You are on page 1of 14

Identifikasi Faktor-Faktor Keberhasilan Implementasi…

Andika Bayu Saputra

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN IMPLEMENTASI


SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT

THE IDENTIFICATION OF SUCCESS FACTORS IMPLEMENTATION


MANAGEMENT INFORMATION OF HOSPITAL

Andika Bayu Saputra


Magister Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia
Jl. Kaliurang Km.14.5, Sleman, Daerah Istimewa Jogjakarta, Indonesia
Email: dika.putra.21@gmail.com

diterima: 18 Desember 2015 | direvisi: 28 Januari 2016 | disetujui: 29 Januari 2016

ABSRACT
Implementation SIMRS currently still experiencing problems and obstacles level of user acceptance. This study
analyzed the results of evaluation of the success factors SIMRS application using HOT-Fit Model
(Organization Human Technology - Net benefits). The model have been selected for this model may provide
an explanation and provide identification factor of the implementation of a system in terms of Technology,
Human, Organization and Net benefit. The model included eight variables consist of System Quality,
Information Quality, Service Quality, Use of the System, User Satisfaction, Organizational Structure,
Environmental Organizations and Net benefits (the benefit system). Based on the results of data obtained from
the RS PKU Muhammadiyah Temanggung, it can be concluded that the variables that affect the successful
implementation SIMRS is on the side of the variable tehnology is the quality of the system, the quality of
information and service quality, while from the variable human ie user satisfaction affects the use of the system,
in terms of organization variables which greatly affect the structure of the existing organizational environment.
The successful implementation of SIMRS at RS PKU Muhammadiyah Temanggung influenced by the support
and encouragement from the managerial to the users SIMRS conditions and the availability of adequate
facilities in the hospital environment for use SIMRS.
Keywords: Information System, Managemen, Hospital
ABSTRAK
Penerapan SIMRS saat ini masih mengalami kendala dan hambatan ditingkat penerimaan pengguna Penelitian
ini melakukan analisis terhadap hasil Evaluasi faktor-faktor keberhasilan penerapan SIMRS dengan
menggunakan Model HOT-Fit (Human Organization Technology – Net benefits). Model ini dapat memberikan
penjelasan dan memberikan identifikasi faktor penerapan sebuah sistem dari sisi Teknologi, Manusia,
Organisasi dan Net benefit. Model ini melibatkan delapan variabel yang terdiri dari Kualitas Sistem, Kualitas
Informasi, Kualitas Layanan, Penggunaan Sistem, Kepuasan Pengguna, Struktur Organisasi, Lingkungan
Organisasi dan Manfaat Sistem. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari RS PKU Muhammadiyah Temanggung,
maka dapat disimpulkan bahwa variabel yang mempengaruhi keberhasilan penerapan SIMRS adalah dari sisi
variabel teknologi yaitu kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas layanan, sedangkan dari sisi variable
manusia yaitu kepuasan pengguna mempengaruhi penggunaan sistem, dari sisi variabel organisasi yaitu
struktur sangat mempengaruhi lingkungan organisasi yang ada. Keberhasilan penerapan SIMRS di RS PKU
Muhammadiyah Temanggung dipengaruhi oleh adanya dukungan dan dorongan dari pihak manajerial kepada
para pengguna SIMRS serta tersedianya kondisi fasilitas yang memadai di lingkungan rumah sakit untuk
menggunakan SIMRS.

Kata Kunci : Sistem Informasi, Manajemen, Rumah Sakit

135
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Vol. 19 No.3 Februari 2016: 135-148

I. PENDAHULUAN pengelolaan data di rumah sakit yang sangat besar


dan belum tersusun secara baik sehingga pelayanan
Teknologi sistem informasi telah mendorong
pihak rumah sakit tidak berjalan secara efektif. Selain
dan mempengaruhi pelayanan kesehatan yang
itu, saat ini rumah sakit masih belum menyadari
dibutuhkan dalam rangka memenuhi tuntutan
seberapa banyak informasi yang telah didapat dan
masyarakat akan ketepatan dan kecepatan pelayanan
diproses serta didistribusikan baik secara manual
yang diberikan oleh rumah sakit. Rumah sakit
maupun secara komputerisasi.
sebagai tempat pelayanan kesehatan diharapkan
Sistem informasi yang telah terkomputerisasi
mampu memberikan pelayanan yang maksimal
memiliki kelebihan dalam hal kecepatan dan
kepada masyarakat. Perkembangan Sistem Informasi
ketepatan untuk pengolahan data, agar dapat
Manajemen rumah sakit (SIMRS) yang berbasis
meminimalkan kesalahan yang terjadi. Sistem
komputer di Indonesia telah dimulai pada akhir
informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) adalah
dekade 80’an. Salah satu yang pada waktu itu telah
suatu sistem terkomputerisasi yang mampu
memanfaatkan komputer untuk mendukung
melakukan pengolahan data secara cepat, akurat, dan
operasionalnya adalah Rumah Sakit Husada.
menghasilkan sekumpulan informasi yang saling
Implementasi sistem informasi manajemen rumah
berinteraksi untuk diberikan kepada semua tingkatan
sakit pada saat itu kurang mendapatkan hasil yang
manajemen di rumah sakit.
cukup memuaskan semua pihak. Ketidak berhasilan
Hasil informasi dari data yang telah diolah yaitu
dalam pengembangan sistem informasi tersebut lebih
berupa laporan, dapat digunakan oleh pengguna
disebabkan dalam segi perencanan kurang baik,
dalam mengambil keputusan untuk peningkatan
dimana identifikasi faktor-faktor penentu
upaya pelayanan kesehatan. SIMRS berfungsi untuk
keberhasilan (critical success factors) dalam
pengendalian mutu pelayanan, pengendalian mutu
implementasi sistem informasi manajemen rumah
dan penilaian produktivitas, penyederhanaan
sakit tersebut kurang lengkap dan menyeluruh.
pelayanan, analisis manfaat dan perkiraan
Perkembangan dan perubahan yang cepat dalam
kebutuhan, penelitian klinis, pendidikan, serta
segala hal juga terjadi di dunia pelayanan kesahatan.
perencanaan dan evaluasi program (Kapalwi 2009).
Departemen Kesehatan RI telah mengeluarkan
Perkembangan sistem informasi manajemen
kebijakan yang menjadi pedoman bagi
khususnya rumah sakit, saat ini belum bisa dikatakan
penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang
mengalami perkembangan yang cukup baik. Masih
dilaksanakan oleh pemerintah maupun swasta dalam
banyaknya hal yang bersifat operasional dan
rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di
manajerial, membuat penerapan SIMRS mengalami
rumah sakit, sesuai dengan Peraturan Menteri
hambatan. Termasuk di RS PKU Muhammadiyah
Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Temanggung ini. Walaupun penerapan sistem
1171/MENKES/PER/VI/2011 (PMKRI 2011). Per-
informasi telah dilakukan, namun penggunaan sistem
turan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
ini masih memiliki banyak kendala dan hambatan.
1171/MENKES/PER/VI/2011 Pasal 1 Ayat 1
Hal inilah yang membuat SIMRS tidak maksimal
disebutkan bahwa “Setiap rumah sakit wajib
digunakan oleh pihak Rumah Sakit. Selain itu
melaksanakan Sistem Informasi Rumah Sakit”.
pengguna yang merasa kesulitan dalam hal
Sistem informasi rumah sakit merupakan salah satu
penggunaan sistem, membuat pelaksanaan sistem ini
komponen yang penting dalam mewujudkan upaya
menjadi terhambat. Kesulitan pengguna dalam
peningkatan mutu tersebut. Sistem informasi rumah
menggunakan sistem informasi akan memberikan
sakit secara umum bertujuan untuk menginte-
dampak kepada ketidakberhasilan penerapan
grasikan sistem informasi dari berbagai subsistem,
SIMRS, yang akan berpengaruh terhadap pelayanan
mengumpulkan, menyajikan dan mengolah data
rumah sakit kepada masyarakat.
rumah sakit sehingga menghasilkan informasi yang
Kondisi sistem informasi yang ada pada rumah
diperlukan sebagai pengambilan keputusan bagi
sakit saat ini dapat digambarkan sebagai berikut:
rumah sakit. Namun, pada saat ini banyak rumah
sakit yang tidak menyadari betapa pentingnya

136
Identifikasi Faktor-Faktor Keberhasilan Implementasi…
Andika Bayu Saputra

1. Masing-masing program memiliki sistem harus dihindari agar implementasi SIM RS tidak
informasi sendiri yang belum terintegrasi, dikatakan gagal / kurang berhasil. Diharapkan
sehingga bila diperlukan informasi yang dengan adanya penelitian ini akan memberikan
menyeluruh diperlukan waktu yang cukup lama metode baru yang perlu diperhatikan ketika sebuah
seperti data pasien dengan data keuangan / rumah sakit akan mengimplementasikan Sistem
tagihan serta data rekam medis pasien. informasi manajemen rumah sakit.
2. Terbatasnya perangkat keras (hardware) dan Secara umum, permasalahan dalam
perangkat lunak (software) di berbagai jenjang implementasi sistem informasi terintegrasi pada
padahal kapabilitas untuk itu dirasa memadai. rumah sakit adalah sebagai berikut (Wijaya 2011).
3. Terbatasnya kemampuan dan kemauan sumber a. Implementasi sistem informasi merupakan
daya manusia untuk mengelola dan proyek yang menuntut kerja keras dan kerja
mengembangkan sistem informasi cerdas. Hal ini didukung oleh orang – orang yang
4. Masih belum membudayanya pengambilan suka terhadap perubahan, suka terhadap pola
keputusan berdasarkan data / informasi. pekerjaan yang berhubungan dengan orang dan
5. Belum adanya pengembangan karir bagi menyukai pekerjaan yang menantang untuk
pengelola sistem informasi, sehingga sering menciptakan suatu perubahan yang dapat
sekali timbul keengganan bagi petugas untuk menjadikan pekerjaan lebih efisien.
mamasuki atau dipromosikan menjadi pengelola b. Sistem informasi yang terintegrasi tidak berkerja
sistem informasi. sendiri. pada prinsipnya cara kerja sistem
6. Adanya penyimpangan dengan menggunakan informasi yang terintegrasi menuntut peran
nota ganda pada banyak transaksi baik dibagian utama dari orang – orang yang mau melakukan
gudang dan kasir. dan menjalankan sesuai prosedur aplikasi
program. Suatu aplikasi program tidak dapat
Sesuai dengan kondisi diatas, pada tiap Rumah bekerja sendiri tanpa sentuhan pengguna untuk
Sakit memiliki kendala yang akan dihadapai dalam melakukan penginputan transaksi operasional
implementasi sistem informasi terintegritas. Baik secara berkala.
dari sisi faktor eksternal rumah sakit maupun faktor c. Implementasi sistem informasi harus dijadikan
internal rumah sakit itu sendiri. Bagi para penyedia pekerjaan utama. Pada tahapan implementasi
jasa pembuatan Sistem Informasi (vendor) proses suatu sistem informasi yang terintergrasi, sering
bisnis yang ada dirumah sakit menjadi acuan awal terjadi kegiatan yang parallel antara sistem baru
dalam pembuatan SIM RS. Pada dasarnya proses dengan sistem tradisional. Hal ini membuat para
bisnis dan alur pelayanan pada tiap-tiap Rumah Sakit pengguna enggan, terbeban dan tidak termotivasi
memiliki kesamaan sehingga pihak vendor memiliki untuk melakukan trial simulasi, implementasi
gambaran awal dalam pembuatan SIM RS. Tidak untuk melakukan input data pada sistem
menutup kemungkinan jika rumah sakit yang satu informasi baru yang belum dikenal. Sikap
dengan yang lainnya meminta perubahan pada sistem pengguna terhadap pelaksanaan sistem informasi
menyesuaikan kondisi yang ada. Perbedaan dari sisi baru dapat dikelompokkan menjadi sebagai
alur bisnis yang ada dirumah sakit dan pada sistem berikut, (1) Kelompok Pro Perubahan, (2)
terkadang membuat sistem informasi tersebut dalam Kelompok Netral, dan (3) Kelompok Perlawanan
implementasinya kurang berjalan lancar sehingga (resistance) terhadap perubahan.
memberikan beban pada rumah sakit dikarenakan d. Perubahan cara kerja dan pola pikir (mindset).
waktu dalam implementasi yang cukup lama dan Setiap Rumah Sakit memiliki budaya cara kerja
menghabiskan dana operasional yang tidak sedikit. yang sudah berjalan selama Rumah Sakit itu
Untuk itu perlu adanya adanya penelitian untuk berdiri.
mengidentifikasi faktor – faktor apa saja yang
mendukung keberhasilan implementasi SIM RS,
selain itu untuk mengetahui faktor – faktor yang

137
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Vol. 19 No.3 Februari 2016: 135-148

Sistem informasi yang ada pada saat ini, dalam Kerangka teori Metode Evaluasi HOT-Fit
penerapannya memiliki banyak tantangan baik dari adalah sebagai berikut:
faktor internal maupun eksternal instansi pelayanan 1. Human. Ada dua hal berikut menjadi komponen
kesehatan dalam hal ini yaitu rumah sakit. Talah penting, yaitu: (a) System use; mengacu pada
banyak ditemukan permasalahan teknis dan non keseringan dan cakupan penggunaan fungsi-
teknis dalam melakukan penerapan sistem informasi fungsi sistem, pelatihan, pengetahuan,
terlebih jika menghadapi pengguna dari beberapa pengharpan, dan penerimaan atau penolakan. (b)
level/tingkatan, baik tingkatan pengguna biasa User Satisfaction; merupakan evaluasi secara
hingga tingkatan manajerial. Secara umum, keseluruhan dari pengalaman pengguna dalam
permasalahan dalam penerapan sistem informasi menggunakan sistem informasi dan potensi
adalah sebagai berikut: (1) Penerapan sistem pengaruh sistem informasi. User satisfaction
informasi merupakan proyek yang menuntut kerja berhubungan dengan pengetahuan
keras dan kerja cerdas. (2) Sistem informasi yang kedayagunaan sistem dan sikap pengguna
terintegrasi dapat bekerja sendiri. (3) Penerapan tentang sistem informasi yang dipengaruhi
sistem informasi harus dijadikan pekerjaan utama. karakteristik pengguan (Preece 2002).
(4) Perubahan cara kerja dan pola pikir. 2. Organization. Dua hal berikut menjadi
Ketidakberhasilan penerapan sistem informasi komponen penting dalam organization, yaitu: (a)
dikarenakan pengembangan sistem informasi yang Structure; struktur organisasi mencerminkan
ada tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi. Hal ini keadaan instansi, budaya, politik, hirarki,
disebabkan, belum diketahui secara pasti bagaimana autonomi, perencanaan dan sistem control,
peran sistem informasi terhadap organisasi. Hasil strategi, manajemen, kepemimpinan dan
penelitian yang telah dilakukan terhadap sistem komunikasi. (b) Environment; lingkungan ini
informasi kesehatan menunjukkan bahwa aspek adalah lingkungan diluar dari organisasi seperti,
pemanfaatan terhadap sistem informasi pada saat ini politik, kebijakan pemerintah, sumber keuangan
masuk pada kategori rendah, sedangkan aspek (pemilik modal), lokasi, kompetisi, hubungan
strategis sistem informasi untuk masa yang akan antar instansi, populasi yang dilayani dan
datang masuk pada kategori tinggi (Setiono 2011). komunikasi.
Pengkategorian peran sistem informasi ini 3. Technology. Komponen dalam teknologi tiga hal
didasarkan menurut McFarlan’s Grid yang terdiri berikut: (a) System Quality; pengukuran fitur-
dari empat kategori yaitu support mode, factory fitur yang terdapat pada sistem informasi
mode, strategic mode dan turnaround mode. terutama kemampuan sistem dan tampilan antar
Penelitian yang akan dilakukan terhadap muka (Preece 2002). Contoh: kemudahan
SIMRS mengacu pada kerangka kerja HOT-Fit. penggunaan, kemudahan pembelajaran, waktu
HOT-Fit adalah salah satu kerangka teori yang tanggapan, kedayagunaan, ketersediaan, tahan
dipakai untuk evaluasi sistem informasi dalam uji, penyesuaian, keamanan dan ketersediaan
bidang pelayanan kesehatan. Teori HOT-Fit dukungan teknis. (b) Information Quality;
ditujukan pada komponen inti dalam sistem berkaitan dengan proses informasi dan informasi
informasi yaitu Human (manusia) – Organization yang dihasilkan oleh sistem. Kriteria dari
(organisasi) – Technology (Teknologi) dan kualitas informasi adalah kelengkapan,
kecocokan diantar ketiga komponen tersebut (Yusof ketepatan, kemudahan pembacaan, tepat waktu,
et al 2006). ketersediaan, relevansi, konsistensi, tahan uji,
Teori HOT-Fit dikemukakan oleh Yusof et al. metode input data, dan kualitas. (c) Service
(2006) di konferensi Internasional Hawaii Sciences Quality; pengukuran secara keseluruhan dari
System ke-39. Teori dibuat dari dua model evaluasi dukungan penyedia jasa sistem atau teknologi.
untuk sistem informasi, model tersebut adalah IS Kriteria yang diukur adalah kecepatan respons,
Success Model (DeLone and Mclean 2004) dan IT jaminann layanan, empati dan penanganan
Organization-Fit Model (Morton 1990). layanan.

138
Identifikasi Faktor-Faktor Keberhasilan Implementasi…
Andika Bayu Saputra

HUMAN
Fit

Influence
System Use

TECHNOLOGY

User
System Satisfication
Quality
NET BENEFIT
Information
Quality Organization

Structure
Service
Quality

Environment

Gambar 1. Kerangka Kerja HOT-Fit (Sumber: Yusof et al 2006)


Figure 1. HOT-Fit Framework (Source: Yusof et al 2006)

4. Net Benefits. adalah keseimbangan antara dengan Information Quality. Sistem akan
dampak positif dan negatif dari pengguna (para menghasilkan keluaran informasi yang baik jika
pekerja medis, manajer, pegawai non medis, pengguna mahir dan puas menggunakan sistem
developer sistem dan semua bagian yang terkait). informasi. Kemahiran pengguna tergantung pada
Net Benefit dapat diakses menggunakan benefit pengetahuan pengguna dan pelatihan terhadap
langsung, efek pekerjaan, efisiensi dan penggunaan sistem informasi. (c) System Use
efektivitas, menurunkan tingkat kesalahan, juga memiliki hubungan timbal balik dengan
komunikasi, mengendalikan pengeluaran dan User satisfaction. Pengguna akan semakin puas
biaya. Semakin tinggi dampak positif yang dalam menggunakan sistem informasi jika
dihasilkan semakin berhasil implementasi sistem pengguna mahir dan memahami sistem
informasi. Fit dapat diukur dan dianalisis informasi. (d) Faktor Environtment seperti
menggunakan jumlah definisi yang diberikan aturan pemerintah dan politik dapat
dari ketiga faktor tersebut. Ketiga faktor tersebut mempengaruhi Structure (struktur organisasi),
berhubungan dalam delapana dimensi relasi atas Structure juga akan mempengaruhi
kesuksesan SIMRS, yaitu System Quality, Environtment, yaitu populasi yang akan dilayani.
Information Quality, Service Quality, System (e) System use dan User Satisfaction akan
Use, User Satisfaction, Organizational memberikan informasi langsung kepada Net
Structure, Organizational Environment dan Net Benefit. Net Benefit akan memberikan timbal
Benfits. Hubungan kedelapan dimensi ini adalah balik juga kepada System Use dan User
sebagai berikut: (a) Saling mempengaruhi baik Satisfaction. (f) Structure dan Environtment
secara sementara dan sebab akibat antara System organisasi akan memberikan informasi langsung
Quality, Information Quality, Service Quality kepada Net Benefit. Net Benefit akan
secara tunggal maupun bersama-sama memberikan timbal balik juga kepada Structure
mempengaruhi System Use dan User dan Environtment organisasi.
Satisfaction. (b) System Use dan User
Satisfaction memiliki hubungan timbal balik

139
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Vol. 19 No.3 Februari 2016: 135-148

II. METODOLOGI Tabel 2. Jenis Kelamin Responden


Table 2. Respondent Gender
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan Jenis Kelamin (Gender) Jumlah (Amount)
pendekatan kuatitatif. Pengumpulan data primer Laki-Laki 41
menggunakan kuesioner yang disusun berdasarkan
Perempuan 70
data dari literatur dan paper yang berhubungan
dengan HOT-Fit. Sedangkan data sekunder pustaka
Berdasarkan usia, responden terdiri atas tiga
regulasi berupa peraturan pemerintah, melakukan
kategori, yaitu 20 – 30 tahun, 31 – 40 tahun, dan 40
penelusuran dari sejumlah literatur seperti jurnal,
– 50 tahun. Data karakteristik responden berdasarkan
paper dan buku yang berhubungan dengan penelitian
usia dapat dilihat pada Tabel 3.
SIMRS.
Pengumpulan data dilakukan di rumah sakit Tabel 3. Usia Responden
yaitu RS PKU Muhammadiyah Sruweng yang ada Table 3. Ages of Respondents
dikebumen. Cakupan data adalah khusus yang terkait Usia (Ages) Jumlah (Amount)
dengan 2 komponen yaitu bagian manajerial RS, 20 – 30 Tahun 97
karyawan RS (SDM) terdiri dari perawat, pegawai
31 – 41 Tahun 12
administrasi, pegawai kasir, pegawai apotik, pegawai
40 – 50 Tahun 2
gudang farmasi, pegawai gudang gizi, dan lainnya.
Analisis data dengan menggunakan metode
Berdasarkan Tabel 3.3 menunjukkan bahwa
HOT-FIT dan metode evaluasi hasil penelitian
responden terbanyak berusia antara 20 – 30 tahun
menggunakan SEM (Structural Equation Model).
yaitu 97 responden atau 87,38% dari total jumlah
III. HASIL DAN PEMBAHASAN responden diikuti dengan responden yang berusia 31
– 40 tahun yaitu 12 responden atau 10,81% dari total
Penelitian dilakukan dengan memperoleh data jumlah responden. Sisanya berasal dari kelompok
dari kuesioner yang disebar. Dari 150 kuesioner yang usia lain, yaitu 41 – 50 tahun sebanyak 2 orang atau
disebar ada 125 kuesioner yang dikembalikan dan 1,80% dari total jumlah responden.
ada 111 kuesioner yang layak dianalisis. Data Berdasarkan jenjang pendidikan, responden
kuisioner seperti terlihat pada Tabel 1. terdiri atas lima kategori, yaitu SMA dan sederajat,
Tabel 1. Hasil Pengumpulan Kuesioner Diploma (D1/D3), Sarjana (S1), Pasca Sarjana (S2)
Table 1. Result of Collecting Questionnaire dan Lainnya.
Kuesioner Jumlah
Tabel 4. Pendidikan Terakhir Responden
(Questionnaire) (Amount)
Table 4. Respondents Last Education
Yang Disebar 150
Pendidikan (Education) Jumlah (Amount)
Yang Kembali 125
SMA 15
Yang Layak Di Analisi 111
Diploma (D1/D3) 103
Sarjana (S1) 3
1. Identitas Responden Pasca Sarjana (S2) 0
Lainnya 0
Deskripsi responden dikelompokkan menjadi
empat, yaitu berdasarkan jenis kelamin, usia, jenjang
Kategori yang terakhir merupakan kategori
pendidikan, dan jabatan dalam organisasi. Secara
pendidikan diluar dari kategori yang ada. Data
terperinci deskripsi responden sebagai berikut.
karakteristik responden berdasarkan jenjang
Berdasarkan jenis kelamin, responden terdiri
pendidikan terakhir dapat dilihat pada Tabel 4.
dari laki-laki dan perempuan. Data identitas
responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat
pada Tabel 2.

140
Identifikasi Faktor-Faktor Keberhasilan Implementasi…
Andika Bayu Saputra

Tabel 5. Jabatan Responden


Table 5. Respondents Position
Jabatan Jumlah Pegaawai Minimal Respondent Responden
(Position) (Worker Total) (Minimal Respondents) (Respondents)
Perawat Pelaksana 123 30 40
Koordinator 22 6 14
Apoteker 5 2 4
Asisten Manajer 22 6 10
Perawatan Administrasi 91 21 25
Penunjang Medis 28 7 10
Total 307 76 111

Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa 9,00%, bidan sebanyak 8 responden atau 7,20%,
responden mayoritas memiliki tingkat pendidikan perawatan administrasi sebanyak 25 responden atau
terakhir sebagai Diploma (D1/D3) sebanyak 103 22,52% dan penunjang medis sebanyak 10 responden
responden atau 92,79% dari total responden. Sisanya atau 9,00%.
dari tingkat pendidikan lain yaitu SMA dan sederajat
sebanyak 15 responden atau 13,51%, Sarjana (S1) 2. Tanggapan dari Responden
sebanyak 3 responden atau 2,70%.
Berdasarkan jabatan dalam organisasi, Jawaban responden di tiap variabel berdasarkan
responden terdiri atas tujuh kategori, yaitu perawat kuesioner yang telah disebar akan diuraikan sebagai
pelaksana, koordinator, apoteker, asisten manajer, berikut:
bidan, perawatan administrasi dan jabatan lainnya
A. Kualitas Sistem
seperti manajer unit. Data responden berdasarkan
jabatan dalam organisasi dapat dilihat pada Tabel 5. Jawaban responden terhadap variable kualitas
Berdasarkan Pada Tabel 5 menunjukkan bahwa sistem dapat dilihat pada Tabel 6. Berdasarkan Tabel
yang menjadi responden mayoritas memiliki jabatan 4.6 terlihat mayoritas responden yaitu sebesar
55,50% dari total jumlah responden menjawab setuju
sebagai perawat pelaksana sebanyak 40 responden
atas pertanyaan mengenai kualitas sistem dari
atau 36,03% dari total responden. Sisanya dari SIMRS dan hanya 3% menjawab sangat tidak setuju
jabatan lain yaitu koordinator sebanyak 14 responden dan 2,52% menjawab tidak setuju.
atau 12,61%, apoteker sebanyak 4 responden atau
3,60%, asisten manajer sebanyak 10 responden atau

Tabel 6. Kualitas Sistem


Table 6. Quality of System
Jenis Jawaban (Type of Answering)
Item
Sangat Tidak
Pertanyaan Sangat Setuju Jumlah
Setuju Tidak Setuju Setuju
(Question Netral (Strongly (Total)
(Strongly (Disagree) (Agree)
Item) Agree)
Disagree)
1 6 21 77 6 111
KS1
0% 5.41% 18.92% 69.37% 5.41% 100%
0 4 21 79 7 111
KS2
0% 3.60% 18.92% 71.17% 6.31% 100%
0 5 21 65 20 111
KS3
0% 4.50% 18.92% 58.56% 18.02% 100%
KS4 13 51 27 16 4 111
0% 45.95% 24.32% 14.00% 3.60% 100%

141
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Vol. 19 No.3 Februari 2016: 135-148

Tabel 6. Lanjutan
Table 6. Continued
Jenis Jawaban
Item (Type of Answering)
Pertanyaan Sangat Tidak Sangat Jumlah
(Question Setuju Tidak Setuju Setuju Setuju (Total)
Netral
Item) (Highly (Disagree) (Agree) (Highly
Disagree) Agree)
0 8 18 71 14 111
KS5
0% 7.21% 16.22% 63.96% 12.31% 100%
Kualitas 14 74 108 308 51 555
Sistem 3% 2.52% 19.46% 55.50% 9.19% 100%

B. Kualitas Informasi Tabel 8. Kualitas Infomasi


Table 8. Quality of Informatios
Jawaban responden terhadap variabel kualitas Jenis Jawaban
informasi dapat dilihat pada Tabel 7. Berdasarkan Item (Type of Answering)
T
data yang dapat dilihar pada tabel Tabel 7 terlihat
STS TS N S SS
bahwa mayoritas responden yaitu sebesar 65,05%
dari total jumlah responden menjawab setuju atas 2 15 31 60 3 111
KL1
pertanyaan mengenai kualitas informasi dari SIMRS 1.80% 13.51% 27.93% 54.05% 2.70% 100%
1 11 35 61 3 111
dan 6,85% menjawab tidak setuju. KL2
0.90% 9.91% 31.53% 54.95% 2.70% 100%
1 9 31 64 6 111
Tabel 7. Kualitas Infomasi KL3
Table 7. Quality of Informations 0.90% 8.11% 27.93% 57.66% 5.41% 100%
Jenis Jawaban 2 10 30 65 4 111
KL4
Item (Type of Answering) 1.80% 9.01% 27.03% 58.56% 3.60% 100%
T Total 6 45 127 250 16 444
STS TS N S SS 1.35% 10.14% 28.60% 56.31% 3.60% 100%
0 13 18 70 10 111 Keterangan (Remarks) :
KI1 STS : Sangat Tidak Setuju (Highly Disagree)
0% 11.71% 16.22% 63.06% 9.01% 100%
TS : Tidak Setuju (Disagree)
0 7 18 72 14 111 N : Netral (Neutral)
KI2
0% 6.31% 16.22% 64.86% 12.61% 100% S : Setuju (Agree)
1 8 24 74 4 111 SS : Sangat Setuju (Highly Agree)
KI3
0.90% 7.21% 21.62% 66.67% 3.60% 100%
Jawaban responden terhadap variabel kualitas
KS4 0 4 25 74 8 111
0% 3.60% 22.52% 66.67 7.21 100% informasi dapat dilihat pada Tabel 7. Berdasarkan
0 6 20 71 14 111 data yang dapat dilihar pada tabel Tabel 7 terlihat
KS5
0% 5.41% 18.02% 63.96% 12.61% 100% bahwa mayoritas responden yaitu sebesar 65,05%
Total 1 38 105 361 50 555 dari total jumlah responden menjawab setuju atas
0.18% 6.85% 18.92% 65.05% 9.01% 100% pertanyaan mengenai kualitas informasi dari SIMRS
Keterangan (Remarks) :
STS : Sangat Tidak Setuju (Highly Disagree) dan 6,85% menjawab tidak setuju.
TS : Tidak Setuju (Disagree)
N : Netral (Neutral) D. Penggunaan Sistem
S : Setuju (Agree)
SS : Sangat Setuju (Highly Agree) Jawaban responden terhadap variable
penggunaan sistem dapat dilihat pada Tabel 9.
C. Kualitas Layanan Berdasarkan Tabel 3.9 terlihat bahwa mayoritas
Jawaban responden terhadap variabel kualitas responden yaitu sebesar 61,73% dari total jumlah
layanan dapat dilihat pada Tabel 8. responden menjawab setuju atas pertanyaan
mengenai penggunaan sistem dari SIMRS dan hanya

142
Identifikasi Faktor-Faktor Keberhasilan Implementasi…
Andika Bayu Saputra

0,19% menjawab sangat tidak setuju dan 6,54% menjawab sangat tidak setuju dan 5,54% menjawab
menjawab tidak setuju. setuju.

Tabel 9. Penggunaan Sistem Tabel 11. Kepuasan Pelanggan


Table 9. Uses of the System Table 11. Users Satisfication
Jenis Jawaban Jenis Jawaban
Item (Type of Answering) Item (Type of Answering)
T T
STS TS N S SS STS TS N S SS
0 3 18 66 24 111 0 9 30 61 11 111
PS1 SO1
0.00% 2.70% 16.22% 59.46% 21.62% 100% 0% 8.11% 27.03% 54.95% 9.91% 100%
1 4 17 78 11 111 0 1 17 76 17 111
PS2 SO2
0.90% 3.60% 15.32% 70.27% 9.91% 100% 0% 0.90% 15.32% 68.47% 15.32% 100%
0 9 34 64 4 111 1 10 28 63 9 111
PS3 SO3
0.00% 8.11% 30.63% 57.66% 3.60% 100% 0% 9.01% 25.23% 56.76% 8.11% 100%
0 16 19 65 11 111 0 2 23 68 18 111
PS4 SO4
0.00% 14.41% 17.12% 58.56% 9.91% 100% 0% 1.80% 20.72% 61.26% 16.22% 100%
1 32 88 273 50 444 1 2 28 66 14 111
Total SO5
0.23% 7.21% 19.82% 61.49% 11.26% 100% 0.90% 1.80% 25.23% 59.46% 12.61% 100%
Keterangan (Remarks) : 2 24 126 334 69 555
Total
STS : Sangat Tidak Setuju (Highly Disagree) 0.36% 4.32% 22.70% 60.18% 12.43% 100%
TS : Tidak Setuju (Disagree) Keterangan (Remarks) :
N : Netral (Neutral) STS : Sangat Tidak Setuju (Highly Disagree)
S : Setuju (Agree) TS : Tidak Setuju (Disagree)
SS : Sangat Setuju (Highly Agree) N : Netral (Neutral)
S : Setuju (Agree)
E. Kepuasan Pelanggan SS : Sangat Setuju (Highly Agree)

Jawaban responden terhadap variable Kepuasan G. Lingkungan Organisasi (LO)


Pelanggan dapat dilihat pada Tabel 10.
Berdasarkan Tabel 12 terlihat bahwa mayoritas
Tabel 10. Kepuasan Pelanggan responden yaitu sebesar 61,23% dari total jumlah
Table 10. User Satistification responden menjawab setuju atas pertanyaan
Jenis Jawaban mengenai lingkungan organisasi setelah penerapan
Item (Type of Answering)
T SIMRS dan hanya 3,69% menjawab tidak setuju.
STS TS N S SS
Tabel 11. Kepuasan Pelanggan
1 7 18 72 13 111
PS1 Table 11. Users Satisfication
0.90% 6.31% 16.22% 64.86% 11.71% 100%
Jenis Jawaban
3 22 30 53 3 111
PS2 Item (Type of Answering)
2.70% 19.82% 27.03% 47.75% 2.70% 100% T
Total 4 29 48 125 16 222 STS TS N S SS
1.80% 13.06% 21.62% 56.31% 7.21% 100%
Keterangan (Remarks) : 0 4 18 82 7 111
LO1
STS : Sangat Tidak Setuju (Highly Disagree) 0% 3.60% 16.22% 73.87% 6.31% 100%
TS : Tidak Setuju (Disagree) 0 1 22 73 15 111
LO2
N : Netral (Neutral) 0% 0.90% 19.82% 65.77% 13.51% 100%
S : Setuju (Agree) 0 6 23 70 12 111
SS : Sangat Setuju (Highly Agree) LO3 0% 5.41% 20.72% 63.06% 10.81% 100%
F. Struktur Organisasi 1 18 17 52 23 111
LO4
Berdasarkan data pada Tabel 11 terlihat bahwa 0% 16.22% 15.32% 46.85% 20.72% 100%
1 7 16 65 22 111
mayoritas responden yaitu sebesar 64,31% dari total LO5
0% 6.31% 14.41% 58.56% 19.82% 100%
jumlah responden menjawab setuju atas pertanyaan
mengenai implementasi SIMRS direncanakan
dengan baik oleh pihak manajemen dan hanya 0,31%

143
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Vol. 19 No.3 Februari 2016: 135-148

Tabel 11. Lanjutan yang akan diuji. Dari sebelas hipotesis tersebut
Table 11. Continued terdapat delapan hipotesis yang diterima dan bisa
Jenis Jawaban dilihat pada Tabel 14.
T
Item (Type of Answering)
STS TS N S SS
Tabel 10. Hasiln Hipotesis Penelitian
2 36 96 342 79 555
Total Table 10. Resul of Research Hipotesist
0% 6.49% 17.30% 61.62% 14.23% 100%
Keterangan (Remarks) : Arah Pengaruh
No. Hipotesis Hasil
STS : Sangat Tidak Setuju (Highly Disagree) Dari Ke
TS : Tidak Setuju (Disagree) 1 H1 KS PS Diterima
N : Netral (Neutral) 2 H2 KS KP Diterima
S : Setuju (Agree) 3 H3 KI PS Ditolak
SS : Sangat Setuju (Highly Agree) 4 H4 KI KP Diterima
5 H5 KL PS Ditolak
6 H6 KL KP Diterima
H. Manfaat Sistem (MS) 7 H7 KP PS Diterima
8 H8 SO LO Diterima
Berdasarkan Tabel 13 terlihat bahwa mayoritas 9 H9 PS MS Ditolak
responden yaitu sebesar 68,62% dari total jumlah 10 H10 KP MS Diterima
responden menjawab setuju atas pertanyaan 11 H11 ORG MS Diterima
mengenai manfaat sistem dari SIMRS dan hanya
1,08% menjawab tidak setuju. A. Ada Pengaruh dari Kualitas Sistem (system
quality) Terhadap Pengguna Sistem (system
Tabel 13. Manfaat Sistem user)
Table 13. Benefits System Kualitas sistem dalam sistem informasi menurut
Jenis Jawaban Yusof et al (2006) dapat dinilai dari kemudahan
Item (Type of Answering)
T penggunaan (easy of use), kemudahan untuk
STS TS N S SS dipelajari (easy of learning), response time,
0 2 23 73 13 111 usefulness, ketersediaan, fleksibilitas, dan sekuritas
MS1
0% 1.80% 20.72% 65.77% 11.71% 100% serta menyangkut keterkaitan fitur dalam sistem
0 0 21 80 10 111 termasuk performa sistem dan user interface.
MS2
0% 0.00% 18.92% 72.07% 9.01% 100%
Sedangkan penggunaan sistem (system use)
0 1 20 74 16 111
MS3 0% 0.90% 18.02% 66.67% 14.41% 100% berhubungan dengan siapa yang menggunakan (who
0 0 18 78 15 111 use it), tingkat penggunanya (level of user),
MS4 pelatihan, pengetahuan, harapan dan sikap menerima
0% 0.00% 16.22% 70.27% 13.51% 100%
0 4 26 61 20 111 (acceptance) atau menolak (resistance) sistem.
Total 0% 3.60% 23.42% 54.95% 18.02% 100% Sehingga bisa dianalisis bila kualitas sistem dari
Keterangan (Remarks) : suatu sistem informasi dikatakan baik bila memenuhi
STS : Sangat Tidak Setuju (Highly Disagree)
syarat-syarat yang disebutkan Yusof et al diatas
TS : Tidak Setuju (Disagree)
N : Netral (Neutral) dengan melihat siapa yang menggunakan, tingkat
S : Setuju (Agree) penggunanya, sikap menerima dan menolak sistem
SS : Sangat Setuju (Highly Agree) tersebut. Dalam kasus SIMRS, responden
menganggap kualitas sistem berpengaruh dalam
3. Tanggapan dari Responden penggunaan SIMRS. Hasil penelitian tersebut juga
dimungkinkan karena sebagian besar pengguna
Penelitian tentang penerapan Sistem Informasi
memahami tentang kualitas sistem yang digunakan.
Manajemen Rumah Sakit di RS PKU
Muhammadiyah Temanggung dengan B. Ada Pengaruh Kualitas Sistem (system
mengidentifikasi faktor-faktor keberhasilan quality) Terhadap Kepuasan Pengguna
penerapan SIMRS dengan menggunakan metode (user satisfaction).
HOT-Fit yang dilakukan memiliki sebelas hipotesis

144
Identifikasi Faktor-Faktor Keberhasilan Implementasi…
Andika Bayu Saputra

Berdasarkan hasil observasi terhadap responden perlu dilakukan pembenahan kualitas sistem untuk
kemudahan sistem mempengaruhi kepuasan menghasilkan kualitas informasi yang baik bagi
penggunanya dalam membantu pekerjaan mereka penggunanya.
mengolah data dan informasi. Menurut Purba (2007)
kemudahan teknologi merupakan hal yang D. Ada Pengaruh Kualitas Informasi
mempengaruhi frekuensi penggunaan sistem. (information quality) Terhadap Pengguna
Kemudahan penggunaan juga dipengaruhi oleh Sistem (system use)
kemudahan untuk dipelajari dan kemanfaatan Hasil hipotesis keempat ini menurut peneliti ada
dipengaruhi oleh kemudahan penggunaan. keterkaitan dengan hipotesis sebelumnya (hipotesis
Sementara kemudahan dan kemanfaatan akan ketiga), dimana kualitas informasi akan
mempengaruhi penerimaan sistem oleh mempengaruhi pengunaanya. Bila kualitas informasi
penggunanya. Sistem yang diterima akan yang dihasilkan baik akan memberikan kepuasan
memberikan kepuasan bagi penggunanya. kepada penggunanya dan sebaliknya. Oleh karena itu
Dari kasus penelitian ini, kualitas sistem sudah untuk memberikan kepuasan bagi pengguna SIMRS,
memuskan penggunanya. Dikarenakan adanya perlu ditingkatkan kualitas informasinya.
kemudahaan sistem agar memberikan manfaat
optimal bagi para pengguna dengan lebih
E. Ada Pengaruh Dari Kualitas Layanan
meningkatkan penggunaan SIMRS di rumah sakit. (service quality) Terhadap Penggunaan
Menurut Yusof et al (2006), kepuasan pengguna Sistem (system use).
merupakan keseluruhan penilaian dari pengalaman
pengguna dalam menggunakan sistem informasi dan Berdasarkan hasil pengujian tersebut diatas,
dampak potensialnya. Kepuasan pengguna dapat berarti semakin tinggi kualitas layanan maka akan
dihubungkan dengan kemanfaatan teknologi dan semakin rendah penggunaan sistem informasi
sikap pengguna terhadap sistem. tersebut. Hasil ini menunjukkan bahwa kemudahan
dari vendor menyebabkan responden memiliki
C. Ada Pengaruh Kualitas Informasi ketergantungan yang tinggi terhadap vendor karena
(information quality) Terhadap Pengguna dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi
Sistem (system use) sehingga berkurangnyan responden untuk
menggunakan sistem ini.
Menurut Jogiyanto (2001) kualitas suatu
informasi tergantung dari tiga hal yaitu: (a) Akurat,
F. Ada Pengaruh Dari Kualitas Layanan
informasi harus bebas dari kesalahan dan harus jelas
(service quality) Terhadap Kepuasan
mencerminkan maksudnya. (b) Tepat pada Pengguna (user satisfication).
waktunya, informasi yang dating ke penerima tidak
boleh terlambat. Informasi yang usang tidak ada Berdasarkan pengujian diatas, maka semakin
nilainya lagi. Karena informasi menjadi landasan tinggi kualitas layanan maka akan semakin tinggi
dalam pengambilan keputusan. (c) Relevan, kepuasan pengguna SIMRS. Hipotesis ini
informasi tersebut mempunyai manfaat untuk menunjukkan adanya kualitas layanan yang baik dari
pemakainya. vendor sehingga menimbulkan kepuasan pengguna
Sedangkan menurut Yusof et al (2006), kriteria SIMRS. Kepuasan pengguna disebabkan karena
yang dapat digunakan untuk menilai kualitas layanan vendor yang cepat saat dibutuhkan, vendor
informasi antara lain kelengkapan, keakuratan, memberikan jaminan kualitas dan layanan terhadap
ketepatan waktu, ketersediaan, relevansi, konsistensi penggunaan SIMRS serta mampu menyelesaikan
dan data entry. Bila syarat-syarat kualitas informasi permasalahan yang mungkin timbul dalam
sudah memenuhi syarat yang telah disebutkan, maka penggunaan SIMRS.
kualitas informasi dalam suatu sistem informasi
G. Ada Pengaruh Dari Kepuasan Pengguna
sudah dapat dikatakan baik. Untuk mendapatkan (user satisfication) Terhadap Kepuasan
kualitas informasi yang baik bagi penggunaannya, Penggunaan Sistem (system use).

145
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Vol. 19 No.3 Februari 2016: 135-148

Berdasarkan hasil tersebut diatas, berarti untuk mencapai net benefit yang diinginkan Rumah
semakin tinggi kepuasan pengguna maka akan sakit.
semakin tinggi pula penggunaan sistem informasi
tersebut. Penggunaan SIMRS pada dasarnya
J. Ada Pengaruh dari Kepuasan Pelanggan
(user satisfication) terhadap Net Benefit.
membantu dalam pelayanan di rumah sakit. Karena
sistem ini sering digunakan dalam kegiatan sehari-
Kepuasan pengguna adalah merupakan respon
hari sebagai tugas rutin sehingga membuat responden
dan umpan balik yang dimunculkan pengguna
menjadi terbiasa dengan sistem ini sehingga mudah
setelah memakai sistem informasi. Sikap pengguna
dalam penggunaanya. Sistem yang lebih sering
terhadap sistem informasi merupakan kriteria
digunakan menunjukkan bahwa sistem tersebut lebih
subjektif mengenai seberapa suka pengguna terhadap
dikenal, lebih mudah dioperasikan, dan lebih mudah
sistem yang digunakan (Radityo,2007). Hasil
digunakan. Bila sistem terasa mudah digunakan akan
penelitian ini menunjukkan pengguna mendapatkan
mendatangkan kepuasan bagi pengguna. Oleh karna
mafaat langsung dari kepuasan pengguna dalam
itu untuk lebih lebih meningkatkan kepuasan
memakai SIMRS seperti semakin efektif dan efisien
pengguna perlu disarankan untuk meningkatkan
pelayanan yang dilakukan oleh rumah sakit,
penggunaan sistem ini dan sering diadakan pelatihan-
berdampak pada meningkatnya kualitas rumah sakit
pelatihan agar penggua lebih terampil
di masyarakat.
menggunakannya.
K. Ada Pengaruh dari Structure, Environment
H. Ada Pengaruh Dari Struktur Organisasi (organizations) terhadap Net Benefit.
(user satisfication) Terhadap Lingkungan
Organisasi (envirovment). Organisasi harus mempunyai kemampuan
untuk menyiapkan sumber daya manusia untuk dapat
Dari hasil pengujian tersebut diperoleh bahwa
menyesuaikan terhadap masalah yang mungkin
semakin tinggi nilai suatu struktur organisasi maka
terjadi dalam penerapan sistem informasi untuk
akan semakin tinggi pula pengaruh lingkungan
mengurangi kendala dalam mengelola transformasi.
organisasi sistem informasi tersebut. Struktur
Hal ini dapat dicapai melalui strategi dan manajemen
organisasi adalah tipe, kultur, politik, hirarki,
seperti dukungan pemimpin, kerja tim, dan
perencanaan dan pengendalian sistem, strategi,
komunikasi efektif yang dibentuk dengan melibatkan
manajemen dan komunikasi. Kepemimpinan,
peran dan kemampuan karyawan. Disamping itu
dukungan dari top manajemen dan dukungan staf.
segala sesuatu yang berhubungan dengan organisasi
Lingkungan organisasi adalah sumber pembiayaan,
dan perencanaan teknologi informasi haruslah
pemerintahan, politik, kompetisi, hubungan
sejalan satu sama lain untuk menjamin bahwa
interorganisasional dan komunikasi (Yusof at al
pengembangan teknologi didukung oleh tujuan
2006).
organisasi itu sendiri (Purba, 2007). Karena SDM,
I. Ada Pengaruh Penggunaan Sitem (system prasarana dan program belum terwujud dengan baik
use) terhadap Net Benefit. sehinga rumah sakit belum bisa mendapatkan
manfaat langsung dari SIMRS. Perlu diusulkan
Dari hasil pengujian ini penggunaan sistem peningkatkan pelayanan dengan perencanaan dan
tidak berpengaruh signifikan terhadap net benefit. pengembangan program TI, pendidikan dan
Artinya belum ada manfaat langsung yang diperoleh pelatihan bagi personil, sosialisasi SIMRS,
dari penggunaan sistem informasi ini, seperti efek pengadaan sarana dan prasarana pendukung
pekerjaan, efisien dan efektifitas, menurunkan penerapan SIMRS.
tingkat kesalahan, mengendalikan pengeluaran dan Dari hasil pembahasan analisis deskriptif dan
biaya. Dari pengamatan dilapangan tidak semua analisis korelasi yang menghasilakn bahwa masing-
responden yang menggunakan sistem informasi ini masing variabel memiliki hubungan yang kuat dan
dalam kegiatan sehari-harinya. Oleh karena itu perlu searah (positif), baik dari sisi Teknologi
ditingkatkan penggunaan sistem yang berkualitas (Technology), Manusia (Human), Organisasi

146
Identifikasi Faktor-Faktor Keberhasilan Implementasi…
Andika Bayu Saputra

(Organization), dan manfaat sistem (Net beneftis) mempengaruhi dimulai dari variabel teknologi
maka hal-hal yang perlu diperhatikan bagi organisasi mempengaruhi manusia sebagai pengguna akhir dan
rumah sakit terhadap SIMRS adalah sebagai berikut: manfaat yang didapatkan (Net benefits). Dari sisi
teknologi, manusia dan organisasi juga
1. Sistem sering error terutama pada jam-jam
mempengaruhi net benefits.
pelayanan yang sibuk dan mengakibatkan
Dari penjabaran diatas ditemukan indikator
informasi yang diharapkan lambat diperoleh,
yang berpengaruh positif dan signifikan yaitu dari
seingga mengurangi kepuasan pengguna. Pihak
sisi teknologi (Technology) kualitas sistem memiliki
vendor harus memantau kemampuan sistem
peranan penting terhadap penggunaan dan kepuasan
dalam memproses data sehingga dapat diketahui
pengguna. Tidak hanya pada kualitas sistem, kualitas
puncak jumlah data atau jumlah pengguna yang
informasi sistem dan kualitas layanan vendor juga
mengakses sistem yang mengakibatkan sistem
berpengaruh terhadap kepuasan pengguna. Dari sisi
menjadi lambat. Perbaikan sistem jaringan
Manusia (Human) pengguna akhir sistem, faktor
komputer seperti pemisahan backbone SIMRS
kepuasaan pengguna berpengaruh positif terhadap
dengan jaringan intranet rumah sakit.
penggunaan sistem. Sedangkan dari sisi Organisasai
2. Layanan vendor dibagian tertentu dinilai kurang
(Organization), struktur organisasi yaitu sangat
cepat, karena keterbatasan personil vendor. Hal
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
ini dapat diatasi dengan memberdayakan
lingkungan organisasi. Organisasi (struktur dan
personil EDP, supaya personil EDP dapat
lingkungan) dan kepuasan pengguna memiliki
membatu, maka EDP perlu dilibatkan dalam
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
proses perawatan sistem agar mengetahui
manfaat sistem (Net benefits).
dokumentasi SIMRS (Hal ini perlu persetujuan
Penerapan SIMRS di RS PKU Muhammadiyah
antara vendor dengan pihak manajemen rumah
Temanggung masih ada beberapa kelemahan minor
sakit).
yang tidak sulit untuk diatasi. Beberapa evaluasi
3. Pelatihan penggunaan SIMRS dinilai kurang
yang ditemukan adalah sistem yang masih error
oleh responden, karena selama ini banyak
pada jam – jam pelayanan yang padat, menyebakan
perawat bangsal belajar menggunakan sistem
aktifitas pelayanan terhambat. Kurangnya personil
dari pengguna yang sudah mahir menggunakan
untuk menangani permasalahan sistem. Pengguna
sistem.
yang masih kurang memahami tentang cara
4. Organisasi perlu untuk memberikan
penggunaan sistem.
penghargaan bagi para pegawai yang berprestasi
supaya dapat meningkatkan kinerja dan B. Saran
produktivitasnya.
Saran yang diberikan kepada pihak rumah sakit
untuk dapat memaksimalkan penerapan sistem
IV. KESIMPULAN DAN SARAN informasi manajemen rumah sakit adalah :
1. Perlu adanya peningkatan hubungan antara
A. Kesimpulan
teknologi dan pengguna (human) agar
Metode evaluasi HOT-Fit merupakan salah penggunaan SIMRS dapat lebih ditingkatkan.
satu metode yang digunakan untuk mengevaluasi Dengan adanya pelatihan penggunaan sistem.
sistem informasi dibidang pelayanan kesehatan. 2. Pihak Vendoruntuk mengatasi permasalahan
Memiliki 4 variabel yaitu Teknologi (Technology) kurangnya personil bisa memanfaatkan personil
terdiri dari Kualitas sistem, kualitas informasi dan EDP yang dibekali dengan dokumentasi sistem.
kualitas layanan, Manusia (Human) terdiri dari 3. Pihak Vendor lebih meningkatkan kehandalan
penggunaan sistem dan kepuasan pengguna, sistem dan memberikan respon yang cepat jika
Organisasi (Organization) terdiri dari struktur terjadi masalah pada sistem.
organisasi dan lingkungan organisasi, dan Manfaat 4. Organisasi sebaiknya lebih memperhatikan
sistem (Net Benefits). Variabel yang ada saling infrastruktur pendukung SIMRS karena tanpa

147
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Vol. 19 No.3 Februari 2016: 135-148

dukungan dari manajemen akan banyak mucul Pengguna sistem Informasi Rumah Sakit
permasalahan yang dapat memepengaruhi (SIRS) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
penerapan SIMRS. Pematang Siantar. Yogyakarta.: Sekolah
Pascasarjana Universitas Gadjah Mada
Saran untuk penelitian selanjutnya adalah agar
melibatkan variabel-variabel lain yang ada di dalam Jogiyanto, H. M., 2005. Sistem Teknologi Informasi.
metode HOT-Fit yang belum disertakan di dalam Yogyakarta: Penerbit Andi
penelitian ini agar dapat melihat pengaruhnya
terhadap penerapan sistem informasi khususnya Radityo, D. & Zulaikha, 2007. Pengujian Model
SIMRS. DeLone and McLean Dalam pengembangan
Sistem Informasi Manajemen (Kajian Sebuah
Kasus). Simposium Nasional Akuntansi X.
UCAPAN TERIMA KASIH
Unhas Makasar 26-28 Juli 2007.
Penulis menyadari dalam melakukan penelitian ini,
telah mendapatkan banyak dukungan dan bantuan Setiono, 2011. Analisis Peran Sistem Informasi Di
dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung
kasih yang tak terhingga kepada Seluruh staf dan Dengan Menggunakan Pendekatan
dosen pada Magister Teknik Informatika Universitas McFarlan’s Grid. Yogyakarta: UGM
Islam Indonesia yang telah memberikan pelayanan
dan bekal ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis. Wijaya, S. F., 2011. Pengaruh Teknologi Informasi
Pihak Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Dan Perubahan Organisasi Dalam Bisnis.
Temanggung yang tidak dapat penulis sebut satu Yogyakarta: Seminar Nasional Aplikasi
persatu, yang telah meluangkan waktunya untuk Teknologi Informasi 2011
memberikan informasi yang penulis butuhkan.
Yusof, M. M., Paul, R. J., Stergioulas, L. K., 2006.
DAFTAR PUSTAKA Towards a Framework for Health Information
Systems Evaluation. System Sciences. HICSS
DeLone, W. H., McLean, E. R., 2003. The Delone ’06 Proceedings of the 39th Annual Hawaii
and McLean Model of Information System International Conference. Vol. 5.
Success : A Ten-Year Update. Journal of
Management Information System. Spring 2003,
Vol 19 (4), hal.9-30.

Kapalawi, I., 2009. Sistem Informasi Manajemen


Rumah Sakit. [online] tersedia di:
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/
6836

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 511 tahun 2002 tentang Kebijakan dan
Strategi Pengembangan Sistem Informasi
Kesehatan Nasional (SIKNAS). Jakarta: 2002

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 1171/MENKES/PER/VI/2011 tentang
Sistem Informasi Rumah Sakit. K. K. R.
Indonesia, 2011.

Purba, E. L., 2007. Akseotabsu dan Kepuasan

148

You might also like