You are on page 1of 6

Jurnal Endurance 3(3) Oktober 2018 (556-561)

RELAKSASI BENSON UNTUK DURASI TIDUR PASIEN


PENYAKIT JANTUNG KORONER
Mulyanti Roberto Muliantino*1, Tuti Herawati2, Masfuri3
1,2
Stikes YPAK, Padang, Indonesia
3
Program Studi Magister Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok, Indonesia
*
Email: mulyantiola@yahoo.com

Submitted :04-11-2017, Reviewed:20-11-2017, Accepted:14-12-2017


DOI: http://doi.org/10.22216/jen.v3i3.2788

ABSTRACT
Coronary Arterial Disease (CAD) is one of cardiovaskular disease that remain leading cause death
and disability. Short sleep duration is the major symptoms in patients with CAD, during recovery period
after cardiac events and during cardiac rehabilitation. Benson’s relaxation is one of relaxation as
modalities therapy to increase sleep duration, however few studies related to this technique in planned
intervention. This study was to measured the effectiveness of Benson’s relaxation in short sleep duration
of CAD patients during cardiac rehabilitation. It was a quasi experimental pretest posttest control
group design. This study included 29 respondens in Dr.M.Djamil Hospital were assigned to intervention
group which receiving Benson’s relaxation technique (n=15) and control group with routine care
(n=14). Benson’s relaxation technique was administered for 5 days 2 times a day, each 20 minutes to
intervention group. Short sleep duration was measured using sleep diary (self report). The result
indicated significant increasing in mean of sleep duration before and after Benson’s relaxation in
intervention group (p value < 0,001). The study concluded that Benson’s relaxation technique is an
effective non-pharmacological intervention to increase sleep duration in CAD patients.

Keywords: Benson’s relaxation, short sleep duration, coronary artery disease

ABSTRAK
Penyakit jantung koroner menjadi masalah kardiovaskular yang mengakibatkan angka mortalitas yang
tinggi. Durasi tidur pendek termasuk salah satu keluhan utama pasien penyakit jantung koroner pada
masa recovery setelah serangan dan menjalani rehabilitasi fase 2. Relaksasi Benson merupakan teknik
relaksasi sebagai terapi modalitas untuk mengurangi keluhan durasi tidur pendek, namum belum banyak
penelitian terkait intervensi ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh relaksasi
Benson terhadap durasi tidur pasien penyakit jantung koroner yang menjalani rehabilitasi fase 2.
Penelitian ini menggunakan desain Quasi Eksperimen dengan pendekatan control group pretest posttest
design pada 29 responden di RSUP. Dr.M.Djamil Padang yang dibagi dalam dua kelompok (kelompok
intervensi dan kelompok kontrol). Hasil penelitian menunjukan ada perbedaan rerata durasi tidur yang
signifikan antara sebelum dan setelah dilakukan intervensi relaksasi Benson pada kelompok intervensi
(p value < 0,001). Simpulan hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu terapi modalitas bagi perawat
untuk mengatasi masalah durasi tidur pendek pada pasien penyakit jantung koroner.

Kata kunci: Relaksasi Benson, durasi tidur, penyakit jantung koroner

PENDAHULUAN
Penyakit jantung koroner menderita serang ulang infark miokardium
merupakan masalah kardiovaskular yang yang meningkatkan angka morbitas dan
mengakibatkan angka hospitalisasi dan mortalitas (Menezes et al., 2014). Di
kematian yang tinggi. Dalam 5 tahun Inggris sekitar 39% dari mortalitas pertahun
diperkirakan 15% laki-laki dan 22% wanita disebabkan oleh penyakit jantung koroner
dalam rentang usia 45 sampai 64 tahun dan menelan pembiayaan rumah sakit lebih

LLDIKTI Wilayah X 556


Jurnal Endurance 3(3) Oktober 2018 (556-561)

dari 7,1 miliar setiap tahun (Lopez & (Rambod, Pourali-Mohammadi, Pasyar,
Snyder, 2009). Rafii, & Sharif, 2013). Banyak studi yang
Prevalensi penyakit jantung koroner menjelaskan kaitan erat durasi tidur pendek
di Indonesia berdasarkan diagnosis dokter dengan penyakit jantung koroner, namun
atau gejala sebesar 1,5% dengan prevalensi masih sedikit studi tentang intervensi
kelompok tertinggi pada usia 65-74 tahun. keperawatan dalam mengatasi masalah ini.
Prevalensi penyakit jantung koroner di Salah satu bentuk intervensi
Sumatera Barat sekitar 1,2% dan termasuk keperawatan yang dapat dilakukan yaitu
dalam urutan ke 9 tertinggi di Indonesia dengan pemberian terapi modalitas yaitu
(Badan Penelitian dan Pengembangan teknik relaksasi. Relaksasi Benson
Kesehatan, 2013) . merupakan pengembangan respon relaksasi
Pada masa pemulihan terutama dengan memasukan unsur keyakinan
setelah serangan dan memasuki rehabilitasi sehingga memberikan lingkungan internal
fase 2, pasien sering mengalami keluhan bagi pasien dalam mencapai kesehatan
terkait fisiologis maupun psikologis yang lebih baik (Roush, 1997). Secara
(Dossey, Keegan, & Guzzetta, 2005). fisiologis relaksasi akan memberikan
Selama 8 minggu pertama pemulihan respon penurunan aktivitas saraf simpatik
sangat penting untuk memahami gelaja dan meningkatkan aktivitas saraf
yang dikeluhan pasien, antara lain durasi parasimpatik, sehingga menurunkan denyut
tidur pendek (El-Mokadem, 2003). jantung, tekanan darah dan konsumsi
Berbagai studi menjelaskan durasi tidur oksigen (Woods, Susan.L;
kurang dari 6 jam per hari menjadi gejala Froelicher,E.S.S; Motzer, S.U; Bridges,
klinis penyakit jantung koroner. Sekitar 2010).
30% lebih individu tidur kurang dari 6 jam Dan secara psikologis akan
per hari, hal ini mengakibatkan perasaan menurunkan stress dengan menekan
tidak bugar dan kelelahan saat bangun, pelepasan epinefrin dan kortisol (El-
mengantuk di siang hari serta fatigue Mokadem, 2003). Selain itu metode
(Wang et al., 2016). relaksasi juga akan menstimulasi sekresi
Studi lain menjelaskan bahwa endorphin yang bermanfaat dalam
durasi tidur yang pendek (kurang dari 6 jam membuat tubuh menjadi rileks (Dossey et
per hari) secara signifikan berhubungan al., 2005). Endorphin berhubungan dengan
positif dengan penyakit jantung koroner neurotransmiter serotonin, mempengaruhi
(p< 0,001) (Sharma, Sawhney, & Panda, hypothalamus dan sekresi melatonin untuk
2014). Studi lain menemukan durasi tidur mempertahankan tidur tetap nyenyak,
yang pendek sebanyak 35,3% dari 1071 sehingga durasi tidur lebih panjang
pasien gangguan kardiovaskular di Keio (Rambod et al., 2013).
University Hospital dan berkontribusi Tujuan penelitian ini adalah untuk
59,3% terhadap kualitas tidur yang buruk menilai efek relaksasi Benson terhadap
(Matsuda et al., 2017). Penelitian yang durasi tidur pasien penyakit jantung
dilakukan Grandner et al (2012) koroner yang menjalani rehabilitasi
menjelaskan hubungan signifikan durasi jantung.
tidur yang pendek dengan infark
miokardium (OR= 1,36, p< 0,0005). METODE PENELITIAN
Penelitian tentang efektivitas Penelitiian ini merupakan penelitian
relaksasi Benson terhadap kualitas tidur quasi eksperimen dengan pendekatan
pasien hemodialisis di Iran menunjukan control group pretest posttest design.
pengaruh relaksasi Benson secara Penelitian ini membandingkan kelompok
signifikan dalam peningkatan kualitas tidur intervensi yang mendapat intervensi
pada kelompok intervensi dibanding relaksasi Benson dan kelompok kontrol
kelompok kontrol (F= 14,85, p< 0,0001) yang mendapat perawatan standar Rumah

LLDIKTI Wilayah X 557


Jurnal Endurance 3(3) Oktober 2018 (556-561)

Sakit. Sampel dalam penelitian ini Rerata karakteristik responden


berjumlah 29 orang (15 orang kelompok dalam penelitian yaitu usia 52,55 (SD:
intervensi dan 14 orang kelompok kontrol). 10,432), BMI 24,47 (SD: 3,67), depresi
teknik sampling menggunakan consequtive 5,79 (SD: 3,74), jenis kelamin 65,5% laki-
sampling. laki, Skor NYHA 51,7% dengan FC II,
Kriteria inklusi yaitu: komorbiditas 55,2% pasien dengan satu
1. Pasien terdiagnosa penyakit jantung komorbiditas.
koroner, angina pektoris stabil dan tidak
stabil, pasien post infark miokardium Tabel 1. Rerata Durasi Tidur Pasien
dengan tindakan PCI, CABG, PJK Pada Kelompok Intervensi dan
Corangiografi, trombolitik maupun Kelompok Kontrol
regimen terapi saja.
No Variabel Mean SD 95% CI
2. Menjalani rehabilitasi fase 2 dalam
rentang 2 minggu pertama.
1 Kelompok
3. Pasien dengan Skor NYHA FC I dan II. Kontrol
4. Bersedia menjadi responden dengan Pre test 5.68 0,79 5,22– 6,13
menandatangani informed consent. Post test 5,96 0,48 5,68– 6,23
2 Kelompok
Kriteria eksklusi dalam penelitian Intervensi
ini yaitu pasien terdiagnosis kanker, Pre test 5,55 0,83 5,09 – 6,01
hepatitis, sirosis hepatis, gangguan Post test 6.13 0,61 5,8 – 6,5
neuromuskular, ortopedi (stroke dengan
hemiparese/ hemiplegia, fraktur, Hasil analisis pada tabel 1
parkinson), mendapatkan terapi modalitas didapatkan bahwa rerata durasi tidur pada
lainnya seperti akupressur, relaksasi otot kelompok kontrol sebelum intervensi yaitu
progresif, aromaterapi, yoga, hipnoterapi 5,68 jam dan rerata durasi tidur setelah
dan reflexoterapi serta mengalami intervensi yaitu 5,96 jam. Sedangkan rerata
gangguan kognitif/psikiatrik. durasi tidur pada kelompok intervensi
Intervensi relaksasi Benson sebelum intervensi yaitu 5,55 jam dan
diberikan selama 5 hari, 2 kali sehari, rerata durasi tidur setelah intervensi yaitu
masing-masing 20 menit pada kelompok 6,13 jam.
intervensi. Kelompok kontrol mendapatkan
perawatan rutin sesuai standar Rumah Tabel 2. Perbedaan Durasi Tidur Pasien
Sakit. PJK Sebelum Intervensi Relaksasi
Pengumpulan data menggukan Benson Antara Kelompok Intervensi
lembar karakteristik responden, Depression dan Kelompok Kontrol
Anxiety and Stress Scale (DASS) untuk
No Variabel Mean SD SE p value
depresi, dan lembar sleep diary untuk
durasi tidur. Penelitian ini memperhatikan
1 Kelompok
aspek etik, kelaikan etik didapatkan dari
Kontrol 5.68 0,79 0,21 0.104
Komite Etik Keperawatan Fakultas Ilmu
Pre test 5,96 0,48 0,13
Keperawatan Universitas Indonesia.
Post test
Dalam informed consent dijelaskan
2 Kelompok
tujuan, prosedur penelitian, perlindungan
Intervensi 5,55 0,83 0,83 < 0,001
etik terhadap anonymity, right to
Pre test 6.13 0,61 0,61
withdrawal, privacy dan protection from
Post test
discomfort and harm selama penelitian.

Hasil analisis lebih lanjut


HASIL DAN PEMBAHASAN menggunakan Dependent T-test
menunjukan terdapat perbedaan signifikan

LLDIKTI Wilayah X 558


Jurnal Endurance 3(3) Oktober 2018 (556-561)

durasi tidur pasien PJK sebelum dan setelah Selain itu regulasi fungsi sistem
intervensi relaksasi Benson dengan (p< saraf otonom selama respon relaksasi
0,001, α 0,05) pada kelompok intervensi. Benson juga berkontribusi dalam
Hasil analisis uji Independent T-test mempertahankan durasi tidur (Dossey et
didapatkan menunjukan perbedaan mean al., 2005). Selama relaksasi terjadi
sebesar 0,30. Sehingga dapat dikatakan peningkatan aktivitas parasimpatik dan
bahwa tidak terdapat perbedaan yang penurunan aktivitas simpatik. Saraf
signifikan selisih durasi tidur pasien PJK parasimpatik bekerja pada jantung dengan
antara kelompok kontrol dengan kelompok mediator saraf vagus dan neurotransmitter
intervensi (p: 0,116, α 0,05). Hal ini asetilkolin yang menyebabkan penurunan
berkaitan dengan responden yang termasuk frekuensi denyut jantung, konduksi atrio-
dalam kategori lansia, rerata usia responden ventrikular, ekstrabilitas ventrikular dan
yaitu 52,55 tahun dimana secara fisiologis tekanan darah. Regulasi denyut jantung dan
jam tidur mulai berkurang. tekanan darah ini berkaitan dengan
Penelitian ini menunjukan modulasi dominan dari vagal, sehingga
peningkatan durasi tidur secara signifikan mempertahankan tidur pada fase NREM
pada pasien penyakit jantung koroner yang (Calandra-Buonaura, Provini, Guaraldi,
menjalani rehabilitasi fase 2 dan dillakukan Plazzi, & Cortelli, 2016; Tobaldini et al.,
relaksasi Benson. Dalam studi lain 2017).
ditemukan 17% pasien penyakit jantung Perkembangan penyakit jantung
koroner dengan durasi tidur <6 jam setiap koroner yang berkaitan dengan durasi tidur
malamnya (n = 352) (Sharma et al., 2014). pendek salah satunya diakibatkan oleh
Studi lain dalam sebuah systematic review disregulasi kontrol otonom kardiovaskular.
dan meta analisis ditemukan rerata durasi Kemoreseptor yang berperan dalam
tidur responden ≤ 5,139 jam (Wang et al., regulasi parameter kardiovaskular yang
2016). distimulasi oleh keadaan hipoksia tidak
Hasil studi lain menemukan terjadi (Strand et al., 2016). Sehingga
peningkatan rerata durasi tidur pada pasien aktivitas saraf simpatis menjadi tidak
yang menjalani hemodialis yang dilakukan dominan, dan tidak mempengaruhi
relaksasi Benson yaitu 5,10 jam (pre tes) baroreseptor yang terletak di sinus karotis
dan 5,76 jam (post tes). Hasil uji Paired t- dan arkus aorta. Hal ini akan melibatkan
test yaitu -1,89 dengan p = 0,005. mekanisme pusat jaringan otonon di
Sementara pada pasien hemodialisis yang hipotalamus dan menyesuaikan siklus tidur
tidak dilakukan relaksasi Benson rerata (Calandra-Buonaura et al., 2016; Tobaldini
durasi tidur pre tes yaitu 4,94 jam dan post et al., 2017).
tes yaitu 5,05 jam dengan hasil uji Paired t- Pada pasien penyakit jantung
test yaitu -0,13 dengan p = 0,89 (Rambod et koroner durasi tidur pendek juga
al., 2013) . disebabkan oleh sleep apnea akibat
Relaksasi Benson menstimulasi hipoksia berulang yang menginduksi
sekresi endorphin. Endorphin berhubungan kemoreseptor dan pada keadaan ini
dengan neurotransmiter serotonin yang ditemukan aktivitas berlebihan saraf
berperan dalam proses tidur (Roush, 1997). simpatik (Lopez & Snyder, 2009; Strand et
Serotonin juga berkaitan dengan melatonin, al., 2016). Respon relaksasi Benson melalui
tubuh akan mengatur kadar melatonin tetap mekanisme peningkatan aktivitas saraf
tinggi sepanjang malam dan parasimpatis mengakibatkan regulasi
mempertahankan tidur. Sehingga tidur fase tekanan dan denyut jantung, sehingga tidak
NREM dan REM menjadi panjang dan menginduksi baroreflek. Mekanisme
durasi tidur meningkat (Rambod et al., induksi terhadap kemoresptor tidak terjadi
2013). dan gangguan pernapasan selama tidur
(sleep apnea) juga tidak terjadi (Calandra-

LLDIKTI Wilayah X 559


Jurnal Endurance 3(3) Oktober 2018 (556-561)

Buonaura et al., 2016). Perasaan rileks yang disorders: Sleep disturbance and
dirasakan selama relaksasi yang cardiometabolic disorders. Journal of
menurunkan stress psikososial, juga Sleep Research, 21(4), 427-433.
menurunkan gangguan tidur sehingga doi:10.1111/j.1365-
mengurangi frekuensi terjaga dalam 2869.2011.00990.x
periode tidur pada malam hari (Rambod et
al., 2013). Lopez, S. J. [Ed], & Snyder, C. R. [Ed].
Keterbatasan dalam penelitian ini (2009). Oxford handbook of. (2009),
yaitu responden dalam penelitian ini hanya 1–46.
sebagian kecil dari populasi yang ada http://doi.org/10.1136/adc.64.10.1520
sehingga hasil yang didapatkan belum bisa -a
digeneralisasikan dan direkomendasikan
Matsuda, R., Kohno, T., Kohsaka, S.,
untuk penelitian selanjutkan pada sampel
Fukuoka, R., Maekawa, Y., Sano, M.,
yang lebih besar.
… Fukuda, K. (2017). The prevalence
of poor sleep quality and its
SIMPULAN
association with depression and
Penelitian ini menunjukan bahwa
anxiety scores in patients admitted for
relaksasi Benson dapat meningkatkan
cardiovascular disease: A cross-
durasi tidur dan digunakan sebagai salah
sectional designed study.
satu intervensi keperawatan dalam
International Journal of Cardiology,
mengatasi masalah tidur pasien PJK.
228, 977–982.
http://doi.org/10.1016/j.ijcard.2016.1
DAFTAR PUSTAKA
1.091
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan. (2013). Riset Kesehatan Menezes, A. R., Lavie, C. J., Milani, R. V.,
Dasar (RISKESDAS) 2013. Laporan Forman, D. E., King, M., & Williams,
Nasional 2013, 1–384. http://doi.org/1 M. A. (2014). Cardiac rehabilitation in
Desember 2013 the United States. Progress in
Cardiovascular Diseases, 56(5), 522–
Calandra-Buonaura, G., Provini, F.,
529.
Guaraldi, P., Plazzi, G., & Cortelli, P.
http://doi.org/10.1016/j.pcad.2013.09.
(2016). Cardiovascular autonomic
018
dysfunctions and sleep disorders.
Sleep Medicine Reviews, 26, 43–56. Rambod, M., Pourali-Mohammadi, N.,
http://doi.org/10.1016/j.smrv.2015.05 Pasyar, N., Rafii, F., & Sharif, F.
.005 (2013). The effect of Benson’s
relaxation technique on the quality of
Dossey, B. M., Keegan, L., & Guzzetta, C.
sleep of Iranian hemodialysis patients:
E. (2005). No Title Holistic Nursing: A
A randomized trial. Complementary
Handbook for Practice.
Therapies in Medicine, 21(6), 577–
El-Mokadem, N. (2003). The Relationships 584.
Between Fatigue, Depression, and http://doi.org/10.1016/j.ctim.2013.08.
Sleep Disturbance After Myocardial 009
Infarction. France Payne Bolton
Roush, W. (1997). Herbert Benson: mind-
School of Nursing, (May).
body maverick pushes the envelope.
Grandner, M. A., Jackson, N. J., Pak, V. M., Science (New York, N.Y.), 276(5311),
& Gehrman, P. R. (2012). Sleep 357–9.
disturbance is associated with http://doi.org/10.1126/SCIENCE.276.
cardiovascular and metabolic 5311.357

LLDIKTI Wilayah X 560


Jurnal Endurance 3(3) Oktober 2018 (556-561)

Sharma, M., Sawhney, J. P. S., & Panda, S. Wang, D., Li, W., Cui, X., Meng, Y., Zhou,
(2014). Sleep quality and duration - M., Xiao, L., … Chen, W. (2016).
Potentially modifiable risk factors for Sleep duration and risk of coronary
Coronary Artery Disease? Indian heart disease: A systematic review and
Heart Journal, 66(6), 565–568. meta-analysis of prospective cohort
http://doi.org/10.1016/j.ihj.2014.10.4 studies. International Journal of
12 Cardiology, 219, 231–239.
http://doi.org/10.1016/j.ijcard.2016.0
Strand, L. B., Tsai, M. K., Gunnell, D., 6.027
Janszky, I., Wen, C. P., & Chang, S.
Sen. (2016). Sleep duration, sleep Woods, Susan.L; Froelicher,E.S.S; Motzer,
quality and coronary heart disease S.U; Bridges, E. . (2010). Cardiac
mortality. International Journal of Nursing.
Cardiology, 223, 534–535.
http://doi.org/10.1016/j.ijcard.2016.0
8.119
Tobaldini, E., Costantino, G., Solbiati, M.,
Cogliati, C., Kara, T., Nobili, L., &
Montano, N. (2017). Sleep, sleep
deprivation, autonomic nervous
system and cardiovascular diseases.
Neuroscience and Biobehavioral
Reviews, 74, 321–329.
http://doi.org/10.1016/j.neubiorev.20
16.07.004

LLDIKTI Wilayah X 561

You might also like