Professional Documents
Culture Documents
Ad Art Folio
Ad Art Folio
MUKADDIMAH
“ Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari
kemudian, serta tetap mendirikan Sholat, menunaikan Zakat dan tidak takut ( kepada siapapun ) selain
kepada Allah, maka merekalah orang –orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang
mendapat petunjuk “.
( QS. At-Taubah, ayat 18 )
“ Dan ( diantara orang-orang munafik itu ) ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan
kemudhratan ( pada orang-orang mukmn), untuk kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-
orang mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya
sejak dahulu. Mereka sesungguhnya bersumpah “ kami tidak menghendaki selain kebaikan “ Dan Allah
menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta ( dalam sumpahnya )
( QS At-Taubah, ayat 107 )
“ Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur
seakan akan mereka seperti suatu bangunan yang kokoh.
( QS Ash-Saff, ayat 4 )
BAB I
Organsasi ini bernama “ BADAN KEMAKMURAN MASJID AKBAR AL-IKHLAS “, yang disingkat dengan
“ BKM AKBAR AL-IKHLAS “.
Pasal 2
WAKTU BERDIRI
“ BKM AKBAR AL-IKHLAS “ berdiri pada tanggal 19 Nopember 2008, untuk jangka waktu yang
lamanya tidak dapat ditentukan.
Pasal 3
TEMPAT KEDUDUKAN
“ BKM AKBAR AL-IKHLAS “ berkedudukan di Masjid Akbar Al-Ikhlas, Jalan Imam Bonjol Gang
Bersama, Lingkungan IX Kelurahan Aek Tampang, Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, Kota
Padangsidimpuan.
BAB II
1
Pasal 4
AZAS
“ BKM AKBAR AL-IKHLAS “ berazaskan Islam, yang berpedoman pada Al-Qur’an dan Al-Hadist, sesuai
pemahaman Ahlusunnah Waljama’ah ( empat mazhab, Hanafi, Maliki, Syafi’i, Hambali ).
Pasal 5
TUJUAN
1. Mewujudkan dan membina masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Allah s.w.t berilmu
dan beramal shaleh dalam rangka mengabdi kepada kepada Allah untuk mencapai keridhoan-Nya.
2. Menegakkan Tauhid dan menghidupkan Sunnah serta memupuk ukhuwah Islamiyah demi
terwujudnya kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang diridhoi oleh Allah s.w.t.
3. Mendirikan dan memakmurkan masjid serta melaksanakan fungsi masjid sebagai pusat ibadah
dan pembinaan ummat islam.
Pasal 6
USAHA
1. Membina keimanan ummat islam, agar berilmu dan bertaqwa dalam rangka mengabdi kepada
Allah s.w.t.
2. Menyelenggarakan kegiatan yang bernafaskan islam dibidang da’wah, sosial, ekonomi dan
pendidikan
3. Melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar.
BAB III
Pasal 7
FUNGSI
1. Sebagai alat perjuangan dan pembinaan ummat islam, khususnya di Lingkungan IX Kelurahan Aek
Tampang, Kecamatam Padangsidimpuan Selatan, Kota Padangsidimpuan.
2. Menggali dan mengembangkan segala potensi yang ada pada jama’ah.
3. Membentengi aqidah ummat islam berdasarkan Ahlusunnah Waljama’ah.
Pasal 8
TUGAS
BAB IV
KEANGGOTAAN DAN PENGURUS
Pasal 9
KEANGGOTAAN ( JAMA’AH )
1. Anggota ( Jama’ah ) BKM AKBAR AL-IKHLAS adalah Ummat Islam yang bermukim di Lingkungan
IX Kelurahan Aek Tampang, Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, Kota Padangsidimpuan dan
sekitarnya.
2. Setiap Anggota memiliki hak dan kewajiban yang sama, namun berbeda dalam fungsinya, yang
terdiri atas :
2
a) Anggota Biasa
b) Anggota Struktural, yaitu Anggota yang terpilih dalam kepengurusan BKM.
Pasal 10
PENGURUS
Pengurus adalah orang dan atau orang-orang yang dipilih dan diangkat oleh Anggota melalui
Musyawarah Umum atau Musyawarah Umum Luar Biasa.
Pasal 11
SUSUNAN ORGANISASI PENGURUS
1. Ketua Umum
2. Wakil Ketua Umum
3. Sekretaris
4. Wakil Sekretaris
5. Bendahara
6. Majelis Peribadatan
7. Majelis Pembangunan dan Pemeliharaan Sarana/prasarana
8. Majelis Pengerahan Zakat, Shodaqoh dan Wakaf ( Ziswaf )
9. Majelis Taklimah, Dakwah
10. Majelis Amal Usaha
BAB V
PERBENDAHARAAN ( KEUANGAN )
Pasal 12
Perbendaharaan ( keuangan ) diperoleh dari usaha-usaha dan sumbangan yang halal dan tidak
mengikat.
BAB VI
PERMUSYAWARAHAN
Pasal 13
1. Hasil Musyawarah Umum / Musyawarah Umum Luar Biasa adalah merupakan keputusan tertinggi
dalam memecahkan setiap permasalahan BKM Akbar Al-Ikhlas.
2. Musayawarah hanya dapat dilakukan oleh keanggotaan BKM Akbar Al-Ikhlas
3. Musyawarah yang dimaksud pada Pasal 13 adalah :
a) Musyawarah Umum / Musayawarah Umum Luar Biasa
b) Musyawarah Kerja
c) Rapat-rapat Rutin dan Insidental
BAB VII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 14
1. Perubahan dan penambahan Anggaran Dasar ( AD ) dan Anggran Rumah Tangga ( ART ) dapat
dilakukan melalui Musyawarah Umum/Musyawarah Umum Luar Biasa, yang dihadiri oleh
keanggotaan Struktural dan Anggota Biasa dengan persetujuan dari ⅔ ( dua per tiga ) dari
Anggota yang hadir.
3
BAB VIII
PEMBUBARAN ORGANISASI
Pasal 15
Pembubaran organisasi hanya dilkukan oleh Musyawarah Umum dan disetujui oleh seluruh Anggota.
BAB IX
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 16
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini, selanjutnya akan diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga ( ART ) serta Peraturan atau ketentuan tersendiri yang tidak bertentangan dengan Anggaran
Dasar ini.
BAB X
PENUTUP
Pasal 17
1. Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan pada Anggaran Dasar ini maka akan direvisi melalui
Amandemen dalam Musyawarah Umum.
2. Anggaran Dasar ini disahkan pada Musyawarah Umum, hari Sabtu tanggal enam belas bulan
Nopember tahun Dua ribu tiga belas.
3. Anggaran Dasar ini berlaku terhitung sejak tanggal disahkan dan ditetapkan.
Ditetapkan di : Padangsidimpuan
Pada Tanggal : 16 Nopember2013
MHD. IQBAL NASUTION KHOIRUL FAHMI HASIBUAN MARULI RITONGA PARLINDUNGAN NST.
BAB I
PENDAHULUAN
4
Bahwa tujuan utama Kepengurusan Badan Kemakmuran Masjid (selanjutnya disebut BKM)
adalah sebagaimana dijelaskan dalam Bab II, Pasal (5) Anggaran Dasar, yaitu mewujudkan dan
membina masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Allah s.w.t. berilmu dan beramal shaleh
dalam rangka mengabdi kepada Allah untuk mencapai keridhoan-Nya.
Menegakkan tauhid dan menghidupkan sunnah serta memupuk ukhuwah islamiyah demi
terwujudnya kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang diridhoi oleh Allah s.w.t.
Mendirikan dan memakmurkan masjid serta melaksanakn fungsi masjid sebagai pusat ibadah
dan pembinaan ummat islam.
Untuk keberhasilan dan kelancaran program-program BKM, perlu disusun Anggaran Rumah
Tangga sebagai petunjuk pelaksanaan operasional yang akan dijadikan acuan (manual) bagi
pelaksanaan kegiatan, yang ditetapkan melalui Musyawarah Umum Jama’ah
BAB II
ANGGOTA ( JAMA’AH ) HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 1
ANGGOTA ( JAMA’AH )
Anggota ( Jama’ah ) Masjid Akbar Al-Ikhlas adalah Umat Islam yang bertempat tinggal di Lingkungan
IX Kelurahan Aek Tampang dan sekitarnya.
Pasal 2
HAK ANGGOTA ( JAMA’AH )
Pasal 3
KEWAJIBAN JAMA’AH
Setiap ( Anggota ) Jama’ah wajib untuk;
1. Menta’ati Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga dan Keputusan/ Pera-turan Organisasi.
2. Membela dan menjaga nama baik organisasi.
3. Berlomba-lomba dalam kebaikan dengan cara saling mengingatkan pada sesama jama’ah untuk
menunaikan ajaran agama islam secara Kaffah.
4. Menghadiri dan mengikuti kegiatan ibadah, taklimah, dakwah, musyawarah, rapat, pertemuan,
serta kegiatan-kegiatan yang diprogram BKM sesuai dengan AD/ART.
BAB III
PEMBENTUKAN PENGURUS
Pasal 4
SYARAT UMUM SUSUNAN KEPENGURUSAN BKM
1. Ketua Umum, dipilih dan ditetapkan berdasarkan Musyawarah Umum, yang dilaksanakan setiap
5(lima) tahun sekali.
2. Masa kerja Ketua Umum dapat diperpendek atau diperpanjang sesuai dengan keputusan
Musawarah Umum/ Musawarah Umum Luar Biasa
3. Syarat umum menjadi Ketua BKM harus diutamakan berasal dari Jama’ah, yang tinggal dan
memenuhi persyaratan administratip sebagai warga Lingkungan IX Kelurahan Aek Tampang,
lebih lanjut akan diatur pada Tata Tertib Musyawarah Umum / Musyawarah Umum Luar Biasa.
4. Ketua umum terpilih bersama Tim Formateur berhak melengkapi personalia BKM (melengkapi
struktur organisasi) yang terdiri atas Wakil Ketua Umum, Sekretaris Umum, Bendahara, Majelis-
5
majelis dan Anggota anggotanya sesuai dengan kebutuhan organisasi, lebih lanjut akan diatur
pada Tata Tertib Musyawarah Umum / Musyawarah Umum Luar Biasa.
5. Dalam melengkapi/menentukan personalia BKM, Ketua terpilih hendaknya memperhatikan saran
dan pertimbangan dari Pelindung ( Lurah ), Pembina ( Kepling ) dan Pengarah ( unsur Tokoh-
tokoh masyarakat ) dalam memilih pengurus yang bisa bekerjasama dengan ketua umum.
6. Susunan organisasi BKM-AKBAR AL IKHLAS terdiri dari :
Pelindung
Pembina
Pengarah
Ketua Umum
Wakil Ketua Umum
Sekretaris
Wakil Sekretaris
Bendahara
Ketua Harian Majelis Peribadatan
Ketua Harian Majelis Pembangunan dan Pemeliharaan Sarana/prasarana
Ketua Harian Majelis Pengerahan Zakat, Infaq, Sodaqoh dan Wakaf.
Ketrua Harian Majelis Taklimah dan Dakwah
Ketua Harian Amal Usaha
Pasal 5
1. Susunan struktur organisasi yang terdiri atas Majelis-majelis sebagaimana tersebut pada pasal (4)
ayat (6) diatas dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan organisasi.
BAB IV
MUSYAWARAH
DAN PEMILIHAN PENGURUS
Pasal 6
MUSYAWARAH
Pasal 7
MUSYAWARAH UMUM
1. Musyawarah Umum Jama’ah atau MUSAWARAH UMUM Luar Biasa merupakan pemegang
kedaulatan dan kekuasaan tertinggi organisasi.
2. MUSAWARAH UMUM diadakan setiap 5 (lima) tahun dihadiri oleh :
a. Seluruh pengurus BKM
b. Lurah dan Kepala Lingkungan
c. Anggota Jama’ah yang diundang dengan kriteria keaktifan dalam memakmurkan masjid.
4. Dalam keadaan luar biasa, atas permintaan Pelindung ( Lurah ) dan Pembina ( Kepling )
MUSAWARAH UMUM dapat dipercepat sebelum masa jabatan selesai dengan menyelenggarakan
MUSAWARAH UMUM Luar Biasa. Musawarah Umum Luar Biasa dapat dilaksanakan bilamana;
a. Organisasi dalam kedaan darurat atau keadaan yang membahayakan persatuan, kesatuan dan
Ukhuwah Islamiyah dan atau keadaan lainnya yang membahayakan kelangsungan hidup
organisasi.
b. Berada pada suatu kondisi dimana anggaran dasar dan anggaran rumah tangga sudah tidak
relevan lagi untuk diterapkan sehingga diperlukan dan mendesak diadakan perubahan
Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga.
5. MUSAWARAH UMUM / MUSAWARAH UMUM Luar Biasa dipimpin oleh seorang ketua, dilengkapi
satu orang wakil ketua dan satu orang sekretaris, yang semuanya ditunjuk dari peserta
MUSAWARAH UMUM dan bersifat sementara ( Ad Hoc ).
6. Kewenangan MUSAWARAH UMUM Luar Biasa, sama kedudukan dengan Musyawarah Umum
Jama’ah
7. Penundaan Musyawarah Umum :
a. Musyawarah Umum dapat ditunda paling lama 1 (satu) tahun atas permintaan Musyawarah
kerja BKM.
b. Apabila setelah ditunda selama 1 (satu) tahun ternyata tidak dapat dilaksanakan Musyawarah
Umum maka atas keputusan pelindung dan pembina dibentuk karateker dengan tugas
melaksanakan Musyawarah Umum.
8. Musyawarah Umum Jama’ah berwenang :
a. Menetapkan atau mengubah Anggaran Dasar /Anggaran Rumah Tangga
b. Menilai laporan pertanggungjawaban BKM.
c. Menetapkan Garis-garis Besar Rencana Kerja Organisasi.
d. Memilih Ketua Umum BKM
e. Menetapkan hal-hal selain tersebut pasal 7 apabila dipandang perlu.
Pasal 8
MUSYAWARAH KERJA
7
1. Musyawarah Kerja BKM adalah forum koordinasi, evaluasi, konsultasi dan informasi dalam rangka
mengembangkan keterpaduaan pelaksanaan program organisasi.
2. Musyawarah Kerja BKM diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 2 (dua) tahun.
3. Musyawarah Kerja BKM dihadiri oleh :
a. Seluruh Pengurus.
b. Lurah dan Kepala Lingkungan
4. Musyawarah Kerja BKM dipimpin oleh Ketua BKM dan dapat didelegasikan
Pasal 9
RAPAT RUTIN DAN INSIDENTAL
BAB V
HAK SUARA DAN SAHNYA
MUSYAWARAH / RAPAT
Pasal 10
HAK SUARA
Pasal 11
SAHNYA MUSYAWARAH UMUM, MUSYAWARAH
KERJA DAN MUSYAWARAH RUTIN BKM
1. Musyawarah Umum, Musyawarah Kerja BKM dan Rapat-rapat Rutin / Insidental BKM dinyatakan
syah apabila dihadiri lebih ½ (setengah) dari jumlah peserta yang berhak hadir/diundang.
2. Sidang-sidang Musyawarah Umum, Musyawarah Kerja BKM dan Rapat Rutin/ Insidental
dinyatakan memenuhi korum apabila dihadiri lebih ½ (setengah) dari jumlah peserta yang
hadir/diundang.
Pasal 12
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
8
1. Keputusan-keputusan musyawarah sejauh mungkin diambil atas dasar musyawarah untuk
mufakat.
2. Apabila musyawarah dan mufakat sebagaimana yang dimaksud ayat (1) pasal ini tidak
memungkinkan, maka sebagai jalan terakhir adalah pemungutan suara atas dasar suara terbanyak
( voting ).
Pasal 13
PEMILIHAN PENGURUS BKM
1. Ketua Umum BKM dipilih dan ditetapkan oleh Musyawarah Umum Jama’ah.
2. Tata cara pemilihan ketua umum lebih lanjut diatur dalam tata tertib Musyawarah Umum /
Musayarah Umum Luar Biasa.
3. Wakil Ketua Umum, Sekretaris, Wakil Sekretaris, Bendahara dan Ketua Majelis-majelis dan
Anggota-anggotanya, dipilih oleh Tim Formateur, lebih lanjut akan diatur dalam Tata Tertib
Musayawarah Umum / Musyarah Umum Luar Biasa.
4. Tim Formateur terdiri dari Ketua umum terpilih, Pelindung ( Lurah ), Pembina ( Kepling ) dan
Pengarah ( perwakilan Tokoh-tokoh masyarakat ) dan 1 orang perwakilan pengurus periode
sebelumnya, lebih lanjut diatur dalam Tata Tertib Musayawarah Umum / Musayawarah Umum
Luar Biasa
5. Tim Formateur berjumlah paling sedikit 5 orang dan paling banyak 7 orang yang diatur lebih lanjut
dalam tata tertib musyawarah umum / musyawarah umum luar biasa.
Pasal 14
BERHENTI DARI KEPENGURUSAN
BAB VI
KEUANGAN BKM
Pasal 15
SUMBER KEUANGAN DAN PENYIMPANAN DANA
Pasal 16
PENGGUNAAN KEUANGAN
9
b. Pengeluaran penyelenggaraaan kegiatan antara lain biaya transportasi imam/khatib dan
penceramah, biaya pengajian rutin/periodik, kegiatan hari besar Islam/penyelenggaraannya,
kegiatan bulan Ramadhan beserta kegiatan lain yang mendukungnya.
c. Pengeluaran santunan dan penyaluran dana kepada para mustahik seperti santunan anak
yatim, menyalurkan zakat baik dalam rangka program BKM maupun meneruskan amanah dari
muzaki.
d. Pengeluaran pembangunan dan pemeliharaan masjid.
2. Otorisasi penggunaan uang berada ditangan Ketua Umum, dan wajib mengacu kepada
program/peruntukan dalam anggaran yang telah disepakati, baik program umum atau program
khusus.
3. Penggunaan/penarikan uang yang tersimpan di bank harus ditanda tangani sekurang-kurangnya
oleh dua orang, yaitu Ketua Umum dan Bendahara.
Pasal 17
PELAPORAN
1. Mingguan
Melaporkan posisi dana kas yang disampaikan kepada jama’ah dengan cara ditempel di papan
pengumuman masjid yang isinya memberitahukan mengenai saldo kas minggu lalu,
penerimaan /pengeluaran dalam minggu ini dan saldo akhir minggu ini.
2. Bulanan
Membuat laporan posisi keuangan setiap akhir bulan.
3. Tahunan
Melaporkan penerimaan dan pengeluaran ditujukan kepada Pelindung, Pembina dan ditempel di
papan pengumuman masjid berisi mutasi keuangan selama satu tahun dengan penjelasan
a. Saldo uang awal periode baik tunai maupun yang ada di bank.
b. Penerimaan, yang disajikan dalam kelompok berdasarkan sumber penerimaan yaitu
penerimaan zakat, infak, sadaqah, wakaf, fidiyah dan lain-lain.
c. Pengeluaran berdasarkan kelompok penggunaan yaitu pengeluaran operasional, pengeluaran
kegiatan, pengeluaran santunan atau penyaluran berdasarkan amanah seperti zakat,
santunan yatim piatu, pengeluaran pemeliharaan dan pembangunan sarana dan prasarana
ibadah dan pengeluaran lainnya.
d. Saldo dana milik BKM dalam bentuk tunai maupun dana yang ada di bank pada akhir periode.
Pasal 18
TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS
1. Pendapatan yang diperoleh dan Belanja yang dipergunakan harus diumumkan melalui Papan
informasi yang dipajang setiap saat di dalam dan di luar Masjid.
2. Buku Kas / Perbendaharaan serta seluruh dokumen/transaksi pendukungnya harus tercatat dan
tersimpan dengan baik oleh Pengurus.
3. Keuangan / Perbendaharaan harus dapat diaudit oleh pihak yang berkompeten kapan diperlukan.
Pasal 19
SANKSI-SANKSI
10
Apabila terjadi dugaan penyimpangan terhadap pengelolaan keuangan, yang secara sah dan
meyakinkan maka Ketua Umum dan Pengurus yang terlibat dapat dikenakan sanksi-sanksi antara lain
:
1. Sanksi Sosial :
a) Diberi peringatan lisan oleh Anggota dan Peringatan Tertulis oleh Pelindung ( Lurah ) serta
Pembina ( Kepala Lingkungan ).
b) Apabila 3 x ( tiga kali ) telah diberi peringatan tertulis oleh Pelindung ( Lurah ) dan Pembina
( Kepling ), namun pengurus tidak juga memberi laporan pertanggung jawabannya, maka
Pelindung bersama dengan Pembina dapat menggagas Musyawarah Luar Biasa, untuk
memberhentikan Ketua Umum dan Pengurus yang terlibat.
2. Sanksi Hukum :
a) Pelindung ( Lurah ) bersama-sama dengan Pembina ( Kepala Lingkungan ) berhak
memerintahkan Auditor ( Akuntan ) untuk mengaudit serta menginvestigasi segala perbuatan
penyalah gunaan yang dilakukan Pengurus.
b) Apabila Tim Auditor ( Akuntan ) menemukan bukti-bukti secara sah dan meyakinkan atas
penyalah gunaan keuangan organisasi BKM, maka Ketua Umum dan Pengurus yang terlibat
harus diproses melalui jalur hukum dan dituntut sesuai dengan aturan hukum yang berlaku di
Negara Republik Indonesia.
BAB VII
GARIS-GARIS BESAR RENCANA KERJA ( GBRK )
DAN PROGRAM KERJA
Pasal 20
BAB VIII
IDENTITAS DAN LAMBANG
Pasal 21
IDENTITAS ( ALAMAT )
BKM Akbar Al-Ikhlas berkedudukan dan beralamat di Masjid Akbar Al-Ikhlas, Jalan Imam Bonjol, Gang
Bersama, Lingkungan IX Kelurahan Aek Tampang, Kecamatan Padangsidmpuan Selatan, Kota
Padangsidimpuan.
Pasal 22
LAMBANG
Lambang “ BADAN KEMAKMURAN MASJID AKBAR AL-IKHLAS “ akan diatur tersenriri dalam
Keputusan Pengurus BKM
BAB VIII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 23
11
1. Bagi Badan Otonomi BKM AKBAR AL IKHLAS yang memerlukan pengaturan organisasi tersendiri
sebagai kelengkapan untuk kelancaran roda organisasi dapat menyusun peraturan organisasi
sepanjang tidak bertentangan dengan azas dan tujuan BKM AKBAR AL IKHLAS.
2. Badan Otonomi yang dimaksud pada ayat (1) pasal ini adalah :
a. Majlis Ta’lim dalam lingkungan masjid
b. Badan otonomi lainnya yang dibentuk oleh BKM AKBAR AL IKHLAS melalui Musyawarah
Umum Jama’ah atau melalui Musyawarah Kerja
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 24
1. Anggaran Rumah Tangga ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dan saling melengkapi
dengan Anggaran Dasar.
2. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini diatur dalam peraturan-peraturan
organisasi.
3. Anggaran Rumah Tangga ini hanya dapat dirubah dalam Musyawarah
Umum / Musyawarah Umum Luar Biasa.
Pasal 25
Ditetapkan di : Padangsidimpuan
Pada Tanggal : 16 Nopember 2013
MHD. IQBAL NASUTION KHOIRUL FAHMI HASIBUAN MARULI RITONGA PARLINDUNGAN NST.
12