You are on page 1of 23

BANK SYARIAH

MAKALAH

Oleh :

MUHAMMAD FIKRI MUBAROK (172111306)

ROZI NATUL MALIHAH (172111287)

ULY ALFINDA SALSABILA (172111285)

Kelas 5H

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH (HES)

FAKULTAS SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SURAKARTA

2019
ABSTRACT

The reality of developing Sharia banks in Indonesia saw grow significantly. However,
not all the journey of Sharia banks without obstacles in epistemological of the definition
areas. As part of Islamic Economic that one of them cover the realm of banking, so need
to understanding in detail and specifically of the epistemological structure of Sharia
banks, start from the definition, history up to identify the difference with Conventional
banks. Since IDB (Islamic Development Bank) formed and Makkah Charter declared in
1976, so notice for Sharia banks have growth in world level. Research methode used for
this paper writing with library research. The sampling methode with purposive sampling.
With the method of collecting data through literature review, interviews and
documentation. The formulation of the problem in this paper is the epistemological and
ontological understanding of Sharia banks and understanding of historical designs so as
to analyze significant differences between Sharia banks and conventional banks. So it can
be concluded that the Sharia bank in epistemology has been arranged in a definitive sense,
legal basis, historicity. Whereas the axiological domain, BMT Tumang which has the
same system as a Sharia Bank is able to take part in accordance with ethics and economic
morals, although there are still some things that cannot be achieved due to social
conditions adjustments.

Keyword : Sharia banks, History of Sharia Bank, BMT Tumang


A. Latar Belakang
Realitas empiris dewasa ini menandakan adanya perubahan cukup
signifikan dalam pembaharuan Ekonomi di kalangan umat Islam. Terlebih sejak
tahun 1970an yang banyak bergelora gerakan-gerakan pembaharuan Islam dari
berbagai kalangan khususnya insan-insan pengkaji bidang ekonomi dan fiqih.
Kondisi beberapa negara di Asia dan Afrika pasca bebas dari penjajahan menjadi
salah satu wujud bergeraknya masyarakat Muslim menuju pengembangan
ekonomi, sosial, budaya dan politik yang progresif. Salah satu kegamangan
masyarakat kala itu adalah sisi perekonomian yang belum kuat. Ihwal banyak
negara-negara “Muslim” yang memiliki cadangan sumber daya alam yang
melimpah, namun pengelolaan dan pemberdayaannya masih belum maksimal.
Beberapa intelektual muslim kala itu mencoba mensintesiskan gagasan-gagasan
untuk merespons kondisi tersebut.
Syed Nawab Haider an-Naqvi misalnya mensitensiskan kedudukan etika
dan ilmu ekonomi dalam struktur yang Islami. Hegemoni barat dalam
imperialisme dan kolonialisme yang membentuk sistem ekonomi kapitalisme, di
lain sisi tersemarakkan ekonomi sosialis. Berhadapan dengan kondisi tersebut,
maka Nawab membentuk sintesanya bahwa dunia saat itu jauh lebih rumit
dibandingkan Abad Pertengahan karena jarak waktu yang sangat panjang. Tugas
ekonom Islam tak sekedar mengulang kembali masa lampau dalam sistematika
mekanis, melampaui itu harus merekonstruksi kebenaran pokok Islam di dunia
dan memadukan pengetahuan-pengetahuan yang telah berkembang untuk
membentuk kerangka yang segar dan baru.1
Pengembangan ekonomi Islam salah satu aspeknya dibentuk oleh
perbankan. Dengan kedudukan perbankan yang mampu merujuk ranah
masyarakat dari berbagai tingkatan dan memiliki daya kuasa penelusuran potensi
ekonomi umat serta memberdayakannya. Melihat kondisi yang demikian

1
Syed Nawab Haider Naqvi, Etika dan Ilmu Ekonomi : Suatu Sintesis Islami, terj. Husin Anis,
(Bandung: Penerbit Mizan, 1991) hlm. 52
menuntut Bank Syariah sebagai salah satu media Perbankan Syariah untuk
mencapai tujuan-tujuan ekonomi Islam yang bermoral dan beretika serta
membangun kesejahteraan umat. Dalam makalah ini merumuskan pengertian
secara epistemologis dan ontologis dari Bank Syariah serta memahami rancangan
historis sehingga dapat menganalisa perbedaan yang signifikan antara Bank
Syariah dan Bank Konvensional. Rumusan tersebut agar paradigma ilmu ekonomi
sebagai bagian dari ilmu sosial tidak bebas nilai dan tereduksi dari aspek
kulturalnya.2 Metodologi Penelitian dalam penulisan makalah ini menggunakan
metode kualitatif deskriptif berbasis kepustakaan. Pengumpulan data melalui
penelusuran hasil penelitian sebelumnya dalam buku maupun jurnal, serta
melakukan wawancara mendalam dengan metode purposive sampling. Analisa
data dilakukan dengan melakukan metode triangulasi agar didapatkan data dan
informasi yang valid dan sesuai.

B. Pengertian Bank dan Fungsinya


Bank Syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan
prinsip Syariah, yaitu aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan
pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau
kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan Syariah.3 Bank Syariah juga
dapat diartikan sebagai lembaga keuangan/perbankan yang operasional dan
produknya dikembangkan berlandaskan Al-Qur’an dan hadis.
Tujuan menegakan keadilan dapat diwujudkan Bank Syariah dengan
bersikap transparan dalam laporan keuangan, adil dalam pembagian keuntungan
dengan nasabah, dan adil dalam pembebanan setiap biaya jasa. Kesejahteraan
umat menurutnya juga dapat diwujudkan Bank Syariah melalui alokasi

2
Fikri Mubarok, “Basis Ilmu dan Ekonomi yang Manusiawi” dikutip dari
https://news.detik.com/kolom/4609702/basis-ilmu-dan-ekonomi-yang-manusiawi diakses 29 Agustus
2019.
3
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012) hlm.5
pembiayaan (financing) pada sektor-sektor yang membawa manfaat bagi
masyarakat luas.
Adapun dalam pembukuan standar akutansi yang dikeluarkan oleh
Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Instituon (AAOIFI)
dijelaskan tentang fungsi dan peran Bank Syariah, sebagai berikut:
1. Manajer investasi, yaitu Bank Syariah dapat mengelola investasi dana
nasabah.
2. Investor Bank Syariah, yaitu Bank Syariah dapat menginvestasikan dana yang
dimiliki ataupun dana nasabah yang dipercayakan kepadanya.
3. Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, yaitu Bank Syariah
dapat melakukan kegiatan jasa layanan perbankan sebagaimana lazimnya.
4. Pelaksanaan kegiatan sosial sebagai ciri yang melekat pada entitas keuangan
syariah, bank Islam juga memiliki kewajiban untuk mengeluarkan dan
mengelola (menghimpun, mengadministrasikan, dan mendistribusikan) zakat
serta dana-dana sosial lainnya.4

C. Dasar Hukum Bank Syariah


Berikut adalah ayat-ayat yang dapat dijadikan sebagai dasar Bank Syariah:
1. Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 275:

‫طا ُن ِم َن‬ َ ‫ش ْي‬ َّ ‫طهُ ال‬ ُ َّ‫ون إِ ََّل َك َما َيقُو ُم الَّذِي يَت َ َخب‬ َ ‫الر َبا ََل يَقُو ُم‬ ِ ‫ون‬ َ ُ‫ِين يَأ ْ ُكل‬
َ ‫الَّذ‬
َٰ
َّ ‫الربَا ۚ َوأ َ َح َّل‬
‫َّللاُ ا ْلبَ ْي َع َو َح َّر َم‬ ِ ‫ا ْل َم ِس ۚ ذَ ِلكَ بِأَنَّ ُه ْم قَالُوا إِنَّ َما ا ْلبَ ْي ُع ِمثْ ُل‬
ۚ ‫َّللا‬ِ َّ ‫ف َوأ َ ْم ُرهُ إِلَٰى‬ َ َ‫سل‬ َ ‫الربَا ۚ فَ َم ْن َجا َءهُ َم ْو ِع َظة ِم ْن ََر ِب ِه فَا ْنت َ َه َٰٰى فَلَهُ َما‬ِ
َ ‫اب النَّ ِاَر ۚ ُه ْم فِي َها َخا ِلد‬
‫ُون‬ ْ َ ‫َو َم ْن عَا َد فَأُو َٰلَئِكَ أ‬
ُ ‫ص َح‬

“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan


seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit
gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata

4
Khaerul Umam, Manajemen Perbankan Syariah, (Bandung: Pustaka Setia, 2013) hlm.15-19
(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah
telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang
telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari
mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum
datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang
kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya.” 5

2. Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 276:

ٍ ‫ب ُك َّل َكفَّ ٍاَر أ َ ِث‬


‫يم‬ ُّ ‫َّللاُ ََل يُ ِح‬ ِ ‫ص َدقَا‬
َّ ‫ت ۚ َو‬ َّ ‫الر َبا َويُ ْربِي ال‬
ِ ُ‫َّللا‬
َّ ‫ق‬ ُ ‫يَ ْم َح‬
”Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak
menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.”
6

3. Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 278-279:

ِ ‫َّللاَ َوذَ َُروا َما َب ِق َي ِم َن‬


‫الر َبا ِإ ْن ُك ْنت ُ ْم ُم ْْؤ ِم ِني َن‬ َ ‫َيا أَيُّ َها الَّذ‬
َّ ‫ِين آ َمنُوا اتَّقُوا‬
‫سو ِل ِه ۚ َو ِإ ْن ت ُ ْبت ُ ْم فَلَ ُك ْم‬ َّ ‫ب ِم َن‬
ُ ‫َّللاِ َو ََر‬ ٍ ‫) فَ ِإ ْن لَ ْم تَ ْفعَلُوا فَأْذَنُوا ِب َح ْر‬278(
‫ون‬ َ ‫وس أ َ ْم َوا ِل ُك ْم ََل ت َ ْظ ِل ُم‬
َ ‫ون َو ََل ت ُ ْظ َل ُم‬ ُ ‫َُر ُء‬
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan
sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka
jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah,
bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat
(dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak
menganiaya dan tidak (pula) dianiasya.” 7
Landasan hukum Bank Syariah di Indonesia, antara lain:

5
Tim Penerjemah Kemenag, Al-Qur’an Terjemah, (Cibinong, PUSTAKA AL-MUBIN) hlm.47
6
Ibid., hlm.47
7
Ibid., hlm.47
a) Undang-Undang No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang di ubah
menjadi Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan yang
menerapkan sistem ganda (dual banking system).
b) Undang-Undang No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia.
c) Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.8

D. Macam-macam Bank Syariah


Bank Syariah sebagai lembaga keuangan terbagi menjadi dua macam, yaitu:9
1. Bank umum syariah adalah Bank Syariah yang didalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank umum merupakan suatu
badan usaha yang kegiatan utamanya menerima simpanan dari masyarakat
dana atau pihak lainnya, kemudian mengalokasikannya kembali untuk
memperoleh keuntungan serta menyediakan jasa-jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
2. Bank pembiayaan rakyat syariah adalah Bank Syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.10

E. Sejarah Bank Syariah


Pelaksanaan fungsi-fungsi perbankan sebenarnya sudah ada sejak zaman
Rasulullah seperti, pembiayaan, penitipan harta, pinjam meminjam uang , dan
bahkan melaksanakan fungsi pengiriman uang. Tetapi, fungsi-fungsi perbankan
yang dilakukan pada masa itu masih sederhana dan perorangan sehingga belum
terlembagakan secara sistematis. Sebenarnya Islam juga telah memiliki aturan
yang komprehensif mengenai hukum-hukum dalam perekonomian yang
tercantum dalam Alqur’an, hadis, dan buku-buku karya ulama.11 Perbankan
Syariah pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan istilah “Islam”, karena

8
Helmi Haris, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Gerbang Media,2015) hlm.2-3
9
Burhanuddin, Hukum Bisnis Syariah, (Yogyakarta: UII Press, 2011) hlm.118
10
Ibid., hlm.119
11
Sri Indah Nikensari, Perbankan Syariah Prinsip, Sejarah dan Aplikasinya , (Semarang :
Pustaka Rizki Putra, 2002), hlm. 59
dikhawatirkan rezim yang berkuasa akan memandangnya sebagai gerakan
fundamentalis. Pemimpin perintis usaha ini Ahmad Al-Najjar mengambil bentuk
sebuah bank simpanan yang berbasis profit sharing (pembagian laba) di kota Mit
Ghamr tahun 1963.12
Eksperimen ini berlanjut hingga tahun 1967, dan sudah berdiri 9 bank
dengan konsep seperti Mesir. Bank-bank ini tidak memungut maupun menerima
bunga sebagian besar berinvestasi pada usaha perdagangan dan membagi
keuntungan yang didapat dengan para penabung. Pada tahun 1974 berdiri Islamic
Development Bank (IDB) yang disponsori oleh negara-negara yang tergabung
dalam Organisasi Konferensi Islam, walaupun utamanya bank tersebut adalah
bank antar pemerintah yang bertujuan untuk menyediakan dana untuk proyek
pembangunan di negara-negara anggotanya. IDB menyediakan jasa finansial
berbasis fee dan profit sharing untuk negara-negara tersebut dan secara eksplisit
menyatakan diri berdasar pada syariah Islam.13
Untuk mengimbangi adanya bank dunia konvensional, maka berdirilah
DMI (Darul Mal al-Islam), al barkah, al Rajihi, da Kuwait Finance House. Di
belahan negara lain pada kurun 1970-an sejumlah bank berbasis Islam kemudian
muncul. Di Timur Tengah antara lain berdiri Dubai Islamic Bank (1975), Faisal
Islamic Bank of Sudan (1977), Faisal Islamic of Egypt (1977), Bahrain Islamic
Bank (1979).14 Di Asia Pasifik Phillipine Amanah Bank (1973) melalui dekrit
presiden, di Malaysia tahun 1983 berdiri Muslim Pilgrims Savings Corporation
yang bertujuan membantu mereka yang ingin menabung untuk menunaikan
ibadah haji. Bank Islam bukan hanya didirikan dan dimiliki oleh negara atau
kelompok muslim, tetapi juga perbankan barat yang cukup besar ikut terlihat
dalam pendirian Bank Islam seperti, United Kingdom, USA, Kanada, ,dll.
Setidaknya ada tiga lembaga keuangan barat menginvestasikan dananya untuk
pendirian lembaga keuangan Islam, Citibank (USA), ABN Amro (Eropa), ANZ

12
Ibid., hlm. 60
13
Ibid., hlm. 60
14
Ibid., hlm. 61
(Australia). Citibank mendirikan City Islamic Investmen Bank dan ABN
mendirikan ABN Amro Global Islamic Financial Service di Bahrain. Di Indonesia
pelopor perbankan syariah adalah Bank Muamalat Indonesia. Berdiri tahun 1991,
bank ini diprakarsai oleh MUI dan pemerintah sertadukungan dari Ikatan
Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha muslim. Bank
ini sempat terimbas oleh krisis moneter pada akhir tahun 90-an sehingga
ekuitasnya hanya tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan
suntikan dana kepada bank ini pada periode 1999-2002 dapat bangkit dan
mengahsilkan laba. Saat ini keberadaan Bank Syariah di Indonesia telah diatur
dalam UU No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan UU No. 7 Tahun 1992 tentang
perbankan. Pada tahun 2007 terdapat 3 institusi Bank Syariah di Indonesia yaitu
Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah.
Sementara bank umum yang telah memiliki unit usaha syariah adalah 25 bank,
diantaranya merupakan bank besar seperti Bank Negara Indonesia (Persero) dan
BRI. Sistem syariah juga telah digunakan oleh Bank Pengkreditan Rakyat, saat
ini telah berkembang 104 BPR Syariah. Dan pada tahun 2012, ada 11 BUS, 24
UUS, 155 BPR Syariah.15
Realitas di lapangan, perkembangan Bank Syariah atau BMT cukup
signifikan. Sebagai contoh adalah BMT Tumang yang berdiri sejak tahun 1998
mampu membuka 23 cabang. Tahun 2012 BMT ini hanya 6 cabang kemudian
setelah tahun 2013 melakukan akselerasi sampai hari ini sudah ada 23 cabang,
sehingga terdapat penambahan 17 cabang dalam kurun waktu 7 tahun. Hal yang
menyebabkan penambahan tersebut, sebab BMT saat dahulu hanya mendapatkan
izin regional Jawa Tengah. Pada tahun 2013 berhubung BMT akan memperluas
cabangnya di Indonesia sehingga harus mencari izin regional, dengan syarat
minimal di pulau jawa harus ada cabangnya. BMT di seluruh provinsi di pulau

15
Ibid., hlm. 62
jawa sudah ada kecuali di Jawa Barat. Sehingga target kedepannya BMT akan
mendirikan di Jawa Barat agar bisa mendapatkan Izin nasional.16

F. Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah


Perbankan di Indonesia menganut sistem ganda yaitu bank konvensional
dan Bank Syariah. Kedua bank tersebut memiliki perbedaan yaitu, pada bank
konvensional terdapat dua perjanjian yang saling terpisah. Pertama, perjanjian
antara pihak bank dan nasabah penabung yaitu penabung menaruh dananya di
bank tersebut dengan mendapat sejumlah presentase tertentu bunga dari pihak
bank. Kedua, perjanjian antara pihak bank dan nasabah peminjam, yaitu bank
meminjamkan dananya kepada nasabah peminjam dan berhak mendapatkan
sejumlah presentase tertentu bunga dari nasabah peminjam.17 Keuntungan bank
adalah dengan mengambil selisih tingkat bunga dari yang ditawarkan kepada
nasabah penabung dengan tingkat bunga yang dikarenakan kepada nasabah
peminjam. Adapun pada Bank Syariah terdapat kesatuan perjanjian antara bank
dan nasabah penabung dan antara bank dan nasabah pembiayaan. Nasabah
penabung menaruh danannya di Bank Syariah dengan mendapatkan sejumlah
nisbah bagi hasil. Kemudian dana tersebut digunakan untuk pembiayaan kepada
nasabah pembiayaan, dan bank mendapatkan sejumlah tertentu nisbah bagi hasil
atas usaha yang dibiayai tersebut. Ada beberapa ciri-ciri Bank Syariah yang
membedakan dengan bank konvensional saitu sebagai berikut :18
1. Beban biaya yang disepakati bersama ada waktu akad perjanjian
diwujudkan dalam bentuk jumlah nominal yang besarnya tidak kaku dan
dapat dilakukan dengan kebebasan untuk tawar menawar dalam batas wajar.
2. Penggunaan presentase dalm hal kewajiban untuk melakukan pembayaran
selalu dihindari karena presentase bersifat melekat pada sisa utang

16
Perwakilan Pimpinan KSPPS BMT Tumang, Wawancara Pribadi, 28 Agustus 2019 Jam
12.30-13.20. Dikutip dengan ijin.
17
Nur Rianto Al Arif, Lembaga Keuangan Syariah, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm. 106
18
Ibid., hlm. 108
meskipun batas waktu perjanjian telah berakhir, sehingga yang
dipergunakan adalah nisbah bagi hasil.
3. Dalam kontrak-kontrak pembiayaan proyek, Bank Syariah tidak
menerapkan perhitungan berdasarkan keuntungan pasti yang ditetapkan
dimuka.
4. Pegerahan dana masyarakat dalam bentuk deposito tabungan oleh
penyimpan dianggap sebagai titipan (wadi’ah), sedangkan bagi Bank
Syariah dianggap sebagai titipan yang diamanatkan sebagai proses
penyertaan dana pada proyek-proyek yang dibiayai bank. 19
5. Terdapatnya Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam struktur organisasi
Bank Syariah uang bertugas mengawasi operasionalisasi bank dari sudut
syariahnya. Unsur Dewan Pengawas Syariah inilah yang membedakan
struktur organisasi antara Bank Syariah dan konvensional.20

Adapun perbedaan-perbedaan lainnya antara Bank Konvensional dan Bank


Syariah, sebagai berikut :21

Bank Syariah Bank Konvensional


Melakukan investasi halal Investasi yang halal dan haram
Berdasarkan prinsip bagi hasil, jual
Memakai perangkat bunga
beli dan sewa
Profit dan falah oriented Profit oriented
Hubungan dengan nasabah dalam Hubungan dengan nasabah dalam
bentuk hubungan kemitraan bentuk hubungan debitur-kreditur
Penghimpunan dan penyaluran
dana harus sesuai dengan fatwa Tidak terdapat dewan sejenis
DPS

Sedangkan kaitannya dalam BMT dengan Bank Syariah yang


membedakan hanyalah dari naungan Kementerian. BMT berada di bawah
naungan Kementrian Koperasi dan UKM sehingga, BMT ini merupakan koperasi

19
Ibid., hlm. 107-108
20
Ibid., hlm. 108
21
Ibid., hlm. 109
yang menjalankan usahanya melaui prinsip syariah, sedangkan kebanyakan Bank
Syariah berada di bawah naungan BUMN.22

Realitasnya karena BMT mengedepankan prinsip untuk memberi


kemanfaatan kepada banyak masyarakat secara bertahap. BMT memberikan
pinjaman kepada masyarakat dengan nominal yang sedikit dengan jumlah
anggota yang banyak bukan dengan nominal yang besar seperti yang dilakukan
oleh bank syariah. Apabila BMT memberikan jumlah pinjaman yang besar pada
anggota membutuhkan proses yang lama seperti harus mencari seluk beluk
anggotanya seperti apa, jenis usaha yang dijalankan, dll, sehingga akan
melakukan penanganan yang lebih ketat dibandingkan dengan anggota yang
meminjam dengan nominal yang sedikit.23

G. Kesimpulan
Bank Syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan
prinsip Syariah, yaitu aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan
pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau
kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan Syariah.
Fungsi Bank Syariah yaitu Pertama sebagai Manajer investasi, yaitu Bank
Syariah dapat mengelola investasi dana nasabah. Kedua, Investor Bank Syariah,
yaitu Bank Syariah dapat menginvestasikan dana yang dimiliki ataupun dana
nasabah yang dipercayakan kepadanya. Ketiga, Penyedia jasa keuangan dan lalu
lintas pembayaran, yaitu Bank Syariah dapat melakukan kegiatan jasa layanan
perbankan sebagaimana lazimnya. Keempat, Pelaksanaan kegiatan sosial sebagai
ciri yang melekat pada entitas keuangan syariah, bank Islam juga memiliki
kewajiban untuk mengeluarkan dan mengelola (menghimpun,
mengadministrasikan, dan mendistribusikan) zakat serta dana-dana sosial lainnya.

22
Perwakilan Pimpinan KSPPS BMT Tumang, Wawancara Pribadi, 28 Agustus 2019 Jam
12.30-13.20. Dikutip dengan ijin.
23
Ibid.,
Dasar hukum dibentuknya Bank Syariah dari beberapa ayat Al-Quran dan
juga dari Undang-undang yang mengatur mekanisme Bank Syariah. Sedangkan
di ranah implementasi, Bank Syariah terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah.
Perbedaan dari Bank Sayariah dan Konvensional adalah pada bank
konvensional terdapat dua perjanjian yang saling terpisah, sedangkan pada Bank
Syariah terdapat kesatuan perjanjian antara bank dan nasabah penabung dan
antara bank dan nasabah pembiayaan.
Daftar Pustaka

Buku

Naqvi,Syed Nawab Haider, Etika dan Ilmu Ekonomi : Suatu Sintesis Islami,

Bandung: Penerbit Mizan, 1991.

Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2012.

Umam, Khaerul, Manajemen Perbankan Syariah, Bandung: Pustaka Setia, 2013.

Haris ,Helmi, Manajemen Dana Bank Syariah, Yogyakarta: Gerbang

Media,2015.

Burhanuddin, Hukum Bisnis Syariah, Yogyakarta: UII Press, 2011.

Nikensari,Sri Indah, Perbankan Syariah Prinsip, Sejarah dan Aplikasinya ,

Semarang : Pustaka Rizki Putra, 2002Arif , Nur Rianto Al, Lembaga Keuangan

Syariah, Bandung: Pustaka Setia, 2012.

Internet

Fikri Mubarok, “Basis Ilmu dan Ekonomi yang Manusiawi” dikutip dari

https://news.detik.com/kolom/4609702/basis-ilmu-dan-ekonomi-yang-manusiawi

diakses pada 29 Agustus 2019.

Wawancara

Perwakilan Pimpinan KSPPS BMT Tumang, Wawancara Pribadi, 28 Agustus

2019 Jam 12.30-13.20.


Lampiran 1

Transkrip Wawancara dengan Perwakilan Manager BMT Tumang Cabang Kartasura

28 Agustus 2019; Pukul 12.30-13.20; Bertempat di Kantor BMT Tumang Cabang


Kartasura

Oleh : Muhammad Fikri Mubarok; Uly Alfinda Salsabila; Rozinatul Malihah

Narasumber : Perwakilan Pimpinan KSPPS BMT Tumang

Fikri : Apakah perbedaan BMT dengan Bank Syariah ?

Narasumber : Yang membedakan BMT dengan Bank Syariah adalah BMT berada di
bawah naungan Kementrian Koperasi dan UKM sehingga, BMT ini merupakan koperasi
yang menjalankan usahanya melaui prinsip syariah, sedangkan kebanyakan Bank Syariah
berada di bawah naungan BUMN. Perbedaan lainnya adalah modal awal BMT masih
kecil dibandingkan dengan Bank Syariah karena BMT bentuknya koperasi yang kegiatan
usahanya simpan pinjam dengan sesama anggota dengan nominal yang tidak banyak dan
dibatasi hingga 300 juta saja, sedangkan Bank syariah itu sudah perusahaan besar. Pangsa
pasar antara BMT dengan Bank Syariah itu berbeda kalau BMT ditujukan pada
masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah kebawah sedangkan Bank Syariah
ditujukan pada masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah keatas. Dana dari BMT
berasal dari seluruh anggota sedangkan Bank syariah berasal dari pihak asing yang
memberikan bantuan. Mengenai sistem, akad, penanganan antara BMT dan Bank Syariah
itu tidak ada yang membedakan

Fikri : Bagaimana perkembangan dari BMT ?

Narasumber : Perkembangan BMT Tumang sampai sekarang sudah ada 23 cabang di


umur 21 tahun.

Fikri : Bagaimana menghadapi persaingan dengan BPRS ?

Narasumber : Hal tersebut tergantung pada marketingnya, apabila di dalam suatu


wilayah sudah ada BPRS yang menguasai wilayah tersebut maka BMT harus lebih unggul
dalam menarik simpati masyarakat yang tergabung dalam anggota BPRS tersebut.

Fikri : Apakah yang menyebabkan penambahan cabang BMT ?


Narasumber : Tahun 2012 BMT hanya 6 cabang kemudian setelah tahun 2013 BMT
melakukan akselerasi sampai hari ini sudah ada 23 cabang, jadi ada penambahan 17
cabang dalam kurun waktu 7 tahun. Hal yang menyebabkan penambahan tersebut karena,
BMT dahulu hanya mendapatkan izin regional Jawa Tengah. Pada tahun 2013 berhubung
BMT akan memperluas cabangnya di Indonesia sehingga harus mencari izin regional,
dengan syarat minimal di pulau jawa harus ada cabangnya. BMT di seluruh provinsi di
pulau jawa sudah ada kecuali di Jawa Barat. Sehingga target kedepannya BMT akan
mendirikan di Jawa Barat agar bisa mendapatkan Izin nasional.

Fikri : Bagaimana akselerasi yang didapatkan oleh BMT apabila pangsa pasar
ditujukan pada masyarakat tingkat ekonomi menengah ke bawah ?

Narasumber : Karena BMT mengedepankan prinsip untuk memberi kemanfaatan


kepada banyak masyarakat secara bertahap. BMT memberikan pinjaman kepada
masyarakat dengan nominal yang sedikit dengan jumlah anggota yang banyak bukan
dengan nominal yang besar seperti yang dilakukan oleh bank syariah. Apabila BMT
memberikan jumlah pinjaman yang besar pada anggota membutuhkan proses yang lama
seperti harus mencari seluk beluk anggotanya seperti apa, jenis usaha yang dijalankan,
dll, sehingga akan melakukan penanganan yang lebih ketat dibandingkan dengan
anggota yang meminjam dengan nominal yang sedikit.

Narasumber : Misalkan dalam kurun waktu satu minggu, kita menyerang ekonomi
menengah keatas kita dalam satu minggu bisa membuang satu juta dalam satu orang.
Diekonomi kebawah, mungkin perA 5 juta tapi kita bisa saja cari sekitar 20 orang dalam
satu minggu.

Fikri : Secara kuantitatif lebih banyak dan bermanfaat

Narasumber : Karena apa, ketika maaf nyuwun sewu kita mau menjaga 100 juta gak
mungkin orang dateng, mas saya mau pembiayaan diBMT Tumang 100 juta gak
mungkin. Kita harus survei, kita cari seluk beluknya dia, pekerjaan dia, ada permasalahan
atau tidak.

Rozi : berarti semua itu harus sesuai prosedurnya pak?

Narasumber : Ya semua itu ada prosedurnya masing-masing. Ibarat memperlakukan


orang yang kecil dan besar itu kan beda gak sama. Kita mau beli mobil yang seharga 100
juta dengan mobil yang seharga 20 juta. Itu kan pemilik atau pengurus shorumnya akan
memperlakukan beda dan juga penanganannya beda. Mungkin akan lebih sayang dan
prefer sama mobil yang seharga 100 juta. Jadi itu prosesnya lama sekali dapet banyak.
Kalo yang menengah kebawah prosesnya cepat cuman dalam sebetulnya ketemunya itu
hampir sama cuman kita harus bekerja lebih keras. Misalnya dalam satu minggu hanya
survei dapet 2 untuk mendapatkan nominal besar kita dalam satu minggu survei bisa
mendapatkan 20 sampai dengan 30.

Fikri : tapi ada arah untuk menegah keatas gak sih pak?

Narasumber : ya mungkin ada cuman itu ketika kita mendapatkan yang besar itu
menghabiskan enegi ya kita selingi ke rakyat yang kecil. Ada yang kita serang dari kaum
menengah keatas tapi ya tidak semuanya kan ekonomi menengah keatas paling banyak
menengah kebawah. Paling banyak ngetren dimasyarakat itu ambilnya kendaraan karena
akadnya paling aman dan di Bmt juga paling aman. Karena akad murabahah mau ngga
mau akad jual beli si pembeli sudah menyepakati harga belinya kecuali akad mudharabah
atau yang anak cabangnya itu misalkan kalo mereka merugi kita juga harus merugi seperti
itu.

Fikri : kan kalo di sistem ekonomi syariah itu ada provit sharing sama revenue
sharing. nah apakah di Bmt juga menggunakan sistem itu pak?

Narasumber : kalo yang di mudharabah kan profit sharing tapi kita menghindari itu
karena banyak subhat. Kalo mereka untung banyak tapi mereka laporannya gak
banyak.dimanipulasi lah. Kalo mereka merugi wah ibaratnya dari ujung Rt sampai ujung
Rt lagi semuanya akan tahu kalo kita merugi. Ya yang paling aman itu di murabahah.
Harga sekian ambil dari deller sekian dijual ke anggota sekian semuanya setuju dah
diambil berapa kali angsuran selesai.

Fikri : kalo ini pak jika menghadapi bank konvensional dengan modal yang
besar, bagaimana tanggapan dari Bmt ini pak ?

Narasumber : oh itu sudah ada pos-posnya sendiri. Bank besar tidak mungkin
menyerang wilayah koperasi. Koperasi tidak mungkin menyerang wilayah bank besar.
Semuanya itu kaya sudah dipetakan sesuai dengan wilayahnya sendiri. Saya gak mungkin
masuk kedalam perusahaan dan Bank gak mungkin masuk kedalam mikro. Karena bank
ibarat minimal mengambil uang 100 juta ambil ya sekarang deh coba diibaratkan hanya
jualan gorengan penghasilan pas-pasan ibaratnya juga gak bakal mungkin kan kalo ambil
100 juta. Jadi mereka wilayahnya sudah beda. Secara realnya itu masih dalam satu
wilayah tapi kan dalam satu wilayah berbeda beda ada yang kaya dan yang biasa. Kita ya
gak mungkin akan menawari orang yang usahanya sudah besar pasti modal yang
dibutuhkan mereka kan juga besar itu sudah area bank. Kalo kita dari yang menengah
menengah saja. Mereka gak akan menyerang area mikro. Kalaupun mereka akan
menyerang area mikro itu sudah ada bagiannya sendiri. Seperti di mandiri itu ada mandiri
syariah mikro. Saya pernah lihat digemolong ada kalo disolo belum ada. Itu menyeragnya
yang didaerah plosok-plosok itu untuk mengimbangi BMT, Koperasi.

Fikri : jadi sebenarnya permodalan itu, kaya apa ya dulu saya pernah ikut kaya
apa dari BSM Bank Syari’ah memaparkan memberikan gambaran keuangan. Masyarakat
itu masih melihat bank syariah dengan bank konvensional itu sama. Menanggapi hal
seperti itu bagaimana pak?

Fikri : ya memang dimasyarakat seperti itu. Kita bilang bagi hasil sudah maju
mereka bilangnya masih kuno seperti itu. Kadang bicara akad, akad itu apa to mas? Kalo
di bank titil wae langsung dikasihke disini kok kalo BMT harus datang ke kantor, bawa
suami istri, bawa persyaratan ribet banget seperti itu. Memang masyarakat itu kita itu
walaupun sudah ada bendera syariah taunya ya kita itu masih konven sama aja. Ya gini
loh podo-podo yang utang karena apa bedanya jual beli dan ribanya itu bedanya tipis.
Hampir sama bedanya cuman diakad

Fikri : Kan kalo diekonomi Islam itu ada namanya tidak hanya saja diperbankan
pak, ada yang namanya ziswaf, infaq, la salah satunya itu diinvestasikan pak infaqnya.
Kalo di BMT sendiri mengistilahkannya investasi itu apa. Ya atau mungkin apakah ada
program-program dari BMT-nya pak ?

Narasumber : kalo di Bmt itu ada program pemberdayaan masyarakat ada. Kita
membuat program lebih untuk ke masyarakat umum, penyantunan anak yatim, dan itu
sumber dananya itu yang pertama dari tabungan baru dan yang kedua dari potongan zakat
perbulan nisbah dari simpanan. Dari simpanan itu perbulan ada nisbah sekalian itu
dipotong 2,5% masuknya ke baitum mal. Tapi ini dari hal dari nisbahnya tapi kalo dari
untuk pokok yang mereka simpankan disini mereka masih berkewajiban tetapi dalam
batasan tertentu. Jadi mereka ada nishabnya ketika harus mengeluarkan zakat sekian ratus
juta ketika mau mengeluarkan sendiri gapapa tapi kalo misal juga mau dipotong dari BMT
juga bisa tapi dari nisbahnya itu mereka sudah tidak berkewajiban karena sudah dipotong
2,5%. Termasuk ini kalo program ekonominya juga ada.

Narasumber : Kalo untuk program ekonominya ada, pendidikan ada, jadi kalo soal
sosial keagamaanitu setiap ibaratnya setahun sekali itu di Idul Adha, terus kalo di bulan
puasa itu kayak santunan, besok bulan muharram (juga), sebetulnya itu juga sudah
tercover dari dana ini kalo ada dari masyarakat atau karyawan BMT yang mau
menambahkan biar lebih mantep shodaqohnya “saya mau shodaqoh sekalian dengan
paket itu” itu sudah ada. Kalo program ekonomi itu di ini jadi membuat suaru kelompok
usahadi daerah desa-desa dalam suatu masyarakat di himpun tak kasih modalini
akadnya qardh. Iya akadnya qardh, dikasih pinjam modal dalam satu tahun silahkan
diangsur nanti untuk apa untuk pemasaran bisa dibantu untuk ini misalkan mereka
adminnya nanti bisa dibantu dari BMT. Itu untuk pendidikan di beasiswa beasiswa
dimulai dari SD sampai SMA.

Fikri : Jadi sudah berjalan sejak berapa tahun pak itu?

Narasumber : Kalo itu sudah lama, sudah sejak ada baitul, baitul maalnya berdiri kan
baru sama BMT kan BMT itu kan Baitul Maal wa tamwil. Itu sudah ada.

Fikri : Berarti sudah ada dari dulu ya?

Narasumber : Iya sudah ada. Kalo membangun keluarga utama itu di kantor cabang
terdekat itu dibuat suatu kelompok, suatu kelompok pengajian. Itu nanti setiap bulan
kita datang kesana kita kasih dana untuk konsumsi kita datangkan ustadz atau mereka
punya ustadz sendiri ya monggo. Yang jelas media dakwah kita itu tidak hanya lewat ini
muamalah aja. Kita terjun ke masyarakat juga, termasuk lewat buletin setiap bulan.
Nanti bisa diambil di kasir itu minta boleh.

Fikri : Oh iya pak,

Narasumber : Nah ada buletin BMT itu. Dan itu mumpung bulan ini judulnya agak
menarik.

Fikri : Apa itu pak?

Narasumber : Nanti bisa dilihat, berkaitan dengan jurusan jenengan itu. Berkaitan
dengan yang kita diskusikan ini.

Fikri : Menarik ini, hehehe...

Narasumber : Silahkan ambil gratis ndak usah bayar. Itu..

Uly : Berarti yang tentang ini tadi, berarti survei di beberapa tempat atau
gimana pak?

Narasumber : Yang mana?

Uly : Yang membangun keluarga itu tadi pak.

Narasumber : Setiap cabang. Setiap cabang itu cari.

Uly : Oh di cari.
Narasumber : Ya, secara garis besar secara gampangnya kita cari nak yen di daerah
itu kan udah banyak mungkin pengajian-pengajian. Tapi kalo kita lihat yang agak-agak
ke utara sedikit, Nogosari, Ngemplak dan yang lainnya itu kan ya mungkin udah ada
tapi belum semua, lah yang belum itu daerah mana. Masyarakat kira-kira mau nggak
kita adakan pengajian disini setiap bulannya, seperti itu. Dan tidak hanya ke
masyarakat, termasuk ke pengelola pun sama setiap bulan dua bulan sekali dikumpulkan
untuk ini pengajian mengembangkan keluarga utama, semuanya.

Fikri : Karena dibangun dari yang paling kecil, yaitu keluarga pak ya?

Narasumber : Iya, begitu.

Fikri : Kalo dari majalah itu setiap berapa bulan?

Narasumber : Dua bulan sekali, kadang tiga bulan. Tergantung ini, yang penting
dalam satu tahun itu kelihatannya 5-6 kali terbit.

Fikri :Dan itu yang mengisi rubrik-rubriknya itu dari temen-temen BMT
sendiri pak, atau ?

Narasumber : Ya, dan dari masyarakat. kita cari dari masyarakat termsuk dari
testimoni stelah hijrah ke syariah itu bagaiamana ta. Sebetulnya dulu dosen di IAIN juga
kerja di sini sekarang jadi direktur marketing disini tapi sekarang di AAS gak di IAIN
lagi.

Fikri :Oh STIE AAS itu, pak siapa itu ya?

Narasumber : Harun Santoso,

Fikri : Oh tidak mengajar di Syariah itu, atau kami tidak tahu mungkin pak.

Narasumber : Udah pindah, udah 5 tahun. kalau mau ikut pengajian beliau besok
tanggal 2 di sambi tentang ekonomi syariah. di lampu merah bangak belok masuk
sekitar 5 kilo, di masjid jami’ sambi. Besok tanggal 2 September jam tujuh. Atau lewat
bandara nanti ada pertigaan ambil kiri nanti dah sampai, kalau lewat situ sekitar 10 kilo.
Itu yang nyaosi beliau.

Fikri : Itu rutin ya pak?

Narasumber : Belum tahu, itu undangan. Kalau mau ikut pengajian beliau yang pasti
itu ada di Masyarakat Tanpa Riba Boyolali itu ada, kalo di Solo jarang. Sering ngisi
disitu setiap hari Minggu, tapi tempatnya kayaknya pindah-pindah. Jadi yang dibahas
itu bukan teori seperti yang dikuliah, tapi kejadian di lapangan itu seperti apa. Praktek-
prakteknya yang salah itu seperti apa yang bener itu seperti apa, itu dibahas. Itu sebagai
bahan, besok kan tanggal 2 kan tinggal beberapa hari lagi.

Fikri : Iya, 4 hari pak

Narasumber : Kalo mau menggali lebih dalam di masjid Jami’Sambi jam tujuh setelah
sholat isya. Udah tau to sambi?

Fikri : Iya pak, pakai google maps.

Narasumber : Enggak jauh,

Uly : Kalo disini ada berapa karyawan pak?

Narasumber : Kalo yang disini ada 11,

Uly : Emang setiap cabang itu ada 11 atau gimana pak?

Narasumber : Variatif, kalo yang baru dibuka belum lama dibawah dua tahun itu
paling 4-5, yang sudah cabang tua kan ada, ada beberapa cabang yaang tua aslinya awal
itu 15-16.

Fikri : Kalo yang paling awal dimana?

Narasumber : Ya, di Tumang-nya. Tumang itu kan nama daerah di Boyolali, di


Cepogo. Ada yang asli Boyolali?

Fikri : Saya Klaten pak,

Narasumber : Mbak e?

Uly : Solo pak.

Narasumber : Ohh,

Rozi : Saya Purwodadi.

Narasumber : Oh Purwodadi jauh,

Narasumber : Jadi itu di lereng merapi sana.

Uly : Selo pak?

Narasumber : Sebelum, jadi kalo njengengan semua ke arah selo itu kan lewati pasar
Cepogo itu, nah itu kan masuk kecamatan situ. Termasuk cabang besar, sebelum pasar
Cepogo, kalo dari sini naik sebelum tikungan ke kanan kan itu lurus terus itu. sebelum
tikungan ke kanan itu kanan jalan itu cabang besar di Cepogo, cabang tua cabang besar.
Yang di Selo juga ada deket obyek wisata sana juga ada. Jadi Tumang berawal dari
Desa namanya Tumang. Sejarahnya ada di sini (sembari menunjuk pada layar komputer
yang sedang menampilkan website BMT Tumang) sejarah. Jadi dari Tumang, dari desa
Tumang ketika itu tahun 98. Kalo mau main ke Tumang silahkan, boleh. Kalo mau,
disana cabangnya juga ada, Cuma kalo kantor pusat kita duludi Tumang tapi sekarang
sudah pindah. Sekarang itu, kalo njenengan ke arah Semarang setelah kota Boyolali itu
setelah terminal ada masjid bani adam kanan jalan itu sebelahnya, atau lebih tepatnya
atau lebih gampang, tahu garasi Bus Pandawa 87 sebelum Pom Bensin.

Fikri : Mungkin itu pak, tentang ini kita juga masih belajar ekonomi syariah.

Narasumber : Nah kalo misalnya nanti ada yang kurang jelas bisa dilihat disini,
karena website sudah agak komplit lah. Apa yang dibutuhkan kecuali kalo sudah
praktek lapangan.

***
Lampiran 2
Foto bersama Perwakilan Pimpinan BMT Tumang Cabang Kartosuro

You might also like