Professional Documents
Culture Documents
Abstrac
Abstrak
Gangguan Mental adalah sindrom atau pola tingkah laku atau psikologik seseorang cukup
bermakna klinik dan tipikal yang berkaitan dengan asimtom atau gangguan dalam satu atau beberapa
fungsi pentingnya manusia. Suatu penyakit yang sering kambuh biasanya disebabkan oleh
pengobatan pasien yang kambuh. Tujuan penelitian untuk memahami hubungan apa yang ada
dengan faktor predisposisi, presipitasi oleh pasien gangguan jiwa kambuh di Kenagarian Pegang
Baru Panti Pasaman. Penelitian telah dilakukan pada April 2017, sebuah penelitian desain deskriptif
berbentuk analitik dengan dan jumlah responden yang 55. Statistik yang digunakan adalah chi square
pada makna 0,05. Hasil penelitian menunjukkan lebih dari separuh responden gangguan jiwa faktor
predisposisi mendominasi 65,5%. Dan lebih dari separuh responden gangguan mental faktor
presipitasi yang tidak dominan 52,7%. Lebih dari separuh responden gangguan mental mengalami
kekambuhan yaitu 52,7%. Jadi kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara faktor
predisposisi oleh pasien gangguan relapseiomental dengan p = 0,036. Dan ada faktor korelasi
pengendapan oleh pasien gangguan mental kambuh dengan p = 0,042. Berdasarkan hasil di atas
menyarankan kepada perawat kesehatan mental di masyarakat untuk melakukan kunjungan rumah
yang teratur dan memberikan aktivitas rutin bagi pasien agar penyakit yang kambuh bisa terus
diturunkan.
PENDAHULUAN
Perkembangan pesat kehidupan sosial dan budaya serta bidang-bidang yang lain
manusia meliputi bidang ekonomi, teknologi, telah membawa pengaruh yang besar bagi
87
P-ISSN : 2355-9853
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal) E-ISSN : 2622-4135
Volume 5 Nomor 1 Tahun 2018
manusia itu sendiri. Kehidupan yang sulit dan hal yang ditengarai menjadi penyebabnya
kompleks dengan meningkatnya kebutuhan adalah ketidak tahuan keluarga dan masyarakat
menyebabkan bertambahnya stressor terhadap jenis gangguan jiwa ini, serta ada
psikososial sehingga manusia tidak mampu beberapa stigma mengenai gangguan jiwa ini
menghindari tekanan tekanan hidup yang (Hawari, 2001).
dialami. Kondisi kritis ini membawa dampak Tujuan penelitian ini adalah untuk
terhadap peningkatan kualitas maupun kantitas mengetahui hubungan faktor predisposisi dan
gangguan mental-emosional manusia presipitasi dengan kejadian kekambuhan
(Northouse, 1998) penderita gangguan jiwa di Kampung Pegang
Kesehatan jiwa menurut UU No.36 Baru Tahun 2017
tahun 2009 adalah "Kondisi jiwa seseorang .
yang terus tumbuh berkembang dan
mempertahankan keselarasan,dalam METODE PENELITIAN
pengendalian diri serta terbebas dari stress yang Desain penelitian yang digunakan
serius”. Prevalensi masalah kesehatan jiwa di adalah deskriptif analatik yaitu bertujuan
Indonesia mencapai 13% dari penyakit secara untuk mengetahuui hubungan faktor
keseluruhan dan kemungkinan akan predisposisi dan presipitasi dengan kejadian
berkembang menjadi 25% di tahun 2030 kekambuhan penderita gangguan jiwa Dengan
(WHO, 2009). Organisasi kesehatan dunia menggunakan pendekatan cross secsional.
(WHO) mendefinisikan kesehatan jiwa sebagai sekaligus pada waktu yang sama (
keadaan fisik sehat, mental dan sosial bukan Natoadmojo, 2005).
semata - mata keadaan tanpa penyakit atau . Variabel independen dalam penelitian
kelemahan. Orang yang memiliki kesejahteraan ini adalah faktor predisposisi dan faktor
emosional, berfungsi dengan efektif dalam presipitasi
kehidupan sehari –hari dan puas dengan Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
hubungan interpersonal dan diri mereka sendiri kejadian kekambuhan penderita gangguan jiwa.
( Videbeck, 2008 ). efenisi ini menekankan Penelitian telah dilakukan di Kampung Pegang
bahwa kesehatan jiwa suatu keadaan sejahtera Baru Pasaman Timur tahun 2017. Waktu
yang positif, bukan keadaan tanpa penyakit tapi penelitian di awali dengan penyusunan
sehat mental dan sosial ( Buchanan & proposal pada bulan Februari 2017, penyebaran
Carpenter,2000). kusioner pada tanggal 24 sampai 30 Maret
Gangguan jiwa merupakan sindrom 2017 selanjutnya proses pengolahan data dan
atau pola prilaku, atau psikologik seseorang menyusun laporan hasil penelitian
secara klinik cukup bermakna, dan secara khas Populasi mengacu pada keseluruhan
berkaitan dengan suatu gejala penderitaan atau kelompok orang, kejadian, atau hal minat
gangguan di dalam satu atau lebih fungsi yang yang ingin peneliti investigasi (Sekaran,
penting dari manusia. Disfungsi dalam segi 2006), diketahui jumlah penderita gangguan
perilaku, psikologi atau biologik, dan gangguan jiwa di Kampung Pegang Baru sebanyak 55
itu tidak semata – mata terletak di dalam orang data di dapatkan dari petugas
hubungan antara orang dengan masyarakat (R. penanggung jawab program gangguan jiwa di
Maslim, 1998 ). Gangguan jiwa masih di Puskesmas Pegang Baru. Tekhnik sampel
anggap sebagai penyakit yang memalukan bagi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
penderita dan keluarganya. Persepsi masyarakat Non Probability Sampling yaitu dengan teknik
terhadap penderita gangguan jiwa masih total sampling, dimana teknik pengambilan
negatif, mereka dipandang sebelah mata. sampel sama dengan populasi sesuai dengan
Masyarakat menganggap penderita gangguan sampel yang di inginkan peneliti
jiwa adalah sampah sosial, dihina dan dicaci (Sugiyono2007).
maki, padahal mereka adalah manusia biasa Jumlah sampel yang digunakan untuk
sama seperti kita, makhluk ciptaan Tuhan yang penelitian ini 55 orang. Pengumpulan data
seharusnya mendapatkan penanganan dan primer dilakukan langsung dengan
diperlakukan sama seperti manusia yang melakukan wawancara dan menggunakan
lainnya. Sampai saat ini penanganan gangguan kuesioner pada responden. Dan data sekunder
jiwa baik di rumah maupun di rumah sakit yang didapatkan dari Data kesehatan atau
belum memuaskan. Hal ini terutama terjadi di catatan Medical Record Puskesmas Pegang
negara-negara sedang berkembang. Beberapa Baru. Instrumen penelitian yang digunakan
88
P-ISSN : 2355-9853
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal) E-ISSN : 2622-4135
Volume 5 Nomor 1 Tahun 2018
89
P-ISSN : 2355-9853
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal) E-ISSN : 2622-4135
Volume 5 Nomor 1 Tahun 2018
Tabel 2. menunjukkan bahwa dari 19 jiwa, (Stuart & Sundeen, 2008). Dari data
orang yang memiliki faktor predisposisi yang diatas faktor predisposisi adalah suatu faktor
dominan terdapat sebanyak 52,8 % tidak pencetus terjadinya kekambuhan gangguan
terjadi kekambuhan gangguan jiwa, jiwa, faktor yang tidak dominan yang paling
sedangkan dari 10 orang responden yang besar yaitu lebih dari separoh dibandingkan
faktor predisposisi yang tidak dominan dari faktor dominan. Menurut Penelitian
terdapat sebanyak 52,6 % yang tidak terjadi Wahab 2011 tentang faktor kekambuhan
kekambuhan gangguan jiwa. Hasil uji Statistik gangguan jiwa di RSJ Pekan Baru bahwa
yang didapat menunjukkan bahwa ada faktor predisposisi berkaitan dengan
hubungan antara faktor predisposisi dengan gangguan jiwa sehingga ada hubungan faktor
kekambuhan pasien gangguan jiwa Kampung predisposisi terhadap pasien gangguan jiwa.
Pegang Baru Pasaman Tahun 2017, dengan Asumsi peneliti, banyak responden yang
hasil uji statistik nilai p = 0,036 (p < 0,05). memiliki faktor dominan akibat dari beberapa
Nilai Odds Ratio diperoleh 0,994 artinya pasien gangguan jiwa banyak yang memiliki
responden yang memiliki faktor predisposisi resiko gangguan jiwa sehingga resiko ini
yang tidak dominan akan memiliki peluang menunjang faktor akan terjadinya
sebanyak 0,994 kali untuk tidak terjadi kekambuhan gangguan jiwa dan kemudian
kekambuhan penyakit gangguan jiwa. faktor ini dikenal sebagai sebagai faktor
Dari 29 responden dengan faktor pencetus
Presipitasi yang tidak dominan terdapat 51,7
% yang tidak terjadi kekambuhan gangguan Faktor Presipitasi
jiwa, sedangkan dari 26 orang responden yang Tabel 1. menunjukkan bahwa lebih
faktor presipitasi yang dominan terdapat 53,8 dari separoh responden punya faktor
% tidak terjadi kekambuhan pada pasien presipitasi yang tidak dominaan yaitu sebesar
gangguan jiwa. Hasil uji Statistik tergambar 52,7 %. Menurut Keliat (2016), bahwa faktor
bahwa ada hubungan antara faktor presipitasi presipitasi adalah faktor pemungkin timbulnya
dengan kekambuhan pasien gangguan jiwa gangguan jiwa atau secara umum adalah klien
Kampung Pegang Baru Pasaman tahun 2017, gangguan jiwa timbul gangguan setelah
dengan hasil uji statistik nilai p = 0,042 (p < adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan
0,05). Nilai Odds Ratio diperoleh 0,994 isolasi, perasaan tidak berguna, putus asa dan
artinya bahwa responden yang memiliki faktor tidak berdaya. Penilaian individu terhadap
presipitasi yang tidak domnnan akan stresor dan masalah koping yang dapat
memiliki peluang sebanyak 0,918 kali untuk mengindikasikan kemungkinan kekambuhan (
tidak terjadi kekambuhan gangguan jiwa. Kelliat, 2006 ). Menurut Larasita (2015)
PEMBAHASAN bahwa faktor presipitasi adalah suatu faktor
yang memberikan pemungkin timbulnya
Analisis Univariat gangguan jiwa. Berdasarkan penelitian yang
dlakukan pada Klinnik Jiwa RSUD Raden
Faktor Predisposisi Mataher Jambi bahwa Ada hubungan faktor
Tabel 1. menunjukkan bahwa faktor presipitasi dengan kemungkinan terjadinya
predisposisi lebih dominan menyebabkan gangguan jiwa dengan p-value ( 0,034<0,05).
kekambuhan penderita gangguan jiwa yaitu Menurut analisis peneliti, responden banyak
sebesar 65,5 %. Menurut Maramis (2010), memililih faktor presipitasi yang tidak
bahwa faktor predisposisi adalah gejala utama dominan karena faktor ini adalah faktor
atau gejala yang paling menonjol pada pemungkin saja sedangkan faktor lain yang
gangguan jiwa terdapat pada unsur kejiwaan, dapat dikatakan yang dominan adalah faktor
tetapi penyebab utamanya mungkin dibadan predisposisi
(somatogenik), di lingkungan sosial
(sosiogenik), ataupun psikis (psikogenik), Kekambuhan pasien gangguan Jiwa
Biasanya tidak terdapat penyebab tunggal, Tabel 1 menunjukkan bahwa lebih
akan tetapi beberapa penyebab sekaligus dari dari separoh responden kekambuhan penyakit
berbagai unsur itu yang saling mempengaruhi tidak terjadi yaitu sebesar 52,7 %. Menurut
atau kebetulan terjadi bersamaan, lalu Depkes RI (2010), bahwa kekambuhan
timbullah gangguan badan ataupun gangguan gangguan jiwa didefinisikan suatu perubahan
90
P-ISSN : 2355-9853
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal) E-ISSN : 2622-4135
Volume 5 Nomor 1 Tahun 2018
pada fungsi jiwa yang menyebabkan adanya sanggup menilai dengan baik kenyataan, tidak
gangguan pada fungsi jiwa yang menimbulkan dapat lagi menguasai dirinya untuk mencegah
penderitaan pada individu dan hambatan mengganggu orang lain atau
dalam melaksanakan peran sosial. Gangguan merusak/menyakiti dirinya sendiri (Yosep,
jiwa atau mental illenes dalah kesulitan yang 2009). Gangguan Jiwa sesungguhnya sama
harus dihadapi oleh seseorang karena dengan gangguan jasmaniah lainnya, hanya
hubungannya dengan orang lain, kesulitan saja gangguan jiwa bersifat lebih kompleks,
karena persepsinya tentang kehidupan dan mulai dari yang ringan seperti rasa cemas,
sikapnya terhadap dirinya sendiri-sendiri. takut hingga yang tingkat berat berupa sakit
Sedangkan menurut (Maramis, 2010), jiwa atau lebih kita kenal sebagai gila
gangguan jiwa adalah gangguan alam: cara (Budiman, 2010)
berpikir (cognitive), kemauan (volition), Sedangkan faktor predisposisi yang
emosi (affective), tindakan (psychomotor). mencetuskan akan terjadinya kekambuhan
Gangguan jiwa merupakan kumpulan dari gangguan jiwa antara lain adalah adanya tanda
keadaan - keadaan yang tidak normal, baik tanda gejala utama atau gejala yang paling
yang berhubungan dengan fisik, maupun menonjol pada gangguan jiwa terdapat pada
dengan mental. Keabnormalan tersebut dibagi unsur kejiwaan, tetapi penyebab utamanya
ke dalam dua golongan yaitu : gangguan jiwa mungkin dibadan (somatogenik), di
(Neurosa) dan sakit jiwa (Psikosa). Asumsi lingkungan sosial (sosiogenik), ataupun psikis
peneliti bahwa dari 55 responden hanya (psikogenik), Biasanya tidak terdapat
sedikit yang mengalami kekambuhan karena penyebab tunggal, akan tetapi beberapa
kekambuhan lebih dari separoh tidak terjadi. penyebab sekaligus dari berbagai unsur itu
Banyaknya keabnormalan karena tidak terlihat yang saling mempengaruhi atau kebetulan
dalam berbagai macam gejala yang terpenting terjadi bersamaan, lalu timbullah gangguan
perlu diwaspadai adalah adanya ketegangan badan ataupun gangguan jiwa.Menurut Stuart
(tension), rasa putus asa dan murung. & Sundeen (2008)
Asumsi peneliti terdapatnya hubungan
Analisis Bivariat antara faktor predisposisi dengan kekambuhan
Hubungan Faktor predisposisi dengan gangguan jiwa disebabkan antara lain karena
kekambuhan gangguan Jiwa faktor predisposisi pencetus akan terjadinya
Tabel 2. Menunjukkan bahwa dari 19 kekambuhan pasien gangguan jiwa dan ini
orang yang memiliki faktor predisposisi yang ditunjang dengan Nilai Odds Ratio yang
dominan terdapat sebanyak 52,8 % tidak diperoleh 0,994 dapat diartikan bahwa
terjadi kekambuhan gangguan jiwa, responden yang memiliki faktor predisposisi
sedangkan dari 10 orang responden yang yang tidak dominan akan memiliki peluang
faktor predisposisi yang tidak dominan sebanyak 0,994 kali untuk tidak terjadi
terdapat sebanyak 52,6 % yang tidak terjadi kekambuhan gangguan jiwa di Kampung
kekambuhan gangguan jiwa. Hasil uji Statistik Pegang Baru Tahun 2017
yang didapat menunjukkan bahwa ada
hubungan antara faktor predisposisi dengan Hubungan faktor presipitasi dengan
kekambuhan pasien gangguan jiwa Kampung kekambuhan Gangguan jiwa
Pegang Baru Pasaman Tahun 2017, dengan Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 29
hasil uji statistik nilai p = 0,036 (p < 0,05). responden dengan faktor Presipitasi yang
Nilai Odds Ratio diperoleh 0,994 artinya tidak dominan terdapat 51,7 % yang tidak
responden yang memiliki faktor predisposisi terjadi kekambuhan gangguan jiwa,
yang tidak dominan akan memiliki peluang sedangkan dari 26 orang responden yang
sebanyak 0,994 kali untuk tidak terjadi faktor presipitasi yang dominan terdapat 53,8
kekambuhan penyakit gangguan jiwa. % tidak terjadi kekambuhan pada pasien
Menurut Budiman (tahun 2010) gangguan jiwa. Hasil uji Statistik tergambar
bahwa kekambuhan gangguan jiwa adalah bahwa ada hubungan antara faktor presipitasi
adanya perasaan gelisah, cemas, perbuatan - dengan kekambuhan pasien gangguan jiwa
perbuatan yang terpaksa (convulsive), Kampung Pegang Baru Pasaman tahun 2017,
hysteria, rasa lemah, tidak mampu mencapai dengan hasil uji statistik nilai p = 0,042 (p <
tujuan, takut, pikiran-pikiran buruk. Gangguan 0,05). Nilai Odds Ratio diperoleh 0,994
Jiwa menyebabkan penderitanya tidak artinya bahwa responden yang memiliki faktor
88
P-ISSN : 2355-9853
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal) E-ISSN : 2622-4135
Volume 5 Nomor 1 Tahun 2018
89
P-ISSN : 2355-9853
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal) E-ISSN : 2622-4135
Volume 5 Nomor 1 Tahun 2018
90