You are on page 1of 4

ANALYSIS OF EFFECT OF CAR, NPF, FDR, AND BOPO ON ROA

(Study at Sharia Commercial Bank in Indonesia Period 2012-2016)

Nur Setiani1) , Edward Gagah PT,S.E,M.M 2)., Azis Fathoni, S.E,M.M 3).
1)Mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Pandanaran Semarang
2) 3)
Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Pandanaran Semarang

ABSTRACT

This study aims to examine the effect of Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR)
and Operating Cost to Operating Income (BOPO) to Return On Assets (ROA) as a proxy of profitability of
Sharia Commercial Bank in Indonesia period 2012-2016. The data used in this study were obtained from
the Sharia Bank Publications Financial Statement data for the period 2012-2016. Analytical technique used
is autocorrelation test, multiple regression analysis and hypothesis test include t test and F test. The result
of research through persial t test of positive CAR variable not significant to ROA with tcount 1,395 <ttabel
2,48511 with significant value 0,175 bigger from 0.05 FDR have no significant positive effect on ROA,
while NPF has negative effect and not significant to roa, while BOPO have positive and significant effect
to ROA. Simultaneously through the F test of CAR variables, NPF, FDR and BOPO simultaneously affect
the ROA.Cheme determinant coefficient test shows Adjusted R-Square value of 0.487. It is 48.7%
dependent variable that is ROA can be explained by independent variable that is CAR, NPF, FDR and
BOPO. While the rest that is 51,3% explained by other variable outside this research.

Keywords: Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio
(FDR), Operational Cost to Operating Income (ROA), Return On Assets (ROA).

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing
Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO) terhadap Return On Asset(ROA) sebagai proksi dari profitabilitas Bank Umum
Syariah di Indonesia periode 2012-2016. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari data
Laporan Keuangan Publikasi Bank Umum Syariah periode 2012-2016. Teknik analisis yang digunakan
adalah uji autocorelasi, analisis regresi berganda dan uji hipotesis meliputi uji t dan uji F. Hasil penelitian
secara persial melalui uji t variabel CAR positif tidak signifikan terhadap ROA dengan nilai t hitung 1,395 <
ttabel 2,48511 dengan nilai signifikan 0,175 lebih besar dari 0,05 FDR berpengaruh positif tidak signifikan
terhadap ROA, sedangkan NPF berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap roa, sedangkan BOPO
berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Secara simultan melalui uji F variabel CAR, NPF, FDR
dan BOPO secara bersama-sama berpengaruh terhadap ROA.Hasil uji koefisien determinan menunjukkan
nilai Adjusted R-Square sebesar 0,487. Hal ini bahwa 48,7% variabel dependen yaitu ROA dapat dijelaskan
oleh variabel independen yaitu CAR, NPF,FDR dan BOPO. Sedangkan selebihnya yaitu 51,3% dijelaskan
oleh variabel lain diluar penelitian ini.

Kata kunci: Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit
Ratio (FDR), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO),Return On Asset(ROA).
PENDAHULUAN Seperti yang terjadi dalam perkembangan Bank
Latar Belakang Masalah Umum Syariah dalam kurun waktu periode
Salah satu pilar penting dalam pencapaian 2012-2016 terjadi ketidak sesuaian antara teori
Good Corporate Governance di perbankan dengan bukti empiris
Indonesia adalah aspek transparansi kondisi yang ada. Adapun data tentang dinamika
keuangan Bank kepada publik. Dengan adanya pergerakan rasio-rasio keuangan, gambaran
transparansi, diharapkan dapat lebih secara umum ditampilkan seperti tabel 1.2
meningkatkan kepercayaan publik terhadap berikut ini:
lembaga perbankan nasional. Di sisi lain
peningkatan transparansi dari kondisi keuangan Tabel 1.2
Bank akan mengurangi kesenjangan informasi CAR, NPF, FDR, BOPOdan ROA
(asymmetric information) sehingga para pelaku Bank Umum SyariahTahun 2012-2016
pasar dapat memberikan penilaian yang wajar Tahun CAR NPF FDR BOPO ROA
(%) (%) (%) (%) (%)
dan dapat mendorong terciptanya disiplin pasar
2012 14.13 2.22 100.00 74.97 2.14
(market discipline). Oleh karena itu, Bank wajib
2013 14.44 2.62 100.32 78.21 2.00
menyusun dan menyajikan laporan keuangan 2014 16.10 4.33 91.50 94.16 0.79
dengan bentuk dan cakupan sebagaimanan 2015 15.02 4.34 92.14 94.38 0.84
ditetapkan dalam peraturan Bank Indonesia yang 2016 16.16 4.15 88.87 93.63 0.94
terdiri dari laporan tahunan (Peraturan Bank Sumber:Statistik Perbankan Syariah, OJK 2016
Indonesia Nomor: 3/22/PBI/2001). Pada awal
operasinya, keberadaan bank syariah belum Berdasarkan tabel 1.4, secara garis besar
memperoleh perhatian yang optimal dalam terlihat bahwa rasio-rasio keuangan dari tahun
tatanan sektor perbankan nasional. Landasan 2012 sampai tahun 2016 mengalami perubahan
hukum operasi bank yang menggunakan sistem yang fluktuatif. CAR mengalami penurunan pada
syariah, saat ini hanya diakomodir dalam salah 2012 menjadi 14,13% dan 14,44% pada tahun
satu ayat tentang Bank dengan sistem bagi hasil 2013 namun tidak mempengaruhi laju
pada UU No.7 Tahun 1992; tanpa rincian peningkatan ROA. Capital Adequay Ratio
landasan usaha yang diperolehkan. Pada akhir (CAR) adalah rasio yang berkaitan dengan faktor
tahun 2013, fungsi pengaturan dan pengawasan permodalan bank untuk mengukur kecukupan
perbankan berpindah dari Bank Indonesia ke modal yang dimiliki bank untuk menanggung
Otoritas Jasa Keuangan. Maka pengawasan dan aktiva yang beresiko. Apabila modal yang
peraturan perbankan syariah juga beralih ke OJK. dimiliki oleh bank tersebut mampu menanggung
OJK selaku otoritas sektor jasa keuangan terus resiko-resiko yang tidak dapat dihindari, maka
menyempurnakan visi dan strategi kebijakan bank dapat mengelola seluruh kegiatannya secara
pengembangan sektor keuangan syariah yang efisien, sehingga kekayaan yang dimiliki bank
telah tertuang dalam Roadmap Perbankan diharapkan semakin meningkat dan begitu pula
Syariah Indonesia 2015-2019 yang dilauncing sebaliknya (Pramudhito, 2014). Maka hubungan
pada Pasar Rakyat Syariah 2014 untuk mencapai CAR dan ROA adalah positif , semakin besar
sasaran pengembangan yang ditetapkan. Untuk rasio CAR maka semakin baik ROA suatu bank.
mengetahui perkembangan jumlah bank dan
kantor perbankan syariah di Indonesia selama Selanjutnya pada rasio NPF terjadi
lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel di penurunan pada tahun 2016 menjadi 4,15% dari
bawah ini. 4,34% ditahun 2015 penurunan NPF tidak
mempengaruhi ROA. Sebagai besar dana
Tabel 1.1 operasional setiap bank umum diputarkan dalam
Perkembangan Jumlah Bank dan Kantor pembiayaan yang diberikan. Hal tersebut
Bank SyariahTahun 2012-2016 menggambarkan bahwa pembiayaan adalah
Kelompok
2012 2013 2014 2015 2016
sumber pendapatan terbesar, namun sekaligus
Bank sumber resiko operasi bisnis perbankan yang
Bank Umum terbesar berakibat pembiayaan bermasalah
11 11 12 12 13
Syariah (BUS) bahkan macet yang akan mengganggu
Unit Usaha operasional dan likuiditas bank (Muhammad,
24 23 22 22 21
Syariah (UUS) 2005). Tingkat kesehatan pembiayaan NPF ikut
BPRS 158 163 163 163 166 mempengaruhi pencapaian laba bank sehingga
Sumber: Statistik Perbankan Syariah Indonesia,Ojk 2016 dapat disimpulkan hubungan NPF dan ROA
adalah negatif.
Sedangkan FDR setiap tahunnya Independen, dengan judul “PENGARUH CAR,
mengalami penurunan hal ini berarti hubungan NPF, FDR, DAN BOPO TERHADAP ROA
FDR dan ROA menunjukan hubungan yang (Studi pada Bank Umum Syariah di Indonesia
positif artinya setiap kenaikan FDR akan diikuti Periode Tahun 2012-2016).
oleh kenaikan ROA. Sebaliknya setiap kali FDR
mengalami penurunan akan mengakibatkan TELAAAH PUSTAKA
penurunan terhadap ROA.Sehingga hubungan Pengertian Bank Syariah
FDR dan ROA adalah positif. Peningkatan juga Perbankan syariah adalah lembaga
terjadi pada Biaya Operasional Pendapatan investasi dan perbankan yang beroperasi sesuai
Operasional (BOPO) di tahun 2014 dan 2015 dengan prinsip-prinsip syariah. Sumber dana
menjadi 94,16% dan94.38%. BOPO merupakan yang didapatkan harus sesuai dengan syariah,
proksi dari tingkat efisien, rasio BOPO bertujuan alokasi investasi yang dilakukan bertujuan untuk
untuk mengukur tingkat efisiensi dan menumbuhkan ekonomi dan sosial masyarakat,
kemampuan bank dalam melakukan kegiatan dan jasa-jasa perbankan yang dilakukan harus
operasinya. Jika rasio ini rendah maka kinerja sesuai nilai-nilai syariah. Dari definisi tersebut,
bank yang bersangkutan menunjukan tingkat jelas bahwa perbankan syariah tidak hanya
efisiensi yang tinggi (Riyadi, 2006), tingkat semata-mata mencari keuntungan dalam
efisiensi bank dalam menjalankan operasinya, operasional, tetapi terdapat nilai-nilai sosial
berpengaruh terhadap tingkat pendapatan yang kemasyarakatan dan spiritual yang ingin dicapai
dihasil kanoleh bank, sehingga hubungan ROA (Said Sa’ad, 2007).
dan BOPO adalah negatif.
Dari fenomena yang diungkapkan di atas
maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang profitabilitas yaitu Return On
Asset (ROA). Penelitian ini menggunakan
variable Return On Asset (ROA) sebagai variable
dependen dan Capital Adequacy Ratio (CAR),
Non Performing Financing (NPF), Financing
Deposit Ratio (FDR) dan BOPO sebagai variable

You might also like