You are on page 1of 11

Efficacy and safety of lornoxicamvs ibuprofen in

primarydysmenorrhea: a randomized, double-blind, double


dummy, active-controlled, cross over study

A. Apakah hasil penelitian valid?


1. Apakah pasien pada penelitian dirandomisasi?
Jawaban : Ya.
Penelitian ini bersifat random yang tertera pada :
a) Judul penelitian :

b) Abstract :

c) Materials and methods :


Trialdesign
Participants satisfying the inclusion and exclusion criteria were
randomized through one block randomization (Random allocation
software version 1.0) to allocate study medication. The third
person independent of the study generated random allocation
sequence. The study was double-blind, double dummy, active
control, complete block cross-over trial.

2. Apakah cara melakukan randomisasi dirahasiakan?


Jawaban : Ya
Penelitian ini melakukan randomisasi dirahasiakan yang tertera pada :
Halaman 2 bagian Material and method:
Trial design
Participants satisfying the inclusion and exclusion criteria were
randomized through one block randomization (Random allocation
software version 1.0) to allocate study medication. The third
person independent of the study generated random allocation
sequence. The study was double-blind, double dummy, active
control, complete block cross-over trial. Study was 2-sequence
crossover design over consecutive menstrual cycles (two treat-
ment periods) (Table 1). The treatment unit included two boxes
(one labeled for each treatment period); each containing two
medication strips having one capsule and one tablet. Study
medications were prepared in double dummy method in such a
way that each treatment would appear identical to ensure
blinding. The two treatment regimens were assigned to partici-
pants comprising an either sequence I (Cap. Lornoxicam
8 mg + Tab. Placebo) or sequence II (Tab. Ibuprofen 400 mg + Cap.
Placebo) two times daily for a maximum three day. Participants
were allowed to use any analgesics as rescue medication during
each treatment period, if study medication was insufficient to
control pain. Those who took rescue medication before 1 h of study
medication were excluded from the analysis.

3. Apakah follow-up kepada pasien cukup panjang dan lengkap?


Jawaban : Ya.
Penelitian ini dilakukan . Prosedur penelitian ini tertera pada :
1) Abstract :
2) Results :
4. Apakah pasien dianalisis di dalam grup di mana mereka dirandomisasi?
Jawaban : Ya
Pasien dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok
eksperimen lornoxicam yang menerima pemberiaan dan kelompok control
berupa pemberian ibuprofen. Hal initerterapada :

1) Abstract
Study design: This doubled blind, double dummy, randomized,
comparable study of lornoxciam versus ibuprofen was conducted at Sir
Takhtsinghji General Hospital, Bhavnagar, Gujarat, India. Total 57
primary dysmenorrhea participants having mean age standard deviation
(SD) of 19.2 2.08 were analyzed. The participants were randomly
allocated to either lornoxicam 8 mg or ibuprofen 400 mg two times a
day for maximum of three days on two consecutive menstrual periods.
The different medication was taken on each cycle. The analgesic
efficacy was compared by a total area under pain relief score to 4 and 8
h, pain intensity difference, sum of pain intensity difference to 4 and 8 h,
peak pain intensity difference to 4 and 8 h, peak pain relief to 4 and 8 h,
total medication consumption, rescue medication and participant global
evaluation. Adverse effects were recorded in both groups.
2) Materials dan Metods
Trial design
Participants satisfying the inclusion and exclusion criteria
wererandomizedthrough one block randomization (Random
allocationsoftware version 1.0) to allocate study medication. The third
person independent of the study generated random allocation sequence.
The study was double-blind, double dummy, active control, complete
block cross-over trial. Study was 2-sequence crossover design over
consecutive menstrual cycles (two treat- ment periods) (Table 1). The
treatment unit included two boxes (one labeled for each treatment
period); each containing two medication strips having one capsule and
one tablet. Study medications were prepared in double dummy method
in such a way that each treatment would appear identical to ensure
blinding. The two treatment regimens were assigned to partici- pants
comprising an either sequence I (Cap. Lornoxicam 8 mg + Tab.
Placebo) or sequence II (Tab. Ibuprofen 400 mg + Cap. Placebo) two
times daily for a maximum three day. Participants were allowed to use
any analgesics as rescue medication during each treatment period, if
study medication was insufficient to control pain. Those who took
rescue medication before 1 h of study medication were excluded from
the analysis.

5. Apakah pasien, klinisi, dan peneliti blind terhadap terapi?


Jawaban : Ya
Peneliti dan pasien blind terhadap terapi yang diberikan, akan tetapi
klinisimengetahui terapi yang diberikan.
Participants satisfying the inclusion and exclusion criteria were randomized
through one block randomization (Random allocationsoftware version 1.0) to
allocate study medication. The third person independent of the study
generated random allocation sequence. The study was double-blind, double
dummy, active control, complete block cross-over trial. Study was 2-
sequence crossover design over consecutive menstrual cycles (two treatment
periods) (Table 1). The treatment unit included two boxes(one labeled for
each treatment period); each containing two medication strips having one
capsule and one tablet. Study medications were prepared in double dummy
method in such a way that each treatment would appear identical to ensure
blinding. The two treatment regimens were assigned to participants
comprising an either sequence I (Cap. Lornoxicam 8 mg + Tab. Placebo) or
sequence II (Tab. Ibuprofen 400 mg + Cap. 101 Placebo) two times daily for
a maximum three day.

6. Apakah grup pasien diperlakukan sama, selain dari terapi yang


diberikan?
Jawaban :
Ya, antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diberi perlakuan
yang sama. Kelompok eksperimen diberikan lornoxicamdan kelompok
kontrol diberikan Ibuprofen.Hal ini dibuktikan pada halaman 2 di Material
and method:
participants were asked to attend mthe clinic after each menstrual cycle with
their diary and any unused study mmedications. At every visit during entire
study period, an investigator recorded all the observation, AEs, global
evaluation and details about concomitant medications from the participants.
7.Apakah karakteristik grup pasien sama pada awal penelitian, selain dari
terapi yang diberikan?
Jawaban : Ya
Karakteristikpasiensama. Hal initertulisdalamTabel 2.

B. Apakah hasil penelitian penting?

Seberapa penting hasil penelitian Penting, karena dengan penelitian ini menunjukkan
ini? hasil penelitian yang didapat bisa digunakan sebagai
bahan informasi untuk pasien kita dengan nyeri
dismenorea dapat diberikan terapi antara lornoxicam
untuk mengurangi nyeri dismenorea atau dapat
diberikan terapi ibu profen. Evaluasi intensitas nyeri
pada titik waktu yang berbeda menunjukkan itu
lornoxicam dan ibuprofen bermanfaat dalam
mengurangi rasa nyeri menstruasi .
Seberapa tepat estimasi dari efek Besarnyanilai NNT yaitu 50 berartisetiap 50 remaja
terapi? nyeri dismenorea yang mendapatkan perlakuan
lornoxicam akan tampak pengurangan satu kasus
dismenorea. Nilai NNT memiliki rentang kepercayaan
terhadap kebenaranya nilai CI 0,882 – 0,882berarti
nilai NNT bermakna karena CI tidak melampaui angka
satu dan rentangnya sempit.
Intervensi Efektif Tidak Efektif Total

Exercise 52/a 5/b 57

Menfenamic acid 53 /c 4/d 57

105 9 114

Control event rate


(CER) = c/ c+d
CER = 53/ 53+ 4 = 0,93
Experimental event rate (EER) = a/ a+b
EER = 52 / 52+ 5 = 0,91

Relative Risk Absolute Risk Number Needed to


Reduction (RRR) Reduction (ARR) Treat (NNT)
CER EER CER-EER/ CER EER-CER 1/ARR
0,93 0,91 (0,93-0,91) / 0,93 0,91-0,93= -0,02 1 / 0,02= 50
= 0,022
95% CI

95% CI = +/- 1,96 √[CER x (1-CER)/ #pasien kontrol + EER x (1-EER)/ # pasien
eksperimen]
95% CI =+1,96 √[CER x (1-CER)/ #pasien kontrol + EER x (1-EER)/ # pasien
eksperimen]
=+1,96 √[0,93x (1-0,93)/ 57 +0,91x (1-0,91)/ 57]
=+1,96 √[0,93x 0,07/ 57 +0,91x 0,09/ 57]
=+1,96 √[0,07/ 57+0,08/ 57]
=+1,96 √[0,001 +0,001]
=+1,96 √0,002
=+1,96x0,045
=+0,882
95% CI = -1,96 √[CER x (1-CER)/ #pasien kontrol + EER x (1-EER)/ # pasien
eksperimen]
=-1,96 √[0,93x (1-0,93)/ 57 +0,91x (1-0,91)/ 57]
=-1,96 √[0,93x 0,07/ 57 +0,91x 0,09/ 57]
=-1,96 √[0,07/ 57 +0,08/ 57]
=-1,96 √[0,001 +0,001]
=-1,96 √0,002

EER 111/ 173 0.64


experiment event rate

CER 11/49 0.22


control event rate
RR = EER / CER 0,91/0,93 0,98 Kemungkinan subjek eksperimen yang diberi
relative risk terapi lornoxicam 0,98 kali mengalami
penurunan rasa sakit dismenorhea disbanding
dengan subjek kontrol yang diberikan terapi
ibuprofen.

RRR= 1 – RR 1-0,98 0,02 Dengan diberikan lornoxicam dapat mengurangi


relative risk increase intensitas nyeri dismenorea sebanyak 2%
disbanding kelompok kontrol.

ARR = EER – CER 0.91 -0.93 0.02 Insiden kegagalan pemberian untuk mengurangi
absolute risk increase nyeri dismenoreadapat menurun 2 %
dibandingan kelompok kontrol

NNT = 1 / ARR 1 1/0,02 50 Kita memerlukan 50 remaja putrid


number need to treat untukdiberikan terapi lornoxicam untuk
mengurangi nyeri dismenorea.

=-1,96x0,045
=-0,882
C. Apakah hasil penelitian yang valid dan penting tersebut applicable (dapat
diterapkan) dalam praktek sehari-hari?
1. Apakah hasilnya dapat Hasil penelitian ini dapat diterapkan dalam praktik kebidanan
diterapkan kepada karena dapat menurunkan intensitas nyeri dismenorea.
pasien kita?
2. Apakah karakteristik Tidak, karakteristik pasien samadengan subjek penelitian,
pasien kita sangat yaitu wanita yang mengalami nyeri dismenorea.
berbeda dibandingkan
pasien pada penelitian
sehingga hasilnya tidak
dapat diterapkan?
3. Apakah hasilnya Ya, hasilnya dapat diterapkan di tempat kerja kita, sebab
mungkin dikerjakan di menurut hasil ARI yang diberikan lornoxicam mengalami
tempat kerja kita? penurunan 2% terhadap nyeri disminore dari pada terapi
kontrol.
4. Apa kemungkinan Manfaat dari lornoxicam ini ialah mengurangi rasa nyeri haid.
benefit dan harm dari
terapi tersebut?
5. Metode I: f Risiko terhadap pasien kita, relatif terhadap pasien pada
penelitian diekspresikan dalam bentuk desimal: 0,5

NNT/f = 50/ 0,5 = 25

(NNT bagi pasien kita)

Metode II: 1/ (PEERxRRR) PEER (patient’s expected event rate) adalah event rate dari
pasien kita bila mereka menerima kontrol pada penelitian
tersebut = 0,5

1/ (PEERxRRR) = 1/ (0,5x 0,02)


= 1/0,01
=100

(NNT bagi pasien kita)


Apakah value dan preferensi pasien dipenuhi dengan terapi ini?
6. Apakah kita dan pasien Ya, berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian, kita
kita mempunyai
dan pasien memiliki penilaian yang tepat.
penilaian yang jelas dan
tepat akan value dan
preferensi pasien kita?

7. Apakah value dan Iya, pasien teleah memenuhi value dari penelitian dengan
preferensi pasien kita
pemberian lornoxicam dapat menurunkan intensitas nyeri
dipenuhi dengan terapi
yang akan kita berikan? dismenorea.
f adalah faktor dorongan. f merupakan perkiraan berapa tinggi atau rendahnya risiko
kematian pasien kita dibandingkan pasien pada penelitian. Bila pasien kita
kemungkinan meninggalnya 2 kali lebih besar dibandingkan pasien pada penelitian,
maka besar f adalah 2. Bila pasien kita kemungkinan meninggalnya 2 kali lebih kecil
dibandingkan pasien pada penelitian, maka besar f adalah 0,5.
DaftarPustaka

Patel JC, et al.2015.Efficacy and safety of lornoxicamvs ibuprofen in primary


dysmenorrhea: a randomized, double-blind, double dummy, active-controlled,
cross over study. Eur J ObstetGynecol (2015), http://dx.doi.org/10.1016/
j.ejogrb.2015.03.005(diakses pada10-11- 2019 pukul 12.00 WIB)

You might also like