Professional Documents
Culture Documents
[ ARTIKEL REVIEW ]
Abstract
Background.In the last two decades, Irritable bowel syndrome has gained considerable attention in the health sector
due to the high prevalence and symptoms vary. IBS belongs to a group of chronic gastrointestinal disease known as
functional bowel disorders (FBD) are classified by the Rome foundation. Literature review.Clinical symptoms of IBS
such as abdominal pain or discomfort in the abdomen and a change in bowel pattern such as diarrhea, constipation
or diarrhea and constipation alternately and bloating. Diagnosed on the basis of typical symptoms in the absence of
alarm symptoms such as weight loss, rectal bleeding, fever or anemia. Physical examination and diagnostic tests
that are currently available are not specific enough to make a diagnosis of IBS, so the diagnosis of IBS is made on the
basis of typical symptoms. Methods. I analyzed the results from a variety of articles, researchh and text
books.Conclusion.IBS is a functional bowel disease syndrome. No investigation can definitively diagnose IBS. So IBS
diagnosis is established when the other is not upright. IBS Treatment includes lifestyle changes, diet, and
symptomatic therapy.
Abstrak
Latar Belakang. Pada dua dekade terakhir, Irritable bowel syndrome telah mendapatkan perhatian yang cukup besar
di bidang kesehatan akibat semakin tingginya prevalensi dan gejala yang muncul bervariasi. IBS termasuk dalam
kelompok penyakit gastrointestinal kronik yang disebut sebagai functional bowel disorders (FBD) yang
diklasifikasikan oleh the Rome foundation.Tinjau Pustaka.Gejala klinik IBS berupa nyeri perut atau rasa tidak
nyaman di abdomen dan perubahan pola buang air besar seperti diare, konstipasi atau diare dan konstipasi
bergantian serta rasa kembung. Didiagnosis atas dasar gejala-gejala yang khas tanpa adanya gejala alarm seperti
penurunan berat badan, perdarahan per rektal, demam atau anemia. Pemeriksaan fisik dan tes diagnostik yang
sekarang tersedia tidak cukup spesifik untuk menegakkan diagnosis IBS, sehingga diagnosis IBS ditegakkan atas
dasar gejala-gejala yang khas tersebut. Metode.Saya menganalisis hasil dari berbagai sumber artikel, hasil
penelitian serta teks book.Simpulan. IBS adalah penyakit functional bowel syndrom. Tidak ada pemeriksaan
penunjang yang dapat menegakkan diagnosa IBS secara pasti. Maka IBS ditegakkan ketika diagnosis lain tidak tegak.
Penatalaksanaan IBS meliputi perubahan gaya hidup, pola makan, dan terapi simptomatik.
Kata Kunci : Irritable Bowel Syndrome, gaya hidup, pola makan, terapi simptomatik.
...
Korespondensi: Nur Safira Anandita | ananditasafira@yahoo.com
rasa kembung. Didiagnosis atas dasar Kejadian dari IBS mencapai 20%
gejala-gejala yang khas tanpa adanya dari penduduk Amerika, hal ini
gejala alarm seperti penurunan berat didasarkan pada gejala yang sesuai
badan, perdarahan per rektal, demam dengan kriteria IBS. Kejadian IBS lebih
atau anemia. Pemeriksaan fisik dan tes banyak pada perempuan dan mencapai
diagnostik yang sekarang tersedia tidak 3 kali lebih besar dari laki-laki.
cukup spesifik untuk menegakkan Prevalensi IBS bisa mencapai 3,6-21, 8%
diagnosis IBS, sehingga diagnosis IBS dari jumlah penduduk dengan rata-rata
ditegakkan atas dasar gejala-gejala 11%6,7.
yang khas tersebut2.
Sebagai gejala tambahan pada Etiologi
nyeri perut, diare atau konstipasi,
gejala khas lain meliputi perut Banyak faktor yang
kembung, adanya gas dalam perut, menyebabkan terjadinya IBS antara lain
stool urgensi atau strining dan gangguan motilitas, intoleransi
perasaan evakuasi kotoran tidak makanan, abnormalitas sensoris,
lengkap4. abnormalitas dari interaksi aksis brain-
Oleh karena patofisiologi dan gut, hipersensitivitas viseral,dan pasca
penyebab IBS yang kurang dipahami, infeksi usus1.
pengobatan utama difokuskan pada Adanya IBS predominan diare
gejala-gejala yang muncul untuk atau predominan konstipasi
mempertahankan fungsi sehari-hari menunjukkan bahwa pada IBS terjadi
dan meningkatkan kualitas hidup orang sesuatu perubahan motilitas. Pada IBS
dengan IBS2. tipe diare terjadi peningkatan kontraksi
usus dan memendeknya waktu transit
Tujuan kolon dan usus halus. Sedangkan IBS
1. Mengetahui etiologi dan faktor tipe konstipasi terjadipenurunan
resiko IBS kontraksi usus dan memanjangnya
2. Mengetahui cara diagnosa IBS waktu transit kolon dan usus halus. IBS
3. Mengetahui Penatalaksanaan IBS yang terjadi pasca infeksi dilaporkan
yang tepat hampir pada 1/3 kasus IBS. Penyebab
IBS paska infeksi antara lain virus,
DISKUSI giardia atau amuba1.
Irritable bowel disease Faktor-faktor yang dapat
merupakan gangguan fungsional pada mengganggu kerja dari usus adalah
saluran cerna bagian bawah berupa sebagai berikut:
adanya nyeri perut, distensi dan 1. Faktor psikologis
gangguan pola defekasi tanpa Stress dan emosi dapat secara kuat
gangguan organik. Gejala-gejala IBS mempengaruhi kerja kolon. Kolon
biasanya tidak spesifik, gejalanya memiliki banyak saraf yang
biasanya seperti gejala yang sering berhubungan dengan otak.
ditunjukkan pada hampir semua Sebagian kolon dikontol oleh SSP,
individu5. yang berespon terhadap stress.
Sebagai contoh kolon dapat
Epidemiologi berkontraksi secara cepat atau
sebaliknya.
Feces cair pada saat nyeri Kelainan lain yang juga harus dipikirkan
Frekuensi BAB bertambah pada saat adalah1:
nyeri
1. Inflammatory Bowel Disease
Nyeri kurang setelah BAB
Tampak abdomen distensi
2. Kanker kolorektal;
Gejala tambahan yang sering muncul : 3. Divertikulitis;
Lendir saat BAB 4. Obstruksi mekanik pada usus halus
Perasaan tidak lampias pada saat BAB atau kolon;
Tabel 1. Kriteria Manning1 5. Infeksi usus;
6. Iskemia usus;
Tabel 2. Kriteria Rome II 7. Maldigesti dan malabsorbsi;
Sedikitnya 12 minggu atau lebih (tidak 8. Endometriosis pada pasien yang
harus berurutan) selama 12 bulan terakhir
dengan rasa nyeri atau tidak nyaman di
mengalami nyeri saat menstruasi
abdomen, disertai dengan adanya 2 dari 3
hal berikut : Tabel 3. Perbedaan IBS dan IBD1
Nyeri hilang dengan defekasi IBS IBD
Awal kejadian dihubungkan dengan Patologi IBS merupakan IBD adalah
perubahan frekuensi defekasi gangguan suatu kondisi
Awal kejadian dihubungkan dengan adanya fungsional yang
perubahan feses tanpa disertai digambarkan
Gejala lain : adanya sebagai suatu
o Ketidaknormalan frekuensi defekasi inflamasi atau inflamasi dan
o Kelainan bentuk feses ulseratif pada ulserasi pada
o Ketidaknormalan proses defekasi saluran cerna saluran cerna
(harus dengan mengejan , Gejala Pasien dengan Pasien dengan
inkontinensia defekasi, atau rasa IBS dapat IBD biasanya
defekasi tidak tuntas) disertai lendir menderita
Adanya mukus/lendir pada fesesnya diare yang
Kembung tapi tidak ada disertai darah
Tabel 2. Kriteria Rome II1 darah
Pasien IBS lebih Pasien
banyak biasanya lebih
Pemeriksaan Penunjang menderita banyak
Pemeriksaan penunjang untuk konstipasi atau menderita
IBS meliputi pemeriksaan darah konstipasi yang diare
lengkap, LED,biokimia darah dan diselingi dengan dibandingkan
diare dengan
pemeriksaan mikrobiologi dengan konstipasi
pemeriksan telur, kista dan parasit Pemeriksaan Tes feses, X-ray Tampak
pada kotoran15. dan endoskopi kelainan pada
Pemeriksaan lanjutan yang tidak X-ray dan
dilakukan untuk menyingkirkan menunjukan endoskopi
kelainan
diagnosis diferensial, yaitu15: Prognosis IBS tidak IBD adalah
1. Pemeriksaan darah lengkap; berbahaya dan penyakit
2. Pemeriksaan biokimia darah; tidak serius dengan
3. Pemeriksaan hormon tiroid; menimbulkan efek samping
4. Sigmoidoskopi; komplikasi yang besar
kanker dan dapat
5. Kolonoskopi. berkembang
menjadi
Diagnosa Banding kanker
Penatalaksanaan 3. Farmakoterapi
Obat-obatan yang diberikan untuk
Penatalaksanaan IBS meliputi IBS terutama untuk menghilangkan
modifikasi diet, intervensi psikologi, gejala yang timbul antara lain untuk
dan terapi farmakologi. Ketiga bentuk mengatasi nyeri abdomen, mengatasi
pengobatan ini harus berjalan konstipasi, mengatasi diare dan
bersamaan. Dalam memberikan obat- antiansietas. Obat-obatan ini biasanya
obatan mempunyai efek samping dan diberikan secara kombinasi.
yang juga akan memperburuk kondisi Untuk mengatasi nyeri abdomen
psikis pasien.Target terapi IBS adalah sering digunakan antispasmodik yang
mengurangi gejala sehingga memiliki efek kolinergik dan lebih
meningkatkan kualitas hidup pasien16. bermanfaat pada nyeri perut setelah
1. Diet makan. Obat-obat yang sudah beredar
Modifikasi diet terutama di Indonesia antara lain mebeverine
meningkatkan konsumsi serat pada IBS 3x135 mg, hyocine butylbromide 3x10
predominan konstipasi. Sebaliknya mg, chlordiazepoksid 5 mg, klidinium
pada pasien IBS dengan predominan 2,5 mg 3x1 tablet dan alverine 3x30
diare konsumsi serat dikurangi. Pada mg.Untuk IBS konstipasi, tegaserod
IBS tipe konstipasi peningkatan suatu 5-HT4 reseptor antagonis bekerja
konsumsi serat juga disertai konsumsi meningkatkan akselerasi usus halus dan
air yang meningkat disertai aktivitas meningkatkan sekresi cairan usus.
olah raga rutin. Selanjutnya Tegaserod biasanya diberikan dengan
menghindari makanan dan minuman dosis 2 x 6 mg selama 10-12
yang dicurigai sebagai pencetus, jika minggu.Untuk IBS tipe diare beberapa
menghilang setelah menghindari obat juga dapat diberikan antara lain
makanan tersebut coba lagi setelah 3 loperamid dengan dosis 2-16 mg per
bulan secara bertahap1. hari1.
Oligosakarida yang difermentasi, Antibiotik jangka pendek
disakarida, monosakarida dan poliol direkomendasikan untuk mengatasi
(FODMAPs) diduga menyebabkan efek kembung pada IBS. Penggunaan
osmotik yang memicu distensi lumen17. antibiotic non absorbent seperti
rifaksimin, mengatasi sensasi tidak
2. Psikoterapi nyaman abdomen, namun
Terapi psikologis bertujuan untuk penggunaannya dapat menyebabkan
mengurangi kecemasan dan gejala relaps yang tinggi19.
psikologis lainnya serta gejala Beberapa obat yang pernah
gastrointestinal. Intervensi psikologis diteliti seperti naloxone (antagonis
ini meliputi edukasi (penerangan reseptor mu), fedotozine (kappa opioid
tentang perjalanan penyakitnya), antagonis), clonidine (alpha-2 agonist),
relaksasi, hypnotherapy, terapi neomycin, colpermin (peppermint oil),
psikodinamik atau interpersonal dan chinese herbal medicine, lactobacillus
cognitive behavioural therapy serta plantarum dan
obat-obat psikofarmaka1. 20
beidelliticmontmorillonite .
Terapi fisik seperti masa sedan Tinjauan sistematik dan
akupuntur pada beberapa penelitian metaanalisisefikasi TCA (tricyclic
dapat mengurangi gejala dan tanda antidepressant) dan SSRI (selective
emosional18. serotonin reuptake inhibitor) pada
terapi IBS hasilnya efektif mengatasi yang ditandai dengan nyeri perut,
gejala IBS21. rasa tidak nyaman diperut dan
Pemberian probiotik juga perubahan pola buang air besar
merupakan salah satu terapi pada IBS, (BAB). Sebagai gejala tambahan
namun mekanisme belum sepenuhnya pada nyeri perut, diare atau
diketahui. Salah satu hipotesis konstipasi, gejala khas lain meliputi
menyatakan kerapatan epitel intestinal perut kembung, adanya gas dalam
mencegah bakteri masuk kecelah perut, stool urgensi atau strining
intersel dan melakukan invasi, produksi dan perasaan evakuasi kotoran
substansi antimikroba dapat mencegah tidak lengkap.
invasi, perubahan mikroflora intestinal 2. Penyebab IBS tidak diketahui
dapat berdampak pada fungsi motorik secara pasti, diduga berhubungan
dan sekretorik intestinal dan menjadi dengan gangguan motilitas,
signal epitel intestinal yang berfungsi hipersensitivitas viseral, pasca
memodulasi imunitas luminal dan infeksi usus, stress psikologis, dan
respon inflamasi22. faktor genetik. Patofisiologi
terjadinya IBS merupakan
Pencegahan kombinasi dari beberapa faktor
Untuk mencegah IBS antara lain: penyebab tersebut.
1. Hindari stress. 3. Irritable bowel syndrome dibagi
2. Konsumsi makanan yang banyak dalam beberapa subgrup sesuai
mengandung serat. dengan keluhan dominan, yaitu IBS
3. Hindari makanan pemicu (makanan Predominan nyeri, diare,
pedas). konstipasi, dan disfungsi usus.
4. Kurangi intake lemak. 4. Tidak ada tes diagnosis yang
5. Kurangi intake short chain khusus untuk IBS, diagnosis
carbohidrat. ditegakkan secara klinis.
6. Kurangi konsumsi alkohol, kafein, Pendekatan klinis untuk
dan pemanis buatan. mendiagnosis IBS berdasarkan
7. Menjaga kebersihan makanan. kriteria diagnosis untuk IBS
diantaranya kriteria Manning,
Prognosis Rome I, Rome II, dan Rome III serta
menyingkirkan penyakit organik.
Penyakit IBS tidak akan 5. Penatalaksanaan untuk IBS terdiri
meningkatkan mortalitas, gejala-gejala dari modifikasi diet, intervensi
pasien IBS biasanya akan membaik dan psikologi, dan terapi farmakologi.
hilang setelah 12 bulan pada 50% kasus Modifikasi diet disesuaikan dengan
dan hanya <5% yang akan memburuk keluhan dominan pada penderita.
dan sisanya dengan gejala yang Intervensi psikologi betujuan untuk
menetap. Tidak ada perkembangan mengurangi gejala psikologi dan
menjadi keganasan dan penyakit gastrointestinaldengan memberi-
imflamasi1. kan edukasi kepada penderita IBS.
Terapi farmakologi sesuai dengan
SIMPULAN gejala yang dikeluhkan oleh
1. Irritable bowel syndrome (IBS) penderita.
merupakan kelainan fungsional
saluran cerna yang sering terjadi