tertulis
pada konsultan pengawas/ direksi untuk dipertimbangkan lebih lanjut
d. Lereng galian tanah pondasi harus dimiringkan secukupnya untuk menjaga agar tidak
terjadi longsoran.
e. Bila diperlukan penurapan, maka harus diadakan penurapan atas biaya kontraktor
f. Kelebihan tanah bekas galian pondasi, harus diangkat/ dibuang keluar bangunan atas
petinjuk konsultan pengawas/ direksi dan menjadi dan menjadi tanggung jawab kontraktor

3. Pekerjaan Urugan Sisi Pondasi


Pekerjaan urugan tanah untuk sisi pondasi harus dilakukan dengan tanah bersih, bebas dari
sampah – sampah, akar – akar dan dapat dipadatkan sambil disiram dengan air
4. Urugan Tanah
a. Setelah selesai pengupasan humus, lalu dipadatkan sampai dengan 95 % dari pada
kepadatan (kering) maksimum .
b. Urugan tanah harus tanah berwarna merah kecoklat – coklatan yang baik dan bebasdari
kotoran dan akar – akar pohon.
c. Pengurugan lapis demi lapis (maksimum 15 cm), lalu dipadatkan dengan alat pemadat
(mesin gilas minimum 6 ton).
d. Kontraktor harus mengatur kadar air agar dapat dicapai kepadatan maksimum dan semua
material lepas harus dipadatkan sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan.
e. Semua timbunan (urugan) baik tanah maupun pasir, harus dipadatkan minimal 95 % dari
kepadatan (kering) maksimum .
f. Kontraktor harus memasukkan biaya – biaya tersebut sehingga harga satuan penawaran
telah mencakup semua biaya tes kepadatan yang dimaksud.
g. Hasil urugan harus baik dan rata diukur/ diperiksa dengan alat theodolit/ waterpass

5. Urugan Pasir
a. Urugan pasir harus dilakukan dengan pasir urug yang memenuhi syarat
b. Urugan pasir harus dipadatkan sambil dibasahi.
c. Urugan pasir dilaksanakan pada pekerjaan di bawah pondasi dan di bawah lantai
d. Tebal dan ukuran lainnya untuk pekerjaan tersebut harus sesuai dengan gambar

PASAL 4 PEKERJAAN BETON


1. Pekerjaan meliputi pekerjaan baton bertulang dan tidak bertulang lengkap dengan bekisting
atau tanpa bekisting.
2. Semua pekerjaan beton harus mengikuti peraturan PBI 1971. Persyaratan dalam standard
minimum dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan gambar atau syarat – syarat lain dalam
peraturan dan syarat ini.
3. Semen yang dicapai harus sejenis untuk seluruh pekerjaan atau lain yang sesuai dengan
petunjuk konsultan pengawas atau direksi. Semen yamg dibawa ketempat pekerjaan harus
dalam kantong tertutup dan terlindung dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan untuk
pekerjaan. Penyimpanan harus pada tempat yang terlindung terhadap segala cuaca.
Penumpukan harus sesuai dengan urutan pengiriman, demikian pula pemakaian semen tidak
dizinkan memakai semen yang rusak atau tercampur apapun.
4. Bahan – bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus disetujui oleh konsultan pengawas
atau direksi sebelum dipergunakan, kontraktor harus memberitahukan sumber dari mana
bahan tersebut diambil.
5. Untuk memenuhi karakteristik mutu beton maka sebelum pekerjaan beton dimulai, terlebih
dahulu harus diadakan mix desain di laboratorium yang disetujui oleh konsultan pengawas
atau direksi
6. silinder tes (kubus) harus dibuat sesuai dengan Peraturan Beton Indonesia 1971. Semua
biaya – biaya pengetesan menjadi tanggunan kontraktor.
7. Beton bertulang K225 digunakan untuk seluruh konstruksi beton kecuali untuk kolom praktis
digunakan K175.
8. Banyaknya air yang digunakan untuk campuran beton harus disesuaikan dengan kebutuhan
seperti yang diuraikan dalam PBI 1971, sehingga didapatkan konsistensi beton sesuai dengan
fungsinya.
9. Beton tanpa tulangan (beton tumbuk 1 : 3 : 5) digunakan untuk lantai kerja.
10. Bekisting harus kuat, tidak bergoyang, tidak melendut, dan rata (waterpass). Steger system
scavolding (steger pipa besi), bekisting yang dipergunakan harus terdiri dari kayu kelas 2
(dua) kualitas terbaik atau setara dengan kayu samarinda dengan ukuran 5/7, 5/10, dan 6/12.
Semua permukaan bekisting berlapiskan multipleks 12 mm.
11. Pada pekerjaan pembengkokan tulang besi beton, Kontraktor harus membuat daftar
bengkokan besi (buigstaat), sesuai dengan yang ada pada gambar rencana.
12. Besi tulangan harus dipasang dan diikat dengan kawat pengikat sedemikian rupa sehingga
tidak bergeser pada saat beton dicor.
13. Tulangan harus beul – betul bebas dari bekisting dengan menempatkan beton – beton
pengganjal (beton tahu) yang mutunya sama dengan beton yang akan dicor. Tebal beton
pengganjal harus disesuaikan fungsinya untuk tiap bagian pekerjaan dengan ketentuan setiap
m2 minimal terdapat 4 buah, dan tersebar merata.
14. Penyambungan tulangan harus sesuai dengan peraturan – peraturan yang tertera di dalam
PBI 1971. Penyambungan pengelasan dengan alat mekanis harus mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari konsultan pengawas atau direksi.
15. Penggantian tulangan yang menyimpang dari gambar harus mendapat persetujuan dari
konsultan pengawas atau direksi.
16. Pada pembesian plat, antara berkas tulangan bagian atas dan bagian bawah diharuskan
memasang tahu besi ekstra pengatur jarak (besi Z/ kaki ayam) satu dengan lainnya berjarak
maksimum 50 cm.
17. Sebelum memulai pekerjaan pengecoran, harus diadakan pemeriksaan terlebih dahulu oleh
konsultan pengawas, untuk memeriksa kebenaran pekerjaan penulangan, bekisting, sistm
penyambungan, kerapihan dan kekokohan bekisting, termasuk semua peralatan yan akan
digunakan.
18. Pengecoran hanya dapat dilaksanakan dengan pengawasan konsultan pengawas. Jika
karena suatu alasan tertentu pengecoran harus dihentikan, maka hal ini harus mendapat
persetujuan tertulis dari konsultan pengawas.
19. Setelah pengecoran dilakukan, beton harus senantiasa harus dilindungi terhadap perubahan
temperature dan air hujan selama minimum 14 (empat belas) dengan dibasahi secara
kontinyu.
20. Beton kolom yang berhubungan dengan batu pasangan harus dipasang angkur dengan jarak
satu sama lain minimal 50 cm.
21. Tinggi jatuhya adukan beton tidak boleh lebih tinggi dari 1 (satu) meter, kalau lebih maka
harus menggunakan talang (corong) agar adukan betontidak terpisah satu sama lain.
22. Pembongkaran bekisting harus seizing konsultan pengawas atau direksi yang dilaksanakan
sedemikian rupa sehingga menjamin sepenuhnya, sesuai dengan uraian pada PBI 1971.
23. Untuk melanjutkan pengecoran apda celah – celah sambungan bidang permukaan beton
yang akan disambung harus dibasahi terlebih dahulu dengan pasta semen cukup, sehingga
penyambungan beton dapat dijamin kelekatannya antara beton baru dan beton lama.
24. Beton selama dalam proses pengerasan tidak diperkenankan untuk dibebani, termasuk
penyetelan, dan pemasangan steger diatasnya, tanpa seizin Konsultan Pengawas (Direksi).
25. Untuk menjamin homogenitas campuran beton maka disyaratkan nilai slump test untuk semua
pekerjaan beton adalah sesuai dengan table 4.4.1 PBI 1971 (HI-2).
26. Pengadukan.
- Waktu pengadukan bergantung pada kapasitas tempat ( drum) pengaduk banyaknya
adukan yang diaduk, jenis dan susunan butir dari agregat yang dipakai dan nilai slump
betonnya. Akan tetapi pada umumnya diambil paling sedikit 1,5 menit setelah semua bahan
- bahan dimasukkan kedalam drum pengaduk. Setelah selesai pengadukan, adukan beton
harus memperlihatkan warna yang merata.
- Apabila karena suatu hal adukan beton tidak memenuhi syarat minimal misalkan terlalu
encer karena kesalahan dalam pemberian air pencampur atau sudah mengeras sebagian
atau sudah tercampur dengan bahan – bahan asing maka adukan ini tidak boleh dipakai
dan harus disingkirkan dari proyek
27. Pengecoran dan Pemadatan
- Untuk mencegah timbulnya rongga – rongga kosong dan sarang – sarang kerikil, adukan
beton harus dipadatkan selama pngecoran. Pemadatan ini dapat dilakukan dengan
menumbuk – numbuk adukan atau memukul – mukul cetakan, tetapi dianjurkan untuk
memakai alat – alat pemadat mekanis (penggetar).
- Dalam hal pemadatan beton yang dilakukan dengan alat – alat penggetar juga harus
diperhatikan hal – hal sebagai berikut :
Pada umunya jarum penggetar harus dimasukkan kedalam adukan dengan posisi vertikal,
namun dalam keadaan khusus dapat dimiringkan sampai 45 derajat.
Selama penggetaran jarum tidak boleh digerakkan arah horizontal karena hal ini akan
menyebabkan pemisahan bahan bahan.

Harus dijaga agar jarum penggetar tidak mengenai bekisting atau beton yang sudah
mengeras. Karena itu tidak boleh dipasang kurang dari 5 cm dari bekisting atau beton
yang sudah mengeras. Juga harus diusahakan agar jarum penggetar tidak mengnai
tulangan agar tidak terlepas dari betonnya dan getaran tidak merambat kebagian – bagian
lain yang betonnya telah mengeras.
Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang jarum penggetar. Oleh
karena itu untuk pengecoran bagian – bagian konstruksi yang sangat tebal, harus
dilakukan lapis demi lapis, sehingga tiap lapisan dipadatkan dengan baik.
Jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila adukan tempak mulai mengkilap
disekitar jarum (air semen mulai terpisah dari aggregatnya). Umumnya kondisi ini dicapai
setelah penggetaran berlangsung selama ± 30 detik. Penarikan jarum ini tidak boleh
dilakukan cepat, agar rongga jarum dapat terisi kembali dengan adukan. Jarak antara
pemasukan jarum harus dipilih sedemikian rupa agar daerah – daerah pengaruhnya
saling menutupi.
28. Alat Pengaduk
1. Pengadukan beton harus menggunakan Ready Mix untuk Plat Lantai yang dilengkapi
dengan concrete pump.
2. Kontraktor harus menyediakan Beton molen yang cukup kapasitasnya sesuai kebutuhan
untuk pengecoran konstruksi lainnya
3. Kontraktor harus membuat uraian pelaksanaan, rencana penempatan alat dan brosur
peralatan yang akan digunakan untuk mendapatakan persetujuan konsultan pengawas
atau direksi
4. Kontraktor harus menyediakan tempat penampungan air kerja yang cukup kapasitasnya
dan sesuai kebutuhan
29. Pengangkutan
Pengangkutan vertikal untuk pendistribusian material menggunakan katrol yang cukup
memadai dengan kebutuhan proyek

PASAL 5 PEKERJAAN DINDING BATA


1. Bahan batu bata yang akan dipergunakan harus diajukan terlebih dahulu kepada direksi atau
konsultan pengawas untuk mendapatkan persetujuan
2. Sebelum dipergunakan, batu bata harus direndam terlebih dahulu kedalam air sampai jenuh
3. bidang dinding bata setengan batu yang luasnya lebih dari 12 m2, harus dipekuat dengan
kolom praktis yang ukurannya sesuai dengan tebal dinding
4. Harus disediakan bobokan – bobokan bilamana perlu untuk pekerjaan instalalasi air, listrik,
dsbnya
5. Pasangan dinding bata yang berhubungan dengan kolom dan balok beton, harus disediakan
stek – stek (angkur) dengan jarak masing masing 50 cm
6. Dinding bata yang direncanakan kedap air (trasram), menggunakan campuran 1 PC : 3 Pasir
7. Semua dinding pasangan bata menggunakan campuran spesie 1 PC : 5 Pasir, kecuali untuk
dinding – dinding pasangan trasram setinggi 20 cm diatas lantai menggunakan Campuran 1
PC : 3 Pasir
8. Klos – klos, potongan – potongan kayu yang tertanam didalam dinding harus terpasang
dengan kuat, tanpa merusak pekerjaan dinding itu sendiri
9. Pengadukan campuran untuk semua jenis pasangan harus dilaksanakan secara mekanik
(menggunakan beton molen)

PASAL 6 PEKERJAAN PLESTERAN


1. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan apabila telah selesai pemasangan instalasi
listrik, instalasi plumbing, dan instalasi lainnya yang dianggap perlu
2. Bidang – bidang yang akan diplester, harus dibersihkan terlebih dahulu, kemudian disiram air
sampai jenuh. Pada dinding – dinding beton, apabila akan diplester, harus dikasarkan terlebih
dahulu permukaannya.
3. Tebal minimum plesteran 15 cm dan maksimum 25 cm. ketebalan lebih dari 25 cm harus
diperkuat dengan kawat ayam yang ukurannya disetujui oleh konsultan pengawas dan direksi.
4. Pekerjaan plesteran harus rata dan licin (tidak bergelombang)
5. Semua sudut, tepi – tepi (pinggiran) dan bidang luar/ dalam harus rapi (garis pertemuan /
sudut harus lurus dan vertikal).
6. Pekerjaan penyelesaian plesteran harus dibiarkan terlebih dahulu minimal 3 (tiga) dan
maksimal 7 (tujuh) hari baru dapat diaci/ plamur, sebelum dicat.
7. Campuran untuk adukan plesteran ini adalah 1 PC : 5 Pasir sedangkan untuk plesteran
bidang trasram 1 PC : 3 Pasir

PASAL 7 PEKERJAAN LANGIT LANGIT


1. Dalam melaksanakan pekerjaan langit – langit, kontraktor harus memperhatikan dan
mempetimbangkan pekerjaan lain yang berkaitan, seperti pekerjaan instalasi baik listrik
maupun plumbing.
2. Rangka langit – langit yang dipasang sesuai dengan pola yang terdapat dalam gambar
3. Detail langit – langit harus dibuat rapi, baik siar – siar/ pertemuan sambungannya maupun
pada pertemuan antar langit – langit dengan dinding dipasang list profil.
4. Kontraktor diwajibkan membuat bagian langit – langit yang dapat dibuka tutup, yang terletak
pada salah satu bagian yang tidak terlalu menonjol.
5. Bahan langit – langit :
a. Gypsum Board uk.1220x2440x9 mm untuk plafond ruang dalam
b. Calsiboard Board uk.1220x2440x9 untuk ruang plafond Luar
c. Rangka dari Besi Hollow 40x20x1,2 mm dan 40x20x1,2 mm
d. List Plafond Kayu Propil 5 cm untuk semua ruangan.

6. Cara pemasangan
a. Untuk Calsiboard dan listnya sesuai dengan petunjuk dari pabrik
b. Pemakuan plafond Calsiboard dengan alat tembak
c. Untuk lantai 01 rangka langit – langit tersebut digantung pada balok beton dan lantai
beton dengan menggunakan rangka penghubung rangka yang tembak dengan baut beton
pada balok dan lantai beton
d. Untuk lantai 02 rangka langit – langit digantung pada rangka kuda – kuda dengan
menggunakan rangka penghubung yang dibaut pada rangka kuda – kuda
e. Pemasangan harus mempertimbangkan adanya peralatan yang dipasang di langit – langit
antara lain : armatur lampu, diffuser AC (jika ada), loudspeaker (jika ada) dan fire
protection (jika ada).
f. Rangka langit – labgit baru boleh dipasang jika semua instalasi yang ada di atas telah
terpasang, agar semua instalasi tidak boleh membebani rangka langit – langit.
g. Bahan langit – langit yang dipasang harus baru, tidak cacat, retak – retak, melengkung,
pemasangan harus memakai sarung tangan yang bersih
h. Pertemuan langit – langit dengan dinding, kolom, dan bidang – bidang tegak lainnya
(misalnya pada peralihan ketinggian langit – langit) dengan lampu yang rata langit – langit
(built – in) dan lainnya harus sesuai dengan gambar
7. Hasil akhir yang dikehendaki :
a. Langit – langit harus datar pada ketinggian yang ditentukan, garis – alur yang ditimbulkan
oleh pertemuan – petertemuan bidang plafond harus lurus dan saling tegak lurus.
b. Garis – garis alur harus sejajar atau tegak lurus dengan sumbu – sumbu bangunan.
c. Garis alur harus sama besarnya
d. Rangka plafond tidak boleh kelihatan
e. Warna maupun tekstur harus bersih dan terang. Pemilihan warna akan ditentukan oleh
konsultan pengawas dan direksi
f. Letak armatur yang teratur dan seimbang

PASAL 8 PEKERJAAN KUSEN, PINTU / JENDELA DAN PARTISI

1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengadaan, pemasangan dan penyetelan bahan kusen pintu, terdiri dari :
1. Rangka kusen pintu dan Jendela
2. Daun Pintu dan jendela
3. Kunci, engsel dan handle
2. Bahan kusen
a. Kayu Kls II setara
b. Ukuran kusen mengacu pada gambar detail – detail kusen
c. Warna ditentukan kemudian
3. Untuk pintu utama menggunakan Pintu Panil Kayu Kls II
4. Untuk pintu KM/WC menggunakan pintu PVC
5. Jenis penggantung, pengunci, letak dan fungsinya disesuaikan dengan gambar :
a. Grendel KM/ WC
b. Engsel + Grendel Jendela
c. Expanoglet, Engsel Pintu / Jendela semua pintu dan jendela
6. Contoh bahan harus diajukan dulu kepada direksi.
PASAL 9 PEKERJAAN KAYU
1. Pengadaan & pemasangan daun pintu
2. Penggunaan
a. daun pintu panil digunakan kayu kelas II
3. Ukuran
Ukuran Kayu yang belum dikerjakan mempunyai ukuran minimum sesuai dengan persyaratan
di dalam gambar. Kecuali diperkenankan sedikit perbedaan akibat yang disebabkan oleh
Produksi Pabrik.
4. Daun pintu
Terdiri dari Kayu Bayam atau yang sesuai dengan yang tercantum dalam gambar. Semua
sambungan harus diselesaikan dengan baik dan diperkuat dengan baik. Setiap daun pintu
harus dilengkapi dengan 2 (Dua) buah engsel dengan ring nilon.
5. Hasil akhir yang diharapkan
Hasil akhir yang diharapkan dari pekerjaan kusen, daun pintu dan jendela adalah :
- Bentuk dan letak harus sesuai dengan gambar
- Angkur – angkur harus terpasang dengan kokoh
- Semua daun pintu dan jendela harus dapat dibuka dan ditutup dengan mudah serta
semua perlengkapan yang mengikutinya dapat berfungsi dengan baik

PASAL 10 PEKERJAAN BESI


1. Lingkup pekerjaan
Meliputi pengadaan angkur, begel, baut – baut lengkap dengan mur, plat penjepit, dengan
bentuk dan ukuran yang sesuai dengan petunjuk gambar.
Pembuatan grill – grill penutup saluran pembuangan air kotor, Pengadaan dan pemasangan
railing tangga dan Pengadaan dan pemasangan teralis jendela
2. Bahan
a. Semua bagian baja yang digunakan harus baru dari jenis yang sama kualitasnya yaitu
yaitu baja jenis ST37 dengan tegangan tarik putusbaja minimum 3700 kg/ cm2.
b. Batang profil harus bebas dari karat, lobang lobang bengkokan, puntiran atau cacat
perubahan bentuk lainnya
c. Baut – baut atau mur digunakan harus baut hitam dengan tegangan las minimum 1400
kg/cm2 atau minimal sama sengan mutu baja digunakan
d. Elektroda lasa digunakan harus diambil dari grade A (best heavy coated type). Batang
elektroda yang dipakai diameternya lebih besar atau sama dengan 6 mm (1/4 “) dan
selalu dijaga agarselalu dalam keadaan kering
3. Syarat Pelaksanaan
a. Sistem pengerjaan harus baik dimana semua pekerjaan harus bebas puntiran, tekukan
dan lubang terbuka. Semua ukuran harus tepat
b. Semua detail sambungan harus rapi dan kokoh. Semua kelengkapan walupun tidak
diperlihatkan dalam gambar, demi kesempurnaan pekerjaan maka wajib diadakan
c. Kontraktor diharuskan mengambil ukuran sebenarnya dilapangan dan tidak hanya dari
gambar kerja, untuk memasang pekerjaan ditempatnya , terutama untuk bagian – bagian
yang terhalang benda lainnya.
d. Semua pekerjaan yang buruk harus diganti
e. Pekerjaan baja harus dilindungi dari pengaruh – pengaruh udara, hujan dan lainnya
dengan cara yang memenuhi syarat
f. Semua bagian besi baja jika telah selesai dan akan segera dipasang maka diberi
perlindungan dengan cat anti karat.

PASAL 11 PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

1. Bahan
a. Kunci dan grendel
1.Kunci tanam 2 slaag untuk semua pintu kecuali untuk pintu WC/KM digunakan 1 slaag.
Dengan kualitas terbaik atau setara dengan merk yale,

2.Grendel putar dipergunakan untuk pintu WC/KM kualitas terbaik atau setara dengan
merk alpha ex jepang
3.Grendel tanam untuk pintu dua daun dengan kualitas ex jepang
b. Engsel
1. Untuk semua pinu dipergunakan engsel kualitas terbaik atau setara dengan merk
ARCH ex jepang dengan ring nilon
2. Untuk semua daun jendela dipakai engsel yang sama dengan engsel yang dipasang
pada pintu
3. semua alat penggantung dan pengunci harus kualitas terbaik sesuai dengan
persetujuan konsultan pengawas/ direksi. Kontraktor harus menyerahkan contoh dan
brosur dari setiap alat yang digunakan kepada konsultan pengawas atau direksi.
2. Cara Pemasangan
Sekrup – sekrup untuk pemasangan harus dari bahan yang cocok dan sesuai dengan
peralatan yang digunakan. Tidak diperkenankan untuk memasang mati sekrup, tetapi cukup
dengan membor lubang untuk sekrup. Semua skrup yang rusak pada saat pemasangan harus
diganti.

PASAL 12 PEKERJAAN LANTAI DAN DINDING KERAMIK

1. Bahan
Semua keramik lantai dan dinding harus dari kualitas terbaik/ Kw.1 dari setiap produksi :
a. Lantai Km/ Wc menggunakan tegel 25 x 25 cm.
b. Lantai ruang kerja menggunakan tegel 40 x 40 cm.
c. Dinding Km menggunakan tegel 20 x 25 cm.
Ubin yang terpasang harus dalam keadaan baik, berwarna seragam dan tidak cacat,
bergelombang. Kerusakan/ cacat yang disebabkan oleh cara pemasangan harus diganti.
Warna akan ditentukan kemudian oleh konsultan pengawas/ direksi.
2. Lapisan dasar
Lapisan dasar di bawah lantai keramik lantai terdiri dari pasir urug yang dipadatkan kemudian
dilapisi rabat beton yang dipasang melebar kemudian semen rabat dengan tebal 5 cm dengan
adukan sesuai persyaratan.
3. Pemeriksaan
Sebelum pemasangan ubin, kontraktor wajib memeriksa persiapan – persiapan lapisan
dasarnya, terutama lapisan pasir. yang harus dijamin tingkat kepadatan dan ratanya. Semua
pipa – pipa, saluran dan instalasi yang melewati di bawahnya harus sudah terpasangpada
tempatnya dan akan diperiksa oleh konsultan pengawas sebelum pemasangan ubin keramik.
4. Semua pekerjaan dinding , plafond harus telah selesai baru lantai dibawahnya dikerjakan
5. Contoh bahan yang digunakan terlebih dahulu harus diajukan kepada konsultan pengawas/
direksi intuk mendapat persetujuan.
6. adukan
Adukan untuk pasangan ruang basah adalah 1 PC : 3 Pasir, sedangkan untuk ruang – ruang
kering 1 PC : 4 Pasir. dengan tebal 2 – 3 cm.
Adukan untuk siar – siar adalah campuran semen dengan air dengan warna yang serasi
dengan warna keramik dipasang.

7. Cara pemotongan
Pemotongan ubin keramik sedapat mungkin dihindari, akan tetapi jika terpaksa, pemotongan
jangan lebih kecil dari 1/2 ukuran, keculai jika ditentukan lain dari gambar. Pemotongan harus
rata tanpa piringan yang menonjol atau gempol.
8. Cara pemasangan
a. Ubin dipasang diatas adukan setengah kering yang disyaratkan pada RKS ini.
Sambungan sambungan (siar) harus rata dan lurus serta pertemuannya saling tegak lurus
satu sama lain. Siar dibuat setebal 1 – 3 mm. dengan adukan semen warna setelah
adukan pertama memenuhi siar secara padat. Segera setelah pemasangan ubin selesai
lantai dibersihkan dengan serbuk gergaji, untuk menghilangkan bekas – bekas campuran
atau adukan yang menempel.
b. Permukaan harus rata, tegak lurus satu dengan yang lain permukaan harus waterpass.
c. Plesteran yang akan dipasangi keramik, dalam keadaan setengah kering, digores,
dikasarkan dengan sisir seng.
PASAL 13 PEKERJAAN KACA
1. KACA PINTU DAN JENDELA
a. Bahan
Kaca jendela luar dari Kaca polos dengan tebal 5 mm.
Kaca doff (buram) tebal 5 mm untuk ventilasi KM/ WC.
b. Cara pemasangan
Tempat pemasangan kaca harus dibersihkan sebelum dilakukan pemasangan kaca. Kaca
harus dipotong dengan diberi sedikit toleransi untuk pemuaian, dipasang dengan kist kaca
yang sesuai dengan gambar.
c. Perbaikan dan pembersihan
Kaca yang telah terpasang harus dibersihkan. Jika ada kaca yang cacat retak, tergores
atau pecah harus segera diganti.
2. KACA CERMIN
a. Bahan
Kaca cermin yang digunakan harus berkualitas baik dan mendapat persetujuan dari
Konsultan pengawas dan direksi.
b. Cara pemasangan
Bagian dinding yang akan dipasangi kaca cermin harus bersih dan kering
Sistem pemasangan kaca cermin dilakukan dengan klem dan system sekrup anti

karat yang sesuai dengan brosur dan atas persetujuan konsultan pengawas dan
direksi.

PASAL 14 PEKERJAAN CAT.


1. Bahan dan syarat – syarat
Kontraktor harus menyediakan surat dari pabrik cat yang bersangkutan untuk menegaskan
bahwa cat yang dipergunakan untuk pekerjaan ini adalah asli dari pabrik tersebut. Pengerjaan
pengecatan harus mengikuti petunjuk – petunjuk atau prosedur pemakaian yang ditentukan
dari pabrik cat tersebut.
2. Jenis bahan dan persyaratannya
Cat kayu yang dipergunakan harus dari kualitas baik atau setara dengan produksi ICI
Paint/ Nippon Paint
Cat besi yang dipergunakan adalah kualitas baik atau setara dengan produksi ICI Paint
Cat Tembok yang dipergunakan adalah kualitas terbaik atau setara Pacific Paint
Sebelum pekerjaan pengecatan dimulai atau selambat – lambatnya 2 minggu sebelumnya,
kontraktor wajib menyerahkan daftar bahan yang akan dipergunakan serta brosur cara
pelaksanaannya kepada Konsultan Pengawas dan Direksi untuk mendapatkan
persetujuannya. Demikian pula pemilihan warna akan ditentukan kemudian oleh konsultan
pengawas bersama – sama dengan direksi.
3. Pengecatan permulaan
a. Cat dasar kayu
Kontraktor harus memeriksa bidang yang akan dicat sebelum memulai pekerjaan dimana
permukaan kayu harus bersih dan licin. Permukaan harus dibersihkan dari debu atau
kotoran lainnya.
b. Cat dasar besi
Segera setelah permukaan besi yang akan dicat dibersihkan, diberi cat meni sebanyak 2
kali dengan tebal 3 – 35 micron.
Besi yang sudah dicat sebelum pengiriman harus diperiksa terhadap cacat. Cat dasar
yang tidak memenuhi syarat harus dibersihkan dengan sikat baja sampai bersih. Semua
besi yang terbuka harus dicat seperti yang telah disebutkan diatas.
c. Cat dasar tembok
Plesteran harus diberikan kesempatan maksimum untuk mengeringsebelum pengecatan
dimulai. Pengecatan dasar dimulai dengan mengaci tembok sampai rata betul
permukaannya. Bidang dan permukaan yang telah diaci harus diratakan/ dihaluskan
dengan kertas gosok sampai permukaannya benar – benar halus dan licin.
Semua plesteran yang cacat harus dibuang dan diperbaiki kembali dengan plesteran
yang sejenis. Retak – retak kecil harus ditutup, sedangkan retak – retak besar harus
dibongkar dan dipasang kembali sampai betul – betul rata permukaannya dan ama dngan
permukaan sekitarnya sebelum diaci.

4. Pengecatan Finisihing
a. Pengecatan Kayu
Pengecatan kayu dilakukan sebanyak dua kali dengan warna yang disetujui Konsultan
Pengawas dan Direksi
b. Pengecatan Besi
Permukaan besi dicat sebanyak dua kali sampai mengkilat
c. Pengecatan tembok
Untuk seluruh bidang tembok dicat sebanyak dua kali.

PASAL 15 PEKERJAAN ATAP


1. Lingkup pekerjaan
meliputi pekerjaan kuda – kuda, rangka atap (kaso, reng), lisplank, Atap Spandek 0,30
mm
2. Kuda - kuda
Menggunakan Baja Ringan C 75.65 dan Reng Ts.35 yang sesuai dengan SNI
3. Atap Metal Roof
Menggunakan Atap spandek 0,30 mm dan Nok menggunakan Spandek Licin 0,30 mm
dan Talang Air menggunakan Spandek Licin 0,30 mm yang lebar 45 cm

Pasal 16. PEKERJAAN SANITAIR

1. Kloset Jongkok menggunakan merk American Standart & Toto


2. Wastafel menggunakan merk American standart Lengkap dengan acc

Pasal 17. PEKERJAAN LISTRIK

1. Material Listrik Menggunakan Bahan setara Panasonic atau Broco


2. Untuk kabel menggunakan Eterna 1,5 mm dan 2,5 mm untuk induk, sementara pipa
menggunakan Pipa 5/8 SNI.
3. Untuk Lampu 18 Watt menggunakan Setara Philips.
4. Untuk Sambungan Listrik menggunakan Daya 66000 Watt

Pasal 18. PEKERJAAN PENGADAAN MESIN

Pasal 19. KETENTUAN – KETENTUAN LAIN


1. Setiap hendak memulai pekerjaan terlebih dahulu disetujui oleh direksi/pengawas
lapangan dan dicatat pada buku harian.
2. Pelaksana harus mengisi buku harian setiap hari tentang jenis kegiatan/bahan yang
masuk, tenaga kerja, keadaan cuaca dan ditanda tangani bersama pengawas
lapangan.
3. Lain-lain pekerjaan yang tidak jelas, baik dalam gambar maupun bestek, akan tetapi
pekerjaan tersebut masih ada kaitannya dengan pekerjaan tersebut tetap harus
dilaksanakan dengan tidak memperhitungkan pekerjaan tambahan.

Pasal 19. PEKERJAAN SELESAI


1. Pekerjaan dianggap / dinyatakan selesai, apabila seluruh pekerjaan telah selesai.
2. Sisa bahan galian dan timbunan/telah diangkut dan diratakan
3. Masa Pemeliharaan telah dilalui dan mendapat persetujuan dari direksi/pengawas
lapangan.

Konsultan Perencana
CV.SILEMPURENG UTAMA

Arkam,ST,MSP
Direktur

Mengetahui,
Plt.Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Bulukumba

Muh.Ali Saleng,SH MSi


Nip. 19681231 199403 1 05
REKAPITULASI ANGGARAN
PEKERJAAN PEMBUATAN 2 (dua) UNIT COLD STORAGE
LOKASI DESA WANI KEC.TAWAELI KAB.DONGGALA
SULAWESI TENGAH

NO URAIAN PEKERJAAN JUMLAH

I PENGADAAN MESIN/PANEL COLSTORAGE Rp 79.556.000.000,00

II PEKERJAAN TANAH DAN PASIR Rp 104.411.977,90

III PEKERJAAN PONDASI Rp 32.576.835,32

IV PEKERJAAN STRUKTUR Rp 3.843.947.587,07

V PEKERJAAN TEMBOK DAN PLESTERAN Rp 54.427.592,00

VI PEKERJAAN PASANGAN KERAMIK Rp 28.100.000,00

VII PEKERJAAN PASANGAN PLAFOND Rp 38.762.837.602,00

VIII PEKERJAAN KUSEN DAN PINTU Rp 125.716.296,00

1X PEKERJAAN ATAP Rp 51.517.031,75

IX PEKLERJAAN ELEKTRIKAL Rp 135.745.000,00

X PEKERJAAN PENGECATAN Rp 13.904.240,00

XII PEKERJAAN SANITASI Rp 188.350.000,00

JUMLAH Rp 122.897.534.162,04

PPN Rp 12.289.753.416,20

TOTAL Rp 135.187.287.578,24
JUMLAH TOTALPEMBANGUNAN 2(DUA)
2 Rp 270.374.575.156,48
UNIT COLDSTORAGE
RENCANA ANGGARAN BELANJA
PEMBANGUNAN 2 (dua) unit COLD STORAGE
LOKASI : DESA WANI KEC. TAWAELI. KAB. DONGGALA
SULAWESI TENGAH
TA :2019-2020
NO URAIAN PEKERJAAN VOL SAT HARGA SATUAN JUMLAH HARGA
I PENGADAAN PEMASANGAN MESIN
1 cold storage (kapasitas 25 tonx 8 ) 8,000 unit Rp 8.394.500.000,00 Rp 67.156.000.000,00
2 ABF 3 ton 4,000 unit Rp 1.750.000.000,00 Rp 7.000.000.000,00
3 anteroom (loading) 4,000 unit Rp 1.350.000.000,00 Rp 5.400.000.000,00
4 anteroom 4,000 unit Rp 850.000.000,00 Rp 3.400.000.000,00
jumlah pekerjaan pengadaan mesin Rp 79.556.000.000,00
II PEKERJAAN TANAH DAN PASIR
1 galian tanah pondasi 76,500 m3 Rp 48.660,00 Rp 3.722.490,00
2 urugan tanah kembali 12,092 m3 Rp 27.950,00 Rp 337.971,40
3 urugan tanah didatangkan dan dipadatkan 45,075 m3
Rp 2.212.620,00 Rp 99.733.846,50
4 urugan pasir 5cm 9,000 m3 Rp 68.630,00 Rp 617.670,00
jumlah pekerjaan tanah dan pasir Rp 104.411.977,90
III PEKERJAAN PONDASI
1 pekerjaan pasangan batu kosong 15,408 m3 Rp 244.602,50 Rp 3.768.835,32
2 pekerjaan pondasi batu kali pc1:4ps 40,000 m3 Rp 720.200,00 Rp 28.808.000,00
jumlah pekerjaan pondasi Rp 32.576.835,32
IV PEKERJAAN STRUKTUR
1 beton sloof 15/20
* cor beton 2,890 m3 Rp 9.253.740,00 Rp 26.743.308,60
* pembesian 550,037 kg Rp 2.309.649,00 Rp 2.309.649,00
* bekisting 13,333 m2 Rp 6.167.866,67 Rp 6.167.866,67
2 beton kolom 20/20
* cor beton 3,888 m3 Rp 10.869.190,00 Rp 42.259.410,72
* pembesian 612,661 kg Rp 2.976.192,00 Rp 1.823.396.766,91
* bekisting 15,120 m2 Rp 7.116.769,23 Rp 107.605.550,77
3 ringbalk dan kuda"beton 15/15
* cor beton 3,263 m3 Rp 9.579.260,00 Rp 12.786,62
* pembesian 596,262 kg Rp 2.635.170,00 Rp 1.571.251.734,54
* bekisting 14,500 m2 Rp 7.116.769,23 Rp 103.193.153,85
4 pek.cor plat beton
* cor beton 0,418 m3 Rp 30.590,00 Rp 12.786,62
* pembesian 45,980 kg Rp 2.976.192,00 Rp 136.845.308,16
* bekisting 3,230 m2 Rp 7.116.769,23 Rp 22.987.164,62
5 rabat beton lantai cold storage
* cor beton lantai 10,000 m3 Rp 116.210,00 Rp 1.162.100,00
* pembesian kg Rp 155.010,00 Rp -
jumlah pekerjaan struktur Rp 3.843.947.587,07
V PEKERJAAN TEMBOK DAN PLESTERAN
1 pas.dinding 1:4 1/2 bata dan saluran air 165,800 m2 Rp 155.240,00 Rp 25.738.792,00
2 plesteran dinding 1pc:4ps 280,000 m2 Rp 51.230,00 Rp 14.344.400,00
3 pek.acian 280,000 m2 Rp 51.230,00 Rp 14.344.400,00
jumlah pekerjaan tembok dan plesteran Rp 54.427.592,00
VI PEKERJAAN ATAP
1 pekerjaan kuda"rangka baja ringan 212,000 m2 Rp 148.478,33 Rp 31.477.406,67
2 pek.atap galvalum 0,3mm warna 212,000 m2 Rp 57.012,50 Rp 12.086.650,00
3 pek.nok dan talang atap atap galvalum 0,30 warna 24,000 m Rp 76.816,67 Rp 1.843.600,08
4 pek.listplang woodplank 30cm polos 85,000 m Rp 71.875,00 Rp 6.109.375,00
5 pek.kanopi teras m2 Rp 400.000,00 Rp -
jumlah pekerjaan atap Rp 51.517.031,75
VII PEKERJAAN PASANGAN KERAMIK
1 pasangan lantai keramik 40x40 cm unpolish 84,000 m2 Rp 275.000,00 Rp 23.100.000,00
pasangan keramik 20x20 cm 3,000 m2 Rp 250.000,00 Rp 750.000,00
2 pasangan keramik dinding 20x30cm 17,000 m2 Rp 250.000,00 Rp 4.250.000,00
jumlah pekerjaan pasangan keramik Rp 28.100.000,00
VIII PEKERJAAN PASANGAN PLAFOND
1 pekerjaan rangka plafon holow galvalum 198,000 m2 Rp 5.638.133,75 Rp 18.961.043.801,00
2 pekerjaan penutup plafond calsboard/gypsum board 198,000 m2 Rp 5.638.133,75 Rp 18.961.043.801,00
3 pek.list plafond kayu 7cm 98,000 m Rp 250.000,00 Rp 840.750.000,00
jumlah pekerjaan plafond Rp 38.762.837.602,00
IX PEKERJAAN KUSEN DAN PINTU kayu klsII dan GANTUNGAN
1 pintu besi 3,000 unit Rp 4.500.000,00 Rp 13.500.000,00
2 pekerjaan pintu rolingdoor 1,000 unit Rp 75.000.000,00 Rp 75.000.000,00
3 pek.pintu aluminium bingkai kaca 5,000 unit Rp 339.259,20 Rp 1.696.296,00
4 pek.jendela aluminium kaca mati 12,000 bh Rp 2.760.000,00 Rp 33.120.000,00
5 pintu aluminium untuk kamar mandi 2,000 bh Rp 1.200.000,00 Rp 2.400.000,00
jumlah pekerjaan kusen dan pintu Rp 125.716.296,00
X PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1 stop kontak 6,000 bh Rp 25.000,00 Rp 150.000,00
2 pek.instalasi titik nyala 36,000 titik Rp 125.000,00 Rp 4.500.000,00
3 sakelar tunggal 6,000 titik Rp 35.000,00 Rp 210.000,00
4 sakelar ganda 6,000 bh Rp 75.000,00 Rp 450.000,00
5 panel box 1,000 bh Rp 175.000,00 Rp 175.000,00
6 lampu Is 18 watt 14,000 bh Rp 290.000,00 Rp 4.060.000,00
7 lampu RM 2x18 watt 4,000 bh Rp 300.000,00 Rp 1.200.000,00
8 pengadaan daya listrik 66 kVA 1,000 Is Rp 125.000.000,00 Rp 125.000.000,00
jumlah pekerjaan elektrikal Rp 135.745.000,00
XI PEKERJAAN PENGECATAN
1 pek.cat tembok 280,000 m2 Rp 21.740,00 Rp 6.087.200,00
2 pek.cat plafond 198,000 m2 Rp 30.240,00 Rp 5.987.520,00
3 pek.cat lisplang 25,500 m2 Rp 30.240,00 Rp 771.120,00
4 pek.cat kusen, list plafond dan pintu 35,000 m2 Rp 30.240,00 Rp 1.058.400,00
jumlah pekerjaan pengecatan Rp 13.904.240,00
XII PEKERJAAN SANITASI
1 pas.kloset jongkok 2,000 bh Rp 250.000,00 Rp 500.000,00
2 pas.kran air 3/4 7,000 bh Rp 350.000,00 Rp 2.450.000,00
3 pas.floor dry 2,000 bh Rp 250.000,00 Rp 500.000,00
4 pasangan pipa pvc 4" 125,000 m Rp 275.000,00 Rp 34.375.000,00
5 pas pipa pvc 4" 65,000 m Rp 275.000,00 Rp 17.875.000,00
pek.septitank 1,000 unit Rp 10.000.000,00 Rp 10.000.000,00
7 pek.wastafel 2,000 bh Rp 450.000,00 Rp 900.000,00
8 mesin air (jet pump) 1,000 bh Rp 6.000.000,00 Rp 6.000.000,00
9 tower air 1,000 bh Rp 750.000,00 Rp 750.000,00
11 penyambungan air PDAM 1,000 Is Rp 125.000.000,00 Rp 125.000.000,00
jumlah pekerjaan sanitasi Rp 188.350.000,00
SPESIFIKASI PANEL COLD STORAGE
SITE PLAN
KAWASAN COLD STORAGE

PERUMAHAN NELAYAN PERUMAHAN NELAYAN

PERUMAHAN NELAYAN

PERUMAHAN NELAYAN

RUANG TAMAN
GEDUNG SORTIR TERBUKA
GUDANG

100
GEDUNG COLD STORAGE
25 KAPASITAS 5.000 TON

PARKIR
100 TRUCK
GEDUNG COLD STORAGE
25 KAPASITAS 5.000 TON

40
GEDUNG
25 3 LANTAI PARKIR
MOBIL

DONGGALA
KM 40.00

DENAH COLD STORAGE


LOKASI : SKALA 1 : 2000

DESA WANI KEC. TAWAELI KAB. DONGGALA PROV. SULAWESI TENGAH

You might also like