Professional Documents
Culture Documents
JURNAL
FERALDO SANDRIO
17080024
Pembimbing
*feraldosandrio@outlook.com
**osh5161@ft.unp.ac.id
Abstract. 2020 is the seventh year of the Unit Bisnis Pertambangan Bauksit (UBPB), West
Kalimantan operating as a business unit. Bauxite mining system used at PT. ANTAM Tbk. UBP
Bayanit Tayan, West Kalimantan, Open Cast. This year the target of the operation is mining 13 hills,
of which hill 13 is a virgin hill (mining activities have not yet been carried out). There is no study of
drainage system planning for hill 13. Based on field observations, it can be seen that there are
residents around the hill. The location of the hill 13 between the Beganjing Swamp and Lake
Segelam. The two neighborhoods are one of the local people's livelihoods, which means that in
supporting mining on hill 13, a drainage that is not disruptive from the community's environment
must be made, therefore the author is interested in studying this.The planned drainage system on
Hill 13 PT. Antam Tbk UBP Bauxite is a combination of mine drainage and mine dewatering
methods, which are efforts to prevent, dry and drain water entering the mining area. The mine
drainage system plan was designed based on a topographic map, also with the realization of the
Planning OB Stripping on Hill 13. Based on the analysis of rainfall data for 2014-2019, obtained
rainfall plan was 151,844 mm / day, with high rainfall intensity varying in each catchment area with
a rainfall return period of 5 years and hydrological risk 67.23%. In the hill 13 mine drainage system
plan there are four catchment areas / catchment areas with surface runoff discharge entering the
mine openings. There are 3 sumps, namely in Catchment Areas 1, 3 and 4, as well as a sediment
pond in Catchment 2. The planned sump is trapezoidal with a slope of 60 ° (based on the slope of
hill 13). The sedimentation pond is designed in the form of a zig zag rectangle with 4 compartments,
in the hope that solids entering through the inlet will be retained in the insulator of each compartment
so that the water that comes out of the outlet is clean water. Recovery or control of mud in sumps
and sedimentation ponds using Zaxis L210 Excavator. Pipes used in PVC type sumps and for
sedimentation ponds use aramco culverts with 10-15 inch diameter
Keywords: Rainfall, hgghcatchment area, excavator, trench, sump, and sediment pond
2 Lokasi Penelitian
Secara administrasi, wilayah IUP Operasi Produksi
No. 02/2010/SGU berada di tepi Sungai Kapuas yang
terletak ± 80 km jarak lurus dari sebelah Timur Kota
Pontianak. Adapun secara geografis wilayah tersebut
terletak di antara 109,9º BT - 110,1º BT dan 0,06º LS – Gambar 2. Siklus Hidrologi
0,1º LS. Lokasi penambangan ini secara geografis
berbatasan dengan: 3.2 Metode Penyaliran Tambang
1. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sungai
Ambawang Penanganan masalah air dalam suatu tambang terbuka
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Meliau dapat dibedakan menjadi:
3. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Balai 1. Mine Drainage merupakan upaya untuk
4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Toba mencegahmasuknya air ke daerah penambangan. Hal
Peta lokasi kesampaian daerah tersebut dapat dilihat ini umumnya dilakukan untuk penanganan airtanah
pada Gambar 1. dan air yang berasal dari sumber air permukaan.
2. Mine Dewaterring merupakan upaya untuk
mengeluarkan air yang telah masuk ke daerah
penambangan. Upaya ini terutama untuk menangani
air yang berasal dari air hujan.
2
planimeter, millimeter block, atau dengan bantuan
Nilai Reduced Mean (Yn) dan Reduced Variate (Yt) dapat software
dicari dengan rumus sebagai berikut:
𝑛+1−𝑚 3.3.5 Air Limpasan
Yn = − ln [− 𝑙𝑛 { }] (2)
𝑛+1
Keterangan: Air limpasan berlangsung ketika jumlah curah hujan
n = Jumlah Sampel melebihi laju infiltrasi air ke dalam tanah. Setelah laju
m = Urutan Sampel infiltrasi terpenuhi, air mulai mengisi cekungan-cekungan
𝑇−1 pada permukaan tanah. Setelah pengisian air pada
Yt = − ln [− 𝑙𝑛 { }] (3)
𝑇 cekungan tersebut selesai, air kemudian dapat mengalir di
Keterangan: atas permukaan tanah dengan bebas.
T = Periode Ulang Hujan, Tahun Q = 0,278 x C x I x A (7)
Keterangan:
Sedangkan nilai dari Reduced Standart Deviation (Sn) Q = Debit Air (m3/detik)
dan Standart Deviation (SD) ditentukan dengan rumus: C = Koefisien Limpasan
I = Intensitas Hujan (mm/jam)
∑(𝑋𝑖− 𝑋̅)2 A = Luas Daerah Tangkapan Hujan (Km2)
SD = √ (4)
𝑛−1
̅̅̅̅)2
∑(𝑌𝑛− 𝑌𝑛
3.3.6 Koefisen Limpasan
Sn = √ (5)
𝑛−1
Koefisien limpasan merupakan suatu konstanta yang
Keterangan: menggambarkan dampak proses infiltrasi, penguapan,
Xi = Curah hujan periode ulang T tahun (mm) tata guna lahan, serta kemiringan lahan. Koefisien
𝑋̅ = Curah hujan rata-rata, mm/hari. limpasan dipengaruhi oleh faktor tanah penutup dan
̅̅̅̅ = Reduced Variate Mean
Yn kemiringan, intensitas dan lamanya hujan. Beberapa
faktor yang mempengaruhi koefisien limpasan dijelaskan
3.3.2 Periode Ulang pada tabel 1 beirkut:
3
dan dari vegetasi ke atmosfer dan kembali ke tanah 2. Sistem Penyaliran Tidak Memusat, Sistem ini
melalui hujan. dapat dilakukan bila kedalaman tambang relatif
dangkal dengan keadaan geografis daerah luar
3.3.8 Rancangan Penambangan tambang memungkinkan untuk mengalirkan air
langsung dari sump keluar tambang. Untuk
Sistem penyaliran yang diterapkan harus disesuaikan menentukan volume sump yang akan dipakai,
dengan rancangan penambangan, sehingga sistem digunakan rumus sebagai berikut:
penyaliran tersebut dapat mendukung kegiatan 𝐿1+𝐿2
penambangan yang dilakukan. V= ×ℎ (11)
2
Keterangan:
3.4 Sump V = Volume Sump (m3)
L1 = Luas Penampang Atas (m2)
L2 = Luas Penampang Bawah (m2)
Sump pada tambang berfungsi sebagai tempat
h = Kedalaman (m)
penampungan air sementara dan lumpur sebelum
dipompa ke luar tambang. Berdasarkan fungsi dan
penempatannya, Sump tambang dibedakan menjadi dua 3.6 Perhitungan Persentase Pengendapan
macam, yaitu sump tambang permanen (main sump),
transit sump dan sementara (temporary sump) . Main Perhitungan Persentase pengendapan ini bertujuan untuk
sump adalah sump yang berfungsi selama penambangan mengetahui apakah kolam pengendapan yang akan dibuat
berlangsung, dan umumnya tidak berpindah tempat. dapat berfungsi untuk mengendapkan partikel padatan
Transit sump adalah sump yang dibuat secara terencana yang terkandung dalam air limpasan tambang.
dalam pemilihan lokasi maupun volumenya,
penempatannya pada jenjang tambang dan biasanya di
bagian lereng tepi tambang dan berfungsi sebagai untuk
limpahan air akibat keterbatasan pompa. Temporary sump
adalah sump sementara berfungsi dalam rentang waktu
tertentu dan sering berpindah tempat, sump ini biasanya
untuk menampung rembesan-rembesan air tanah dari
lapisan tanah yang sedang digali dan letaknya terlalu jauh
dari sump permanen yang sudah ada (Hermawan, 2011).
Dimensi sump tambang tergantung pada kuantitas volume
air limpasan, kapasitas pompa dan waktu pemompaan
(volume pemompaan), kondisi lapangan seperti kondisi
penggalian terutama pada lantai tambang (floor) dan Gambar 3. Aliran Air Di Sediment Pond
lapisan batubara serta jenis tanah atau batuan di bukaan Waktu yang dibutuhkan oleh partikel untuk mengendap
tambang. Volume sump ditentukan dengan dengan kecepatan vt (m/s) sejauh h (m) adalah (Gambar
menggabungkan grafik intensitas hujan versus waktu, dan 3):
grafik volume pemompaan versus waktu serta volume ℎ
limpasan versus waktu. Penentuan dimensi sump tv = (12)
𝑣𝑡
ditentukan dengan melihat volume sisa terbesar. tv = Waktu pengendapan partikel (detik)
Vol Air mmasuk = Vol Total Inflow – Vol. Pompa (8) vt = Kecepatan pengendapan partikel (m/detik)
Vol. Total Inflow = Vol. Limpasan + Vol Air Tanah (9) h = Kedalaman kolam (m)
𝐶 . 𝑅24 . 𝐴 Jika:
Vol. Limpasan = (10)
1000 𝑄𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Keterangan: vh = (13)
Vol Total Inflow = (m3/day) 𝐴
Keterangan:
Vol Pemompaan = (m3/day)
Vh = Kecepatan mendatar partikel (m/deitk)
C = Koefisien Limpasan
Qtotal = Debit aliran yang masuk ke KPL/sump
R24 = Curah Hujan Harian Rencana (mm)
(m3/detik)
A = Luas Catchment Area (m2)
A = Luas permukaan KPL (m2)
4
kapasitas kompartemen awal penelitian, untuk mengidentifikasi masalah dan
T= (14)
Volume total padatan yang berhasil diendapkan penentuan lokasi pengambilan data.
5
7. Menganalisis lama pengendapan material pada III 0,103790763
Sediment Pond. IV 0,026364466
8. Menganalisis berapa lama sump dan Sediment Pond
dapat dipulihkan.
6
Tabel 5. Analisis Data Curah Hujan Harian Maksimum penambangan tidak terlalu berpengaruh terharap aktivitas
penambangan.
Pemilihan periode ulang hujan 5 tahun dipilih dengan 1) Durasi Waktu Rata-Rata Hujan (t)
pertimbangan:
1. Curah hujan rencana pada periode ulang hujan 5 Tabel 7. Rata-rata durasi hujan
tahun sebesar 151,844 mm lebih besar dari pada Tahun Durasi Hujan Rata-rata
curah hujan rata-rata harian maksimum sebesar (jam)
110,1667 mm. 2014 2,277
2. Periode ulang hujan tidak lebih besar dari umur 2015 2,56
tambang. Umur tambang diasumsikan lebih besar 2016 2,3784
dari 5 tahun. 2017 2,567
3. Semakin besar periode ulang hujan, maka nilai curah 2018 3,275933
hujan rencana akan semakin besar. Hal ini 2019 2,1
berpengaruh terhadap efisiensi dalam merancang 2,5264
sistem penyaliran seperti paritan, sump.
4. Semakin besar nilai resiko hidrologi, kemungkinan 2) Intensitas Curah Hujan (I)
terjadinya curah hujan maksimum dalam satu periode Intensitas hujan rencana dihitung berdasarkan nilai
ulang akan semakin besar. Resiko hidrologi sebesar curah hujan rencana pada periode ulang 5 tahun
67,23%. dengan persamaan Mononobe. Berdasarkan
perhitungan telah ditentukan besarnya curah hujan
Tabel 6. Resiko Hidrologi rencana pada periode ulang 5 tahun adalah sebesar
151,844 mm/hari dengan rata rata durasi hujan per
tahunnya adalah 2,5264 jam
= 28,38 mm/jam
Maka dapat diketahui bahwa dari durasi hujan selama
5 tahun dengan periode ulang 5 tahun curah hujan
perjamnya adalah 28,38 mm/jam.
7
−18,476±√341,362576+100098,50112
Tabel 9. Perhitungan Debit Limpasan Y =
8
−18,476+320,0623
Y =
8
301,5863
Y =
8
Y = 37,7 ≈ 38
X = 4,619 + 37,7= 42,319 ≈ 43
Maka untuk menampung volume air yang masuk
sebesar 6423,826752 m3, perlu membuat dimensi
5.2.4 Perencanaan Sump sump sebagai berikut:
a. Panjang permukaan sump = 43 m
1) Penentuan Volume Air Masuk b. Lebar permukaan sump = 43 m
Volume air total merupakan debit air total (debit air c. Panjang dasar sump = 38 m
permukaan dan air tanah) dikali dengan 3 jam. Durasi d. Lebar dasar sump = 38 m
hujan dianggap 3 jam sebab dilihat dari rainfall e. Kedalaman =4m
history Kalimantan barat, piasak tayan dari tahun Volume maksimum yang dapat ditampung oleh sump
2014-2019 durasi hujan hanya 2,5264 jam, sehingga, dengan dimensi di atas adalah:
Vol. Air Total = Vol. Limpasan + Vol. Air Tanah (Luas Permukaan Sump+Luas Dasar Sump)
= (2104,92 m3/jam x 3 jam) + 0 Vol= xh
2
= 6423,826752 m3/hari ((43×43)+(38×38))
Hasil perhitungan berikutnya dapat dilihat pada tabel = x4
2
3
10. = 6586 m
Volume maksimum yang dapat ditampung oleh sump
Tabel 10. Volume Air Masuk dengan dimensi di atas adalah: 6586 m3. (Hasil
perhitungan dimensi sump untuk posisi dan tahun
berikutnya dapat dilihat pada Tabel 11).
8
Diketahui ρ partikel padatan adalah 1730 kg/m3
(engineeringtoolbox.com) maka volume padatan
yang masuk pada sediment pond adalah:
582,5425045 gr/detik
Vol Padatan Masuk =
1730000 gr/m3
= 0,00033673 m3/detik
9
98 m 6 Kesimpulan dan Saran
Th2 = = 23,058.82353 detik = 6.40
0,00425m⁄s
jam
154 m 6.1 Kesimpulan
Th3 = = 36,235.294 detik =
0,00425 m⁄s
10,065 jam Dari penelitian yang dilakukan mengenai Perencanaan
210 m Sistem Penyaliran Tambang Di Bukit 13 PT. Antam Tbk
Th4 = = 49,411.76470 detik =
0,00425 m⁄s UBP Bauksit Tayan, maka dapat disimpulkan sebagai
13.7255 jam berikut:
digunakan rumus berikut untuk mengetahui 1. Luas Catchment Area Bukit 13. Catchment area
persentase pengendapan, yaitu: terbagi menjadi 4. Catchment Area ditentukan dari
Th dominan besarnya tangkapan air pada suatu daerah,
%Pengendapan = x 100%
(Th+Tv) luas catchment area tersebut berbeda-beda, luas
2,745 jam catchment area I = 12,352 Ha, II = 9,95 Ha, III =
%Pengendapan K1 = x 100%
(2,745+0,71667)jam 10,38 Ha, dan IV = 2,64 Ha.
= 79,3% 2. Curah hujan rencana sebesar 151,844 mm/hari
6,4 jam dengan periode ulang hujan 5 tahun. Intensitas hujan
%Pengendapan K2 = x (100-
(6,4+0,71667)jam pada masing-masing catchment adalah sama yaitu
79,3)% 28,38 mm/jam.
= 18,6155% 3. Debit limpasan air permukaan yang masuk ke bukaan
10,065 jam tambang pada sump 1 (Catchment Area 1) sebesar
%Pengendapan K3 = (100-
(10,065+0,71667)am 2104,92 m3/jam, Sump 3 (Catchment Area 3)
79,3-18,6155)% 1769,04 m3/jam, Sump 4 (Catchment Area 4) 673,92
= 1,95% m3/jam, dan Kolam Pengendapan/Sediment Pond
(Catchment Area 2) sebesar 3595,14 m3/jam.
5.2.6 Upaya Perawatan Sediment Pond 4. Air tanah pada daerah penelitian diabaikan
dikarnakan air tanah tidak ditemukan di seluruh area
Untuk menjaga supaya kolam pengendapan tetap PT Antam Tbk. hal ini dibuktikan dengan kegiatan
berfungsi sebagaimana mestinya, maka perlu dilakukan ekplorasi yang dilakukan dengan menggunakan test
perawatan secara teratur yaitu dengan melakukan pit (sumur uji). Ekplorasi dengan metode test pit
pengerukan terhadap kolam pengendapan. dilakukan karena kondisi endapan mineral yang
10920m3 dangkal.
Waktu pengerukan kolam = 5. Dari hasil ekplorasi detail yang dilakukan pembuatan
363,62m3 /hari
= 30 hari test pit untuk setiap 25 m tidak ditemukannya air
Berbeda waktu pengerukan pada sump seperti pada tabel tanah. Dalam hal ini dikatakan bahwa area yang
16. ditambang tidak memotong lapisan muka air tanah
sehingga menjadi dasar bahwa debit air tanah
Tabel 8. Upaya Pemulihan Sump diabaikan.
6. Analisis Dimensi
1) Sump 1
Berbentuk trapesium dengan panjang dan lebar
permukaan 42 m, panjang dan lebar dasar 38 m,
kedalaman 4 m dengan kemiringan 60°. Sump 1
5.1.5 Sistem Penyaliran Bukit 13 terletak pada Area Catchment 1. Kapasitas Sump
dapat menampung sebesar 6416 m3.
Sistem pada penyaliran bukit 13 dirancang oleh penulis 2) Sump 3
adanya penggabungan antara metode mine dewatering Berbentuk trapesium dengan panjang dan lebar
dengan mine drainage. Ketika air masuk pada elevasi titik permukaan 39 m, panjang dan lebar dasar 35 m,
tertinggi pada bukit 13 terdapat 4 arah tangkapan air hujan kedalaman 4 m dengan kemiringan 60°. Sump 3
yang bertolak arah sehingga perlunya tempat terletak pada Area Catchment 3. Kapasitas Sump
penampungan pada tiap catchment. dapat menampung sebesar 5492 m3.
Pada catchment 1 air akan masuk menuju sump 1 melalui 3) Sump 4
paritan, sehingga air yang tertampung pada catchment Berbentuk trapesium dengan panjang dan lebar
tertampung. Pada sump 1 terhubung dengan 1 buah pipa permukaan 28 m, panjang dan lebar dasar 25 m,
pvc yang terletak pada 1/2 dari kedalaman sump 1, kedalaman 3 m dengan kemiringan 60°. Sump 3
sehingga ketika intensitas hujan melebihi tingkat terletak pada Area Catchment 3. Kapasitas Sump
maksimal air tersebut tidak langsung melimpas ke dapat menampung sebesar 2113,5 m3.
lingkungan warga, yang mana langsung terhubung ke 4) Kolam Pengendapan/Sediment Pond
paritan catchment 2 menuju ke inlet kolam pengendapan Kolam Pengendapan/Sediment Pond pada Bukit
lalu mengalir menuju outlet dan padatan akan tertahan 13 direncanakan berbentuk persegi panjang zig-
oleh sekat tiap kompartemen. zag 4 kompartemen dengan kapasitas masing-
10
masing kompartemen sebesar 2100 m3. Berikut Antam Tbk UBP Bauksit Tayan adalah pohon yang
dimensi kolam pengendapan/sediment pond: materialnya kuat, dan tidak mudah lapuk.
Panjang dan Lebar Permukaan Kolam = 60 meter 7. Sistem pada penyaliran bukit 13 dirancang oleh
Panjang dan Lebar Dasar Kolam =54,23 meter penulis adanya penggabungan antara metode mine
Lebar Penyekat = 4 meter dewatering dengan mine drainage. Bahwa ketika air
Panjang Penyekat =10,77 meter masuk pada elevasi titik tertinggi pada bukit 13
Banyak kompartemen =4 terdapat 4 arah tangkapan air hujan yang bertolak
Lebar masing-masing kompartemen = 10 meter arah sehingga perlunya tempat penampungan pada
Banyak penyekat =3 tiap catchment.
Kedalaman kolam = 5 meter 8. Perlunya penambahan redaksi pada SOP Land
7. Padatan material yang berhasil masuk setiap kali Clearing PT. Antam tbk UBP Bauksit Tayan, dengan
hujan per harinya pada sump 1 212,92416 m 3, sump menambahkan buffer zone beserta jarak yang
3 178,956 m3, sump 4 717,2496 m3, dan pada kolam ditentukan seperti misalnya jarak pembebasan lahan
pengendapan sebesar 363,62 m3 dengan badan jalan front, jarak antara sump dengan
8. Waktu pemulihan yang dilakukan pada sump 1, 3, badan jalan front, jarak peletakkan sump dengan
dan kolam pengendapan adalah 30 hari, berbeda lingkungan warga. Ketentuan jarak ini sangat penting
dengan sump 4 yang dilakukan setiap 7 hari. karena buffer zone adalah salah satu strategi
pencegahan ketika air tersebut suatu waktu meluap
sehingga air tersebut dapat terserap dengan tanah
6.2 Saran
yang diberi jarak tersebut..
1. Perlunya perbaikan pada paritan menuju kolam
pengendapan yang berada pada CatchmentArea 2. Daftar Pustaka
Pada paritan yang dibuat terdapat air di tengah
paritan, tergenang akibat air hujan. Hal itu [1] Anonim. (2020). Mine Operation Mining
dikarenakan elevasi pada paritan tidak sesuai. Department PT. ANTAM Tbk. UBP Bauksit Tayan,
2. Pipa yang terletak pada ½ dari kedalaman sump 1 Kalimantan Barat. Pontianak: PT. ANTAM Tbk.
terhubung ke paritan kolam pengendapan. UBP Bauksit Tayan, Kalimantan Barat.
Penggunaan pipa menggunakan pipa yang biasa [2] Gautama, R.S. (2012). “Pengelolaan Lingkungan
digunakan oleh perusahaan yaitu 1 buah pipa jenis pada Kegiatan Pertambangan”. Bandung: Teknik
pvc diameter 5 inch. Begitu juga dengan Sump 4 yang Pertambangan ITB.
terhubung dengan area pembuangan air bersih, [3] Gautama, R.S. (1999). Sistem Penyaliran Tambang.
berbeda dengan sump 1, peletakan pipa pada sump 4 Institut Teknologi Bandung.
terletak di permukaan sump, sehingga air yang dapat [4] Gautama, R. S & Prahastini, S. D. (2012).
terbuang hanya air bersih. Perancangan Aplikasi Untuk Sistem Penyaliran
3. Pada kolam pengendapan diberi satu buah pipa jenis Tambang Terbuka Jakarta. Institut Teknologi
aramco yang berdiameter 10-15 inch. Dapat dilihat Bandung
pada gambar 21. [5] Thamrin, & Meinarni. (2016 Design Kolam
4. Berbeda dengan sump 3, diberi 2 buah jenis pipa pvc Pengendapan(Sediment Pond). Universitas
diameter 5 inch. Perlunya treatment tambahan pada Hasanuddin.
sump 3, seperti penambahan zat kimia(flokulan) agar [6] Anonim. (2020). Health, Safety, and Environment
zat-zat lumpur dapat terikat dengan cepat, dan Department PT. ANTAM Tbk. UBP Bauksit Tayan,
pemurninan PH, ini dikarenakan pembuangan pada Kalimantan Barat. Pontianak: PT. ANTAM Tbk.
air yang tertampung pada sump 3 akan dialirkan UBP Bauksit Tayan, Kalimantan Barat.
menuju Rawa Beganjing, sehingga harapannya air [7] Ardya, P. P. A, Syahrudin & Yoga, H. (2015).
yang dikeluarkan sudah sesuai dengan baku mutu air Evaluasi Kapasitas Kolam Pengendapan Unit
limbah. Pipa pada sump 3 bersifat buka tutup. Pencucian Bauksit Pada Washing Plant Cabing KM
5. Perlunya penambahan tanggul pada sisi Sump dan 23 PT. Dinamika Sejahtera Mandiri Site Teraju
Kolam Pengendapan yang berdekatan dengan Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat. Jurnal
Lingkungan Warga, hal ini merupakan pencegahan Penelitian, 1-6.
hal tak terduga, ketika sewaktu-waktu intensitas [8] Arief, R. K., Tamrin, K., & Yunasril. (2018). Kajian
hujan lebih besar, dan durasi hujan lebih besar Teknis Sistem Penyaliran Tambang pada Tambang
sehingga air tidak melimpas langsung. Pada sump Terbuka Batubara PT. Nusa Alam Lestari,
yang berjauhan dengan lingkungan warga diberi Kenagarian Sinamar, Kecamatan Asam Jujuhan,
dengan buffer zone(zona penyangga) artinya Kabupaten Dharmasraya. Bina Tambang, 3(3),
memberikan jarak antara letak sump dengan 1202-1212.
lingkungan warga. [9] Pipin, R., S., Maulana, Y., & Hartini, I. (2019).
6. Material yang digunakan dalam sekat kolam Kajian Teknis Sistem Pengelolaan Air Pada Kolam
pengendapan adalah pohon hasil land clearing, Pengendapan Di Settling Pond North 3 Untuk
karena menurut penulis, penulis mengamati bahwa Memenuhi Standar Pertaturan Gubernur Kalsel
pohon yang berada pada wilayah penambangan PT. Nomor 36 Tahun 2008. Bina Tambang, 3(1) 1-9.
11
[10] Stella, P., P., Thamrin, K., & Hartini, I. (2019).
Perencanaan Sistem Penyaliran Tambang Batubara
Bawah Tanah Seam C1 Blok Timur Site Sapan
Dalam PT Nusa Alam Lestari Desa Salak, Sapan
Dalam, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat. Bina
Tambang, 4(1) 1-10.
[11] Syaifullah, A., & Tamrin, K. (2019). Evaluasi
Sistem Penyaliran Tambang Batubara Pada Pit
Block B Di PT. Minemex Indonesia Kabupaten
Sarolangun, Jambi. Bina Tambang, 4(1), 1-12.
[12] Lidayul, D. (2016). Perencanaan Sumuran (Sump)
Pada Sistem penyaliran Tambang Terbuka Di PIT
IV Tambang Batubara PT. Bara Energi Lestari,
Kabupaten Nagan Raya, Aceh. Tugas
Akhir:Universitas Syiah Kuala.
[13] Raflesia, C. (2016). Perencanaan Sistem Penyaliran
Di Blok B Rawa Seribu Tambang Batubara PT.
Mandala Karya Prima Job Site PT. Mandiri
Intiperkasa Kalimantan Utara. Skripsi:Universitas
Negeri Padang.
[14] Rika. (2019). Produktivitas Alat Di PT. Antam
UBPB Tayan, Kalimantan barat. Skripsi:Universitas
Negeri Padang.
12