Professional Documents
Culture Documents
Studi Bajak Singkal Satu Telapak Dan Bajak Singkal Dua Telapak Untuk Pengolahan Tanah Sawah Study of One Bottom and Two Bottom Moldboard Plow For Wet
Studi Bajak Singkal Satu Telapak Dan Bajak Singkal Dua Telapak Untuk Pengolahan Tanah Sawah Study of One Bottom and Two Bottom Moldboard Plow For Wet
Studi Bajak Singkal Satu Telapak dan Bajak Singkal Dua Telapak
untuk Pengolahan Tanah Sawah
(Study of One Bottom and Two Bottoms Moldboard Plow for Wet Land
Tillage)
E-mail : santosa764@yahoo.co.id
ABSTRACT
The research about moldboard for cultivation of rice field soil has been
done, with one bottom and two bottoms. In the first phase, the plow was made
in the workshop of Agricultural Engineering of Andalas University. While in
the second phase, the trial was undertaken in farm in Limau Manis Sub-
district, Pauh Sub-district office Padang city at October until November 2009.
This research is done with modifying a standard-type-moldboard and doing a
trial on rice field in Limau Manis Sub-district, then analyze the data.
The description of research result shows that: the actual speed of double
moldboard is 0.55 m/s and the speed of single moldboard is 0.52 m/s; the
theoretic work capacity of double moldboard is 0.1 Ha/hour while the theoretic
work capacity of single moldboard is 0.08 Ha/hour; the effective work capacity
of double moldboard is 0.065 Ha/hour and the effective work capacity of
single moldboard is 0.05 Ha/hour; the field efficiency of double moldboard is
65 % and single moldboard is 61.91 %; the slip percentage of single
moldboard is 14.36 % and double moldboard is 11.53 %; the time-lost
percentage of single moldboard when turning is 21.64 % while the double
moldboard is 19.94 %; the fuel consumption in double moldboard is 0.397
liter/hour and in single moldboard is 0.303 liter/hour; the chemistry power of
double moldboard is 5.036 HP and the single moldboard is 3.838 HP; the
mechanical power of double moldboard is 1.662 HP and the single moldboard
is 1.267 HP; the soil specific draft of double moldboard with the soil texture of
Dusty Loam is 0.4 kg/cm2, while the soil specific draft of single moldboard
with the soil texture of Dusty Clay 0.32 kg/cm2; the soil section force of single
moldboard is 157.94 kg and the double moldboard is 209.3 kg; the engine
2
power to handle the wheel-roll resistance and to cultivate the field on the single
moldboard is 2.12 HP and on the double moldboard is 2.75 HP; the water
value at the dusty loam soil is 56.3 % and at the dusty clay soil is 72.4 %.
ABSTRAK
Telah dilaksanakan penelitian tentang bajak singkal untuk pengolahan tanah
sawah, dengan satu telapak dan dua telapak bajak. Pada tahap pertama, dilakukan
pembuatan bajak di bengkel Teknik Pertanian Universitas Andalas, sedangkan pada
tahap kedua, dilakukan pengujian di sawah Kelurahan Limau Manis Kec. Pauh Kota
Padang pada bulan Oktober – November 2009. Penelitian ini dilakukan dengan
memodifikasi bajak singkal tipe standar dan melakukan pengujian pada lahan sawah
yang ada di Kelurahan Limau Manis, kemudian dilakukan analisis data. Deskripsi
dari hasil penelitian menunjukkan : kecepatan aktual bajak ganda 0,55 m/s dan bajak
singkal tunggal 0,52 m/s, kapasitas kerja teoritis bajak singkal ganda 0,10 Ha/jam dan
bajak singkal tunggal 0,08 Ha/jam, kapasitas kerja efektif bajak singkal ganda 0,065
Ha/jam dan bajak singkal tunggal 0,05 Ha/jam, efisiensi lapang bajak singkal ganda
65 % dan bajak singkal tunggal 61,91 %, persentase slip bajak tunggal 14,36 %, dan
bajak singkal ganda 11,53 %, persentase kehilangan waktu saat belok bajak singkal
ganda 19,94 %, bajak singkal tunggal 21,64 %, pemakaian bahan bakar pada bajak
singkal ganda 0,397 l/jam, bajak singkal tunggal 0,303 l/jam, daya kimia bajak
singkal ganda 5,036 HP dan bajak singkal tunggal 3,838 HP, daya mekanis bajak
singkal ganda 1,662 HP dan bajak singkal tunggal 1,267 HP, draft spesifik tanah pada
bajak singkal ganda dengan tekstur tanah Liat Berdebu 0,40 kg/cm 2 dan bajak singkal
tunggal dengan tekstur tanah Lempung Berdebu 0,32 kg/cm2, gaya potong tanah
bajak singkal tunggal 157,94 kg, dan bajak singkal ganda 209,3 kg, daya engine
untuk mengatasi tahanan guling roda dan mengolah lahan pada bajak singkal singkal
ganda 2,75 HP dan bajak singkal tunggal 2,12 HP, kadar air pada tanah Liat berdebu
56,3 % dan pada Lempung Liat Debuan 72,4 %.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah satu alat pengolahan primer adalah bajak singkal, yang merupakan salah
satu alat pertanian yang tertua yang juga di anggap alat pengolah tanah yang paling
penting, karena memiliki fungsi merubah sifat fisik tanah dengan cara ditarik, bajak
3
singkal akan memotong, membalikan, dan memecah tanah yang sekaligus menutup
gulma dan menjadikannya kompos di bawah tanah.
Peranan bajak singkal di dalam pengolahan tanah yaitu (Santosa, 2004a) : (a)
mengubur dan membenamkan seresah, (b) menambah aerasi udara, (c)
mengendalikan gulma, (d) memasukkan pupuk kedalam tanah, dan (e) menjadikan
media yang baik untuk biji dalam hal perkecambahannya, dengan adanya
pembenaman seresah atau residu tanaman yang disertai dengan aerasi yang baik,
maka akan memacu pertumbuhan mikroorganisme yang membantu proses
dekomposisi seresah atau bahan organik tersebut, dengan terjadinya dekomposisi
bahan organik, maka akan menaikkan persediaan nitrogen dan fosfor, serta beberapa
unsur lainnya.
Bajak singkal tipe standar buatan Amerika yang dimiliki BPTP SUMBAR
memiliki lebar pisau 19 cm, dalam pengolahan memerlukan waktu yang cukup lama,
dengan daya mesin 7,5 HP, hingga menghabiskan biaya yang banyak.
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
(1) Mengefisiensikan waktu, tenaga, dan biaya kerja dalam mengolah lahan,
khususnya tanah sawah
(2) Mengetahui kecepatan Hand Tractor karena pengaruh penambahan telapak
bajak
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu
Penelitian ini telah dilaksanakan dengan dua tahap, yaitu tahap pembuatan alat,
yang dilaksanakan di bengkel Program Studi Teknik Pertanian Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Andalas Padang, dan tahap pengujian dilakukan di sawah yang
ada di Kelurahan Limau Manis, Kecamatan Pauh, Kotamadya Padang. Penelitian
dilaksanakan dari bulan Oktober – November 2009.
4
Pengamatan
Pengamatan penelitian ini dilakukan di sawah. Hasil pengamatan dihitung
berdasarkan nilai rata-rata dari kedua bajak yang digunakan, sehingga nanti diketahui
keefektifan alat dalam melakukan pembajakan. Adapun bentuk-bentuk dari
pengamatan tersebut adalah :
Kecepatan Kerja Aktual
Kecepatan kerja dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
S
Vakt = ............................................................................................(1)
t
dengan Vakt adalah kecepatan kerja aktual (m/detik), S adalah panjang lintasan
atau jarak tempuh (m), dan t adalah waktu tempuh (detik).
Kapasitas Kerja Teoritis
Kapasitas teoritis bajak dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Kt = Vteo x W x 0,36 ……………………………………..................(2)
dengan Kt adalah Kapasitas teoritis (ha/jam), Vteo adalah kecepatan kerja (m/detik),
W adalah lebar kerja singkal (m), dan 0,36 adalah angka konversi dari m2/detik
menjadi Ha/jam.
V akt
Vteo = V teoritis = ..........................................................................(3)
1 S
dengan S adalah slip roda traktor.
Kapasitas Kerja Efektif
Pengamatan dilakukan dengan menghitung waktu total yang digunakan untuk
mengoperasikan alat pada satuan luas tertentu. Kapasitas kerja efektif dapat dihitung
dengan menggunakan rumus :
TL
Ke = ………………………………………............................(4)
TW
dengan : Ke adalah kapasitas kerja efektif (ha/jam), TL adalah total luas lahan yang
dibajak (ha), dan TW adalah total waktu (jam).
6
Ke
E= x100% ……………………………....................................(5)
Kt
Daya yang terpakai dalam pengoperasian alat pengolah tanah primer ini dapat
dicari dengan menggunakan rumus:
Daya Mekanis = Daya kimia x solar .................................................. (7)
Daya kimia =
Bahan bakar terpakai x solar x Nilai kalor solarx 4,2 joule / kalori
3600 dt / jam x 735
(8)
dengan : solar adalah 0,33, solar adalah 0,800 kg/l, dan nilai kalor solar
adalah 10.000.000 kal/kg, dan daya kimia dengan satuannya HP.
Biaya Operator
Wop
Bo …...………………………….....................………..(9)
Wt
dengan :
Bo = Biaya operator (Rp/jam)
Wop = Upah tenaga kerja tiap hari (Rp/hari)
Wt = Jam kerja per hari (jam/hari)
Biaya operator per jam tergantung pada keadaan lokal, sebab upah bervariasi
menurut lokasi masing-masing daerah.
Draft Spesifik Tanah
Dengan menggunakan Formula Kisu (1972) dalam Santosa (1994b), Santosa
(1994c), dan Santosa (2005a), nilai draft spesifik tanah dapat diketahui dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut :
IP = 0,8 x C – 4,5………………………………….............................(10)
dengan :
IP = Indeks plastisitas tanah (%)
C = Kandungan lempung (clay) dalam %
Ci 2 1
Dst = ……………………………….....................…...(11)
600 Ci
dengan :
Dst = Draft spesifik tanah termodifikasi (kg/cm2)
Ci = Cone index (kg/cm2)
8
80 xDst
Ds =
75,5 IP ………………………………………….............…(12)
Daya Engine untuk Mengatasi Tahanan Guling Roda dan Mengolah Lahan
Untuk mengetahui daya engine untuk mengatasi tahanan guling roda dan
mengolah lahan dapat menggunakan persamaan berikut :
DsxdxlxV CrrxWxV
Daya Engine = ………………..............(13)
75 x1 75 x 2
dengan :
Daya Engine = Daya pada engine untutk mengatasi tahanan guling roda (HP)
Ds = Draft spesifik tanah (kg/cm2)
d = Kedalaman pengolahan tanah (cm)
l = Lebar kerja bajak (cm)
V = Kacepatan traktor (m/dtk)
Crr = Koefisien tahanan guling roda traktor
W = Berat traktor (kg)
1 = Efisiensi penerusan daya dari engine ke drawbar (75 %)
(Santosa, 2009b)
2 = Efisiensi penerusan daya dari engine ke roda penggerak (71 %)
(Santosa, 2009b)
Gaya Potong Tanah
Dapat diketahui dengan menggunakan persamaan berikut :
F = Ds x d x l............................................................................(14)
Untuk bajak Ganda :
F = Ds x d x l x n......................................................................(15)
dengan :
F = Gaya potong tanah (kg)
Ds = Draft spesifik tanah (kg/cm2)
d = Kedalaman pengolahan tanah (cm)
l = Lebar kerja bajak (cm)
n = Banyaknya telapak bajak
9
telapak bajak bagian depan. Space antara telapak bajak depan dan belakang pada
bajak ganda yang sudah dimodifikasi dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 3. Hitching
Dudukan Beam dibuat dari besi U seperti terlihat pada Gambar 4.
Kapasitas kerja teoritis ini dipengaruhi oleh lebar pengolahan tanah serta
kecepatan aktual dari hand tractor. Kapasitas kerja teoritis umumnya lebih besar dari
pada kapasitas kerja efektif, karena kapasitas kerja teoritis merupakan kemampuan
sebenarnya dari alat tersebut. Kapasitas kerja teoritis dapat disajikan histogramnya
pada Gambar 7.
Pada umumnya waktu teoritis lebih besar dari waktu efektif. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, seperti : (a) waktu yang hilang diakhir barisan
ketika berputar, (b) waktu yang hilang ketika membersihkan tanah yang melekat pada
bajak, pengaturan alat, (c) keterampilan operator, serta (d) waktu untuk istirahat
(Hunt, 1970). Kapasitas kerja melakukan operasi tergantung pada : tipe dan besar
mesin / alat, keterampilan operator, sumber tenaga yang tersedia dan keadaan kerja,
seperti ukuran dan bentuk petakan, topografi wilayah, vegetasi, jenis tanah, dan lain
sebagainya (Moens, 1978). Histogram kapasitas kerja efektif dapat dilihat pada
Gambar 8.
Pada Gambar 8 terlihat bahwa perbedaan antara kapasitas kerja efektif antara
bajak tunggal dengan ganda tidak terlalu besar, hal ini dikarenakan lebar kerja bajak
singkal ganda tidak jauh beda dengan lebar kerja bajak singkal tunggal.
15
Persentase kehilangan waktu akibat belok lebih tinggi pada bajak singkal
ganda, hal ini dipengaruhi oleh posisi implement sewaktu belok, kecepatan aktual
dari bajak juga mempengaruhi kehilangan waktu saat belok. Pada Gambar 10 dapat
dilihat persentase kehilangan waktu belok antara bajak singkal tunggal dengan bajak
singkal ganda.
.
Gambar 11. Histogram Pemakaian Bahan Bakar
Dari pemakaian bahan bakar didapatkan daya kimia yang dihasilkan. Daya
kimia adalah daya yang dihasilkan oleh hand tractor atau alat pengolah tanah
berdasarkan hubungannya dengan konsumsi bahan bakar. Pada Tabel 8 dan 9 terlihat
bahwa daya kimia dan daya mekanis pada bajak singkal ganda lebih besar . Hal
tersebut terjadi karena konsumsi bahan bakar dengan bajak singkal ganda lebih besar
daripada bajak singkal tunggal.
Tabel 8. Daya Kimia
Perlakuan Daya Kimia (HP)
Bajak Tunggal 3,838
Bajak Ganda 5,036
Hasil perhitungan daya kimia dapat disajikan histogram pada Gambar 12.
Dari perhitungan daya kimia maka dapat dihitung besarnya daya mekanis,
yang dihasilkan, separti yang disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9. Daya Mekanis
Perlakuan Daya Mekanis (HP)
Bajak Tunggal 1,267
Bajak Ganda 1,662
Daya mekanis merupakan daya sebenarnya yang dipakai oleh hand tractor
untuk mengolah lahan berdasarkan pemakaian bahan bakar. Pada Gambar 13 dapat
dilihat daya mekanis yang terpakai pada saat pengolahan tanah.
Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa draft spesifik tanah pada pengolahan tanah
dengan menggunakan bajak singkal ganda lebih tinggi, tetapi memiliki tekstur tanah
yang mempunyai kandungan liat yang tinggi, yaitu 41,29 % hingga digolongkan
kepada tanah Liat Berdebu. Pada pengolahan tanah dengan bajak singkal tunggal
kandungan liatnya 29,03 % dan digolongkan ke dalam tanah dengan tekstur Lempung
Liat Debuan. Hasil perhitungan draft spesifik tanah dapat disajikan histogramnya
seperti pada Gambar 14.
Gaya potong tanah pada bajak singkal ganda lebih tinggi dibandingkan
dengan bajak singkal tunggal, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : lebar
kerja, draft spesifik tanah, dan kedalaman olah. Pada bajak singkal dua telapak tekstur
tanahnya liat berdebu sedangkan pada bajak singkal satu bottom tekstur tanahnya
Lempung Liat Debuan, jadi beda gaya potong tanah antara bajak singkal tunggal
20
dengan bajak singkal ganda tidak terlalu beda jauh. Diagram Batang (Histogram) dari
gaya potong tanah tersebut disajikan pada Gambar 15.
4.11 Daya Olah Tanah Bajak Singkal pada Batang Penarik (Drawbar)
Perhitungan daya olah tanah bajak singkal pada batang penarik (Drawbar)
didapatkan hasil seperti pada Tabel 12.
Tabel 12. Daya Olah Tanah Bajak Singkal pada Drawbar
Perlakuan Daya Olah (HP)
Bajak Tunggal 1,095
Bajak Ganda 1,535
Dari hasil perhitungan daya olah tanah bajak singkal pada batang penarik
dapat dibuat histogram seperti yang terlihat pada Gambar 16.
Daya Engine untuk Mengatasi Tahanan Guling Roda dan Mengolah Lahan
Dari Hasil perhitungan daya engine untuk mengatasi tahanan guling roda
disajikan pada Tabel 13.
Tabel 13. Daya Engine untuk Mengatasi Tahanan Guling Roda dan Mengolah Lahan
Perlakuan Daya Engine (HP)
Bajak Tunggal 2,12
Bajak Ganda 2,75
Dari Tabel 13 dapat dilihat data tentang daya engine yang dibutuhkan untuk
mengatasi tahan guling roda dan mengolah lahan, bahwa daya yang dibutuhkan oleh
bajak singkal ganda lebih besar dari pada bajak singkal tunggal. Hal ini disebabkan
oleh beberapa faktor, antara lain : draft spesifik tanah, kedalaman pengolahan tanah,
lebar kerja bajak, kecepatan hand tractor, koefisien tahanan guling roda hand tractor,
berat hand tractor. Pada Gambar 17 dapat dilihat simulasi penerusan daya dari mesin
ke drawbar dan dari mesin ke roda hand tractor. Gaya potong tanah yang terjadi pada
bajak singkal ganda (F1) dihitung dengan mengalikan draft spesifik tanah, lebar kerja
dan kedalaman olah, didapatkan gaya potong tanah yaitu: 209,30 kg, dan pada roda
hand tractor (F2) dihitung dengan mengalikan koefisien tahanan guling roda dengan
berat hand tractor dan didapatkan gaya potong tanah pada roda yaitu: 67,54 kg.
Gambar 27. Penerusan daya mesin ke Drawbar dan roda Hand Tractor
(Sakai, 1987)
Gambar 17. Histogram Daya Engine untuk Mengatasi Tahanan Guling Roda
dan Mengolah Lahan
Telah dihasilkan bajak singkal ganda (dua Bottom) tipe standar. Berdasarkan
hasil pengujian terhadap bajak singkal tunggal dan bajak singkal ganda hasil
modifikasi, maka dapat disimpulkan :
(1) Kecepatan kerja aktual bajak singkal tunggal 0,52 m/s dan bajak ganda
0,55 m/s
(2) Kapasitas kerja teoritis bajak singkal tunggal 0,08 Ha/jam, dan bajak
singkal ganda 0,10 Ha/jam
(3) Kapasitas kerja efektif bajak singkal tunggal 0,05 Ha/jam dan bajak
singkal ganda 0,065 Ha/jam
(4) Efisiensi bajak singkal tunggal 61,91 % dan bajak singkal ganda 65 %
(5) Persentase kehilangan waktu saat belok bajak singkal tunggal 21,64 %
bajak singkal ganda 19,94 %
(6) Slip pada bajak singkal tunggal 14,36 % dan bajak singkal ganda 11,53 %
(7) Pemakaian bahan bakar pada bajak singkal tunggal 0,303 l/jam dan bajak
singkal ganda 0,397 l/jam
26
(8) Daya kimia bajak singkal tunggal 3,838 HP dan bajak singkal ganda 5,036
HP
(9) Daya mekanis bajak singkal tunggal 1,267 HP dan bajak singkal ganda
1,662 HP,
(10) Draft spesifik tanah pada bajak singkal tunggal dengan tekstur tanah
Lempung Berdebu yaitu : 0,32 kg/cm2 pada bajak singkal ganda dengan
tekstur tanah Liat Berdebu 0,40 kg/cm2
(11) Gaya potong tanah bajak singkal tunggal 157,94 kg, sedangkan bajak
singkal ganda 209,3 kg
(12) Daya engine untuk mengatasi tahan guling roda dan mengolah lahan pada
bajak singkal tunggal 2,12 HP dan bajak singkal singkal ganda 2,75 HP.
Saran
(1) Pada saat penggandengan sebaiknya memperhatikan jarak antara telapak
bajak dengan dudukan Beam agar jangan terlalu dekat sehingga memudahkan
tanah terbalik pada saat pembajakan
(2) Jarak yang ideal antara telapak bajak depan dengan belakang pada bajak
singkal ganda yaitu : 30 – 35 cm
(3) Space antara telapak bajak depan dan belakang pada bajak singkal ganda
sebaiknya 4 – 6 cm.
DAFTAR PUSTAKA
Clyde, A. W. Mechanics of Farm Machinery, Series of Articles in Farm impl. News,
Jan. 6 to Mar, 1994.
Harris Pearson Smith, A.E. Lambert Henry Wilkes. 1988 Farm Machinery and
Equipment, Tata McGraw-Hill Publishing Company Ltd, New Delhi.
Kisu, Masayuki. 1972. Soil Physical Properties and Machine Performance. JARQ.
Volume 6. No.3.
Russel, E. W. Soil Condition and Plant Growth. 10th edition. London. Longman. P 66
Santosa. 1994a. Interaksi Tanah dan Mesin Pertanian. Fakultas Pertanian Universitas
Andalas. Padang.
Santosa, 1994b. Studi Nilai Draft Spesifik Tanah dengan Berbagai Metoda. Buletin
Enginering Pertanian. Vol. 1, No. 3, Okt. 1994 : 8-14.
Santosa, Andasuryani, dan Azrifirwan. 2007. Studi Parameter Fisik - Mekanik Tanah
dan Bajak Singkal untuk Pengolahan Tanah, Studi Kasus di Padang
Sumatera Barat. Makalah Disampaikan pada Seminar Pemantauan Hasil
Penelitian Fundamental 2007, di Jakarta, 3-5 Desember 2007.
Santosa, 2009a. Dasar Analisis Teknis untuk Manajemen Tenaga Alat dan Mesin
Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas. Padang.
Santosa. 2009b. Teknik Mesin Partanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas
Andalas, Padang.
******Catatan :
Makalah ini telah diseminarkan pada Seminar Nasional dan Rapat Tahunan
(Semirata) BKS-PTN Barat Bidang Ilmu-ilmu Pertanian Tahun 2010 di
Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, pada tanggal 24 - 25 Mei 2010
*******************************