You are on page 1of 12

Jurnal (Jurnal Pendidikan) Vol.2.

Maret 2023
ISSN 1234-5678 Page 1

JURNAL UNIK CIPASUNG CENDIKIA


Jurnal Penelitian Islam, Pesantren dan Masyarakat Muslim
Homepage:
ISSN : 1234-5678

PENGARUH PERNIKAHAN DINI DALAM KEHARMONISAN RUMAH TANGGA


DI DESA CIANDUM KECAMATAN CIPATUJAH KABUPATEN TASIKMALAYA

Eris Ristriana, Skom., M.Kom.


Helmi Ilman Yasir
Hukum Keluarga Islam, Universitas Islam KH Ruhiat Cipasung
E-Mail: helmiilmanyasir.hiy@gmail.com

Abstract
This research is motivated by the opinion that early marriage or underage marriage is not justified in law.
Meanwhile, physiologically and psychologically unstable emotions will certainly have an impact on the health
and harmony of the family concerned. Meanwhile, the reproductive organs that are forced to mature
prematurely are not very good for the development of mothers and babies, causing high maternal and infant
mortality rates in Indonesia, meanwhile, in the villages where this research was conducted, many early
marriages occurred. The approach used is an explanatory qualitative-descriptive approach, with an emphasis
on field data sources as primary data, and literature as a secondary secondary source. Data collection
techniques using observation techniques, interviews and documentation with data analysis techniques data
reduction (data reduction), data presentation (data display) and drawing conclusions. The results of this study
found that: First, the factors causing early marriage in Ciandum Village, Cipatujah District, Tasimalaya
Regency are economic factors, educational factors, parental factors, mass media factors, internet and lack of
parental supervision, accident factors, factors perpetuate the relationship; Second, the influence of early
marriage on family harmony in Ciandum Village, Cipatujah District, Tasimalaya Regency can be seen from
the social, economic, psychological, and health perspectives; Third, people's views on early marriage in
Ciandum Village, Cipatujah District, Tasimalaya Regency differ, there are those who agree and don't mind
early marriage, but there are also those who don't agree.

Key words : Influence, Early Marriage, Household Harmony.

Abstrak
Penelitian ini dilatar belakangi oleh Pendapat pernikahan dini atau pernikahan dibawah umur ini tidak
dibenarkan dalam undang-undang. Sementara itu dari fisiologis dan psikologis Emosi yang tidak stabil tentu
akan berdampak kesehatan dan keharmonisan keluarga yang bersangkutan. Sementara itu organ reproduksi yang
dipaksa matang sebelum waktunya sangat tidak baik untuk perkembangan ibu dan bayi, sehingga menyebabkan
tingginya angka kematian ibu dan bayi di Indonesia, sementara itu di desa tempat penelitian ini banyak Terjad
pernikahan dini. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif-deskriptif eksplanatoris, dengan
menekankan pada sumber data lapangan sebagai data primer, serta literatur sebagai sumber kedua sekunder.
Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi dengan teknik analisis
data reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian
ini menemukan bahwa: Pertama, faktor penyebab terjadinya pernikahan usia dini di Desa Ciandum Kecamatan
Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya adalah faktor ekonomi, faktor pendidikan, faktor orang tua, faktor media
massa, internet dan kurangnya pengawasan orang tua, faktor kecelakaan, faktor melanggengkan hubungan;
Kedua, pengaruh pernikahan usia dini terhadap keharmonisan keluarga di Desa Ciandum Kecamatan Cipatujah
Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat dari sisi sosial, sisi ekonomi, sisi psikologi, sisi kesehatan; Ketiga,
pandangan masyarakat terhadap pernikah dini di Desa Ciandum Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya
berbeda-beda ada yang setuju dan tidak mempermasalahkan pernikahan usia dini, namun ada juga yang tidak
menyujutui.

Kata kunci : Pengaruh, Pernikahan Dini, Keharmonisan Rumah Tangga


Jurnal (Jurnal Pendidikan) Vol.2. Maret 2023
ISSN 1234-5678 Page 2
PENDAHULUAN Jadi ernikahan merupakan ikatan lahir
Manusia merupakan mahkluk yang batin dari pasangan suami istri yang sudah sah baik
diciptakan oleh Allah SWT yang di jadikan sebagai secara hukum maupun agama Pernikahan Dini.
khalifah di muka bumi ini dengan di bekali akal Fauzil Adhim menyatakan bahwa masyarakat
dan pikiran untuk berkarya dan berbuat banyak memandang pernikahan muda merupakan
dimuka bumi. Setiap manusia memiliki pernikahan yang belum menunjukkan adanya
perbedaannya masing-masing baik secara fisik kematangan atau kedewasaan dan secara ekonomi
maupun rohani. Secara biologis manusia umumnya yang masih tergantung pada orang tua dan belum
di bedakan secara fisik sedangkan secara rohani mampu dalam mengerjakan pekerjaan..
manusia di bedakan berdasarkan kepercayaan atau Jadi pernikahan dini yaitu pernikahan
agama yang di anutnya . yang seharusnya belum siap untuk melaksanakan
Setiap manusia akan tumbuh dan pernikahan, seperti UU Perkawinan batas usia
berkembang sesuai dengan tahap perkembangan di menikah itu untuk perempuan berumur diatas 18
setiap umurnya, perkembangan itu juga Tahun dan laki-laki diatas 22 tahun, sehingga jika
mempunyai beberapa definisi salah satu nya adalah remaja sudah memasuki usia dewasa akan mampu
perkembangan yang tidak terbatas pada pengertian dalam menghadapi persoalan dalam rumah tangga.
pertumbuhan yang semakin membesar, melainkan Apapun yang melatarbelakangi terjadinya
didalamnya juga terkandung serangkaian pernikahan dini, pernikahan dini atau pernikahan
perubahan yang berlansung secara terus menerus dibawah umur ini tidak dibenarkan dalam undang-
dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan undang. Sementara itu dari fisiologis dan
rohaniah yang dimiliki individu menuju ketahap psikologis anak di bawah umur dianggap belum
kematangan melalui pertumbuhan, pematangan dan matang baik secara reproduksinya maupun secara
belajar. emosional. Emosi yang tidak stabil tentu akan
Perkembangan menghasilkan bentuk- berdampak kesehatan dan keharmonisan keluarga
bentuk dan ciri-ciri kemampuan baru yang yang bersangkutan. Sementara itu organ reproduksi
berlansung dari tahap aktivitas yang sederhana yang dipaksa matang sebelum waktunya sangat
ketahap yang lebih tinggi. Ini menunjukkan bahwa tidak baik untuk perkembangan ibu dan bayi,
sejak masa konsepsi sampai meninggal dunia, sehingga menyebabkan tingginya angka kematian
individu tidak pernah statis, melainkan senantiasa ibu dan bayi di Indonesia.
mengalami perubahan-perubahan yang bersifat
progresif dan berkesinambungan. METODE
Salah satu fenomena kehidupan yang akan Penelitian ini menggunakan metode
di alami oleh setiap manusia adalah fenomena yang kualitatif. Penelitian kualitatif bertujuan untuk
sangat menojol adalah terjadinya peningkatan menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya
minat dan motivasi terhadap seksualitas.4 Salah melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya
satu fase yang penting dalam kehidupan adalah fase Menurut Moleong penelitian kualitatif adalah
menikah, fase ini akan di rasakan di saat kita sudah penelitian yang bermaksud untuk memahami
mulai menapaki usia pemikiran yang sudah matang fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
atau dewasa yaitu menikah, karena sudah di penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
jelaskan oleh Allah bahwa manusia itu di ciptakan tindakan dan lain-lain, secara holistik, dan dengan
berpasang pasangan, salah satu jawaban dari dalil cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
tersebut adalah menikah. Namum setelah kita pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan
menemukan pasangan hidup ini peroses memanfaatkan berbagai metode alamiah.
perkembangan ini akan terus berlanjut, tugas-tugas
dari perkembangan ini akan terus berajalan TEMUAN DAN PEMBAHASAN
sehingga akan sampai pada titik di mana manusia Faktor Penyebab Pernikahan Dini di
itu sudah di katakana tidak muda lagi. Desa Ciandum Kecamatan Cipatujah
Bachtiar menyatakan pernikahan adalah Kabupaten Tasikmalaya
pintu bagi bertemunya dua hati dalam naungan Pernikahan adalah bersatunya seorang
pergaulan hidup yang berlangsung dalam jangka laki-laki dan seorang perempuan dalam sebuah
waktu yang lama, yang di dalamnya terdapat ikatan suci yang memiliki tujuan dapat membangun
berbagai hak dan kewajiban yang harus sebuah keluarga yang rukun, damai dan bahagia.
dilaksanakan oleh masing-masing pihak untuk Tidak hanya menyatukan seorang lakilaki dan
mendapatkan kehidupan yang layak, bahagia, perempuan saja, namun juga menyatukan dua
harmonis, serta mendapat keturunan. Perkawinan keluarga yang memiliki adat dan kebiasaan yang
merupakan ikatan yang kuat yang didasari oleh berbeda. Dan usia ideal menikah itu untuk laki-laki
perasaan cinta yang sangat mendalam dari masing- yaitu 25 tahun dan perempuan 21 tahun, karena
masing pihak untuk hidup bergaul guna pada usia 21 dan 25 tahun, tidak hanya fisik yang
memelihara kelangsungan manusia di bumi. sudah matang, psikis dan emosionalnya pun juga
Jurnal (Jurnal Pendidikan) Vol.2. Maret 2023
ISSN 1234-5678 Page 3
sudah pada tahap matang, ditambah dengan dipandangan anak-anak mereka sudah dianggap
perekonomian yang mencukupi diusia produktif. dewasa, sedangkan dimata orang dewasa mereka
Diperlukan mental yang siap dan komitmen yang dianggap masih kecil, sehingga mereka melakukan
kuat untuk memutuskan menikah dan membangun pencarian jati diri mereka yang menentukan
rumah tangga. Seperti yang dikatakan oleh Esa bagaimana nantinya mereka memasuki usia
As’ad yang merupakan seorang penyuluh agama di dewasa.
Kantor Urusan Agama Kecamatan Salawu : Penulis menemukan 12 pasangan
“Usia ideal menikah itu 21 tahun untuk pernikahan dini dengan usia wanita saat menikah
perempuan dan 25 tahun untuk lakilaki, namun dimulai dari usia 13 tahun sampai 17 tahun dan
sekurang-kurangnya usia pernikahan itu 16 tahun usia pria saat menikah mulai dari 15 sampai 16
untuk perempuan dan 19 tahun untuk laki-laki. tahun berdasarkan dokumentasi desa tahun 2022.
Untuk menikah itu, banyak yang harus Faktor penyebab pernikahan dini di Desa Ciandum
dipersiapkan yang paling utama ya mental. Kenapa Kecamatan Cipatujah Kabupaten tasikmalaya
mental menjadi yang paling utama? Karena disebabkan oleh 6 faktor yakni:
pernikahan itukan menyatukan dua insan yang 1. Faktor Ekonomi
saling mencintai dalam sebuah ikatan yang suci dan Berdasarkan observasi peneliti, faktor
nantinya ketika akad telah terlaksana, maka hak ekonomi menjadi salah satu penyebab terjadinya
dan kewajiban suami istripun sudah harus diterima pernikahan usia dini. Karena perekonomian yang
dan dilaksanakan. Yang awalnya tadi sama sulit, orang tua akhirnya berpikir untuk
keluarga masing-masing, setelah akad maka urusan menikahkan anaknya pada usia muda dengan
keduanya tidak boleh keluarga ikut campur lagi, harapan menjadi solusi untuk perekonomian
mereka harus bisa menyelesaikan masalah rumah keluarga. Orang tua beranggapan bahwa dengan
tangganya secara mandiri, kecuali jika masalahnya menikahkan anaknya, tanggung jawab orang tua
sudah sangat fatal dan berkaitan dengan kekerasan. terhadap anaknya menjadi lepas sehingga beban
Mereka yang sudah memutuskan untuk menikah, ekonomi berkurang sedikit dalam suatu keluarga.
haruslah siap untuk menjalankan bahtera rumah
Orang tua terkadang menginginkan untuk
tangga mereka dengan sebaik mungkin, maka dari
cepat-cepat menikahkan anaknya karena didorong
itu mental merupakan hal yang paling utama dalam
oleh keadaan perkonomian keluarga. Orang tua
memutuskan untuk menikah.”
yang tidak mampu membiayai hidup dan sekolah
Pada umur 16 tahun maupun umur 19 terkadang membuat anak memutuskan untuk
tahun pada umumnya masih digolongkan pada menikah diusia dini dengan alasan beban ekonomi
umur remaja namun seperti yang peneliti temukan keluarga jadi berkurang dan dapat membantu
bahwa ada anak yang usia remaja sudah menikah perekonomian keluarga, karena menurut orang tua
sedangkan pernikahan di umur yang masih muda anak perempuan yang sudah menikah menjadi
akan banyak mengundang banyak masalah yang tanggung jawab suaminya.
tidak diharapkan karena segi psikologinya belum
Namun, dalam hal ini sebagian orang tua
matang. Seperti yang dikatakan oleh Ibu Maitati
yang menikahkan anaknya di usia dini karena
selaku bidan di Desa Ciandum:
faktor ekonomi tidak mempertimbangakan
“Usia remaja itukan 12 -21 tahun, mulai bagaimana dampak yang timbul terhadap anak
dari 19- 21 tahun itu usia adolence, dikatakan kedepannya seperti memikirkan apakah anak akan
remaja tapi masuk dewasa, dikatakan dewasa tapi bahagia dengan pernikahan yang terjadi, apakah
belum dewasa, usia pertengahan. Anak perempuan anak mampu menjalani kehidupan setelah
dibawah umur 16 tahun itu belum matang secara pernikahan. Hal-hal yang berkaitan dengan masa
psikologis, begitu juga dengan anak laki-laki mendatang anak terutama seelah menikahkannya
berusia 19 tahun kebawah. Karena pada umur harus di pikirkan dengan baik sehingga anak
segitu masih digolongan usia remaja, remaja mampu menerima dan menanggapi setiap masalah
pertengahan yang usianya 15-18 tahun. pernikahan yang terjadi dalam rumah tangganya kelak. Dan
atau perkawinan yang dilakukan di usia muda pada salam hal inipun sebenarnya kembali kepada yang
umumnya akan menimbulkan dampak masalah, menjalaninya mampukah dia dan sanggupkah dia
bukan hanya masalah terhadap psikologis dan itu tergantung dengan dirinya. Seperti yang
sosial saja, namun dapat juga dampak terhadap dikatakan oleh F yang menikah pada usia 13 tahun
kesehatan. Karena psikologis yang belum matang untuk meringankan beban orang tua karena
mengakibatkan emosi yang tidak stabil serta fisik perekonomiannya yang kurang.
yang juga belum masuk keusia produktif”
“Saya menikah muda itu karena ya
Dari sudut batas usia saja sudah tampak ekonomi keluarga saya, makanya saya memutuskan
bahwa usia remaja sebenarnya tergolong dalam untuk menikah agar dapat membantu keluarga
usia yang transisional, perubahan dari anak-anak saya. Namun selain karena ekonomi keluarga
menuju dewasa. Usia remaja merupakan fase sebenarnya saya juga mencintai suami saya,
dimana mereka mencari identitasnya, karena sehingga tidak hanya membantu keluarga saya saja,
Jurnal (Jurnal Pendidikan) Vol.2. Maret 2023
ISSN 1234-5678 Page 4
tetapi saya juga bisa hidup bersama orang yang perkawinan yang sah yang dapat membentuk
saya cintai.” sebuah keluarga mempunyai tanggung jawab untuk
Berdasarkan wawancara diatas, dapat mendidik, mengasuh, dan membimbing anak-
membuktikan bahwa faktor ekonomi menjadi salah anaknya untuk mencapai tahapan tertentu hingga
satu penyebab terjadinya pernikahan diusia dini. siap untuk menjalankan kehidupan rumah tangga.
Anak yang telah dilepaskan unuk menikah Berdasarkan observasi peneliti, karena
dianggap telah meringankan beban ekonomi orang rendahnya pendidikan kedua orang tua membuat
tua. Dan dari hasil observasi peneliti, keluarga dari pola pikir mereka menjadi bersifat pasrah dan
F memang tergolong kedalam keluarga kurang menerima, kepasrahan inilah membuat orang tua
mampu yang untuk mencukupi kehidupan sehari- menjodohkan anak-anak mereka dengan pria
hari saja masih sulit. ataupun wanita pilihan mereka tanpa memikirkan
2. Faktor Pendidikan bagaimana kondisi anak saat telah diputuskan harus
Berdasarkan observasi peneliti, anak-anak menikah dengan siapa. Seperti yang dikatakan oleh
yang putus sekolah pada usia wajib sekolah di Desa D yang menikah pada usia 16 tahun mengenai
Ciandum Kecamatan Cipatujah cenderung alasannya menikah.
membuat mereka akhirnya melakukan hal-hal yang “ Saya menikah sama suami saya ini
tidak produktif dan diluar kendali. Diusia remaja, karena dijodohkan oleh orangtua saya. Saya
perkembangan emosional dan sosial anak dapat awalnya tidak mengenal suami saya ini, namun
dikatakan belum matang sehingga di karena orang tua saya menjodohkan dan ingin saya
lingkungannya tidak terkontrol akibat hilangnya menikah dengan suami saya saat ini, sayapun
rutinitas belajar. hanya menurut dan mengiyakan permintaan orang
Hal ini dapat membuat anak-anak yaang tua saya. Saat itu saya tidak membantah ataupun
memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan melawan orang tua saya. Mengapa? Saya tahu,
akhirnya mengambil keputusan untuk menikah kalaupun saat itu saya membantah, tidak ada
pada usia yang belum matang. Padahal pendidikan gunanya, karena pada akhirnya saya tetap harus
adalah salah satu hal yang penting bagi anak untuk menikah dengan orang yang dipilih dan dijodohkan
dapat menghadapi tantangan di masa depan. oleh orang tua saya.”
Dengan pendidikan anak-anak akan memiliki Menurut hasil observasi peneliti,
wawasan yang lebih dan tidak akan memutuskan memaksakan kehendak pada anak seperti
dengan cepat akan menikah. menjodohkan anak dengan seseorang yang kita
Seperti yang dikatakan oleh B yang pilihkan untuknya, akan menjadi tekanan tersendiri
berusia 16 tahun saat menikah mengenai pada anak, anak akan merasa tertekan atas
keputusannya unuk menikah diusia yang tergolong kehendak orang tua yang dipaksakan kepadanya.
dini untuk menikah karena tidak melanjutkan Seperti yang dikatakan oleh H dan D berusia 16
pendidikannya: dan 15 tahun saat menikah.
“Saya sudah malas mau lanjutkan “Sebenarnya kami berdua itu sudah saling
sekolah, kebetulan pacar saya juga tidak kenal, tapi ya itu, hanya sekedar kenal saja, tidak
melanjutkan sekolahnya juga dan ada hal lain yang pernah dekat. Waktu itu kami tidak tahu kalau
membuat kami harus menikah, ya akhirnya orang tua kami membuat kesepakatan untuk
menikahlah kami sampai sekarang. Sebenarnya menjodohkan kami berdua, padahal saat itu kami
saya itu belum mau menikah, tapi setelah dipikir- sama-sama memiliki pasangan. Namun apalah daya
pikir, tidak ada yang saya kerjakan lagi, kami sebagai anak, kami hanya menuruti apa yang
melanjutkan sekolah juga tidak, dan saat itu, istri dikehendaki oleh orang tua kami saja dengan
sayapun juga tidak bersekolah lagi, dari pada menerima perjodohannya dan karena perjodohan
pacaran lama-lama kan, akhirnya saya putuskanlah itulah kami samasama meninggalkan pasangan
untuk menikah.” kami dan kamipun menikah. Sudah lebih satu tahun
kami menikah. Namun saya menunda untuk
Selain itu, rendahnya tingkat pendidikan
memiliki anak karena umur saya yang baru 15
maupun pengetahuan orang tua, anak, dan
tahun.”
masyarakat menyebabkan adanya kecenderungan
menikahkan anaknya yang masih dibawah umur. Orang tua tidak memandang umur dalam
Para orang tua berfikir bahwa pendidikan tinggi melakukan perjodohan, selama si anak suka dan
tidak memiliki manfaat untuk anaknya, terutama mau maka tidak masalah bagi orang tua untuk
perempuan, yang nantinya juga akan kembali menjodohkan anaknya dengan pria atau wanita
mengurus rumah tangga sehingga lebih memilih pilihannya tanpa mempertimbangkan umur
untuk menikahkan anaknya. anaknya. Berdasarkan observasi peneliti, tingkat
pendidikan orang tua yang rendah juga
3. Faktor Orang Tua
berpengaruh dalam hal perjodohan ini. Orang tua
Orang tua yang dalam hal ini adalah ibu yang memaksakan kehendak sendiri agar anaknya
dan bapak yang merupakan hasil dari sebuah ikatan menikah dengan lelaki pilihan orang tuanya sama
Jurnal (Jurnal Pendidikan) Vol.2. Maret 2023
ISSN 1234-5678 Page 5
sekali tidak memahami apa yang akan terjadi aja, ketemuan ditempat-tempat seperti itu,
kepada anak mereka. Padahal yang akan menjalain bagaimana tidak mengundang maksiat ya kan kalau
hubungan kedepannya anak mereka, bukan mereka begitu caranya. Nanti kepergok anakanak muda itu
sebagai orang tua. lagi kawin atau sedang melakukan hubungan di
4. Faktor Media Massa, Internet dan tempat-tempat sepi.”
Kurangnya Pengawasan Orang Tua Gencarnya ekspose seks di media massa
Semakin majunya dan canggihnya IPTEK menyebabkan remaja modern semakin membuat
maka semakin diperlukan pula pengawasan orang mudahnya mengakses video-video porno sehingga
tua tehadap anaknya. Pengawasan orang tua sangat remaja merasa penasaran dan tertarik untuk
berpengaruh terhadap bagaimana perilaku dan melihatnya sehingga menimbulkan hal negatif pada
pergaulan anak baik itu dirumah maupun diluar diri anak serta lingkungannya.
rumah. Fenomena kehamilan pra nikah atau diluar
Apalagi di zaman yang semakin canggih nikah di kalangan remaja semakin meningkat, hal
ini, penggunaan internet ataupun media sosial ini di pengaruhi oleh faktor yang sangat kompleks,
lainnya sekarang ini semakin disalahgunakan antara lain informasi seks dan kurangnya
dengan anak-anak remaja bahkan dewasa yang pemahaman terhadap nilai dan norma agama.
tidak bertanggung jawab, apabila tidak diawasi Kurangnya pengawasan orang tua terhadap anak
pemakaiannya pada anak-anak maka akan sehingga anak dapat mengakses informasi seks
menimbulkan dapak negatif bagi anak. Semakin melalui media massa yang sangat vulgar, menonton
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi film dan membaca buku bacaan yang mengandung
seharusnya semakin pintar dan hebat suatu bangsa. unsur pornografi yang relatif sering termasuk
Namun apa jadinya jika perkembangan IPTEK berbagai tayangan acara di TV dapat membentuk
tersebut malah disalahgunakan. perilaku seks yang menyimpang dan perbuatan
seks pra nikah.
Maka dari itu pengawasan orang tua
sangat perlu. Orang tua harus memberikan Selain itu lingkungan sekitar juga dapat
pendidikan dan pengertian kepada anak-anak menjadi sumber informasi bagi anak, dimana
mereka bagaimana pergaulan yang baik dan benar banyak teman-teman yang memberikan informasi
bagaimana seharusnya menggunakan teknologi. tentang seks yang salah dan tidak dapat
Dan orang tua harus lebih dekat dengan anak, dipertanggungjawabkan karena mereka sendiri
sehingga anak tidak mencari perhatian dengan cara sebenarnya juga kurang paham mengenai seks,
menyimpang. yang sampai akhirnya terjadi kehamilan pra nikah
yang berujung ke pernikahan di bawah umur.
Orang tua harus memberikan pengawasan
Seperti yang dijelaskan oleh pak Kades Ciandum
terhadap pendidikan dan pergaulan anak, agar anak
berikut:
tidak terjerumus ke pergaulan bebas. Sebagaimana
yang terjadi di Desa Ciandum Kecamatan “Sekarangkan sudah banyak situs online
Cipatujah, dalam observasi penelitian, anak-anak atau sosial media seperti google atau youtube yang
remaja di lokasi penelitian yang memiliki pacar dan ada konten-konten negatifnya sehingga
sering bertemu dengan pacarnya diluar rumah berpengaruh terhadap anak-anak di desa ini,
tanpa sepengetahuan orang tuanya. Tidak hanya kadang bertemanpun juga harus hati-hati, sekarang
sekedar bertemu, mereka kemudian pergi banyak anak remaja bukannya berbagi kebaikan,
ketempat-tempat yang sepi dan melakukan belajar hal-hal yang baik seerti mengenai pelajaran
hubungan layaknya suami istri padahal mereka di sekolah tetapi malah bertukar informasi
belum menikah. Karena hal itulah, pernikahan mengenai game online bahkan sampai pada
diusia dini banyak terjadi karena faktor tertangkap informasi seks dan akhirnya mereka mencoba
warga saat sedang melakukan hubungan seksual di dengan pacarnya dan ujung-ujungnya ya terjadi
tempat-tempat sepi seperti rumah-rumah kosong kecelakaan. Akhirnya menikah diusia yang masih
dak semak-semak belukar dan bahkan karena hamil sangat muda. Masih rendah sekali sepertinya
diluar hubungan pernikahan. Seperti yang pengetahuan mereka mengenai nilai dan norma
dikatakan oleh Bapak Ajat selaku kepala Desa agama sehingga perilaku-perilaku menyimpangpun
Ciandum. terjadi.”
“Anak-anak muda sekarang beda sama Berdasarkan observasi peneliti, anak
anak muda dulu. Dulu pacarannya mana berani remaja saat ini kurang terhadap pemahaman agama,
keluar mala-malam, palingan ya lewat surat. Kalau moral dan sosialnya maka saat berpacaran mereka
sekarang sudah zaman canggih, tinggal telpon, sering menuju ke hal-hal yang dapat merangsang
terus janjian ketemuan, ketemuannya bukan terjadinya hubungan seksual, sehingga pada
dirumah, tapi diluar rumah terus di tempat-tempat akhirnya mereka melakukan hubungan seks pra
nikah, dan terjadi hamil pra nikah yang berujung ke
sepi, semak-semak, rumah kosong. Ya apalagi
pernikahan dibawah umur. Rendahnya pemahaman
anak remaja, fikirannya ya masih senangsenang
Jurnal (Jurnal Pendidikan) Vol.2. Maret 2023
ISSN 1234-5678 Page 6
terhadap nilai dan norma agama menyebabkan Seharusnya pada saat itu mereka masih
terjadinya perilaku yang menyimpang. bermain bersama teman-temannnya dan masih
5. Faktor Kecelakaan Penyebab belajar disekolah, namun karena kesalahan mereka
Terjadinya pernikahan diusia dini di Desa maka mereka harus menghentikan pendidikan
Ciandum pada 3 tahun belakangan adalah faktor mereka dan harus menikah.
kecelakaan, kecelakaan yang dimaksud salah 6. Faktor Melanggengkan Hubungan
satunya adalah hamil diluar nikah dan ditangkap Melanggengkan hubungan yang telah
warga saat sedang melakukan hubungan seksual terjalin antara pria dan wanita yang juga menjadi
diluar nikah pada suatu tempat yang membuat salah satu faktor penyebab pernikahan diusia dini.
mereka dipaksa untuk menikah. Apa yang dilalui Hubungan yang terjadi antara pria dan wanita yang
mereka yang menikah diusia dini karena faktor ini disebut dengan pacaran membuat mereka
telah diketahui oleh sebagian masyarakat Desa berkomitmen untuk menikah dan menyegerakan
Ciandum sehingga merekapun tidak malu untuk memberikan kepastian bagaimana hubungan
bercerita dan tidak mau menutupi apa yang terjadi mereka tanpa memikirkan apakah diusia mereka
kepada mereka. Seperti yang dikatakan oleh X, sudah cocok dan siapkah untuk menikah.
wanita yang menikah karena hamil diluar nikah Mereka takut jika berlama-lama pacaran,
saat berumur 15 tahun saat menikah. mereka bisa melakukan hal yang tidak seharusnya
“Tidak ada yang perlu ditutupi lagi, semua sehingga mereka memutuskan untuk menikah
orang sudah tahu kenapa saya dan suami menikah. dengan meminta restu dari orang tua mereka.
Kami menikah ya karena saya hamil. Aib Karena takut anak-anaknya berbuat zina jika
sebenarnya ini bagi kami, namun semua warga di mereka tidak diperbolehkan untuk menikah, maka
desa ini tahu, jadi mau ditutupin dan orang tua dari keduanya memperbolehkan tanpa
disembunyikanpun tidak ada gunanya. Bagi saya adanya penolakan. Seperti yang dikatakan oleh Y
yang penting adalah jangan sampai anak saya tahu dan W yang masing-masing berusia 16 tahun dan
nantinya mengenai hal ini sehingga anak saya 15 tahun saat menikah.
menjadi bahan cemoohan anak-anak lain, cukup itu “Karena kami sudah yakin dengan
saja bagi saya.” hubungan kami, maka kami akhirnya memutuskan
Saat bercerita, ada ekspresi wajah untuk menikah, daripada kami pacaran tapi tidak
menyesal atas apa yang telah terjadi pada dirinya. jelas bagaimana kedepannya, dan kami juga takut
Namun hal ini hanya akan menjadi pelajaran bagi kalau kami kelamaan pacaran akan terjadi seperti
mereka yang telah melakukan hal tersebut agar bisa orang-orang yang melakukan hubungan diluar
lebih baik kedepannya dan menjaga anak-anak nikah, jadi untuk menghindari itu kami meminta
mereka agar tidak terjerumus seperti mereka. restu ke orang tua kami untuk menikah, dan
Kemajuan ilmu pengetahuan dan hasilnya orang tua memperbolehkan karena orang
teknologi juga berpengaruh terhadap pergaulan dan tua juga takut kalau terjadi yang tidak-tidak jika
perilaku anak. Perhatian lebih dari orangtua kami terus pacaran tapi tidak ada kepastian.”
sangatlah diperlukan untuk perkembangan yang Hanya memikirkan hubungan mereka
baik bagi anak dan orang tua diharapkan dapat tanpa mempertimbangkan bagaimana masa depan
memberikan pendidikan seks sedini mungkin mereka dan tanpa memikirkan usianya merupakan
kepada anak, agar anakanak tidak terjerumus keputusan yang kurang tepat yang mereka ambil.
kepada pergaulan bebas apalagi sampai mencoba Menikah tidaklah semudah yang mereka
seks bebas. Pergaulan anak sangat berpengaruh bayangkan, tanggungjawab mereka akan lebih
untuk kelangsungan hidup anak, anak harus pandai besar lagi daripada saat mereka masih bersekolah
dalam bergaul, dan orang tua harus lebih dan belum menikah. Emosi yang belum stabil saat
memperhatikan pergaulan anak, apalagi terhadap usia 12-19 tahun akan menimbulkan banyak
pria yang sedang mendekati anaknya. masalah dikarenakan kondisi mental yang belum
Selain karena hamil diluar nikah, siap, apalagi untuk perempuan, kehamilan di usia
kecelakaan lainnya yang dimaksud adalah seks muda dapat menimbulkan resiko tinggi bagi
bebas. Remaja yang usianya belum mencapai perempuan yang berusia 12-19 tahun dikarenakan
dewasa, tanpa pengawasan yang lebih dari kondisi fisiknya yang belum matang.
orangtuanya remaja akan masuk kedalam pergaulan Diumur 13 tahun seharusnya remaja masih
yang salah, contohnya seperti berpacaran tanpa berada di bangku Sekolah Menengah Pertama,
sepengetahuan orang tuanya, bertemu di luar masih belajar dan meneruskan pendidikan,
rumah, melakukan hubungan seksual bersama yang bukannya harus mengurus rumah tangga. Alasan
bukan pasangan halalnya dan akhirnya tertangkap untuk melanggengkan hubungan ini membuat
oleh warga saat mereka melakukan hubungan mereka mengambil keputusan untuk menikah
layaknya suami istri padahal belum menikah. diusia dini. Namun hal ini kembali lagi ke orang
Namun hal ini tidak terjadi di Desa Ciandum. tua yang mengizinkan mereka untuk menikah.
Anak-anak diusia remaja masih harus melanjutkan
Jurnal (Jurnal Pendidikan) Vol.2. Maret 2023
ISSN 1234-5678 Page 7
pendidikan untuk masa depan yang lebih baik Berdasarkan observasi peneliti, keluarga
kedepannya. Mereka memang masih bisa yang harmonis adalah keluarga yang penuh dengan
melanjutkan pendidikannya setelah menikah ketenangan, ketentraman, kasih sayang, belas-kasih
dengan cara mengambil paket, namun ini tidak dan pengorbanan. Keluarga yang harmonis akan
dapat menjamin mereka tidak akan sibuk dengan saling melengkapi, dan menyempurnakan, serta
urusan rumah tangganya dan dengan kehidupan saling membantu dan bekerja sama dengan anggota
berumah tangganya. Kebanyakan remaja yang keluarga yang lain, serta memiliki banyak
sudah menikah tidak mau memikirkan keturunan dan kelangsungan hidupnyaa berjalan
pendidikannya lagi dan sangat sulit bagi mereka dengan baik.
untuk kembali mengenyam pendidikan formal Keluarga yang harmonis atau keluarga
seperti di sekolah. bahagia adalah apabila kedua pasangan tersebut
Berdasarkan observasi peneliti, banyaknya saling menghormati, saling menerima, saling
pernikahan dini di Desa Ciandum bukan menghargai, saling mempercayai, dan saling
dikarenakan adat istiadat di desa tersebut mencintai. Keharmonisan keluarga adalah sesuatu
melainkan memang sebagian besar dikarenakan yang bermakna dan diusahakan untuk dicapai oleh
kesalahan pergaulan anak yang mengharuskan mereka yang melakukan perkawinan dan
mereka menikah dan selain itu, tingkat pendidikan membentuk keluarga.
yang rendah dan pengawasan orang tua yang Hubungan yang baik, komunikasi terbuka
kurang juga menjadi faktor penyebab pernikahan dan kehangatan di antara anggota keluarga
diusia dini. merupakan bagian dari keluarga yang harmonis.
Rendahnya pengetahuan dan rendahnya Semakin harmoni ada dalam keluarga, semakin
tingkat pendidikan serta beban ekonomi keluarga positif hubungan dan komunikasi diantara anggota
yang rendah menjadi pemicu pernikahan dini yang keluarga. Keluarga harmonis hanya akan tercipta
dilakukan beberapa remaja, bahkan mereka kalau kebahagiaan salah satu anggota berkaitan
melakukan hubungan seksual diluar nikah karena dengan kebahagiaan anggota-anggota keluarga
pengaruh media massa sehingga berujung ke lainnya.
pernikahan dini, karena untuk menutupi aib dalam Laki-laki atau perempuan yang menikah
keluarga maka pernikahan tersebut dilakukan tanpa usia dini memutuskan untuk menikah dalam
mengetahui dampak pernikahan dini di masa keadaan emosional yang masih labil, fisik dan
depan. reproduksi yang belum matang serta perekonomian
Kurangnya pengawasan dari orang tua yang tidak menentu. Dan hal ini akan memberikan
membuat remaja bebas untuk bergaul karena orang pengaruh dalam membentuk keluarganya. Adapun
tua mereka juga acuh tak acuh terhadap mereka. pengaruh pernikahan dini terhadap keharmonisan
Orang tua membiarkan anaknya pergi tanpa orang keluarga di Desa Ciandum Kecamatan Cipatijah
tua ketahui kemana tujuan anaknuya, dengan siapa Kabupaten Tasikmalaya.
dia pergi. Namun hal ini tidak seluruh orang tua di 1. Pengaruh Pernikahan Dini Terhadap
Desa Ciandum yang kurang pengawasan terhadap Keharmonisan Keluarga Dari Sisi Sosial
anak. Dari hasil wawancara dan observasi penulis Pernikahan usia muda pada umumnya
dengan pasangan pernikahan dini beberapa belum memiliki kematangan jiwa, sehingga apabila
diantaranya memang diberikan kebebasan dengan anak dibawah umur atau diusia remaja
orang tuanya, tetapi mereka tidak mampu menjaga memutuskan menikah, maka antara suami isrti
kepercayaan dan kebebasan yang diberikan orang tersebut tidak dapat menjalankan hak dan
tuanya dan orang tua mereka juga tidak seharusnya kewajibannya sebagai suami istri di dalam hidup
memberi kebebasan kepada anak tanpa pengawasan berumah tangga secara baik dan seperti yang
lagi. dibayangkan sebelumnya, dan akan menimbulkan
Lima faktor yang peneliti temui semuanya kegoncangan karena hal tersebut telah menyimpang
berkaitan dengan orang tua, yakni bagaimana orang dari ketentuan yang ada.
tua mendidik anak mereka bagaimana orang tua Tidak adanya niat yang sungguh-sungguh
memberikan pengertian kepada mereka mengenai untuk melakukan pernikahan terutama diusia dini
arti pernikahan dan tujuan pernikahan. akan menimbulkan dampak negatif ketika
Pernikahan adalah sebuah ikatan pernikahan niat tidak menjadi dasarnya. Kesiapan
hubungan seorang laki-laki dan perempuan yang juga menjadi hal penting dalam memutuskan untuk
bertujuan untuk membina keluarga yang harmonis, menikah, apabila pasangan pernikahan dini
tidak hanya ikatan untuk mempersatukan seorang memasuki kehidupan berumah tangga namun tidak
laki-laki dan seorang perempuan saja, akan tetapi dibekali dengan kesiapan, maka pernikahan
juga menyatuka dua keluarga yang berbeda, tersebut dapat menimbulkan terjadinya
berbeda kebiasaannya, adat istiadatnya, dan lain ketidakcocokan, selisih paham bahkan pada
sebagainya. perceraian bagi kedua pasangan tersebut.
Jurnal (Jurnal Pendidikan) Vol.2. Maret 2023
ISSN 1234-5678 Page 8
Perceraian merupakan dampak negatif dari ada lagi terlebih sudah punya anak ni, sayapun
pernikahan usia dini. sudah malu rasanya. Saya tidak bisa bagi waktu
Pernikahan usia dini sering kali saya untuk belajar sama urus anak, belum lagi
menghadapi masalah dengan emosional karena ngurus suami sama rumah. Teman-teman seumuran
faktor usia mereka yang masih sangat muda. saya pada sekolah, pada lanjutkan pendidikannya,
Beberapa dari pasangan pernikahan dini, dengan manalah lagi ada waktu untuk mengunjungi saya,
masalah yang mereka hadapi di rumah tangga dan begitupun dengan saya, mana bisa lagi untuk
emosional yang kurang stabil membuat mereka mengunjungi mereka, bermain sama mereka seperti
mudah tersinggung dan mudah marah. Baik itu waktu belum menikah dulu, merekapun sudah
dirumah maupun dimasyarkat. Seperti yang segan unuk main-main sama sayakan. Jadi interaksi
dikatakan oleh X suami dari Y. dan komunikasi bersama teman-teman berkurang
“[Y]aaa, masalah dalam berkeluarga tu juga setelah menikah.”
pastilah ada ya kan, saya tu terkadang emosi lihat Hal ini menujukkan bahwasannya setelah
istri saya itu suka malas-malasan di rumah, rumah menikah bagi anak-anak usia dini mereka akan
berantakan dak ada rapinya makanya kadang saya kehilangan kesempatan untuk merasakan
hampir main tangan karena sudah kesa lihatnya. pendidikan. Padahal dalam dirinya sudah ada
Banyak masalah tu sebenarnya, dan sudah terlalu keinginan untuk melanjutkan pendidikan, hanya
banyak sehinga membuat kami sama-sama menjadi saja alasan-alasannya membuat dia menyerah
emosi bahkan terkadang sampai kami pulang sebelum dia mencoba. Sebenarnya dalam mengejar
kerumah orang tua masing-masing karena sudah impian tidak ada kata terlambat selagi kita mau
emosi dan kesal.” berusaha. Selain itu pernikahan dini juga dapat
Emosi yang belum stabil, membuat X membuat interaksi antara D dan teman-temannya
tidak dapat berpikir jernih dan berbuat sesuai berkurang karena kesibukkan masing-masing, D
dengan apa yang diinginkannya bahkan sampai sibuk mengurus rumah dan keluarganya sedangkan
hampir memukul istrinya, X tidak dapat berpikir teman-temannya sibuk dengan pendidikannya.
apa dampak yang akan timbul dengan apa yang Berbeda dengan lelaki yang telah menikah
dilakukannya. bisa dengan santainya berkumpul dengan teman-
Berdasarkan hal diatas, diketahui teman sebayanya saat malam misalnya nongkrong
bahwasannya kematangan emosi harus bersama teman-temannya. Jadi dapat diambil
dipersiapkan sebelum menikah agar ha-hal yang kesimpulan bahwasannya dampak sosial dari
tidak diinginkan dalam rumah tangga tidak terjadi , pasangan pernikahan dini di Desa Ciandum.
sehingga tidak mengahancurkan pernikahan 2. Pengaruh Pernikahan Usia Dini
mereka. Masalah dalam rumah tangga adalah hal Terhadap Keharmonisan Keluarga dari Sisi
yang biasa namun masalah itu hendaknya di Ekonomi
selesaikan dengan kepala dingin, emosi tidak Faktor ekonomi menjadi sangat penting
menggebu-gebu dan secara baik-baik. karena itulah yang membuat seseorang tetap
Keharmonisan keluarga akan tetap terjaga menjalani kehidupan terutama kehidupan rumah
dengan emosi yang matang. Pasangan pernikah dini tangga. Kondisi ekonomi yang belum mapan dapat
yang belu memiliki kematangan emosi, akan sangat menimbulkan permasalahan. Setelah menikah laki-
rentan dengan percekcokan dan pertengkaran laki mempunyai tanggung jawab penuh untuk
bahkan sampai pada perceraian sehingga membuat memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
keharmonisan dalam keluarga menjadi berkurang Setelah menikah maka kebutuhan akan
dan bahkan sampai pada kata tidak harmonis. bertambah, apalagi saat memiliki anak, maka akan
Selain itu dampak pernikahan dini adalah semkain bertambah kebutuhan dan semakin banyak
kehilangan kesempatan untuk mengecam pengeluaran. Dengan pekerjaaan dan gaji yang
pendidikan yang lebih tinggi baik itu wanita tidak seberapa jika belum adanya kematangan
ataupun pria yang menikah dini. Dimana sikap dan mental anak maka akan menimbulkan
seharusnya seumuran mereka masih berada di masalahmasalah baru.
bangku SMP dan SMA harus menikah dan Setelah menikah dan mempunyai anak
memutuskan pendidikan. Seperti yang dikatakan maka kebutuhan akan bertambah, namun ada
oleh D. beberapa pasangan pernikahan dini yang belum
“[S]ebenarnya saya bisa sekolah SMA sanggup bekerja, pemikiran juga belum dewasa
sampai tamat, tapi karena orang tua saya sehingga bekerjapun apa adanya dan tidak
menjodohkan saya dengan laki-laki pilihan mereka, mencukupi kebutuhan ekonomi keluarganya.
akhirnya saya terpaksa berhenti sekolah dan Seperti yang dikatakan F yang menikah diumur 15
menikah. Mau lanjutkan SMA, sekolah sudah tidak tahun.
menerima saya lagi karena sudah menikah. Bisalah “[Y]a gimanala ya, kalau akibat dari
sebenarnya ambil paket C terus lanjut pendidikan keputusan untuk menikah cepat diumur saya yang
tinggi kan, tapi waktu untuk belajar itu sudah tidak masih dibilang kecil la, belum dewasa saat itu, ya
Jurnal (Jurnal Pendidikan) Vol.2. Maret 2023
ISSN 1234-5678 Page 9
pastilah ada, apalagi masalah ekonomi. Sayakan masalah, ada saja masalah yang datang dalam
mikirnya dengan nikah, saya bisa ngurangi beban keluarga E.
orang tua saya, ya tapi tetap saja kebutuhan itu Suami E memiliki sifat keras, E suka
belum cukup. Gaji saya bisanya mencukupi biaya diatur-atur oleh suaminya yang seharusnya E
listrik, air, dan kebutuhan dapur, sedangkan sebagai Ibu Rumah Tangga memiliki hak dan tugas
kebutuhan anak hanya mengharapkan gaji lembur untuk mengatur rumah tangga dan suaminya
sama adalah bantuan dari orang tua maupun mertua sebagai kepala rumah tangga hanya memberikan
kalau untuk anak tu. Saya dulu ngerokok, akhirny hak terhadap E dan anaknya-anaknya serta
saya putuskanlah untuk ngurangi roko, tapi tetap kewajibannya adalah menafkahi dan menegur E
saja, ada saja kebutuhan yang belum dicukupi jika E melakukan kesalahan. E selalu di paksa
dengan hasil kerja saya. Apalagi istri saya ni belum untuk mematuhi pernintaan suaminya dan E tidak
bisa ngatur pengeluaran dengan pendapatan tu, diberi kesempatan memberikan pendapat dalam
masih senang beli baju, beli alat-alat lain yang berbagai masalah, hampir semua keputusan yang
terkadang saya rasa itu tidak begitu penting. Jadi diambil adalah mutlak dari suaminya. Namun saat
saya ni merasa sulit untuk kerja, kadang saya suaminya memiliki masalah dan salah dalam
merasa kesalkan, akhirnya ribut sama istri.” mengambil keputusan, bukannya mengintrospeksi
Berdasarkan pernyataan diatas, dapat dirinya, justru E-lah yang menjadi sasaran
diketahui bahwa ekonomi sering menjadi hal yang amarahnya dan kekesalannya, E yang disalahkan
menyebabkan terjadinya perselisihan, bekerja atas apa yang terjadi padanya. Seperti yang
lembur untuk memenuhi kebutuhan anakpun masih dikatakan oleh E yang menikah pada usia 13 tahun.
belum bisa hingga akhirnya kembali lagi pada “[K]arena masalah kebutuhan yang tidak
bantun dari orang tua dan mertua yang merasa tercukupi, saya dan suami selalu saja ribut.
sayang kepada anak-anak. Menikah di usia matang Kebutuhan itu ada saja, sekolah anak, kebutuhan
pun tidak terlepas dari konflik rumah tangga. rumah tangga, dan lain-lainnya, sedangkan gaji
Namun, dengan kedewasaan yang ada mereka akan suami saya hanya cukup untuk makan sehari-hari.
lebih mudah mendapatkan solusi atas permasalahan Buruh tani, manalah besar gajinya, sedangkan
rumah tangga yang mereka hadapi, berbeda dengan usaha lain tidak ada, sayapun juga tidak bekerja
pasangan yang menikah usia dini dengan emosi hanya mengurus rumah tangga. Suami ni orangnya
yang belum stabil dan pemikiran yang belum agak keras, suka seenaknya saja, mana boleh saya
dewasa. ni melawan apa yang dia katakan. Kadang saya lari
Kebutuhan yang belum terpenuhi dengan kerumah orangtua saya, sebab saya terkadanga saya
keadaan emosional yang tidak stabiil akan tidak tahan rasanya mengahdapi sikap suami saya
menyebabkan rumah tangga mengalami keributan- itu. Mungkin saya tidak akan mampu lagi untuk
keributan dan pertengkaran. Pernikahan yang bertahan sama suami saya kalau bukan karena
awalnya diharapkan akan bahagia, namun karena anak, saya bingung akan bagaimana lagi
ekonomi yang tidak dapat memenuhi kebutuhan kedepannya jika terus terusan kayak gini. Saya
akan menjadi jalan pertengkaran antar suami istri takut kalau-kalau saya tidak dapat memenuhi
terjadi dan menyebabkan keharmonisan dalam kebutuhan anak saya nantinya sebab saya saja tidak
keluargapun menjadi berkurang. ada pekerjaan lain hanya mengurus rumah tangga
3. Pengaruh Pernikahan Dini Terhadap saja.”
Keharmonisan Rumah Tangga dari Sisi Psikologi Kecemasan akan hari esok selalu ada
Pernikahan di usia yang belum matang dihari-hari E, apakah hari esok dan seterusnya akan
selain berpengaruh kepada sosial pasangan juga sama dengan hari yang sudah dilalui pikiran seperti
dapat berpengaruh kepada psikologis dari pasangan itu selalu menghantui perasaannya. Bagaimana
pernikahan dini tersebut. Pengaruh yang timbul kehidupan anaknya, sekolah kelak dan lain-lain.
akibat pernikahan dini terhadap pasangan yakni Tidak hanya E, ada juga N yang mana
sebagai berikut: suaminya hanya berjarak dua tahun lebih tua dari
a. Kecemasan N. Suaminya yang belum bisa berfikir dewasa dan
Salah satu keluarga yang ada di Desa masih suka bermain bersama teman-temannya
Ciandum adalah keluarga E yang mana seperti belum berumah tangga sampai terkadang
berdasarkan observasi peneliti, suami E adalah tidak memperdulikan anak dan istrinya membuat N
seorang buruh tani, perekonomian keluarganya sangat cemas dengan keadaannya dan keluarganya.
dapat dikatakan menengah kebawah. Gaji Ditambah lagi dengan masalah ekonomi yang tidak
suaminya hanya cukup untuk makan sehari-hari stabil, pendapatanya perhari kadang dapat Hal
sedangkan kebutuhankebutuhan lainya selalu seperti itulah yang menjadi keresahan mereka
bertambah. E menikah diumur 15 tahun dan E setiap hari dan yang mengabitkan terjadinya
sendiri tidak bisa membantu karena tidak pertengkaran, sehingga rumah tangganya kurang
mempunyai pekerjaan. Dan kehidupan harmonis. Setiap ada masalah mereka
pernikahannya seperti tidak pernah jauh dari menyelesaikan dengan emosi, sehingga
Jurnal (Jurnal Pendidikan) Vol.2. Maret 2023
ISSN 1234-5678 Page 10
permasalahan tak kunjung selesai-selesai yang ada menyetujui pernikahan mereka dengan alasan
semakin menambah masalah baru. Seperti yang suami X bukan dari keluarga kaya sedangkan orang
dikatakan oleh N yang berusia 13 tahun saat tua X bisa dikatakan terpandang. Mereka menikah
menikah. ketika mereka masih sama-sama duduk dibangku
“[S]aya sama suami jaraknya hanya 2 sekolah, mereka nekat melakukan pernikahan
tahun, keluarga saya , rumah tangga saya, tidak ada dengan tujuan mentupi aib mereka dan berharap
sama sekali kata bahagia, saya dan suami selalu orang tua X sadar seta mau merestui hubungan
saja bertengkar, saya tidak tahu lagi harus mereka. Tapi kenyataan tidak sesuai dengan yang
bagaimana. Suami saya suka bermain dengan diharapkan, orang tuanya tetap tidak mau merestui
teman-temannya, ngumpul-ngumpul seperti waktu malah menganggap A bukan anaknya.
sebelum menikah, padahal dia sudah punya anak X selalu berharap supaya orang tuanya
tapi dia kurang memperdulikan kami. Kadang mau memaafkannya dan mau menerima suaminya
kerja, kadang tidak suami saya tu, saya mau kerja sebagai menantunya namun hal itu hanya harapan
tapi anak masih umur satu tahun, kalau dititipkan semata, tidak ada perubahan dari kedua orang tua
ke ibu saya, yang ada saya yang dimarahin sama X. X pun selalu menghadapi masalah yang silih
ibu. Suami saya tidak pernah mau menerima berganti datang dalam kehidupannya, dari masalah
pendapat saya, tidak mau mendengarkan nasihat ekonomi sampai masalah dengan lingkungan
saya, jadi saya sama suami tu sering bertengkar, sekitarnya. Saat menikah, suami X masih berumur
sama-sama emosi dan sama-sama merasa benar, 16 tahun, masih dikatakan remaja dan belum
jadi tidak ada yang mau mengalah.” dewasa sehingga belum memiliki pekerjaan dan
Dalam rumah tangga antara suami dan masih bergantung pada orang tua ssebelum
istri harus saling melengkapi dan saling mengerti menikah, selain itu suami X juga belum terbiasa
apa saja yang membuat keluarga bisa rukun dan bergaul dengan tetangga dengan baik. Suami X
tentram bukan saling nencari kekurangan masing- adalah orang yang pendiam, dan usianya yang
masing. Perbedaan karakter antara suami dan istri belum dewasa, masih membuatnya bersikap keras
itu sangat-sangatlah manusiawi karena Allah kepala dan emosinya belum stabil sehingga
menciptakan mahluk-Nya antara satu dan yang lain menjadi bahan pembicaraan para tetangga. X
tidak ada kesamaan, oleh sebab itu dalam merasa tidak enak dengan tetangga atas apa yang
kehidupan rumah tangga kita perlu sabar dan saling terjadi pada suaminya.
mengerti antara suami dan istri sehingga akan Karena usia X dan suaminya bisa
tercapainya keluarga sakinah, mawadah, dikatakan dibawah umur, kehidupan merekapun
warohmah. Kecemasan kecemasan yang timbul masih bergantung pada orang tua suami X,
akibat gonjang-ganjingnya rumah tangga akan sedangkan suaminya belum bisa mendapatkan uang
sedikit berkurang. untuk kehidupan sehari-hari. Sangat manusiawi
Apalagi setelah bertengkar, suami tidak jika X terkadang merasa iri dengan tetangganya
pulang kerumah sehingga membuat masalah yang suaminya bisa mendapatkan uang sendiri dan
semakin bertambah. Istri dirumahpun menjadi bisa membelikan sesuatu pada istrinya. Masalah
cemas, bertanya-tanya dimana suaminya, yang satu belum selasai timbul masalah lain yang
bagaimana keadaannya, apa yang dilakukan sangat mengganggu pikiran X. Masalah-masalah
suaminya hal itu menjadi kecemasan sendiri bagi itu silih berganti tapi X tetap percaya bahwa setiap
istri kepada suaminya. Ditakutkan akan ada wanita masalah pasti ada jalan keluarnya dan Allah tidak
lain yang bisa membuat suaminya lebih nyaman akan menguji hambanya selagi tidak bisa
dan bahagia dibandingkan dengannya. Hal inilah menjalaninya. Seperti yang dikatakannya berikut
menjadi ketakutan-ketakutan snediri bagi istri ini:
dirumah saat suaminya keluar dari rumah. “[M]engenai pernikahan kami, semua
Ketakutan-ketakuatan yang muncul dalam orang juga tau apa masalahya, tapi orang tua saya
diri seseorang jika dibiarkan akan menjadi tidak setuju dengan pernikahan ini. Waktu itu saya
kecemasan yang berlebih sehingga akan terlalu benarbenar tidak bisa banyak berpikir, saya sudah
banyak hal yang dipikirkan dan menimbulkan tidak bisa memilih jalan lain untuk nutupi aib saya
gejala-gejala stress pada diri seseorang. Dan rasa sendiri, makanya saya tetap menikah dan berharap
cemas ini akan menyebabkan terjadinya kerusakan orang tua saya mau menerima saya kembali dan
keharmonisan pada keluarga. menerima suami saya sebagai menantunya. Tapi
b. Stress pada kenyataannya tidak. Mana suami saya masih
berusia 15 tahun jadi dia juga kurang akrab dengan
X adalah seorang ibu rumah tangga yang
tetangga juga sering jadi pembicaraan tetangga
menikah diumur 15 tahun. X dan suami selalu
karena dia orangnyya agak keras dan emosional.
mengalami masalah bahkan dari awal pernikahan
Tapi sebenarnya suami saya ini baik kok orangnya.
mereka saja sudah mengalami hal yang serius. X
Ya suami saya juga belum kerja jadi kami makan
dan suami menikah karena X telah hamil sebelum
dari orang tua suami saya. Malu sih kadang rasanya
menikah, kemudian ayah dan ibu X tidak
Jurnal (Jurnal Pendidikan) Vol.2. Maret 2023
ISSN 1234-5678 Page 11
tergucang saja hati, sampai hati sekali orang tua dikatakan oleh Maitati sebagai bidan di puskesmas
saya tidak mau menerima saya dan melihat Desa Ciandum.
cucunya, padahal kami masih tinggal di desa yang “[S]alah satu penemuan yang konsisten
sama. Tapi saya yakin Allah tidak tidur.” dan yang nilainya cukup kuat adalah bahwa
Kebahagiaan itu kita sendiri yang ciptakan kemungkinan terjadinya kanker rahim serviks pada
artinya bahagia dan tidaknya tergantung diri kita perkawinan usia dini lebih besar daripada mereka
sendiri, jika terlalu banyak beban yang ditanggung yang menikah pada usia lebih tua. Wanita yang
baik itu beban pikiran maupun hal yang lain yang menikah sebelum usia 20 tahun mempunyai resiko
dipendam sendiri akan membuat diri kita stress dan kira-kira dua kali lipat untuk mendapatkan kanker
akhirnya dapat berdampak kepada fisik kita. serviks dibandingkan dengan wanita yang menikah
Kecemasan dan stress yang disebabkan pada umur yg lebih tua”
oleh beberpa faktor pada pasangan pernikahan dini Hasil wawancara diatas mengatakan
membuat mereka tidak nyaman dalam berumah resiko terjadinya kanker rahim pada perkawinan
tangga. Sehingga masalah itu muncul bertubi-tubi usia muda lebih besar dari pada yang mereka
tanpa mereka tahu bagaimana cara menikah di usia tua. Hal ini juga menjadi penyebab
penyelesaiannya. Sebenarnya, pengaruh pernikahan rusaknya keharmonisan rumah tangga. Ketika salah
dini terhadap keharmonisan rumah tangga dari sisi satu pasangan menderita penyakit yang dapat
psikologis ini lebih kepada bagaimana dikatakan cukup parah, dengan emosi yang tidak
pengontrolan emosi pada pasangan yang menikah stabil dan pemikiran yang belum dewasa dapat
diusia dini ini, dan bagaimana kedewasaan pola menyebabkan pasangan tidak mau menerima
pikir mereka dalam mengahadapi masalahmasalah kenyataan, kondisi istri yahg lemah sehingga
kehidupan yang datang. kurang bisa untuk mengurus rumah tangga lagi
Apabila pasangan yang menikah diusia menjadi alasan untuk sebuah pertengkaran dan
dini, memiliki kestabilan emosi sehingga dapat cekcok rumah tangga. Seharusnya pasangan
mengontrol perasaan dan emosi mereka serta tetaplah memberikan semangat dan motivasi
memiliki pemikiran yang dewasa meskipun usia bagaimanapun keadaan pasangannya, namun
mereka belum dikatakan dewasa, maka hal ini tidak karena emosi yang tidak stabil dan kedewasaan
akan menjadi suatu masalah dalam membentuk pemikiran belum hadir dapat menjadikan rumah
keluarga dan keharmonisan dalam keluargapun tangga yang diharapkan harmonis tidak dapat
akan tercipta karena saling percaya, saling terbuka, terwujud.
saling membantu, saling berbagi, saling Sebenarnya untuk pengaruh pernikahan
memotivasi dan saling menjaga agar hubungan dini terhadap keharmonisan rumah tangga dari sisi
tetap baik. kesehatan di Desa Ciandum tidak ditemukan,
Umur dan keadaan psikologis saling namun peneliti tetap menuliskan dalam penelitian
berhubungan dalam suatu pernikahan. Cemas akan ini sebagai bahan bacaan dan tambahan wawasan
menjadi gangguan psikologis kronis ketika kita mengenai pengaruh pernikahan usia dini juga dapat
terus-terusan dilanda ketakutan yang dianggap berdampak dari sisi kesehatan.
sebagai ancaman besar. Sedangkan stress bentuk SIMPULAN
reaksi pertahanan diri ketika kita berada dalam 1. Faktor penyebab terjadinya pernikahan usia dini
tekanan. di Desa Ciandum Kecamatan Cipatujah Kabupaten
4. Pengaruh Pernikahan Dini Terhadap Tasikmalaya adalah:
Keharmonisan Rumah Tangga dari Sisi Kesehatan a. Faktor Ekonomi
Pernikahan usia dini mempunyai pengaruh b. Faktor Pendidikan
besar terhadap tingginya angka kematian ibu, bayi c. Faktor Media Massa
dan umur harapan hidup, yaitu kesakitan dan
d. Faktor Kecelakaan
kematian ibu di usia muda serta kesakitan dan
kematian anak-anaknya relatif lebih tinggi dari usia 2. Pengaruh Pernikahan Usia Dini Terhadap
ibu lainnya, bahkan juga berpengaruh terhadap Keharmonisan Keluarga di Desa Ciandum
pendidikan anak dan kemampuan pembentukan Kecamatan Cipatujah Kabupaen Tasikmalaya
keluarga sehat sejahtera. Pernikahan usia muda a. Pengaruh Pernikahan Dini Terhadap
mempunyai dampak yang tidak menguntungkan, Keharmonisan Keluarga Dari Sisi Sosial
tidak hanya membawa resiko besar terhadap b. Pengaruh Pernikahan Usia Dini Terhadap
kesehatan dan kesejahteraan ibu-ibu yang Keharmonisan Keluarga dari Sisi Ekonomi
mengandung dan melahirkan pada usia muda, c. Pengaruh Pernikahan Dini Terhadap
tetapi juga terhadap anak hasil perkawinan usia Keharmonisan Rumah Tangga dari Sisi Psikologi
muda itu. d. Pengaruh Pernikahan Dini Terhadap
Data lain menunjukkan bahwa perkawinan Keharmonisan Rumah Tangga dari Sisi Kesehatan
usia muda berpengaruh pada kemungkian
terjadinya kanker rahim bagi wanita. Seperti yang
Jurnal (Jurnal Pendidikan) Vol.2. Maret 2023
ISSN 1234-5678 Page 12
REFERENSI Gunarsa, Psikologi Untuk Keluarga.( Jakarta;
Anonim, Syamil Qur‟an (Al-Qur‟an dan Gunung Mulia, 1986)
Terjemahnya), (Bandung: Yayassan Mulia Siti Musdah, Membangun Keluarga
Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Al-Qur‟an Humanis, (Jakarta: Grahacipta, 2005)
Kematian Agama Republik Indonesia, 2010) Ali Akbar, Seksualitas Ditinjau Dari Hukum Islam,
Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Gholia Indonesia, 1982)
Perkawinan, (Yogyakarta: CV Andi Offset,
2017)

Muhammad Fauzil Adhim, Indahnya pernikahan


dini (Jakarta: Gema Insani, 2002)

You might also like