You are on page 1of 12

Volume 11 No.

01 Juli 2020

KAJIAN TEKNIS AKTIFITAS DEWATERING DI AREA PENAMBANGAN IUP


PT DUTA ALAM SUMATERA PERIODE BULAN MARET TAHUN 2020

TECHNICAL STUDY OF DEWATERING ACTIVITIES IN THE MINING AREA OF


PT DUTA ALAM SUMATRA IUP FOR THE PERIOD OF MARCH 2020

Rusdiana1), Lina Rianti2), M. Ikbal Aziz3)


1,2,3)
Program Studi Teknik Pertambangan Batubara Politeknik Akamigas Palembang, 30257, Indonesia
Corresponding Author E-mail: rusdianad18@gmail.com dan linarianti@pap.ac.id

Abstract: In an open mining system the water that enters the mining site can disrupt mining activities and reduce
production plans, so water management is called a mine drainage system. This research analyzes pump outlet discharge,
volume of incoming and outgoing water and sump ability. The method used to calculate runoff discharge using the
rational method and to discharge the Turc-Langbein-Wund formula. Before overflowing the water in the sump, it will
be moved out of the mine with a pumping and piping system to the settling pond in order to obtain a pump outlet
discharge of 1,182 l/s. In the investigation area has a catchment area of 287.200 m2 and sump elevation of 62.5 m,
maximum rainfall is obtained 65.23 mm / day, rain hour is 1.22 hours and the volume of incoming water is 5,115.08 m3
/ hour. comes from runoff water, evapotranspiration water and ground water while the volume of water that comes out
is 709,200 m3 / hour. The location of the sump is located to the east of the Pit with the number of pumps used, namely 6
pump units (5 pump units in Pit 2 sumps and 1 pump in Pit 1 sumps). The pipe used is HDPE with a diameter of 0.25 m.
The number of pipes used in the sump is 20 sticks. From observations obtained that the existing sump is able to
accommodate the incoming water with a sump ability percentage of 57 %. To get maximum results need pump
maintenance, check the actual discharge at the pump outlet and pay attention to the slope of the mine opening floor.
Keywords: Mine Drainage System, Sump, Discharge, Water and Settling Pond.

Abstrak: Pada sistem tambang terbuka air yang masuk ke lokasi penambangan dapat mengganggu aktifitas
penambangan serta menurunkan rencana produksi maka dibutuhkan penanggulangan air yang dinamakan sistem
penyaliran tambang. Penelitian ini menganalisis debit outlet pompa, volume air yang masuk serta keluar dan
kemampuan sump. Adapun metode yang digunakan untuk menghitung debit limpasan dengan menggunakan metode
rasional dan untuk debit evapotranspirasi rumus Turc-Langbein-Wund. Sebelum meluap air yang ada di sump maka
akan dipindahkan keluar tambang dengan sistem pemompaan dan pemipaan menuju settling pond sehingga didapat
debit outlet pompa sebesar 1.182 l/s. Pada daerah penyelidikan mempunyai luas catchment area 287. 200 m 2 dan
elevasi sump 62,5 m, curah hujan maksimum diperoleh 65,23 mm/hari, jam hujan sebesar 1,22 jam dan volume air
yang masuk sebanyak 5.115,08 m3/jam yang berasal dari air limpasan, air evapotranspirasi dan air tanah sedangkan
volume air yang keluar sebesar 709.200 m3/jam. Letak sump berada pada sebelah timur Pit dengan jumlah pompa yang
digunakan, yaitu 6 unit pompa (5 unit pompa di sump Pit 2 dan 1 pompa di sump Pit 1). Pipa yang digunakan yaitu
HDPE dengan diameter 0,25 m. Jumlah pipa yang digunakan pada sump, yaitu 20 batang. Dari hasil pengamatan
diperoleh sump yang ada mampu menampung air yang masuk dengan persentase kemampuan sump, yaitu 57 %. Untuk
mendapatkan hasil yang maksimal perlu perawatan pompa, mengecek debit aktual pada outlet pompa serta
memperhatikan kemiringan lantai bukaan tambang.
Kata Kunci : Sistem Penyaliran Tambang, Sump, Debit, Air dan Settling Pond.

1. PENDAHULUAN Hal ini berdampak bagi sektor industri di


1.1. Latar Belakang Indonesia yang mengakibatkan banyaknya
Industri pertambangan batubara berdiri perusahaan tambang baru tepatnya di
merupakan salah satu penyumbang bagi daerah Sumatera dan Kalimantan. Perusahaan
ketersediaan energi pada saat ini, baik sebagai tersebut berusaha meningkatkan produksi
pembangkit tenaga listrik, industri pembuatan batubaranya untuk bersaing memenuhi
semen, peleburan bijih besi dan baja dan masih permintaan pasar batubara dunia (Sibarani,
banyak lagi. Dapat dilihat dari permintaan Mukiat dan Abro, 2016: 2).
batubara dari pasar domestik maupun PT Duta Alam Sumatera merupakan
mancanegara yang meningkat tiap tahunnya. salah satu perusahaan swasta dalam negeri

64
Volume 11 No. 01 Juli 2020

yang melakukan usaha dibidang pertambangan bulan maret tahun 2020., Penelitian tidak
batubara yang berlokasi di Desa Tanjung Baru, mempertimbangkan analisis biaya hanya
Kecamatan Merapi Barat, Kabupaten Lahat, berupa kajian teknis meliputi performa pompa
Provinsi Sumatera Selatan dan memiliki IUP dan dimensi Sump., dan Penelitian
produksi dengan lahan konsesi sebesar 357 dilaksanakan di Area KPL 3.
hektar. Sistem penambangan yang diterapkan
oleh PT Duta Alam Sumatera adalah sistem 1.3. Tujuan Penelitian
penambangan tambang terbuka dan metode Tujuan dari penelitian ini adalah :
yang digunakan konvensional, dengan 1. Mengetahui debit outlet pompa yang akan
penambangan menggunakan alat gali muat masuk di area KPL 3.
excavator backhoe dan alat angkut, yaitu dump 2. Mengetahui total volume air masuk dan
truck. total volume air yang keluar dari area
Metode tambang terbuka (open pit) penambangan.
akan menyebabkan terbentuknya cekungan 3. Mengetahui kemampuan dimensi Sump di
yang luas sehingga sangat potensial untuk area Pit 2.
menjadi daerah tampungan air, baik yang
berasal dari air limpasan permukaan maupun 1.4. Manfaat Penelitian
air tanah. Pada saat kondisi cuaca ekstrim Manfaat dari penelitian ini adalah
berupa adanya curah hujan yang tinggi maka 1. Dapat digunakan untuk menggambarkan
air yang berasal dari limpasan permukaan aktifitas dewatering di area penambangan
dapat menggenangi lantai dasar dan PT Duta Alam Sumatera.
menyebabkan berlumpurnya front 2. Dapat digunakan untuk menggambarkan
penambangan sehingga membawa dampak performa pompa yang bekerja di area Pit 2.
kerugian bagi perusahaan. Disamping itu, 3. Dapat memberikan masukan untuk
material yang dibawa oleh air limpasan jika perusahaan terhadap kemampuan dimensi
tidak ditangani dengan baik akan berdampak sump di area Pit 2.
terhadap kerusakan ekosistem sekitar.
Pengamatan di lapangan terlihat 2. TEORI DASAR
adanya daerah tangkapan hujan yang luas. 2.1 Sistem Penyaliran Tambang
Permasalahan tersebut akan menghambat Pengertian dari sistem penyaliran
aktifitas penambangan yang mengakibatkan tambang adalah suatu usaha yang diterapkan
tidak tercapainya target produksi. Diperlukan pada daerah penambangan untuk mencegah,
suatu bentuk upaya yang optimal untuk mengeringkan, atau mengeluarkan air yang
penanganan air yang masuk ke pit melalui masuk ke daerah penambangan. Upaya ini
suatu bentuk kajian teknis aktifitas dewatering dimaksudkan untuk mencegah terganggunya
dengan menganalisis semua aspek yang aktifitas penambangan akibat adanya air dalam
berpengaruh terhadap penanganan air yang jumlah yang berlebihan, terutama pada musim
masuk ke pit. Melalui upaya penanganan air hujan dan juga untuk memperlambat
yang masuk ke pit, maka diharapkan kerusakan pada alat, sehingga tahan lama
permasalahan yang timbul akibat tidak (Suwandhi, 2004).
terkontrolnya air yang masuk ke pit dapat Sumber air yang masuk ke lokasi
dihindari dan diminimalisir, sehingga aktifitas penambangan dapat berasal dari air permukaan
penambangan tetap dapat dilakukan walaupun tanah maupun air di bawah tanah. Air
dalam cuaca yang ekstrim (Yusran, permukaan tanah merupakan air yang terdapat
Djamaluddin dan Budiman, 2015:1-2). dan mengalir di permukaan tanah. Jenis air ini
meliputi: air limpasan permukaan, air sungai,
1.2. Batasan Masalah rawa atau danau yang terdapat di daerah
Batasan masalah dalam penelitian ini, tersebut, air buangan (limbah), dan mata air.
yaitu Kajian teknis dewatering pada periode Namun, air di bawah tanah merupakan air

65
Volume 11 No. 01 Juli 2020

yang terdapat di bawah permukaan tanah Pembuatan parit sangat ideal


(Gautama, 1999). diterapkan pada tambang terbuka open cast
atau kuari. Parit dibuat berawal dari sumber
2.2 Tujuan Penyaliran Tambang mata air atau air limpasan menuju kolam
Meminimalkan air yang masuk ke penampungan, langsung ke sungai atau
dalam front penambangan serta mengeluarkan diarahkan ke selokan (riool). Dimensi parit
air dari area front penambangan (proses diukur berdasarkan volume maksimum pada
pemompaan). Untuk dapat melakukan saat musim penghujan deras dengan
pengendalian air tambang dengan baik perlu memperhitungkan kemiringan lereng. Bentuk
diketahui sumber dan perilaku air. Aspek- standar melintang dari parit umumnya
aspek yang mendasari perencanaan penyaliran trapezium (Hartono, 2008).
tambang adalah aspek hidrologi dan
hidrogeologi, meliputi pengetahuan daur 2.6 Faktor - faktor yang Mempengaruhi
hidrologi, curah hujan, infiltrasi, air limpasan Sistem Penyaliran Tambang
dan air tanah serta teknik penyaliran tambang Faktor - faktor yang harus
(Suwandhi, 2004). dipertimbangkan dalam merancang sistem
penyaliran pada tambang terbuka (Hartono,
2.3 Metode Penyaliran Tambang 2008) adalah :
Penanganan masalah air dalam suatu 1. Permeabilitas,
tambang terbuka dapat dibedakan menjadi dua, 2. Rencana kemajuan rambang, dan
yaitu: 3. Curah hujan.
1. Mine drainage Data curah hujan yang akan dianalisa
Merupakan upaya untuk mencegah adalah besarnya curah hujan harian
masuknya air ke daerah penambangan. Hal ini maksimum. Pengolahan data curah hujan
umumnya dilakukan untuk penanganan air meliputi:
tanah dan air yang berasal dari sumber air 1. Periode ulang hujan, dan
permukaan. Cara yang biasa digunakan untuk 2. Hujan rencana.
mencegah agar air permukaan adalah dengan Salah satu metode dalam analisa
membuat saluran/paritan di sekeliling tambang frekuensi yang sering digunakan dalam
atau lantai jenjang. menganalisa data curah hujan adalah metode
2. Mine dewatering, distribusi ekstrim, atau juga dikenal dengan
Merupakan upaya untuk mengeluarkan metode distribusi Gumbel (Suwandhi 2004).
air yang telah masuk ke daerah penambangan. Persamaan Gumbel tersebut adalah
Upaya ini terutama untuk menangani air yang sebagai berikut:
berasal dari air hujan.
Beberapa metode penyaliran tambang Dimana:
adalah sebagai berikut : XT = perkiraan nilai curah hujan
2.4 Membuat Sump di Dalam Front rencana(mm)
Tambang (Pit) X = curah hujan rata-rata (mm)
Sistem ini diterapkan untuk membuang = simpangan baku (standar
air tambang dari lokasi kerja. Air tambang deviation)
dikumpulkan pada sumuran (sump), kemudian = standar deviasi dari reduksi variate
dipompa keluar. Pemasangan jumlah pompa (standar deviation of thereduced
tergantung pada kedalaman penggalian, variate), nilainya tergantung dari
dengan kapasitas pompa menyesuaikan debit jumlah data
air yang masuk ke dalam lokasi Yt = nilai reduksi variate dari variable
penambangan. yang diharapkan terjadi pada
2.5 Membuat Paritan periode ulang tertentu
Yn = koreksi rata-rata (reduced mean)

66
Volume 11 No. 01 Juli 2020

Simpangan baku dihitung dengan R24 = curah hujan rencana perhari (24
rumus : jam)
̅ Tc = waktu konsentrasi (jam)
√ 4. Waktu konsentrasi
Waktu konsentrasi dapat dihitung
Dimana : dengan rumus :
= standar deviasi
X = nilai variat Tc =
̅̅̅ = nilai rata-rata hitung variat Dimana:
n = jumlah data Tc = waktu konsentrasi (jam)
Nilai reduksi variat dihitung dengan 2.7 Air Limpasan
menggunakan rumus : Air limpasan adalah bagian dari curah
{ } . hujan yang mengalir diatas permukaan tanah
Dimana: menuju sungai, danau atau laut.
Y = nilai reduksi variat dari variable Untuk memperkirakan debit air
yang diharapkan terjadi pada limpasan maksimal digunakan rumus rasional,
periode ulang tertentu yaitu :
T = periode ulang (tahun) Q=CxIxA
Koreksi rata-rata (reduced mean) Dimana:
dihitung dengan menggunakan rumus : Q = debit air limpasan maksimum
(m3/detik)
* , -+ C = koefisien limpasan
Dimana: I = intensitas curah hujan (m/detik)
Yn = koreksi rata-rata (reduced mean) A = luas daerah tangkapan hujan (m2)
n = jumlah data
m = urutan data (1,2,3,…) 2.8 Catchment Area
Nilai koreksi simpangan (reduced Catchment area (daerah tangkapan air)
standard deviation ) ditentukan dengan rumus: merupakan suatu wilayah daratan yang
merupakan satu kesatuan dengan sungai dan
̅̅̅̅ anak-anak sungainya, yang berfungsi

menampung, menyimpan, dan mengalirkan air
Dimana: yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke
= standar deviasi dari reduksi variate laut secara alami, yang batas di darat
(standar deviation of thereduced merupakan pemisah topografis yang dapat
variate), nilainya tergantung dari berupa punggung-punggung bukit atau gunung
jumlah data dan batas di laut sampai dengan daerah
Yn = koreksi rata-rata (reduced mean) perairan yang masih terpengaruh aktifitas
̅̅̅̅ = nilai rata-rata Yn daratan.
n = jumlah data
3. Intensitas curah hujan 2.9 Sump
Intensitas curah hujan adalah jumlah Sump merupakan bagian yang tidak
hujan per satuan waktu yang relatif singkat, dapat dipisahkan dalam sistem tambang
dinyatakan dalam mm/jam, mm/menit, terbuka. Sump berfungsi sebagai penampung
mm/detik. Perhitungan intensitas curah hujan segala jenis air yang masuk ke dalam
satu jam dilakukan dengan menggunakan pittambang terbuka. Sumber air pada sistem
rumus Mononobe sebagai berikut (Suwandhi, tambang terbuka meliputi air hujan, air
2004): permukaan, limpasan/rembesan dari sumber
air permukaan dan airtanah. Dalam perjalanan
suatu sistem tambang terbuka, pengelolaan
Dimana: sump merupakan suatu keharusan.

67
Volume 11 No. 01 Juli 2020

2.10 Pemompaan V = kecepatan aliran dalam pipa


Pompa berfungsi untuk memindahkan (m/detik)
atau mengeluarkan air dari tempat yang L = panjang pipa (m)
rendah, yaitu air yang ada pada kolam D = diameter pipa (m)
penampungan (sump) pada lantai kerja f = koefisien kekasaran pipa
penambangan ke tempat yang lebih tinggi g = percepatan gravitasi bumi
(keluar tambang). Sesuai dengan prinsip (m/detik2)
kerjanya, pompa dibedakan atas : 4. Head belokan (hf2)
1.Reciprocating pump,
( )
2.Centrifugal pump, dan
3.Axial pump. Dimana:
Dalam pemompaan dikenal istilah k = koefisien kerugian pada belokan
julang (head), yaitu energi yang diperlukan
* ( ) + ( )
untuk mengalirkan sejumlah air pada kondisi
tertentu. Semakin besar debit air yang V = kecepatan aliran dalam pipa
dipompa, maka head juga akan semakin (m/detik)
besar. Head total pompa untuk mengalirkan g = percepatan gravitasi bumi
sejumlah air seperti yang direncanakan dapat (m/detik2)
ditentukan dari kondisi instalasi yang akan R = jari-jari lengkung belokan (m)
dilayani oleh pompa tersebut, sehingga julang
total pompa dapat dituliskan sebagai berikut:
H = hs + hv + hf1 + hf2 ϴ = sudut belokan pipa (derajat)
Dimana: D = diameter pipa (m)
H = head total pompa (m)
hs = headstatis pompa (m) 2.11 Saluran Penyaliran
hv = head kecepatan (m) Perhitungan kapasitas pengaliran suatu
hf1 = head gesekan (m) saluran air dilakukan dengan rumus manning (
hf2 = head belokan Amin, 2000) sebagai berikut :
Perhitungan berbagai julang pada Q = 1/n x R2/3x S1/2x A
pemompaan : Dimana:
1. Head statis (hs) Q = debit (m3/detik)
hs = h2 – h1 R = jari-jari hidrolik (m)
Dimana: S = kemiringan saluran (%)
h1 = elevasi sisi isap (m) A = luas penampang basah (m2)
h2 = elevasi sisi keluar (m) n = koefisien kekasaran manning
2. Head kecepatan
hV = 3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Dimana: Jenis penelitian yang akan dilakukan
Hv = head kecepatan (m) peneliti ialah jenis penelitian yang tergolong
v = kecepatan aliran air dalam pipa kedalam jenis penelitian deskriptif dengan data
(m/detik) berbentuk kuantitatif.
= percepatan gravitasi (m/detik2) 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
3. Head gesekan (hf1) Penelitian dilakukan pada tanggal 24
( ) Februari 2020 s.d. 24 April 2020 di PT Duta
Alam Sumatera, berlokasi di di Desa Tanjung
Dimana:
Baru, Kecamatan Merapi Barat, Kabupaten
Q = debit air limpasan (m3/detik)
Lahat, Propinsi Sumatera Selatan.
3.3 Metode Penelitian

68
Volume 11 No. 01 Juli 2020

Masalah-masalah yang dibahas pada 4.1 Hasil


penelitian ini, dapat menggunakan beberapa Sebagai bahan kajian data, penulis
metode penyelesaiannya sebagai berikut : melakukan aktifitas pencarian data melalui
1. Studi literatur diskusi dengan pembimbing serta observasi
Studi literatur adalah mengumpulkan telah dilakukan selama penelitian berlangsung
dan mempelajari data-data yang didapat dari serta menghasilkan beberapa data yang dapat
beberapa literatur seperti buku, jurnal, internet dijadikan sebagai pengolahan data meliputi
dan tulisan yang berkaitan dengan penelitian. perhitungan debit outlet pompa, perhitungan
2. Observasi total volume air yang masuk dan keluar serta
Observasi lapangan adalah pengamatan perhitungan kemampuan sump PT Duta Alam
langsung ke lokasi penelitian. Dalam Sumatera.
penelitian ini dilakukan pengamatan langsung 4.1.1 Perhitungan Debit Outlet Pompa
aktifitas dewatering. Berdasarkan hasil perencanaan dari
3. Pengambilan data Mine Water Project dan Planning (MWPP)
Pengambilan data tergantung dari jenis jumlah pompa yang dirental PT Duta Alam
data yang dibutuhkan, yaitu Sumatera sebanyak 3 pompa dan 2 pompa dari
a. Data primer kontraktor PT ABL. Dengan rincian dua
Data primer adalah data yang diperoleh dari pompa kontraktor pihak ABL sedangkan dua
pengamatan langsung dilapangan serta pompa rental dari void Pit dua menuju ke void
melalui bimbingan para pembimbing Pit 1 dan satu pompa rental dari void Pit 1
lapangan pada saat melakukan penelitian di masuk menuju ke KPL 3. Pada pipa akan
lapangan meliputi debit masing-masing dipasang kondom yang fungsinya untuk
pompa dan dokumentasi alat dan lokasi menangkap lumpur yang pertama. Debit
penelitian. pompa aktual didapat dari pengukuran di
b. Data sekunder lapangan sebesar 328 l/s dimana tekanan yang
Data sekunder adalah data yang diperoleh dihasilkan pompa sebesar 21 bar.
dari data-data yang menunjang dalam
penelitian meliputi data curah hujan, peta Tabel 4.1 Debit Outlet Pompa
catchment area, luas catchment area, debit Kap. Penampungan
No. Jenis Pompa liter/sekon
(l)
airtanah, debit evapotranspirasi, jam kerja
1 MTP 02 87,34
pompa dan spesifikasi pompa dan pipa
2 MTP 03 44,80
4. Pengolahan data
3 MTP 04 81,17
Setelah data terkumpul kemudian dilakukan
4 MTP 05 46,62
pengolahan data. Pengolahan data
5 WP 08 69
dilakukan secara manual terhadap data yang 69
Hose
diperoleh dari pengamatan dilapangan 6 MTP 01 Kompresor
maupun data perusahaan dengan panduan Problem
dari dasar teori yang sudah diperoleh dari Total 328
bahan pustaka yang menunjang. Sumber: PT Duta Alam Sumatera, 2020
5. Pengambilan kesimpulan
Dari semua hasil pengolahan data maka 4.1.2 Perhitungan Total Volume Air yang
akan didapatkan data mengenai aktifitas Masuk dan Keluar Sump PT Duta
dewatering sehingga dapat diketahui masalah Alam Sumatera
kemampuan sump yang ada untuk dijadikan Untuk mengetahui kemampuan sump
suatu kesimpulan. Setelah itu, memberikan hal pertama yang dilakukan yaitu menghitung
suatu saran yang dapat menunjang kinerja volume air yang masuk dari hujan, air tanah
sistem penyaliran untuk perusahaan. dan air evapotranspirasi dan mengetahui air
yang keluar karena aktifitas pemompaan di
4. HASIL DAN PEMBAHASAN sump PT Duta Alam Sumatera.

69
Volume 11 No. 01 Juli 2020

4.1.2.1 Perhitungan Curah Hujan Rencana limpasan dengan intensitas curah hujan (I)
dan Intensitas Curah Hujan 19,99 mm/jam dan koefisien limpasan (C) 0,9.
Perhitungan curah hujan rata- rata Perhitungan debit air limpasan dengan metode
menggunakan metode Gumbell dengan data rasional sehingga diperoleh besar debit
curah hujan 5 tahun terakhir yang dimulai dari limpasan sebesar 5.115,6 m3/jam.
2015 sampai 2019 dengan jumlah data 30 data Air yang masuk ke tambang akan
dapat dilihat pada lampiran 2. Dengan curah mengalami proses penguapan atau
hujan rata- rata (Xi) 55,7 mm/hari, reduce evapotranspirasi karena lokasi penambangan
mean (Yn) sebesar 3,417637092, Simpangan sudah tidak memiliki tanaman dan lahan
Baku (standart deviation) atau S sebesar 9,3 vegetasi. Besarnya evapotranspirasi yang
mm/hari, koreksi simpangan baku (reduced terjadi dapat dihitung dengan rumus Turc-
standar deviation) 1,13 mm/hari, reduce Langbein-Wund. Dimana untuk Nilai P
variate (Yt) 1,4999. Setelah semua data di didapat dari data curah hujan 5 tahun terakhir
dapat maka baru dapat mencari besar curah dan L(T) didapat dari data sekunder, maka
hujan rencana, nilai curah hujan rencana didapat intensitas evapotranspirasi (ET)
selama 5 tahun sebesar (Xt) 65,23 mm/ hari. sebesar 2 x 10-4 m3/jam dan luas
Untuk mencari intensitas curah hujan evapotranspirasi sebesar 2.900,72 m2 maka
digunakan persamaan mononobe dengan nilai nilai debit evapotranspirasi sebesar 0,52
3
curah hujan maksimum (R24) sebesar 65,23 m /jam.
mm dan rata-rata jam hujan (t) sebesar 1,22 Dengan debit limpasan sebesar 5.115,6
jam setelah semua data didapat maka intensitas m3/jam debit airtanah sebesar 0 m3/hari dan
curah hujan sebesar 19,99 mm/jam. 0,52 m3/jam untuk debit evapotranspirasi,
maka didapatkan total air yang masuk
4.1.2.2 Perhitungan Debit Limpasan, Debit 511.789,82 m3/hari. Setelah mendapatkan
Evapotranspirasi, Debit Air yang volume air masuk maka harus juga mengetahui
Masuk dan Debit Air Keluar volume air keluar yang di alirkan
Tambang menggunakan pompa ke Kolam Pengendap
Untuk menghitung debit air limpasan Lumpur (KPL) 3. Dengan jam kerja pompa
terlebih dahulu harus mengetahui luas daerah sebesar 20 jam/hari dan total debit pompa
tangkapan hujan (catchment area). Dengan bulan Maret 1.182 m3/jam sehingga volume air
menggunakan software minescape ventyx 5.7 keluar sebesar 709.200 m3/jam untuk periode
yang diolah langsung oleh mine plan bulan Maret.
departement of engineering PT Duta Alam
Sumatera dapat ditentukan luas daerah 4.1.3 Perhitungan Kemampuan Sump
tangkapan hujan (catchment area) Kolam Dengan sistem pemompaan yang saat
Pengendap Lumpur (KPL 3) sebesar 28,72 Ha ini diterapkan di PT Duta Alam Sumatera
atau 287.200 m2. Daerah tangkapan hujan pada sump Pit 2, yaitu sistem paralel dengan letak
Pit penambangan PT Duta Alam Sumatera pompa saat ini berada di elevasi 62 mdpl
dibatasi oleh tanggul-tanggul pada sisi selatan untuk pipa inlet dan elevasi 110 mdpl untuk
barat dan timur dari Pit tersebut. Keadaan pipa outlet dengan perbedaan elevasi 48 mdpl
tangkapan hujan berupa tanah gundul dengan dan kapasitas pompa berdasarkan data
kemiringan >15º sehingga nilai koefisien pengukuran menggunakan kecepatan
limpasannya (C) untuk kajian teknis ini adalah (opeating speed) 1600 rpm. menggunakan
0,9 dengan pertimbangan bahwa kondisi pada pipa HDPE (hight density polyetylene ) dengan
lokasi penelitian adalah dasar Pit dan jenjang panjang pipa 6 m. Pompa yang digunakan
(Pit floor dan bench). Selain itu, tata guna untuk mengeluarkan air dari sump PT Duta
lahan tutupannya adalah tanpa tumbuhan dan Alam Sumatera adalah pompa armor PM-6
lokasi tambang. Setelah mengetahui luas dengan jumlah pompa sebanyak 6 unit pompa
catchment area (A) untuk menentukan debit air (5 unit pompa di sump Pit 2 dan 1 pompa di

70
Volume 11 No. 01 Juli 2020

sump Pit 1). Jumlah pipa sebanyak 20 pipa. air keluar 709.200 m3/jam didapat dari
Untuk kapasitas 1 Pompa sebesar 250 m3/jam. perhitungan pengolahan data. Volume akhir
Pemompaan dilakukan dari sump langsung ke sump sebesar 1.995.915,08 m3/jam didapat
arah atas melalui pipa yang di pasang dari penjumlahan volume awal dan volume air
melewati jenjang tambang sampai pada outlet yang masuk lalu dikurangi volume air yang
pompa kemudian menuju KPL 3. keluar sedangkan persentase kemampuan sump
sebesar 57 % didapat dari pembagian antara
Tabel 4.2 Dimensi Sump volume akhir bulan Maret dan kapasitas sump
No. Komponen Sump Ukuran (m) sehingga menunjukkan bahwa persentase
1 Panjang Permukaan Sump 316 kurang dari 100%.
2 Lebar Permukaan Sump 316
3 Panjang Dasar Sump 285
4 Lebar Dasar Sump 285
5 Kedalaman Sump 30
Sumber : PT Duta Alam Sumatera, 2020

Dimensi sump ditentukan dengan


membandingkan akumulasi jumlah air yang
masuk pada perhitungan jumlah dan rata-rata
jam serta hari hujan sehingga dapat diketahui
ukuran maksimal sump yang dibutuhkan.
Jumlah sump ada 2 dimana sump Pit 1 berada
di sebelah timur sump Pit 2 dan sump Pit 2
berada di samping kanan PT Wirasana Energi
Bara (WEB). Data lapangan yang diperoleh Gambar 4.1 Sump Pit 2
diamater pipa luar adalah 0,25 m atau 10 inchi
sedangkan untuk diameter dalam adalah 0,20 4.2 Pembahasan
m atau 8 inchi dengan ketebalan pipa adalah 2 Dari hasil pengolahan data maka
cm. Luas Sump 16,11 Ha. Panjang satu buah selanjutnya dilakukan analisis debit outlet
pipa HDPE adalah 6 m, maka panjang jalur masing-masing pompa PT Duta Alam
perpipaan sebesar 120 m. Sumatera, Analisis total debit air yang masuk
ke sump dan total debit air yang keluar Pit 2
Tabel 4.3 Deskripsi Sump PT Duta Alam Sumatera serta kemampuan
No. Deskripsi Keterangan sump untuk menampung airyang masuk pada
1 Kapasitas sump 3.500.000 m3 sump Pit 2 PT Duta Alam Sumatera.
2 Volume awal sump 2.700.000 m3
3 Volume air masuk 5.115,08 m3/jam 4.2.1 Debit Outlet Pompa
Outlet Pompa merupakan tempat
4 Volume air keluar 709.200 m3/jam
penampungan air yang berasal dari
Volume akhir sump periode 1.995.915,08 pemompaan sump void 1 dan Pit 2.
5
bulan Maret m3/jam
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis
6 Persentase kemampuan sump 57
paparkan diatas menunjukkan bahwa sistem
penyaliran tambang di PT Duta Alam
Desain bentuk dan geometri sump
Sumatera menggunakan metode mine
dihitung berdasarkan jumlah air yang masuk
dewatering, yaitu air yang ada pada kolam
serta air yang keluar dari sump. Terlihat dari
penampungan dipompa ke kolam
tabel 4.3 bahwa kapasitas sump sebesar
pengendapan. Terlihat dari tabel 4.1 debit
3.500.000 m3 dan volume awal sump
outlet yang didapat, yaitu 328 liter/sekon.
2.700.000 m3 didapat dari departement of
Pengukuran dilakukan pada tanggal 27
engineering 2020 sedangkan untuk volume air
Februari 2020.
masuk sebesar 5.115,08 m3/jam dan volume

71
Volume 11 No. 01 Juli 2020

Pengukuran dilakukan dengan menampung air Penentuan curah hujan harian rencana
yang mengalir menggunakan ember yang menggunakan curah hujan harian maksimum
diketahui volumenya yaitu 69 liter lalu dimaksudkan untuk mengatasi permasalahan
menghitung lamanya ember tersebut penuh yang mungkin terjadi pada saat curah hujan
oleh air yang mengalir menggunakan mencapai angka maksimum sehingga desain
stopwatch lalu catat hasil dari stopwatch. paritan maupun sump dapat menampung debit
Dimana saat pengukuran ada satu pompa yang aliran air limpasan hujan dalam kondisi dan
breakdown sehingga tidak bisa dihitung debit jumlah yang maksimum.
outlet pompa. Penggunaan 5 unit pompa yang Hasil tinjauan lapangan menunjukkan
dipasang paralel dengan jam operasional pada lereng-lereng jenjang di lokasi penelitian
pompa yang kurang dan sering dimatikan tidak memperlihatkan adanya rembesan air
sehingga menghasilkan pompa tidak maksimal tanah pada lereng tambang meskipun pada
dalam berkerja dan mendapatkan nilai debit musim hujan karena diketahui daerah kering
yang kecil. maka untuk debit airtanah menggunakan
asumsi nol. Kondisi ini disebabkan karena
kegiatan penambangan berada di atas bukit
dengan jenis tanah dan batuan berjenis clay
atau lempung yang memiliki permeabilitas
yang kecil. Dengan melihat hal tesebut dapat
diasumsikan bahwa airtanah yang ada didaerah
penambangan tidak terlalu berpengaruh
terhadap aktifitas penambangan.
Limpasan adalah semua air yang
mengalir akibat hujan yang bergerak dari
tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih
rendah tanpa memperhatikan asal atau jalan
Gambar 4.2 Pengukuran Debit Outlet Pompa yang di tempuh sebelum mencapai saluran.
Perhitungan debit air yang masuk ke area KPL
Pengukuran debit outlet pompa 3 merupakan akumulasi dari air limpasan
dilakukan sebanyak empat kali percobaan akan hujan dan air pemompaan dari sump Pit 2. Air
tetapi dikarenakan percobaan yang keempat yang terakumulasi ini akan berkurang secara
banyak yang gagal dalam menghitung waktu evaporasi dikarenakan suhu sehingga debit
aliran maka hanya diambil tiga kali percobaan. masuk total akan dikurangi dengan debit
Data yang diambil untuk pengolahan data evaporasi yang terjadi pada suhu tertentu.
yaitu data rata-rata dari tiga kali percobaan. Total debit air yang masuk ke sump, yaitu
Pengukuran debit outlet pompa dilakukan sebesar 511.789,82 m3/jam sedangkan Total
sebanyak tiga kali dikarenakan untuk debit air yang keluar dari sump sebesar
mendapatkan hasil yang lebih akurat. 709.200 m3/jam menunjukkan bahwa banyak
air yang keluar daripada air yang masuk
4.2.2 Total Volume Air yang Masuk dan dikarenakan aktifitas pemompaan yang
Keluar Sump PT Duta Alam dilakukan untuk mencegah terjadinya banjir di
Sumatera permukaan kerja tambang.
Data curah hujan digunakan sebagai Catchment area didapat dengan cara
dasar perhitungan untuk melakukan perkiraan menghubungkan titik-titik tertinggi pada peta
curah hujan rencana. Data curah hujan yang batas pit penambangan dengan memperhatikan
didapat harus memuat berbagai data yaitu data arah aliran air di daerah tersebut hingga
curah hujan bulanan, curah hujan maksimum, didapatkan sebuah polygon tertutup. Dari garis
jam hujan, dan hari hujan. Data tersebut diolah polygon ini, dilakukan perhitungan dengan
dengan menggunakan metode analisa Gumbel. membuat opsi brief detail pada garis polygon

72
Volume 11 No. 01 Juli 2020

dari masing-masing catchment area. Luas dari adalah trapesium. Dimana air yang sudah
polygon tersebut dapat dihitung dengan berada di kolam penjernih ini siap dilepaskan
menggunakan planimeter, millimeter block, ke masyarakat luas melalui pitu air. Di kolam
atau dengan bantuan software. Catchment area penjernih air ada beberapa kompartemen
inpit (di dalam area penambangan) berbeda (kompartemen 1,2 dan 3) yang berfungsi untuk
dengan outpit (di luar penambangan) mengendapkan lumpur yang tidak terendapkan
dikarenakan untuk menghitung debit di kolam pengendap lumpur.
keseluruhan yang masuk ke dalam bukaan Kolam penampungan yang digunakan
tambang (pit) perlu menghubungkan titik di PT Duta Alam Sumatera, yaitu main sump
tertinggi pada batas pit penambangan dengan kapasitas sump 3.500.000 m3 dan
sedangkan untuk diluar area penambangan volume akhir sump periode bulan Maret
perlu menghitung kembali luas catchment area 1.995.915,08 m3/jam sehingga didapat
di Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) persentase kemampuan sump yang kurang dari
PT Duta Alam Sumatera sehingga catchment 100% menunjukan bahwa sump yang
area inpit dan outpit perlu dipisah dikarenakan digunakan PT Duta Alam Sumatera mampu
berbeda. menampung air yang masuk di area pit IUP PT
Bentuk kolam pengendapan yang Duta Alam Sumatera sehingga tidak
digunakan di PT Duta Alam Sumatera yaitu diperlukan lagi pendalaman sump atau
berbentuk persegi panjang dan berkelok– pembuatan sump baru.
kelok. Kolam pengendapan dibuat berkelok –
kelok supaya kecepatan air dan material yang 5. KESIMPULAN DAN SARAN
masuk dapat diperkecil, dengan kecepatan 5.1 Kesimpulan
aliran yang kecil maka waktu yang dibutuhkan Kesimpulan dari penelitian ini sebagai
oleh air dan material untuk keluar dari kolam berikut :
pengendapan semakin lama, sehingga material 1. Debit outlet pompa sebesar 1.182 m3/jam
mempunyai waktu yang cukup untuk dikarenakan penggunaan 5 unit pompa yang
mengendap. Kolam pengendapan yang dipasang paralel dengan jam operasional
digunakan PT Duta Alam Sumatera terdiri dari pompa yang kurang sehingga pompa tidak
5 kompartemen yang dibuat sekat masing- maksimal dalam berkerja.
masing kompartemen. 2. Total debit air yang masuk ke sump sebesar
5.115,08 m3/jam dan total debit air yang
4.2.3 Kemampuan Sump keluar dari sump sebesar 709.200 m3/jam.
Analisis sump dibutuhkan untuk Hal ini menunjukkan bahwa banyak air
menentukan durasi sump akan penuh terisi air yang keluar daripada air yang masuk
hujan. Tujuannya untuk menghindari sump dikarenakan aktifitas pemompaan yang
overload sehingga perlu dilakukan aktifitas dilakukan untuk mencegah terjadinya banjir
pemompaan. Air yang telah terakumulasi pada di permukaan kerja tambang.
sump dipompakan menuju parit yang 3. Persentase kemampuan sump sebesar 57 %
berbentuk trapesium. Lalu menuju kolam sehingga dapat disimpulkan persentase
pengendapan lumpur 3 sebelum dilepas kurang dari 100 %. Sump yang digunakan
menuju aliran Sungai Pule. Air dari kolam di PT Duta Alam Sumatera sudah mampu
pengendapan akan mengalir ke kolam menampung air yang masuk di area Pit PT
penjernihan melalui canal/parit. Dimana kolam Duta Alam Sumatera sehingga tidak
penjernihan air merupakan kolam air yang diperlukan lagi penambahan sump atau
telah jernih berasal dari kolam penampung pendalaman sump.
lumpur dan telah diberlakukan treatment
seperti pemberian kapur dan tawas sebelum 5.2 Saran
dilepas menuju aliran anak sungai. Bentuk
paritan yang dirancang dalam penelitian ini

73
Volume 11 No. 01 Juli 2020

Saran yang dapat disampaikan penulis Adanya PLTA Musi Kabupaten Bengkulu
terhadap hasil penelitian yang dilakukan, Utara. Universitas Indonesia. Skripsi. DKI
yaitu: Jakarta.
1. Perlunya perawatan pompa yang dilakukan
secara berkala dan terjadwal untuk Noname. 2020. Debit Air.
menghindari kerusakan pompa pada saat https://ilmugeografi.com/ilmu-
jam operasi. bumi/hidrologi/debit-air. Diakses tanggal 20
2. Sebaiknya dilakukan pengecekan debit Maret 2020.
aktual pada outlet pompa secara rutin, agar
performa harian pompa dapat diketahui. Noname. 206. Pompa Armor.
3. Pada saat proses penggalian, sebaiknya https://ptpms.com/dewatering-pump. Diakses
memperhatikan kemiringan lantai bukaan tanggal 2 Agustus 2020.
tambang sehingga air dapat mengalir
dengan baik menuju sump. Putra, A. dan Ariyanto. Kajian Teknis
Optimalisasi Pompa Pada Sistem Penyaliran
DAFTAR PUSTAKA Tambang Bawah Tanah Di PT Cibaliung
Arnando, Tomi. 2019. Evaluasi Kapasitas Sumber Daya, Provinsi Banten: 217.
Pompa pada sistem penirisan tambang
batubara. Politeknik Akamigas Palembang : Sepniko, R., et. al.. Kajian Teknis Sistem
“Tugas Akhir Tidak Diterbitkan”. Penyaliran Tambang Terbuka Pada
Penambangan Batubara Blok B PT Minemex
Andrianto, D dan Kasim, T. 2019. Indonesia Desa Talang Serdang Kecamatan
Perencanaan Sistem Penyaliran Tambang Mandiangin Kabupaten Sarolangun Provinsi
Batubara PT. Rajawali Internusa Jobsite PT. Jambi. Jurnal Bina Tambang. 3(4), Hal. 1456.
Indah Jaya Abadi Pratama Lahat, Sumatera
Selatan. Jurnal Bina Tambang. 4(3). Hal. 90 Seyhan, E. 1990. Dasar-dasar Hidrologi.
Terjemahan Sentot Subagyo. Yogyakarta:
Aziz, Syaifullah dan Kasim, Tamrin. Evaluasi Gajah Mada University Press.
Sistem Penyaliran Tambang Batubara Pada
Pit Block B Di Pt Minemex Indonesia Sibarani, U.S., et. al.. 2016. Analisa Teknis
Kabupaten Sarolangun, Jambi. Jurnal Bina Mine Dewatering Terhadap Rencana Tiga
Tambang. 4 (1). Tahun Penambangan Hingga Tahun 2016 Di
Pit Blok Barat PT Muara Alam Sejahtera
C.D. Soemarto. 1987. Hidrologi Teknik. Kabupaten Lahat.
Surabaya. Usaha Nasional.
Soewarno. 1995. Hidrologi Jilid I. Bandung:
Fikri, I. 2013. Sistem Penyaliran Nova.
Tambang.URL:ivanmiftahulfikri92.blogspot.co
m/2013/10/sistem-penyaliran-tambang.html. Sularso, dan Tahara, H. 1991. Pompa dan
diakses tanggal 20 maret 2020. Kompresor . PT Pradnya Paramitha, Jl. Kebon
Sirih 46, Jakarta, Hal. 13-39.
Gautama, RS.. 1999. Sistem Penyaliran
Tambang. Institut Teknologi Bandung. Suwandi, Awang. 2004. Dasar dasar Ilmu Air
Kite, G. W., 1977, Frequency and risk Tanah. Jakarta. Erlangga
analyses in hydrology, Water Resources
Publications, Fort Collins, Colorado.

Kurniawan, E. 2009. Analisis Debit dan Muka


Air Banjir Sungai Simpang Aurlemau dengan

74
Volume 11 No. 01 Juli 2020

75

You might also like