Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
In the Waste to Energy (WtE) Pilot Plant system, the garbage feed has high diverse content including
various type of metal. A metal separation system plays an important role during waste pretreatment
process before the garbage entering the incinerator. This system is aimed to prevent performance
degradation of the combustion system and to gain added value of the reuse metals in the waste. The WtE
Pilot Plant in Bantargebang, constructed in 2018, is a large project and is expected to contribute
significantly in overcoming waste problems in Indonesia. The performance of the WtE pilot plant system
increases significantly if supported by a metal separator system integrated to the existing pretreatment
system. This paper evaluates new design of metal separation system from the waste inputs. In general,
metal separator system was designed as a permanent unit with a standalone or integrated
electromagnetic lifting. In this paper, the metal separator system was designed by using a combination of
permanent ferrite and neodymium magnetic cores to create a combined force able to pull scraps mixed in
waste at a considerable distance and was easily removed and collected. To optimize the system, a metal
separator system was attached to a crane system installed in a double cabin car. Thus, the flexibility of
this system was increasingly high. Tests results showed that the metal separator system with a
combination of ferrite and neodymium was able to pull metals in the waste from a distance up to 20 cm
despite of blocking by non-magnetic wastes, and able to attract almost 100% of the exisiting metals.
ABSTRAK
Pada sistem Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLT Sampah), di mana umpan sampah memiliki
keberagaman yang tinggi, termasuk keberadaan logam di dalamnya, sistem pemisahan logam sebagai
tahapan pretreatment sampah sebelum masuk ke dalam sistem insinerator akan memegang peranan
yang cukup penting. Sistem ini bertujuan untuk mencegah penurunan kinerja sistem pembakaran serta
untuk meningkatkan nilai dari penggunaan ulang logam yang tercampur ke dalam sampah.
Pembangunan Pilot PLT Sampah di Bantargebang yang dimulai pada tahun 2018 merupakan suatu
proyek besar dan diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam mengatasi
permasalahan sampah di Indonesia. Kinerja sistem PLT Sampah ini akan lebih baik jika didukung oleh
sistem pemisah logam yang dapat diintegrasikan dengan sistem pretreatment yang telah ada. Inovasi
sistem ini dirancang untuk melakukan pemilahan terhadap input sampah yang masuk ke dalam sistem
PLT Sampah yang berupa logam sehingga sampah logam tidak turut terbakar. Pada umumnya, pemisah
logam dibuat sebagai unit permanen dengan menggunakan magnet pengangkat berupa elektromagnet
yang berdiri sendiri atau bisa terintegrasi. Namun pada sistem ini, sistem pemisah logam dirancang
dengan menggunakan magnet permanen yang menggabungkan inti magnet ferrite dan neodymium
sehingga akan menciptakan kombinasi antara sistem yang dapat menarik scrap yang tercampur dalam
sampah pada jarak yang cukup jauh namun bisa dilepaskan dengan mudah untuk dikumpulkan. Untuk
membuat sistem ini bekerja optimal, sistem pemisah logam dibuat secara mobil dengan memadukannya
dengan sistem derek yang terpasang pada sistem mobil kabin ganda. Dengan demikian, fleksibilitas
sistem ini menjadi semakin tinggi. Uji yang telah dilakukan menunjukkan sistem pemisah logam dengan
kombinasi ferrite- neodymium ini dapat menarik logam yang tercampur pada sampah hingga jarak 20 cm
meskipun terhalang sampah yang lain (non-magnet), dan menarik hampir 100% dari logam yang
tersedia.
Kata kunci: PLT Sampah, pemisah logam, ferrite, neodymium, sampah, sistem mobil
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 20, No. 2, Juli 2019, 205-214. 205
1. PENDAHULUAN dapat mengurangi sampah dalam volume yang
besar dan waktu yang singkat.
Pembangunan proyek percontohan
Sampah padat kota memiliki heterogenitas
Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLT
yang tinggi baik dalam komposisi maupun ukuran
Sampah) di Bantargebang pada tahun 2018
partikel, sehingga akan berpengaruh pada
adalah sebuah proyek besar yang diharapkan
proses pembakaran dan hasil residu akhirnya.
memberikan kontribusi yang signifikan dalam
Selain itu, kadar abu yang dimiliknya juga cukup
mengatasi permasalahan sampah di Indonesia.
tinggi dan dengan nilai jumlah kalor yang tinggi.
Pembangunan proyek percontohan PLT
Sampah logam yang terdapat dalam sampah
Sampah tersebut merupakan salah satu Proyek
domestik yang masuk ke TPST Bantargebang
Strategis Nasional (PSN) berdasarkan Peraturan
pada umumnya adalah sampah dengan ukuran
Presiden (Perpres) Nomor 58 Tahun 2017
yang relatif sedang hingga kecil, karena biasanya
tentang Perubahan atas Perpres Nomor 3 Tahun
yang berukuran besar sudah diambil oleh para
2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek
pemulung. Sampah logam yang berukuran besar
Strategis Nasional (PSN) untuk mewujudkan
ini bisa berupa sampah elektronik dan juga scrap
Nawacita dalam kehidupan bermasyarakat,
dari bahan bangunan.
berbangsa, dan bernegara. Hal ini
Logam dalam sampah ini tidak dapat
dilatarbelakangi oleh fakta bahwa pada
dihancurkan, tetapi harus dipisahkan,
implementasinya, teknologi termal untuk
dipadatkan, dan atau distabilkan dalam matriks
penanganan sampah padat kota dengan sistem
limbah. Pemisahan dapat terdiri dari proses fisik
insinerasi untuk mengurangi volume sampah dan
dan kimia seperti penyaringan, pemisahan
menghasilkan listrik dirasa kini sebagai salah
magnetik, pelindian, pertukaran ion, kristalisasi,
satu solusi efektif untuk permasalahan sampah
distilasi, dan proses elektrokimia. Baik solidifikasi
yang ada. Diperkirakan penerapan teknologi ini
dan stabilisasi menurunkan mobilitas logam dan
akan mengurangi volume sampah sekitar 90%
bertujuan mengurangi risiko pencucian logam in
dan massanya sekitar 70%(1). Untuk mewujudkan
situ begitu limbah dibuang. Solidifikasi dicapai
hal tersebut, Pusat Teknologi Lingkungan (PTL)
dengan pengikatan fisik seperti mikro-atau
BPPT menjadi kunci dalam proses eksekusinya.
makro-enkapsulasi logam(3).
Untuk mendukung keberhasilan proyek
Insinerasi secara langsung akan membakar
tersebut, perlu dikembangkan suatu sistem atau
partikel limbah, termasuk logam, dengan udara
teknologi yang mampu mendukung kemandirian
berlebih, yang akan menghasilkan suhu nyala api
PLT Sampah. Dukungan dapat berupa
lebih rendah jika dibandingkan dengan insinerasi
peningkatan kinerjanya melalui pemilahan input
pembakaran batubara dan biomassa. Ketika
sampah ke dalam sistem PLT Sampah,
logam bercampur dalam sampah dan kemudian
khususnya logam, sehingga sampah logam tidak
terbakar di dalam insinerator yang bekerja pada
turut terbakar di dalam sistem. Pembakaran
temperatur operasional sekitar 800-1000oC,
logam di dalam sistem PLT Sampah tidak hanya
dengan karakteristik logam yang ada, maka
akan menurunkan kinerja insinerator sampah tapi
ketika proses pendinginan, sampah logam yang
juga akan menghilangkan nilai dari logam yang
ikut masuk akan menyebabkan terjadinya
sebenarnya bisa digunakan kembali untuk proses
pengurangan kinerja. Abu dari pembakaran
lain yang berdaya nilai lebih baik.
massa di fasilitas PLT Sampah ini kemudian
Selain itu, keberadaan logam terutama
akan dikeluarkan melalui beberapa jalur.
logam berat dalam input sampah sistem
Sebagian besar abu (biasanya 80-90% berat)
insinerasi dapat mengakibatkan timbulan partikel
adalah abu dasar (bottom ash) yang akan
logam dalam bentuk fly ash melalui proses
dibuang di bagian ujung perapian(4), Dalam satu
volatilisasi dan juga dalam bentuk bottom ash
paper disebutkan bahwa komponen utama dari
akibat proses pembakaran yang menghasilkan
abu dasar adalah kaca, logam magnetik, mineral,
residu(2,3).
keramik sintetis, logam paramagnetik dan bahan
Terkait dengan proses pembangunan PLT
organik yang tidak terbakar. Logam magnetik
Sampah, sistem pretreatment yang tepat untuk
terakumulasi dalam fraksi ukuran partikel 1–6
menunjang unjuk kerja dari proses juga harus
mm (6% dari fraksi ini). Logam berat
ikut dikembangan dan ditinjau. Dalam kasus
terakumulasi dalam fraksi di bawah 1 mm dan hal
persampahan di Indonesia, metode pengelolaan
ini akan menjadi masalah yang juga harus dicari
sampah yang meliputi pengurangan sampah
penyelesaiannya(5).
ditingkat produsen dan konsumen, pembakaran
Dengan demikian, pemisahan logam
konvensional, penanganan (pemilahan,
sebagai tahapan pretreatment sampah sebelum
pengangkutan, pengolahan /pemusnahan dan
masuk ke dalam sistem insinerator diperkirakan
pembuangan akhir) tidak terlalu efektif dalam
akan mampu mencegah penurunan kinerja
menangani laju pertumbuhan sampah. Sehingga
sistem pembakaran. Selain itu, hal ini juga
diperlukan teknologi pengolahan sampah yang
berpotensi meningkatkan nilai lebih dari
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 20, No. 2, Juli 2019, 205-214. 207
tersambung pada magnet ditarik sehingga logam misalnya botol obat pembasmi nyamuk, kaleng
yang pada awalnya melekat pada magnet bisa makanan, tutup botol, paku dan serpihan logam
terlepas dan dikumpulkan dalam bak pengumpul. tidak berbentuk, juga bekas alat dapur. Untuk
Uji pertama dan kedua adalah uji yang kedua uji ini, sampah logam awal tidak diketahui
dilakukan untuk melihat unjuk kerja awal magnet karena tidak ada proses karakterisasi jenis
pemisah logam juga evaluasi keseluruhan sistem sampah di awal kegiatan, Selain itu,
derek dan mobilnya. Pada kedua uji tersebut, heterogenitas sampah yang besar menyebabkan
massa logam yang akan dicampurkan dihitung adanya kesulitan menghitung massa logam jika
terlebih dahulu sebelum dilakukan pencapuran hanya mengandalkan dari proses sampling di
dan pemisahan lalu data dibandingkan dengan satu atau lebih titik tertentu. Dengan demikian,
massa logam yang bisa ditarik setelah yang diketahui hanya massa sampah total dan
pemisahan logam dilakukan. Adapun sampah massa logam yang terpisah akibat proses
yang digunakan pada uji pertama adalah sampah pemisahan dengan alat ini.
simulasi, di mana scrap logam yang terdiri dari Perbedaan uji ketiga dengan uji keempat
logam tembaga, besi, dan alloy dari berbagai adalah pada umpan sampah yang digunakan.
ukuran (dengan berat awal logam yang Pada uji ketiga, umpan sampah aktual berasal
dicampurkan sebesar 1,23 kg) dicampur dengan dari sampah yang langsung diturunkan dari truk
sampah kering berupa kertas dan rumput kering pengangkut sampah untuk masuk ke tahap belt
(sebanyak 0,68 kg) Sementara pada uji kedua coveyor (tahap 1 pada Gambar 4), dan hanya
yang ditujukan untuk melihat unjuk kerja magnet diketahui berat sampah total tanpa mengetahui
ketika digunakan untuk memisahkan logam yang jumlah kandungan logam yang ada di dalam
tercampur dengan sampah yang agak basah sampah yang diperkirakan mencapai berat 15,2
atau dengan kadar air relatif lebih tinggi dari kg untuk sampah pada space konveyor 1 m x 0,5
sampah uji pertama, sampah simulasi terdiri dari m. Sedangkan pada uji keempat, sampah aktual
sampah organik daun-daun, kompos, tanah, dan berasal dari tahapan terakhir proses pretreatment
logam. Scrap logam bahan pencampur yang sampah (tahap 3 pada Gambar 4) yaitu konveyor
digunakan untuk sampah simulasi masih sama pemilah atau sorting conveyor.
yaitu 1,23 kg. Sistem pemisah logam dioperasikan pada
Uji ketiga dan keempat adalah uji yang batas waktu tertentu hingga permukaan magnet
dilakukan untuk melihat unjuk kerja magnet tertutupi oleh logam atau sampah yang ikut
pemisah logam terhadap sampah aktual yang tertarik karena berada di antara logam dengan
merupakan sampah yang dibawa ke TPS magnet. Setelah logam ditarik, dari belt conveyor,
Bantargebang sekaligus melihat unjuk kerja logam kemudian akan dikumpulkan dalam bak
pemisah logam yang diintegrasikan dengan pengumpul.
sistem pretreatment PLT Sampah yang ada Selain itu, karena dikawatirkan akan
(Gambar 4). Adapun sampah aktual yang mengalami hambatan dalam aliran, sistem
digunakan merupakan sampah domestik warga pemisah logam yang diintegrasikan dengan
dari berbagai area di Provinsi DKI Jakarta. sistem pretreatmen dipasang pada jarak sekitar 5
Sampah logam yang tercampur ke dalam sampai dengan 10 cm dari permukaan sampah
sampah asli ini biasanya berupa botol logam yang mengalir di atas belt conveyor.
Gambar 1. Bagian untuk derek penggerak pada sistem pemisah logam beserta bagian-bagiannya
Gambar 3. Mobil kabin ganda sebagai tempat pemasangan sistem derek dan magnet pemisah logam
Gambar 4. Unit pretreatment PLT Sampah TPST Bantargebang di mana unit pemisah logam secara
fleksibel bisa diintegrasikan di awal atau di akhir proses
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 20, No. 2, Juli 2019, 205-214. 209
3. HASIL DAN PEMBAHASAN penting melakukan uji langsung dengan sampah
aktual untuk melihat aktual kinerja pemisah
Proses pengembangan sistem inovasi
logam. Seperti yang dijelaskan pada bagian
logam ini merupakan sebuah proses yang cukup
metode, uji ketiga menggunakan sampah
panjang. Hal ini merupakan rangkaian proses
langsung dari truk yang diumpankan ke belt
berpikir untuk menyatukan sistem, magnet
conveyor, sementara uji keempat menggunakan
beserta semua opsi kombinasi yang mungkin,
sampah hasil pemilahan akhir di bagian
derek, dan mobil kabin ganda menjadi sebuah
pretreatment sampah PLT sampah TPST
rancangan kombinasi yang tangguh, efektif,
Bantargebang. Hanya saja, kesulitannya adalah
efisien, dan memiliki unjuk kerja yang baik dan
tidak diketahuinya data awal logam ekisting
mampu memenuhi sasaran tujuannya untuk
yang tercampur dalam sampah aktual yang
menjadi langkah awal pemisahan logam dari
diujikan. Untuk uji keempat memang bisa
sampah sebelum memasuki sistem PLT
dilakukan perhitungan massa logam yang
Sampah.
tercampur di awal dengan melakukan
Ikhtisar hasil dari keempat uji untuk
perhitungan manual di akhir karena sampah
mengevaluasi unjuk kerja sistem pemisah logam
yang diujikan menggunakan sistem umpan
mobile yang dikembangkan PTL BPPT dengan
batch, sementara uji sampah ketiga tidak bisa
menggunakan magnet permanen kombinasi
dilakukan pengukuran massa logam total karena
neodymium dan ferit disampaikan pada Tabel 1.
sistem sampah aktual yang diumpankan adalah
continue.
3.1 Uji pemisah logam dengan menggunakan
Sebagaimana yang telah disebutkan
sampah kering dan sampah basah.
sebelumnya bahwa sistem pretreatment
Melalui uji pertama dan kedua dengan memegang peranan yang cukup penting dalam
menggunakan sampah simulasi, sistem pemisah keberhasilan unjuk kerja insinerator PLT
logam baik sistem derek dan sistem magnet Sampah dalam membakar sampah dan
dapat berjalan secara sinergis dan dapat mengubahnya ke menjadi listrik. Namun
dioperasikan dengan sangat baik. Dalam kedua pretreatment yang dibutuhkan bisa berbagai
uji tersebut, sistem magnet berhasil macam seperti termasuk di dalamnya
mengumpulkan hampir semua logam yang pemisahan logam, pemisahan bahan bahan
tersembunyi dalam campuran sampah simulasi yang tidak boleh terbakar (misalnya B3 dan
bahkan tanpa dilakukan semi-pengadukan sejenisnya), juga bahan dengan kalor bakar
dengan menggerak-gerakan derek. Dari sampah rendah seperti tanah, air yang masih terkandung
logam yang sengaja dicampurkan, sekitar dalam sampah domestik Jakarta. Sistem
96,75% logam bisa ditarik oleh magnet dan pretreatment PLT Sampah menerapkan sistem
dikumpulkan dalam bak pengumpul. Sedangkan pretreatment mekanis dengan menggunakan
dalam uji kedua sekitar 94,31% logam bisa alat trommel screen yng berfungsi untuk
dipisahkan dari campuran sampah simulasi. memilah sampah berdasarkan ukuran yang
Masih adanya sampah logam yang tertinggal ditentukan, serta mengurangi tanah yang masuk
sebenarnya dapat direkayasa dengan ke dalam sistem. Trommel ini didukung dengan
menggerakkan derek dan melakukan sedikit adanya belt conveyor sebelum dan sesudah alat
pengadukan terhadap sampah sehingga inti, dan di belakangnya dilakukan pemilahan
sebenarnya bisa 100% terambil. Sehingga manual oleh pekerja yang telah ditugaskan.
penyebab tidak terambilnya sisa logam Kapasitas dari unit pretreatment ini
diperkirakan bukan berasal dari lemahnya logam dirancang untuk mampu menangani 100 ton/jam
permanen yang dimiliki sistem magnet. sampah meskipun pada kenyataannya, ada
Dalam uji kedua juga dilakukan uji kejauhan beberapa faktor yang menentukan kinerjanya.
jarak yang masih bisa ditarik oleh magnet, dan Misalnya saja, kapasitas hopper yang dipasang
hasilnya adalah pada jarak 20 cm magnet tetap membuat sistem terbatasi untuk mampu
dapat secara optimal menarik logam dari menangani sampah sebanyak 5 ton/ jam.
campuran sampah. Tentunya lebih baik lagi jika Sistem ini terus disempurnakan dan
kontak dilakukan kurang dari 20 cm. dioptimalkan untuk bisa mencapai target yang
telah ditetapkan,
Adapun peran inovasi pemisah logam yang
3.2 Uji pemisah logam dengan menggunakan mobile dan fleksibel ini adalah bahwa alat ini
sampah aktual TPS Bantargebang mampu ditempatkan di depan atau di belakang
terintegrasikan dengan sistem
unit trommel screen untuk mengurangi beban
pretreatment
logam yang masuk ke dalam sistem insinerator.
Terdapat perbedaan yang signifikan antara Hanya dengan memasangnya pada belt
sampah simulasi dengan sampah aktual conveyor yang sedang berjalan, logam-logam
berdasarkan karakternya. Sehingga memang yang ikut dalam aliran sampah akan bisa ditarik
Tabel 1. Ikhtisar hasil uji efektifitas pemisahan logam oleh unit pemisah logam PTL
Gambar 5. Uji pertama dengan menggunakan sampah kering beradar air rendah
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 20, No. 2, Juli 2019, 205-214. 211
Gambar 6. Uji kedua dengan menggunakan sampah simulasi yang terdiri dari sampah logam, kompos,
tanah, dan daun
Gambar 7. Uji ketiga dengan menggunakan sampah aktual TPST Bantargebang dan diintegrasikan
dengan sistem pretreatment PLT Sampah tahap awal
Gambar 8. Uji keempat dengan menggunakan sampah TPST Bantargebang dan diintegrasikan dengan
sistem pretreatment PLT Sampah tahap akhir
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 20, No. 2, Juli 2019, 205-214. 213
Washington, DC: U.S. Patent and Improvement of the management of
Trademark Office. residual waste in areas without thermal
treatment facilities: A life cycle analysis of
12. Rimaitytė, I., Denafas, G., Martuzevicius,
an Italian management district. Waste
D., & Kavaliauskas, A. (2010). Energy and
management, 44, 206-215.Chieffalo, R., &
environmental indicators of municipal solid
Lightsey, G. R. (1996). U.S. Patent No.
waste incineration: toward selection of an
5,506,123. Washington, DC: U.S. Patent
optimal waste management system. Pol. J.
and Trademark Office.
Environ. Stud, 19(5), 989.
14. Singh, N. D., France, R. G., Sambell, L. J.,
13. Di Maria, F., Micale, C., Morettini, E.,
& Poelzer, P. T. (2009). U.S. Patent
Sisani, L., & Damiano, R. (2015).
Application No. 11/628,813.