You are on page 1of 6

Jurnal Natural

Vol.13, No. 1, 2013

ANTIMICROBIAL ACTIVITY OF n-HEXANE EXTRACTS


OF RED FRANGIPANI (Plumeria rocea)

Muhammad Ali Husni, Murniana, Hira Helwati, dan Nuraini

Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Syiah Kuala,


Banda Aceh, 23111, Indonesia

Abstract Antimicrobial assay of n-hexane plant extracts against Escherichia coli and Staphylococcus aureus
had been done. Extraction with n-Hexane of the flowers yielded 2,08% of extract, while leaves and stems
yielded 3,21% and 2,19% of n-hexane extracts, respectively. The extracts showed different activity against
both bioindicators. The leaves extracts showed the strongest activity indicated by wider diameters of
inhibition zone, 19,7 mm against E. coli and 13,3 mm against S. aureus at 10% of the extracts’
concentration. At the same concentration (10%), the steam and flower extracts showed less inhibitory
activities with  11,3 mm and 8,3 mm against E. coli, and 12,0 mm and 11,0 mm against S. aureus. At the
lowest concentration of the extracts, the leaves extracts showed the strongest activity against E. coli (14,3
mm) while the steam extracts showed highest inhibitory activity against S. aureus ( 7,7 mm). Based on
antimicrobial assay, it was suggested that the leaves extracts demonstrated strongest activity than other
extracts. It was assumed that leaves extracts contained more secondary metabolite than flowers and steams,
and the leaves have phenol compounds which are not present in other extracts.

Keywords: Red frangipani (Plumeria rocea), secondary metabolites, antimicrobial activity, Escherichia
coli, and Staphylococcus aureus.

I. PENDAHULUAN kamboja merah terkandung senyawa


antibakteri khususnya terhadap penyebab disentri.
Salah satu tumbuhan yang berpotensi sebagai Berdasarkan hasil penelusuran literatur, diketahui
sumber bahan obat-obatan yang tumbuh di bahwa belum banyak penelitian tentang
Indonesia adalah kamboja merah. Tumbuhan kandungan metabolit sekunder dan aktivitas
kamboja merah (Plumeria rocea) memiliki banyak antimikrobial kamboja merah dibanding dengan
kegunaan, selain sebagai tanaman hias yang tumbuhan kamboja putih (Plumeria alba).
menawan, tumbuhan ini juga memiliki potensi Tumbuhan kamboja putih memiliki aktivitas
sebagai obat tradisional yang digunakan oleh antibakteri khususnya terhadap bakteri penyebab
masyarakat [7]. Masyarakat Indonesia disentri [1]. Hasil hidrolisis bahan aktif dari kulit
memanfaatkan tumbuhan ini sebagai obat batang tumbuhan P. alba mempunyai aktivitas
tradisional untuk penyakit-penyakit tertentu. antibakteri terhadap E. coli pada kadar 1600-4000
Bunga kamboja berkhasiat untuk menyembuhkan ppm [7]. Minyak essensial dari bunga kamboja
sembelit dan menghentikan disentri [14]. Penyakit mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri
disentri sendiri adalah penyakit perut yang Gram positif (B. subtilis) dengan zona hambat
umumnya disebabkan oleh beberapa bakteri. rata-rata di atas 20 mm pada konsentrasi sampel
Bakteri yang paling aktif menyebabkan penyakit 20% [21].
disentri adalah Escherichia coli dan
Staphylococcus aureus. E. coli juga dikenal Hasil uji fitokimia terhadap ekstrak n-heksana
sebagai bakteri penyebab infeksi saluran tumbuhan P. rocea diketahui bahwa tumbuhan
pencernaan, sedangkan S. aureus merupakan tersebut mengandung metabolit sekunder
penyumbang penyakit keracunan makanan [3]. kelompok terpenoid, steroid dan fenol [9].
Pendekatan etnobotani ini memberikan suatu Berdasarkan informasi di atas, diduga kamboja
asumsi bahwa dalam bagian tumbuhan merah mempunyai metabolit sekunder yang
hampir sama dengan kamboja putih karena kedua

28
Antimicrobial Activity of N-Hexane Extracts of Red Frangipani (Plumeria rocea)
(Muhammad Ali Husni, Hira Helwati, dan Nuraini)
_____________________________________________________________________________________________________________

tumbuhan ini mempunyai genus yang sama. berat ekstrak dibagi dengan berat sampel awal dan
Senyawa metabolit sekunder umumnya terdiri dikali seratus persen. Ekstrak pekat disimpan
dari senyawa non polar, semipolar dan polar. untuk dilakukan uji selanjutnya.
Melalui penelitian ini ingin dipelajari aktivitas
senyawa metabolit sekunder dari ekstrak non
polar (n-heksana) bunga, daun dan kulit batang Uji Alkaloid
tumbuhan P. rocea terhadap jenis bakteri Gram
positif (S. aureus) dan bakteri Gram negatif (E. Sampel segar tumbuhan kamboja merah sebanyak
coli). 3 g digerus dan dibasakan dengan amonia sampai
basah. Selanjutnya ditambahkan 10 mL
kloroform, dan disaring. Filtrat yang dihasilkan
II. METODOLOGI ditambahkan asam klorida 5 N sebanyak 10 mL,
dikocok kuat-kuat, didiamkan sampai larutan
Alat asam klorida dan kloroform memisah. Lapisan
asam klorida diambil dan dibagi dalam tiga
Peralatan yang digunakan adalah perangkat rotary tabung, dimana masing-masing tabung diuji untuk
evaporator, labu maserasi, labu ekstraksi, cawan mengetahui keberadaan alkaloid dengan
petri, erlenmeyer, labu ukur, gelas ukur, menggunakan reagen Mayer, reagen Dragendorff
timbangan dan penyemprot, perangkat distilasi, dan reagen Wagner. Perlakuan yang sama juga
corong, kertas saring, gelas kimia, tabung reaksi dilakukan pada ekstrak n-heksana.
dan rak tabung.

Uji Steroid, Terpenoid dan Saponin


Bahan
Sebanyak 2-4 gram sampel segar tumbuhan
Bahan yang digunakan adalah pelarut n-heksana, kamboja merah digerus dengan alu dan lumpang,
reagen Mayer (KI dan HgCl2), reagen selanjutnya diekstraksi dengan metanol panas.
Dragendorff (KI, Bi(NO)3), reagen Liebermann- Filtrat yang diperoleh dipekatkan dengan rotary
Burchard (CH3COOH dan H2SO4) dan reagen evaporator sehingga diperoleh ekstrak methanol
Wagner (I2 dalam KI), aquades, kertas saring, pekat. Ekstrak metanol kemudian diekstraksi lagi
alkohol 70%, kloroform dan cakram vancomycin dengan n-heksana. Fraksi yang larut dalam
serta cakram ciprofloxacin sebagai kontrol positif metanol kemudian diuji dengan pereaksi
yang diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi Liebermann-Burchard. Bila berwarna merah
Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala positif adanya triterpenoid. Bila berwarna hijau
atau biru positif adanya steroid. Fraksi yang
tidak larut dalam metanol ditambahkan sedikit air
Sampel dan dikocok kuat-kuat, jika adanya busa yang
stabil selama 30 menit menunjukkan adanya
Sampel yang digunakan adalah bunga, daun dan saponin. Selanjutnya larutan saponin tersebut
kulit batang yang merupakan bagian dari dihidrolisis dengan HCl, kemudian diuji dengan
tumbuhan kamboja merah yang diambil di Desa pereaksi Liebermann-Burchard. Bila berwarna
Meusee Kecamatan Kutablang Kabupaten merah atau ungu positif adanya saponin
Bireuen. Bioindikator yang digunakan dalam triterpenoid. Bila warnanya hijau atau biru positif
penelitian ini adalah mikroba E. coli dan S. aureus adanya saponin steroid. Perlakuan yang sama juga
yang berasal dari Laboratorium Kesehatan Banda dilakukan pada ekstrak n-heksana.
Aceh

Uji Flavonoid
Ekstraksi
Sampel tumbuhan kamboja merah sekitar 2-4
Sebanyak ± 1 kg sampel kamboja merah (kulit gram digerus, kemudian diekstraksi dengan
batang, daun dan bunga) dibersihkan, metanol dan dipekatkan. Ekstrak metanol
dikeringanginkan, dihaluskan dan dimaserasi diekstraksi dengan n- heksana Residu diekstraksi
dengan pelarut n-heksana selama 3x24 jam. dengan 10 mL etanol 80%, selanjutnya
Proses maserasi dilakukan berulang-ulang sampai ditambahkan 0,5 g logam Mg dan HCl 0,5 M, jika
diperoleh larutan jernih. Selanjutnya disaring, timbul warna endapan merah muda/ungu positif
fitrat diuapkan dengan rotary evaporator untuk menunjukkan adanya flavonoid. Perlakuan yang
menghasilkan ekstrak pekat. Ekstrak yang sama juga dilakukan pada ekstrak n- heksana.
diperoleh ditentukan rendemennya dengan cara

29
Antimicrobial Activity of N-Hexane Extracts of Red Frangipani (Plumeria rocea)
(Muhammad Ali Husni, Hira Helwati, dan Nuraini)
_____________________________________________________________________________________________________________

Uji Hayati Antimikrobial


Profil fitokimia memperlihatkan bahwa
Ekstrak n-heksana yang diperoleh ditimbang tumbuhan kamboja merah mengandung beberapa
sebanyak 5 g, dilarutkan dengan pelarut n- metabolit sekunder. Tabel 1 menunjukkan bahwa
heksana sebanyak 100 mL, untuk memperoleh adanya perbedaan kandungan metabolit
larutan uji 10% (b/v). selanjutnya larutan ini sekunder antara sampel segar dengan ekstrak n-
dijadikan larutan stok untuk membuat larutan heksana. Bagian daun segar mengandung
dengan konsentrasi 5%, 2,5%, dan 1,25%. alkaloid, flavonoid, terpenoid, fenol dan steroid,
Pengujian antimikrobial dilakukan dengan namun pada ekstrak n-heksana tidak lagi
menggunakan metode cakram. Media yang ditemukan flavonoid dan alkaloid. Pada bagian
digunakan adalah media Mueller Hinton Agar bunga segar mengandung alkaloid dan terpenoid,
(MHA) dengan komposisinya casein hidrolysate sedangkan ekstrak n-heksana hanya mengandung
17,5 g, beef extract 300 g, starch 1,5 g, dan agar senyawa terpenoid. Demikian juga pada bagian
17 g. Media yang digunakan dibuat dalam 2 batang segar terdapat senyawa alkaloid, terpenoid
tahap. Pembuatan media MHA I adalah dengan dan steroid, namun pada ekstrak n-heksana yang
cara melarutkan 6.8 gram bubuk MHA ke dalam ada hanyalah senyawa terpenoid dan steroid. Pada
200 mL aquades, kemudian dipanaskan selama 1 penelitian ini, senyawa yang paling banyak
menit. Selanjutnya disterilkan dalam autoklaf terkandung dalam tumbuhan kamboja merah
pada suhu 121ºC selama 15 menit dan adalah terpenoid, steroid, dan fenol. Hal ini
didinginkan sampai sekitar 40º-45ºC. Media yang sejalan dengan uji fitokimia yang telah dilaporkan
telah disterilkan dituang dalam cawan petri ± 10 bahwa tanaman kamboja mengandung beberapa
mL secara aseptik dan dibiarkan padat. Media II jenis metabolit sekunder seperti flavonoid,
digunakan untuk inokulasi bakteri, dibuat dengan alkaloid, terpenoid, steroid dan saponin [6,10].
melarutkan MHA sebanyak 3.4 gram dilarutkan Selain itu, akar dan daun Plumeria mengandung
dalam 100 mL aquades, kemudian dipanaskan senyawa saponin, flavonoid dan polifenol [10,17].
sampai semua larut. Media dibagi dalam
erlenmeyer 50 mL masing-masing 5 mL, Tabel 1. Hasil uji fitokimia dari tumbuhan
kemudian disterilkan dalam autoklaf pada suhu kamboja merah (Plumeria rocea)
121ºC selama 15 menit, selanjutnya didinginkan Sampel Segar Ekstrak
sampai sekitar suhu 40ºC. Kemudian ditambahkan Kulit Kulit
1 mL suspensi bakteri ke dalam media tersebut Bunga Daun Bunga Daun
Batang Batang
dan dihomogenkan. Media II tersebut dituangkan Alkaloid
ke atas media I, serta digoyangkan hingga merata  Mayer + + + - - -
dan dibiarkan membeku.  Dragendroff + + + - - -
 Wagner + + + - - -
Uji antimikrobial dilakukan dengan meletakkan Steroid - + + - + +
cakram yang berisi larutan uji ekstrak n-heksana,
Terpenoid + + + + + +
kontrol positif (Vancomycin (30 g/mL) untuk S.
aereus dan ciprofloxacin (5 g/mL) untuk E. Coli Saponin - - - - - -
dan kontrol negatif (n-heksana), pada area yang Flavonoid - + - - - -
berbeda diatas media tumbuh bakteri. Inokulasi
Fenol - + - - + -
diinkubasi pada suhu 37ºC selama 24 jam.
Pertumbuhan bakteri diamati untuk setiap area. Ket: (+) menunjukkan hasil positif dan (-)
Bila zona hambatan belum tampak, dibiarkan 24 menunjukkan hasil negatif.
jam lagi. Zona hambatnya diukur dengan
penggaris dalam satuan milimeter. Bagian tumbuh-tumbuhan tidak semuanya
mengandung senyawa metabolit sekunder. Pada
penelitian ini, tumbuhan kamboja merah tidak
III. HASIL DAN PEMBAHASAN terdektesi kandungan senyawa flavonoid dan
saponin, kemungkinan kandungan flavonoid dan
Rendemen Ekstrak saponin terlalu sedikit sehingga tidak dapat
terdeteksi. Tumbuhan kamboja putih (P. alba)
Hasil ekstraksi menunjukkan bahwa daun menunjukkan hasil positif untuk saponin [15].
kamboja menghasilkan rendemen dengan Tumbuhan kamboja putih mengandung metabolit
persentase terbanyak yaitu 3,21% sedangkan kulit sekunder seperti terpenoid untuk bunga, steroid
batang dan bunga memberikan rendemen masing- dan alkaloid untuk daun dan batang mengandung
masing sebanyak 2,91% dan 2,08%. senyawa terpenoid [9]. Sama halnya dengan
tumbuhan kamboja merah yang juga memiliki
metabolit sekunder seperti terpenoid, fenol,
Profil Fitokimia steroid dan alkaloid. Berdasarkan hasil tersebut

30
Antimicrobial Activity of N-Hexane Extracts of Red Frangipani (Plumeria rocea)
(Muhammad Ali Husni, Hira Helwati, dan Nuraini)
_____________________________________________________________________________________________________________

dapat diasumsikan bahwa tumbuhan kamboja ekstrak n-heksana dari bunga yang mempunyai
merah juga bisa digunakan untuk pengganti kandungan terpenoid dan fenol sehingga memiliki
tumbuhan kamboja putih (P. alba) sebagai aktivitas yang lebih tinggi dari ekstrak daun dan
pembuatan bahan dasar obat-obatan. batang yang mengandung alkaloid, steroid dan
terpenoid [9], serta ekstrak daun P. rubra
menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap E.
Aktivitas Antimikrobial Coli, dimana ekstrak daun P. rubra mengandung
senyawa terpenoid dan fenol [2]. Ekstrak
Ekstrak n-heksana dari daun kamboja merah etanol 70% dari kulit kayu kamboja (P.
menunjukkan aktivitas paling tinggi pada bakteri acuminata) terkandung senyawa polifenol dan
uji S. aureus dan E. coli untuk hampir semua tannin yang bersifat paling toksik terhadap larva
variasi konsentrasi zat uji dibandingkan ekstrak udang Artemia salina pada LC50 Kurang dari
kulit batang dan bunga baik terhadap bakteri uji 1000 µg/ml [8]. Ekstrak air dari bunga
S. aureus dan E. coli, kecuali pada konsentrasi kamboja “Cendana” kering memiliki
1,25% terhadap bakteri S. aureus (Tabel 2 dan kandungan vitamin C yang tinggi, kadar tannin
Tabel 3). sebesar 4,02 % dan senyawa polifenol sebesar
18,7 % dan aktivitas sebagai antioksidan [19].
Tabel 2. Zona hambat ekstrak n-heksana Kandungan fenol pada bunga kamboja jauh lebih
tumbuhan kamboja merah (Plumeria tinggi dibandingkan kandungan rata-rata fenol
rocea) terhadap bakteri E. coli. pada bunga cempaka (Michela champaca) kering
Diameter Zona Hambatan (mm) yang diekstrak dengan air [12]. Hal ini
menunjukkan potensi bunga kamboja sebagai
Ekstrak Kontrol Kontrol Konsentrasi ekstrak (b/v)
pencegah penyakit. Kandungan fenol pada
Sampel (+) (-) 10% 5% 2,5% 1,25% bunga kamboja sebanding dengan kandungan
Bunga 20 6 8,3 6 6 6 fenol pada bunga rosella (Hibiscus sabdariffa)
[18].
Daun 22,7 6 19,7 18,7 17 14,3
Kulit Mekanisme fenol dalam menghambat bakteri E.
22,7 6 11,3 10,3 7,3 6,3
Batang coli adalah dengan mempengaruhi enzim yang
Ket: Nilai tersebut diatas merupakan nilai rata dimilikinya, yaitu dehidrogenase dan oksidase [5].
dari tiga kali perulangan Selain itu, senyawa fenol sebagai antibakteri
Diameter cakram = 6 mm pada konsentrasi rendah adalah dengan
Kontrol (+) = vancomycin 5 g/mL merusak membran sitoplasma dan dapat
Kontrol (-) = pelarut n-heksana menyebabkan kebocoran inti sel, sedangkan pada
konsentrasi tinggi senyawa fenol berkoagulasi
Ekstrak n-heksana kulit batang menunjukkan dengan protein seluler. Aktivitas tersebut sangat
aktivitas yang lebih besar dari bunga untuk efektif ketika bakteri dalam tahap pembelahan
bakteri uji E. coli, dimana semua konsentrasi zat dimana lapisan fosfolipid disekeliling sel sedang
uji memberikan uji positif, akan tetapi untuk dalam kondisi yang sangat tipis sehingga fenol
bakteri uji S. aureus ekstrak bunga dan kulit dapat dengan mudah merusak isi sel [20].
batang memberikan zona hambat yang lebih besar
dari pada zona hambat bakteri uji E. coli. Ekstrak Tabel 3. Zona hambat ekstrak n-heksana
n-heksana daun pada konsentrasi 10% tumbuhan kamboja merah (Plumeria
memperlihatkan zona hambat yang hampir sama rocea) terhadap bakteri S. aureus.
dengan kontrol positif pada konsentrasi 10%, Diameter Zona Hambatan (mm)
sehingga ektrak tersebut sangat potensial sebagai Ekstrak
Konsentrasi ekstrak (b/v)
antimikrobial. Sampel Kontrol Kontrol
(+) (-) 10% 5% 2,5% 1,25%
Ekstrak bunga pada konsentrasi 5% tidak Bunga 17,3 6 11 8 6 6
menunjukkan aktivitas antimikrobial terhadap
bakteri E. coli, sedangkan terhadap bakteri S. Daun 18 6 13,3 10,7 8,3 7,3
aureus pada konsentrasi 5% masih menunjukkan Kulit
18 6 12 9,3 7,3 7,7
aktivitasnya dengan zona hambat 8 mm. Batang
Ket: Nilai tersebut diatas merupakan nilai rata
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa dari tiga kali perulangan
ekstrak daun mempunyai aktivitas paling tinggi. Diameter cakram = 6 mm
Hal ini disebabkan oleh kandungan metabolit Kontrol (+) = vancomycin 30 g/mL
sekunder ekstrak daun lebih banyak dari ekstrak Kontrol (-) = pelarut n-heksana
batang dan bunga, terutama kandungan fenol. Hal
ini juga dinyatakan oleh penelitian lain bahwa

31
Antimicrobial Activity of N-Hexane Extracts of Red Frangipani (Plumeria rocea)
(Muhammad Ali Husni, Hira Helwati, dan Nuraini)
_____________________________________________________________________________________________________________

Selain itu juga, fenol diketahui menghambat [2]. Baghel, A. S., Miska, C. K., Rani, A.
pertumbuhan mikroba dengan meningkatkan Sasamal D. Dan Nema, R. K., 2010.
permeabilitas membran sel. Permeabilitas Aktibacterial activity of Plumeria rubra.
membran sel mikroba berubah karena fenol Linn Plant extract. J. Chem. Pharm. Res., 2:
mengganggu sistem transport elektron dan 435-440.
produksi energi [11]. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang melaporkan bahwa senyawa yang [3]. Brooks, G. F J. S. Butel and S. A. Morse.
aktif dalam menghambat pertumbuhan bakteri E. 2005. Mikrobiologi Kedokteran. Salemba
coli dan S. aureus adalah senyawa yang mirip Medika. Jakarta.
dengan golongan fenol yaitu Fenilmetil ester [9].
[4]. Cowan, M., 1999. Plant Product as
Berdasarkan hasil uji antimikrobial selain Antimicrobial Agent, Clinical Microbiology
senyawa fenol, ternyata senyawa terpenoid juga Reviews, 12 (4), hal. 564-582.
aktif terhadap antimikrobial. Mekanisme
terpenoid sebagai antibakteri adalah bereaksi [5]. Davidson, P. M., dan Mickey E. Parish.
dengan dengan porin (protein transmembran) 1993. Methods for Evaluation. Di dalam
pada membran luar dinding sel bakteri, Davidson, P. M., dan Alfred, L. B. (eds.).
membentuk ikatan polimer yang kuat sehingga Antimicrobials in Foods 2nd edition. Marcel
mengakibatkan rusaknya porin. Rusaknya porin Dekker, Inc. New York.
yang merupakan pintu keluar masuknya senyawa
akan mengurangi permeabilitas dinding sel [6]. Djumidi, H, (Ed). 1997. Inventaris Tanaman
bakteri yang akan mengakibatkan sel bakteri Obat Indonesia. Badan Penelitian dan
akan kekurangan nutrisi, sehingga pertumbuhan Pengembangan Kesehatan, Departemen
terhambat atau mati [4]. Penelitian lain juga Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI.
menyatakan bahwa senyawa terpenoid aktif Jakarta Jilid III.
terhadap bakteri, virus dan protozoa [13]. Adapun
senyawa yang aktif dalam menghambat [7]. Ekowati, J. 1994. Uji Aktivitas Antibakteri
pertumbuhan bakteri E. coli dan S. aureus adalah Hasil Hidrolisis Bahan Aktif dari Kulit
senyawa golongan terpenoid yang diduga methyl Batang Kamboja (Plumeria alba Ait.)
commate [16]. Tanaman kamboja mengandung terhadap Escherichia coli. FF NAIR.
senyawa agoniadin, plumierida, asam plumerat, Surabaya.
lupeol, dan asam serotinat [10,17].
[8]. Hidayati, I. R., 2010. Uji Toksisitas Sari
Kulit Kayu Kamboja (Plumeria acuminata
KESIMPULAN Ait.) Terhadap Larva Udang Artemia salina
dan Telah FItokimia. Fakultas Ilmu
Kamboja merah mengandung beberapa jenis Kesehatan Universitas Muhammadiyah.
metabolit sekunder seperti flavonoid, alkaloid, Malang.
terpenoid, steroid, polifenol, dan saponin. Ekstrak
n-heksana tumbuhan kamboja merah memiliki [9]. Husna, N. 2011. Laporan Uji Aktivitas
aktivitas antimikrobial terhadap E. coli dan S. Antimikrobial Ekstrak n-Heksana Tumbuhan
aureus dengan aktivitas tertinggi pada daun yaitu Kamboja Putih (Plumeria Alba). Skripsi.
19,7% dan 13,3%. Universitas Syiah Kuala FMIPA, Banda
Aceh.

UCAPAN TERIMA KASIH [10]. Hutapea, J.R., (Ed). 2000. Inventaris


Tanaman Obat Indonesia. Badan Penelitian
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dra. dan Pengembangan kesehatan, Departemen
Murniana, M. Si atas bantuannya sehingga Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI.
penelitian ini dapat terlaksana dengan baik. Jakarta

[11]. Ismaeil, A. A., dan Pierson, M. D. 1990.


REFERENSI Inhibition of Germination, Outgrowth and
Vegetative Growth of Clostridium
[1]. Asep, A. R. 1995. Penapisan Antibakteri dan botulinum 67B by Spice Oils. Di dalam
Antifungi Ekstrak Etanol Beberapa Suku Lund, B. M. et. al (Eds.). 2000. The
Tanaman Suku Apocynaceae. JF FMIPA Microbiological Safety and Quality of Food
ITB. Bandung. Volume I. Aspen Publishers, Inc.
Gaithersburg, Maryland.

32
Antimicrobial Activity of N-Hexane Extracts of Red Frangipani (Plumeria rocea)
(Muhammad Ali Husni, Hira Helwati, dan Nuraini)
_____________________________________________________________________________________________________________

[12]. Nagavani, V., dan Rao, T. R., 2010. [17]. Syamsulhidayat, S. S. dan Hutapea, J. R.
Evaluation of Antioxidant Potential and 1991. Inventaris Tanaman Obat Indonesia
Identification of Polyphenols by RP-HPLC (I). Departemen Kesehatan RI. Jakarta. hal
in Michela champaca Flowers. Adv. Biol. 452-453.
Res 4 (3): 159-168. [18]. Usman, D. S. B., 2010. Karakteristik dan
Aktivitas Antioksidan Bunga Rosela Kering
[13]. Naim, R, 2004, Senyawa Antibakteri Dari (Hibiscus sabdariffa L.). Fakultas Teknologi
Tanaman, Http://www. kompas.com, Industri, UPN. Jawa Timur.
diakses pada tanggal 08 Juli 2008.
[19]. Wrasiati, L. P., Hartini, A., dan Yuarini,
[14]. Parni, L. 2010. Berbagai jenis bunga D. A. A., 2008. Kandungan Senyawa
kamboja. http://www.sehat-nature.html. Bioaktif dan Karakteristik Sensoris Ekstrak
Tanggal akses 25 Januari 2012. Simplisia Bunga Kamboja (Plumeria sp.).
Universitas Udayana. Denpasar.
[15]. Saddam. 2012. Laporan Aktivitas
Antimikrobial Senyawa Metabolit [20]. Volk and Wheller, 1984, Mikrobiologi
Sekunder Ekstrak Metanol Kulit Batang Dasar, terjemahan oleh Suenartono
Kamboja Putih (Plumeria alba). Skripsi. Adisoemarto, Erlangga, Jakarta. hal.137-138
Universitas Syiah Kuala FMIPA, Banda
Aceh. [21]. Zaheer. 2010. Antimicrobial Activity of
Essential Oil of Flowers of Plumeria alba
[16]. Sadim, 2011, Aktivitas Antimikrobial Linn (Apocynaceae). International Journal of
Senyawa Metabolit Sekunder dari Ekstrak n- Pharmacy and Pharmaceutical Sciences. Vol
Heksana Kulit Batang Plumeria alba 2. Issue 4. pg.155-157.
(Kamboja) terhadap Escherichia coli dan
Staphylococcus aureus, Skripsi, FMIPA
Unsyiah, Darussalam.

33

You might also like