You are on page 1of 25

ANALISIS FAKTOR RASIO CAMEL TERHADAP

PROFITABILITAS BANK PERKREDITAN RAKYAT


DI PEKANBARU TAHUN 2008-2012

By:
Reychard Griha
Zulbahridar
R. Adri S

Faculty of Economic Riau University, Pekanbaru, Indonesia


e-mail: reychardgeer@gmail.com

FACTOR RATIO ANALYSIS OF CAMEL


PROFITABILITY BANK PERKREDITAN RAKYAT
IN PEKANBARU 2008-2012

ABSTRACT
This study aims to examine the effect of variable Capital Adequacy Ratio (CAR), Non
Performing Loan (NPL), Operating Costs Operating Income (ROA), Loan to Deposit Ratio
(LDR), and Net Interest Margin (NIM) of the Return on Assets (ROA) . The results of this
study are expected to contribute to practitioners in maintaining the health of banks, especially
rural banks (BPR).
The data used is the publication of the Annual Report of Bank Indonesia from 2008 to
2012 sampling technique used was purposive sampling criteria rural banks (BPR) which has
been operating in Pekanbaru during the period of observation the years 2008-2012 and
submitted to Bank Indonesia. Obtained a sample of 11 company number rural banks (BPR)
which has been operating in Pekanbaru during the observation period 2008-2012 The
hypothesis was tested using t-statistics to test the significance of the partial regression
coefficients and F-statistics to test the significance of regression coefficients together -sama at
the 5% level of significance.
The results of this study show that LDR is only one varabel partially significant effect
on ROA in rural banks (BPR) which has been operating in Pekanbaru during the observation
period in 2008 to 2012 with the degree of significance probability value 0.104> α 0.05. While
partially CAR, NPL, ROA, NIM and PPAP not proven significant effect on ROA with the
degree of significance probability value less than 0.05. The coefficient of determination
indicates that the regression model was 66.6% ROA variable changes due to the six variables
studied, while the remaining 33.4% is influenced by other factors not included in the research
model. This study is confined to the profitability and liquidity ratios Rural Banks (BPR) with
77 samples of data and the annual observation period of 5 years. It is recommended that
further research with other factors such as expanding the capital ratio, the ratio of
management and sensitivity to market ratio, which is part of the CAMELS ratios as well as the
elements of bank risk (risk) also need to be included as a predictor in predicting ROA in
anticipation of the enactment of the Indonesian Banking Architecture (API) , so as to achieve
a banking system, especially rural banks (BPR) is healthy, robust and efficient in order to
create stability in the financial system in order to help drive the growth of the national
economy.

Keywords: Banks, Capital Adequacy Ratio, Liquidity, Profitability

Jom FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 1


1. PENDAHULUAN kurang sehat atau bahkan tidak sehat secara
Sesuai Undang Undang Republik financial. Sehat tidaknya suatu perusahaan
Indonesia No. 7 tahun 1992 tentang perbankan, dapat dilihat dari kinerja
Perbankan, sebagaimana telah diubah keuangan terutama kinerja profitabilitasnya.
dengan Undang-Undang No. 10 tahun 1998, Menurut data dari Bank Indonesia
BPR adalah bank yang melaksanakan Pekanbaru, selama triwulan terakhir tahun
kegiatan usaha secara konvensional atau 2011 terjadi penambahan jumlah kantor
berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam Bank di Riau sebanyak 33 unit menjadi 499
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam unit. "Jumlah kantor Bank di Riau
lalu lintas pembayaran. Usaha BPR mengalami kenaikan dari 466 unit pada
meliputi, menghimpun dana dari masyarakat triwulan ketiga 2011 menjadi 499 unit pada
dalam bentuk simpanan berupa deposito triwulan keempat tahun yang sama.
berjangka, tabungan, dan atau bentuk (Statistik Bank Indonesia, 2012).
lainnya yang dipersamakan dengan itu; Peningkatan kantor cabang itu, terjadi pada
memberikan kredit; menyediakan jumlah kantor cabang Bank, kantor cabang
pembinaan dan penempatan dana sesuai pembantu, kantor kas maupun kantor Bank
dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank yang berperan sebagai "payment point",
Indonesia, penempatan dana dari masyarakat kantor fungsional, kantor layanan syariah,
di BPR dalam bentuk deposito berjangka gerai dan kas mobil. Sebanyak 499 kantor
dan tabungan. Bank itu masing-masing tersebar dikota
BPR adalah salah satu bentuk Pekanbaru sebanyak 195 unit atau
lembaga keuangan mikro di Indonesia yang bertambah 11 unit. Jumlah Bank Perkreditan
telah memiliki akar dalam sosial ekonomi Rakyat (BPR) di Pekanbaru, sampai dengan
masyarakat pedesaan. Keberadaaan BPR tahun 2011 baru terdapat 17 BPR namun
bagi masyarakat didaerah pedesaan baru 11 BPR yang sudag beroperasional.
diharapkan mampu menjadi ujung tombak Dengan bertambahnya jumlah BPR
dalam pembiayaan sektor UMK. Namun di Pekanbaru tersebut menyebabkan
demikian, penyaluran kredit BPR terhadap persaingan antar sesama BPR bahkan
UMK masih rendah hal ini disebabkan oleh dengan lembaga sejenis lainnya seperti bank
beberapa hal diantaranya (1) masih umum, koperasi dan pegadaian hal ini
terbatasnya informasi berkaitan UMK (2) tentunya akan mempengaruhi kemampuan
tingginya resiko UMK dan (3) masih BPR untuk tetap hidup dan berkembang.
tingginya bunga kredit yang disebabkan Semakin tinggi tingkat persaingan maka
karena perbankan (BPR) belum efisien, semakin dituntut kinerja manajemen BPR
target profit yang harus dicapai dan adanya untuk mengelola usahanya yang berorientasi
mekanisme price leader dan pricefollower pada peningkatan profitabilitas.
dalam penurunan suku bunga Tingkat profitabilitas ini diukur
(Werdaningtyas, 2005). dengan menggunakan rasio keuangan
Rendahnya kualitas Bank Return On Asset (ROA) karena ROA lebih
Perkreditan Rakyat (BPR) antara lain memfokuskan pada kemampuan perusahaan
tercermin dari lemahnya kondisi internal, untuk memperoleh earning dalam operasi
lemahnya manajemen, sumber daya perusahaan secara keseluruhan. Selain itu
manusia (SDM), serta belum efektifnya juga, dalam penentuan tingkat kesehatan
pengawasan yang dilakukan oleh Bank suatu bank, Bank Indonesia lebih
Indonesia (BI). Kuantitas BPR yang banyak mementingkan penilaian ROA daripada
menciptakan persaingan yang semakin ketat ROE karena Bank Indonesia lebih
dan kinerja BPR yang menjadi rendah mengutamakan nilai profitabilitas suatu
karena ketidakmampuan bersaing dipasar, bank yang diukur dengan asset yang
sehingga banyak BPR yang sebenarnya dananya sebagian besar berasal dari dana

Jom FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 2


simpanan masyarakat sehingga ROA lebih tahun 2011 nilai rata-rata CAR menjadi
mewakili dalam mengukur tingkat sebesar 16.80%.
profitabilitas perbankan termasuk BPR Dari hasil perhitungan nilai rata-rata
(Dendawijaya, 2009). CAR dan ROA tersebut diasumsikan bahwa
Pada tabel 1.2 dibawah ini antara nilai rata-rata CAR dan ROA tidak
merupakan perhitungan rata-rata ROA, mempunyai kekonsistenan data (data tidak
CAR, NPL, BOPO, LDR dan NIM pada 11 konsisten) karena dari tahun ketahun nilai
Bank Perkreditan Rakyat (BPR), di rata-rata CAR dan ROA mengalami
Pekanbarudari tahun 2008 sampai dengan kenaikan dan penurunan.
tahun 2012. Nilai rata-rata Non Performing
Tabel 1.1 Loans (NPL) tahun 2009 sebesar
Rata-Rata Nilai Rasio ROA, CAR, NPL, 6,09%,sedangkan tahun 2010 sebesar 4,49%
BOPO, LDR dan NIM sehingga nilai rata-rata NPL mengalami
Bank Perkreditan Rakyat Di Pekanbaru penurunan. Untuk tahun 2010, nilai rata-rata
Tahun 2008 – 2012 NPL sebesar 4,49% dan tahun2011 sebesar
No Rasio 2008 2009 2010 2011 2012 3,99%. Maka dari hasil nilai rata-rata
(%) (%) (%) (%) (%)
1 ROA 1,61 1,98 1,62 1,34 1,51 tersebut dapat dilihat bahwa dari tahun 2009
2 CAR 19,82 19,43 16,80 17,63 18,20 sampai dengan tahun 2011, nilai rata-rata
3 NPL 6,09 4,49 3,99 4,49 5,64
4 BOPO 88,29 77,86 86,37 76,35 82,35 NPL mengalami penurunan.
5 LDR 68,81 73,18 82,13 80,15 83,11 Bila dilihat dari nilai rata-rata, rasio
6 NIM 5,39 5,85 5,82 5,87 5,65
keuangan NPL dan ROA tidak mempunyai
Sumber : Statistik Bank Indonesia 2013 data yang konsisten. Hal ini dapat dilihat
dari nilai rata-rata ROAdan NPL pada tahun
Dari tabel 1.2 diatas rasio keuangan 2009 menuju ke tahun 2010 sama-sama
yang dihitung dari rasio Return On Asset mengalami kenaikan. Tetapi untuk tahun
(ROA) dari tahun 2008 sampai dengan 2010 ke tahun 2011, nilai rata-rata ROA
tahun 2012 menunjukkan rata-rataROA mengalami peningkatan sedangkan nilai
yang mengalami fluktuasi. Dapat kita lihat rata-rata NPL mengalami penurunan.Untuk
dari perhitungan rata-rata ROAtahun 2008 tahun 2010 ke tahun 2011 nilai rata-rata
yaitu sebesar 1.61% dan tahun 2011 sebesar ROA dan NPL mengalami penurunan.
1.51%, kemudian rata-rataROA tahun 2008 Rasio keuangan BOPO mempunyai
sampai dengan tahun 2010 mengalami nilai rata-rata pada tahun 2009 sebesar
kenaikan. Tetapi dari tahun 2010 ke tahun 88,29%. Dan tahun 2010 mengalami
2012, rata-rata ROA terlihat mengalami penurunan dengan nilai rata-rata BOPO
penurunandengan nilai rata-rata ROA tahun sebesar 77,86%. Untuk tahun 2010, rata-rata
2010 sebesar 1.62%. Dan untuk tahun 2012 BOPO mengalami penurunan juga dengan
rata-rataROA terlihat mengalami penurunan nilai rata-ratanya sebesar 77.86%.
dengan nilai rata-rata ROA sebesar Sedangkan pada tahun 2011, rata-rata
1.51%.Sedangkan nilai rat-rata ROA BOPO mengalami adanya kenaikan menjadi
tertinggi yaitu tahun 2009 sebesar 1.98%. 86.27%. Hal ini terlihat bahwa rata-rata nilai
Rasio keuangan Capital Adequacy BOPO dari tahun ke tahun mengalami
Ratio (CAR) dengan nilai rata-ratatahun fluktuasi.
2009 sebesar 19,82% dan tahun 2010 Jika dilihat dari tingkat
sebesar 19,43%. Hal ini menunjukkan kekonsistenan data antara rasio keuangan
adanya peurunan nilai rata-rata CAR tahun BOPO dengan ROA, dimana nilai rata-rata
2008 ke tahun 2009. Kumudian tahun 2010 BOPO dan ROA terjadi ketidak
dan 2011 rata-rata nilai CAR mengalami kekonsistenan. Hal ini dapat dilihat pada
penurunan juga dimana untuk tahun 2010 tahun 2009 sampai tahun 2010 dimana nilai
nilai rata-rata CAR sebesar 19.43% dan rata-rata BOPO dan ROA sama-sama

Jom FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 3


mengalami adanya kenaikan. Tetapi untuk mengalami kenaikan dan penurunan dalam
tahun 2010 sampai tahun 2011, nilai rata- arti terjadi ketidak kekonsistenan juga.
rata ROA mengalami ada peningkatan Bank dalam melaksanakan fungsi
sedangkan nilai rata-rata BOPO justru intermediasi yaitu menarik dana dari
sebaliknya mengalami penurunan. Untuk masyarakat (funding) dan menyalurkan dana
tahun 2010 dan tahun 2011 nilai rata-rata tersebut kepada masyarakat yang
ROA mengalami penurunan sebaliknya nilai membutuhkannya (lending) menghadapi
rata-rata BOPO malah mengalami risiko diantaranya adalah risiko kredit
peningkatan. (lending) yang diproksi dengan Non
Rasio keuangan Loan to Deposite Performing Loan atau Problem Loan (NPL).
Ratio (LDR) dengan nilai rata-rata tahun NPL ini sangat mempengarungi kinerja bank
2009 sebesar 68,81% dan tahun 2010 terutama kualitas asset (Zimmerman, 2006)
sebesar 73,17%. Hal ini menunjukkan dan semakin tinggi NPL maka akan
bahwa rata-rata nilai LDR tahun 2009 dan menurunkan pendapatan bank (revenue).
tahun 2010 mengalami adanya kenaikan. Non Performing Loan merupakan risiko
Dimana pada tahun 2010 dan tahun 2011 yang dihadapi oleh bank dalam rangka
rata-rata nilai LDR mengalami kenaikan, meningkatkan portfolio kredit. Oleh karena
pada tahun 2010 nilai rata-rata LDR sebesar itu untuk dapat membuat kinerja keuangan
73.18% dan tahun 2011 nilai rata-rata LDR bank tetap berapor biru maka harus menjaga
sebesar 82.13%. Sehingga nilai rata-rata posisi NPL maksimum 5 % Mudrajad,
LDR dari tahun ke tahun yaitu tahun 2009 (2005). Sedangkan untuk menilai seberapa
sampai dengan tahun 2011 mengalami besar bank dapat menyalurkan dana yang
kenaikan. dihimpum dari masyarakat kepada pihak
Dan jika dilihat dari tingkat yang memerlukannya maka di proksikan
konsistensi data, nilai rata-rata LDR dengan LDR (Loan To Deposit Ratio) yaitu
mempunyai data yang konsisten karena dari perbandingan antara total kredit yang
tahun ke tahun mengalami kenaikan. Tetapi diberikan dengan total Dana Pihak Ketiga
jika dilihat dari tingkat kekonsistenan data (DPK) yang dihimpun oleh bank, Slamet
antara rasio keuangan LDR dengan ROA, (2007). Bank Indonesia menetapkan bahwa
data ini tidak konsisten karena nilai rata-rata maksimum LDR yang diperkenankan adalah
LDR mengalami kenaikan terus menerus sebesar 110 %.
dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011, Peraturan Bank Indonesia No.5/2008
sedangkan nilai rata-rata ROA terlihat mengatakan bahwa risiko lain yang dihadapi
sangat berfluktuasi, baik mengalami oleh bank adalah risiko pasar dan salah satu
kenaikan dan maupun mengalami variable risiko pasar adalah suku bunga.
penurunan. Oleh karena itu Net Interest Margin (selisih
Untuk rasio Net Interest Margin pendapatan bunga dengan biaya bunga)
(NIM) dengan nilai rata-rata tahun 2009 mempunyai pengaruh terhadap kinerja
sebesar 5,39% dan tahun 2010 sebesar keuangan bank, Walter (2005). Walter juga
5,85%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata menyatakan bahwa NIM akan
nilai NIM tahun 2009 dan tahun 2010 mempengaruhi kinerja bank Walter (2005).
mengalami adanya peningkatan. Pada tahun Return on Assets (ROA) merupakan
2010 mengalami kenaikan menjadi 5.85% indikator kinerja bank umum secara umum,
sebaliknya tahun 2011 rata-rata nilai NIM karena menunjukkan hubungan antara
mengalami penurunan menjadi 5.82%. Dari earning dan asset serta ROA dapat diukur
hasil nilai rata-rata terlihat ahwa nilai NIM secara keseluruhan earning bank per satuan
dari tahun ke tahun yaitu tahun 2010 dan unit moneter asset dan juga dapat digunakan
tahun 2011, terlihat nilai rata-rata NIM untuk membandingkan kinerja bank umum
dalam industri perbankan, Zimmerman,

Jom FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 4


2006). The Return On Asset ratio endures as Menurut hipotesis efisiensi bila suatu
a simple, straightforward reflection of perusahaan mempunyai tingkat efisiensi
financial institutions performance, Walter yang lebih tinggi dari kompetitor (low cost
(2005). Digunakannya ROA karena selain structure) maka perusahaan dapat
merupakan ukuran profitabilitas bank, ratio menerapkan salah satu dari dua strategi
ini sekaligus merupakan indikator efisiensi yaitu 1) memaksimalkan profit dengan jalan
manajerial bank yang mengindikasikan menjaga tingkat harga dan ukuran
kemampuan manajeman dalam mengelola perusahaan, 2) memaksimumkan profit
asset untuk memperoleh keuntungan, dengan jalan menurunkan tingkat dengan
Mudrajad (2005). memperluas ukuran perusahaan. Bila
Efisiensi juga salah satu faktor yang perusahaan menerapkan strategi kedua
harus diukur untuk melihat apakah bank (terakhir) maka perusahaan yang efisien
beroperasi secara efisien yang biasanya akan memperoleh pangsa pasar dan efisiensi
diproksi dengan BOPO yaitu ratio biaya perusahaan akan mendorong proses
operasional dengan pendapatan operasional. konsentrasi pasar. Hipotesis efisiensi
BOPO menunjukkan seberapa besar bank menekankan pada efisiensi operasi yang
dapat menekan biaya operasional disatu dapat menurunkan biaya rata-rata karena
pihak dan seberapa besar pula dapat peningkatan output Werdaningtyas, (2005)
meningkatkan pendapatan operasional dilain Berbeda dengan penelitian-penelitian
pihak, oleh karena itu BOPO berpengaruh terdahulu pada penelitian ini penulis ingin
terhadap kinerja keuangan bank Walter mengetahui seberapa besar profitabilitas
(2005). perbankan khususnya pada Bank
Bank adalah suatu lembaga Perkreditan Rakyat di Pekanbaru dapat
keuangan yang mempunyai karakter bisnis dipengaruhi, yang diukur dengan
memerlukan kepercayaan dari masyarakat menggunakan rasio keuangan bank selama
sehingga kepercayaan merupakan modal periode tahun 2008 sampai dengan tahun
utama dan menjadi suatu asset yang 2012, dengan menggabungkan variabel
intangible. Namun demikian modal dalam independent yaitu CAR, NPL, BOPO, LDR
bentuk riil atau uang merupakan salah satu dan NIM. Berdasarkan uraian latar belakang
syarat suatu bank dapat beroperasi, oleh masalah diatas, maka penulis tertarik untuk
karena itu Bank Indonesia sebagai otoritas melakukan penelitian dalam bentuk skripsi
moneter telah menetapkan bahwa dengan judul : ”Pengaruh Rasio CAMEL
kecukupan modal minimum atau Capital Terhadap Tingkat Profitabilitas Bank
Adequacy Ratio (CAR) suatu bank harus Perkreditan Rakyat Di Pekanbaru Tahun
sebesar minimum 8 % (SE Bank Indonesia 2008-2012”.
No.30/2001). Hal ini diperkuat oleh Claude
(2007) bahwa CAR suatu bank mempunyai 2. TINJAUAN PUSTAKA
pengaruh terhadap kinerja keuangan bank. 2.1 Landasan Teori
Hal ini juga telah sesuai dengan ketentuan 2.1.1 Penilaian Kinerja Perbankan
BIS (Banking For International Settlement) Penilaian kinerja perusahaan
yang mengatur perihal tingkat kesehatan dimaksudkan untuk menilai keberhasilan
bank dalam rangka prudential banking. Pada sebagai suatu badan usaha. Khusus untuk
saatnya perhitungan CAR tidak hanya perbankan diatur oleh Bank Indonesia,
didasarkan pada modal dibandingkan sebagai bank sentral. Rasio Permodalan
dengan aktiva tertimbang menurut risiko (Capital), Kualitas Aktiva Produktif (Assets
(ATMR) saja tetapi juga bisa menjadi tiga Quality), Manajemen (Management),
komponen yaitu penjumlahan risiko kredit Pendapatan (Earning), Likuiditas (Liquidity)
(credit risk) risiko pasar (market risk) dan telah ditetapkan oleh otoritas moneter di
risiko operasional (operation risk). Indonesia, seperti tertuang dalam Surat

Jom FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 5


Keputusan Direksi BI No. 26/23/KEP/DIR pemenuhan kebutuhan dana dan hutang
tanggal 29 Mei 2002 tentang Tata Cara sebagai pilihan kedua serta penerbitan
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank dan Surat saham sebagai pilihan ketiga, akan selalu
Edaran BI No. 26/5/BPPP, tanggal 29 Mei memperbesar profitabilitas untuk
2007 tentang Tata Cara Penilaian Tingkat meningkatkan laba. Profitability ratio
Kesehatan Bank Umum yang telah merupakan rasio untuk mengukur
diperbaharui melalui Surat Keputusan kemampuan perusahaan memperoleh laba
Direksi Bank Indonesia No. 30/11/KEP/DIR dalam hubungannya dengan penjualan, total
tanggal 30 April 1998 Tentang : Tata Cara aktiva maupun modal sendiri (Sartono,
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, 2008). Rasio ini sangat diperhatikan oleh
Surat Edaran Bank Indonesia No. calon investor maupun pemegang saham
30/2/UPPB, tanggal 30 April 2009 tentang : karena berkaitan dengan harga saham serta
Tata cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank dividen yang akan diterima.
Umum dan Surat Keputusan Direksi Bank Rasio profitabilitas dapat diukur dari
Indonesia No.30/277/KEP/DIR tanggal 19 dua pendekatan yaknipendekatan penjualan
Maret 2003 Tentang : Tata Cara Penilaian dan pendekatan investasi. Ukuran yang
Tingkat Kesehatan Bank Umum. banyakdigunakan adalah return on asset
Permodalan (Capital), Kualitas Aktiva (ROA) dan return on equity (ROE),
Produktif (Assets Quality), Manajemen rasioprofitabilitas yang diukur dari ROA dan
(Management), Pendapatan (Earning), ROE mencerminkan daya tarikbisnis
Likuiditas (Liquidity) merupakan aspek (bussines attractive). Return on asset (ROA)
yang sangat menentukan kinerja suatu bank. merupakan pengukurankemampuan
Lima (5) aspek kunci penentu tingkat perusahaaan secara keseluruhan di dalam
kinerja suatu bank mencakup aspek : menghasilkankeuntungan dengan jumlah
(Muljono, 2006) keseluruhan aktiva yang tersedia di
Sesuai dengan dinyatakan sehat dalamperusahaan. ROA digunakan untuk
apabila memenuhi kriteria CAMEL dan melihat tingkat efisiensi operasiperusahaan
sesuai dengan SE BI No. 6/10/PBI/2004 secara keseluruhan. Semakin tinggi rasio
tanggal 12 April 2004, terhitung posisi akhir ini, semakin baik suatuperusahaan.
bulan Desember SK Dir BI No a. Pengertian Return on Assets (ROA)
30/277/KEP/DIR tanggal 19 Maret 1998 Return on Assets (ROA) merupakan
suatu bank 2004 suatu bank dinyatakan salah satu rasio profitabilitas. Rasio ini
sehat apabila memenuhi kriteria CAMELS, adalah rasio keuntungan bersih setelah pajak
dimana penambahan satu lagi yaitu untuk terhadap jumlah asset secara keseluruhan.
Sensitivity to market. Dari sisi rasio Rasio ini merupakan suatu ukuran untuk
keuangan kesehatan bank dapat diukur dari menilai seberapa besar tingkat
rasio permodalan (capital), rasio aset (assets pengembalian (%) dari asset yang dimiliki.
ratio), manajemen (management), rasio laba Apabila rasio ini tinggi berarti menujukkan
(earning), dan rasio likuiditas (liquidity). adanya efisiensi yang dilakukan oleh pihak
manejemen.
2.1.2 Profitabilitas Menurut Brigham dan Houston
Profitabilitas atau kemampuan (2007), pengembalian atas total aktiva
memperoleh laba merupakan kemampuan (ROA) dihitung dengan cara
perusahaan didalam menghasilkan laba. membandingkan laba bersih yang tersedia
Profitabilitas mencerminkan keuntungan untuk pemegang saham biasa dengan total
dari investasi keuangan. Zimmerman (2006) aktiva.
berpendapat bahwa manajer keuangan yang b. Perhitungan Return on Assets (ROA)
menggunakan packing order theory dengan :
laba ditahan sebagai pilihan pertama dalam

Jom FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 6


ROA = Laba bersih yang tersedia untuk b) Manajemen cenderung fokus
pemegang saham biasa pada tujuan jangka pendek
Total aktiva bukan pada tujuan jangka
Semakin besar nilai ROA, panjang, sehingga cenderung
menunjukkan kinerja perusahaan yang mengambil keputusan jangka
semakin baik pula, karena tingkat pendek yang lebih
pengembalian investasi semakin besar. menguntungkan tetapi berakibat
“Nilai ini mencerminkan pengembalian negatif dalam jangka
perusahaan dari seluruhaktiva (atau panjangnya.
pendanaan) yang diberikan pada d. Faktor yang Mempengaruhi Return
perusahaan” (Subramanyam, 2007). on Assets
Standar terbaik ROA menurut Bank Profitabilitas adalah rasio yang
Indonesia adalah 1,5%. Variabel ini mengukur kemampuan perusahaan
mempunyai bobot nilai 15%. Skor nilai menghasilkan laba. Return on Assets (ROA)
ROA ditentukan sebagai berikut : termasuk salah satu rasioprofitabilitas.
a. Kurang dari 0%, skor nilai = 0 Menurut kutipan dari Brigham dan Houston
b. Antara 0% - 1%, skor nilai = 80 (2007), rasio profitabilitas (profitability
ratio) menunjukkan pengaruh gabungan
c. Antara 1% - 2%, skor nilai = 100 darilikuiditas, manajemen aktiva, dan utang
b. d. Lebih dari 2%, skor nilai = 90 terhadap hasil operasi.
c. Kelebihan dan Kelemahan Return on a. Rasio Likuiditas
Assets Rasio ini mengukur kemampuan
1) Kelebihan ROA diantaranya sebagai perusahaan dalam memenuhi kewajiban
berikut: jangka pendeknya, yang dihitung dengan
a) ROA mudah dihitung dan membandingkanaktiva lancar
dipahami. perusahaan dengan kewajiban lancar.
b) Merupakan alat pengukur Rasio likuiditasterdiri dari:
prestasi manajemen yang sensitif 1) Current Ratio, mengetahui
terhadap setiap pengaruh kemampuan perusahaan memenuhi
keadaan keuangan perusahaan. kewajiban jangka pendeknya dengan
c) Manajemen menitikberatkan membandingkan semuaaktiva likuid
perhatiannya pada perolehan laba yang dimiliki perusahaan dengan
yang maksimal. kewajiban lancar.
d) Sebagai tolok ukur prestasi 2) Acid Test, mengukur kemampuan
manajemen dalam memanfaatkan peusahaan memenuhikewajiban
assets yang dimiliki perusahaan jangka pendek dengan menggunakan
untuk memperoleh laba. aktiva lancaryang lebih likuid yaitu
e) Mendorong tercapainya tujuan tanpamemasukkan unsur
perusahaan. persediaandibagi dengan kewajiban
f) Sebagai alat mengevaluasi atas lancar.
penerapan kebijakan-kebijakan Aktiva likuid menurut Brigham dan
manajemen. Houston (2007) adalah aktivayang dapat
2) Di samping kelebihan, ROA juga dikonversi menjadi kas dengan cepat
mempunyai kelemahan di antaranya: tanpa harusmengurangi harga aktiva
a) Kurang mendorong manajemen tersebut terlalu banyak.
untuk menambah assets apabila b. Rasio Manajemen Aktiva
nilai ROA yang diharapkan “Rasio manajemen aktiva (asset
ternyata terlalu tinggi. management ratio), mengukurseberapa
efektif perusahaan mengelola aktivanya”

Jom FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 7


(Brigham danHouston, 2007). Rasio SalesOutstanding termasuk rasio
manajemen aktiva terdiri dari: manajemen aktiva dan Debts
1) Inventory Turnover, mampu Ratiotermasuk manajemen utang. ROA
mengetahui frekuensi termasuk rasio profitabilitas, olehkarena
pergantianpersediaan yang masuk ke itu ROA juga dipengaruhi faktor-faktor
dalam perusahaan, mulai dari tersebut.
bahanbaku kemudian diolah dan d. Inventory Turnover
dikeluarkan dalam bentuk produk Inventory atau persediaan adalah sesuatu
jadimelalui penjualan dalam satu barang yang dibeli untukkemudian
periode. diolah menjadi barang lain atau langsung
2) Days Sales Outstanding, mengetahui dijual kembali sesuaidengan jenis
jangka waktu rata-ratapenagihan perusahaan. Persediaan mempunyai
piutang menjadi kas yang berasal pengaruh terhadap neracaatau laporan
dari penjualan kreditperusahaan. posisi keuangan maupun laporan laba
3) Fixed Assets Turnover, mengetahui rugi. Jumlah danpersentase persediaan
keefektivan setiap perusahaan berbeda-beda.
perusahaanmenggunakan aktiva Hamid(2005) mengemukakan bahwa
tetapnya dengan membandingkan persediaan seringkali merupakan
penjualanterhadap aktiva tetap bagianyang sangat besar dari
bersih. keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki
4) Total Assets Turnover, mengetahui perusahaan.
keefektivan 2.1.3 Capital Adequacy Ratio (CAR)
perusahaanmenggunakan seluruh Capital adalah perbandingan atau
aktivanya dengan imbangan pendanaan jangka panjang
membandingkanpenjualan terhadap perusahaan yang ditunjukkan oleh
total aktiva. perbandingan hutang jangka panjang
c. Rasio Manajemen Utang terhadap modal sendiri. Pemenuhan
Rasio manajemen aktiva mengetahui kebutuhan dana perusahaan dari sumber
sejauh mana kemampuanperusahaan modal sendiri berasal dari modal saham,
memenuhi kewajiban jangka panjang laba ditahan, dan cadangan. Jika dalam
(utang) perusahaanyang digunakan pendanaan perusahaan yang berasal dari
untuk membiayai seluruh aktivitas modal sendiri masih memiliki kekurangan
perusahaan.Manajemen utang terdiri (deficit) maka perlu dipertimbangkan
dari: pendanaan perusahaan yang berasal dari
Debts Ratio, mengetahui persentase dana luar, yaitu dari hutang (debtfinancing).
yang disediakan olehkreditur. Namun dalam pemenuhan kebutuhan dana,
1) Times Interest Earned (TIE), perusahaan harus mencari alternatif-
mengukur seberapa besar labaoperasi alternatif pendanaan yang efisien.
dapat menurun sampai perusahaan Pendanaan yang efisien akan terjadi bila
tidak dapat memenuhibeban bunga perusahaan mempunyai capital yang
tahunan. optimal.
2) Fixed Charge Coverage Ratio, Menurut Peraturan Bank Indonesia
hampir serupa dengan rasio Nomor 10/15/PBI/2008 pasal 2 ayat 1
TIE,namun mengakui bahwa banyak tercantum bank wajib menyediakan modal
aktiva perusahaan yang dileasedan minimum sebesar 8% dari aset tertimbang
harus melakukan pembayaran dana menurut resiko (ATMR), CAR adalah rasio
pelunasan. yang memperlihatkan seberapa besar jumlah
Berdasarkan uraian di atas, maka seluruh aktiva bank yang mengandung resiko
Inventory Turnover dan Days (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan
pada bank lain) ikut dibiayai dari modal

Jom FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 8


sendiri disamping memperoleh dana-dana dari bank guna menutup kerugian yang
sumber-sumber diluar bank (PBI, 2008). ditimbulkan oleh aktiva produktif non lancar
Rumus Capital Adequacy Ratio (dalam hal ini kredit bermasalah) menjadi
(CAR) sebagai berikut : kecil.
Modal Sendiri Kredit Bermasalah
CAR  NPL 
ATMR Kredit Yang Disalurkan
Capital Adequacy Ratio (CAR) juga Rasio NPL menunjukkan
biasa disebut sebagai rasio kecukupan kemampuan manajemen bank dalam
modal, yang berarti jumlah modal sendiri mengelola kredit bermasalah yang diberikan
yang diperlukan untuk menutup risiko oleh bank. Semakin tinggi rasio NPL maka
kerugian yang timbul dari penanaman semakin buruk kualitas kredit yang
aktiva-aktiva yang mengandung risiko serta menyebabkan jumlah kredit bermasalah
membiayai seluruh benda tetap dan semakin besar sehingga dapat menyebabkan
inventaris bank. Seluruh bank yang ada di kemungkinan suatu bank dalam kondisi
Indonesia diwajibkan untuk menyediakan bermasalah semakin besar (Herdiningtyas,
modal minimum sebesar 8% dari ATMR. 2005). Maka dalam hal ini semakin tinggi
Semakin besar Capital Adequacy Ratio rasio NPL maka semakin rendah
(CAR) maka keuntungan bank juga semakin profitabilitas suatu bank.
besar. Dengan kata lain, semakin kecil risiko 2.1.5 Efisiensi Operasional (BOPO)
suatu bank maka semakin besar keuntungan Dalam mengukur efisiensi
yang diperoleh bank (Kuncoro dan operasional, rasio BOPO merupakan rasio
Suharjono,2007) yang salah satunya mempengaruhi ROA
2.1.4 Non Performing Loan (NPL) .Rasio BOPO digunakan untuk mengukur
Seperti halnya perusahaan pada tingkat efisiensi dan kemampuan bank
umumnya, bisnis perbankan juga dalam melakukan kegiatan operasinya.
dihadapkan pada berbagai risiko, salah satu Semakin besar rasio BOPO, maka semakin
risiko tersebut adalah risiko kredit. Pada tidak efisien suatu bank.Mengingat kegiatan
penelitian ini rasio keuangan yang utama bank pada prinsipnya adalah bertindak
digunakan sebagai proksi terhadap nilai sebagai perantara, yaitu menghimpun dan
suatu resiko kredit adalah rasio Non menyalurkan dana, maka biaya dan
pendapatan operasional bank didominasi oleh
Performing Loan (NPL). Rasio ini
biaya bunga dan pendapatan bunga. Setiap
menunjukan bahwa kemampuan manajemen
peningkatan biaya operasional akan
bank dalam mengelola kredit bermasalah
berakibat pada berkurangnya laba sebelum
yang diberikan oleh bank. Sehingga semakin
pajak yang pada akhirnya akan menurunkan
tinggi rasio ini maka akan semakin semakin
laba atau profitabilitas (ROA) bank yang
buruk kualitas kredit bank yang
bersangkutan (Dendawijaya, 2009).
menyebabkan jumlah kredit bermasalah
Menurut Surat Edaran Bank
semakin besar maka kemungkinan suatu
Indonesia No.6/ 23./DPNP tanggal 31 Mei
bank dalam kondisi bermasalah semakin
2004 Lampiran 1d, BOPO diukur dari
besar. Kredit dalam hal ini adalah kredit
perbandingan antara biaya operasional
yang diberikan kepada pihak ketiga tidak
terhadap pendapatan operasional. Rasio
termasuk kredit kepada bank lain. Kredit
yang sering disebut rasio efisiensi ini
bermasalah adalah kredit dengan kualitas
digunakan untukmengukur kemampuan
kurang lancar, diragukan dan macet. Standar
manajemen bank dalam mengendalikan
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia adalah
biaya operasional terhadap pendapatan
kurang dari 5%, dengan rasio dibawah 5%
operasional. Semakin kecil rasio ini berarti
maka Penyisihan Penghapusan Aktiva
semakin efisien biaya operasional yang
Produktif (PPAP) yang harus disediakan
dikeluarkan bank yang bersangkutan

Jom FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 9


sehingga kemungkinan suatu bank dalam Kredit Yang Diberikan
kondisi bermasalah semakin kecil. LDR 
Total Dana Terhimpun
Standar terbaik BOPO menurut Bank
Indonesia adalah 92%. Skor nilai BOPO Standar terbaik LDR menurut Bank
ditentukan sebagai berikut; Indonesia adalah 85%-110%. Skor nilai
a. Lebih dari 125%, skor nilai = 0 LDR ditentukan sebagai berikut :
b. Antara 92% - 125%, skor nilai = 80 a. Kurang dari 50%, skor nilai = 0
c. Antara 85% - 92%, skor nilai = 100 b. Antara 50% - 85%, skor nilai = 80
d. Kurang dari 85%, skor nilai = 90 c. Antara 85% - 110%, skor nilai = 100
BOPO dinyatakan dalam rumus d. Lebih dari 110%, skor nilai = 90
berikut : Semakin tinggi nilai rasio Loan
Deposit Ratio (LDR) menunjukkan semakin
rendahnya kemampuan likuiditas bank yang
bersangkutan sehingga kemungkinan suatu
bank dalam kondisi bermasalah akan
semakin besar (Lesmana,2008), sebaliknya
Bank Indonesia menetapkan angka semakin rendah rasio Loan Deposit Ratio
terbaik untuk rasio BOPO adalah dibawah (LDR) menunjukkan kurangnya efektifitas
92%, karena jika rasio BOPO melebihi 92% bank dalam menyalurkan kredit sehingga
hingga mendekati 100% maka bank tersebut hilangnya kesempatan bank untuk
dapat dikategorikan tidak efisien dalam memperoleh laba. Jika rasio berada pada
menjalankan operasinya. Semakin kecil standar yang ditetapkan bank Indonesia,
rasio ini berarti semakin efisien biaya maka laba akan meningkat (dengan asumsi
operasional yang dikeluarkan bank yang bank tersebut menyalurkan kreditnya
bersangkutan sehingga kemungkinan suatu dengan efektif). Meningkatnya laba, maka
bank dalam kondisi bermasalah semakin Return On Asset (ROA) juga akan
kecil. Menurut bank Indonesia , efisiensi meningkat, karena laba merupakan
operasi diukur dengan membandingkan total komponen yang membentuk Return On
biaya oprasi dengan total pendapatan operasi Asset (ROA).
atau sering disebut BOPO. Sehingga dapat 2.1.7 Net Interest Margin (NIM)
disusun suatu logika bahwa variabel Net Interest Margin (NIM) adalah
efisiensi operasi yang diproksikan dengan perbandingan antara interest income
BOPO berpengaruh negatif terhadap kinerja dikurangi interestexpenses dibagi dengan
perbankan yang diproksikan dengan Return average interest earning assets (Slamet,
on Assets (ROA). 2007). Net Interest Margin (NIM) penting
2.1.6 Loan to Deposit Ratio (LDR) untuk mengevaluasi kemampuan bank
Salah satu cara dalam mengukur dalam mengelola risiko terhadap suku
likuiditas bank yaitu dapat diukur dengan bunga. Saat suku bunga berubah,
Loan to Deposit Ratio (LDR). LDR adalah pendapatan bunga dan biaya bunga bank
rasio keuangan perusahaan perbankan yang akan berubah. Sebagai contoh saat suku
berhubungan dengan aspek likuiditas. LDR bunga naik, baik pendapatan bunga maupun
adalah suatu pengukuran tradisional yang biaya bunga akan naik karena beberapa aset
menunjukkan deposito berjangka, giro, dan liability bank akan dihargai pada tingkat
tabungan, dan lain-lain yang digunakan yang lebih tinggi.
dalam memenuhi permohonan pinjaman Dengan demikian, resiko yang
(loan requests) nasabahnya. Rasio ini seringkali menimbulkan masalah dalam
digunakan untuk mengukur tingkat bank bisa dihindari. Bagaiamanapun juga,
likuiditas. pengelolaan dan manajemen yang baik
Secara matematis LDR dapat disetiap kegiatan operasional bank memang
dirumuskan sebagai berikut :

Jom FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 10


sangat dibutuhkan sehingga bank bisa yang dapat memberikan jasa dalam lalu
berada dalam kondisi yang lebih aman. lintas pembayaran.
Untuk menghitung ratio ini, dapat Pengertian Bank menurut Kasmir
menggunakan rumus berikut : (2008) mengartikan bahwa bank adalah:
NIM = aktiva produktif x 100% department store of finance yang merupakan
pendapatan dari bunga bersih organisasi jasa atau pelayan berbagai macam
Menurut peraturan BI No.5/8 tahun jasa keuangan. Slogan promosi bank yang
2003 risiko pasar merupakan jenis risiko dianjurkan adalah one stop banking atau full
gabungan yang terbentuk akibat perubahan service banking.
suku bunga, perubahan nilai tukar serta hal- 2.1.9 Tugas dan Fungsi Bank
hal lain yang menentukan harga pasar Pada dasarnya tugas pokok bank
saham, maupun ekuitas, dan komoditas. menurut UU No.19 tahun 1998 adalah
Bank dapat terkena dampak faktor membantu pemerintah dalam hal mengatur,
pembentukan harga karena modal, seperti menjaga, dan memelihara stabilitas nilai
suku bunga karena adanya risiko suku bunga rupiah, mendorong kelancaran produksi dan
dalam pembukuan bank yang merupakan pembangunan serta memperluas kesempatan
dampak dari struktur bisnis bank seperti kerja guna peningkatan taraf hidup rakyat
aktifitas pemberian kredit dan penerimaan banyak. Sedangkan fungsi bank pada
tabungan (Ghazali,2006) umumnya (Siamat, 2005) :
Semakin tinggi NIM menunjukkan a. Menyediakan mekanisme dan alat
semakin efektif bank dalam penempatan pembayaran yang lebih efisien dalam
aktiva produktif dalam bentuk kredit. kegiatan ekonomi.
Standar yang ditetapkan Bank Indonesia b. Menciptakan uang.
untuk rasio NIM adalah 6% keatas. Semakin c. Menghimpun dana dan menyalurkannya
besar rasio ini maka meningkatnya kepada masyarakat.
pendapatan bunga atas aktiva produktif yang d. Menawarkan jasa-jasa keuangan lain.
dikelola bank sehingga kemungkinan suatu 2.1.10 Jenis-jenis Bank
bank dalam kondisi bermasalah semakin Adapun jenis perbankan dewasa ini
kecil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dapat ditinjau dari berbagai segi antara lain
semakin besar net interest margin (NIM) (Kasmir,2008):
suatu perusahaan, maka semakin besar pula 1. Dilihat dari segi fungsinya
return on asset (ROA) perusahaan tersebut, Menurut Undang-Undang Pokok
yang berarti kinerja keuangan tersebut perbankan nomor 14 tahun 1992, jenis
semakin membaik atau meningkat. Begitu perbankan menurut fungsinya terdiri
juga dengan sebaliknya, jika net interest dari:
margin (NIM) semakin kecil, return on a. Bank Umum
asset (ROA) juga akan semakin kecil, b. Bank Pembangunan
dengan kata lain kinerja perusahaan tersebut c. Bank Tabungan
semakin menurun. d. Bank Pasar
2.1.8 Pengertian Bank e. Bank Desa
Pengertian Bank menurut Undang- f. Lumbung Desa
Undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan g. Bank Pegawai
adalah sebagai berikut: Bank adalah badan h. Dan bank lainnya
usaha yang menghimpun dana dari Namun setelah keluar UU Pokok
masyarakat dalam bentuk simpanan dan Perbankan nomor 7 tahun 1997 dan
menyalurkan kepada masyarakat dalam ditegaskan lagi dengan keluarnya
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat Undang-undang RI nomor 10 tahun
banyak. Sedangkan bank umum adalah bank 1998 maka jenis perbankan terdiri dari:
a. Bank Umum

Jom FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 11


Bank umum adalah bank yang Gambar 2.1
melaksanakan kegiatan usaha secara Skema Kerangka Pemikiran :
konvensional dan atau berdasarkan
prinsip syariah yang dalam Independent Variabel Dependent Variabel
kegiatannya memberikan jasa dalam Capital Adequacy Ratio (CAR)= X1
lalu lintas pembayaran.
e. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Non Performing Loan (NPL)
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) = X2 Profitabilitas
adalah bank yang melaksanakan (ROA)= Y
BiayaOperasi terhadap Pendapatan (Dependent
kegiatan usahanya secara Variabel)
Operasi (BOPO)
konvensional atau berdasarkan = X3 to Deposit Ratio (LDR)
Loan
prinsip syariah yang dalam = X4
kegiatannya tidak memberikan jasa Net Interest Margin (NIM)
dalam lalu lintas pembayaran. = X5

2.1.11 Laporan Keuangan Bank Sember : Muljono, (2006)


BPR wajib menyampaikan Laporan
Keuangan Publikasi kepada Bank Indonesia
2.4 Hipotesis Penelitian
secara triwulanan untuk posisi pelaporan
Berdasarkan uraian tersebut diatas
akhir bulan Maret, Juni, September dan
maka dapat dirumuskan hipotesis kelima
Desember yang terdiri dari laporan
sebagai berikut :
keuangan dan informasi lainnya dan
H1 : CAR berpengaruh terhadap
disajikan dalam bentuk perbandingan
Profitabilitas (ROA) pada BPR di
dengan laporan posisi yang sama tahun
Pekanbaru tahun 2008-2012
sebelumnya.
H2 : NPL berpengaruh terhadap
Laporan Keuangan Publikasi
Profitabilitas (ROA) pada BPR di
diumumkan pada surat kabar lokal atau
Pekanbaru tahun 2008-2012
ditempelkan pada papan pengumuman di
H3 : BOPO berpengaruh terhadap
kantor BPR yang bersangkutan paling
Profitabilitas (ROA) pada BPR di
lambat:
Pekanbaru tahun 2008-2012
a. 1 bulan setelah berakhirnya bulan
H4 : LDR berpengaruh terhadap
laporan untuk laporan keuangan
Profitabilitas (ROA) pada BPR di
posisi akhir bulan Maret, Juni dan
Pekanbaru tahun 2008-2012
September;
H5 : NIM berpengaruh terhadap
b. 2 bulan setelah berakhirnya bulan
Profitabilitas (ROA) pada BPR di
laporan untuk laporan keuangan
Pekanbaru tahun 2007-2011
posisi akhir bulan Desember yang
tidak diaudit oleh Akuntan Publik;
3.METODE PENELITIAN
c. 4 bulan setelah berakhirnya bulan
3.1 Metode Penelitian
laporan untuk laporan keuangan
posisi akhir bulan Desember yang
Dalam penelitian ini metode yang
diaudit oleh Akuntan Publik.
digunakan adalah Metode Asosiatifyaitu
Adapun kerangka pemikiran tersebut
metode yang mencari tahu hubungan antara
dapat dijadikan sebagai suatu model dalam
variabel satu dengan yang lainnya.Metode
penulisan skripsi ini seperti yang
ini digunakanuntuk mengetahui pengaruh
diperlihatkan pada gambar 2.1 berikut :
Kecukupan Modal, Efisiensi, Likuiditas,
Non Performing Loan Dan Pembentukan
Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif
Terhadap Return on Asset Bank
Perkreditan Rakyat Di Pekanbaru Tahun

Jom FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 12


2008–2012. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini variabel dependent
adalah data sekunder yaitu berupa laporan yang digunakan yaitu Return on Asset
keuangan tahunan dan data rasio-rasio (ROA) dan pengukurannya
keuangan yang dipulbilkasikan olah Bank menggunakan skala rasio.
Indonesia tahun 2012. 2. Variabel bebas (Independent Variabel)
Yaitu : variabel yang mempengaruhi
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian variabel lain. Dalam penelitian ini
Penelitian dilakukan pada seluruh variabel yang digunakan yaitu rasio :
BPR yang telah beroperasi di Pekanbaru, CAR, NPL, BOPO, LDR dan NIM
dengan terlebih dahulu dimulai dengan sebagai variabel Independent dan
mengumpulkan kutipan-kutipan teori pengukurannya menggunakan skala
pendukung dari berbagai literatur yang ada rasio.
diperpustakaan, sedangkan periode waktu
penelitian yaitu dari tahun 2008-2012. 3.6 Metode Analisa Data
Sebelum dilakukan pengujian
3.2 Populasi dan Sampel hipotesis dengan menggunakan alat statistik
Populasi yaitu sekelompok orang, lebih lanjut maka terlebih dahulu dilakukan
kejadian atau segala sesuatu yang uji data sebagai berikut :
mempunyai karakteristik tertentu (Indrianto, 3.6.1 Uji Normalitas
2007). Populasi yang digunakan dalam Uji normalitas ini dilakukan untuk
penelitian ini adalah seluruh perusahaan menguji apakah model regresi, variabel
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang telah dependent dan variabel independent
beroperasi di Pekanbaru selama periode mempunyai distribusi normal atau tidak.
tahun 2008–2012 dimana ke-11 perusahaan Model regresi yang baik adalah memiliki
BPR tersebut telah beroperasi dan telah distribusi normal. Pengujian normalitas data
mempublikasikan laporan keuangan. yang digunakan adalah menggunakan one
3.4 Jenis dan Sumber Data sample kolmogorov-smirnov test terhadap
Jenis data yang digunakan dalam masing-masong variabel dengan taraf
penelitian ini adalah data sekunder yang signifikan 5%. Dasar pengambilan
diperoleh dari berbagai sumber. Antara lain keputusan dari uji normalitas ini adalah
diperoleh dari : dengan melihat probabilitas asymp sig 2-
1. Statistik Bank Indonesia tahun 2008- tailed. Jika asymp sig 2-taiied > Alpa 5%
2012 maka data dapat dikatakan berdistribusi
2. Majalah Info Bank yang berupa rasio- normal, dan sebaliknya asymp sig 2-tailed<
rasio keuangan perusahaan yang telah Alpa 5% maka data berdistribusi tidak
dihitung oleh Biro Riset Info Bank tahun normal, Dan bisa juga dilihat dari scalier
2008-2012. plot, jika data menyebar disekitar garis
3. Dari Publikasi laporan keuangan BPR diagonal maka data telah berdistribusi
yang menjadi sampel penelitian tahun normal.
2008-2012.
3.6.2 Uji Asumsi Klasik
3.5 Variabel dan Pengukuran Sebelum melakukan pengujian
Dalam penelitian ini terdapat dua terhadap hipotesis, maka dilakukan terlebih
buah variabel yang digunakan untuk dahulu uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik
menguji hipotesis yaitu : yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
1. Variabel tidak bebas (Dependent sebagai berikut:
Variabel) 1. Uji Multikolinieritas
Yaitu : variabel yang tergantung dan Uji multikolineritas ini dilakukan
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, dengan tujuan apakah pada model regresi

Jom FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 13


ditemukan adanya hubungan antara sesama hal seperti adanya dari masing masing
variabel independent. Uji ini dilakukan jika populasi yaitu sekelompok orang, kejadian
variable independent lebih dari satu. Model atau segala sesuatu yang mempunyai
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi karakteristik tertentu (Indrianto, 2007).
kolerasi antar sesama variable independent. Dalam penelitian ini analisis deskriptif
Dasar pengambilan keputusan dari uji digunakan untuk menggambarkan seluruh
multikolinieritas ini adalah dengan melihat perusahaan Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
nilai Variance Inflation Faktor (VIF) dan yang telah beroperasi di Pekanbaru selama
nilai tolerance. Kedua ukuran ini periode tahun 2008 – 2012.
menunjukkan setiap variabel bebas manakah
yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. 3.6.4 Analisis Regresi Berganda
Regresi yang bebas dari multikol adalah jika Persamaan regresi yang digunakan
nilai VIF nya > 10 dan sebaliknya jika nilai adalah regresi linear berganda yang dapat
VIF nya < 10 maka terdapat multikol. Bisa dirumuskan sebagai berikut :
juga dihat dari nilia tolerance-nya yaitu jika Y = a + b1X1 + b2X2 + b3 X 3 +
mempunyai angka tolerance mendekati 1 b4 X 4 + b5 X 5 + e
maka model regresi tersebut bebas dari Dimana:
multikol. Y = Return on
2. Uji Autokolerasi Asset (ROA)
Uji ini bertujuan untuk mengetahui X1 = Capital
ada tidaknya hubungan antar data yang Adequacy Ratio (CAR)
diurutkan berdasarkan waktu (time series), X2 = Non
uji autokolerasi dilakukan dengan Performing Loan (NPL)
menggunakan Durbin Watson Test (DW). X3 = Biaya Operasi
Bila angka D_W berada antara -2 sarnpai +2 dan Pendapatan Operasi (BOPO)
bearti tidak ada autokolerasi. Model regres X4 = Loan to
yang baik adalah regresi yang bebas dari Deposit Ratio (LDR)
autokolerasi. X5 = Net Interest
3. Uji Heteroskedastisitas Margin (NIM)
Uji heteroskedastisitas ini bertujuan a = Konstanta
untuk menguji apakah dalam sebuah model b1, b2,b3, b4,b5 = Koefisien
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari masing-masing variabel
residual dari satu pengamatan kepengamatan independen
yang lain. Jika residual dari satu pengamatan e = Standar error
kepengamatan yang lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika varians berbeda 3.6.5 Uji Hipotesis
disebut heteroskedastisitas. Untuk Pengujian hipotesis dilakukan
mendeteksi adanya heteroskedastisitas dengan menggunakan uji t.Pengujian
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu hipotesis ini bertujuan untuk menguji
pada grafik, dimana sumbu X adalah Y yang pengaruh secara parsial antara variabel
telah diprediksi, dan sumbu Y adalah independent terhadap variabel dependent,
residual (Y prediksi -Y sesungguhnya) yang pengujian hipotesinyasebagai berikut :
telah di-studentized. 1. Pengujian hipotesis pertama,
hipotesisnya :
Ha1 : CAR berpengaruh terhadap
3.6.3 Analisis Deskriptif Profitabilitas (ROA) pada
Analisis deskriptif merupakan BPR di Pekanbaru tahun
metode analisis yang bertujuan 2008-2012
mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu

Jom FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 14


Ho1 : CAR tidak berpengaruh b. Jika t-statistik signifikan < 0,05
terhadap Profitabilitas (ROA) maka Ho ditolak dan Ha diterima
pada BPR di Pekanbaru Ho diterima berarti tidak terdapat
tahun 2008-2012 pengaruh secara parsial antara variabel
2. Pengujian hipotesis kedua, hipotesisnya : independent terhadap variabel dependent,
Ha2 : NPL berpengaruh terhadap sedangkan jika Ho ditolak maka terdapat
Profitabilitas (ROA) pada pengaruh secara parsial antara variabel
BPR di Pekanbaru tahun independent terhadap variabel dependent
2008-2012 (Algifari ,2005).
Ho2 : NPL tidak berpengaruh
terhadap Profitabilitas (ROA) 3.6.6 Koefisien Determinasi (R2)
pada BPR di Pekanbaru Koefisien determinasi (R2)
tahun 2008-2012 merupakan ukuran yang digunakan untuk
3. Pengujian hipotesis ketiga, hipotesisnya menilai seberapa besar suatu model yang
: diterapkan dapat menjelaskan variabel
Ha3 : BOPO berpengaruh terhadap dependenya. Persentase pengaruh semua
Profitabilitas (ROA) pada variabel independen terhadap nilai variabel
BPR di Pekanbaru tahun dependen ditunjukkan oleh besarnya
2008-2012 koefisiena determinasi (R2). Koefisien
Ho3 : BOPO tidak berpengaruh Determinasi (R2) adalah alat untuk
terhadap Profitabilitas (ROA) mengukur proporsi variasi dari variabel
pada BPR di Pekanbaru dependen yang dapat dijelaskan oleh
tahun 2008-2012 variabel independen, dimana semakin besar
4. Pengujian hipotesis keempat, nilai R2 maka hasil regresi dari data yang
hipotesisnya : diproses akan semakin baik sehingga
Ha4 : LDR berpengaruh terhadap semakin tepat model ini digunakan, untuk
Profitabilitas (ROA) pada menjelaskan karakter dari variabel dependen
BPR di Pekanbaru tahun oleh variabel independennya, Gujarati
2008-2012 (2006).
Ho4 : LDR tidak berpengaruh Uji (R2) koefisien determinasi ini
terhadap Profitabilitas (ROA) digunakan untuk melihat seberapa besar
pada BPR di Pekanbaru proporsi variasi dari variabel independen
tahun 2008-2012 secara bersama-sama dalam mempengaruhi
5. Pengujian hipotesis kelima, hipotesisnya variabel dependen dengan rumus, Gujarati
: (2006):
Ha5 : NIM berpengaruh terhadap
Profitabilitas (ROA) pada
BPR di Pekanbaru tahun
2008-2012 4. HASIL PENELITIAN DAN
Ho5 : NIM tidak berpengaruh PEMBAHASAN
terhadap Profitabilitas (ROA) 4.1 Hasil Penelitian
pada BPR di Pekanbaru 4.1.1 Diskripsi Variabel Data Rata-Rata
tahun 2008-2012 Keseluruhan Data Objek
Uji t atau uji partial ini dilakukan Penelitian Kinerja Bank
dengan membandingkan hasil nilai t hitung Perkreditan Rakyat (BPR) Di
dengan nilai t tabel dengan nilai α = 5% Pekanbaru
dengan parameternya : Objek penelitian dilakukan pada
a. Jika t-statistik signifikan > 0,05 seluruh BPR yang telah beroperasi di
maka Ho diterima dan Ha ditolak Pekanbaru dengan periode waktu penelitian
yaitu dari tahun 2008-2012. Perhitungan

Jom FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 15


rata-rata keseluruhan data variabel ROA, sedangkan tahun 2012 sebesar 5,40%
CAR, NPL, BOPO, LDR dan NIM pada 11 sehingga nilai rata-rata NPL mengalami
Bank Perkreditan Rakyat (BPR), di peningkatan. Sampai tahun 2011, nilai rata-
Pekanbaru dari tahun 2008 sampai dengan rata NPL mengalami peningkatan dan baru
tahun 2012. tahun 2012 nilai rata-rata NPL mengalami
Tabel 4.1 penurunan. Bila dilihat dari nilai rata-rata,
Rata-Rata Nilai Rasio ROA, CAR, NPL, rasio NPL tidak mempunyai data yang
BOPO, LDR dan NIM Bank Perkreditan konsisten.
Rakyat Di Pekanbaru Tahun 2008 – 2012 Rasio keuangan BOPO mempunyai
nilai rata-rata pada tahun 2008 sebesar
N Rasio 2008 2009 2010 2011 2012 87,02% dan tahun 2012 nilai rata-rata
o (%) (%) (%) (%) (%) BOPO sebesar 86,27%. Terlihat nilai rata-
1 ROA 1,30 1.59 1.61 1.98 1,62
rata BOPO mengalami hal yang juga tidak
2 CAR 14,00 17,36 19,82 19,83 16,80
3 NPL 2,86 3,99 4,49 6.09 5,40 konsisten atau mengalami fluktuasi.
4 BOPO 87,02 86,38 88,29 77,86 86,27 Rasio keuangan Loan to Deposite
5 LDR 65,21 68.53 68,52 73,19 82,13 Ratio (LDR) dengan nilai rata-rata tahun
6 NIM 3,21 3,29 3,34 3,32 3,33 2008 sebesar 65,21% dan tahun 2012
Sumber : Statistik Bank Indonesia 2012 sebesar 82,13%. Nilai rata-rata LDR juga
terlihat nilai rata-rata BOPO mengalami hal
Dari tabel 4.1 diatas rasio keuangan yang juga tidak konsisten atau mengalami
yang dihitung dari rasio Return On Asset fluktuasi.
(ROA) dari tahun 2008 sampai dengan Untuk rasio Net Interest Margin
tahun 2012 menunjukkan rata-rata ROA (NIM) dengan nilai rata-rata tahun 2008
yang mengalami fluktuasi. Dapat kita lihat sebesar 3,21% dan tahun 2012 sebesar
dari perhitungan rata-rata ROA tahun 2007 3,33%. Nilai rata-rata NIM dari tahun ke
yaitu sebesar 1.30% dan tahun 2012 sebesar tahun mengalami kenaikan dan penurunan
1.62%, kemudian rata-rata ROA tahun 2008 namun tidak terlalu signifikan tetapi juga
sampai dengan tahun 2011 mengalami terlihat tidak konsisten.
kenaikan, tetapi tahun 2012, rata-rata ROA
terlihat mengalami penurunan dengan nilai 4.1.2 Statistik Deskriptif Data Penelitian
rata-rata ROA tahun 2012 sebesar 1.62%. Statistik deskriptif data penelitian
Sedangkan nilai rat-rata ROA tertinggi yaitu berfungsi untuk mengetahui karakteristik
tahun 2011 sebesar 1.98%. sampel yang digunakan secara rinci.
Rasio keuangan Capital Adequacy Statistik deskriptif menjelaskan karakteristik
Ratio (CAR) dengan nilai rata-rata tahun dari masing-masing variabel yang terdapat
2008 sebesar 14,00% dan tahun 2012 dalam objek penelitian baik dependent
sebesar 16,80%. Nilai rata-rata CAR tahun variabel maupun independent variabel
2008 sampai tahun 2011 mengalami selama periode penelitian tahun 2008-2012,
peningkatan namun tahun 2012 nilai CAR yang terdiri dari nilai Mean dan standar
mengalami penurunan menjadi 16,80%. deviasi. Nilai Mean merupakan nilai rata-
Dari hasil perhitungan nilai rata-rata rata dari setiap variabel yang diteliti,
CAR dan ROA tersebut diasumsikan bahwa sedangkan standar deviasi merupakan
antara nilai rata-rata CAR dan ROA tidak ukuran rata-rata penyimpangan masing-
mempunyai kekonsistenan data (data tidak masing item data terhadap nilai yang
konsisten) karena dari tahun ke tahun nilai diharapkan.
rata-rata CAR dan ROA mengalami Dalam penelitian ini sampel yang
kenaikan dan penurunan. digunakan adalah sebesar 66 sampel yang
Nilai rata-rata Non Performing terdiri dari 11 BPR yang beroperasi di
Loans (NPL) tahun 2008 sebesar 2,86%, Pekanbaru selama 5 tahun mulai dari tahun

Jom FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 16


2008 sampai dengan 2012. Tabel 4.14 Perkreditan Rakyat di Pekanbaru dalam
berikut ini adalah statistik deskriptif dari 11 mengukur kecukupan modal yang dimiliki
BPR yang beroperasi di Pekanbaru selama 5 Bank Perkreditan Rakyat untuk menunjang
tahun yang diteliti : aktiva yang mengandung atau menghasilkan
Tabel 4.14 resiko, yang dimiliki oleh 66 variabel data
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Bank Perkreditan Rakyat di Pekanbaru yang
Descriptive Statistics dijadikan sampel penelitian dalam periode
Std. tahun 2008-2012.
N Minimum Maximum Mean Deviation
Dan nilai minimum variabel Non
ROA 66 -6.10 4.62 1.6246 1.55976
Performing Loan (NPL) dari 11 Bank
CAR 66 8.46 34.74 17.7441 6.26013
NPL 66 0.08 26.63 4.5838 4.19682
Perkreditan Rakyat di Pekanbaru yang
BOPO 66 61.10 168.49 84.5124 19.42419 dijadikan sampel penelitian adalah sebesar
LDR 66 38.31 112.60 71.5830 16.91539 0.08 dan nilai maximum sebesar 26.63
NIM 66 0.05 14.71 3.2743 3.88035 sedangkan nilai rata-rata variabel Non
Sumber : Data olahan SPSS versi 17 Performing Loan (NPL) dari 11 BPR di
Pekanbaru yang dijadikan sampel penelitian
Dari tabel 4.14 diatas diketahui adalah sebesar 4,5838% dengan standar
terdapat 6 variabel penelitian yaitu : Return deviasi sebesar 4,19682%. Artinya nilai
on Asset (ROA), Capital Adequacy Ratio mean atau rata-rata merupakan rasio tingkat
(CAR), Non Performing Loan (NPL), Biaya kredit macet pada sebuah bank atau rasio
Operasi dan Pendapatan Operasi (BOPO), antara kredit bermasalah terhadap kredit
Loan to Deposit Ratio (LDR), Non yang disalurkan yang dimiliki oleh 66
Performing Loan (NPL) dan Net Interest variabel data 11 BPR di Pekanbaru yang
Margin (NIM). Jumlah data sampel dijadikan sampel penelitian untuk periode
penelitian sebanyak 66 sampel data. Jumlah tahun 2008-2012. Standar deviasi adalah
data sampel penelitian setelah dilakukan ukuran rata-rata penyimpangan nilai dari
transformasi terhadap hasil output regresi rasio tingkat kredit macet pada sebuah bank
dengan menggunakan program SPSS versi atau rasio antara kredit bermasalah terhadap
17 sebanyak 66 sampel data. kredit yang disalurkan, yang dimiliki oleh
Dari 66 sampel data tersebut 66 variabel data 11 BPR di Pekanbaru yang
diperoleh nilai minimum Capital Adequacy dijadikan sampel penelitian dalam periode
Ratio (CAR) dari 11 Bank Perkreditan tahun 2008-2012.
Rakyat di Pekanbaru yang dijadikan sampel Kemudian nilai minimum variabel
penelitian adalah sebesar 8.46 dan nilai Biaya Operasi dan Pendapatan Operasi
maximum sebesar 34.74 sedangkan nilai (BOPO) dari 11 Bank Perkreditan Rakyat di
rata-rata (mean) variabel Capital Adequacy Pekanbaru yang dijadikan sampel penelitian
Ratio (CAR) sebesar 17,7441% dengan adalah sebesar 61.10 dan nilai maximum
standar deviasi sebesar 6,26013. Artinya sebesar 168.49 sedangkan nilai rata-rata
nilai mean atau rata-rata adalah kemampuan variabel Biaya Operasi dan Pendapatan
bank untuk mengukur kecukupan modal Operasi (BOPO) dari 11 BPR di Pekanbaru
yang dimiliki BPR untuk menunjang aktiva yang dijadikan sampel penelitian adalah
yang mengandung atau menghasilkan sebesar 84,5124% dengan standar deviasi
resiko, misalnya kredit yang diberikan, yang sebesar 19,42419%. Artinya nilai mean atau
besarnya secara rata-rata dapat dimiliki oleh rata-rata adalah mengukur seberapa besar
66 variabel data Bank Perkreditan Rakyat di perbandingan antara biaya operasi terhadap
Pekanbaru yang dijadikan sampel penelitian pendapatan operasi, yang besarnya secara
untuk periode tahun 2008-2012. Standar rata-rata yang dimiliki oleh 66 variabel data
deviasi adalah ukuran rata-rata 11 BPR di Pekanbaru yang dijadikan
penyimpangan nilai kemampuan Bank sampel penelitian untuk periode tahun 2008-

Jom FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 17


2012. Standar deviasi adalah ukuran rata- dari selisih bunga pinjaman dan bunga
rata penyimpangan nilai perbandingan simpanan, yang dimiliki oleh 66 variabel
antara biaya operasi terhadap pendapatan data 11 BPR di Pekanbaru yang dijadikan
operasi yang dimiliki oleh 66 variabel data sampel penelitian dalam periode tahun
11 BPR di Pekanbaru yang dijadikan 2008-2012.
sampel penelitian dalam periode tahun
2008-2012. 4.2 Pengujian Data
Selanjutnya nilai minimum variabel 4.2.1 Hasil Pengujian Normalitas Data
Loan to Deposit Ratio (LDR) dari 11 Bank Uji normalitas data bertujuan untuk
Perkreditan Rakyat di Pekanbaru yang menguji apakah dalam model regresi,
dijadikan sampel penelitian adalah sebesar variabel terikat dan variabel bebas keduanya
38.31 dan nilai maximum sebesar 112.60 mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji
sedangkan nilai rata-rata variabel Loan to normalitas dilakukan dengan analisis grafik
Deposit Ratio (LDR) dari 11 BPR di normal P-P Plot seperti yang terlihat dalam
Pekanbaru yang dijadikan sampel penelitian Gambar 4.1
adalah sebesar 71,5830% dengan standar Normalitas dapat dideteksi dengan
deviasi sebesar 16,91539%. Artinya nilai melihat penyebaran data (titik) pada sumbu
mean atau rata-rata merupakan rasio antara diagonal dari grafik normal dasar
jumlah kredit yang diberikan terhadap pengambilan keputusannya:
jumlah total dana yang terhimpun, yang a. Jika data menyebar disekitar garis
besarnya secara rata-rata yang dimiliki oleh diagonal dan mengikuti arah garis
66 variabel data 11 BPR di Pekanbaru yang diagonalnya, maka model regresi
dijadikan sampel penelitian untuk periode memenuhi asumsi normalitas.
tahun 2008-2012. Standar deviasi adalah
ukuran rata-rata penyimpangan nilai dari b. Jika data menyebar jauh dari garis
rasio antara jumlah kredit yang diberikan diagonal dan tidak mengikuti arah garis
terhadap jumlah total dana yang terhimpun diagonal, maka model regresi tidak
yang dimiliki oleh 66 variabel data 11 BPR memenuhi asumsi normalitas.
di Pekanbaru yang dijadikan sampel
Gambar 4.1
penelitian dalam periode tahun 2008-2012.
Hasil Pengujian Normalitas Data
Serta nilai minimum variabel Net
Interest Margin (NIM) dari 11 Bank
Perkreditan Rakyat di Pekanbaru yang
dijadikan sampel penelitian adalah sebesar
0.05 dan nilai maximum sebesar 14.71
sedangkan nilai rata-rata variabel Net
Interest Margin (NIM) dari 11 BPR di
Pekanbaru yang dijadikan sampel penelitian
adalah sebesar 3.2743% dengan standar
deviasi sebesar 3.88035%. Artinya nilai
mean atau rata-rata merupakan sumber
pendapatan utama bagi bank yaitu dari
selisih bunga pinjaman dan bunga simpanan, Sumber : Data olahan SPSS versi 17
yang besarnya secara rata-rata dimiliki oleh Dari hasil uji normalitas dari gambar
66 variabel data 11 BPR di Pekanbaru yang 4.1 diatas diketahui bahwa data disekitar
dijadikan sampel penelitian untuk periode garis diagonal dan mengikuti arah garis
tahun 2008-2012. Standar deviasi adalah diagonalnya pada grafik normal probability
ukuran rata-rata penyimpangan nilai dari plot. Hal ini berarti data dalam penelitian ini
sumber pendapatan utama bagi bank yaitu

Jom FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 18


terdistribusi normal, maka model regresi Durbin Watson (DW) dengan melihat DW
memenuhi asumsi normalitas. test. Menurut Algifari (2005) untuk
mengetahui terjadinya autokorelasi, maka
4.2.2 Hasil Pengujian Asumsi Klasik digunakan Tabel 4.16 sebagai berikut:
Sebelum dilakukan pengujian Tabel 4.16
regresi, terlebih dahulu dilakukan pengujian Keterangan Autokorelasi
pelanggaran asumsi klasik untuk model Durbin Watson Kesimpulan
yang digunakan dalam penelitian. Pengujian Kurang dari 1,10 Ada autokorelasi
ini dilakukan dengan maksud agar diperoleh 1,10 sampai dengan 1,54 Tanpa kesimpulan
model penelitian yang valid dan dapat 1,55 sampai dengan 2,46 Tidak ada autokorelasi
2,47 sampai dengan 2,90 Tanpa kesimpulan
digunakan untuk melakukan estimasi.
Lebih dari 2,90 Ada autokorelasi
Pengujian terhadap penyimpangan asumsi
klasik dalam penelitian ini terdiri dari:
Sumber : Algifari (2005)
1. Hasil Pengujian Multikolinearitas
Multikolinearitas menunjukkan
Dari perhitungan SPSS for windows
bahwa antara variabel independent
versi 17, nilai Durbin Watson (DW) sebesar
mempunyai hubungan langsung (korelasi)
1,788 nilai DW terletak antara 1,55 sampai
yang sangat kuat. Multikolinearitas terjadi
dengan 2,46 dengan kesimpulan tidak ada
jika nilai Variance Inflation Factor (VIF)
autokorelasi atau tanpa kesimpulan antar
lebih besar dari 10 atau nilai tolerance lebih
masing-masing variabel bebas, sehingga
kecil 0,1 (Nugroho, 2005:38), maka variabel
model regresi yang terbentuk dari nilai
tersebut memiliki pengaruh
variabel terikat hanya dijelaskan oleh
multikolonearitas dan sebaliknya jika VIF
variabel bebas.
dibawah 1 dan mempunyai tolerance
3. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas
mendekati angka 1 dianggap bebas dari
Heteroskedastisitas menunjukkan
pengaruh multikolonearitas. Nilai tolerance
bahwa varians dari setiap error bersifat
dan Variance Inflation Factor (VIF) dapat
heterogen yang berarti melanggar asumsi
dilihat dalam tabel 4.15 berikut :
klasik yang mensyaratkan bahwa varians
Tabel 4.15
dari error harus bersifat homogen. Untuk
Hasil Pengujian Multikolonearitas
Model Collinearity Statistics Hasil
menguji heterokedastisitas pada model yang
diuji dalam penelitian ini digunakan
Tolerance VIF
scatterplot seperti yang terlihat pada
1 (Constant) Gambar 4.2 :
CAR 0,906 1,103 Bebas Multikolonearitas
NPL 0,736 1,359 Bebas Multikolonearitas Gambar 4.2
BOPO 0,641 1,560 Bebas Multikolonearitas Grafik Scatterplot
LDR 0,950 1,053 Bebas Multikolonearitas
NIM 0,635 1,576 Bebas Multikolonearitas Hasil Pengujian Heteroskedastisitas
Sumber : Data olahan SPSS versi 17
Berdasarkan tabel 4.15 diatas dapat
diketahui bahwa nilai VIF variabel CAR
sebesar 1,103; NPL sebesar 1,539; BOPO
sebesar 1,560; LDR sebesar 1,053 dan NIM
sebesar 1,576. Berdasarkan hasil
perhitungan diatas dapat dilihat bahwa nilai
VIF semua variabel bebas lebih kecil dari
10, sehingga tidak terjadi multikolinearitas
atau gejala korelasi antar variabel.
2. Hasil Pengujian Autokorelasi
Untuk mendeteksi autokorelasi
dalam penelitian ini maka digunakan uji Sumber : Data olahan SPSS versi 17

Jom FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 19


Dari grafik tersebut dapat dilihat data X3 = BOPO
terpencar disekitar angka nol pada sumbu Y X4 = LDR
dan tidak membentuk suatu pola atau trend
garis tertentu. Oleh karena itu dapat X5 = NIM
disimpulkan tidak terjadi heterokedastisitas Koefisien-koefisien persamaan
pada model analisis penelitian ini, yang regresi linier berganda diatas dapat diartikan
artinya tidak terjadi ketidaksamaan varians sebagai berikut :
dari satu variabel bebas ke variabel bebas 1. Konstanta (a) sebesar 1,729 mempunyai
lain. arti apabila CAR, NPL, BOPO, LDR
4.3 Hasil Regresi Linier Berganda dan NIM sama dengan nol maka ROA
Dalam penelitian ini analisis yang bernilai positif sebesar 1,729.
digunakan adalah analisis regresi linier 2. Koefisien regresi CAR sebesar 0,076
berganda. Dengan bantuan program SPSS mempunyai arti setiap kenaikan nilai
versi 17. Dalam melakukan analisis regresi CAR sebesar 1 satuan maka akan
ini dilakukan dengan metode enter, yaitu berpengaruh positif terhadap ROA
semua variabel independen digunakan sebesar 0,076 satuan.
untuk menjelaskan pengaruhnya terhadap 3. Koefisien regresi NPL sebesar 1,179
variabel dependen. Dengan demikian dapat mempunyai arti setiap kenaikan nilai
diketahui bagaimana pengaruh CAR, NPL, PPAP sebesar 1 satuan maka akan
BOPO, LDR dan NIM terhadap ROA pada berpengaruh positif terhadap ROA
11 BPR di Pekanbaru yang dijadikan sebesar 1,179 satuan.
sampel penelitian dalam periode tahun 4. Koefisien regresi BOPO sebesar -0,024
2008-2012 ini. Hasil perhitungan regresi mempunyai arti setiap kenaikan nilai
linier berganda dapat dilihat dalam tabel BOPO sebesar 1 satuan maka akan
4.17 berikut : berpengaruh negatif terhadap ROA
Tabel 4.17 sebesar -0,024 satuan.
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda 5. Koefisien regresi LDR sebesar 0,009
Independent Coefficie Nilai t Sig mempunyai arti setiap kenaikan nilai
Variabel nts B hitung LDR sebesar 1 satuan maka akan
(Constant) 1,729 2,238 0,028
CAR 0,076 4,979 0,000 berpengaruh positif terhadap ROA
NPL - -5,764 0,000 sebesar 0,009 satuan.
0,145
BOPO - - 0,000
6. Koefisien regresi NIM sebesar 0,076
0,024 4,092 mempunyai arti setiap kenaikan nilai
LDR 0,009 1,644 0,104 NIM sebesar 1 satuan maka akan
NIM 1,179 6,101 0,000
berpengaruh positif terhadap ROA
Sumber : Data olahan SPSS versi 17 sebesar 0,076 satuan.
Dari model persamaan regresi diatas,
Dari tabel 4.17 diatas dapat jika dilihat dari t hitung yang dihasilkan, X1
dirumuskan suatu persamaan regresi untuk sebesar : 4,979, X2 sebesar : -5,764, X3
kinerja pada 11 BPR di Pekanbaru yang sebesar : -4,092, X4 sebear 1,644 dan X5
dijadikan sampel penelitian dalam periode sebesar : 6,101. Sedangkan t tabel untuk
tahun 2008-2012 sebagai berikut: penelitian ini adalah sebesar : 0,261 yang
Y = 1,729 + 0,076X1- 0,145X2 - 0,024X3 + diperoleh dari alpha 5% atau 0,05 dan df
0,009X4 + 1,179X5 sebesar 100 (n-1). Jika dibandingkan nilai t
Keterangan : hitung lebih besar dibandingkan dengan t
Y = ROA tabel, dan nilai Sig lebih besar dari pada
X1 = CAR alpha 5% atau 0,05, maka kesimpulan yang
dapat diambil adalah hanya terdapat satu
X2 = NPL variabel independen yang mempunyai

Jom FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 20


pengaruh signifikan terhadap ROA pada 11 4.979 dan t tabel sebesar 0,261, berarti : t
BPR di Pekanbaru yang dijadikan sampel hitung > t tabel dan derajat signifikasi 0.000
penelitian dalam periode tahun 2008-2012 < α 0,05. Dengan demikian dapat
ini yaitu LDR. Sedangkan variabel disimpulkan bahwa Capital Adequacy Ratio
independen lainya yaitu CAR, NPL, BOPO (CAR) tidak berpengaruh signifikan
dan NIM tidak mempunyai pengaruh terhadap Return on Asset (ROA) pada BPR
signifikan terhadap ROA pada 11 BPR di di Pekanbaru periode tahun 2008-2012,
Pekanbaru yang dijadikan sampel penelitian maka H1 ditolak.
dalam periode tahun 2008-2012.
4.4.2 Pengaruh NPL terhadap ROA
4.4 Pengujian Hipotesis dan Pembahasan Hipotesis kedua menyatakan bahwa
Hasil Penelitian Non Performing Loan (NPL) berpengaruh
Untuk mengukur besarnya kontribusi terhadap Return on Asset (ROA) pada BPR
variabel X = (CAR, NPL, BOPO, LDR dan di Pekanbaru periode tahun 2008-2012.
NIM) terhadap variabel Y (ROA) digunakan Pengujian hipotesis kedua menggunakan uji
R square (Algifari, 2005). Dari hasil regresi t, dengan tingkat keyakinan 95% dan tingkat
berganda, ditemukan R Square sebesar signifikasi sebesar 5% dengan degree of
68.20%. Untuk lebih jelasnya dapa dilihat freedom (df) = n – k. Jika t hitung < t tabel,
pada pengujian dan pembahasan hasil maka H2 diterima dan Ha2 ditolak,
penelitian berikut : sebaliknya jika t hitung > t tabel, maka H2
ditolak dan Ha2 diterima. Dengan
4.4.1 Pengaruh CAR Terhadap ROA menggunakan program SPSS versi 17
Hipotesis pertama menyatakan dihasilkan angka t hitung dan dibandingkan
bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) dengan t tabel seperti terlihat pada Tabel
berpengaruh terhadap Return on Asset 4.19 berikut :
(ROA) pada BPR di Pekanbaru periode Tabel : 4.19
tahun 2008-2012. Pengujian hipotesis Hasil Pengujian Hipotesis Keempat
pertama menggunakan uji t, dengan tingkat
keyakinan 95% dan tingkat signifikasi Variabel Coeffic t t tabel (Sig) α Hasil
Independen ients hitu
sebesar 5% dengan degree of freedom (df) = ng
n – k. Jika t hitung < t tabel, maka H1 Non -0.145 - 0,261 0,00 0,05 Tidak
Performing 5.76 Berpen
diterima dan Ha1 ditolak, sebaliknya jika t Loan (NPL) 4 garuh
hitung > t tabel, maka H1 ditolak dan Ha1 Sumber : Data Olahan SPSS 17
diterima. Dengan menggunakan program Dari signifikasi uji t seperti dalam
SPSS versi 17 dihasilkan angka t hitung dan tabel 4.19 diatas diperoleh : t hitung sebesar
dibandingkan dengan t tabel seperti terlihat -5.764 dan t tabel sebesar 0,261, berarti : t
pada tabel 4.18 berikut : hitung > t tabel dan derajat signifikasi 0.000
< α 0,05. Dengan demikian dapat
Tabel : 4.18 disimpulkan bahwa Non Performing Loan
Hasil Pengujian Hipotesis Pertama (NPL) tidak berpengaruh signifikan
terhadap Return on Asset (ROA) pada BPR
Variabel Coef t t tabel α Hasil
Independen ficie hitu (Sig) di Pekanbaru periode tahun 2008-2012,
nts ng maka H2 ditolak.
Capital 0,07 4,97 0,261 0,00 0,05 Tidak
Adequacy Ratio 6 9 0 Berpen
(CAR) garuh 4.4.3 Pengaruh BOPO terhadap ROA
Sumber : Data Olahan SPSS 17 Hipotesis ketiga menyatakan bahwa
Biaya Operasi dan Pendapatan Operasi
Dari signifikasi uji t seperti dalam (BOPO) berpengaruh terhadap Return on
tabel 4.18 diatas diperoleh : t hitung sebesar Asset (ROA) pada BPR di Pekanbaru

Jom FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 21


periode tahun 2008-2012. Pengujian Tabel : 4.21
hipotesis ketiga menggunakan uji t, dengan Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga
tingkat keyakinan 95% dan tingkat
signifikasi sebesar 5% dengan degree of Variabel Coefficie t t tabel α Hasil
Independ nts hitung (Sig)
freedom (df) = n – k. Jika t hitung < t tabel, en
maka H3 diterima dan Ha3 ditolak, Loan to 0.009 1.644 0,261 0,10 0,05
Deposit 4 Berpen
sebaliknya jika t hitung > t tabel, maka H3 Ratio garuh
ditolak dan Ha3 diterima. Dengan (LDR)

menggunakan program SPSS versi 17 Sumber : Data Olahan SPSS 15


dihasilkan angka t hitung dan dibandingkan
dengan t tabel seperti terlihat pada tabel 4.20 Dari signifikasi uji t seperti dalam
berikut : tabel 4.21 diatas diperoleh : t hitung sebesar
Tabel : 4.20 1,644 dan t tabel sebesar 0,261, berarti : t
Hasil Pengujian Hipotesis Kedua hitung > t tabel dan derajat signifikasi 0.104
Variabel Coeffic t t α Hasil > α 0,05. Dengan demikian dapat
Independen ients hitu tabe (Sig)
ng l
disimpulkan bahwa Loan to Deposit Ratio
Biaya Operasi (LDR) berpengaruh signifikan terhadap
dan -0.024 - 0,26 0,00 0, Tidak
Pendapatan 4.09 1 0 0 Berpengar
Return on Asset (ROA) pada BPR di
Operasi 2 5 uh Pekanbaru periode tahun 2008-2012, maka
(BOPO)
H4 diterima.
Sumber : Data Olahan SPSS 17
Dari signifikasi uji t seperti dalam 4.4.5 Pengaruh NIM terhadap ROA
tabel 4.20 diatas diperoleh : t hitung sebesar Hipotesis kelima menyatakan bahwa
-4.092 dan t tabel sebesar 0,261, berarti : t Net Interest Margin (NIM) berpengaruh
hitung > t tabel dan derajat signifikasi 0.000 terhadap Return on Asset (ROA) pada BPR
< α 0,05. Dengan demikian dapat di Pekanbaru periode tahun 2008-2012.
disimpulkan bahwa Biaya Operasi dan Pengujian hipotesis kelima menggunakan uji
Pendapatan Operasi (BOPO) tidak t, dengan tingkat keyakinan 95% dan tingkat
berpengaruh signifikan terhadap Return on signifikasi sebesar 5% dengan degree of
Asset (ROA) pada BPR di Pekanbaru freedom (df) = n – k. Jika t hitung < t tabel,
periode tahun 2008-2012, maka H3 ditolak. maka H5 diterima dan Ha5 ditolak,
sebaliknya jika t hitung > t tabel, maka H5
4.4.4 Pengaruh LDR terhadap ROA ditolak dan Ha5 diterima. Dengan
Hipotesis keempat menyatakan menggunakan program SPSS versi 17
bahwa Loan to Deposit Ratio (LDR) dihasilkan angka t hitung dan dibandingkan
berpengaruh terhadap Return on Asset dengan t tabel seperti terlihat pada tabel 4.22
(ROA) pada BPR di Pekanbaru periode berikut :
tahun 2008-2012. Pengujian hipotesis Tabel : 4.22
keempat menggunakan uji t, dengan tingkat Hasil Pengujian Hipotesis Kelima
keyakinan 95% dan tingkat signifikasi Variabel Coefficie t t tabel α Hasil
sebesar 5% dengan degree of freedom (df) = Independen nts hitung (Sig)
Net Interest 0.179 6.101 0,261 0,00 0,05 Tidak
n – k. Jika t hitung < t tabel, maka H4 Margin 0 Berpen
diterima dan Ha4 ditolak, sebaliknya jika t (NIM) garuh

hitung > t tabel, maka H4 ditolak dan Ha4 Sumber : Data Olahan SPSS 17
diterima. Dengan menggunakan program Dari signifikasi uji t seperti dalam
SPSS versi 17 dihasilkan angka t hitung dan tabel 4.22 diatas diperoleh : t hitung sebesar
dibandingkan dengan t Tabel seperti terlihat 6.101 dan t tabel sebesar 0,261, berarti : t
pada tabel 4.21 berikut : hitung > t tabel dan derajat signifikasi 0.000
< α 0,05. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa Net Interest Margin

Jom FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 22


(NIM) tidak berpengaruh signifikan Pertumbuhan Kredit, Pertumbuhan Laba,
terhadap Return on Asset (ROA) pada BPR Operasional dan MSDN.
di Pekanbaru periode tahun 2008-2012,
maka H5 ditolak. 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan
4.5 Pengujian Koefisien Determinasi pembahasan yang telah dikemukakan pada
(R2) bab IV, dapat diambil beberapa kesimpulan
Persentase pengaruh semua variabel sebagai berikut: Dari kelima hipotesis yang
independen terhadap nilai variabel dependen diajukan dapat diambil kesimpilan :
ditunjukkan oleh besarnya koefisiena 1. Hanya terdapat 1 hipotesis yang dapat
determinasi (R2). Koefisien determinasi (R2) diterima yaitu hipotesis ke- 4 dimana
merupakan ukuran yang digunakan untuk hanya variabel LDR yang berpengaruh
menilai seberapa besar suatu model yang terhadap ROA sedangkan 4 variabel
diterapkan dapat menjelaskan variabel lainya yaitu CAR, NPL, BOPOB dan
dependennya. Hasil perhitungan koefisien NIM tidak memiliki pengaruh terhadap
determinasi (R2) dalam penelitian ini dapat ROA pada BPR di Pekanbaru tahun
dilihat pada tabel 4.23 dibawah ini : 2008-2012.
Tabel 4.23 2. Dari koefisien determinan (Adj R2)
Hasil Pengujian Koefisien Determinasi dapat diketahui bahwa kelima variabel
(R2) tersebut hanya berhasil menpengaruhi
Model Summaryb ROA sebesar 66.6% artinya ada 33,4%
Std. Error lagi dipengaruhi oleh variabel lain.
Adjusted R of the
Model R R Square Square Estimate
1 .826 a
.682 .666 .90200 5.2 Implikasi Kebijakan dan Saran
a. Predictors: (Constant), NIM, CAR, LDR, NPL, BOPO Hasil Penelitian ini menunjukkan
b. Dependent Variable: ROA bahwa hanya LDR yang berpengaruh
Sumber : Data olahan SPSS versi 17 signifikan terhadap ROA pada 11 BPR di
Dari koefisien determinan (Adj R2) Pekanbaru periode tahun 2008-2012. Sisi
dapat diketahui derajat ketepatan dari positif dari hasil penelitian ini adalah
analisis regresi linier berganda yang mempertegas hasil penelitian sebelumnya
menunjukkan besarnya variasi sumbangan Usman (2003) dan Sugiyanto (2009) yang
seluruh variabel bebas terhadap variabel menyebutkan variabel LDR dapat digunakan
terikatnya. Besarnya nilai pengaruh untuk meningkatkan ROA. Dimana hasil
ditunjukkan oleh nilai Adj R2 = 0,666 yaitu penelitian ini menegaskan bahwa variabel
persentase pengaruh CAR, NPL, BOPO, LDR mempunyai pengaruh yang signifikan
LDR dan NIM terhadap Return on Asset terhadap ROA. LDR merupakan variabel
(ROA) pada BPR di Pekanbaru periode yang paling berpengaruh terhadap ROA
tahun 2008-2012 adalah sebesar 66,6% yang yang ditunjukkan dengan besarnya nilai
berarti kelima vafiabel independent signifikasi sebesar 0,104. Berdasarkan hasil
tersebut hanya mempengaruhi Return on analisis tersebut mengindikasikan bahwa
Asset (ROA) BPR sebagai variabel manajemen BPR perlu memperhatikan
dependen sebesar 66,6%. Sedangkan CAR, NPL, BOPO dan NIM, karena CAR
variabel lain diluar kelima variabel bebas merupakan variabel yang seharusnya dapat
tersebut yang menjelaskan variasi perubahan meningkatkan ROA mengingat CAR adalah
terhadap Return on Asset (ROA) pada 11 yaitu rasio untuk mengukur kecukupan
BPR di Pekanbaru periode tahun 2008-2012 modal yang dimiliki bank untuk menunjang
adalah sebesar 33,4% seperti Pangsa Aset, aktiva yang mengandung atau menghasilkan
Pangsa Kredit, Pangsa Dana, DRR, resiko, misalnya kredit yang diberikan

Jom FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 23


sedangkan BOPO merupakan variabel yang Penerbit dan Percetakan AMP-
seharusnya dapat dalam mempengaruhi YKPN, Yogyakarta
ROA, artinya efisiensi biaya pada aktivitas
operasional bank mampu meningkatkan Horne J.C., Wachowicsz J.M., Jr., 2005,
ROA. Implikasi bagi nasabah BPR agar Fundamental of Financial
lebih memperhatikan efisiensi dari Management, Ninth Edition,
manajemen BPR dalam menjalankan Prentice-Hall International Inc,
aktivitas operasionalnya karena biaya USA.
operasi yang rendah dan pendapatan operasi
yang tinggi mampu meningkatkan ROA, hal Hesti Wedaningtyas, 2005. Faktor Yang
tersebut mampu memperkuat likuiditas Mempengaruhi Profitabilitas
BPR. Bak Take Over Pramerger di
Indonesia, Jurnal Manajemen
Indonesia, Vol.1, No.2, p: 24-39.
DAFTAR PUSTAKA
Indrianto, Nur dan Supomo, Bambang.
Algifari. 2005, Analisis Regresi: Teori, 2007, Metodologi Penelitian
Kasus, dan Solusi. Yogyakarta: BPFE Bisnis, Edisi 3, Yogyakarta :
BPFE.
Bank Indonesia. 2008. Laporan Keuangan
Tahunan. www.bi.go.id Idreas, Ahmad. 2008. “Analisis Kinerja
Keuangan Bank Pada PT. Bank
Brigham, Schuster and Hauston, 2007. Muamalat Indonesia, Tbk ”,
Profitability and Market Share of Jurnal Ilmiah Berkala Empat
Bank, Journal of Bank Research Bulanan, Vol 3 No 2, Januari 2008.
Spring.
Januarti, 2005. Varibel Proxy CAMEL
Bahtiar Usman, (2003), “Analisis Rasio dan Karekteristik Bank Lainnya
Keuangan Dalam Memprediksi Untuk Memprediksi
Perubahan laba Pada Bank-Bank di Kebangkrutan Bank di Indonesia,
Indonesia,” Media Riset Bisnis Jurnal Bisnis Strategi, Vol. 10.
danManajemen, Vol.3, No.1, Program Magíster Manajemen
April, 2003, pp.59-74 Universitas Diponegoro.

Claude A. Hanley,2007. Banking’s Top Kasmir, S.E., MM.2008. Manajemen


Performers, ABA Banking Journal, Perbankan. Divisi Buku Perguruan
July, p: 36-40. Tinggi.PT.Raja Grafindo
Persada.Jakarta.
Dendawijaya, Lukman 2009, Manajemen
Perbankan, Penerbit Ghalia Mawardi, Wisnu. 2005, “Analisis Faktor-
Indonesia, Jakarta. Faktor Yang Mempengaruhi
Kinerja Keuangan Bank Umum
Gujarati, Damodar.2006, Ekonometrika Di Indonesia”, Jurnal Bisnis
Dasar, Penerbit Erlangga, Cetakan Strategi, Vol 14, No 1, Juli 2005.
ke lima, Jakarta
Masyhud Ali, (2008), Asset Liability
Hamid, Mamduh dan Abdul Halim, 2005, Management: Manyiasati Risiko
Analisis Laporan Keuangan, Unit Pasar dan Risiko Operasional,
PT. Gramedia Jakarta

Jom FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 24


Mudrajad Kuncoro, Suhardjono, 2005. Suyono, 2005, Dasar-Dasar Perbankan,
Manajeman Perbankan:Teori dan Bumi Aksara, Jakarta.
Aplikasi, Juli, Edisi 1, BPFE,
Yogjakarta. Sinungan, Muchdarsyah. 2006. Manajemen
Dana Bank. Jakarta: PT. Bumi
Mulyono, 2006, Rasio Keuangan yang Aksara
Paling Baik untuk Memprediksi
Pertumbuhan Laba, Jurnal Slamet; Riyono Bogat. 2007. Akuntans
Ekonomi dan Bisnis, Vol XI, No. 2, Bank. Yogyakarta : Unit Penerbit
September dan Percetakan AMP YKPN.

Peraturan Bank Indonesia, 2003. PBI No. Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen
5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Lembaga Keuangan. Jakarta :
Manajemen Resiko Bagi Bank Fakultas Ekonomi Universitas
umum. Indonesia.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang


No.27 Tahun 1998, tentang Perbankan Indonesia, Jakarta
Penggabungan, Peleburan Dan
Pengambilalihan Perseroan Undang-Undang No. 8 Tahun 1998 Tentang
Terbatas. Pokok-Pokok Perbankan.

Riyanto, Bambang. 2005, Dasar-Dasar Werdaningtyas, Hesti.2005, “ Faktor Yang


Pembelanjaan Perusahaan. Mempengaruhi Profitabilitas
Yogyakarta: BPFE. Bank Take Over Pramerger Di
Indonesia”,Jurnal Manajemen
Sugiyanto, 2009 “Analisis Kinerja Indonesia, Vol1, No 2, 2002.
Keuangan Bank Dengan
Menggunakan Rasio Capital Wilopo, T., 2006, ”Kontribusi Rasio
(CAR), Equity (CAD, BDR), Keuangan terhadap Perubahan
Management (NPM), Earning Lab Perbankan di Bursa Efek
(ROA), dan Liquidity (LDR) ”. Surabaya”,MODUS, Vol 19, No.1,
Skripsi. Fakultas Hal 20-34.
Ekonomi,Universitas Diponegoro.
Semarang-Tidak Dipublikasikan. Whalen, Gary., and Thomson, James B.,
2006. Using Financial Data to
Sartono, Agus, 2008. Management Identify Change in Bank
Keuangan Aplikasi dan Teori, Condition, Economic Review,
Yogyakarta : Unit Penerbit dan Second Quarter, p: 12-26
Percetakan AMP YKPN.
Walter. Koch, and S. Scott McDonald, 2005,
Subramayan, Payamta, Doddy Setiawan, Bank Management, 4th Edition,
2007. Analisis Pengaruh Merger Harcout College Publishers, New
Dan Akuisisi Terhadap Kinerja York.
Perusahaan Publik Di Indonesia,
Zimmerman, 2006. Factor Influencing
Jurnal Riset Akuntansi Indonesia,
Community Bank Performance in
September, Vol 7, No.3, hal. 256-
California, FBRSF Economic Review.
282.

Jom FEKON Vol. 1 No. 2 Oktober 2014 25

You might also like