You are on page 1of 7

P-ISSN : 2355-9853

Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal)


E-ISSN : 2622-4135
Volume 6 Nomor 1 Tahun 2019

VERIFIKASI PENENTUAN ANGKA BAKTERI Escherichia coli PADA SAMPEL


YANG DI-SPIKE MENGGUNAKAN METODE COLONY FORMING UNIT

Chairani1, Aswal Harianto2,


STIKes Perintis Padang
Email : rani_arizal@yahoo.com

Submission: 18-06-2019, Reviewed: 23-06-2018, Accepted: 26-06-2019

ABSTRACT

The water that must be drunk is healthy water that meets the requirements of Bacteriology,
Chemistry, Radioactivity and Physicality based on Republic of Indonesia Minister of Health
Regulation No: 492 / MENKES / PER / IV / 2010 concerning the requirements and supervision of
clean water quality which includes physical requirements which are odorless, not colored and
tasteless, where for the Coliform value is 0/100 mL. Escherichia coli is a fecal coliform bacterium
and an indicator of the quality of drinking water because its presence in water indicates that the
water is contaminated by feces. The aim of this study was to determine the value of accuracy,
precision, detection limit, sensitivity and specificity of the calculated numbers of Escherichia coli
bacteria from spike samples using the CFU method with agar chromocult media. The results of the
bacterial results obtained on accuracy parameters were 229.33%, precision ie 26.35%, LOD which
was 13.85 CFU / ml, LOQ ie 138.54 CFU / ml, and Specificity of 0%. Based on the results of
verification of bacterial numbers obtained from the results of the accuracy test, precision that is not
within the range of general requirements indicates that the method cannot be valid to use factors
that affect high dilution, rapid bacterial growth rate, adequate nutrition and observer vision,
whereas specificity indicate that chromocult coliform is very specific to Escherichia coli.

Keywords: Water, Coliform, Escherichia coli, Accuracy, Precision, Detection limit, Specificity

ABSTRAK

Air yang harus diminum adalah air yang sehat yang memenuhi persyaratan Bakteriologi,
Kimia, Radioaktif dan Fisik berdasarkan Permenkes RI No: 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang
syarat-syarat dan pengawasan kualitas air bersih yang meliputi persyaratan fisik yaitu tidak berbau,
tidak bewarna dan tidak berasa, dimana untuk nilai Coliform yaitu 0/100 mL. Escherichia coli
merupakan bakteri fecal coliform dan bakteri indikator kualitas air minum karena keberadaannya di
dalam air mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses. Tujuan dari penelitian ini
yaitu untuk mengetahui nilai akurasi, presisi, batas deteksi, sensitivitas dan spesifisitas hitung angka
bakteri Escherichia coli dari sampel spike dengan metoda CFU dengan media chromocult agar.
Hasil Penelitian angka bakteri yang didapat pada parameter akurasi yaitu 229,33%, presisi yaitu
26,35%, LOD yaitu 13,85 CFU/ml, LOQ yaitu 138,54 CFU/ml, sensitivitas yaitu 96% dan
Spesifisitas yaitu 0%. Berdasarkan hasil penelitian verifikasi angka bakteri yang didapatkan
merupakan hasil uji akurasi, presisi yang tidak berada pada rentang nilai rujukan menandakan
metoda belum bisa valid untuk di gunakan faktor yang mempengaruhi pengenceran yang tinggi, laju
pertumbuhan bakteri yang cepat, nutrisi yang cukup dan penglihatan pengamat, sedangkan
spesifisitas 100% menandakan bahwa chromocult coliform agar sangat spesifik terhadap E.coli.
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai quality control dalam pemeriksaan bakteri Coliform yang
berasal dari sampel air minum. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan praktisi dalam
menentukan presisi dan akurasi pemeriksaan bakteri coliform.

Kata Kunci : Air, Coliform, Esherichia coli, Akurasi, Presisi, Batas deteksi, Spesifisitas.

42
P-ISSN : 2355-9853
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal)
E-ISSN : 2622-4135
Volume 6 Nomor 1 Tahun 2019

PENDAHULUAN hasil akhir berupa koloni yang dapat diamati


Air yang harus diminum adalah air secara visual dan dihitung, interpretasi hasil
yang sehat yang memenuhi persyaratan berupa angka dalam koloni (cfu) per ml/g atau
Bakteriologi, Kimia, Radioaktif dan Fisik koloni/100ml. Cara yang digunakan antara lain
berdasarkan Permenkes RI No: dengan cara tuang, cara tetes dan cara sebar
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang syarat- (Badan Pengawasan Obat dan Makanan
syarat dan pengawasan kualitas air bersih yang Republik Indonesia, 2008). Kelebihan metoda
meliputi persyaratan fisik yaitu tidak berbau, CFU dengan menggunakan media spesifik
tidak bewarna dan tidak berasa, dimana untuk akan memberikan warna koloni yang spesifik
nilai Most Probable Number (MPN) Coliform dan juga kerjanya simple serta waktu lebih
yaitu 0/100 mL contoh air yang dianalisis singkat.
(Departemen Kesehatan RI. 2010). Telah Validasi menjadi faktor penting
diketahui, air merupakan tempat bagi karena hanya metode analisa yang telah
kolonisasinya berbagai jenis mikroba seperti dibuktikan validitasnya maka hasil
bakteri, fungsi maupun yeast. pengukurannya bisa dipertanggung jawabkan
Ciri-ciri bakteri Coliform antara lain dan dipergunakan sebagai landasan dalam
bersifat anaerob fakultatif, termasuk ke dalam perhitungan berikutnya. Beberapa parameter
bakteri gram negatif, tidak membentuk spora, dalam melakukan validasi tersebut meliputi
dan dapat memfermentasi laktosa untuk linieritas, selektivitas, ketelitian, ketepatan,
menghasilkan asam dan gas pada suhu 37°C limit of detection dan limit of quantification,
dalam waktu kurang dari 48 jam. Contoh terhadap suatu metode analisa .
bakteri Coliform antara lain E. coli, Salmonella Sumber air baku memegang peranan
spp., Citrobacter, Enterobacter, Klebsiella yang sangat penting dalam industri air minum.
(Kairunnisa, 2012). Air baku atau raw water merupakan awal dari
Escherichia coli merupakan bakteri suatu proses dalam penyediaan dan pengolahan
indikator kualitas air minum karena air bersih. Berdasarkan SNI 6773:2008 tentang
keberadaannya di dalam air mengindikasikan Spesifikasi Unit Paket Instalasi Pengolahan Air
bahwa air tersebut terkontaminasi oleh feses, dan SNI 6774:2008 tentang Tata Cara
yang kemungkinan juga mengandung Perencanaan Unit Paket Instalasi Pengolahan
mikroorganisme enterik patogen lainnya. Air pada bagian Istilah dan Definisi yang
Hitung Escherichia coli dipilih karena bakteri disebut dengan Air Baku adalah : “Air yang
ini merupakan indikator dari sanitasi dan berasal dari sumber air pemukaan, cekungan air
lingkungan yang kurang bersih. tanah dan atau air hujan yang memenuhi
Sifat-sifat khusus E. coli menurut ketentuan baku mutu tertentu sebagai air baku
antara lain merupakan parasit dalam saluran untuk air minum”. Sumber air baku bisa berasal
pencernaan makanan manusia dan hewan dari sungai, danau, sumur air dalam, mata air
berdarah panas, pada manusia kadang kadang dan bisa juga dibuat dengan cara membendung
menyebabkan penyakit enteritis, peritonitis, air buangan atau air laut (Agustini, 2017). Uji
cistitis dan sebagainya, hasil uji methil red mikrobiologis adalah salah satu kriteria untuk
positif dan memfermentasikan laktosa dan menentukan kualitas air minum. Jika merujuk
glukosa dengan menghasilkan asam dan gas, pada standar iji mikrobiologis pada air minum,
menghasilkan asam dalam jumlah yang banyak maka setiap air minum tidak diperkenankan
dari glukosa tetapi acethyl methyl carbinol mengandung bakteri apapun. Menurut WHO
tidak dihasilkan, CO2 dan H2 kira kira maupun KEMENKES, bakteri Coliform dan
dihasilkan dalam volume yang sama dalam Eschericia Coli merupakan standar utama
glukosa, pada umumnya uric acid tidak dapat untuk uji mikrobiologi terhadap air minum
dipakai sebagai satu-satunya sumber nitrogen, sekaligus menjadi penyebab tersering infeksi
ditemukan dalam feses, asam sitrat dan garam saluran gastrointestinal (Kepmenkes RI No.
dari asam sitrat tidak dapat dipakai sebagai 907, 2002).
satu-satunya sumber karbon (Tristyanto, Tujuan dari penelitian ini adalah
2015). untuk mengetahui presisi, akurasi, batas
Uji Angka Lempeng Total (ALT) dan deteksi serta spesifitas dari bakteri Escheria
lebih tepatnya ALT aerob mesofil atau anaerob coli pada sampel spike dengan menggunakan
mesofil menggunakan media padat dengan metode Colony Forming Unit. Manfaat dari

43
P-ISSN : 2355-9853
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal)
E-ISSN : 2622-4135
Volume 6 Nomor 1 Tahun 2019

penelitian ini adalah sebagai quality control medium di sterilisasi menggunakan autoklaf
dalam pemeriksaan bakteri Coliform yang pada suhu 121ºC selama 15 menit dan
berasal dari sampel air minum. masukkan ke dalam 6 cawan petri.

METODE PENELITIAN Prosedur Penyaringan


Jenis Penelitian ini merupakan Sebanyak 1 ml & 5 ml sampel air
penelitian Deskriptif yaitu memberikan disaring dengan menggunakan membran filter
gambaran penentuan angka bakteri selulosa nitrat (dengan porositas 0,45 μm dan
Escherichia coli dari sampel yang di-spike diameter 47 mm).
dengan desain observasi dimana dilakukan
penelitian dan diamati jumlah pertumbuhan Penanaman Media
koloni pada media.. Sampel yang digunakan Membran filter kemudian diletakkan
adalah air aquades steril yang dilakukan Spike dalam cawan petri berupa compact dry yang
merupakan bahan kontrol yang dibuat dari berisi media.
bahan murni.
Variabel yang diukur dalam penelitian Inkubasi
ini adalah Akurasi, Presisi, Batas deteksi dan Media dibasahi dengan aquadest steril
Spesifisitas. Analisa data pada penelitian ini terlebih dulu dan selanjutnya diinkubasikan
menggunakan perhitungan manual dalam inkubator dengan suhu 35Cselama 24
menggunakan program excel. Alat yang jam.
digunakan dalam penelitian ini adalah
autoklaf, tabung reaksi, gelas ukur, erlemeyer, Hitung Koloni
cawan petri, membrane filter, pipet tetes Amati koloni yang tumbuh, dan
ukuran 1 ml, penangas air, inkubator, laminar hitunglah jumlahnya. Perhitungan yang
flow, tabung reaksi, hockey stik, fotometer. dianggap bener hanya pada cawan yang
Bahan dalam penelitian ini adalah sampel air, terdapat pertumbuhan koloni di antar 30-300
spritus, dan aquades steril. Bahan kimia yang cfu. Dengan rumus :
digunakan untuk analisis adalah Chromocult 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑜𝑙𝑜𝑛𝑖 𝑥 1
Coliform Agar, Media SIM, Standar 𝐶𝐹𝑈/𝑚𝑙 =
𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛 𝐶𝐹𝑈
McFarland (BaCl2 0,01ml, H2SO4), Reagen
Indol (Kovac’s), Kontrol Escherichia coli Tes konfirmasi E. coli
ATCC 25922. Untuk mengkonfirmasi E. Coli
Prosedur penelitian ini diawali dengan Inokulasi sample perlakuaan dari media CCA
Sterilisasi semua alat yang digunakan yang diduga positif E. Coli berwarna biru
yang bertujuan untuk menghilangkan pada media Tryptone Broth dan diinkubasi
mikroorganisme yang ada pada alat dan bahan. 43,5-44,5oC selama 24–48 jam. Kemudian
Khusus alat-alat gelas disterilkan dalam oven Biakan ditambahkan 1mL pereaksi Indol
dengan suhu 180oC selama 2 jam, alat berupa (Kovac’s) dikocok dan didiamkan beberapa
ose dan pinset disterilkan dengan cara menit. Warna merah cherry yang berbentuk
pemijaran diatas api spiritus sedangkan alat cincin pada permukaan biakan menunjukkan
yang mempunyai ukuran atau skala disterilkan reaksi indol positif.
dalam autoklaf dengan suhu 121oC selama 15
menit. Untuk alat dan bahan yang tidak tahan HASIL
panas disterilisasi dengan menggunakan
alkohol 96%. Berdasarkan penelitian yang telah
Persiapan Media dilakukan dan data yang dianalisis untuk
Media dibuat dengan cara verifikasi yang meliputi; Presisi, Akurasi,
mencampurkan Choromocult Coliform Agar Batas Deteksi, dan Spesifisitas terhadap
dengan akuades dalam erlemeyer dan sampel spike.
dipanaskan , setelah mendidih dan homogen,

44
P-ISSN : 2355-9853
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal)
E-ISSN : 2622-4135
Volume 6 Nomor 1 Tahun 2019

Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Presisi Sampel yang Di-Spike

Pengenceran Nilai Jumlah Kerapatan RSD


10-7 Kerapatan Koloni Bakteri X108 Mean SD (%)
Bakteri
I 51 5,1
II 0,951 59 5,9
III 60 6 6,88 ±1,81 26,35
V 0,973 96 9,6
VI 0,943 78 7,8

Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Akurasi Sampel yang Di-Spike

Pengenceran 10- Nilai Jumlah Kerapatan R


7 Kerapatan Koloni Bakteri X108 Mean ±SD (%)
Bakteri
I 51 5,1
II 0,951 59 5,9
III 60 6 6,88 ±1,81 229,33
V 0,973 96 9,6
VI 0,943 78 7,8

Tabel 3. Hasil Pemeriksaan LoD & LoQ Sampel yang Di-Spike

Pengenceran Nilai Jumlah Kerapatan


10-8 Kerapatan Koloni Bakteri X108 Mean ±SD LoD LoQ
Bakteri
I 0,973 10 10
II 0,951 1 1
III 0,951 2 2 4,33 ±4,41 13,85 138,5
IV 0,973 10 10
V 0,951 1 1
VI 0,951 2 2

Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Spesifisitas Sampel yang Di-Spike

Warna Koloni Total


Chromocult Indol (+) Indol (-)
Agar Biru 48 (a) 2 (b) 50
Merah 0(c) 0 (d) 0
Total 48 2

Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan uji angka Escherichia coli dalam sampel spike
bahwa hasil uji angka Escherichia coli dalam memiliki mean sebesar 6,88 CFU/ml, serta
sampel spike memiliki mean sebesar 6,88 Standar Deviasi ±1,81 dan diperoleh nilai
CFU/ml, serta Standar Deviasi ±1,18 dan (%R) sebesar 229,33 %. Nilai yang diperoleh
diperoleh nilai % RSD sebesar 26,35%, nilai tidak pada rentang syarat keberterimaan uji
yang diperoleh tidak pada rentang syarat ukur akurasi menurut International Conference
keberterimaan uji ukur presisi berdasarkan on Harmonization (ICH) adalah 95-105 %.
Permenkes No. 43 Tahun 2013 adalah <6%. Berdasarkan Tabel 3 menunjukan hasil
Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa hasil perhitungan rumus didapatkan nilai (LoD)

45
P-ISSN : 2355-9853
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal)
E-ISSN : 2622-4135
Volume 6 Nomor 1 Tahun 2019

sebesar 13,85 CFU/ml dan nilai (LoQ) sebesar bersifat ajek atau hasil analisis dari serangkaian
138,5 CFU/ml. Berdasarkan Tabel 4 pengukuran adalah dekat satu sama lain, (3)
didapatkan hasil true positif (a) sebanyak 48, spesifik, (4) peka, (5) tahan terhadap
false negatif (b) sebanyak 2, false positif (c) perubahan karena adanya sedikit variasi selama
sebanyak 0, dan true negatif (d) sebanyak 0 proses analisis, (6) praktis, (7) murah (Rohman,
dengan jumlah uji Indol seluruhnya sebanyak 2016).
50 uji. Pada perhitungan Spesifisitas Berdasarkan deskripsi hasil penentuan
didapatkan hasil 100%. akurasi dan presisi yang menunjukkan nilai
yang tidak dalam rentang syarat keberterimaan.
PEMBAHASAN Terdapat faktor yang mempengaruhi sehingga
Nilai rerata hasil CFU/ml pada nilai akurasi dan presisi tidak dalam rentang
pengenceran ke 7 yang diperoleh dari hasil nilai keberterimaan, yaitu; (1) McFarland
analisis program excel, nilai rerata 6,88 bukan acuan standar perhitungan bakteri (2)
CFU/ml, nilai standar deviasi 1,81, selanjutnya pengenceran yang melebihi perkiraan standar
dilakukan penentuan nilai akurasi dan presisi Mc Farland, (3) bakteri dalam fase
yang di dapatkan nilai akurasi dari persen Eksponensial, (4) Nutrisi yang mencukupi.
perolehan kembali (%R) sebesar 229,33% dan Berdasarkan hasil penelitian (Haris dkk, 2013).
nilai presisi di peroleh dari persen koefisien Perhitungan kepadatan bakteri , Optical density
variasi (% CV) sebesar 26,35%. Untuk (OD) berdasarkan metode Standar McFarland.
penentuan batas deteksi (LOD & LOQ) Mc Farland adalah peyetaraan konsentrasi
didapatkan dari peningkatan pengenceran mikroba dengan menggunakan larutan BaCl2
diperoleh pada pengenceran ke-8 kemudian di 1% dan H2SO4 1%.
analisis didapatkan nilai rerata 4,33 CFU/ml, Standar kekeruhan Mc Farland ini
nilai standar deviasi 4,41, nilai LOD 13,85 dimaksudkan untuk menggantikan perhitungan
CFU/ml dan nilai LOQ 138,5 CFU/ml. bakteri satu per satu dan untuk memperkirakan
Penentuan sensitivitas dan spesifisitas kepadatan sel yang akan digunakan pada
Menggunakan media chromocult agar prosedur pengujian antimikroba. Berdasarkan
untuk sampel spike dengan menggunakan filter penelitian (Dian dan Shyntya, 2014) bahwa
saring 0,45 µm didapatkan hasil true positif (a) semakin tinggi pengenceran maka
sebanyak 48, false positif (b) sebanyak 0, false pertumbuhan koloni mikroba akan semakin
negatif (c) sebanyak 2, dan true negatif (d) berkurang sehingga jumlahnya semakin sedikit
sebanyak 0 dengan jumlah uji indol seluruhnya dengan memiliki warna dan bentuk yang sama.
sebanyak 50 uji. Pada perhitungan spesifisitas Berdasarkan penelitian Gupta dkk
didapatkan hasil 0% CFU/ml. tahun 2012 jumlah koloni bakteri E.coli
Syarat Keberteriman merupakan dengan 5 pengamat hasil perhitungannya
bahwa metoda telah memenuhi persyaratan berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh
yang sudah di sepakatin sehingga metoda penglihatan, ketelitian dan kondisi dari setiap
tersebut valid digunakan. Menurut Permenkes orang yang berbeda, kondisi sampel dan juga
No. 43 tahun 2013 nilai syarat keberterimaan suhu lingkungan dari bakteri. Penglihatan
parameter presisi <6% dan menurut pengamat yang menentukan keakurasian dari
International Conference on Harmonization perhitungan jumlah koloni bakteri tersebut
(ICH) nilai syarat keberterimaan parameter dengan data yang berbeda meskipun dengan
akurasi 95-105%. Berdasarkan hasil penelitian sampel dan jumlah faktor pengenceran. Suhu
yang telah di analisis ditemukan bahwa nilai lingkungan juga menjadi faktor utama dalam
akurasi dan presisi berada di luar nilai rentang menentukan keakurasian dari perhitungan
syarat keberterimaan yang di artikan bahwa jumlah bakteri, karena bakteri dapat
metoda tersebut belum valid dan perlu berkembang biak dalam suhu tertentu (Gupta,
dilakukan penelitian lebih lanjut. Kamboj, & Kaushik, 2012). Fase eksponensial
Metode baru yang dikembangkan atau disebut juga fase logaritmik terjadi ketika
seharusnya mempunyai sifat-sifat; (1) akurat, bakteri sudah mampu menyesuaikan diri
artinya metoda yang dikembangkan mampu dengan lingkungan sehingga laju kecepatan
memperoleh hasil analisis yang sedekat pembelahan sel berlangsung dengan baik
mungkin dengan nilai sebenarnya yang (Ridhwan, 2012). Pertumbuhan suatu bakteri
diterima (accepted true value), (2) presisi, dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan,

46
P-ISSN : 2355-9853
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal)
E-ISSN : 2622-4135
Volume 6 Nomor 1 Tahun 2019

antara lain nutrien berupa zat organik seperti tropis jenis ini. Stasiun pengambilan sampel
garam-garam yang mengandung Na, K, Ca, dari lokasi yang cukup berpolusi tinggi
Mg, Fe, Cl, S dan menghasilkan konsentrasi E. Coli
P. Selain itu, mikroba juga memerlukan (Byamukama, Kansiime, Mach, & Farnleitner,
sumber makanan yang mengandung C, H, O, N 2000)
yang diambil dalam bentuk senyawa organik, Menurut penelitian Finney dkk
seperti karbohidrat, protein, lemak dan menunjukkan kesesuaian agar Chromocult
sebagainya. Selain itu suhu juga sangat sebagai alternatif untuk agar MacConkey
mempengaruhi pertumbuhan dan kegiatan untuk identifikasi dan penghitungan kotoran
fisiologi suatu mikroba atau bakteri. manusia Enterobacteriaceae tanpa perlu
Kebanyakan mikroorganisme perusak bahan melakukan tes biokimia lebih lanjut untuk
pangan atau makanan mempunyai suhu konfirmasi identitas. Ada pemulihan
pertumbuhan optimal seperti suhu sebanding jumlah bakteri dari 225 sampel
pertumbuhan mikroorganisme mesofilik, yaitu tinja yang diuji dan tidak ada perbedaan yang
pada kisaran temperatur 25° C-30° C signifikan (P <0,05) antara jumlah yang
(Saryono, Fitriani, & Soedjanaatmadja, 2017). dipulihkan pada dua media. Chromocult agar
Berdasarkan deskripsi hasil penentuan memungkinkan penentuan cepat
sensitivitas 96% dan spesifisitas 100% yang Enterobacteriaceae feses dan memiliki
mengartikan bahwa media chromocult coliform keunggulan dibandingkan media Mac Conkey
agar sangat spesifik untuk identifikasi E. Coli. dari pencacahan faecal E. coli yang terpisah,
Menurut ISO 9308-1 (2014) Chromocult® total coliform dan non- coliform (Finney,
Coliform Agar adalah media kultur Smullen, Foster, Brokx, & Storey, 2003).
kromogenik selektif dan diferensial untuk
analisis mikrobiologis sampel air. Dalam 24 KESIMPULAN
jam media ini memungkinkan deteksi, Nilai Presisi hitung angka bakteri
diferensiasi dan penghitungan simultan bakteri Escherichia coli dari sampel spike dengan
E. coli dan coliform dalam air minum. metoda Colony Forming Unit (CFU) dengan
Penghitungan E. coli didasarkan pada menggunakan media chromocult agar sebesar
pembelahan kedua substrat X- glucuronide oleh 26,35%, Nilai Akurasi hitung angka bakteri
ß-D-glucoronidase dan Salmon-GAL oleh ß- Escherichia coli dari sampel spike dengan
D-galactosidase, kombinasi enzim, yang metoda Colony Forming Unit (CFU) dengan
merupakan karakteristik dari E. coli. Di menggunakan media chromocult agar sebesar
hadapan E. coli kedua substrat dibelah, 229,33%, Nilai Batas deteksi hitung angka
menghasilkan koloni yang mengambil warna bakteri Escherichia coli dari sampel spike
biru gelap menjadi violet yang bertentangan dengan metoda Colony Forming Unit (CFU)
dengan salmon merah koloni bakteri coliform dengan menggunakan media chromocult agar
lainnya. pada LOD sebesar 13,85 CFU/ml dan LOQ
Bakteri non-coliform muncul sebagai sebesar 138,5 CFU/ml, Nilai Spesifisitas
tidak berwarna atau dalam kasus yang jarang hitung angka bakteri Escherichia coli dari
terjadi sebagai koloni pirus. Formulasi CCA sampel spike dengan metoda Colony Forming
mengandung sodium heptadecylsulfate (mis. Unit (CFU) dengan menggunakan media
Tergitol® 7) sebagai penghambat bakteri chromocult agar pada Spesifisitas 100%.
Gram-positif tanpa efek negatif pada
pertumbuhan bakteri coliform yang ditargetkan UCAPAN TERIMA KASIH
/ E. Coli. Menurut penelitian Byamukama dkk, Ucapan terimakasih disampaikan
2000 untuk lebih mengkarakterisasi koloni E. kepada Kepala UPTD Balai Laboratorium
coli dugaan dari CCA, pengujian indole Kesehatan Provinsi Sumatera Barat yang telah
dilakukan pada 290 koloni E. coli dugaan yang memberi izin untuk melakukan penelitian di
dipilih secara acak dari CCA, menghasilkan instalasi laboratorium kesehatan masyarakat
281 koloni indol positif. Menurut hasil ini, UPTD BLK Provinsi Sumatera Barat.
kesalahan 3% dapat diperkirakan,
menunjukkan bahwa isolasi
E. coli dan identifikasi simultan yang REFERENSI
andal oleh CCA dapat dilakukan di perairan Agustini, S. (2017). Harmonisasi Standar

47
P-ISSN : 2355-9853
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal)
E-ISSN : 2622-4135
Volume 6 Nomor 1 Tahun 2019

Nasional (SNI) Air Minum Dalam 7012(03)00068-X


Kemasan Dan Standar Internasional. Gupta, S., Kamboj, P., & Kaushik, S. (2012).
Majalah Teknologi Agro Industri. Methodology for automatic bacterial
Badan Pengawasan Obat dan Makanan colony counter. Advances in Intelligent
Republik Indonesia. (2008). Pengujian and Soft Computing.
Mikrobiologi Pangan. Badan POM RI. https://doi.org/10.1007/978-3-642-30157-
Byamukama, D., Kansiime, F., Mach, R. L., & 5_56
Farnleitner, A. H. (2000). Determination Kepmenkes RI No. 907. (2002). Syarat-Syarat
of Escherichia coli contamination with dan Pengawasan Kualitas Air Minum.
chromocult coliform agar showed a high https://doi.org/10.1007/s13398-014-0173-
level of discrimination efficiency for 7.2
differing fecal pollution levels in tropical Ridhwan, M. (2012). Tingkay Keanekaragaman
waters of Kampala, Uganda. Applied and Hayati dan Pemanfaatannya di Indonesia.
Environmental Microbiology. Jurnal Biology Education.
https://doi.org/10.1128/AEM.66.2.864- Saryono, S., Fitriani, F., & Soedjanaatmadja, U.
868.2000 M. S. (2017). BEBERAPA
Finney, M., Smullen, J., Foster, H. A., Brokx, MIKROORGANISME YANG
S., & Storey, D. M. (2003). Evaluation of MENGHASILKAN ENZIM
Chromocult coliform agar for the INULINASE, ISOLASI DAN
detection and enumeration of KARAKTERISASI ENZIM DARI
Enterobacteriaceae from faecal samples Aspergillus flavus Gmn11.2 GALUR
from healthy subjects. Journal of LOKAL. Chimica et Natura Acta.
Microbiological Methods. https://doi.org/10.24198/cna.v4.n3.11030
https://doi.org/10.1016/S0167-

48

You might also like