Professional Documents
Culture Documents
1 JUNI 2022
Abstract
This research aimed to Analyse the Health Ratios of Conventional Commercial Banks in
Indonesia for the Period 2016-2020. This study uses multiple linear regression analysis techniques
using the Ordinary Least Square (OLS) method, with the help of the Eviews version 10 application.
The results of this study indicate that the Capital Adequacy Ratio (CAR) shows that it has a negative
and insignificant effect of 0.1236% on Return on Assets (ROA) in Conventional Commercial Banks.
Loan To Deposit Ratio (LDR) shows that it has a positive and significant effect of 0.0000% on the
Return on Assets (ROA) of Conventional Commercial Banks. Non-Performing Loan (NPL) shows that
it has a negative and insignificant effect of 0.9694% on the Return on Assets (ROA) of Conventional
Commercial Banks. Operating Costs on Operating Income (BOPO) shows that it has a negative and
significant effect of 0.0006% on the Return on Assets (ROA) of Conventional Commercial Banks. Based
on the coefficient of determination test, the ratio of CAR, LDR, NPL, and BOPO has a simultaneous
effect on ROA of Conventional Commercial Banks with a value of 0.681725 or 68.17%.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Rasio Kesehatan Bank Umum Konvensional Di Indonesia
Periode 2016-2020. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier berganda dengan
menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS), dengan bantuan aplikasi Eviews versi 10. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) menunjukkan bahwa memiliki
pengaruh negatif dan tidak signifikan sebesar 0.1236% terhadap Return on Asset (ROA) pada Bank
Umum Konvensional. Loan To Deposit Ratio (LDR) menunjukkan bahwa memiliki pengaruh positif
dan signifikan sebesar 0.0000% terhadap Return on Asset (ROA) pada Bank Umum Konvensional.
Non Performing Loan (NPL) menunjukkan bahwa memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan
sebesar 0.9694% terhadap Return on Asset (ROA) Pada Bank Umum Konvensional. Biaya Operasional
terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) menunjukkan bahwa memiliki pengaruh negatif dan
signifikan sebesar 0.0006% terhadap Return on Asset (ROA) Pada Bank Umum Konvensional.
Berdasarkan uji Koefisien Determinasi Rasio CAR, LDR, NPL, dan BOPO berpengaruh secara
simultan terhadap ROA Bank Umum Konvensional dengan nilai sebesar 0.681725 atau 68,17%.
31
UPAJIWA DEWANTARA VOL. 6 NO. 1 JUNI 2022
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dengan membuka berbagai produk simpanan
bahwa jumlah bank umum konvensional seperti tabungan, giro, deposito, atau bentuk
mengalami penurunan akibat persaingan antar simpanan lain. Tersedianya produk-produk
bank sangat ketat. Bank yang mengalami tersebut, membuat masyarakat untuk melakukan
masalah akan berpengaruh pada kinerja bank penyimpanan uang yang lebih aman dan
tersebut. Kualitas manajemen bank harus terpercaya. Kinerja bank tersebut dapat dilihat
diperhatikan, jika tidak maka akan merugikan melalui laporan keuangan yang secara teratur
bank itu sendiri dari hal itu menjadikan bank diterbitkan didalam website bank. Faktor-faktor
umum konvensional dipilih sebagai objek yang mempengaruhi kinerja bank tersebut adalah
penelitian. Bank konvensional adalah bank yang Profitabilitas (ROA), Permodalan (CAR),
melaksanakan kegiatan usaha secara Likuiditas (LDR), dan Risiko Kredit (NPL),
konvensional yang dalam kegiatannya Efisiensi Operasi (BOPO). Berikut data yang
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. menunjukkan kinerja keuangan Bank Umum
Peran yang dilakukan bank umum konvensional Konvensional dari tahun 2016-2020:
32
UPAJIWA DEWANTARA VOL. 6 NO. 1 JUNI 2022
Dari tabel 1.1 dapat kita lihat bahwa85 NPL (Non Performing Loan) suatu bank, maka
kinerja bank umum konvensional tahun 2016- hal tersebut akan mengganggu kinerja bank
2020 mengalami fluktuasi yang tidak stabil. tersebut (Masyhud, 2006).
Return On Assets (ROA) mengalami fluktuasi. Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Pada tahun 2016 jumlah ROA sebesar 2,23%, Operasional (BOPO) mengalami fluktuasi, tahun
tahun 2017 mengalami kenaikan sebesar 2,45%, 2016 sebesar 82,22%, tahun 2017 mengalami
tahun 2018 mengalami kenaikan yang sedikit penurunan kembali sebesar 78,64%, tahun 2018
sebesar 2,55%, tahun 2019 mengalami sedikit mengalami penurunan menjadi 77,86% tahun
penurunan sebesar 2,47%, tahun 2020 2019 kembali mengalami penurunan sebesar
mengalami penurunan yang sangat drastis 73,39%, tahun 2020 mengalami kenaikan yang
sebesar 1,59%. Semakin tinggi ROA semakin cukup tinggi sebesar 86,58%.
tinggi kemampuan perusahaan untuk Menurut Surya Yohanes (2019) fluktuasi
menghasilkan keuntungan. (Indra Kurnia dan merupakan fenomena perubahan yang berupa
Wisnu Mawardi, 2012) naik turunnya variabel nilai tertentu yang
Capital Adequacy Ratio (CAR) disebabkan oleh perubahan di dalam mekanisme
mengalami fluktuasi, tahun 2016 sebesar pasar. Salah satu faktor yang harus diperhatikan
22,93%, tahun 2017 mengalami kenaikan sedikit bank umum konvensional tentang tingkat
sebesar 23,18%, tahun 2018 mengalami kesehatan bank. Karena tingkat kesehatan bank
penurunan sedikit sebesar 22,97%, tahun 2019 salah satu tolak ukur para nasabah untuk percaya
mengalami kenaikan kembali menjadi 23,40%, pada bank. Tingkat kesehatan bank merupakan
tahun 2020 CAR mengalami kenaikan kembali kepentingan semua pihak agar mendapat profit
menjadi 23,89%. Capital Adequacy Ratio (CAR) tinggi. Menurut Triandaru (2006), kesehatan
yang tinggi maka semakin kuat kemampuan bank bank dapat diartikan kemampuan suatu bank
untuk menanggung resiko yang diterima dan untuk melakukan kegiatan operasionalnya secara
mampu membiayai operasional bank, sehingga normal dan mampu memenuhi semua kewajiban
akan memberikan kontribusi yang cukup besar secara baik dan sesuai dengan peraturan
untuk profitabilitas (Kuncoro, 2002). perbankan yang berlaku.
Loan to Deposit Ratio (LDR) mengalami Profitabilitas yaitu kemampuan
fluktuasi, tahun 2016 sebesar 90,70%, tahun perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
2017 mengalami penurunan sebesar 90,04%, dengan sumber daya yang dimiliki (Darsono dan
pada tahun 2018 mengalami kenaikan yang Ashari, 2010). Tinggi profit yang diterima bank
sangat drastis sebesar 94,78%, tahun 2019 maka tingkat kepercayaan para investor
mengalami penurunan kembali sebesar 94,43%, menanamkan modalnya semakin besar maupun
tahun 2020 mengalami penurunan yang sangat dengan masyarakat untuk menyimpan uang ke
drastis menjadi 82,54%. Jika LDR terlalu besar, bank.
berarti bank terlalu banyak melakukan Tingginya profitabilitas suatu bank dapat
penyaluran kredit ke debitur. Akibatnya bank menunjukkan bahwa sebagian besar kinerja bank
tersebut memiliki kemungkinan untuk tersebut dapat dikatakan baik, karena
mengalami kesulitan likuiditas yang lebih besar. diasumsikan bahwa bank telah beroperasi secara
(Subandi, 2013) efektif dan efisien. Dalam penelitian ini
Non Performing Loan (NPL) mengalami menggunakan Return On Assets (ROA) untuk
kenaikan setiap tahunnya. Pada tahun 2016 mengukur kinerja keuangan khususnya
sebesar 1,71%, tahun 2017 mengalami kenaikan profitabilitas, sehingga dengan meningkatkan
yang cukup tinggi sebesar 2,84%, tahun 2018 Return On Assets (ROA) berarti laba perusahaan
mengalami kenaikan kembali menjadi 2,95%, meningkat sehingga dampak akhirnya adalah
tahun 2019 mengalami penurunan sebesar peningkatan profitabilitas (Valentina, 2011).
2,76%, tahun 2020 mengalami kenaikan yang Return On Assets (ROA) yang meningkat
signifikan sebesar 3,68%. Non Performing Loan menunjukkan perbankan memiliki prospek yang
yang tinggi, maka akan memperbesar biaya, baik baik kedepannya, karena perbankan memiliki
biaya pencadangan aktiva produktif maupun potensi untuk memperolehan keuntungan. Ada
biaya lainnya, dengan kata lain semakin tinggi beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam
33
UPAJIWA DEWANTARA VOL. 6 NO. 1 JUNI 2022
34
UPAJIWA DEWANTARA VOL. 6 NO. 1 JUNI 2022
sebagai harga, baik untuk produk simpanan definisi menurut para ahli, maka dapat
seperti tabungan, deposito berjangka, maupun disimpulkan bahwa CAR adalah rasio kinerja
produk pinjaman (kredit) yang diberikan bank untuk mengukur kecukupan modal yang
berdasarkan tingkat bunga tertentu; 2) Untuk dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang
jasa-jasa bank lainnya, pihak bank menggunakan mengandung atau menghasilkan risiko, seperti
atau menerapakan berbagai biaya dalam nominal kredit yang diberikan kepada nasabah.
atau prosentase tertentu. Menurut Irham Fahmi (2015) Capital
Adequacy Ratio adalah rasio kinerja bank untuk
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank
Kemampuan suatu bank untuk melakukan untuk menunjang aktiva yang mengandung atau
kegiatan operasional perbankan secara normal menghasilkan risiko, misalnya risiko kredit yang
dan mampu memenuhi semua kewajibannya diberikan. Secara konsep dijelaskan jika bank
dengan baik dan sesuai dengan peraturan memiliki Capital Adequacy Ratio sebesar 8%
perbankan yang berlaku (Sigit Triandaru dan maka bank tersebut dapat dikatakan berada di
Totok Budisantoso, 2006). posisi yang sehat dan terjamin. Jika nilai CAR
Dalam Peraturan Bank Indonesia tinggi maka bank tersebut mampu membiayai
No.6/10/PBI/2004 mengenai sistem penilaian kegiatan operasional dan memberikan kontribusi
tingkat kesehatan bank umum, tingkat kesehatan yang cukup besar bagi profitabilitas. Rumus yang
bank umum, tinkat kesehatan bank adalah hasil digunakan dalam mencari CAR sebagai berikut:
penilaian kualitatif atas berbagai yang
berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu Modal Bank
bank melalui penilaian kuantitatif dan penilaian CAR =
Aktiva Tertimbang Menurut Resiko
kualitatif terhadap faktor-faktor permodalan, × 100%
kualitas aset, manajemen rentabilitas, likuiditas
dan sentivitas terhadap resiko pasar. Loan To Deposit Ratio (LDR)
Dalam melakukan pengelolaan likuiditas
Capital Adequacy Ratio (CAR) masalah yang cukup serius karena dana yang
Modal merupakan salah satu faktor dalam dikelola bank dana dari masyarakat yang sifatnya
menjalankan bisnis atau usaha dalam bentuk jangka pendek dan dapat ditarik sewaktu-waktu.
uang dan aset. Besar kecilnya modal suatu bank Bank yang tidak mampu dengan cepat membayar
akan berpengaruh secara efisien dalam giro, deposito dan tabungan milik para nasabah,
menjalankan kegiatan usahanya dan bank tersebut akan menurunkan reputasi bisnis
mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat. bank tersebut dan menurunkan tingkat
Unsur kepercayaan ini merupakan masalah kepercayaan masyarakat untuk menggunakan
penting dan merupakan faktor keberhasilan bank tersebut, maka setiap bank harus menjaga
pengelolaan suatu bank (Sinungan, 2000). Dalam likuiditas keuangan mereka dengan cermat.
penelitian ini dari sisi permodalan menggunakan Menurut Dendawijaya (2005) analisis
rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) digunakan rasio likuiditas adalah analisis yang dilakukan
menjadi variable independen yang mempegaruhi terhadap kemampuan bank dalam memenuhi
Return on Assets (ROA). kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau
Menurut Kartika et al (2006) Capital kewajiban yang sudah jatuh tempo. Salah satu
Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio rasio penilaian likuiditas bank menggunakan
permodalan yang menunjukkan kemampuan Loan to Deposit Ratio (LDR). Loan to Deposit
bank dalam menyediakan dana untuk keperluan Ratio (LDR) dijadikan variabel independen yang
pengembangan usaha dan menampung risiko mempengaruhi ROA didasarkan didasarkan
kerugian dana yang diakibatkan oleh kegiatan hubungannya dengan tingkat risiko bank yang
bank. bermuara pada profitabilitas bank (ROA).
Menurut Kasmir (2006), CAR adalah Tinggi Loan to Deposit Ratio (LDR) maka
perbandingan rasio tersebut antara rasio modal keuntungan suatu perbankan semakin meningkat
terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko dan (dengan asumsi bank tersebut mampu
sesuai ketentuan pemerintah. Berdasarkan menyalurkan kredit dengan efektif, sehingga
35
UPAJIWA DEWANTARA VOL. 6 NO. 1 JUNI 2022
jumlah kredit macetnya akan kecil). Berdasarkan usaha utamanya seperti biaya bunga, biaya
ketentuan Bank Indonesia, besarnya standar nilai pemasaran, biaya tenaga kerja dan biaya operasi
LDR menurut Bank Indonesia adalah antara lainnya Sedangkan pendapatan operasi
85%-100% (Dendawijaya, 2005). Rumus yang merupakan pendapatan utama bank yaitu
digunakan dalam mencari LDR sebagai berikut: pendapatan yang diperoleh dari penempatan dana
dalam bentuk kredit dan pendapatan operasi
Jumlah Kredit Yang Diberikan lainnya (Prasnanugraha, 2007).
LDR = BOPO telah menjadi salah satu rasio yang
Total Dana Pihak Ketiga
× 100% perubahan nilainya sangat diperhatikan terutama
bagi sektor perbankan mengingat salah satu
Non Performing Loan (NPL) kriteria penentuan tingkat kesehatan bank oleh
Pada umumnya bisnis perbankan juga Bank Indonesia adalah besaran rasio ini (Yusuf,
dihadapkan berbagai resiko, salah satunya adalah 2017). Rasio BOPO yang ideal berada kisaran
resiko kredit. Resiko kredit merupakan resiko 50%-70% sesuai dengan ketentuan Bank
yang dihadapi bank karena menyalurkan dananya Indonesia. Rumus yang digunakan dalam
dalam bentuk pinjaman kemasyarakat. mencari BOPO sebagai berikut:
Disebebakan beberapa hal debitur mungkin saja
menjadi tidak memenuhi kewajibannya kepada 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
BOPO = × 100%
bank seperti pembayaran pokok pinjaman, 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑂𝑃𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
pembayaran bunga, dan hal–hal lain.
Rasio keuangan yang digunakan untuk Return on Asset (ROA)
menilai suatu resiko kredit adalah rasio Non Profitabilitas merupakan indikator yang
Performing Loan (NPL). Non Performing Loan paling tepat untuk mengukur kinerja suatu bank
adalah perbandingan antara total kredit (Suryani, 2011). Salah satu ukuran rasio yang
bermasalah dengan total kredit yang di berikan digunakan untuk melihat kinerja keuangan
kepada debitur. Jika NPL suatu bank yang tinggi, perbankan adalah melalui Return On Asset
maka akan memperbesar biaya, baik biaya (ROA). Return On Asset (ROA) digunakan
pencadangan aktiva produktif maupun biaya sebagai ukuran kinerja keuangan dan dijadikan
lainnya, dengan kata lain semakin tinggi NPL sebagai variabel dependen karena ROA
suatu bank, maka hal tersebut akan mengganggu digunakan untuk mengukur efektifitas
kinerja bank tersebut (Masyhud, 2006). Kredit perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan
bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
lancar, diragukan dan macet. Sesuai dengan Semakin besar ROA menunjukkan kinerja
aturan yang telah ditetapkan oleh Bank keuangan yang semakin baik, karena tingkat
Indonesia, besarnya NPL yang baik adalah di kembalian (return) semakin besar.
bawah 5% . Rumus yang digunakan dalam Menurut Sujarweni (2017) mengukur
mencari NPL sebagai berikut : profitabilitas merupakan hal yang sangat
diperlukan, hal ini bertujuan untuk mengukur
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ seberapa besar kemampuan perusahaan dalam
𝑁𝑃𝐿 = × 100% memperoleh laba dalam hubungan dengan
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡
penjualan, aktiva maupun laba dan modal sendiri.
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Menurut Ariyanti (2017), jika nilai ROA semakin
Operasional (BOPO) mendekati angka 1 berarti semakin baik
Rasio biaya operasional adalah profitabilitas bank tersebut, karena tiap asset
perbandingan antara biaya operasional dan akan menghasilkan keuntungan. Rasio ini dapat
pendapatan operasional. Rasio ini sering juga dirumuskan sebagai berikut:
disebut sebagai rasio efisiensi yang digunakan
untuk mengukur kemampuan manajemen bank 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ × 100%
dalam mengendalikan biaya operasional. Biaya ROA = × 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
operasional merupakan biaya yang dikeluarkan
oleh bank dalam rangka menjalankan aktivitas
36
UPAJIWA DEWANTARA VOL. 6 NO. 1 JUNI 2022
37
UPAJIWA DEWANTARA VOL. 6 NO. 1 JUNI 2022
antar variabel independen dalam satu model signifikan karena lebih besar dari 0.05. Karena
akan menyebabkan terjadinya korelasi yang tingkat signifikannya lebih dari 0.05% maka
sangat kuat antara satu variabel independen dalam hal ini pengaruh CAR terhadap ROA tidak
dengan variabel independen yang lain. Ada signifikan.
atau tidaknya multikolonieritas dapat dilihat Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dari Variance Inflaction Factor (VIF). Jika permodalan (Capital Adequacy Ratio) tidak
nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai berpengaruh signifikan terhadap Return On
tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model Asset, karena bank-bank yang beroperasi tidak
dapat dikatakan terbebas dari mengoptimalkan modal yang ada atau dana yang
multikolonieritas. dimiliki oleh bank tidak hanya berasal dari modal
sendiri, tetapi juga dapat berasal dari pihak
3. Uji Heteroskedastisitas lainnya contohnya berasal dari investor.
Menurut Ghozali (2013) Uji Meskipun tidak signifikan, bukan berarti pihak
heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji bank mengabaikan CAR dalam profitabilitas.
apakah dalam model regresi terjadi Bank memperoleh pendapatan dari bunga
ketidaksamaan variance dari residual satu pinjaman yang diberikan kepada nasabah
pengamatan ke pengamatan lainnya. (profit). Hasil penelitian ini didukung oleh
Penelitian ini menggunakan Uji White. penelitian Esther Hutagalung, et al (2013) yang
Pengambilan keputusan didapatkan dengan menyatakan bahwa Capital Adequacy Ratio
melihat nilai probabilitasnya. Jika signifikansi (CAR) memiliki pengaruh tidak signifikan
dari nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05 terhadap Return On Asset (ROA) Namun,
maka model tersebut probabilitas lebih besar berbeda dengan penelitian Purnamasari Gusti dan
dari 0.05 maka model tersebut tidak Dodik Ariyanto (2016) yang menyatakan bahwa
mengandung heteroskedastisitas. hasil penelitian menunjukkan Capital Adequacy
Ratio (CAR) berpengaruh positif dan signifikan
4. Uji Autokorelasi secara statistik terhadap kinerja bank
Uji autokorelasi bertujuan menguji konvensional.
apakah model regresi linier ada korelasi Dari hasil penelitian diperoleh koefisien
antara kesalahan penganggu pada periode t regresi untuk variabel LDR sebesar 0.046879
dengan kesalahan penganggu pada periode t- yang berarti berpengaruh secara positif terhadap
1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka ROA. Selain itu, nilai signifikan yang dimiliki
dinamakan ada problem autokorelasi. sebesar 0.0000 dimana nilai ini signifikan karena
Autokorelasi muncul karena observasi yang lebih kecil dari 0.05. Karena tingkat
berurutan sepanjang waktu berkaitan satu signifikannya lebih dari 0.05% maka dalam hal
sama lainnya (Ghozali, 2013). Dalam ini pengaruh LDR terhadap ROA signifikan.
penelitian ini, uji autokorelasi yang digunakan Hasil penelitian menunjukkan bahwa Loan
salah satunya adalah metode yang To Deposit Ratio berpengaruh signifikan
dikembangkan oleh Breucsh-Godfrey yang terhadap Return On Asset. Likuiditas adalah
dikenal dengan uji Lagrange Multiplier (LM). kemampuan bank untuk memenuhi semua
Dimana nilai probabilitas kurang dari 0.05 penarikan dana oleh nasabah, kewajiban yang
maka terdapat autokorelasi, sementara nilai telah jatuh tempo dan memenuhi permintaan
probabilitas lebih dari 0.05 maka terbebas dari kredit tanpa ada penundaan. Hasil penelitian ini
autokorelasi. didukung oleh penelitian Andi Setiawan (2016)
yang menyatakan bahwa variabel Loan to
HASIL DAN PEMBAHASAN Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Return On Asset (ROA).
Dari hasil penelitian diperoleh koefisien Namun hal ini bertolak belakang dengan hasil
regresi untuk variabel CAR sebesar - penelitian Purnamasari Gusti dan Dodik Ariyanto
0.053911 yang berarti berpengaruh secara negatif menyatakan bahwa LDR tidak berpengaruh
terhadap ROA. Selain itu, nilai signifikan yang signifikan terhadap kinerja bank konvensional.
dimiliki sebesar 0.1236 dimana nilai ini tidak
38
UPAJIWA DEWANTARA VOL. 6 NO. 1 JUNI 2022
39
UPAJIWA DEWANTARA VOL. 6 NO. 1 JUNI 2022
40
UPAJIWA DEWANTARA VOL. 6 NO. 1 JUNI 2022
41