You are on page 1of 27

1

Studi Bajak Singkal Satu Telapak dan Bajak Singkal Dua Telapak
untuk Pengolahan Tanah Sawah
(Study of One Bottom and Two Bottoms Moldboard Plow for Wet Land
Tillage)

Santosa, Mislaini R., dan Rio Candra

Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas


Kampus Limau Manis, Padang – 25163

E-mail : santosa764@yahoo.co.id

ABSTRACT

The research about moldboard for cultivation of rice field soil has been
done, with one bottom and two bottoms. In the first phase, the plow was made
in the workshop of Agricultural Engineering of Andalas University. While in
the second phase, the trial was undertaken in farm in Limau Manis Sub-
district, Pauh Sub-district office Padang city at October until November 2009.
This research is done with modifying a standard-type-moldboard and doing a
trial on rice field in Limau Manis Sub-district, then analyze the data.
The description of research result shows that: the actual speed of double
moldboard is 0.55 m/s and the speed of single moldboard is 0.52 m/s; the
theoretic work capacity of double moldboard is 0.1 Ha/hour while the theoretic
work capacity of single moldboard is 0.08 Ha/hour; the effective work capacity
of double moldboard is 0.065 Ha/hour and the effective work capacity of
single moldboard is 0.05 Ha/hour; the field efficiency of double moldboard is
65 % and single moldboard is 61.91 %; the slip percentage of single
moldboard is 14.36 % and double moldboard is 11.53 %; the time-lost
percentage of single moldboard when turning is 21.64 % while the double
moldboard is 19.94 %; the fuel consumption in double moldboard is 0.397
liter/hour and in single moldboard is 0.303 liter/hour; the chemistry power of
double moldboard is 5.036 HP and the single moldboard is 3.838 HP; the
mechanical power of double moldboard is 1.662 HP and the single moldboard
is 1.267 HP; the soil specific draft of double moldboard with the soil texture of
Dusty Loam is 0.4 kg/cm2, while the soil specific draft of single moldboard
with the soil texture of Dusty Clay 0.32 kg/cm2; the soil section force of single
moldboard is 157.94 kg and the double moldboard is 209.3 kg; the engine
2

power to handle the wheel-roll resistance and to cultivate the field on the single
moldboard is 2.12 HP and on the double moldboard is 2.75 HP; the water
value at the dusty loam soil is 56.3 % and at the dusty clay soil is 72.4 %.

Keywords: Moldboard, Bottom, Soil Tillage

ABSTRAK
Telah dilaksanakan penelitian tentang bajak singkal untuk pengolahan tanah
sawah, dengan satu telapak dan dua telapak bajak. Pada tahap pertama, dilakukan
pembuatan bajak di bengkel Teknik Pertanian Universitas Andalas, sedangkan pada
tahap kedua, dilakukan pengujian di sawah Kelurahan Limau Manis Kec. Pauh Kota
Padang pada bulan Oktober – November 2009. Penelitian ini dilakukan dengan
memodifikasi bajak singkal tipe standar dan melakukan pengujian pada lahan sawah
yang ada di Kelurahan Limau Manis, kemudian dilakukan analisis data. Deskripsi
dari hasil penelitian menunjukkan : kecepatan aktual bajak ganda 0,55 m/s dan bajak
singkal tunggal 0,52 m/s, kapasitas kerja teoritis bajak singkal ganda 0,10 Ha/jam dan
bajak singkal tunggal 0,08 Ha/jam, kapasitas kerja efektif bajak singkal ganda 0,065
Ha/jam dan bajak singkal tunggal 0,05 Ha/jam, efisiensi lapang bajak singkal ganda
65 % dan bajak singkal tunggal 61,91 %, persentase slip bajak tunggal 14,36 %, dan
bajak singkal ganda 11,53 %, persentase kehilangan waktu saat belok bajak singkal
ganda 19,94 %, bajak singkal tunggal 21,64 %, pemakaian bahan bakar pada bajak
singkal ganda 0,397 l/jam, bajak singkal tunggal 0,303 l/jam, daya kimia bajak
singkal ganda 5,036 HP dan bajak singkal tunggal 3,838 HP, daya mekanis bajak
singkal ganda 1,662 HP dan bajak singkal tunggal 1,267 HP, draft spesifik tanah pada
bajak singkal ganda dengan tekstur tanah Liat Berdebu 0,40 kg/cm 2 dan bajak singkal
tunggal dengan tekstur tanah Lempung Berdebu 0,32 kg/cm2, gaya potong tanah
bajak singkal tunggal 157,94 kg, dan bajak singkal ganda 209,3 kg, daya engine
untuk mengatasi tahanan guling roda dan mengolah lahan pada bajak singkal singkal
ganda 2,75 HP dan bajak singkal tunggal 2,12 HP, kadar air pada tanah Liat berdebu
56,3 % dan pada Lempung Liat Debuan 72,4 %.

Kata kunci : Bajak Singkal, Telapak Bajak, Pengolahan Tanah

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah satu alat pengolahan primer adalah bajak singkal, yang merupakan salah
satu alat pertanian yang tertua yang juga di anggap alat pengolah tanah yang paling
penting, karena memiliki fungsi merubah sifat fisik tanah dengan cara ditarik, bajak
3

singkal akan memotong, membalikan, dan memecah tanah yang sekaligus menutup
gulma dan menjadikannya kompos di bawah tanah.
Peranan bajak singkal di dalam pengolahan tanah yaitu (Santosa, 2004a) : (a)
mengubur dan membenamkan seresah, (b) menambah aerasi udara, (c)
mengendalikan gulma, (d) memasukkan pupuk kedalam tanah, dan (e) menjadikan
media yang baik untuk biji dalam hal perkecambahannya, dengan adanya
pembenaman seresah atau residu tanaman yang disertai dengan aerasi yang baik,
maka akan memacu pertumbuhan mikroorganisme yang membantu proses
dekomposisi seresah atau bahan organik tersebut, dengan terjadinya dekomposisi
bahan organik, maka akan menaikkan persediaan nitrogen dan fosfor, serta beberapa
unsur lainnya.
Bajak singkal tipe standar buatan Amerika yang dimiliki BPTP SUMBAR
memiliki lebar pisau 19 cm, dalam pengolahan memerlukan waktu yang cukup lama,
dengan daya mesin 7,5 HP, hingga menghabiskan biaya yang banyak.

Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
(1) Mengefisiensikan waktu, tenaga, dan biaya kerja dalam mengolah lahan,
khususnya tanah sawah
(2) Mengetahui kecepatan Hand Tractor karena pengaruh penambahan telapak
bajak

METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu
Penelitian ini telah dilaksanakan dengan dua tahap, yaitu tahap pembuatan alat,
yang dilaksanakan di bengkel Program Studi Teknik Pertanian Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Andalas Padang, dan tahap pengujian dilakukan di sawah yang
ada di Kelurahan Limau Manis, Kecamatan Pauh, Kotamadya Padang. Penelitian
dilaksanakan dari bulan Oktober – November 2009.
4

Alat dan Bahan


Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah baut, besi strip, besi stallbus,
dan besi siku. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu unit Hand
Traktor dan bajak singkal tipe standar, alat potong, gergaji besi, bor, tang, kikir,
martil, mesin gerinda, las listrik, mesin bubut, kunci pas, meteran, stopwatch, dan
penetrometer.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan memodifikasi bajak singkal tipe standar
buatan Amerika yang dimiliki oleh BPTP SUMBAR. Pengujian dilakukan pada lahan
sawah. Penelitian ini dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut : (1)
pengerjaan alat, diagram alir proses pengembangan bajak singkal tipe standar, (2)
penentuan lahan, (3) persiapan penelitian, (4) pelaksanaan penelitian, (5)
pengambilan data, dan (6) analisis data dengan metode rataan.
Pelaksanaan Penelitian
Penelitian Pendahuluan
Pada penelitian pendahuluan, dilakukan dengan pengambilan data dari
pengolahan tanah dengan bajak singkal tunggal (satu telapak bajak).
Penelitian Utama
Bajak Singkal Tunggal
Pengolahan tanah dilakukan dengan menggunakan bajak singkal tunggal.
Bajak singkal tunggal tersebut merupakan implement bawaan dari traktor tangan
merk Yanmar dengan daya 6,5 HP. Pengolahan dilakukan pada lahan dengan ukuran
10 x 10 m dengan menggunakan metode melingkar, dimulai dari tepi dan berakhir di
tengah.
Bajak Singkal Ganda
Pengolahan tanah dilakukan dengan menggunakan bajak singkal ganda tipe
standar buatan Amerika yang dimiliki BPTP SUMBAR Sukarami yang sudah
dimodifikasi. Pengujian dilakukan pada lahan dengan ukuran 10 x 10 m, sama dengan
perlakuan singkal tunggal.
5

Pengamatan
Pengamatan penelitian ini dilakukan di sawah. Hasil pengamatan dihitung
berdasarkan nilai rata-rata dari kedua bajak yang digunakan, sehingga nanti diketahui
keefektifan alat dalam melakukan pembajakan. Adapun bentuk-bentuk dari
pengamatan tersebut adalah :
Kecepatan Kerja Aktual
Kecepatan kerja dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
S
Vakt = ............................................................................................(1)
t
dengan Vakt adalah kecepatan kerja aktual (m/detik), S adalah panjang lintasan
atau jarak tempuh (m), dan t adalah waktu tempuh (detik).
Kapasitas Kerja Teoritis
Kapasitas teoritis bajak dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Kt = Vteo x W x 0,36 ……………………………………..................(2)
dengan Kt adalah Kapasitas teoritis (ha/jam), Vteo adalah kecepatan kerja (m/detik),
W adalah lebar kerja singkal (m), dan 0,36 adalah angka konversi dari m2/detik
menjadi Ha/jam.
V akt
Vteo = V teoritis = ..........................................................................(3)
1 S
dengan S adalah slip roda traktor.
Kapasitas Kerja Efektif
Pengamatan dilakukan dengan menghitung waktu total yang digunakan untuk
mengoperasikan alat pada satuan luas tertentu. Kapasitas kerja efektif dapat dihitung
dengan menggunakan rumus :

TL
Ke = ………………………………………............................(4)
TW

dengan : Ke adalah kapasitas kerja efektif (ha/jam), TL adalah total luas lahan yang
dibajak (ha), dan TW adalah total waktu (jam).
6

Efsiensi Lapang (Field Efficiency)


Efisiensi lapang dapat dihitung dengan membandingkan kapasitas kerja efektif
dengan kapasitas kerja teoritis, atau dengan rumus :

Ke
E= x100% ……………………………....................................(5)
Kt

dengan E adalah efisiensi Lapang (%), Ke adalah kapasitas kerja efektif


(ha/jam), dan Kt adalah kapasitas kerja teoritis (ha/jam).
Persentase Kehilangan (losses) Waktu Saat Belok
Waktu belok adalah waktu yang dibutuhkan bajak pada saat membelok pada akhir
suatu lintasan sampai memasuki lintasan berikutnya, dengan menggunakan rumus:
Wb
Lo – b = x 100 % ...........................................................(6)
W 1  Wb
dengan Lo – b adalah kehilangan ( losses ) waktu untuk belok (%), Wb adalah
waktu untuk belok (detik), dan W1 adalah waktu untuk pelaksanaan pembajakan
berjalan lurus (detik).
Daya Operator
Daya operator diukur dengan denyut jantung, denyut jantung operator diukur
sebelum melakukan operasi dan sesaat setelah melakukan operasi alat di lapangan.
Berdasarkan pendapat Christensen, seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Klasifikasi tingkat kerja pada manusia berumur 20 sampai 50 tahun


Tingkat Pekerjaan Kebutuhan Tenaga Denyut Jantung/menit
(kW)
Sangat ringan Kurang 0,17 Kurang 75
Ringan 0,17 – 0,33 75 – 100
Sedang 0,33 – 0,55 100 – 125
Berat 0,55 – 0,67 125 – 150
Sangat berat 0,67 – 0,84 150 – 175
Di luar batas Diatas 0,84 Lebih 175
Sumber : Wanders, (1987)

Daya Motor (Engine) Berdasarkan Pemakaian Bahan Bakar


7

Daya yang terpakai dalam pengoperasian alat pengolah tanah primer ini dapat
dicari dengan menggunakan rumus:
Daya Mekanis = Daya kimia x  solar .................................................. (7)
Daya kimia =
Bahan bakar terpakai x solar x Nilai kalor solarx 4,2 joule / kalori
3600 dt / jam x 735
(8)

dengan :  solar adalah 0,33,  solar adalah 0,800 kg/l, dan nilai kalor solar
adalah 10.000.000 kal/kg, dan daya kimia dengan satuannya HP.
Biaya Operator
Wop
Bo  …...………………………….....................………..(9)
Wt
dengan :
Bo = Biaya operator (Rp/jam)
Wop = Upah tenaga kerja tiap hari (Rp/hari)
Wt = Jam kerja per hari (jam/hari)
Biaya operator per jam tergantung pada keadaan lokal, sebab upah bervariasi
menurut lokasi masing-masing daerah.
Draft Spesifik Tanah
Dengan menggunakan Formula Kisu (1972) dalam Santosa (1994b), Santosa
(1994c), dan Santosa (2005a), nilai draft spesifik tanah dapat diketahui dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut :
IP = 0,8 x C – 4,5………………………………….............................(10)
dengan :
IP = Indeks plastisitas tanah (%)
C = Kandungan lempung (clay) dalam %
 Ci 2   1 
Dst =      ……………………………….....................…...(11)
 600   Ci 
dengan :
Dst = Draft spesifik tanah termodifikasi (kg/cm2)
Ci = Cone index (kg/cm2)
8

80 xDst
Ds =
 75,5  IP  ………………………………………….............…(12)
Daya Engine untuk Mengatasi Tahanan Guling Roda dan Mengolah Lahan
Untuk mengetahui daya engine untuk mengatasi tahanan guling roda dan
mengolah lahan dapat menggunakan persamaan berikut :

 DsxdxlxV   CrrxWxV 
Daya Engine =      ………………..............(13)
 75 x1   75 x 2 

dengan :
Daya Engine = Daya pada engine untutk mengatasi tahanan guling roda (HP)
Ds = Draft spesifik tanah (kg/cm2)
d = Kedalaman pengolahan tanah (cm)
l = Lebar kerja bajak (cm)
V = Kacepatan traktor (m/dtk)
Crr = Koefisien tahanan guling roda traktor
W = Berat traktor (kg)
1 = Efisiensi penerusan daya dari engine ke drawbar (75 %)
(Santosa, 2009b)
2 = Efisiensi penerusan daya dari engine ke roda penggerak (71 %)
(Santosa, 2009b)
Gaya Potong Tanah
Dapat diketahui dengan menggunakan persamaan berikut :
F = Ds x d x l............................................................................(14)
Untuk bajak Ganda :
F = Ds x d x l x n......................................................................(15)
dengan :
F = Gaya potong tanah (kg)
Ds = Draft spesifik tanah (kg/cm2)
d = Kedalaman pengolahan tanah (cm)
l = Lebar kerja bajak (cm)
n = Banyaknya telapak bajak
9

Daya Olah Tanah Bajak Singkal pada Batang Penarik (Drawbar)


FxV
P1 = ………….....………………..........……….................(16)
75
dengan :
P1 = Daya olah tanah (HP)
V = Kecepatan traktor (m/detik)
F = Gaya potong tanah (kg)

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Modifikasi Bajak Singkal
Hasil modifikasi bajak singkal dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Bajak Singkal Dua Telapak


Pada awal modifikasi tidak ada space antara telapak bajak depan dan belakang
(dilihat dari depan) hal ini menyebabkan ketika proses pembajakan (pemotongan dan
pembalikan tanah) tanah tersangkut dan susah membalik. Modifikasi ke dua antara ke
dua bajak diberi jarak 4 cm, dari penambahan jarak ini lebih memudahkan bajak pada
saat proses pengolahan tanah. Tanah yang sudah diolah akan langsung terlempar
kesamping kanan bajak dan tidak akan tersangkut pada dudukan Beam ataupun pada
10

telapak bajak bagian depan. Space antara telapak bajak depan dan belakang pada
bajak ganda yang sudah dimodifikasi dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Bajak Tampak Depan


Hitching digunakan untuk menyambungkan bajak ke Hand Tractor.
Penambahan Hitching sangat mempengaruhi kinerja bajak, jarak yang terlalu dekat
dengan drawbar akan mengakibatkan singkal tersangkut dengan roda saat belok, pada
modifikasi pertama panjang Hitching 30 cm, hal ini mengakibatkan pada saat
operasional menggangu operator, karena akan menambah panjang Drawbar. Pada
modifikasi Hitching yang ke dua panjang Hitching dikurangi menjadi 24 cm,
Hitching dapat dilihat seperti pada Gambar 3.
11

Gambar 3. Hitching
Dudukan Beam dibuat dari besi U seperti terlihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Dudukan Beam


Untuk mengatur kedalaman olah bajak digunakan as ulir yang berguna
menaik dan menurunkan bajak seperti pada bajak singkal satu telapak. Gambar as ulir
dapat dilihat pada Gambar 5.
12

Gambar 5. As Ulir Pengatur Kedalaman Olah

Kecepatan Kerja Aktual


Dari perhitungan, didapatkan hasil seperti yang disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Kecepatan Kerja Aktual
Perlakuan Kecepatan (m/s)
Bajak Tunggal 0,52
Bajak Ganda 0,55
Dari Tabel 4 dapat dilihat gambaran data pada kecepatan aktual bajak ganda
dan tunggal, pada bajak tunggal kecepatan aktual lebih rendah, hal ini disebabkan
karena terjadinya tambahan waktu untuk memperbaiki arah mata bajak diawal
berjalannya Hand Tractor. Kecepatan aktual dipengaruhi oleh laju Hand Tractor,
daya tahan tanah, jenis bajak yang digunakan. Diagram batang (histogram) kecepatan
kerja aktual dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Histogram Kecepatan Kerja Aktual


13

Kapasitas Kerja Teoritis


Dari perhitungan, didapatkan hasil kapasitas kerja teoritis seperti pada Tabel
3.
Tabel 3. Kapasitas Kerja Teoritis
Perlakuan Kapasitas Kerja Teoritis (Ha/jam)
Bajak Tunggal 0,08
Bajak Ganda 0,10

Kapasitas kerja teoritis ini dipengaruhi oleh lebar pengolahan tanah serta
kecepatan aktual dari hand tractor. Kapasitas kerja teoritis umumnya lebih besar dari
pada kapasitas kerja efektif, karena kapasitas kerja teoritis merupakan kemampuan
sebenarnya dari alat tersebut. Kapasitas kerja teoritis dapat disajikan histogramnya
pada Gambar 7.

Gambar 7. Histogram Kapasitas Kerja Teoritis

4.4 Kapasitas Kerja Efektif


Pengamatan dilakukan dengan menghitung waktu total yang digunakan untuk
mengoperasikan alat pada satuan luas tertentu. Dari perhitungan yang dilakukan
didapatkan hasil seperti pada Tabel 4.
14

Tabel 4. Kapasitas Kerja Efektif


Perlakuan Kapasitas Kerja Efektif (Ha/jam)
Bajak Tunggal 0,05
Bajak Ganda 0,06

Pada umumnya waktu teoritis lebih besar dari waktu efektif. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, seperti : (a) waktu yang hilang diakhir barisan
ketika berputar, (b) waktu yang hilang ketika membersihkan tanah yang melekat pada
bajak, pengaturan alat, (c) keterampilan operator, serta (d) waktu untuk istirahat
(Hunt, 1970). Kapasitas kerja melakukan operasi tergantung pada : tipe dan besar
mesin / alat, keterampilan operator, sumber tenaga yang tersedia dan keadaan kerja,
seperti ukuran dan bentuk petakan, topografi wilayah, vegetasi, jenis tanah, dan lain
sebagainya (Moens, 1978). Histogram kapasitas kerja efektif dapat dilihat pada
Gambar 8.

Gambar 11. Histogram Kapasitas Kerja Efektif

Pada Gambar 8 terlihat bahwa perbedaan antara kapasitas kerja efektif antara
bajak tunggal dengan ganda tidak terlalu besar, hal ini dikarenakan lebar kerja bajak
singkal ganda tidak jauh beda dengan lebar kerja bajak singkal tunggal.
15

4.5 Efesiensi Lapang (Field Efficiency)


Efisiensi lapang dapat dihitung dengan membagi kapasitas kerja kerja efektif
dengan kapasitas kerja teoritis. Dari hasil perhitungan didapatkan hasil seperti pada
Tabel 5.
Tabel 5. Efisiensi Lapang
Perlakuan Efisiensi Lapang (%)
Bajak Tunggal 61,91
Bajak Ganda 65,00

Dengan memasukkan data slip sebagai waktu hilang mengakibatkan efisiensi


lapang pengolahan tanah dengan menggunakan bajak singkal menjadi berkurang. Jika
persentase slip tidak dimasukkan kedalam waktu hilang maka efisiensi lapang bajak
singkal tunggal akan menjadi 76, 27 % dan bajak singkal ganda 76,53 %. Pada
Gambar 9 dapat dilihat efisiensi lapang antara bajak ganda dengan bajak tunggal.

Gambar 9. Histogram Efisiensi Lapang

4.6 Persentase Kehilangan (Losses) Waktu Saat Belok


Waktu belok adalah waktu yang dibutuhkan bajak pada saat membelok pada
akhir suatu lintasan sampai memasuki lintasan berikutnya. Pada Tabel 6 dapat dilihat
persentase kehilangan waktu saat belok.
16

Tabel 6. Persentase Losses Untuk Belok


Perlakuan Losses (%)
Bajak Tunggal 21,64
Bajak Ganda 19,94

Persentase kehilangan waktu akibat belok lebih tinggi pada bajak singkal
ganda, hal ini dipengaruhi oleh posisi implement sewaktu belok, kecepatan aktual
dari bajak juga mempengaruhi kehilangan waktu saat belok. Pada Gambar 10 dapat
dilihat persentase kehilangan waktu belok antara bajak singkal tunggal dengan bajak
singkal ganda.

Gambar 10. Histogram Persentase Waktu Hilang Karena Belok

4.7 Daya Motor (Engine) Berdasarkan Pemakaian Bahan Bakar


Dari perhitungan pemakaian bahan bakar didapatkan hasil seperti pada Tabel 7.
Tabel 7. Pemakaian Bahan Bakar
Perlakuan Bahan Bakar (l/jam)
Bajak Tunggal 0,303
Bajak Ganda 0,397

Diagram batang (histogram) dari pemakaian bahan bakar disajikan pada


Gambar 11.
17

.
Gambar 11. Histogram Pemakaian Bahan Bakar
Dari pemakaian bahan bakar didapatkan daya kimia yang dihasilkan. Daya
kimia adalah daya yang dihasilkan oleh hand tractor atau alat pengolah tanah
berdasarkan hubungannya dengan konsumsi bahan bakar. Pada Tabel 8 dan 9 terlihat
bahwa daya kimia dan daya mekanis pada bajak singkal ganda lebih besar . Hal
tersebut terjadi karena konsumsi bahan bakar dengan bajak singkal ganda lebih besar
daripada bajak singkal tunggal.
Tabel 8. Daya Kimia
Perlakuan Daya Kimia (HP)
Bajak Tunggal 3,838
Bajak Ganda 5,036

Hasil perhitungan daya kimia dapat disajikan histogram pada Gambar 12.

Gambar 12. Histogram Daya Kimia Bajak Singkal


18

Dari perhitungan daya kimia maka dapat dihitung besarnya daya mekanis,
yang dihasilkan, separti yang disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9. Daya Mekanis
Perlakuan Daya Mekanis (HP)
Bajak Tunggal 1,267
Bajak Ganda 1,662
Daya mekanis merupakan daya sebenarnya yang dipakai oleh hand tractor
untuk mengolah lahan berdasarkan pemakaian bahan bakar. Pada Gambar 13 dapat
dilihat daya mekanis yang terpakai pada saat pengolahan tanah.

Gambar 13. Histogram Daya Mekanis Bajak Singkal

4.8 Biaya Operator


Biaya operator per jam tergantung pada keadaan lokal, sebab upah bervariasi
menurut lokasi masing-masing daerah. Di daerah Limau Manis dan sekitarnya, upah
kerja perhari adalah Rp 60.000,- dengan jam kerja 8 jam/hari.
4.9 Draft Spesifik Tanah
Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan data tentang draft spesifik
tanah pada lahan yang diolah. Hasil dari perhitungan dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Draft Spesifik Tanah
Perlakuan Draft Spesifik Tanah (kg/cm2)
Bajak Tunggal 0,32
Bajak Ganda 0,40
19

Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa draft spesifik tanah pada pengolahan tanah
dengan menggunakan bajak singkal ganda lebih tinggi, tetapi memiliki tekstur tanah
yang mempunyai kandungan liat yang tinggi, yaitu 41,29 % hingga digolongkan
kepada tanah Liat Berdebu. Pada pengolahan tanah dengan bajak singkal tunggal
kandungan liatnya 29,03 % dan digolongkan ke dalam tanah dengan tekstur Lempung
Liat Debuan. Hasil perhitungan draft spesifik tanah dapat disajikan histogramnya
seperti pada Gambar 14.

Gambar 14. Histogram Draft Spesifik Tanah

4.10 Gaya Potong Tanah


Dari perhitungan didapatkan hasil gaya potong tanah kedua bajak seperti
dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Gaya Potong Tanah
Perlakuan Gaya Potong Tanah (kg)
Bajak Tunggal 157,94
Bajak Ganda 209,30

Gaya potong tanah pada bajak singkal ganda lebih tinggi dibandingkan
dengan bajak singkal tunggal, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : lebar
kerja, draft spesifik tanah, dan kedalaman olah. Pada bajak singkal dua telapak tekstur
tanahnya liat berdebu sedangkan pada bajak singkal satu bottom tekstur tanahnya
Lempung Liat Debuan, jadi beda gaya potong tanah antara bajak singkal tunggal
20

dengan bajak singkal ganda tidak terlalu beda jauh. Diagram Batang (Histogram) dari
gaya potong tanah tersebut disajikan pada Gambar 15.

Gambar 15. Histogram Gaya Potong Tanah

4.11 Daya Olah Tanah Bajak Singkal pada Batang Penarik (Drawbar)
Perhitungan daya olah tanah bajak singkal pada batang penarik (Drawbar)
didapatkan hasil seperti pada Tabel 12.
Tabel 12. Daya Olah Tanah Bajak Singkal pada Drawbar
Perlakuan Daya Olah (HP)
Bajak Tunggal 1,095
Bajak Ganda 1,535
Dari hasil perhitungan daya olah tanah bajak singkal pada batang penarik
dapat dibuat histogram seperti yang terlihat pada Gambar 16.

Gambar 16. Histogram Daya Olah Bajak Singkal pada Drawbar


21

Daya Engine untuk Mengatasi Tahanan Guling Roda dan Mengolah Lahan
Dari Hasil perhitungan daya engine untuk mengatasi tahanan guling roda
disajikan pada Tabel 13.
Tabel 13. Daya Engine untuk Mengatasi Tahanan Guling Roda dan Mengolah Lahan
Perlakuan Daya Engine (HP)
Bajak Tunggal 2,12
Bajak Ganda 2,75

Dari Tabel 13 dapat dilihat data tentang daya engine yang dibutuhkan untuk
mengatasi tahan guling roda dan mengolah lahan, bahwa daya yang dibutuhkan oleh
bajak singkal ganda lebih besar dari pada bajak singkal tunggal. Hal ini disebabkan
oleh beberapa faktor, antara lain : draft spesifik tanah, kedalaman pengolahan tanah,
lebar kerja bajak, kecepatan hand tractor, koefisien tahanan guling roda hand tractor,
berat hand tractor. Pada Gambar 17 dapat dilihat simulasi penerusan daya dari mesin
ke drawbar dan dari mesin ke roda hand tractor. Gaya potong tanah yang terjadi pada
bajak singkal ganda (F1) dihitung dengan mengalikan draft spesifik tanah, lebar kerja
dan kedalaman olah, didapatkan gaya potong tanah yaitu: 209,30 kg, dan pada roda
hand tractor (F2) dihitung dengan mengalikan koefisien tahanan guling roda dengan
berat hand tractor dan didapatkan gaya potong tanah pada roda yaitu: 67,54 kg.

Gambar 27. Penerusan daya mesin ke Drawbar dan roda Hand Tractor
(Sakai, 1987)

Histogram daya engine traktor disajikan pada Gambar 21.


22

Gambar 17. Histogram Daya Engine untuk Mengatasi Tahanan Guling Roda
dan Mengolah Lahan

Diagram Pie persentase waktu pengolahan sawah dengan menggunakan bajak


singkal tunggal dan bajak singkal ganda
Bajak singkal tunggal :
a) Efisiensi lapang : 61,91 %
b) Slip : 14,36 %
c) Waktu belok : 21,64 %
d) Tak teramati : 2,09 %
Waktu tak teramati merupakan waktu yang hilang karena terabaikan menghitungnya
pada saat pengambilan data di lapangan. Diagram Pie pengolahan tanah dengan
menggunakan bajak singkal tunggal dapat dilihat pada Gambar 18.
23

Gambar 18. Diagram Pie Bajak Singkal Tunggal


Bajak singkal ganda
a) Efisiensi lapang : 65 %
b) Slip : 11,53 %
c) Waktu belok : 19,94 %
d) Tak teramati : 3,53 %
Diagram Pie pengolahan tanah dengan menggunakan bajak singkal ganda dapat
dilihat pada Gambar 19.

Gambar 19. Diagram Pie Bajak Singkal Tunggal


24

Rekapitulasi Hasil Penelitian


Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat dibuat rekapitulasi nilai
parameter yang diukur di lapangan, seperti pada Tabel 14.
Tabel 14. Rekapitulasi Hasil Penelitian
No Parameter Bajak Singkal Tunggal Bajak Singkal Ganda
Pengukuran Uji 1 Uji 2 Rerata Uji 1 Uji 2 Rerata
1 Kecepatan kerja 0,47 0,57 0,52 0,53 0,57 0,55
aktual (m/s)
2 Kecepatan kerja 0,55 0,66 0,61 0,62 0,62 0,62
teoritis (m/s)
3 Kapasitas kerja 0,07 0,09 0,08 0,10 0,10 0,10
teoritis (Ha/jam)
4 Kapasitas kerja 0,04 0,06 0,05 0,06 0,07 0,065
efektif (Ha/jam)
5 Slip (%) 14,36 14,36 14,36 14,36 8,7 11,53
6 Efisiensi lapang (%) 57,14 66,67 61,91 60 70 65
7 Persentase losses 21,19 22,09 21,64 20,09 19,78 19,94
untuk belok (%)
8 Daya engine 1,267 1,662
berdasarkan
pemakaian bahan
bakar (HP)
9 Gaya potong tanah 157,94 209,3
(kg)
10 Daya engine untuk 2,12 2,75
mengatasi tahanan
guling roda (HP)
11 Denyut jantung 149 120 134,5 125 150 137,5
operator/menit
12 Daya operator 59,56 61
(watt)
13 Cone index (kg/cm2) 6,74 8,28
14 Lempung (%) 29,7 41,29
15 Draft spesifik 0,32 0,40
(kg/cm2)
16 Lebar kerja (cm) 36 42
25

Tabel 16. Lanjutan


No Parameter Bajak Singkal Tunggal Bajak Singkal Ganda
Pengukuran
Uji 1 Uji 2 Rerata Uji 1 Uji 2 Rerata
17 Kedalaman olah 13,25 11,5
(cm)
18 Lebar kerja teoritis 0,37 0,37 0,37 0,46 0,45 0,455
(m)
19 Daya engine pada 7,5 7,5
spesifikasi alat (HP)
20 Tingkat beban kerja Berat Berat
terukur

21 Tekstur tanah Lempung Liat Debuan Liat Berdebu


22 Kadar Air (%) 72,4 56,3

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan

Telah dihasilkan bajak singkal ganda (dua Bottom) tipe standar. Berdasarkan
hasil pengujian terhadap bajak singkal tunggal dan bajak singkal ganda hasil
modifikasi, maka dapat disimpulkan :
(1) Kecepatan kerja aktual bajak singkal tunggal 0,52 m/s dan bajak ganda
0,55 m/s
(2) Kapasitas kerja teoritis bajak singkal tunggal 0,08 Ha/jam, dan bajak
singkal ganda 0,10 Ha/jam
(3) Kapasitas kerja efektif bajak singkal tunggal 0,05 Ha/jam dan bajak
singkal ganda 0,065 Ha/jam
(4) Efisiensi bajak singkal tunggal 61,91 % dan bajak singkal ganda 65 %
(5) Persentase kehilangan waktu saat belok bajak singkal tunggal 21,64 %
bajak singkal ganda 19,94 %
(6) Slip pada bajak singkal tunggal 14,36 % dan bajak singkal ganda 11,53 %
(7) Pemakaian bahan bakar pada bajak singkal tunggal 0,303 l/jam dan bajak
singkal ganda 0,397 l/jam
26

(8) Daya kimia bajak singkal tunggal 3,838 HP dan bajak singkal ganda 5,036
HP
(9) Daya mekanis bajak singkal tunggal 1,267 HP dan bajak singkal ganda
1,662 HP,
(10) Draft spesifik tanah pada bajak singkal tunggal dengan tekstur tanah
Lempung Berdebu yaitu : 0,32 kg/cm2 pada bajak singkal ganda dengan
tekstur tanah Liat Berdebu 0,40 kg/cm2
(11) Gaya potong tanah bajak singkal tunggal 157,94 kg, sedangkan bajak
singkal ganda 209,3 kg
(12) Daya engine untuk mengatasi tahan guling roda dan mengolah lahan pada
bajak singkal tunggal 2,12 HP dan bajak singkal singkal ganda 2,75 HP.

Saran
(1) Pada saat penggandengan sebaiknya memperhatikan jarak antara telapak
bajak dengan dudukan Beam agar jangan terlalu dekat sehingga memudahkan
tanah terbalik pada saat pembajakan
(2) Jarak yang ideal antara telapak bajak depan dengan belakang pada bajak
singkal ganda yaitu : 30 – 35 cm
(3) Space antara telapak bajak depan dan belakang pada bajak singkal ganda
sebaiknya 4 – 6 cm.

DAFTAR PUSTAKA
Clyde, A. W. Mechanics of Farm Machinery, Series of Articles in Farm impl. News,
Jan. 6 to Mar, 1994.

Harris Pearson Smith, A.E. Lambert Henry Wilkes. 1988 Farm Machinery and
Equipment, Tata McGraw-Hill Publishing Company Ltd, New Delhi.

Kisu, Masayuki. 1972. Soil Physical Properties and Machine Performance. JARQ.
Volume 6. No.3.

Moens, D. 1978. Sumber dan Kebutuhan Energi Dalam Strategi Mekanisasi


Pertanian. Bogor. Departemen Mekanisasi Pertanian. FATETA-IPB.
27

Russel, E. W. Soil Condition and Plant Growth. 10th edition. London. Longman. P 66

Santosa. 1994a. Interaksi Tanah dan Mesin Pertanian. Fakultas Pertanian Universitas
Andalas. Padang.

Santosa, 1994b. Studi Nilai Draft Spesifik Tanah dengan Berbagai Metoda. Buletin
Enginering Pertanian. Vol. 1, No. 3, Okt. 1994 : 8-14.

Santosa. 2004c. Pengantar Teknik Pertanian. Jilid I. Fakultas Pertanian Universitas


Andalas. Padang.

Santosa, Andasuryani, dan Azrifirwan. 2007. Studi Parameter Fisik - Mekanik Tanah
dan Bajak Singkal untuk Pengolahan Tanah, Studi Kasus di Padang
Sumatera Barat. Makalah Disampaikan pada Seminar Pemantauan Hasil
Penelitian Fundamental 2007, di Jakarta, 3-5 Desember 2007.

Santosa, 2009a. Dasar Analisis Teknis untuk Manajemen Tenaga Alat dan Mesin
Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas. Padang.
Santosa. 2009b. Teknik Mesin Partanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas
Andalas, Padang.

******Catatan :
Makalah ini telah diseminarkan pada Seminar Nasional dan Rapat Tahunan
(Semirata) BKS-PTN Barat Bidang Ilmu-ilmu Pertanian Tahun 2010 di
Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, pada tanggal 24 - 25 Mei 2010
*******************************

You might also like