You are on page 1of 10

PENGARUH PROFITABILITAS DAN BIAYA OPERASIONAL TERHADAP PAJAK PENGHASILAN

BADAN (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA FEK


INDONESIA PERIODE 2012-2014)

Asri Anggun Salamah


Maria Goretti Wi Endang Nirowati Pamungkas
Kumara Yogi

(PS Perpajakan, Jurusan Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya)
125030400111133@mail.ub.ac.id

ABSTRACT
This research aiming is to identified the affect given by gross profit ratio, operating profit ratio, and
operational cost to corporate income tax partially and simultaneously, also to describe the variable affect dominantly
on corporate income tax. Population using 130 manufacturing companies listed on period 2012-2014 in Indonesia’s
Stock Exchange, and 19 companies taken as samples by purposive sampling technique. The selected data was
analized by multiple linier regression including t test and F test. This result of this research are; 1) gross profit ratio,
operating profit ratio, and operational cost are simultaneously and significantly affect corporate income tax, 2) gross
profit ratio, operating profit ratio, and operating cost are partially and significantly affect corporate income tax, and
3) Operational cost have a dominant influence on corporate income tax with the highest beta’s value 0,806. A high
gross profit ratio of manufacturing company if followed by operational cost efficiencies can improve their operating
profit. Operating profit is one objects of income tax, so the size of operating profit will determined the corporate
income tax payable.

Keywords: gross profit ratio, operating profit ratio, operational cost, corporate income tax

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentisikasi pengaruh dari rasio gross profit, rasio operating profit, dan
biaya operasional terhadap pajak penghasilan badan secara parsial dan simultan, serta untuk
menjelaskan variabel yang berpengaruh dominan terhadap pajak penghasilan badan. Populasi yang
digunakan adalah 130 perusahaan manufaktur terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 201202014, dan
19 perusahaan terpilih sebagai sampel dengan teknik purposive sampling. Analisis data menggunakan
analisis regresi linier berganda, termasuk uji t dan uji F. Hasil dari penelitian ini menunjukkan; 1) rasio
gross profit, rasio operating profit dan biaya operasional secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
pajak penghasilan badan, 2) ) rasio gross profit, rasio operating profit dan biaya operasional secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap pajak penghasilan badan, dan 3) Biaya operasional berpengaruh
dominan terhadap pajak penghasilan badan dengan nilai beta tertinggi 0,806. Besarnya rasio gross profit
dari perusahaan manufaktur apabila diikuti dengan efisiensi pada biaya operasional dapat meningkatkan
laba usaha perusahaan. Laba usaha merupakan salah satu objek pajak, sehingga besarnya laba usaha
akan mempengaruhi pajak penghasilan badan yang terutang.

Kata kunci : rasio gross profit, rasio operating profit, biaya operasional, pajak penghasilan badan

PENDAHULUAN
Salah satu upaya yang dilakukan oleh dapat direalisasi dengan adanya dukungan
setiap negara untuk menyelenggarakan kebijakan di bidang perekonomian dari pihak
pemerintahan di bidang perekonomian adalah pemerintah.
melalui pembangunan ekonomi dengan Kebijakan fiskal dan moneter dalam bidang
memfokuskan pada sektor industri. Soesastro et perekonomian yang dicanangkan oleh
al., (2005:318) menyatakan bahwa titik berat pemerintah berpotensi memberikan pengaruh
pembangunan ekonomi terletak pada terhadap perusahaan, yaitu implikasi terhadap
pertumbuhan industri. Keberhasilan dari kegiatan usaha dan laba perusahaan. Pielor
pembangunan ekonomi di bidang perindustrian (2010:214) berpendapat bahwa kebijakan

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 9 No. 1 2016| 1


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
moneter dan fiskal yang dikeluarkan oleh pajak penghasilan badan memiliki kontribusi
pemerintah seperti peraturan perpajakan, paling besar dibanding pajak penghasilan
kebijakan tingkat suku bunga, belanja lainnya.
pemerintah, serta tingkat inflasi yang terjadi
dapat memberi pengaruh positif, negatif, Tabel 1. Realisasi Penerimaan Pajak Penghasilan
maupun netral terhadap pendapatan, (dalam triliun rupiah)

pengeluaran, dan laba perusahaan. Uraian 2010 2011 2012 2013 2014
Laba merupakan tolok ukur keberhasilan PPh pasal 21 55,3 66,8 79,56 89,9 105,6
perusahaan dalam meningkatkan dan PPh pasal 22 4,7 4,9 5,4 6,8 7,2

mempertahankan kelangsungan usahanya. PPh pasal 22


23,6 28,3 31,6 36,3 39,5
impor
Pertumbuhan suatu perusahaan tergantung dari
PPh pasal 23 16,3 18,7 20,3 22,1 25,5
kelangsungan bisnis serta profitabilitasnya
PPh Pribadi 3,6 3,3 3,8 4,4 4,7
Profitabilitas secara umum didefinisikan sebagai
PPh Badan 131,5 157,9 152,6 151,9 149,3
kemampuan perusahaan untuk memperoleh
PPh pasal 26 23 27,2 60,4 31,1 39,4
laba yang diukur dengan rasio profitabilitas.
Total 258 307,1 353,7 342,5 371,2
Syamsuddin (2009:61) menjelaskan bahwa
Sumber : Nota Keuangan Anggaran Pendapatan dan
gross profit ratio, operating profit ratio, dan net
Belanja Negara Kementrian Keuangan (2015).
profit ratio merupakan rasio profitabilitas yang
bisa dilihat langsung dari laporan laba/rugi
Dari tabel 1 diketahui bahwa pajak
perusahaan. Gross profit ratio memperhitungkan
penghasilan badan mengalami kenaikan yang
kemampuan menghasilkan laba kotor sekaligus
signifikan di tahun 2011, tetapi pada tahun 2012
efisiensi biaya produksi, Operating profit ratio
sampai tahun 2014, penerimaan pajak
adalah rasio yang menunjukkan tingkat laba
penghasilan badan terus mengalami penurunan.
operasi yang diperoleh serta efektivitas
Berdasarkan keterangan dari Direktorat Jenderal
perusahaan dalam pengelolaan biaya
Pajak, salah satu penyebab penurunan
operasional, sedangkan rasio net profit
penerimaan pajak penghasilan badan di tahun
menghitung besarnya earning after tax dan
2012-2014 adalah jatuhnya harga sektor
dibandingkan dengan net of sales. Besarnya rasio
komoditas jatuh sehingga penjualan perusahaan
profitabilitas menunjukkan semakin baik
pun menurun. Penurunan penjualan dan laba
performa perusahaan dibandingkan perusahaan
perusahaan menyebabkan turunnya penerimaan
pesaing.
pajak penghasilan badan perusahaan. Adapun
Dalam rangka meningkatkan performanya,
empat sektor yang dominan berkontribusi
perusahaan cenderung meningkatkan
dalam penerimaan pajak penghasilan badan
produktivitas dan skala usaha yang
adalah industri manufaktur, pertambangan,
menyebabkan kebutuhan untuk menganalisis
keuangan, dan perkebunan. (Direktorat Jenderal
berbagai macam biaya yang semakin beragam.
Perpajakan, 2015).
Menurut Rudianto (2006:209), biaya komersial
Perusahaan yang bergerak di bidang
atau biaya operasional (operating expenses)
manufaktur dan tercatat di Bursa Efek Indonesia
merupakan biaya yang memiliki peran besar
(BEI) menunjukkan perusahaan tersebut
dan berpengaruh terhadap keberhasilan
memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi
perusahaan untuk mencapai tujuannya.
berkaitan dengan laporan keuangannya, karena
Biaya operasional dalam kegiatan usaha
telah memenuhi persyaratan tertentu yang
perusahaan berkaitan erat dengan pajak
dicantumkan dalam ketentuan www.idx.co.id.
penghasilan badan suatu perusahaan. Ayat 1
Laporan keuangan laba rugi perusahaan
pasal 6 Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
tentang Pajak Penghasilan menerangkan biaya
Indonesia (BEI) setiap tahunnya akan
yang diperkenankan untuk dikurangkan dalam
mengalami perubahan pada tingkat
menghitung penghasilan wajib pajak dalam
profitabilitas, biaya operasional, maupun pajak
negeri adalah biaya yang berkaitan dengan
penghasilan badan perusahaan, sehingga hal
dengan kegiatan usaha. Secara konseptual,
tersebut akan menarik untuk dikaji terutama
semakin besar biaya operasional yang
jika dikaitkan dengan penurunan penerimaan
dikeluarkan oleh perusahaan maka semakin
pajak penghasilan badan di tahun 2012, 2013,
rendah pajak yang dibayarkan oleh perusahaan.
dan 2014.
Pajak perusahaan atau yang dikenal dengan

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 9 No. 1 2016| 2


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk Perusahaan dalam menjalankan kegiatan
menguji lalu menjelaskan pengaruh dari rasio usahanya mengeluarkan biaya sebagai
profitabilitas yang terdiri dari gross profit rasio penunjang, salah satunya yaitu biaya
dan operating profit rasio serta biaya untuk operasional. Rudianto (2006:23) merumuskan
operasional perusahaan terhadap pajak perhitungan biaya operasional sebagai berikut:
penghasilan badan yang ditanggung
perusahaan. Sesuai dengan pembahasan uraian Biaya operasional = Biaya penjualan + biaya
yang disampaikan, maka penelitian ini administrasi dan umum
mengambil judul: Pengaruh Profitabilitas dan
Biaya Operasional Terhadap Pajak Biaya pemasaran/penjualan merupakan
Penghasilan Badan (Studi pada Perusahaan keseluruhani biaya yang dikeluarkan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek perusahaan untuk mendistribusikan barang
Indonesia Periode 2012-2014)”. produksi hingga sampai kepada konsumen,
sedangkan biaya administrasi dan umum
TINJAUAN PUSTAKA menampung keseluruhan aktivitas administrasi
Definisi Profitabilitas berkaitan dengan kantor, yaitu urusan hukum,
Jain dan Khan (1985) dalam Gilkar (2008:2) merk dagang, pajak, biaya listrik dan telpon,
menjelaskan profitabilitas sebagai upaya dan lain sebagainya (Rudianto, 2006:209).
perusahaan untuk menghasilkan laba yang
hasilnya diukur menggunakan rasio Pajak Penghasilan Badan
profitabilitas. Rasio profitabilitas gross profit ratio Peraturan Pajak Penghasilan yang
digunakan untuk mengetahui efektivitas tercantum pada pasal 2 (1) mendefinisikan pajak
perusahaan dalam pengelolaan biaya penghasilan yaitu pajak yang terutang oleh
produksinya. Semakin besar rasio gross profit wajib pajak untuk tiap penghasilan yang
ratio berarti penjualan yang diperoleh diterima dari berbagai sumber baik dari dalam
perusahaan relative lebih tinggi dibanding negeri maupun luar negeri dengan nama dan
harga pokok penjualan (Syamsuddin, 2009:61). bentuk apapun. Salah satu subjek pajak
Rasio Gross profit ratio dihitung dengan rumus : penghasilan adalah badan usaha, sehingga pajak
penghasilan badan dapat didefinisikan sebagai
sales os o oods sold pajak yang terutang oleh badan berkedudukan
sales di Indonesia atas penghasilan yang diperoleh
dari kegiatan usaha selama periode tahun pajak.
Rasio operating profit merupakan ukuran
Untuk menghitung pajak penghasilan badan
profitabilitas untuk menilai efektivitas
suatu perusahaan perlu dilakukan koreksi fiskal
perusahaan berkaitan dengan pengelolaan biaya
terlebih dahulu atas laporan keuangan
operasional (Kuswadi, 2006:93). Adapun tingkat
komersial.
operating profit ratio yang tinggi
Menurut Muljono dan Wicaksono (2009:59),
mengindikasikan semakin baik perusahaan
koreksi fiskal adalah koreksi yang diakibatkan
dalam kegiatan operasional yang dijalankan
adanya perbedaan pengakuan perhitungan laba
(Syamsuddin, 2009:61). Rumus operating profit
menurut akuntansi komersial dengan laba
ratio adalah sebagai berikut:
menurut ketentuan perpajakan (fiskal).
Perbedaan pengakuan akuntansi dengan
perpajakan dapat berupa beda tetap dan beda
temporer.
Biaya Operasional Dilakukannya koreksi fiskal pada laporan
Konsep biaya menurut Charter (2012:30) laba/rugi komersial dimaksudkan untuk
adalah suatu nilai tukar, pengeluaran, atau memperoleh besarnya penghasilan kena pajak
pengorbanan yang dilakukan untuk menjamin atau yang disebut laba fiskal. Setelah diketahui
perolehan manfaat. Pengeluaran atau besarnya laba fiskal selanjutnya dikalikan
pergorbanan dalam akuntansi keuangan, dengan tarif pajak badan sesuai ketentuan yaitu
dicerminkan oleh penyusutan atas kas atau atas pasal 17 (1) Undang-Undang Nomor 36 tahun
aset lain. Adapun biaya yang terjadi dan 2008 tentang Pajak Penghasilan, sehingga untuk
dibukukan dalam laporan laba rugi selanjutnya menghitung besarnya pajak penghasilan dari
disebut dengan beban. perusahaan atau badan adalah sebagai berikut:

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 9 No. 1 2016| 3


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
Lokasi Penelitian
Laba fiskal x tarif pajak penghasilan badan Penelitian berlokasi di Galeri Investasi Bursa
Efek Indonesia (GIBEI) Fakultas Ekonomi Bisnis
Hipotesis Universitas Brawijaya. Lokasi tersebut dipilih
Hipotesis pada penelitian ini digambarkan dengan mempertimbangkan bahwa GIBEI
sebagai berikut: adalah program kerja sama antara Universitas
Brawijaya, perusahaan sekuritas dan Bursa Efek
dalam rangka penyebarluasan info mengenai
Gross profit pasar modal sehingga dapat memberi informasi
ratio (X1)
laporan keuangan dari beberapa perusahaan
yang terjamin dan ter-audit.

Operating Pajak Populasi dan Sampel


profit ratio Penghasilan
(X2)
Pada penelitian ini populasi diambil dari
Badan (Y)
keseluruhan perusahaan yang bergerak di
industri manufaktur dan tercatat di Bursa Efek

Biaya
Indonesia selama 2012-2014 secara berturut-
operasional turut. Pemilihan sampel dengan menggunakan
(X3) teknik purposive sampling, yaitu pemilihan
anggota sampel dengan menentukan kriteria
Gambar 1. Model Hipotesis
tertentu (Usman dan Akbar, 2014:45). Kriteria
Sumber: Data diolah (2015)
purposive sampling pada penelitian ini adalah:

Ket: Pengaruh secara parsial


Tabel 2. Kriteria untuk purposive sampling
Pengaruh secara bersama-sama

H1 : Diduga ada pengaruh signifikan dari gross


profit ratio, operating profit ratio, dan biaya
operasional secara bersama-sama
terhadap pajak penghasilan badan
perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014.
H2 : Diduga ada pengaruh signifikan dari gross
profit ratio, operating profit ratio, dan biaya
operasional secara parsial terhadap pajak
penghasilan badan perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2012-2014.
H3 : Diduga variabel biaya operasional (X3) Sumber: Data diolah (2015)
berpengaruh dominan terhadap pajak
penghasilan badan perusahaan Metode Pengumpulan Data
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Data yang digunakan pada penelitian ini
Indonesia periode 2012-2014. adalah data sekunder yang pengumpulannya
melalui studi pustaka serta dokumentasi. Studi
METODE PENELITIAN pustaka adalah kegiatan membaca dan mencatat
Jenis Penelitian referensi dan bahan teoritis sedangkan
Menurut Zulganef (2008,11), penelitian dokumentasi teknik pengumpulan data yang
eksplanatori merupakan jenis penelitian yang diperoleh melalui dokumen-dokumen (Usman
dimaksudkan untuk menguji dan dan Akbar, 2014:69). Studi pustaka pada
mendeskripsikan kausalitas hubungan serta penelitian ini dilakukan dengan mempelajari
pengaruh dari variabel-variabel. Pendekatan dan mencatat referensi terkait profitabilitas,
penelitian ini ialah pendekatan kuantitatif biaya operasional, dan pajak penghasilan badan
dengan penggunaan uji dan perhitungan serta daftar perusahaan manufaktur yang listing
metode statistik. di BEI dalam kurun 2012-2014. Dokumentasi
dilakukan dengan mendokumentasikan laporan

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 9 No. 1 2016| 4


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
keuangan tahunan dari perusahaan manufaktur Y (pajak penghasilan badan) akan naik
yang diaudit dari Galeri Investasi Bursa Efek sebesar 0,806 satuan.
Indonesia (GIBEI). Hasil yang diperoleh dari interpretasi di
atas menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
Metode Analisis Data negatif dari variabel X1 dan pengaruh positif
Analisis dengan statistik deskriptif serta analisis dari variabel X2 dan X3 .
regresi linier berganda pada penelitian ini
digunakan untuk menjelaskan serta Koefisien Determinasi
menganalisa pengaruh dari variabel bebas Penggunaan uji koefisien determinasi
terhadap variabel terikat (Sudarmanto, 2005:1). untuk mengetahui persentase dari margin
Penelitian ini juga menggunakan program SPSS contribution pada model regresi linier yang
16 sebagai alat bantu mengolah dan melakukan terdiri dari variabel gross profit ratio, operating
uji F dan parsial (t). profit ratio, dan biaya operasional. Hasil
pengujian koefisien determinasi menggunakan
HASIL DAN PEMBAHASAN program SPSS disajikan seperti di bawah ini:
Uji asumsi klasik yang meliputi
heterokedastisitas, normalitas, autokorelasi, dan Tabel 4. Hasil olah SPSS uji koefisien
multikolinearitas terlebih dulu dilakukan untuk determinasi
R R2
memenuhi ketentuan analisis dengan regresi Adjusted Std. Error of
(coef. (coef.
linier. Analisis regresi linier berganda R2 Estimate
Correlation) Determination)
dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya ,914a ,836 ,827 41734,64990
pengaruh variabel X1 (gross profit ratio), X2 Sumber: Data Diolah (2016)
(operating profit ratio), dan X3 (biaya operasional)
terhadap Y (pajak penghasilan badan). Hasil uji Koefisien korelasi senilai 0,914 berarti
regresi linier berganda dengan program SPSS variabel dependen gross profit ratio, operating
disajikan di bawah ini: profit ratio, dan biaya operasional memiliki
hubungan yang kuat dengan Y (pajak
Tabel 3. Hasil pengujian regresi linier untuk penghasilan badan). R2 atau koefisien korelasi
GPR, OPR, dan biaya operasional dengan nilai 0,836 menunjukkan bahwa varians
Model Unstandardized Stand. variabel pajak penghasilan badan (Y) mampu
Coefficients Coeff. dijelaskan oleh X1 (gross profit ratio), X2 (operating
profit ratio), dan X3 (biaya operasional) sebesar
B Std. Error Beta
83,6% sementara sisanya sebesar 16,4%
(Constant) -25457.336 19205.782
merupakan residual dari faktor atau variabel
GPR -320217.948 47641.046 -.543 lain yang tidak diteliti.
1OPR 597713.678 54050.869 .779 Adjusted R2 menunjukkan angka sebesar
Biaya 0,827%, yang berarti varians dari variabel pajak
.432 .036 .806
Operasional penghasilan badan (Y) mampu dijelaskan oleh
Sumber : Data Diolah (2016) X1 (gross profit ratio), X2 (operating profit ratio), dan
X3 (biaya operasional) sebesar 82,7% sementara
Sesuai tabel 3, persamaan dari regresi linier sisanya sebesar 17,3% merupakan residual dari
diperoleh: faktor atau variabel lain yang tidak diteliti. Nilai
Y = -0,543X1 + 0,779X2 + 0,806X3 adjusted R2 digunakan untuk melihat besarnya
Persamaan tersebut dapat diartikan sebagai: sumbangan efektif pada model regresi
a. Apabila terjadi kenaikan sebesar 1 penelitian ini, karena terdapat lebih dari dua
satuan dari X1 (gross profit ratio) maka Y variabel independen dalam penelitian.
(pajak penghasilan badan) akan
mengalami penurunan -0,543 satuan. Uji Hipotesiss
b. Apabila terjadi kenaikan sebesar 1 1. Uji F
satuan dari X2 (operating profit ratio), Y Pengolahan program SPSS untuk uji F
(pajak penghasilan badan) akan naik bertujuan untuk melihat pengaruh secara
sebesar 0,779 satuan. bersama-sama dari gross profit ratiol(X1),
c. Apabila terjadi kenaikan sebesar 1 operating profit ratio (X2), dan biaya
satuan dari X3 (biaya operasional), maka operasional (X3) terhadap variabel terikat

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 9 No. 1 2016| 5


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
pajak penghasilan badan (Y). Variabel bebas dan kesimpulan yang diambil adalah
dinyatakan berpengaruh signifikan secara adanya pengaruh parsial secara
bersama-sama jika nilai Fhitung > Ftabel atau signifikan dari X1 (gross profit ratio)
nilai signifikansi < 0,05. terhadap Y (pajak penghasilan badan).
b. Untuk variabel X2 dihasilkan t hitung
Tabel 5. Hasil olah SPSS untuk uji F 11,058 sedangkan derajat bebas 53
Sum of F menghasilkan t tabel senilai 2,006. Bila
df Sig
Squares hitung
dibandingkan maka nilai t hitung
ternyata lebih besar daripada t tabel
Regresi 461669134952,813 3 88,352 ,000a
(11,058 > 2,006). Pengujian ini
Residu 90572612099,860 53
Total 552241747052,673 56 menunjukkan Ho ditolak pada taraf α =
Sumber: Data Diolah (2016) 5%, sehingga kesimpulan yang
diperoleh adalah X2 (operating profit
Berdasarkan hasil uji F pada tabel 5 ratio) berpengaruhi signifikan terhadap
diperoleh nilai Fhitung sebesar 88,352 dan nilai Y (pajak penghasilan badan).
Ftabel1 adalah 2,779. Nilai Fhitung1 lebih besar c. untuk variabel X3 (biaya operasional) t
dari Ftabel1 (88,352 > 2,779) dan nilai hitung adalah sebesar 12,108 dan
signifikansi lebih besar dari αa(0,000l< 0,05), diperbandingkan dengan nilai t tabel =
sehingga H0 ditolak pada taraf α = 5%odan 2,006. Hasil ini menunjukkan bahwa t
dapat disimpulkan bahwa secara bersama- hitung lebih besar dari t tabel (12,108 >
sama terdapat pengaruh yang signifikan 2,006). Pada taraf α = 5%, ditolak Ho dan
dari X1 (gross profit ratio), X2 (operating profit disimpulkan X3 secara parsial
ratio), dan X3 (biaya operasional), terhadap memberikan pengaruh signifikan pada
Y (Pajak penghasilan badan). Y (pajak penghasilan badan).

2. Uji t 3. Variabel yang Berpengaruh Dominan


Pengolahan SPSS untuk uji t bertujuan Mengacu pada tabel 3 yang
untuk mengetahui pengaruh signifikan dari menunjukkan hasil analisis dengan regresi
masing-masing variabel gross profit ratio, berganda, diketahui nilai beta untuk
operating profit ratio, dan biaya operasional variabel gross profit ratio (X1) adalah -0,543,
dalam membentuk model regresi terhadap untuk variabel operating profit ratio (X2)
pajak penghasilan badan yang ditetapkan sebesar 0,779 dan variabel biaya operasional
sebagai variabel dependen. Uji t dinyatakan (X3) sebesar 0,806. Variabel yang dominan
signifikan jika nilai thitung > ttabel atau -thitung < - berpengaruh dilihat dari nilai beta terbesar
ttabel atau nilai signifikansi (p-value) < 0,05. yaitu biaya operasional senilai 0,806.

Tabel 6. Hasil uji t PEMBAHASAN


T tabel 1. Pengaruh Secara Bersama-Sama Variabel
Variabel T hitung /
/- Sig. Keterangan
independen -Thitung Gross Profit Ratio, Operating Profit
Ttabel
X1 (Gross
Ratio, dan Biaya Operasional Terhadap
-6,721 -2,006 0,000 Signifikan
Profit Ratio) Pajak Penghasilan Badan
X2 (Operating Uji F dengan pengolahan SPSS
11,058 2,006 0,000 Signifikan
Profit Ratio) menunjukkan bahwa secara bersama-sama
X3 (biaya
12,108 2,006 0,000 Signifikan variabel independen gross profit ratio,
operasional)
operating profit ratio, dan biaya operasional
Sumber: Data Diolah (2016)
mempengaruhi pajak penghasilan badan
secara signifikan. Hasil uji dari penelitian ini
Hasil uji t berdasarkan tabel 6 menghasilkan
mendukung penelitian dari Kusumadewi
nilai sebagai berikut :
(2008) yang membuktikan adanya pengaruh
a. Untuk variabel X1 diperoleh –t hitung
simultan dari penjualan dan beban komersil
adalah -6,721, sementara di derajat
terhadap pajak penghasilan terutang
bebas 53 (n-k-1) nilai –t tabel yaitu -2,006.
perusahaan manufaktur yang listing di BEI
Bila dibandingkan maka nilai -t hitung
tahun 2006-2007. Tingkat penjualan bersih
kurang dari-t tabel (-6,721 < -2,006),
apabila diikuti dengan beban komersil yang
sehingga diterima Ha pada taraf α = 5%

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 9 No. 1 2016| 6


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
besar dapat menurunkan laba yang ratio yang tinggi dari laba bruto yang
selanjutnya menurunkan jumlah pajak dihasilkan digunakan untuk meng-cover
terutang. operasionalisai perusahaan yang terdiri
Gross profit ratio adalah ukuran rasio dari dari biaya pemasaran/penjualan dan
profitabilitas untuk menilai seberapa baik biaya administratif.
manajemen dalam menentukan kebijakan Dengan tingkat gross profit ratio yang
harga pokok penjualan serta pengendalian tinggi tetapi juga diikuti dengan
biaya produksi. Operating profit ratio melonjaknya biaya di bagian operasional,
digunakan sebagai ukuran profitabilitas dari akan mengakibatkan penurunan pada
segi operasional perusahaan, atau laba usaha (operating profit) yang
pengendalian yang dilakukan pada biaya diperoleh. Jika laba usaha kecil maka
operasional. pajak penghasilan atas laba sebelum pajak
Semakin perusahaan mengefektifkan cenderung kecil dan begitu juga
biaya produksinya maka akan terjadi sebaliknya.
peningkatan gross profit ratio, dan semakin
efisien pengeluran biaya operasional berarti b. Variabel Operating Profit Ratio
nilai operating profit ratio akan membesar. Berdasarkan uji t dengan SPSS,
Efisiensi dari biaya yang dikeluarkan, baik penelitian ini menunjukkan adanya
dari operasional maupun produktivitas akan pengaruh signifikan dari operating profit
mempengaruhi penerimaan laba. Laba ratio terhadap pajak penghasilan badan.
sebagai bagian dari objek pajak akan Penelitian yang mendukung hasil
menentukan besar kecilnya pajak penelitian ini adalah penelitian Amalina
penghasilan yang dikenakan. dan Sabeni (2011), yang membuktikan
2. Pengaruh Secara Parsial Variabel Gross pengaruh signifikan dari variabel rasio
Profit Ratio, Operating Profit Ratio, dan operating profit pada perubahan laba yang
Biaya Operasional Terhadap Pajak terjadi di perusahaan manufaktur.
Penghasilan Badan Rasio operating profit ratio mengukur
a. Variabel Gross Profit Ratio efektivitas perusahaan berkaitan dengan
Pengolahan SPSS Uji t menunjukkan kontrol pengeluaran serta biaya operasional.
jika secara parsial, variabel gross profit Peningkatan operating profit ratio dapat
ratio memberi pengaruh signifikan pada dilakukan dengan dua cara, yaitu
variabel pajak penghasilan badan. Hasil memperbesar jumlah penjualan atau
pengujian t dari penelitian ini memperkecil biaya disektor operasional
mendukung hasil penelitian yang (Riyanto, 2011:37).
dilakukan Agustina dan Silvia (2012) Adanya penambahan di volume
bahwa gross profit margin berpengaruh penjualan ataupun upaya efisiensi terhadap
negatif signifikan terhadap perubahan biaya operasional akan menyebabkan
laba. peningkatan dari perolehan laba usaha
Nilai gross profit ratio jika semakin kecil (operating profit). Jika laba usaha yang
menunjukkan kondisi perusahaan yang diperoleh perusahaan besar, maka pajak
kurang efektif dalam mengendalikan yang terutang kepada pemerintah juga
biaya dari proses produksi. Harga pokok akan besar begitu pula sebaliknya.
penjualan menjadi tinggi dan tidak
sebanding dengan revenue yang diperoleh c. Variabel Biaya Operasional
dari penjualan produk. Setelah dilakukan uji t, variabel biaya
Tingkat gross profit ratio yang besar operasional terbukti dominan berpengaruh
berarti kinerja manajemen semakin baik terhadap pajak penghasilan badan. Apabila
di bidang kendali biaya produksi dan terjadi perubahan pada biaya operasional,
sekaligus penentuan kebiajakn harga. maka jumlah pengenaan untuk pajak
Namun tingginya tingkat gross profit penghasilan badan akan mengikuti
ratio juga bisa berarti besarnya biaya penurunan atau kenaikan biaya operasional.
operasional yang harus ditutup. Hal ini Hasil ini mendukung dari penelitian Mehta
seperti yang dijelaskan Horne dan (2014) yang menyatakan bahwa beban
Wachowicz (2013:182), bahwa gross profit operasi berpengaruh negatif terhadap net

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 9 No. 1 2016| 7


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
profit margin dari perusahaan semen di Biaya operasional juga menjadi indikator
Pakistan priode 2007-2011. untuk melihat ukuran suatu perusahaan
Terdapat kaitan erat antara biaya (Sawir, 2012:102). Perusahaan besar cenderung
operasional dengan pajak penghasilan menghasilkan tingkat laba yang lebih besar
badan maupun net profit ratio. Tingkat net dan membayar pajak penghasilan badan lebih
profit ratio apabila bernilai kecil tinggi dibanding perusahaan skala kecil.
mengindikasikan besarnya biaya
operasional atau tingkat pajak atau KESIMPULAN DAN SARAN
keduanya (Horne dan Wachowicz, Kesimpulan
2013:182). 1. Uji F menunjukkan hasil nilai Fhitung =
Pengeluaran dari biaya operasional itu > Ftabel (88,352 > 2,779), dan nilai
akan mempengaruhi pajak karena salah signifikansi kurang dari α (0,000 < 0,05),
satu unsur yang dijadikan pengurang jadi kesimpulan yang diperoleh yaitu
adalah biaya penjualan, promosi, serta secara bersama-sama terdapat pengaruh
administratif. Selain sebagai pengurang signifikan terhadap pajak penghasilan
untuk menghitung jumlah penghasilan badan dari variabel gross profit ratio,
yang dikenai pajak, biaya operasional operating profit ratio, dan biaya
mempunyai hubungan dengan volume operasional.
penjualan yang dihasilkan serta 2. Uji t menunjukkan hasil nilai -thitung dari
penerimaan laba di suatu periode. Biaya variabel gross profit ratio lebih besar dari
operasional yang besar dapat juga menjadi -ttabel adalah (-6,721 > 2,006), sehingga
indikasi besarnya ukuran dari perusahaan terbukti pajak penghasilan badan
karena dalam biaya operasional dipengaruhi secara parsial dan
menyangkut unsur biaya penyusutan signifikan oleh variabel gross profit ratio.
untuk aktiva, biaya gaji tenaga kerja, serta Thitung untuk variabel operating profit ratio
biaya-biaya lain. bernilai 11,058 dan lebih besar dari ttabel
Perusahaan dengan skala besar adalah 2,006, maka terbukti pajak
cenderung membayar pajak lebih tinggi di penghasilan badan secara parsial
banding perusahaan berskala kecil. dipengaruhi oleh operating profit ratio.
Uji t untuk variabel biaya operasional
3. Pengaruh Dominan dari Variabel Biaya menghasilkan thitung yang lebih besar dari
Operasional (X3) ttabel (12,108 > 2,006) dan kesimpulannya
Perhitungan penghasilan kena pajak (laba pajak penghasilan badan mendapat
fiskal), harus diawali dengan penerapan pengaruh signifikan secara parsial dari
koreksi fiskal lebih dahulu. Dalam koreksi biaya operasional.
fiskal, salah satu biaya pengurang yang 3. Hasil dari model analisis regresi
diperkenankan dalam perpajakan antara lain menghasilkan nilai beta dari variabel
biaya penjualan, biaya promosi, biaya gaji, dan biaya operasional(X3) adalah yang
administrasi yang merupakan bagian dari paling besar yaitu 0,806maka biaya
biaya operasional. operasional ditetapkan sebagai variabel
Biaya operasional adalah unsur pengurang yang mempengaruhi dominan pajak
dalam perhitungan laba fiskal, tetapi di sisi penghasilan badan. medan nilai
lain biaya operasional berkorelasi dengan signifikansi kurang dari α (0,000 < 0,05),
besarnya volume penjualan disertai laba yang jadi kesimpulan yang diperoleh yaitu
diperoleh pada periode tertentu. Semakin secara bersama-sama terdapat pengaruh
besar biaya operasional maka semakin besar signifikan terhadap pajak penghasilan
pengurang yang bisa digunakan dalam koreksi badan dari variabel gross profit ratio,
fiskal. Namun penambahan dari biaya operating profit ratio, dan biaya
operasional juga cenderung meningkatkan operasional.
tingkat volume penjualan yang juga dapat
menambah porsi laba. Besar kecilnya laba Saran
selanjutnya akan berpengaruh pada berapa 1. Pihak Pemerintah
pajak penghasilan yang teutang oleh Pemerintah selain menerapkan
badan/perusahaan. kebijakan di bidang perpajakan juga

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 9 No. 1 2016| 8


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
perlu memperhatikan kondisi manufaktur yang terdaftar pada Bursa
perekonomian untuk menunjang Efek Indonesia periode tahun 2008-2011.
pendapatan dari segi pajak, khususnya Journal of Accounting, 3(1) : 1-15 hlm.
pajak penghasilan badan. Kondisi Charter, William K. 2012. Akuntansi Biaya. Edisi
ekonomi kondusif yang dapat 14. Jakarta: Salemba Empat.
meningkatkan perform perusahaan Direktorat Jenderal Pajak. (2015).Evaluasi
adalah memperlancar arus distribusi Rendahnya Realisasi Pendapatan
barang produksi serta stabilisasi dari Negara Tahun 2014. Diakses pada 5
Harga Bahan Bakar Minyak (BBM), November, 2015 dari www.pajak.go.id.
dimana BBM merupakan komponen Gilkar, Nazir Ahmad. 2008. Profitability
biaya pada proses produksi manufaktur. Analysis : An Exploratory Study. New
Dengan adanya kondisi perekonomian Delhi: Atlantic Publishers and
Distributors.
yang mendukung, diharapkan mampu
meningkatkan volum penjualan serta Horne, James C. Van., Wachowicz, J.M. 2013.
peningkatan pencapaian laba Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan.
Jakarta: Salemba Empat
perusahaan. Jika laba yang diperoleh
perusahaan manufaktur besar, maka Kusumadewi, Novia. 2008. “Pengaruh penjualan
pajak yang dibayarkan kepada bersih dan beban komersial terhadap
pajak penghasilan terutang (studi
pemerintah akan bertambah untuk
empiris pada perusahaan manufaktur
menambah kas negar.
yang sahamnya terdaftar di bursa efek
2. Pihak Manajemen, Investor, serta indonesia)”. Universitas Islam Negeri
Pihak Berkepentingan Lainnya Syarif Hidayatullah : Skripsi.
Bagi suatu perusahaan, pajak
Kuswadi.2006. Memahami Rasio-Rasio Keuangan
merupakan beban pengurang bagi laba Bagi Orang Awam. Jakarta: PT Elex
sebelum pajak sehingga berdampak Media Komputindo.
pada penghasilan yang dibagikan ke Mehta, M. 2014. Impact of operating expenses
para pemilik modal, jumlah rupiah on net profit ratio in cement sector of
untuk setiap lembar saham, dan pakistan. Journal of Contemporary
pembagian dividen. Dengan Research in Business, 5(11) : 284-293.
mengetahui adanya pengaruh dari Muljono, D. dan Wicaksono, B. 2009. Akuntansi Pajak
tingkat profitabilitas dan biaya Lanjutan. Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET.
operasional terhadap pajak penghasilan Nota Keuangan Anggaran Pendapatan dan Belanja
badan, maka pihak manajemen internal Negara Kementrian Keuangan. (2015).
Diakses pada 5 November, 2015 dari
sebaiknya membuat suatu analisis biaya
www.dpr.go.id
untuk menekan buaya operasional,
Pielor, Freddy. 2010. Investasi Cerdas Menuju
yang selanjutnya berdampak pada
Kekayaan. Jakarta: PT Elex Media
peningkatan profitabilitas perusahaan.
Komputindo.
Profit/laba yang besar akan menarik
Riyanto, Bambang. 2011. Dasar-Dasar
calon investor untuk menanamkan
Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta:
saham, memberi keuntungan (return)
Gadjah Mada University Press.
yang lebih pada para investor, stock
Rudianto. 2006. Akuntansi Manajemen: Informasi
holder, maupun pihak berkepentingan
untuk Pengambilan Keputusan Strategis.
lain. Meskipun di sisi lain, tingkat laba
Yogyakarta: Grasindo.
yang besar juga dikenai pajak yang
Sawir, Agnes. 2012. Analisis Kinerja Keuangan dan
besar pula.
Perencanaan Keuangan Perusahaan.
Jakarta: Gramedia
DAFTAR PUSTAKA
Soesastro, H., A. Budiman., Ninasapti.,
Agustina dan Silvia. 2012. Pengaruh rasio
Triaswati., A. Alisjahbana. dan, S.
keuangan terhadap perubahan laba
Adiningsih. 2005. Pemikiran Dan
pada perusahaan manufaktur yang
Permasalahan Enonomi Di Indonesia Dalam
terdaftar di bursa efek indonesia. Jurnal
Setengah Abad Terakhir. Yogyakarta:
Wira Ekonomi Mikroskil, 2 (2) : 113-122.
KANISIUS (Anggota IKAPI).
Amalina, Nur dan Sabeni, Arifin. 2012. Analisis
Syamsuddin, Lukman. 2009. Manajemen
rasio keuangan dalam memprediksi
Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi
perubahan laba (studi pada perusahaan

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 9 No. 1 2016| 9


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id
Dalam: Perencanaan, Pengawasan, dan
Pengambilan Keputusan. Jakarta:
RajaGrafindo Persada.
Sudarmanto, R. Gunawan. 2005. Analisis Regresi
Linear Ganda dengan SPSS. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun
2008 tentang Pajak Penghasilan

Usman, Husaini dan Akbar, P. S. 2014. Metodologi


Penelitian Sosial. Edisi Kedua. Jakarta: PT
Bumi Aksara.

Zulganef. 2008. Metode Penelitian Sosial dan Bisnis.


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Jurnal Perpajakan (JEJAK)| Vol. 9 No. 1 2016| 10


perpajakan.studentjournal.ub.ac.id

You might also like