Professional Documents
Culture Documents
[JDS]
JOURNAL OF SYIAH KUALA
DENTISTRY SOCIETY
Journal Homepage : http://jurnal.unsyiah.ac.id/JDS/
E-ISSN : 2502-0412
Basri A. Gani1, Abdillah Imron Nasution1, Ridha Andayani1, Vivi Zayanti2, Ratih Asrina Fitri2
1
Staf pengajar Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Syiah Kuala
2
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Syiah Kuala
Abstract
Oral candidiasis caused by Candida albicans as a result of an imbalance of oral biology activities,
preventive therapy with using chemical, biological as well one of them to increasing the effectiveness
of the role of the bacteriostatic properties of normal oral flora such as Lactobacillus species and
Porphyromonas species that helps maintain the regulation of carbohydrate fermentation activity of
saliva in the form acid and alkaline pH. The purpose of this study evaluated the effectiveness of the
bacteriostatic properties of P. gingivalis and L. Acidophilus in influencing the growth of C. albicans.
While the materials used in this study are C. albicans and L. acidophilus strains of the laboratory, P.
gingivalis ATCC 33 277 and artificial saliva. The results obtained by the method of SDA and NA
media culture, pH saliva test interactions, the calculation of the bacteria colony by colony counter, and
a slide culture for C. albicans. The results showed a change leads to an alkaline pH of saliva after
interacted by C. albicans with P. gingivalis (p> 0.05) and C. albicans with L. acidophilus (p <0.05)
using pH control of 4,5,6,7,8, and 9. Further, the colony of P. gingivalis growth is more dominant
compared to C. albicans (p <0.05), but on the contrary, C. albicans colonies growth was more
dominant than the L. acidophilus (p> 0.05). Nevertheless, the those bacteria are capable of inhibiting
the growth of hypha from C. albicans as a virulence factor that most affects the host mucosal infection.
From the research results can be concluded that the interaction of C. albicans, P. gingivalis and L.
acidophilus in artificial saliva can increase the degree leading to an alkaline pH, while P. gingivalis and
L. acidophilus can be reduced of colonies of C. albicans hypha and able to inhibit the growth of C.
albicans. Nevertheless, both bacteria can be bacteriostatical against C. albicans.
enzim hidrolitik seperti proteinase, lipase, dan diare dan menurunkan kolesterol. 3
fosfolipase.4,5Candida albicans membutuhkan Kemampuannya menghambat pertumbuhan
karbohidrat sebagai sumber karbon dan C. albicans karena L. acidophilus
sumber energi untuk pertumbuhan dan proses memproduksi asam laktat, hidrogen peroksida
metabolismenya. Manan, manoprotein dan (H2O2) dan beberapa produk sampingan yang
kitin merupakan molekul-molukel C. albicans membuat suasana/ lingkungan yang tidak
yang mempunyai aktivitas adhesif.4 4 Basri bersahabat untuk organisme yang tidak
(2011) melaporkan bahwa faktor virulen C. diinginkan.3
albicans yang berperan pada patogenesis oral Beberapa informasi diatas menjadi
kandidiasis selain hifa, klamidospora, juga penting sebagai penentu penelitian ini, dimana
blastospora (hifa semu).6 Semua aktivitas dari tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi
komponen virulen dari C. albicans ini akan efektivitas sifat bakteriostatik P. gingivalis
melakukan penetrasi ke mukosa host sampai dan L. acidophilus dalam mempengaruhi
menyebabkan oral kandidiasis.2 pertumbuhan C. albicans dalam berbagai pH
Aktivitas seluler dan molekuler dari saliva buatan. Dengan harapan hasil penelitian
faktor virulensi C. albicans dapat dihambat ini memberikan informasi dasar tentang
dengan berbagai anti jamur, namun efek penanganan penyakit oral kandidiasisi
medikal dari terapi tersebut cenderung menggunakan kontrol siklus biologi aktivitas
menimbulkan infeksi sekunder akibat fermentasi saliva oleh bakteri dengan
terganggunnya sistem metabolisme dan pengaturan pH sebagai indikator tindakan.
aktivitas biologi flora normal rongga mulut
satu dengan lainnya.7 Kendati faktor BAHAN DAN METODE
predisposisi menjadi penentu pemicu
Penelitian ini menggunakan saliva
berkembangnya jamur ini, namun faktor
buatan dari Laboratorium Biokimia Fakultas
pencetus sebagai penyebab utama perlu
Kedokteran Universitas Indonesia.
diperhatikan, salah satunya keseimbangan pH
Mikroorganisme yang digunakan adalah C.
saliva (asam dan basa).8 Faktor ini dilaporkan
albicans dari Laboratorium Mikrobiologi
mempunyai pengaruh penting terjadinya oral
Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara, dan
kandidiasis.4 Pendekatan preventif berbasis P. gingivalis ATCC 33277 dari Laboratorium
kontrol biologi menjadi solusi penting untuk Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas
menghambat aktivitas faktor virulensi dari C. Indonesia, serta isolat L. acidophilus dari
albicans. Porphyromonas gingivalis dan L. Laboratorium Susu Fakultas Pertanian Universitas
acidophilus adalah dua bakteri flora normal Syiah Kuala.
rongga mulut, sekalipun bersifat patogen, juga
dilaporkan mampu mempengaruhi Kultur dan Pembuatan Suspensi
pertumbuhan C. albicans melalui jalur Isolat C. albicans dikultur pada media
fermentasi karbohidrat dan asam amino Sabouraud Dextrose Agar (SDA) dan
saliva.3,9 diinkubasi selama 48 jam pada suhu 37°C.
Porphyromonas gingivalis sekalipun Selanjutnya dibuat suspensi C. albicans dalam
sebagai patogen pada periodontitis kronis juga 10 ml pepton kemudian dibandingkan tingkat
mampu berperan pada metabolisme pH saliva 9 kekeruhannya dengan larutan Mc. Farland 0.5
karena bakteri ini mampu melakukan yang setara dengan 1x 106 CFU/ml.
metabolisme asam amino dan menghasilkan selanjutnya dilakukan kultur P. gingivalis dan L.
berbagai asam seperti amonia sebagai penetral acidophilus pada media NA, dimana biakkan P.
kondisi asam serta menghasilkan cytotoxic gingivalis dimasuukan ke dalam anerobic jar
yang dapat merusak jaringan mukosa untuk mendapatkan suasana anaerob, sementara L.
mulut.9,10 Selain itu, L. acidophilus sekalipun acidophilus dimasukkan ke dalam inkubator dan
patogen pada karies akar juga mampu diinkubasi selama 48 jam. Kemudian dibuat
meningkatkan fungsi gastro-intestinal, sistem suspensi P. gingivalis dan L. acidophilus pada
imun, dan mengurangi frekuensi infeksi jamur media cair TSB dan dibandingkan tingkat
pada vagina, usus dan rongga mulut,11 selain
123
Gani et al /J Syiah Kuala Dent Soc, 2016, 1 (2):122 - 129
kekeruhannya dengan larutan Mc Farland 0,5 (1,5 dibasahi dengan aquades di kiri dan kanan
x 108 CFU/ml). slide dan diinkubasi selama 3-4 hari pada
Uji Interaksi Perubahan pH Saliva Buatan suhu kamar kemudian diamati morfologi
Terhadap saliva buatan yang menjadi jamur.
bahan katalis dalam penelitian ini dilakukan
pengukuran pH awal, dan kepadanya diperlakukan HASIL PENELITIAN
pH asam dan basa untuk keperluan pengujian
reaktifitas C. albicans, P. gingivalis, dan L. Hasil penelitian yang diperoleh dari
acidophilus. Penyesuaian pH saliva buatan ke penelitian ini terdiri atas tiga hal aspek
arah asam dengan menambahkan larutan HCl penting yaitu perubahan pH saliva buatan,
dan NaOH ke arah basa. Nilai pH yang pertumbuhan jumlah koloni, dan gambaran
diperoleh diukur dengan pH meter. Kemudian faktor virulen C. albicans. Berdasarkan hasil
kedalam masing-masing tabung yang telah dari pengukuran perubahan pH saliva buatan
berisikan saliva buatan masing-masing 10 ml seperti terlihat pada tabel 1. Baik interaksi C.
dengan pH 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 dimasukkan albicans dengan P. gingivalis dan dengan L.
masing C. albicans dengan P. gingivalis dan acidophilus memperlihatkan terjadi perubahan
dimasukkan dalam anaerobic jar kemudian pH saliva yang begitu siknifikan dari pH
diinkubasi selama 72 jam sedangkan C. kontrol (4, 5, 6,7, 8, dan 9). Secara umum
albicans dengan L. acidophilus setelah semua perubahan pH mengarah ke kondisi
dimasukkan dalam tabung tersebut dilakukan basa (alkalis). Secara statistik perubahan pH
perlakuan yang sama. Setiap 24 jam dilakukan akibat interaksi C. albicans dengan P.
pengukuran perubahan pH saliva. gingivalis dalam saliva buatan tidak berbeda
bermakna (p>0,05) sedangkan C. albicans
Kultur Media Bakteri dan Jamur dengan L. acidophilus berbeda bermakna
Setelah campuran suspensi diinkubasi (p<0,05).
selama 72 jam, kemudian dambil 0,1 ml dari
masing-masing tabung menggunakan pipet Tabel 1. Hasil pengukuran perubahan pH dari
eppendorf dan diteteskan suspensi ke media interaksi C. albicans bersama P.
NA untuk bakteri dan dan SDA untuk jamur. gingivalis dan C. albicans bersama L.
Kemudian kepadanya dilakukan perataan dari acidophilus
permukaan media suspensi menggunakan
24 jam 48 jam 72 jam
hockey stick dan diinkubasikan selama 24 –
48 jam dengan suhu 37° C. untuk C. albicans pH Ca Ca Ca Ca Ca Ca
dan L. acidophilus diinkubasi di dalam dan dan dan dan dan dan
inkubator, sedangkan untuk P. gingivalis Pg La Pg La Pg La
diinkubasi di dalam anaerobic jar. Setelah
4 7,6 8,7 7.6 10,1 7,9 10,4
diinkubasi kemudian dihitung jumlah koloni
dari masing-masing media tersebut 5 8,9 8,7 9.4 10,1 9,7 10,3
menggunakan colony counter.
6 9,3 8,7 9,6 9,9 9,8 10,4
Kultur Slide C. albicans
7 9,4 9,3 9,7 10,1 9.9 10,4
Koloni jamur Candida albicans yang
tumbuh pada media SDA hasil interaksi 8 9,6 9,4 9,8 10,2 10,0 10,5
dengan kemudian ditanam pada culture slide
dengan cara memotong SDA 1x1 cm dan 9 9,6 9,6 9.8 10,3 9,9 10,4
diletakkan di atas object glass kemudian
ditutup dengan cover glass dan diambil satu
biakan jamur dengan osse dan dioleskan pada
ke empat sisi media SDA, selanjutnya Hasil interaksi C. albicans bersama P.
diletakkan dalam Petri dish steril dan diganjal gingivalis dan C. albicans bersama L.
dengan pipet/lidi. Untuk menjaga acidophilus kemudian dikultur pada media
kelembaban, diletakkan kapas yang telah SDA dan NA, lalu koloninya dihitung
124
Gani et al /J Syiah Kuala Dent Soc, 2016, 1 (2):122 - 129
menggunakan colony counter. Secara statistik infeksi pada mukosa mulut tergantung pada
pertumbuhan koloni interaksi antara C. ketidakseimbangan antara faktor virulen dan
albicans dengan P. gingivalis berbeda sistem imun host. Manifestasi kandidiasis
bermakna (p<0,05) sedangkan C. albicans rongga mulut, pada dasarnya disebabkan oleh
dengan L. acidophilus tidak berbeda adanya kesempatan yang memungkinkan
bermakna (p>0,05). Berikut diagram hasil jamur ini secara selektif dapat
penghitungan jumlah koloni tersebut: mengekspresikan faktor - faktor virulen yang
diperlukannya untuk eksis sebagai patogen.
Hasil kultur slide Candida albicans yang Artinya, keberhasilan C. albicans untuk eksis
diamati dibawah mikroskop dengan sebagai patogen di dalam mulut terkait erat
pembesaran 1000 kali memperlihatkan dengan ekspresi gen tertentu, yang dibutuhkan
kondisi pertumbuhan C. albicans pada untuk beradaptasi pada berbagai fase infeksi
berbagai pH kontrol. Pada pH 4, interaksi di dalam mulut.12
antara C. albicans dengan P. gingivalis
(Gambar 1a) dan C. albicans dengan L.
acidophilus (gambar 2a) memperlihatkan
hipya C. albicans masih tumbuh sebagai
faktor virulen penting pada patogenisis oral
kandidiasis. Namun pada pH 5, 6, 7, 8, dan 9
(gambar 1 dan 2. b,c,d,e,f) pada interaksi C.
albicans dengan P. gingivalis maupun dengan
L. acidophilus tidak memperlihatkan hifa
namum pertumbuhan faktor virulen C.
albicans hanya terbatas pada blastospora saja
sebagai fase awal terbentuknya klamidospora
(Gambar 1, dan 2).
125
Gani et al /J Syiah Kuala Dent Soc, 2016, 1 (2):122 - 129
a b c
c d f
Gambar 1. Hasil Pengamatan Kultur Slide Candida albicans di bawah Mikroskop pembesaran 1000 kali
setelah diinteraksikan dengan P. gingivalis pada variasi pH. Gambar (a). pH 4, (b). pH 5, (c). pH
6, (d). pH 7, (e). pH 8, dan (f). pH 9.
a b c
d e f
Gambar 2. Hasil Pengamatan Kultur Slide Candida albicans di bawah Mikroskop pembesaran 1000 kali
setelah diinteraksikan dengan L. acidophilus pada variasi pH. Gambar (a). pH 4, (b). pH 5, (c). pH 6,
(d). pH 7, (e). pH 8, dan (f). pH 9.
126
Gani et al /J Syiah Kuala Dent Soc, 2016, 1 (2):122 - 129
127
Gani et al /J Syiah Kuala Dent Soc, 2016, 1 (2):122 - 129
6. Basri AG , Hayati Z, Nasution AI, Soraya 14. Mohan, V & Ballal, M. (2008). Proteinase
Cuta, Darniati. (2011). Faktor Virulensi and Phospholipase Activity As Virulence
Aspergillus niger dan C. albicans. Dentika in Candida Species Isolated from Blood.
Dental Journal 16;1:4-8. Dr. MGR University, Departement of
7. Van Wyk. (2009). In vitro Antimikrobial Microbiology. Rev Iberoam Micol 25, 208-
Activity of Medical Plants against Oral 210.
Candida Albicans Isolates. International
Journal of Biomedical and Pharmaceutical 16. Karkowska, J, Raapala, M & Andrzej.
Sciences, 3, 26-30. (2009). Fungi Pathogenic to Humans:
Molecular Bases of Virulence of Candida
8. Bikandi, J., Moragues, M. D., Ponelli, L., &
albicans, Cryptococcus neoformans and
Ponton, J. (2000). Influence of
Aspergillus fumigatus. Jagiellonian
Environmental on The Reactivity of
University, Departement of Analytical
Candida albicans with Salivary IgA. J Dent
Biochemistry Faculty of Biochemistry,
Rest, 79: 1439-1442.
128
Gani et al /J Syiah Kuala Dent Soc, 2016, 1 (2):122 - 129
129