You are on page 1of 10

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 8 No.

3 AGUSTUS 2019 ISSN 2302 - 2493

ANALISIS PEMANIS NATRIUM SIKLAMAT PADA MINUMAN


JAJANAN YANG DIJUAL DI DAERAH SEKITAR KAMPUS
UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO
Triska M. Manoppo1), Sri Sudewi1), Defny S. Wewengkang1)
1)
Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115

ABSTRACT

Snack beverages like ice cendol, young coconut ice and mixed ice are snacks that are in great demand
by students in the campus area. The sweet taste makes it an example of a product that uses artificial
sweetener. Sodium cyclamate is an artificial sweetener whose use is permissible, but may not exceed
the limits of its use. This study aims to determine the presence of sodium cyclamate and its level in
snack food sold in the Sam Ratulangi University campus area of Manado. The identification of
sodium cyclamate was carried out using the TLC method by comparing the Rf value from the
standard and the sample. Method validation was done by using parameters such as linearity,
detection limits and quantitation, accuracy, and precision limits. The linear relationship between
concentration and absorbance was indicated by the equation of ; y = 0.0029x – 1.9155 with a value of
r2 = 0.9989 so that the correlation between absorbance and the concentration of cyclamate standard
could be very strong. The detection limit obtained 3.724 ppm and the quantity limit was 12.414 ppm.
Accuracy test is stated with percent recovery of 102.659%. Precision values are expressed with RSD
of 1.1% and 2.0% which means good precision. The results showed that the quantitative analysis of
sodium cyclamate content in the sample was not detected while in the quantitative analysis the
samples were detected to contain sodium cyclamate but below the maximum level of use that is 1 g/Kg
food and beverage ingredients so it was save for consumption.

Keywords: Snacks, Sodium Cyclamate, Thin Layer Chromatography, Spectrophotometry UV-Vis,


Manado.

ABSTRAK

Minuman jajanan seperti es cendol, es kelapa muda dan es campur merupakan minuman jajanan yang
banyak diminati mahasiswa di daerah kampus. Rasanya yang manis menjadikannya salah satu contoh
produk yang menggunakan pemanis buatan. Natrium siklamat adalah pemanis buatan yang
penggunaannya dibolehkan, namun tidak boleh melebihi batas penggunaannya. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui keberadaan natrium siklamat dan kadar natrium siklamat dalam minuman
jajanan yang dijual di daerah kampus Universitas Sam Ratulangi Manado. Identifikasi natrium
siklamat dilakukan dengan menggunakan metode KLT dengan mebandingkan harga Rf dari baku dan
sampel. Validasi metode dilakukan dengan menggunakan parameter-parameter seperti linearitas, batas
deteksi dan batas kuantitasi, akurasi, dan presisi. Hubungan linier antara konsentrasi dengan
absorbansi ditunjukkan dengan persamaan y = 0,0029x – 1,9155 dengan nilai r = 0,9989 sehingga
dapat dikatakan korelasi antara absorbansi dan konsentrasi standar siklamat sangat kuat. Batas deteksi
yang didapat 3,724 ppm dan batas kuantitas adalah 12,414 ppm. Uji akurasi dinyatakan dengan persen
perolehan kembali sebesar 102,659%. Nilai presisi dinyatakan dengan RSD sebesar 1,1% dan 2%
yang berarti presisi baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada analisis kualitatif kandungan
natrium siklamat pada sampel tidak terdeteksi sedangkan pada analisis kuantitatif sampel terdeteksi
mengandung natrium siklamat tetapi dibawah kadar maksimum penggunaannya yaitu 1 g/Kg bahan
makanan dan minuman sehingga aman untuk dikonsumsi.

Kata Kunci : Minuman Jajanan, Natrium Siklamat, Kromatografi Lapis Tipis, Spektrofotometri UV-
Vis,Manado.

72
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 8 No. 3 AGUSTUS 2019 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN produk yang menggunakan pemanis


sintetik atau pemanis buatan.
Minuman jajanan adalah minuman
Penggunaan pemanis buatan perlu
yang tidak mengandung alkohol,
diwaspadai karena dalam takaran yang
merupakan minuman olahan dalam bentuk
berlebih dapat menimbulkan efek samping
bubuk atau cair yang mengandung bahan-
yang merugikan kesehatan manusia (Yusuf
bahan tambahan lainnya baik alami
dan Nisma, 2013). Hasil metabolisme
maupun sintetik yang dikemas dalam
dalam tubuh dari siklamat adalah
kemasan siap untuk di konsumsi.
sikloheksilamin yang bersifat promotor
Minumam jajanan yang dijual di berbagai
karsinogenik, sehingga penggunaannya
tempat banyak ragamnya, ada minuman
berbahaya bagi kesehatan manusia.
ringan, es sirup, es cendol, limun dan
Ekskresi siklamat dalam urin dapat
masih banyak lainnya. Minuman jajanan
merangsang tumor dan mampu
yang aman ialah minuman minuman
menyebabkan antrofi yaitu pengecilan
jajanan yang bebas dari bahaya fisika,
testikular dan kromosom. Pengkonsumsian
bahaya kimia dan bahaya biologis
siklamat dalam jumlah lebih akan
(Cahyadi, 2009).
mengakibatkan kanker kandung kemih.
Bahan Tambahan Makanan atau
Selain itu, akan menyebabkan tumor paru,
Bahan Tambahan Pangan adalah bahan
hati dan limfa (Wati, 2004). Pemakaian
yang ditambahkan kedalam makanan dan
siklamat masih diperbolehkan, namun
minuman untuk mempengaruhi sifat
dengan batas maksimum yang telah
ataupun bentuk dari makanan dan
ditentukan. Menurut Peraturan Menteri
minuman (Yuliarti, 2007). Pemanis
Kesehatan RI No.
merupakan senyawa kimia yang banyak
722/Menkes/Per/IX/1988, kadar
ditambahkan dan digunakan dalam
maksimum asam siklamat yang
berbagai produk. Pemanis berfungsi untuk
diperbolehkan dalam makanan dan
meningkatkan cita rasa dan aroma,
minuman yang berkalori rendah dan untuk
memperbaiki sifat-sifat kimia sekaligus
masyarakat umum adalah 1gr/kg bahan
nilai gizinya diperlukan oleh tubuh dan
makanan dan minuman, menurut WHO
bahkan digunakan sebagai pengganti
(World Health Organization) batas
bahan pemanis utama. Bahan pemanis
konsumsi harian siklamat yang aman
dapat digolongkan menjadi dua bagian
adalah 11 mg/Kg berat badan.
yaitu pemanis alami dan pemanis sintetis
Berdasarkan hal-hal diatas, maka
atau buatan (Widana, 2014).
perlu dilakukan analisis kadar pemanis
Salah satu sarana atau tempat
pada produk minuman jajanan yang dijual
distribusi minuman jajanan adalah di
di daerah sekitar kampus Universitas Sam
daerah sekitar kampus, dimana mahasiswa
Ratulangi Manado.
menjadi sasaran utama penjualan minuman
tersebut. Rasanya yang enak, manis, dan
METODOLOGI PENELITIAN
segar serta penampilannya yang menarik,
menjadikan minuman jajanan banyak Alat
disukai oleh mahasiswa. Rasanya yang Alat-alat yang digunakan yaitu
manis menjadikannya salah satu contoh seperangkat alat Spektrofotometri UV-Vis
(Shimadzu), plat KLT Kieselgel G,

73
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 8 No. 3 AGUSTUS 2019 ISSN 2302 - 2493

Komputer pengolah data (Acer Aspire ES melalui natrium sulfat anhidrat untuk
11), alat-alat gelas (pyrex), corong pisah menghilangkan sisa air, lalu ekstrak
(pyrex), timbangan analitik (KERN AC 22 etil asetat ini diuapkan hingga tersisa
-4M), dan lemari pendingin (Samsung). 2 mL.
c. Pembuatan Pembanding dan
Bahan
Sampel
Bahan-bahan yang digunakan yaitu
Masing-masing sebanyak
natrium siklamat, aquades, natrium sulfat
5μL larutan sampel (hasil penguapan
nahidrat, etanol, amonia, pereaksi AgNO3,
etil asetat) dan larutan baku di
NaOH 10 M, NaOH 0,5 M, H2SO4 Pekat,
totolkan pada lempeng fase diam
H2SO4 30%, H2SO4 10%, sikloheksan,
Kieselgel G dengan jarak penotolan
Natrium hipoklorit 1%, etil asetat dan
1 cm dari tepi lempeng. Lempeng
sampel minuman jajanan yang diperoleh
direndam dalam bejana kromatografi
dari pedagang di daerah sekitar kampus
(chamber) yang telah jenuh dengan
Universitas Sam Ratulangi Manado.
uap fase gerak (etanol:amonia dengn
Prosedur Kerja perbandingan 9:1) hingga mencapai
1. Pengambilan Sampel jarak 8 cm dari tempat penotolan.
Sampel minuman jajanan Lempeng disemprot dengan pereaksi
diambil dari penjual di daerah sekitar AgNO3 . Setelah disemprot, lempeng
kampus Universitas Sam Ratulangi dikeringkan dan dibiarkan di bawah
Manado. Sampel diambil pada enam sinar UV selama 1 menit. Adanya
penjual berbeda, dimana tiap penjual warna putih pada bercak sampel
diambil satu jenis minuman jajanan. yang mempunyai harga Rf yang
2. Larutan Stok (Hadju dkk., 2012) sama dengan bercak baku
Ditimbang sejumlah 50 mg menunjukkan adanya siklamat.
natrium siklamat, kemudian ara an itempuh leh sampel
dimasukkan ke dalam labu 50 mL dan ara an itempuh leh pelarut
dilarutkan dengan aquades sampai
4. Penentuan Panjang Gelombang
tanda tera.
Maksimum (λ maks)
3. Analisis Kualitatif Siklamat dengan
Dari larutan baku siklamat 1000
Metode KLT
ppm, diambil 40 mL lalu di encerkan
a. Pembuatan Larutan Baku
dengan aquades sampai volume 50 mL
(Pembanding Natrium Siklamat)
hingga diperoleh konsentrasi 800 ppm.
Seberat 0,0100 gram natrium
Larutan dengan konsentrasi 800 ppm
diklamat ditambahkan dengan etanol
tersebut dikocok sehingga homogen dan
50% sebanyak 10 mL dilarutkan
dimasukkan kedalam kuvet kemudian
hingga homogen, kemudian di
dibaca absorbansinya pada panjang
uapkan hingga 2 mL.
gelombang ultra violet yaitu antara
b. Pembuatan Larutan Sampel
panjang gelombang 200 – 400 nm.
Sebanyak 100 mL sampel
5. Operating Time
diasamkan dengan 10 mL asam
Dari larutan baku 1000 ppm
sulfat 10% lalu diekstraksi dengan
diencerkan menjadi konsentrasi 800
50 mL etil asetat dalam corong
ppm dengan cara diambil 40 mL larutan
pisah. Lapisan etil asetat disaring

74
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 8 No. 3 AGUSTUS 2019 ISSN 2302 - 2493

1000 ppm, tambahkan aquades sampai variasi volume : 37,5; 40; 42,5;dan
volume 50 mL kocok hingga homogen 45 mL sehingga konsentrasi siklamat
lalu dibaca absorbansinya sampai hasil dalam larutan blanko adalah 750;
absorbansi yang diperoleh relatif 800; 850; dan 900 ppm, dan
konstan dengan rentan waktu 0-30 diencerkan sampai tanda batas.
menit. Larutan tersebut di pindahkan
6. Validasi Siklamat dengan Metode kedalam corong pemisah, ditambah
Spektrofotometri UV-Vis 2,5 mL H2SO4 pekat, didinginkan.
a. Larutan Blanko (Padmaningrum Setelah dingin, campuran
dan Marwati, 2015). ditambahkan 50 mL etil asetat dan
Dipipet 50 mL air, dikocok selama 2 menit. Lapisan etil
dimasukkan ke dalam corong pisah asetat dipisahkan dan dimasukkan ke
pertama, ditambahkan 2,5 mL H2SO4 dalam corong pemisah kedua,
pekat dan didinginkan, setelah dikocok 3 kali, setiap kali dengan 15
dingin ditambahkan 50 mL etil asetat mL aquades. Lapisan air
dikocok selama 2 menit. Lapisan dikumpulkan dan dimasukkan ke
bawah dibuang. Lapisan etil asetat dalam corong pemisah ketiga,
atau lapisan atas dikocok 3 kali ditambah 1 mL larutan NaOH 10 M,
setiap kali dengan 15 mL air, lapisan 5 mL sikloheksan dan dikocok
air dikumpulkan dan dimasukkan ke selama 1 menit.
dalam corong pisah kedua, Lapisan air dikumpulkan dan
ditambahkan 1 mL NaOH 10 M dan dimasukkan ke dalam corong
5 mL sikloheksan, dikocok selama 1 pemisah keempat, ditambahkan 2,5
menit. Dipisahkan lapisan air dan mL H2SO4 30%, 5 mL sikloheksan
dimasukkan ke dalam corong pisah dan 5 mL larutan Na-hipoklorit 1%.
ketiga, ditambahkan 2,5 mL H2SO4 Lapisan sikloheksan akan berwarna
30%, 5 mL sikloheksan, 5 mL kuning kehijauan, bila tidak
larutan hipoklorit yang mengandung berwarna ditambahkan 5 mL larutan
1% klor bebas dan dikocok selama 2 Na-hipoklorit 1%. Lapisan
menit. Lapisan sikoheksan akan sikloheksan dicuci dengan 25 mL
berwarna kuning kehijauan, bila NaOH 0,5 M, dikocok selama 1
tidak berwarna ditambahkan lagi menit dan lapisan bawah dibuang.
larutan hipoklorit lebih kurang 5 mL. Lapisan sikloheksan dikocok dengan
Dibuang lapisan bawah, lapisan 25 mL aquades, diambil lapisan
sikloheksan dibilas dengan 25 mL sikloheksan dan lapisan air dibuang.
NaOH 0,5 M. Kemudian lapisan Lapisan sikloheksan diukur
bawah dibuang dan dibilas lagi serapannya pada panjang gelombang
dengan 25 mL aquades. Lapisan atas maksimum terpilih dan larutan
atau lapisan sikloheksan diambil. blanko sebagai pembanding. Kurva
b. Kurva Standar (Padmaningrum standar dibuat antara konsentrasi
dan Marwati, 2015). terhadap serapan sehingga diperoleh
Empat buah labu takar 50 mL persamaan regresi yang
masing-masing diisi dengan larutan dipergunakan untuk perhitungan
standar siklamat 1000 pm dengan pada analisis selanjutnya.

75
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 8 No. 3 AGUSTUS 2019 ISSN 2302 - 2493

c. Uji Linearitas natrium siklamat dikurangi nilai


Uji linearitas ditentukan perolehan kembali rata-rata per
melalui persamaan regresi linier Y = konsentrasi. Kemudian dihitung nilai
ax + b dan nilai r2 dari 4 kali simpangan baku (standar deviasi /
pengulangan pengukuran absorbansi SD) dan nilai simpangan baku relatif
kurva standar. Korelasi dinyatakan atau koefisien variasi (KV) masing-
sangat kuat jika nilai r yang masing konsentrasi. Standar deviasi
diperoleh di atas 0,9 tetapi kurang dan koevisien variasi dihitung
dari 1,0 sesuai dengan kriteria. dengan mengikuti rumus :
d. Uji Batas Deteksi dan Batas ∑( ̅)
SD = √
Kuantitasi
Penentuan Batas Deteksi / % RSD = x 100%
Limit of Detection (LOD) dan Batas 7. Analisis Kuantitatif (Hadju dkk,
Kuantitasi / Limit Of Quantitation 2012)
(LOQ) dihitung melalui persamaan Diambil sejumlah 50 mL
garis linier dari kurva kalibrasi, sampel, dimasukkan kedalam corong
dengan rumus : pisah pertama, ditambahkan 2,5 mL
√∑( ) H2SO4 pekat. Setelah dingin,
SB =
ditambahkan 50 mL etil asetat, dikocok
LOD =
selama 2 menit. Dipisahkan lapisan etil
LOQ = asetat dan ambil 40 mL, bagian yang
e. Uji Akurasi jernih, kemudian dimasukkan kedalam
Penentuan akurasi dilakukan corong pisah kedua. Dikocok 3 kali
dengan metode penambahan standar. dengan 15 mL air, dikumpulkan lapisan
Pada larutan siklamat yang telah air, dimasukkan ke dalam corong pisak
diketahui konsentrasinya ketiga, ditambahkan 1 mL NaOH 10 M,
ditambahkan larutan standar 5 mL sikloheksan dan dikocok selama 1
siklamat 750 dan 850 ppm. menit.
Kemudian larutan tersebut dibaca Dipisahkan lapisan air dan
absorbansinya menggunakan dimasukkan ke dalam corong pisah
spektrofotometer UV-Vis dengan 3 keempat, ditambahkan 2,5 mL H2SO4
kali pengulangan. Akurasi 30%, 5 mL sikloheksan, 5 mL larutan
dipresentasikan sebagai nilai Na-hipoklorit yang mengandung 1%
perolehan kembali. Nilai perolehan klor bebas dan dikocok selama 2 menit.
kembali dihitung dengan cara Lapisan sikloheksan akan berwarna
membandingkan konsentrasi yang kuning kehijauan, bila tidak berwarna
diperoleh dan konsentrasi ditambahkan lagi larutan Na-hipoklorit
sebenarnya dan dikalikan 100%. lebih kurang 5 mL. Lapisan air dibuang,
% Perolehan kembali = x 100% lapisan sikloheksan ditambahkan 25 mL
NaOH 0,5 M, dikocok dipisahkan dan
diambil lapisan bawah. Lapisan bawah
f. Uji Presisi dibuang, kemudian dibilas dengan 25
Selisih dari nilai perolehan
kembali rata-rata ketiga konsentrasi

76
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 8 No. 3 AGUSTUS 2019 ISSN 2302 - 2493

mL aquades. Lapisan atas dibaca C 5,2 cm 8 cm 0,650 -


D 5,8 cm 8 cm 0,725 -
absorbansinya. E 6,1 cm 8 cm 0,763 -
F 4,6 cm 8 cm 0,575 -
Berdasarkan hasil analisis
HASIL DAN PEMBAHASAN kualitatif pada tabel 1 diatas, dapat
dilihat bahwa keenam sampel negatif
1. Pengambilan Sampel
mengandung pemanis natrium siklamat.
Pada penelitian ini, sampel yang
Hal ini dapat dilihat bahwa harga Rf
digunakan yaitu minuman jajanan yang
dari baku yaitu 0,463 sedangkan harga
dijual di daerah sekitar kampus
Rf dari sampel A, B, C, D, E, dan F
Universitas Sam Ratulangi Manado.
yaitu 0,525, 0,800, 0,650, 0,725, 0,763
Pengambilan sampel dilakukan
dan 0,575.
berdasarkan metode purposive sampling
3. Penentuan Panjang Gelombang
yaitu teknik pengambilan sampel
Maksimum Natrium Siklamat (λ
berdasarkan pertimbangan tertentu
maks)
yakni pertimbangan sesuai dengan
Penentuan panjang gelombang
kriteria yang ditetapkan untuk tujuan
ma simum (λ ma s) ini i una an
penelitian agar sampel yang di ambil
untuk mengetahui pada daerah serapan
representatif (mewakili). Pengaruh
berapa zat dibaca oleh spektrofotometri
sampel pada penelitian ini yaitu sampel
UV secara optimum. Hasil penentuan
merupakan minuman jajanan yang
panjang gelombang natrium siklamat
menggunakan pemanis.
dapat dilihat pada Gambar 1.
2. Analisis Kualitatif Natrium Siklamat
dengan Metode KLT
Analisis kualitatif pada
penelitian ini menggunakan metode
KLT (Kromatografi Lapis Tipis).
Analisis kualitatif digunakan untuk
mengetahui adanya kandungan pemanis
natrium siklamat dengan
membandingkan harga Rf dari bercak
baku dan bercak sampel. Hasil dari
Gambar 1. Kurva absorbansi natrium
analisis kualitatif menggunakan metode siklamat dalam
KLT (Kromatografi Lapis Tipis) dapat konsentrasi 800 ppm
dilihat pada Tabel 1. dengan pelarut aquades,
Tabel 1. Hasil analisis kualitatif pada panjang gelombang
pemanis natrium siklamat 200-400 nm.
menggunakan metode Berdasarkan hasil kurva
KLT (Kromatografi Lapis absorbansi diatas, didapat panjang
Tipis) gelombang maksimum natrium siklamat
Jarak Bercak (cm)
Sampel Jarak Jarak Rf Ket
yaitu 268 nm. Hasil ini masih dalam
Sampel Pelarut kisaran daerah serapan optimum
Baku 3,7 cm 8 cm 0,463 + natrium siklamat yaitu 220-300 nm.
A 4,2 cm 8 cm 0,525 -
B 6,4 cm 8 cm 0,800 -
Sehingga dapat dikatakan hasil dari

77
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 8 No. 3 AGUSTUS 2019 ISSN 2302 - 2493

pengukuran panjang gelombang kalibrasi dan persamaan regresi


maksimum ini memenuhi syarat liniear dapat dilihat pada Gambar 2.
penggunaannya untuk analisis.

4. Operating Time
Setelah didapat panjang
gelombang maksimum dari natrium
siklamat maka langkah selanjutnya
adalah menentukan operating time.
Dalam rentang waktu 0 - 30 meni, sejak
menit pertama sampai menit ke tiga Gambar 2. Grafik kurva kalibrasi
puluh menunjukkan waktu pengukuran natrium siklamat
Berdasarkan gambar diatas
yang stabil dengan hasil absorbansi
dapat dilihat bahwa persamaan
0,48. Hal ini menunjukkan bahwa
regresi liniear yang diperoleh yaitu y
berdasarkan kestabilan waktu yang
= 0,0029x – 1,9155. Dari persamaan
optimal untuk pembacaan absorbansi
tersebut di dapat koefisien korelasi
adalah dimulai dari menit pertama
yaitu r2 = 0,9989. Koefisien korelasi
sampai menit ke tiga puluh.
inilah yang digunakan untuk
5. Validasi Metode Analisis
mengetahui linearitas suatu metode
a. Pembuatan Kurva Baku
analisis. Menurut Sharger (1985)
Untuk melakukan validasi
nilai koefisien korelasi yang
metode analisis maka hal pertama
mendekati 1 menyatakan hubungan
yang dilakukan adalah membuat
linear antara konsentrasi dengan
kurva baku. Kurva baku diperoleh
serapan yang dihasilkan sangat baik.
dengan cara membuat 4 seri
c. Uji Batas Deteksi (LOD) dan
konsentrasi yaitu 750, 800, 850, dan
Batas Kuantifikasi (LOQ)
900 ppm dari larutan standar 1000
Setelah diperoleh data dari
ppm. Hasil absorbansi dari ke empat
konsentrasi tiap analit yang
seri konsentrasi dapat dilihat pada
memberikan absorbansi berbeda
Tabel 2.
maka selanjutnya data yang
Tabel 2. Data hasil kurva baku
natrium siklamat diperoleh diolah untuk menentukan
Konsentrasi Absorbansi batas deteksi (LOD) dan batas
750 ppm 0,221 kuantitas (LOQ). Dalam penelitian
800 ppm 0,370 ini batas deteksi (LOD) yang
850 ppm 0,499 diperoleh adalah 3,724 ppm
900 ppm 0,653 sedangkan untuk batas kuantitas
(LOQ) adalah 12,414 ppm.
b. Uji Linearitas d. Uji Akurasi (Ketepatan)
Berdasarkan hasil dari kurva Uji akurasi dalam penelitian
baku maka kita dapat menentukan ini menggunakan metode
uji linearitas yaitu dengan melihat panambahan baku yaitu dengan
nilai koefisien korelasi (r) pada membuat larutan konsentrasi 750
persamaan y = ax + b. Hasil kurva ppm dan 850 ppm yang kemudian

78
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 8 No. 3 AGUSTUS 2019 ISSN 2302 - 2493

masing-masing konsentrasi dibaca (koefisien variasi) sebesar 2%.


absorbansinya sebanyak 3 kali Menurut Harmita (2004) syarat uji
pengulangan. Setelah absorbansi presisi yang baik yaitu dengan nilai
didapat kemudian dilakukan e isien variasi (KV) ≤ 2%.
perhitungan, diperoleh hasil rata-rata Berdasarkan hal tersebut maka dapat
persen perolehan kembali yaitu disimpulkan bahwa pengujian presisi
sebesar 102,659 %. Persen perolehan dengan metode spektrofotometri
kembali ini dapat diterima karena yang digunakan adalah baik. Data
memenuhi syarat akurasi yaitu pada hasil uji presisi dapat dilihat pada
rentang rata-rata persen perolehan Tabel 4.
kembali 80-110% (WHO, 1992). Tabel 4. Data Hasil Uji Presisi
Data hasil uji akurasi (ketepatan) Siklamat
dapat dilihat pada Tabel 3. Konse RS
Absor
Tabel 3. Data Hasil Uji Akurasi ntrasi ̅ SD D
bansi
(ppm) (%)
Siklamat
Konsentrasi % Perolehan 761,
0,292
(ppm) kembali 209
777, 770, 8,61 1,1
750 102,782 % 750 0,340
759 863 3 %
850 102,590 % 0,328
773,
Rata-rata 102,659 % 621
857,
e. Uji Presisi (Ketelitian) 0,572
759
Dalam penelitian ini presisi 866, 872, 17,5
850 0,598 2%
724 012 06
ditentukan dengan melakukan 891,
0,670
pengulangan sebanyak 3 kali pada 552

konsentrasi 750 ppm dan 850 ppm. 6. Analisis Kuantitatif


Presisi diukur sebagai simpangan Analisis kuantitatif merupakan
baku atau simpangan baku relatif langkah selanjutnya untuk pengujian
(koefisien variasi). Simpangan baku suatu sampel, dimana tujuannya untuk
(SD) dan koefisien variasi (KV) mengetahui berapa kadar dari sampel
digunakan sebagai parameter pada uji tersebut. Data analisis kuantitatif
metode ini yang dapat menghasilkan dapat dilihat pada Tabel 5.
nilai rata-rata yang sangat dekat Tabel 5. Kadar Natrium Siklamat Pada
Sampel
dengan nilai sebenarnya. Kad
Hasil perhitungan simpangan ar Bata Kadar Kadar
Natr s Natriu Maksi
baku (SD) data yang diperoleh dari 3 Sam A ium Dete m mum
K
e
kali pengulangan pada penelitian ini pel bs Sikl ksi Sikla Sikla
t
amat (pp mat mat
yaitu untuk kosentrasi 750 ppm (pp m) (g/Kg) (g/Kg)
diperoleh nilai simpangan baku (SD) m)
0,
yaitu sebesar 8,613 dan simpangan 708, 0,000
A 13 +
448 7
baku relatif (koefisien variasi) 9
0,
sebesar 1,1%. Sedangkan untuk 743, 3,72 0,000
C 24 1 +
966 4 7
konsentrasi 850 ppm diperoleh nilai 2
0,
simpangan baku (SD) yaitu 17,506 720, 0,000
F 17 +
172 7
dengan nilai simpangan baku relatif 3

79
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 8 No. 3 AGUSTUS 2019 ISSN 2302 - 2493

Berdasarkan data pada Tabel 5, mendekati harga Rf dari baku yaitu


ketiga sampel yang di uji menunjukkan sampel A, C dan F. Hasil analisis
nilai kadar natrium siklamat diatas nilai kuantitatif pada penelitian ini
batas deteksi (LOD) sehingga dapat menunjukkan bahwa ketiga sampel
dikatakan bahwa ketiga sampel positif yang diuji menunjukkan nilai kadar
mengandung siklamat akan tetapi natrium siklamat diatas nilai batas
sampel aman untuk dikonsumsi karena deteksi (LOD) sehingga dapat
kadar natrium siklamat didalam sampel dikatakan bahwa ketiga sampel positif
dibawah kadar maksimum siklamat mengandung siklamat akan tetapi
yang diperbolehkan dalam makanan sampel aman untuk dikonsumsi karena
dan minuman dan untuk masyarakat kadar natrium siklamat didalam sampel
umum yaitu 1 g/Kg bahan makanan dan dibawah kadar maksimum siklamat
minuman. yang diperbolehkan dalam makanan
Apabila pada suatu sampel dan minuman dan untuk masyarakat
terdeteksi mengandung natrium umum yaitu 1 g/Kg bahan makanan dan
siklamat, reaksi antara siklamat dengan minuman.
larutan hipoklorit dalam suasana asam
dan reaksi setelah penambahan NaOH SARAN
dapat dilihat pada Gambar 3.
1. Untuk peneliti selanjutnya agar
melakukan analisis pemanis buatan
jenis lain.
2. Untuk peneliti selanjutnya agar dapat
menentukan kadar pemanis dengan
menggunakan metode KCKT
(Kromatografi Cair Kinerja Tinggi)

DAFTAR PUSTAKA
Gambar 3. Reaksi antara siklamat dengan Cahyadi, W. 2009. Analisis dan Aspek
hipoklorit dalam suasana asam Kesehatan Bahan Tambahan
dan reaksi setelah penambahan
NaOH (Vogels, 1990). Pangan. Edisi Kedua. Bumi
Aksara, Jakarta.
KESIMPULAN
Hadju, N. A., Tuju, T. D. J., Ludong, M.
1. Berdasarkan hasil dari penelitian ini, M., Langi, T. M. 2012. Analisis Zat
pada analisis kualitatif menunjukkan Pemanis Buatan Pada Minuman
bahwa sampel tidak mengandung Jajanan Yang Dijual Di Pasar
pemanis natrium siklamat. Dimana Tradisional Kota Manado.
harga Rf dari baku yaitu 0,463 [Skripsi]. Universitas Sam
sedangkan harga Rf dari sampel A, B, Ratulangi, Manado.
C, D, E, dan F yaitu 0,525, 0,800,
0,650, 0,725, 0,763 dan 0,575. Harmita. 2004. Petunjuk Pelaksanaan
2. Analisis kuantitatif dilakukan pada tiga Validasi Metode dan Cara
sampel yang memiliki harga Rf

80
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 8 No. 3 AGUSTUS 2019 ISSN 2302 - 2493

Perhitungannya. Majalah Ilmu Timur. [Skripsi]. Universitas


Kefarmasian. Vol 1 (3) : 117-135. Muhammadiyah Prof Dr. Hamka,
Jakarta.
Yuliarti, N. 2007. Awas Bahaya Dibalik
Lezatnya Makanan. ANDI,
Yogyakarta.

Padmaningrum, R. T., Marwati, S. 2015.


Validasi Metode Analisis Siklamat
Secara Spektrofotometri dan
Turbidimetri. Jurnal Sains Dasar.
Vol 4 (1) : 23-29.

Permenkes. 1988. Peraturan Menteri


Kesehatan Nomor 722 Tentang
Bahan Tambahan Makanan.
Sekertariat Negara, Jakarta.

Vogels. 1990. Analisis Anorganik


Kualitatif Makro dan Semimikro.
Kalman Media Pustaka, Jakarta.

Wati, H. H. 2004. Kadar Pemanis Buatan


Pada Minuman Yang Dijual Di
Sekolah Dasar Di Kecamatan
Wonoyo Kabupaten Sidoarjo.
[Skripsi]. Universitas
Muhammadiyah, Malang.

WHO. 1992. The International


Pharmacopeia Edisi Ke-empat.
Electronic Version Geneva: World
Health Organization.

Widana, G. A. B. 2014. Analisis Obat,


Kosmetik, dan Makanan. Graha
Ilmu, Yogyakarta.

Yusuf, Y. dan Nisma, F. 2013. Analisa


Pemanis Buatan (Sakarin, Siklamat
Dan Aspartam) Secara
Kromatografi Lapis Tipis Pada
Jamu Gendong Kunyit Asam Di
Wilayah Kelapa Dua Wetan Jakarta

81

You might also like