You are on page 1of 12

EFEKTIVITAS PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA CALON

PENGANTIN di PUSKESMAS PUCANG SEWU SURABAYA

Riantini Amalia1, Pulung Siswantara2


Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga, Kampus C Mulyorejo, Surabaya
Mulyorejo, Kota Surabaya, Jawa Timur
Titirianti24@gmail.com

ABSTRACT
The health of mother and children is a determinant for human resource quality. Health and
nutrition level of mother is importantly to be considered to born precious generation.
Prenatal period in which conceiving until 1000 first day of a baby occurs is the golden time
that should be considered. Premarital period is the best time to prepare physical,
psychological, and social condition. Health check-up program and reproductive health
promotion for prospective wives are ways to form the quality of family’s health. The aim of
this study is to figure out the difference of knowledge before and after reproductive health
promotion for prospective wives. This study was conducted in September 2017 at Pucang
Sewu Hospital. This study employs quantitative approach by using paired t-test. The sample
of this study was 32 respondents. The respondents were given some questionnaires which
provided questions about prospective wives’ knowledge of reproductive health before and
after the promotion. The promotion of reproductive health was done to increase their
knowledge in terms of nutrition level, reproductive health to prepare the precious generation.
The result of this study shows that 62.5% of the respondents had insufficient knowledge
before the promotion, and 59.3% of them generally had enough knowledge after the
promotion. The respondents’ average score of correct answers increased from 50.62 before to
66.25 after promotion. Thus, there was a significant difference of prospective wives’
knowledge before and after promotion was given with the mean value is 15.625 and the p
value is 0.031 or less than 0.05.

Key words: knowledge, reproductive health, promotion

ABSTRAK
Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia.
Kesehatan dan status gizi ibu merupakan hal penting yang harus diperhatikan untuk
melahirkan generasi platinum yang berkualitas. Masa sebelum hamil, melahirkan sampai
1000 hari pertama kehidupan bayi merupakan masa-masa emas yang perlu diperhatikan. Masa
pranikah merupakan masa yang tepat untuk melakukan persiapan yang matang baik secara
fisik, psikis dan sosial. Program pemeriksaan kesehatan dan penyuluhan reproduksi pada
calon pengantin merupakan salah satu usaha untuk membentuk kualitas kesehatan dalam
keluarga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengetahuan sebelum dan
sesudah penyuluhan reproduksi pada calon pengantin. Penelitian dilakukan pada bulan
September tahun 2017 di Puskesmas Pucang Sewu. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan
menggunakan rancangan penelitian Paired t-test. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 32
responden. Responden akan diberikan kuesioner yang berisi pertanyaan tentang pengetahuan
kesehatan reprosuksi calon pengantin, sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan.
Penyuluhan kesehatan reproduksi berjalan sesuai dengan tujuan yaitu meningkatkan untuk
meningkatkan pengetahuan calon pengantin dalam status gizi, Kesehatan Reproduksi untuk
memersiapkan generasi yang berkualitas. Hasil dari penelitian ini adalah sebagian besar
responden sebanyak 62,5% responden memiliki pengetahuan kurang sebelum penyuluhan dan
sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang cukup setelah penyuluhan yaitu
sebanyak 59,3%. Rata-rata nilai responden yang menjawab benar mengalami peningkatan
yaitu 50,62 sebelum penyuluhan menjadi 66,25 setelah penyuluhan, sehingga terdapat
perbedaan yang bermakna pengetahuan calon pengantin sebelum dan sesudah dilakukan
penyuluhan, dengan nilai mean sebesar 15,625 dan nilai p-value 0,031 atau kurang dari 0,05.

Kata Kuci : Pengetahuan, kesehatan reproduksi, penyuluhan

PENDAHULUAN berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa


(UU Perkawinan No 1 Tahun 1974).
Tuhan menciptakan manusia Sedangkan menurut BP4 (Badan
berpasang-pasangan, yaitu laki-laki dan Penasihatan, Pembinaan dan Pelestarian
perempuan. Oleh karena itu, manusia Perkawinan), pengertian perkawinan dalam
dianjurkan untuk mencari pasangannya Islam adalah suatu akad atau perjajnjian
dalam batas-batas yang telah ditentukan yang mengikat antara laki-laki dan
oleh syari’at agama. Perkawinan perempuan untuk menghalalkan hubungan
merupakan suatu peristiwa yang sakral biologis antara kedua belah pihak dengan
dalam kehidupan manusia antara dua jenis sukarela berdasarkan syariat Islam.
makhluk Tuhan, yaitu laki-laki dan Tujuan perkawinan bukan hanya untuk
perempuan, yang bertujuan untuk pemenuhan syahwat belaka. Kehidupan
membentuk suatu satuan sosial kecil yaitu rumah tangga yang bahagia, tentram, aman
keluarga (rumah tangga). serta nyaman merupakan idaman bagi
Pranikah berasal dari kata “pra” dan setiap pasangan yang telah menikah. Maka
“nikah”. Pra mempunyai arti awalan yang dari itu, setiap calon pengantin hendaknya
bermakna “sebelum”, sedangkan nikah mempunyai bekal yang cukup untuk dapat
dalam kamus besar Bahasa Indonesia membina rumah tangga yang sakinah
dipersamakan artinya dengan dengan mawaddah warahmah. Setiap individu
“kawin”. Maka dari pengertian tersebut, yang akan melangsungkan perkawinan
pranikah dapat diartikan sebagai masa sejatinya harus menyiapkan kebutuhan-
sebelum adanya perjanjian antara laki-laki kebutuhan yang nantinya akan dihadapi
dan perempuan untuk untuk menjadi suami dalam membina rumah tangga, baik moril
istri secara resmi menurut undang-undang maupun materil.
perkawinan agama maupun pemerintah. Kelas calon pengantin merupakan salah
Konseling pranikah adalah suatu proses satu usaha dan kepedulian pemerintah
pemberian bantuan oleh seorang yang untuk mengurangi angka perceraian
professional terhadap pasangan calon dengan meningkatkan keharmonisan dalam
pengantin sebelum melangsungkan rumah tangga. Banyak hal yang menjadi
perkawinan dan memberikan bekal serta penyebab ketidakharmonisan dalam rumah
petunjuknya sehingga dapat mencapai tangga dan perceraian dalam perkawinan.
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Permasalahan itu muncul bukan hanya
Perkawinan merupakan suatu hal yang setelah dilakukan perkawinan tetapi bisa
didambakan oleh setiap orang. Perkawinan saja muncul sejak awal sebelum
adalah ikatan lahir batin antara seorang perkawinan dilakukan disebabkan oleh hal-
pria dan seorang wanita sebagai suami istri hal seperti kesalahan dalam memilih calon
dengan tujuan membentuk keluarga suami, perbedaan watak, ketidakpuasan
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal dalam berhubungan seksual, kejenuhan
rutinitas. Maka dari itu, setiap individu mengerti, tetapi juga mau melaksanakan
harus mengetahui dan mengerti hak dan anjuran yang berhubungan dengan
kewajibannya sebagai suami dan istri kesehatan (Azwar, 1983 dalam Maulana,
dalam kehidupan rumah tangga. Jika salah 2009). Penyuluhan lebih menekankan pada
satu dari pasangan suami-istri kurang siap upaya untuk mengubah kelompok sasaran
dalam menangani masalah yang akan untuk berperilaku sehat terutama pada
mereka hadapi serta kurang pahamnya aspek koginitif (pengetahuan), sehingga
mereka tentang hak dan kewajiban dalam pengetahuan kelompok sasaran sesuai
rumah tangga maka permasalahan tidak dengan apa yang telah diharapkan
akan dapat ditangani dengan baik dan (Maulana, 2009). Tujuan dari pendidikan
dapat menjadi madalah besar dalam kesehatan menurut Effendy (2012) adalah
keluarga yang akan menghancurkan untuk tercapainya perubahan perilaku
keharmonisan rumah tangga. Oleh karena dalam membina perilaku sehat, lingkungan
itu, dengan adanya konseling pranikah sehat serta berperan aktif dalam upaya
diharapkan dapat membantu kesiapan membangun derajat kesehatan yang
individu dalam menjalankan kehidupan optimal, baik pada inividu, keluarga
rumah tangga yang harmonis. maupun masyarakat.
Kelas calon pengantin merupakan Di Indonesia, status kesehatan
suatu program yang diadakan untuk setiap perempuan masih menjadi hal yang serius
pasangan yang hendak melakukan untu diperhatikan. Kesehatan ibu dan anak
perkawinan. Banyak hal yang harus merupakan salah satu penentu kualitas
dipersiapkan oleh calon pengantin dalam sumber daya manusia. Kesehatan dan
melakukan perkawinan termasuk persiapan status gizi ibu merupakan hal yang penting
fisiologis dan psikologis. Hal ini bertujuan yang harus diperhatikan untuk melahirkan
agar calon pengantin dapat memahami generasi platinum yang berkualitas. Masa
dunia perkawinan dan memberikan sebelum hamil, melahirkan sampai 1000
pengetahuan untuk mempersiapkan mereka hari pertama kehidupan bayi merupakan
dalam menghadapi kemungkinan- masa-masa emas yang perlu diperhatikan.
kemungkinan yang terjadi dalam membina Program pemeriksaan kesehatan dan
rumah tangga. Konseling pranikah adalah penyuluhan reproduksi merupakan salah
suatu proses pemberian bantuan oleh satu usaha untuk membentuk kualitas
seseorang yang professional terhadap kesehatan dalam keluarga yang dimulai
pasangan calon suami istri sebelum dari masa sebelum menikah atau calon
melangsungkan perkawinan dan pengantin.
memberikan bekal serta petunjuknya Selain itu, status kesehatan laki-laki
sehingga dapat mencapai hidup di dunia juga mempunyai peran yang penting dalam
dan di akhirat. mendukung kehamilan yang sehat. Status
Salah satu kegiatan dalam kelas calon gizi yang baik, bebas NAPZA, serta tidak
pengantin di Puskesmas Pucang Sewu berperilaku seksual yang beresiko
adalah memberikan penyuluhan reproduksi merupakan contoh status kesehatan laki-
bagi setiap pasangan calon pengantin yang laki yang mendukung. Oleh karena itu,
akan menikah. Penjelasan tentang pemeriksaan kesehatan bagi calon
pernikahan dan penyuluhan kesehatan ini pengantin ke fasilitas pelayanan kesehatan
sangat diperlukan untuk dapat membangun sangat dianjurkan menjelang pernikahan.
keluarga yang sejahtera dan menghasilkan Selain informasi mengenai kesehatan
generasi platinum. Penyuluhan merupakan reproduksi, hal penting yang perlu
kegiatan pendidikan kesehatan yang diperhatikan adalah status gizi. Calon
dilakukan dengan cara menyebarluaskan pengantin harus memperhatikan
pesan dan menanamkan keyakinan agar kecukupan gizi sebagai persiapan sebelum
masyarakat tidak hanya sadar, tau dan memasuki masa kehamilan. Kecukupan
gizi membuat ibu menjadi lebih sehat dan menggunakan kuesioner yang berisi soal
lebih siap secara medis untuk memiliki yang sama dengan pre test. Hal ini
anak dalam rahim sampai melahirkan. dilakukan dengan tujuan untuk
Asupan gizi yang cukup merupakan mengevaluasi proses penyuluhan dengan
investasi yang sangat penting untuk mengukur tingkat pengetahuan responden.
pertumbuhan serta dapat mempengaruhi Sealin itu, data primer juga didapatkan dari
fertilitas sebelum masa kehamilan. wawancara dengan pemegang program
Tujuan dari penelitian ini untuk kelas calon pengantin Puskesmas Pucang
mengevalusi efektivitas penyuluhan Sewu. Hal ini dilakukan untuk
kesehatan reproduksi pada calon pengantin memperkuat data kuantitatif yang ada.
di Puskesmas Pucang Sewu Surabaya. Data sekunder didapatkan dari buku, jurnal
Salah satunya adalah dengan mengetahui ilmiah, artikel dan sebagainya.
perbedaan pengetahuan sebelum dan Data yang diperoleh kemudian diolah
sesudah penyuluhan reproduksi pada calon dengan melakukan penilaian terhadap hasil
pengantin di Puskesmas Pucang Sewu pre test dan post test. Hasil dari nilai
Surabaya. tersebut kemudian dikelompokkan
kedalam tiga tingkatan pengetahuan.
METODE PENELITIAN Menurut Nursalam (2008) penentuan
tingkat pengetahuan dibagi menjadi tiga
Metode yang digunakan dalam kategori. Baik bila subjek mampu
penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menjawab dengan benar 76%-100% dari
rancangan penelitian Paired t-test. seluruh pertanyaan. Cukup bila subjek
Rancangan penelitian ini bertujuan untuk mampu menjawab dengan benar 56%-75%
mengetahui perbedaan sebelum dan dari seluruh pertanyaan. Kurang bila
sesudah dilakukan suatu perlakuan tertentu subjek mampu menjawab dengan benar
pada sampel. Sampel diamati sebanyak dua ≤55% dari seluruh pertanyaan.
kali yaitu sebelum diberikan perlakuan dan Data yang sudah dimasukkan
sesudah diberikan perlakuan kemudian kemudian dianalisis menggunakan uji
digunakan uji-t sampel berpasangan untuk paired t-test untuk mengetahui ada atau
melihat ada atau tidaknya perbedaan. tidaknya perbedaan pengetahuan sebelum
Populasi pada penelitian ini adalah calon dan sesudah dilakukan penyuluhan
pengantin yang ada di wilayah kerja reproduksi pada calon pengantin. Nilai α
Puskesmas Pucang Sewu Surabaya. pada uji signifikansi penelitian ini sebesar
Sampel dalam penelitian ini adalah calon 5% atau 0,05. Penarikan kesimpulan dari
pengantin yang melakukan pemeriksaan analisis adalah Ho ditolak jika nilai p < α
kesehatan dan mengikuti penyuluhan atau Ho diterima jika nilai p > α.
kesehatan reproduksi pada bulan
September 2017 dengan jumlah 32 orang. HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas
Pucang Sewu Surabaya ada bulan Gambaran Karakteristik Responden
September tahun 2017. Pengumpulan data Pada penelitian ini, diambil
dalam penelitian ini menggunakan data karakteristik responden berdasarkan usia,
primer dan data sekunder. Data primer pendidikan, pekerjaan serta status
didapatkan dengan cara melakukan Pre perkawinan. Karakteristik responden
test dengan membagikan kuesioner yang tersebut dapat dilihat pada tabel 1.
berisi pertanyaan tentang materi Berdasarkan tabel 1, Sebagian besar
penyuluhan kepada 32 responden sebelum responden memiliki rentang usia 26-30
penyuluhan dilakukan. Kemudian tahun, yaitu sebanyak 17 orang atau
dilakukan post test setelah penjelasan sebesar 53,125%. Berdasarkan tingkat
materi dan sesi tanya jawab selesai dengan pendidikan, sebagian besar tingkat
pendidikan responden adalah sarjana strata 62,5% atau sebanyak 20 orang dari total 32
satu (S1) yaitu sebanyak 24 orang atau orang responden yang ada.
sebesar 75% dari total responden yang ada.
Berdasarkan pekerjaan, sebagian besar Tabel 2. Distribusi pengetahuan responden
responden yaitu sebanyak 28 orang dari 32 sebelum penyuluhan
orang bekerja sebagai pegawai swasta.
Pengetahuan Frekuensi %
Berdasarkan status perkawinan, hanya
terdapat satu responden (3,1%) yang sudah Kurang 20 62,5
pernah menikah sebelumnya, sedangkan Cukup 12 37,5
31 responden lain merupakan calon Baik 0 0
pengantin yang baru pertama kali akan Total 32 100
menikah.
Gambaran Pengetahuan Sesudah
Tabel 1. Karakteristik responden Penyuluhan
berdasarkan usia, pendidikan, pekerjaan Kategori pengetahuan responden
dan status perkawinan setelah dilakukan penyuluhan yaitu
sebagian besar responden (59,3%)
Karakteristik Frekuensi % memiliki pengetahuan yang cukup, 28,2%
Usia memiliki pengetahuan yang baik dan
20-25 8 25 12,5% memiliki pengetahuan yang kurang.
26-30 17 53,125
31-35 5 15,625 Tabel 3. Distribusi pengetahuan responden
36-40 1 3,125 sesudah penyuluhan
41-45 1 3,125
Pengetahuan Frekuensi %
Total 32 100
Kurang 4 12,5
Pendidikan
Cukup 19 59,3
SMA/Sederajat 5 15.625
Baik 9 28,2
D3 1 3.125
Total 32 100
S1 24 75
S2 2 6,25
Gambaran Rata-rata Nilai Pengetahuan
Total 32 100
Responden Sebelum dan Sesudah
Pekerjaan Penyuluhan
Karyawan 28 87,5 Rata-rata nilai pengetahuan responden
Swasta saat pre test dan post test mengalami
Wiraswasta 2 6,25 peningkatan sebesar 15,62.
PNS 1 3,125
Guru honorer 1 3,125 Tabel 4. Rata-rata Nilai Pengetahuan
Total 32 100 Responden
Status Perkawinan
Belum 31 96,9 Pengetahuan Rata-rata nilai
Menikah Sebelum Penyuluhan 50,62
Janda/Duda 1 3,1 Sesudah Penyuluhan 66,25
Total 32 100
PEMBAHASAN
Gambaran Pengetahuan Sebelum
Penyuluhan Gambaran Pelaksanaan Program Calon
Kategori pengetahuan responden Pengantin di Puskesmas Pucang Sewu
sebelum dilakukan penyuluhan yaitu Instruksi Walikota Surabaya Nomor 1
sebagian besar responden memliki Tahun 2017 tentang Pelaksanaan
pengetahuan yang kurang yaitu sebesar
Pemeriksaan Kesehatan dan Penyuluhan yang bertugas akan melakukan anamnesa
Kesehatan Reproduksi Calon Pengantin, kepada calon pengantin, melakukan
maka menginstruksikan Kepala Dinas pemeriksaan kesehatan serta melakukan
Kesehatan Kota Surabaya, Lurah di suntik TT kepada calon pengantin wanita
Lingkungan Kota Surabaya, Camat di sebagai persiapan untuk masa kehamilan
Lingkungan Kota Surabaya, serta Kepala setelah menikah. Setelah itu, calon
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil pengantin kemudian diarahkan untuk
Kota Surabaya untuk bekerjasama dalam melakukan pemeriksaan laboratorium.
melaksanakan surat instruksi tersebut. Program calon pengantin dilanjutkan
Adapun Dinas Kesehatan Kota Surabaya dengan penyuluhan kesehatan reproduksi.
memerintahkan seluruh Puskesmas yang Metode yang digunakan pada penyuluhan
ada di Surabaya, termasuk Puskesmas kesehatan reproduksi di Puskesmas Pucang
Pucang Sewu untuk segera mengambil Sewu yaitu ceramah tanya jawab dengan
langkah-langkah dalam rangka menggunaan slide show. Seorang bidan
pelaksanaan pemeriksaan kesehatan dan yang bertugas menyampaikan materi
penyuluhan kesehatan reproduksi terhadap penyuluhan akan menjelaskan materi
calon pengantin di tingkat Kota Surabaya. terlebih dahulu, kemudian memberikan
Langkah-langkah tersebut meliputi kesempatan kepada peserta untuk untuk
bekerjasama dengan instansi terkait, melakukan sesi tanya jawab. Setelah
menyiapkan blanko surat pemeriksaan penyuluhan selesai, calon pengantin akan
kesehatan dan penyuluhan reproduksi, mendapatkan surat keterangan sehat, surat
melaksanakan pemeriksaan kesehatan dan penyuluhan reproduksi serta surat TT bagi
penyuluhan reproduksi dan penerbitan calon pengantin wanita. Surat-surat
surat tersebut, monitoring dan evaluasi, tersebut kemudian akan diserahkan ke
serta melaporkan hasil seluruh kegiatan pihak Kelurahan sebagai syarat dalam
yang dilakukan kepada Kepala Dinas pengurusan dokumen perkawinan bagi
Kesehatan Provinsi Jawa Timur. calon pengantin yang akan mendaftarkan
Sebagaimana hal tersebut, Puskesmas perkawinannya sesuai dengan ketentuan
Pucang Sewu telah melakukan kerjasama yang berlaku.
dengan instansi terkait yang telah Tujuan dilakukan penyuluhan kesehatan
disebutkan dalam instruksi Walikota reproduksi pada calon pengantin adalah
Surarabaya tersebut. Instansi-instansi yang untuk meningkatkan pengetahuan calon
dimaksud diantaranya Kantor Kelurahan, pengantin dalam status gizi, Kesehatan
Kantor Kecamtan dan Kantor Urusan Reproduksi untuk memersiapkan generasi
Agama (KUA) yang berada di wilayah yang berkualitas. Materi yang diberikan
Kertajaya, Baratajaya serta Pucang Sewu. saat penyuluhan telah ditetapkan oleh
Hal ini dilakukan untuk mendukung Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
terselanggaranya program pemeriksaan yang diterbitkan tahun 2014 dengan judul
kesehatan dan penyuluhan reproduksi Kesehatan Reproduksi dan Seksual Bagi
kepada calon pengantin di Kota Surabaya. Calon Pengantin.
Program ini telah berjalan sejak bulan
Januari tahun 2017. Gambaran Pengetahuan Sebelum
Pemeriksaan kesehatan pada calon Penyuluhan
pengantin di Puskesmas Pucang Sewu Wawan dan Dewi (2010) mengatakan
dilakukan setiap hari sabtu di Poli bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) mulai pengetahuan dibagi menjadi dua, yaitu
pukul 07.30 wib dan dilanjutkan dengan faktor internal dan eksternal. Faktor
penyuluhan kesehatan reproduksi di ruang internal diantaranya adalah pendidikan,
pertemuan lantai dua mulai pukul 11.00 pekerjaan, pengalaman dan umur.
wib sampai selesai. Petugas kesehatan Sedangkan faktor eksternal yaitu
lingkungan dan budaya. Rendahnya ini juga menunjukkan bahwa penyuluhan
pengetahuan yang dimiliki oleh responden yang dilakukan dapat memberikan
sebelum dilakukan penyuluhan bisa pengaruh terhadap perubahan dan
disebabkan oleh beberapa faktor, peningkatan pengetahuan pada calon
diantaranya faktor lingkungan dan pengantin.
pengalaman responden. Sebagian besar Perbedaan pengetahuan sebelum dan
responden (87,5%) dalam penelitian ini sesudah dilakukan penyuluhan tersebut
bekerja sebagai pegawai swasta. Faktor dapat dipengaruhi oleh beberapa hal,
lingkungan merupakan kondisi di sekitar diantaranya adalah faktor pendidikan.
kehidupan manusia yang dapat Pendidikan merupakan suatu usaha dasar
mempengaruhi perkembangan dan perilaku untuk menjadi kepribadian dan
manusia. Lingkungan pegawai swasta bisa kemampuan di dalam dan diluar sekolah
dikatakan berbeda dengan lingkungan dan berlangsung seumur hidup. Semakin
kesehatan. Lingkungan sangat berpengaruh tinggi pendidikan seseorang, maka
terhadap masuknya pengetahuan ke dalam semakin besar pula kemampuannya untuk
individu yang berada di lingkungan menyerap informasi yang diberikan. Orang
tersebut. Sedangkan yang dimaksud yang memiliki pendidikan yang tinggi
dengan pengalaman adalah suatu peristiwa akan memiliki pola pikir yang lebih
yang dialami sesorang. Azwar (2009) matang dan lebih terbuka untuk menerima
mengatakan bahwa tidak adanya suatu informasi baru yang dia dapatkan.
pengalaman sama sekali pada seseorang Sebagian besar responden (75%) memiliki
terhadap suatu objek, maka cenderung tingkat pendidikan lulusan sarjana strata
akan bersikap negatif terhadap objek satu. Pendidikan dapat menjadi faktor
tersebut. Sebagian besar responden pendukung bagi calon pengantin untuk
(96,9%) dalam penelitian ini belum dapat lebih menerima pengetahuan baru
memiliki pengalaman berumah tangga atau yang di dapatkan setelah penyuluhan.
baru pertama kali akan menikah, sehingga
ketertarikan yang dimiliki untuk menggali Gambaran Rata-rata Nilai Pengetahuan
pengetahuan yang berhubungan dengan Responden Sebelum dan Sesudah
kesehatan reproduksi calon pengantin Penyuluhan
sangat rendah. Oleh sebab itu, pengetahuan Rata-rata pengetahuan pre test dan post
yang dimiliki oleh responden dalam test mengalami peningkatan sebesar 15,62.
penelitian ini sebagian besar memiliki Pada evaluasi post test yang diberikan,
pengetahuan yang kurang yaitu sebesar hampir semua responden mampu
62.5% dari total 32 responden yang ada. menjawab pertanyaan dengan benar lebih
banyak dan mengalami peningkatan nilai,
Gambaran Pengetahuan Sesudah sehingga rata-rata nilai setelah post test
Penyuluhan mengalami peningkatan. Hal ini
Kategori pengetahuan responden menunjukkan bahwa penyampaian materi
setelah dilakukan penyuluhan yaitu yang diberikan selama kurang lebih satu
sebagian besar responden (59,3%) jam oleh petugas kesehatan sudah cukup
memiliki pengetahuan yang cukup, 28,2% baik. Oleh karena itu, peran tenaga
memiliki pengetahuan yang baik dan kesehatan yang kompeten sangat
12,5% memiliki pengetahuan yang kurang. dibutuhkan untuk memberikan edukasi
Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat kepada calon pengantin agar dapat
perbedaan pengetahuan sebelum dan memahami kesehatan reproduksi calon
sesudah dilakukan penyuluhan. Sebagian pengantin, termasuk hak dan kewajibannya
besar responden mengalami peningkatan sebagai suami dan istri nantinya.
pengetahuan setelah dilakukan penyuluhan Perbedaan pengetahuan sebelum dan
pada kelas calon pengantin tersebut. Hal sesudah dilakukan penyuluhan kesehatan
reproduksi pada calon pengantin disajikan mewujudkan hak reproduksi secara
menggunakan uji paired sample T test. bertanggungjawab. Hal ini juga dapat
Hasil uji tersebut diperoleh nilai mean mendukung kebijakan pemerintah terkait
sebesar 15,625 dan nilai p-value 0,031 atau Keluarga Berencana serta melaksanakan
kurang dari 0,05, maka kesimpulan yang ketentuan pasal 20 dan pasal 21 Undang-
dapat diambil adalah Ho ditolak dan Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang
hipotesis penelitian diterima. Artinya Perkembangan Kependudukan Dan
terdapat perbedaan yang bermakna Pembangunan Keluarga.
pengetahuan calon pengantin sebelum dan Perlu adanya dukungan dan peran aktif
sesudah dilakukan penyuluhan. dari berbagai pihak, baik lintas program
Pendidikan kesehatan merupakan maupun lintas sector agar dalam
merupakan suatu langkah yang tepat dalam pelaksanaan program tersebut dapat
rangka pembinaan dan peningkatan berjalan lancar, dapat diketahui dan
pengetahuan masyarakat tentang dilaksanakan oleh semua calon pengantin.
kesehatan. Pendidikan kesehatan adalah Diharapkan calon pengantin yang akan
suatu bentuk intervensi atau upaya yang mendaftarkan perkawinannya agar sesuai
ditujukan kepada perilaku, agar perilaku dengan ketentuan yang berlaku. Pada lintas
tersebut kondusif untuk kesehatan. Edukasi program, poli dan unit yang terlibat dalam
merupakan salah satu metode dalam pelaksanaan penyuluhan adalah poli KIA
pendidikan kesehatan yang dapat dan KB, Unit Gizi, Unit Psikologi, dan
membantu seseorang untuk meningkatkan Unit Tata Usaha. Masing-masing poli dan
pengetahuannya tentang kesehatan. Hal ini unit memunyai peran masing-masing yang
terbukti dari peningkatan rata-rata dapat membantu kelancaran pelaksanaan
pengetahuan responden setelah diberikan program ini. Poli KIA dan KB yang
edukasi meningkat menjadi 66,25 dari terlibat adalah sebagai perencana dan
yang sebelumnya hanya 50,62. petugas pelaksana kegiatan. Unit gizi
Hal ini sejalan dengan penelitian yang terlibat dalam pemberian penyuluhan
dilakukan oleh Hamdalah (2013) materi gizi mencakup pemeriksaan gizi
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan seimbang bagi calon pengantin. Unit
yang siginifikan pada pengetahuan psikologi terlibat dalam pemberian materi
terhadap kesehatan gigi dan mulut sebelum penyuluhan kesiapan mental calon
dan sesudah dilakukan intervensi melalui pengantin dalam persiapan pranikah. Unit
media cerita bergambar dan permainan tata usaha berperan dalam pemenuhan
ular tangga. sarana dan prasarana kebutuhan selama
pelaksanaan kelas penyuluhan calon
Efektivitas Pelaksanan Penyuluhan pengantin.
Kesehatan Reproduksi bagi calon Puskesmas Pucang Sewu juga telah
pengantin di Puskesmas Pucang Sewu melakukan kerjasama lintas sektor dengan
Surabaya Kantor Kecamatan, Kelurahan dan Kantor
Penyuluhan kesehatan reproduksi pada Urusan Agama (KUA) wilayah Kertajaya,
calon pengantin di Puskesmas Pucang Baratajaya serta Pucang Sewu. Pemegang
Sewu Surabaya mengacu pada Instruksi program kelas calon pengantin Puskesmas
Walikota Surabaya No 1 Tahun 2017 Pucang Sewu mengatakan, pada awal
tentang pelaksanaan pemeriksaan diadakannya program pemeriksaan
kesehatan dan penyuluhan kesehatan kesehatan dan penyuluhan kesehatan ini,
reproduksi calon pengantin. Perlunya kepala Puskesmas telah melakukan rapat
pelaksanaan pemeriksaan kesehatan dan koordinasi bersama dengan instansi-
penyuluhan reproduksi bertujuan untuk instansi tersebut agar dapat memberikan
membantu calon pasangan pengantin arahan kepada calon pengantin untuk
dalam mengambil keputusan dan melakukan pemeriksaan kesehatan dan
mengikuti penyuluhan reproduksi di disebabkan karena keterbatasan waktu dan
Puskesmas Pucang Sewu Surabaya. petugas kesehatan yang bertugas. Hanya
Instansi-instansi tersebut sangat kooperatif terdapat seorang bidan yang
dan berperan dalam memfasilitasi sarana bertanggungjawab dalam pelaksanaan
dan prasarana kegiatan kelas penyuluhan kelas penyuluhan kesehatan reproduksi
calon pengantin sebagai syarat untuk pada calon pengantin ini.
memperoleh berkas-berkas pranikah yaitu Untuk mengetahui efektivitas
N1-N4. Pendaftaran perkawinan calon pelaksanaan penyuluhan, maka pada
pengantin dapat diproses hanya jika calon penelitian ini dilakukan pre test pada calon
pengantin telah memiliki syarat surat pengantin sebelum penyuluhan dimulai.
keterangan sehat, surat telah melakukan Pre test dilaksanakan dengan membagikan
suntik TT ada calon pengantin wanita, dan 10 soal yang berisi pertanyaan tentang
surat keterangan telah mengikuti materi yang akan disampaikan. Hasil pre
penyuluhan kesehatan di Puskesmas test menunjukkan bahwa sebanyak 62,5%
Pucang Sewu Surabaya. mempunyai pengetahuan yang kurang
Menurut kerangka acuan kerja yang tentang kesehatan reproduksi calon
telah dibuat, terdapat empat kegiatan pengantin, sedangkan rata-rata nilai pre
pokok pada kelas penyuluhan calon test adalah sebesar 50,62.
pengantin di Puskesmas Pucang Sewu Kegiatan pokok kedua adalah
Surabaya. Keempat kegiatan tersebut melakukan penyuluhan kesehatan
adalah melakukan pre test sebelum reproduksi, gizi dan psikologi. Materi
penyuluhan; melakukan penyuluhan penyuluhan disampaikan oleh seorang
kesehatan reproduksi, gizi dan psikologi; tenaga kesehatan yang kompeten, yang
melakukan evaluasi penyuluhan dengan menguasai materi kesehatan reproduksi
post test; dan merencanakan tindak lanjut. sehingga materi dapat tersampaikan
Kerangka acuan kerja tersebut disusun dengan baik kepada calon pengantin. Tidak
sebagai pedoman agar petugas dapat hanya menyampaikan materi yang terdapat
melaksanakan kegiatan secara di slide show, pemateri juga memberikan
professional, sesuai dengan kompetensinya contoh kasus secara nyata berdasarkan
dan disilin menjalankan sesuai dengan pengalaman yang ada. Hal tersebut
SOP yang ada. diharapkan agar calon pengantin dapat
Kegiatan pokok pertama adalah lebih memahami dengan baik mengenai
melakukan pre test sebelum penyuluhan. materi yang diberikan. Materi yang
Pada kerangka acuan kerja, petugas disampaikan saat penyuluhan yaitu tentang
kesehatan harus melakukan pre test kepada masa subur pada calon pengantin wanita,
calon pengantin sebelum penyuluhan usia ideal menikah hamil sampai
dimulai. Pre test terdiri dari beberapa soal melahirkan, mengatur jumlah ideal anak
tentang materi yang akan disampaikan dan jarak kelahiran anak, gangguan
pada saat penyuluhan. Tujuan reproduksi dan solusinya, penyakit infeksi
dilaksanakannya pre test untuk mengetahui menular seksual (IMS) dan solusinya,
pengetahuan calon pengantin sebelum persiapan gizi calon pengantin serta
penyuluha. Berdasarkan hasil pengamatan persiapan psikis pada kedua calon
dan wawancara yang dilakukan kepada pasangan pengantin dalam membina
pemegang program pemeriksaan kesehatan keluarga yang sehat dan sejahtera. Materi
dan kelas penyuluhan reproduksi calon tersebut mengacu pada lembar balik
pengantin ini, pelaksaan pre test hanya kesehatan reproduksi bagi calon pengantin
dapat dilaksanakan pada awal berjalannya yang disusun oleh Kementrian Kesehatan
program ini saja. Pada pengamatan studi Republik Indonesia tahun 2014.
awal penelitian ini, pre test dan post test Pada proses penyuluhan di Puskesmas
sudah tidak pernah dilakukan. Hal ini Pucang Sewu Surabaya, terdapat beberapa
materi pada lembar balik yang tidak menuntut pemateri untuk bersifat lebih
disampaikan pada saat penyuluhan, karena aktif daripada kelompok sasaran.
keterbatasan waktu. Penyuluhan Menurut penelitian yang dilakukan
dilaksanakan setelah calon pengantin oleh Ramadhan (2014) membuktikan
selesai melaksanakan pemeriksaan bahwa metode ceramah dan bermain pada
kesehatan dan suntik TT bagi calon penyuluhan kesehatan gigi dan mulut ada
pengantin wanita. Pelayanan pemeriksaan anak dapat meningkatkan pengetahuan
kesehatan dilakukan di poli KIA dan KB siswa/siswi. Namun metode bermain lebih
mulai pukul 07.30 wib, sedangkan kelas efektif dan memiliki nilai tambah jika
penyuluhan kesehatan reproduksi dimulai digunakan saat sasaran penyuluhan adalah
pukul 10.00 wib atau 11.00 wib dan anak-anak dengan hasil Uji statistik selisih
berlangsung selama kurang lebih satu jam. skor rata-rata antara metode ceramah dan
Oleh karena itu, calon pengantin harus bermain sebesar 2,13 dan 3,23 secara
menunggu sekitar 2-3 jam setelah statistik ada perbedaan yang bermakna
pemeriksaan kesehatan untuk dapat (p0,016).
mengikuti penyuluhan tersebut. Hal Bagi calon pengantin yang tidak dapat
tersebut terjadi karena calon pengantin mengikuti penyuluhan pada hari yang
yang akan melakukan pemeriksaan sama saat pemeriksaan kesehatan,
kesehatan tidak datang secara bersamaan, Puskesmas Pucang Sewu Surabaya
sehingga calon pengantin yang sudah memberikan kesempatan kepada calon
melakukan pemeriksaan kesehatan harus pengantin untuk dapat mengikuti kelas
menunggu calon pengantin lain yang penyuluhan pada minggu berikutnya.
sedang melakukan pemeriksaan kesehatan. Selain itu, pihak Puskesmas juga
Hal tersebut membuat calon pengantin memberikan kemudahan untuk dapat
merasa cepat bosan karena sudah mengikuti penyuluhan secara online
menunggu terlalu lama, sehingga peserta dengan melakukan video call saat
penyuluhan menjadi pasif. Peserta penyuluhan sedang berlangsung.
penyuluhan terlihat mengantuk, tetapi Hambatan lain yang ditemui dalam
petugas kesehatan sebagai pemateri program ini adalah pembagian waktu antar
mampu membawa suasana penyuluhan lintas program. Pada kerangka acuan yang
menjadi nyaman dengan penampilannya telah dibuat, poli KIA dan KB secara
yang tidak menoton. Selain itu penguasaan bergantian akan melakukan kerjasama
materi cukup baik, bahasa yang digunakan dengan unit gizi dan psikologi dalam
mudah di mengerti oleh calon pengantin melakukan penyuluhan. Unit gizi dan
dan dapat menonjolkan bagian materi yang psikologi akan terlibat dalam penyuluhan
penting. dengan materi gizi seimbang bagi calon
Metode yang tepat pada proses pengantin dan kesiapan mental calon
penyampaian materi penyuluhan kepada pengantin dalam persiapan pranikah.
sasaran dapat membantu tercapainya Namun, pada pelaksanaan program yang
tujuan dari penyuluhan tersebut. Metode telah berjalan selama delapan bulan ini,
yang digunakan dalam penyuluhan unit gizi dan psikologi tidak bisa secara
kesehatan reproduksi bagi calon pengantin rutin bergantian untuk memberikan materi
ini adalah metode ceramah dengan penyuluhan. Hal ini dikarenakan aktivitas
menggunakan slide show. Ceramah adalah yang padat pada pelayanan pasien,
suatu cara menerangkan suatu pengertian sehingga sulit untuk membagi waktu.
atau pesan secara lisan disertai dengan Kegiatan pokok ketiga adalah
tanya jawab kepada sasaran pendidikan melakukan evaluasi penyuluhan dengan
atau pendengar dengan menggunakan alat post test. Evaluasi kegiatan penyuluhan
bantu (Budiharto, 2010). Metode ini dapat dilakukan dengan melakukan
beberapa cara. Menurut Notoadmodjo
(2007) terdapat beberapa faktor yang perlu kesehatan untuk merencanakan tindak
diperhatikan dalam keberhasilan lanjut penanganan permasalah kesehatan
penyuluhan kesehatan. Faktor-faktor tersebut. Petugas kesehatan akan
tersebut alah faktor penyuluh, faktor mendampingi calon pengantin sampai
sasaran dan faktor proses penyuluhan. permsalahan kesehatannya dapat ditangani
Selain itu, bentuk kegiatan evaluasi dengan baik. Tindak lanjut tersebut dapat
penyuluhan kesehatan dapat dilakukan berupa penanganan kesehatan yang
dengan cara melakuakan post test. komprehensif dari petugas kesehatan di
Evaluasi pada penyuluhan kesehatan Puskesmas Pucang Sewu Surabaya atau
reproduksi di Puskesmas Pucang Sewu rujukan ke fasilitas kesehatan lain.
dilakukan dengan cara melakukan post
test. Setelah penyuluhan selesai, calon SIMPULAN DAN SARAN
pengantin akan menjawab soal yang sama
saat pre test. Hal ini dilakukan untuk Simpulan
mengetahui perbedaan pengetahuan Pengetahuan responden sebelum dan
sebelum dan sesudah penyuluhan. sesudah penyuluhan kesehatan reproduksi
Hasilnya dapat dijadikan sebagai salah satu calon pengantin di Puskesmas Pucang
indikator untuk menilai keberhasilan Sewu mengalami peningkatan sebesar
penyuluhan yang telah dilakukan. Sama 15,63. Rata-rata pengetahuan sebelum
halnya dengan pelaksanaan pre test, post penyuluhan sebesar 50,62 sedangkan rata-
test dilakukan hanya pada awal rata pengetahuan setelah penyuluhan
berjalannya program penyuluhan saja sebesar 66,25. Sebagian besar responden
karena keterbatasan waktu dan petugas (62,5%) memiliki pengetahuan yang
kesehatan yang bertanggung jawab. kurang sebelum dilakukan penyuluhan.
Hasil yang diharapkan dalam Namun setelah penyuluhan pengetahuan
penyuluhan kesehatan adalah terjadinya responden meningkat, sebagian besar
perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku responden (59,3%) memiliki pengetahuan
pada sasaran penyuluhan. Pada penelitian yang cukup. Terdapat perbedaan yang
ini, efektivitas pelaksanaan penyuluhan yang bermakna pengetahuan calon
dapat dilihat dari perbedaan nilai rata-rata pengantin sebelum dan sesudah dilakukan
pre test dan post test pada 32 responden penyuluhan, dengan nilai mean sebesar
yang megikuti kelas penyuluhan calon 15,625 dan nilai p-value 0,031 atau kurang
pengantin. Rata-rata nilai pre test dan post dari 0,05.
test mengalami peningkatan sebesar 15,62. Efektivitas pelaksanaan penyuluhan
Hal ini menunjukkan bahwa petugas kesehatan reproduksi pada calon pengantin
kesehatan telah menyampaikan materi sudah berjalan dengan baik. Hal tersebut
dengan cukup baik sehingga pengetahuan dapat dilihat dari berbagai faktor,
calon pengantin meningkat setelah diantaranya adalah faktor penyuluh yang
dilakukan penyuluhan kesehatan berkompetensi dan menguasai materi yang
reproduksi. Tujuan pelaksanaan program diberikan, faktor proses penyuluhan yang
penyuluhan kesehatan reproduksi pada berjalan sesuai dengan waktu yang
calon pengantin di Puskesmas Pucang direncanakan dan menggunakan bahasa
Sewu Surabaya dapat tercapai sesuai yang mudah dimengerti oleh calon
dengan apa yang diharapkan. pengantin, serta tempat penyuluhan yang
Kegiatan pokok keempat adalah dilakukan di tempat yang mendukung dan
merencanakan tindak lanjut. Perecanaan jauh dari keramaian. Penyuluhan kesehatan
tindak lanjut hanya dilakukan pada calon reproduksi yang dilaksanakan sudah
pengantin yang memiliki permasalahan berjalan sesuai dengan tujuan yang dibuat
pada tes kesehatannya. Calon pengantin yaitu untuk meningkatkan pengetahuan
akan melakukan konsultasi dengan petugas calon pengantin dalam status gizi,
kesehatan reproduksi untuk Kementrian Agama. 2012. Tuntunan
mempersiapkan generasi yang berkualitas. Praktis Rumah Tangga Bahagia.
Sidoarjo. BP4 Provinsi Jawa Timur.
Saran Maulana, Heri, d.j. 2009. Promosi
Saran yang dapat diberikan kepada Kesehatan. Jakarta. EGC
instansi terkait antara lain adalah Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan
Pemegang program dapat berkolaborasi Metodologi Penelitian Ilmu
dengan petugas gizi dan psikologi terkait Keperawatan. Jakarta. Salemba
dengan materi penyuluhan. Setiap Medika
bulannya, dapat dibuat jadwal penyuluhan Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan
secara bergantian terkait kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta. Rineka
reproduksi, gizi, psikologi. Setelah Cipta
penyuluhan, peserta atau calon pengantin Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi
dapat diberikan leaflet sebagai media penelitian kesehatan. Jakarta. Rineka
informasi guna menambah pengetahuan Cipta
dan sebagai bahan bacaan untuk dibawa Kementrian Kesehatan Republik
pulang. Petugas kesehatan yang bertugas Indonesia. 2014. Kesehatan
hendaknya dapat melakukan pre dan post Reproduksi dan Seksual Bagi Calon
test setiap diadakan kelas calon pengantin Pengantin. Jakarta. Kemenkes.
secara rutin, untuk mengevaluasi kegiatan Ramadhan, E. 2014. Efektivitas Metode
penyuluhan yang telah dilaksanakan. Ceramah dan Bermain dalam
Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut
DAFTAR PUSTAKA terhadap Pengetahuan Siswa/i SDN
064026 ladang bambu medan
Bimo, W. 2004. Bimbingan dan Konseling tuntungan 2014. Jurnal Ilmiah
Perkawinan. Yogyakarta. Andi Offset PANNMED. Jurusan Keperawatan
Budiharto. 2010. Pengantar Ilmu Perilaku Politeknik Kesehatan Kemenkes
Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan Medan.
Gigi. Jakarta. EGC Rompas, S. 2014. Pengaruh Pendidikan
Effendy, N. 2012. Dasar – Dasar Kesehatan Terhadap Tingkat
Keperawatan Kesehatan Masyarakat Pengetahuan Dan Sikap Remaja
(Ed. 2). Jakarta. EGC. Tentang Penyakit Menular Seksual Di
Hamdalah, A. 2013. Efektivitas Media Smk Fajar Bolaang Mongondow
Cerita Bergambar Dan Ular Tangg Timur. Artikel Ilmiah. Program Studi
dalam Pendidikan Kesehatan Gigi Dan Ilmu Keperawatan Fakultas
Mulut Siswa SDN 2 Patrang Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Kabupaten Jember. Jurnal Promkes. Manado
Fakultas Kesehatan Masyarakat Wawan, A dan Dewi, M. 2010. Teori dan
Universitas Jember. Pengukuran Pengetahuan , Sikap dan
Instruksi walikota Surabaya nomor 1 tahun Perilaku Manusia. Yogyakarta. Nuha
2017 tentang pelaksanaan pemeriksaan Medika.
kesehatan dan penyuluhan kesehatan Wibowo, Soenarnatalina, Indawati dkk.,
reproduksi calon pengantin. 2008. Modul SPSS. Surabaya. Fakultas
Kementrian Agama. 2010. Pedoman Kesehatan Masyarakat Universitas
konselor keluarga sakinah. Surabaya. Airlangga
Direktorat jenderal bimbingan Widyastuti, Yani. Dkk. 2009. Kesehatan
masyarakat islam hal 165. Reproduksi. Yogyakarta. Fitramaya

You might also like