You are on page 1of 8

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN SINDROM DISPEPSIA PADA

MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS


SUMATERA UTARA TAHUN 2015

Novita Kurniati Nasution1, Evawany Y Aritonang2, Ernawati Nasution2


1)
Mahasiswi Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat FKM USU
2)
Dosen Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat FKM USU
Jl. Universitas No.21 Kampus USU Medan, 20155

ABSTRACT

The risk of disease caused by the wrong eat’s pattern or unhealthy these days tend to
increase Most students experience a variety of diseases caused by the wrong diet, which are
experiencing gastrointestinal disorders, such as dyspepsia.
This research was conducted on the majority of students are 100 students in the
Faculty of Public Health, University of North Sumatra. This study used a cross-sectional design
with observational studies / observation moment. Collecting data through interviews using a
questionnaire. This study aims to know the relationship diet and the incidence of dyspepsia
syndrome in students of the Faculty of Public Health, University of North Sumatera.
The result showed most students have irregular eating schedule as many as 61% of
students. Most students consume food and drinks that irritating as many as 59% of students.
from the 6% students at irregular eating schedule contained 84% of students who experience
dyspepsia syndrome, whereas of the 39% students on a regular eating schedule contained 67%
of students who did not experience dyspepsia syndrome. There is a relationship between eating
schedule with the incidence of dyspepsia syndrome based on chi-square test with P = 0.001.
from the 59% students who consume foods and beverages irritating there is 75% of the students
who have dyspepsia syndrome and of the 41% students who consume this type of food that is not
irritating contained 51% of students who did not experience dyspepsia syndrome. There is a
significant relationship between the type of food and drink with the incidence of dyspepsia
syndrome in public health university North Sumatra students, based on chi-square test with a P
value = 0.008.
It is recommended that the Faculty of Public Health, University of North Sumatra can
provide healthy cafeteria so students can set an eating schedule and reduce the consumption of
food and beverages is irritating to avoid the syndrome of dyspepsia.

Keywords: dietary habit, students, syndrome of dyspepsia

PENDAHULUAN mahasiswa sangat rentan terhadap penyakit.


Proses pendidikan akan ikut terganggu dan
Mahasiswa sebagai bagian dari pencapaian mahasiswa sebagai sumber daya
masyarakat Indonesia dan khususnya manusia yang berkualitas tidak berjalan
sebagai generasi penerus bangsa tidak luput lancar. Aktifitas yang padat serta kehidupan
dari aktifitas yang tinggi. Oleh sebab itu, sosial pada mahasiswa ini sangat
mahasiswa diharapkan memiliki perilaku mempengaruhi perilaku hidup sehatnya,
hidup sehat. Apabila mahasiswa tidak khususnya pada pola makannya sehari-
memperhatikan kesehatannya, maka hari.Sebagian mahasiswa mengalami
berbagai penyakit yang diakibatkan oleh Penderita saluran pencernaan
pola makan yang salah, diantaranya adalah (Dispepsia) dan Diabetes Mellitus masih
mengalami gangguan saluran pencernaan, menjadi penyakit terbesar di dua Rumah
seperti dispepsia. Menurut Djojoningrat Sakit besar di Sumatera Utara, di Rumah
(2014) dispepsia merupakan istilah yang Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Pirngadi
umum dipakai untuk suatu sindroma atau Medan jumlah pasien rawat jalan, diabetes
kumpulan gejala/keluhan berupa nyeri atau di tahun 2012 ada sebanyak 11.662 dan
rasa tidak nyaman pada ulu hati, mual, tahun 2013 meningkat menjadi 12.277,
kembung, muntah, sendawa, rasa cepat untuk pasien rawat jalan tahun 2012
kenyang, dan perut merasa penuh/begah. dispepsia ada sebanyak 991 pasien dan 28
Keluhan tersebut dapat secara bergantian diantaranya meninggal dunia dan pada tahun
dirasakan pasien atau bervariasi. Penyebab 2013, ada sebanyak 806 dan 7 diantaranya
timbulnya dispepsia diantaranya adalah keluar dengan keadaan meninggal dunia
faktor pola makan/diet dan lingkunsgan, (Perangin-angin,2014). Sementara di Rumah
sekresi cairan asam lambung, fungsi motorik Sakit Umum H.Adam Malik Tahun 2014,
lambung, persepsi viseral lambung, Gangguan pencernaan termasuk salah satu
psikologi, dan infeksi Helicobacter pylori dari sepuluh besar diagnosa terbanyak di
(Ganong, 2008).Dispepsia adalah suatu Instalasi gawat darurat (Saragih, 2015).
kondisi yang sangat umum dengan Berdasarkan hasil studi pendahuluan
prevalensi tinggi di seluruh dunia yang dapat dengan melakukan wawancara pada
mempengaruhi kualitas hidup pasien. mahasiswa FKM USU, Pada 10 orang
Patofisiologi dispepsia telah diselidiki mahasiswa didapatkan 7 orang mahasiswa
selama dua dekade terakhir (Brun, 2010). pernah merasakan sindrom dispepsia seperti
Dispepsia mempengaruhi sampai 40 persen mual, muntah, nyeri ulu hati, perut kembung
orang dewasa setiap tahun dan sering dalam satu bulan terakhir, dan 3 orang tidak
didiagnosis sebagai dispepsia fungsional. pernah merasakan hal tersebut. Sementara
Gejala berupa kepenuhan setelah makan, itu terdapat delapan dari sepuluh orang yang
cepat kenyang, atau nyeri epigastrium atau memiliki pola makan yang kurang teratur,
terbakar tanpa adanya penyebab struktural. seperti telat makan, dan makan kurang dari
Gejala-gejala ini dapat berdampingan tiga kali sehari.
dengan gejala gangguan pencernaan
fungsional, seperti gastroesophageal reflux METODE PENELITIAN
dan irritable bowel syndrome, serta
kecemasan dan depresi (Loyd dan Penelitian ini bersifat observasional
McClellan, 2011). dengan desain cross sectional (potong
Tahun 2006 dalam profil kesehatan lintang). Populasi dalam penelitian ini
dispepsia menempati urutan ke 15 dari adalah semua mahasiswa yang kuliah di
daftar 50 penyakit dengan pasien rawat inap FKM Universitas Sumatera Utara yaitu
terbanyak di Indonesia dengan proporsi 1,3 berjumlah 2735 orang. Teknik pengambilan
% dan menempati urutan ke 35 dari 50 sampel dilakukan dengan cara proportionate
penyakit penyebab kematian. Sementara stratified sampling.
pada Tahun 2010 Profil kesehatan Untuk menentukan besarnya jumlah
menyatakan bahwa dispepsia menempati sampel minimal yang terdapat dalam
urutan ke 5 dari 10 besar penyakit dengan populasi yaitu dengan rumus Slovin
pasien yang dirawat inap dan urutan ke 6 sehingga didapat jumlah sampel minimal
untuk pasien yang dirawat jalan. yang diperoleh adalah 100 orang. Data
primer diperoleh melalui wawancara dengan Tabel 3. Distribusi Frekuensi Jenis
menggunakan kuesioner yang meliputi pola Makanan dan Minuman
makan responden (jadwal makan responden Mahasiswa FKM USU
diperoleh melalui wawancara dengan No Jenis makanan dan n %
menggunakan kuesioner dan jenis makanan minuman
dan minuman diperoleh melalui wawancara 1 Iritatif 59 59
dengan menggunakan kuesioner) dan 2 Tidak iritatif 41 41
kejadian sindrom dispepsia diperoleh Jumlah 100 100
melalui wawancara dengan menggunakan Berdasarkan hasil penelitian yang
kuesioner. Sementara pengumpulan data dilakukan pada 100 mahasiswa FKM USU
sekunder dilakukan dengan mengambil data sebagian besar mahasiswa mengkonsumsi
dari FKM USU meliputi jumlah mahasiswa jenis makanan dan minuman iritatif yaitu
dan gambaran umum Fakultas Kesehatan sebanyak 59 mahasiswa (59).
Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Variabel bebas (independen) dalam Sindrom Dispepsia
penelitian ini adalah pola makan yang dilihat Adapun kejadian sindrom dispepsia pada
dari jadwal makan dan jenis makanan dan mahasiswa dapat dilihat pada tabel berikut:
minuman, variabel dependen (terikat) dalam Tabel 4. Distribusi Frekuensi Kejadian
penelitian ini adalah kejadian sindrom Sindrom Dispepsia pada
dispepsia. Analisis data dilakukan Mahasiswa FKM USU
menggunakan analisis univariat dan analisis
bivariat. No Sindrom dispepsia n %
1 Ada 64 64
HASIL DAN PEMBAHASAN
2 Tidak ada 36 36
Jumlah 100 100
Pola Makan Mahasiswa
Berdasarkan hasil penelitian yang
Adapun pola makan mahasiswa meliputi
dilakukan pada 100 mahasiswa FKM USU
jadwal makan, jenis makanan dan minuman
sebagian besar mahasiswa mengalami
mahasiswa dapat dilihat pada tabel berikut:
kejadian sindrom dispepsia yaitu sebanyak
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Jadwal
64 mahasiswa (64%), sementara hanya
Makan Mahasiswa FKM USU
sebanyak 36 mahasiswa (36%) yang tidak
Tahun 2015
mengalami kejadian sindrom dispepsia.
No Jadwal makan n %
Hubungan Pola Makan dengan Kejadian
1 Teratur 39 39 Sindrom Dispepsia
2 Tidak teratur 61 61 Berdasarkan hasil penelitian yang
Jumlah 100 100 dilakukan, adapun hubungan pola makan
Berdasarkan hasil penelitian yang dengan kejadian sindrom dispepsia pada
dilakukan pada 100 mahasiswa FKM USU mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat
sebagian besar mahasiswa memiliki jadwal Universitas Sumatera Utara adalah :
makan yang tidak teratur yaitu sebanyak 61
mahasiswa (61%), sementara untuk jadwal
makan yang teratur hanya sebanyak 39
mahasiswa (39%).
Tabel 5.Tabulasi Silang Hubungan Jadwal Makan dengan Kejadian Sindrom Dispepsia pada
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Tahun 2015
No Jadwal makan Sindrom dispepsia
Jumlah
Ada Tidak ada P value
n % n % n %
1 Teratur 13 33 26 67 39 100
2 Tdk teratur 51 84 10 16 61 100 0,001

Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 61 ada hubungan bermakna antara jadwal


mahasiswa yang memiliki jadwal makan makan dengan kejadian sindrom dispepsia
yang tidak teratur terdapat 51 mahasiswa pada mahasiswa FKM USU berdasarkan
(84%) yang mengalami sindrom dispepsia, hasil uji chi-square dengan nilai P=0,001.
dan dari 39 mahasiswa yang memiliki
jadwal makan yang teratur terdapat 26
mahasiswa (67%) yang tidak mengalami
sindrom dispepsia.Dapat diketahui bahwa

Tabel 6. Tabulasi Silang Hubungan Jenis Makanan dan Minuman dengan kejadian
Sindrom Dispepsia pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara
Jenis makanan dan Kejadian sindrom
No minuman dispepsia Jumlah
Ada Tidak ada P Value
n % n % n %
1 Iritatif 44 75 15 25 59 100
2 Tidak iritatif 20 49 21 51 41 100 0,008

Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 59 PEMBAHASAN


mahasiswa yang mengkonsumsi jenis
makanan dan minuman iritatif terdapat 44 1. Hubungan Jadwal Makan dengan
mahasiswa (75%) yang mengalami sindrom Sindrom Dispepsia pada Mahasiswa
dispepsia dan dari 41 mahasiswa yang FKM USU Tahun 2015
mengkonsumsi jenis makanan yang tidak
iritatif terdapat 21 mahasiswa (51%) yang Sebagian besar mahasiswa memiliki
tidak mengalami sindrom dispepsia. Dapat jadwal makan yang tidak teratur yaitu
diketahui bahwa ada hubungan bermakna sebanyak 61%, dari jadwal makan yang
antara jenis makanan dan minuman dengan tidak teratur terdapat 84% mahasiswa yang
kejadian sindrom dispepsia pada mahasiswa mengalami sindrom dispepsia, dan dari
FKM USU berdasarkan uji chi-square jadwal makan yang teratur terdapat 67%
dengan nilai P=0,008. mahasiswa yang tidak mengalami sindrom
dispepsia, sehingga dari penelitian ini dapat
disimpulkan mahasiswa yang memiliki pola
makan tidak teratur cenderung mengalami
sindrom dispepsia lebih besar
dibandingkanpola makan yang teratur. Pada
penelitian ini menunjukkan bahwa ada dispepsia, dari jenis makanan yang tidak
hubungan bermakna antara jadwal makan iritatif terdapat 51% mahasiswa yang tidak
dengan kejadian sindrom dispepsia pada mengalami sindrom dispepsia. Sehingga
mahasiswa FKM USU berdasarkan hasil uji penelitian ini juga menunjukkan mahasiswa
chi-square dengan nilai P=0,001. yang mengkonsumsi makanan dan minuman
yang bersifat iritatif cenderung mengalami
Aktivitas yang tinggi baik kegiatan di
sindrom dispepsia lebih besar. Pada
sekolah/kampus maupun di luar
penelitian ini menunjukkan bahwa ada
sekolah/kampus menyebabkan makan
hubungan bermakna antara jenis makanan
menjadi tidak teratur (Sayogo, 2007). Salah
dan minuman dengan kejadian sindrom
satu faktor yang berperan dalam kejadian
dispepsia pada mahasiswa FKM USU
dispepsia diantaranya adalah pola makan
berdasarkan uji chi-square dengan nilai
dan sekresi asam lambung (Djojoningrat,
P=0,008.
2009)
Suratun (2010) mengatakan bahwa jenis
Setiap fungsi tubuh mempunyai irama
makanan merupakan salah satu faktor
biologis (circadian rhythm) yang jam
penyebab dari sindrom dispepsia,
kerjanya tetap dan sistematis dalam siklus
mengkonsumsi makanan pedas secara
24 jam per hari. Meskipun sistem
berlebihan dapat merangsang sistem
pencernaan sendiri memiliki 3 siklus yang
pencernaan, terutama lambung dan usus
secara simultan aktif, namun pada waktu-
untuk berkontraksi. Pendapat ini juga
waktu tertentu masing-masing siklus akan
didukung oleh Misnadiarly (2009) tentang
lebih intensif dibandingkan siklus-siklus
jenis makanan yang dapatmengakibatkan
lainnya. Jika aktivitas salah satu siklus
dispepsia yaitu makanan yang pedas,
terhambat, aktivitas siklus berikutnya juga
makanan yang mengandung gas dan
ikut terhambat. Hambatan ini besar
asam.Suasana yang sangat asam di dalam
pengaruhnya terhadap proses metabolisme.
lambung dapat membunuh organisme
Dalam kondisi normal, konsentrasi asam dan
patogen yang tertelan bersama makanan.
aktivitas enzim pada lambung akan
Namun, bila barier lambung telah rusak,
meningkat dan mencapai puncaknya
maka suasana yang sangat asam di lambung
maksimal setiap 4 jam setelah makan dan
akan memperberat iritasi pada dinding
kemudian menurun pada jam berikutnya
lambung (Herman, 2004). Faktor yang
(Soehardi, 2004).Faktor diet dan sekresi
memicu produksi asam lambung berlebihan,
cairan asam lambung merupakan penyebab
diantaranya beberapa zat kimia, seperti
timbulnya dispepsia, Jeda antara waktu
alkohol, umumnya obat penahan nyeri, asam
makan merupakan penentu pengisian dan
pengosongan lambung. Jeda waktu makan cuka. Makanan dan minuman yang bersifat
yang baik yaitu berkisar antara 4-5 jam asam, makanan yang pedas serta bumbu
(Iping, 2004). yang merangsang, misalnya jahe, merica
(Warianto, 2011).
Hubungan Jenis Makanan dan Minuman
dengan Sindrom Dispepsia pada KESIMPULAN
Mahasiswa FKM USU 1. Dari 61% mahasiswa dengan jadwal
Sebagian besar mahasiswa makan yang tidak teratur terdapat 84%
mengkonsumsi jenis makanan dan minuman yang mengalami sindrom dispepsia,
bersifat iritatif yaitu sebanyak 59%, dan dari sementara dari 39% mahasiswa yang
jenis makanan dan minuman iritatif terdapat memiliki jadwal makan yang teratur
75% mahasiswa yang mengalami sindrom
terdapat 67% yang tidak mengalami saat istirahat perkuliahan dan tidak
sindrom dispepsia, sehingga dapat mengkonsumsi makanan dan minuman
disimpulkan mahasiswa yang memiliki iritatif yang banyak terdapat di sekitar
kampus FKM USU.
pola makan tidak teratur cenderung
2. Bagi mahasiswa untuk dapat mengatur
mengalami sindrom dispepsia lebih besar jadwal makan dan mengurangi
dibandingkan mahasiswa yang memiliki mengkonsumsi jenis makanan dan
pola makan yang teratur, dan terdapat minuman bersifat iritatif agar terhindar
hubungan bermakna antara jadwal makan dari sindrom dispepsia.
dengan kejadian sindrom dispepsia pada
DAFTAR PUSTAKA
mahasiswa Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara Brun, R., Kuo, B,. 2010. Functional
Dyspepsia. Therapeutic Advances in
berdasarkan hasil uji chi-square dengan
Gastroenterology, 145-164. ncbi. nlm.
nilai P=0,001. nih. gov. pubmed. diakses tanggal 10
2. Dari 59% mahasiswa yang mengonsumsi September 2015.
makanan dan minuman bersifat iritatif
Djojoningrat, D,. 2009. Dispepsia
terdapat 75% yang mengalami sindrom Fungsional. In :Sudoyo, AW.,
dispepsia, sementara dari 41% mahasiswa Setiyohadi, B,.Alwi, I., Simadibrata,
yang mengonsumsi jenis makanan dan M., Setiati, S., ed. Buku Ajar Ilmu
minuman yang tidak iritatif terdapat 51% Penyakit Dalam. JilidI. Jakarta:
yang tidak mengalami sindrom dispepsia. Fakultas Kedokteran Universitas
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Indonesia. 529-531.
mahasiswa yang mengonsumsi makanan ____________. 2014. Pendekatan klinis
dan minuman yang bersifat iritatif penyakit gastrointestinal. Buku Ajar
cenderung mengalami sindrom dispepsia Ilmu Penyakit Dalam. Interna
Publishing. Jakarta
lebih besar dibandingkan dengan
mahasiswa yang tidak mengonsumsi jenis Ganong WF. 2008. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran. Edisi ke-22. Jakarta:
makanan dan minuman iritatif, dan
EGC.
terdapat hubungan bermakna antara jenis
makanan dan minuman dengan kejadian Herman, B. R. (2004). Fisiolog Pencernaan
Untuk Kedokteran. Padang :Andalas
sindrom dispepsia pada mahasiswa
University Press
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara berdasarkan Iping, S, 2004. Metode makan kualitatif cara
mutakhir untuk langsing dan sehat.
hasil uji chi-square dengan nilai P =
Jakarta. PuspaSwara
0,008.
Loyd, R. A., McClellan, D. A., 2011.
Update on the Evaluation and
SARAN Management of Functional Dyspepsia.
1. Bagi pihak Fakultas Kesehatan American Family Physician, 548-
Masyarakat Universitas Sumatera Utara 552.Penerbit BukuKedokteran ECG,
agar menyediakan kantin sehat kepada Jakarta.
mahasiswa sehingga mahasiswa dapat
mendapatkan makanan dengan mudah
Misnadiarly. 2009. Mengenal Penyakit
Organ Cerna. Pustaka Populer Obor.
Jakarta
Perangin-angin, E.2014. 2013, Penderita
Dyspepsia dan Diabetes Terbanyak di
Pirngadi.HarianJurnal Asia
Profil Kesehatan Indonesia 2006.
http://www.depkes.go.id/. diakses 18
September 2015.
Saragih, S.2015. Tahun 2014 RS Adam
Malik MedanTangani 181.329
Pasien.Sinar Indonesia Baru
Soehardi, S. (2004). Memelihara Kesehatan
Jasmani Melalui Makanan. Bandung :
ITB.
Suratun dan Lusianah. (2010). Asuhan
Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Gastrointestinal. Jakarta : CV. Trans
Info Media

You might also like