Professional Documents
Culture Documents
ID Antimicrobial Activity of N Hexane Extra PDF
ID Antimicrobial Activity of N Hexane Extra PDF
Abstract Antimicrobial assay of n-hexane plant extracts against Escherichia coli and Staphylococcus aureus
had been done. Extraction with n-Hexane of the flowers yielded 2,08% of extract, while leaves and stems
yielded 3,21% and 2,19% of n-hexane extracts, respectively. The extracts showed different activity against
both bioindicators. The leaves extracts showed the strongest activity indicated by wider diameters of
inhibition zone, 19,7 mm against E. coli and 13,3 mm against S. aureus at 10% of the extracts’
concentration. At the same concentration (10%), the steam and flower extracts showed less inhibitory
activities with 11,3 mm and 8,3 mm against E. coli, and 12,0 mm and 11,0 mm against S. aureus. At the
lowest concentration of the extracts, the leaves extracts showed the strongest activity against E. coli (14,3
mm) while the steam extracts showed highest inhibitory activity against S. aureus ( 7,7 mm). Based on
antimicrobial assay, it was suggested that the leaves extracts demonstrated strongest activity than other
extracts. It was assumed that leaves extracts contained more secondary metabolite than flowers and steams,
and the leaves have phenol compounds which are not present in other extracts.
Keywords: Red frangipani (Plumeria rocea), secondary metabolites, antimicrobial activity, Escherichia
coli, and Staphylococcus aureus.
28
Antimicrobial Activity of N-Hexane Extracts of Red Frangipani (Plumeria rocea)
(Muhammad Ali Husni, Hira Helwati, dan Nuraini)
_____________________________________________________________________________________________________________
tumbuhan ini mempunyai genus yang sama. berat ekstrak dibagi dengan berat sampel awal dan
Senyawa metabolit sekunder umumnya terdiri dikali seratus persen. Ekstrak pekat disimpan
dari senyawa non polar, semipolar dan polar. untuk dilakukan uji selanjutnya.
Melalui penelitian ini ingin dipelajari aktivitas
senyawa metabolit sekunder dari ekstrak non
polar (n-heksana) bunga, daun dan kulit batang Uji Alkaloid
tumbuhan P. rocea terhadap jenis bakteri Gram
positif (S. aureus) dan bakteri Gram negatif (E. Sampel segar tumbuhan kamboja merah sebanyak
coli). 3 g digerus dan dibasakan dengan amonia sampai
basah. Selanjutnya ditambahkan 10 mL
kloroform, dan disaring. Filtrat yang dihasilkan
II. METODOLOGI ditambahkan asam klorida 5 N sebanyak 10 mL,
dikocok kuat-kuat, didiamkan sampai larutan
Alat asam klorida dan kloroform memisah. Lapisan
asam klorida diambil dan dibagi dalam tiga
Peralatan yang digunakan adalah perangkat rotary tabung, dimana masing-masing tabung diuji untuk
evaporator, labu maserasi, labu ekstraksi, cawan mengetahui keberadaan alkaloid dengan
petri, erlenmeyer, labu ukur, gelas ukur, menggunakan reagen Mayer, reagen Dragendorff
timbangan dan penyemprot, perangkat distilasi, dan reagen Wagner. Perlakuan yang sama juga
corong, kertas saring, gelas kimia, tabung reaksi dilakukan pada ekstrak n-heksana.
dan rak tabung.
Uji Flavonoid
Ekstraksi
Sampel tumbuhan kamboja merah sekitar 2-4
Sebanyak ± 1 kg sampel kamboja merah (kulit gram digerus, kemudian diekstraksi dengan
batang, daun dan bunga) dibersihkan, metanol dan dipekatkan. Ekstrak metanol
dikeringanginkan, dihaluskan dan dimaserasi diekstraksi dengan n- heksana Residu diekstraksi
dengan pelarut n-heksana selama 3x24 jam. dengan 10 mL etanol 80%, selanjutnya
Proses maserasi dilakukan berulang-ulang sampai ditambahkan 0,5 g logam Mg dan HCl 0,5 M, jika
diperoleh larutan jernih. Selanjutnya disaring, timbul warna endapan merah muda/ungu positif
fitrat diuapkan dengan rotary evaporator untuk menunjukkan adanya flavonoid. Perlakuan yang
menghasilkan ekstrak pekat. Ekstrak yang sama juga dilakukan pada ekstrak n- heksana.
diperoleh ditentukan rendemennya dengan cara
29
Antimicrobial Activity of N-Hexane Extracts of Red Frangipani (Plumeria rocea)
(Muhammad Ali Husni, Hira Helwati, dan Nuraini)
_____________________________________________________________________________________________________________
30
Antimicrobial Activity of N-Hexane Extracts of Red Frangipani (Plumeria rocea)
(Muhammad Ali Husni, Hira Helwati, dan Nuraini)
_____________________________________________________________________________________________________________
dapat diasumsikan bahwa tumbuhan kamboja ekstrak n-heksana dari bunga yang mempunyai
merah juga bisa digunakan untuk pengganti kandungan terpenoid dan fenol sehingga memiliki
tumbuhan kamboja putih (P. alba) sebagai aktivitas yang lebih tinggi dari ekstrak daun dan
pembuatan bahan dasar obat-obatan. batang yang mengandung alkaloid, steroid dan
terpenoid [9], serta ekstrak daun P. rubra
menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap E.
Aktivitas Antimikrobial Coli, dimana ekstrak daun P. rubra mengandung
senyawa terpenoid dan fenol [2]. Ekstrak
Ekstrak n-heksana dari daun kamboja merah etanol 70% dari kulit kayu kamboja (P.
menunjukkan aktivitas paling tinggi pada bakteri acuminata) terkandung senyawa polifenol dan
uji S. aureus dan E. coli untuk hampir semua tannin yang bersifat paling toksik terhadap larva
variasi konsentrasi zat uji dibandingkan ekstrak udang Artemia salina pada LC50 Kurang dari
kulit batang dan bunga baik terhadap bakteri uji 1000 µg/ml [8]. Ekstrak air dari bunga
S. aureus dan E. coli, kecuali pada konsentrasi kamboja “Cendana” kering memiliki
1,25% terhadap bakteri S. aureus (Tabel 2 dan kandungan vitamin C yang tinggi, kadar tannin
Tabel 3). sebesar 4,02 % dan senyawa polifenol sebesar
18,7 % dan aktivitas sebagai antioksidan [19].
Tabel 2. Zona hambat ekstrak n-heksana Kandungan fenol pada bunga kamboja jauh lebih
tumbuhan kamboja merah (Plumeria tinggi dibandingkan kandungan rata-rata fenol
rocea) terhadap bakteri E. coli. pada bunga cempaka (Michela champaca) kering
Diameter Zona Hambatan (mm) yang diekstrak dengan air [12]. Hal ini
menunjukkan potensi bunga kamboja sebagai
Ekstrak Kontrol Kontrol Konsentrasi ekstrak (b/v)
pencegah penyakit. Kandungan fenol pada
Sampel (+) (-) 10% 5% 2,5% 1,25% bunga kamboja sebanding dengan kandungan
Bunga 20 6 8,3 6 6 6 fenol pada bunga rosella (Hibiscus sabdariffa)
[18].
Daun 22,7 6 19,7 18,7 17 14,3
Kulit Mekanisme fenol dalam menghambat bakteri E.
22,7 6 11,3 10,3 7,3 6,3
Batang coli adalah dengan mempengaruhi enzim yang
Ket: Nilai tersebut diatas merupakan nilai rata dimilikinya, yaitu dehidrogenase dan oksidase [5].
dari tiga kali perulangan Selain itu, senyawa fenol sebagai antibakteri
Diameter cakram = 6 mm pada konsentrasi rendah adalah dengan
Kontrol (+) = vancomycin 5 g/mL merusak membran sitoplasma dan dapat
Kontrol (-) = pelarut n-heksana menyebabkan kebocoran inti sel, sedangkan pada
konsentrasi tinggi senyawa fenol berkoagulasi
Ekstrak n-heksana kulit batang menunjukkan dengan protein seluler. Aktivitas tersebut sangat
aktivitas yang lebih besar dari bunga untuk efektif ketika bakteri dalam tahap pembelahan
bakteri uji E. coli, dimana semua konsentrasi zat dimana lapisan fosfolipid disekeliling sel sedang
uji memberikan uji positif, akan tetapi untuk dalam kondisi yang sangat tipis sehingga fenol
bakteri uji S. aureus ekstrak bunga dan kulit dapat dengan mudah merusak isi sel [20].
batang memberikan zona hambat yang lebih besar
dari pada zona hambat bakteri uji E. coli. Ekstrak Tabel 3. Zona hambat ekstrak n-heksana
n-heksana daun pada konsentrasi 10% tumbuhan kamboja merah (Plumeria
memperlihatkan zona hambat yang hampir sama rocea) terhadap bakteri S. aureus.
dengan kontrol positif pada konsentrasi 10%, Diameter Zona Hambatan (mm)
sehingga ektrak tersebut sangat potensial sebagai Ekstrak
Konsentrasi ekstrak (b/v)
antimikrobial. Sampel Kontrol Kontrol
(+) (-) 10% 5% 2,5% 1,25%
Ekstrak bunga pada konsentrasi 5% tidak Bunga 17,3 6 11 8 6 6
menunjukkan aktivitas antimikrobial terhadap
bakteri E. coli, sedangkan terhadap bakteri S. Daun 18 6 13,3 10,7 8,3 7,3
aureus pada konsentrasi 5% masih menunjukkan Kulit
18 6 12 9,3 7,3 7,7
aktivitasnya dengan zona hambat 8 mm. Batang
Ket: Nilai tersebut diatas merupakan nilai rata
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa dari tiga kali perulangan
ekstrak daun mempunyai aktivitas paling tinggi. Diameter cakram = 6 mm
Hal ini disebabkan oleh kandungan metabolit Kontrol (+) = vancomycin 30 g/mL
sekunder ekstrak daun lebih banyak dari ekstrak Kontrol (-) = pelarut n-heksana
batang dan bunga, terutama kandungan fenol. Hal
ini juga dinyatakan oleh penelitian lain bahwa
31
Antimicrobial Activity of N-Hexane Extracts of Red Frangipani (Plumeria rocea)
(Muhammad Ali Husni, Hira Helwati, dan Nuraini)
_____________________________________________________________________________________________________________
Selain itu juga, fenol diketahui menghambat [2]. Baghel, A. S., Miska, C. K., Rani, A.
pertumbuhan mikroba dengan meningkatkan Sasamal D. Dan Nema, R. K., 2010.
permeabilitas membran sel. Permeabilitas Aktibacterial activity of Plumeria rubra.
membran sel mikroba berubah karena fenol Linn Plant extract. J. Chem. Pharm. Res., 2:
mengganggu sistem transport elektron dan 435-440.
produksi energi [11]. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang melaporkan bahwa senyawa yang [3]. Brooks, G. F J. S. Butel and S. A. Morse.
aktif dalam menghambat pertumbuhan bakteri E. 2005. Mikrobiologi Kedokteran. Salemba
coli dan S. aureus adalah senyawa yang mirip Medika. Jakarta.
dengan golongan fenol yaitu Fenilmetil ester [9].
[4]. Cowan, M., 1999. Plant Product as
Berdasarkan hasil uji antimikrobial selain Antimicrobial Agent, Clinical Microbiology
senyawa fenol, ternyata senyawa terpenoid juga Reviews, 12 (4), hal. 564-582.
aktif terhadap antimikrobial. Mekanisme
terpenoid sebagai antibakteri adalah bereaksi [5]. Davidson, P. M., dan Mickey E. Parish.
dengan dengan porin (protein transmembran) 1993. Methods for Evaluation. Di dalam
pada membran luar dinding sel bakteri, Davidson, P. M., dan Alfred, L. B. (eds.).
membentuk ikatan polimer yang kuat sehingga Antimicrobials in Foods 2nd edition. Marcel
mengakibatkan rusaknya porin. Rusaknya porin Dekker, Inc. New York.
yang merupakan pintu keluar masuknya senyawa
akan mengurangi permeabilitas dinding sel [6]. Djumidi, H, (Ed). 1997. Inventaris Tanaman
bakteri yang akan mengakibatkan sel bakteri Obat Indonesia. Badan Penelitian dan
akan kekurangan nutrisi, sehingga pertumbuhan Pengembangan Kesehatan, Departemen
terhambat atau mati [4]. Penelitian lain juga Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI.
menyatakan bahwa senyawa terpenoid aktif Jakarta Jilid III.
terhadap bakteri, virus dan protozoa [13]. Adapun
senyawa yang aktif dalam menghambat [7]. Ekowati, J. 1994. Uji Aktivitas Antibakteri
pertumbuhan bakteri E. coli dan S. aureus adalah Hasil Hidrolisis Bahan Aktif dari Kulit
senyawa golongan terpenoid yang diduga methyl Batang Kamboja (Plumeria alba Ait.)
commate [16]. Tanaman kamboja mengandung terhadap Escherichia coli. FF NAIR.
senyawa agoniadin, plumierida, asam plumerat, Surabaya.
lupeol, dan asam serotinat [10,17].
[8]. Hidayati, I. R., 2010. Uji Toksisitas Sari
Kulit Kayu Kamboja (Plumeria acuminata
KESIMPULAN Ait.) Terhadap Larva Udang Artemia salina
dan Telah FItokimia. Fakultas Ilmu
Kamboja merah mengandung beberapa jenis Kesehatan Universitas Muhammadiyah.
metabolit sekunder seperti flavonoid, alkaloid, Malang.
terpenoid, steroid, polifenol, dan saponin. Ekstrak
n-heksana tumbuhan kamboja merah memiliki [9]. Husna, N. 2011. Laporan Uji Aktivitas
aktivitas antimikrobial terhadap E. coli dan S. Antimikrobial Ekstrak n-Heksana Tumbuhan
aureus dengan aktivitas tertinggi pada daun yaitu Kamboja Putih (Plumeria Alba). Skripsi.
19,7% dan 13,3%. Universitas Syiah Kuala FMIPA, Banda
Aceh.
32
Antimicrobial Activity of N-Hexane Extracts of Red Frangipani (Plumeria rocea)
(Muhammad Ali Husni, Hira Helwati, dan Nuraini)
_____________________________________________________________________________________________________________
[12]. Nagavani, V., dan Rao, T. R., 2010. [17]. Syamsulhidayat, S. S. dan Hutapea, J. R.
Evaluation of Antioxidant Potential and 1991. Inventaris Tanaman Obat Indonesia
Identification of Polyphenols by RP-HPLC (I). Departemen Kesehatan RI. Jakarta. hal
in Michela champaca Flowers. Adv. Biol. 452-453.
Res 4 (3): 159-168. [18]. Usman, D. S. B., 2010. Karakteristik dan
Aktivitas Antioksidan Bunga Rosela Kering
[13]. Naim, R, 2004, Senyawa Antibakteri Dari (Hibiscus sabdariffa L.). Fakultas Teknologi
Tanaman, Http://www. kompas.com, Industri, UPN. Jawa Timur.
diakses pada tanggal 08 Juli 2008.
[19]. Wrasiati, L. P., Hartini, A., dan Yuarini,
[14]. Parni, L. 2010. Berbagai jenis bunga D. A. A., 2008. Kandungan Senyawa
kamboja. http://www.sehat-nature.html. Bioaktif dan Karakteristik Sensoris Ekstrak
Tanggal akses 25 Januari 2012. Simplisia Bunga Kamboja (Plumeria sp.).
Universitas Udayana. Denpasar.
[15]. Saddam. 2012. Laporan Aktivitas
Antimikrobial Senyawa Metabolit [20]. Volk and Wheller, 1984, Mikrobiologi
Sekunder Ekstrak Metanol Kulit Batang Dasar, terjemahan oleh Suenartono
Kamboja Putih (Plumeria alba). Skripsi. Adisoemarto, Erlangga, Jakarta. hal.137-138
Universitas Syiah Kuala FMIPA, Banda
Aceh. [21]. Zaheer. 2010. Antimicrobial Activity of
Essential Oil of Flowers of Plumeria alba
[16]. Sadim, 2011, Aktivitas Antimikrobial Linn (Apocynaceae). International Journal of
Senyawa Metabolit Sekunder dari Ekstrak n- Pharmacy and Pharmaceutical Sciences. Vol
Heksana Kulit Batang Plumeria alba 2. Issue 4. pg.155-157.
(Kamboja) terhadap Escherichia coli dan
Staphylococcus aureus, Skripsi, FMIPA
Unsyiah, Darussalam.
33