You are on page 1of 19

MANFAAT DAN HAMBATAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI

Disusun untuk memenuhi kebutuhan matakuliah pendidikan komputer

Disusun Oleh:
Annisa Dian Rochana (AOA0200927)
Riko (AOA02009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN D3 KEPERAWATAN


STIKES KENDEDES MALANG
2022/2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berkembangnya teknologi dunia sejalan dengan proses manajemen keperawatan yang

juga terus berkembang, sehingga dapat mengakses informasi yang sangat cepat di seluruh

dunia. Hal itu membawa efek pada kemajuan yang cukup berarti di keperawatan. Tenaga

perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan yang mempunyai kontribusi besar bagi

pelayanan kesehatan, mempunyai peranan

 penting untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Salah satu kegiatan yang dapat

mendukung adalah penerapan sistem informasi manajemen keperawatan

 berbasis komputer.

Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar 

 bagi pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu

 pelayanan kesehatan. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, seorang

 perawat harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu dari

mulai pengkajian sampai dengan evaluasi dan yang sangat penting adalah disertai

dengan sistem pendokumentasian yang baik. Namun pada realitanya di lapangan,

asuhan keperawatan yang dilakukan belum disertai dengan sistem pendokumentasian

yang baik, sehingga perawat mempunyai potensi yang besar terhadap proses

terjadinya kelalaian dalam praktek. Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan

komunikasi, maka sangat dimungkinkan bagi perawat untuk memiliki sistem

 pendokumentasian asuhan keperawatan yang lebih baik dengan menggunakan Sistem


Informasi Manajemen. Dengan kemajuan teknologi digital ini tentu saja terdapat

manfaat dan hambatan dalam proses pengaplikasiannya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi Sistem Informasi Keperawatan?

2. Apa saja manfaat dan keutungan Sistem Informasi Keperawatan?

3. Apafaktor pendukung dan penghambat Sistem Informasi Keperawatan?

4. Apa saja program-program yang dirancang dalam SIM Keperawatan?

5. Apahal - hal yang disiapkan dalam penerapan SIM Keperawatan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi Sistem Informasi Keperawatan?

2. Untuk mengetahui manfaat dan keutungan Sistem Informasi Keperawatan?

3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat Sistem Informasi Keperawatan?

4. Untuk mengetahui program-program yang dirancang dalam SIM keperawatan?

5. Untuk mengetahui hal - hal yang disiapkan dalam penerapan SIM keperawatan?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Sistem Informasi Keperawatan

Sistem informasi adalah sistem komputer yang mengumpulkan, menyimpan

memproses, memperoleh kembali, menunjukkan, dan mengkomunikasikan

informasiyang dibutuhkan dalam praktik, pendidikan, administrasi dan penelitian (Malliarou

etal., 2007 dalam Malliarou & Zega, 2009).

Sistem informasi keperawatan adalah kombinasi ilmu komputer, ilmu informasi dan

ilmu keperawatan yang disusun untuk memudahkan manajemen dan proses pengambilan

informasi dan pengetahuan yang digunakan untuk  mendukung pelaksanaan asuhan

keperawatan (Gravea & Cococran,1989 dikutip oleh Hariyati, RT., 2009

Menurut ANA (Vestal, Khaterine, 1995 dikutip oleh Hariyati, RT., 2009) sistem

informasi keperawatan berkaitan dengan legalitasuntuk  memperoleh dan menggunakan

data, informasi dan pengetahuan tentang standar dokumentasi, komunikasi, mendukung

proses pengambilan keputusan, mengembangkan dan mendesiminasikan pengetahuan baru,

meningkatkan kualitas, efektifitas dan efisiensi asuhan keperawaratan dan memberdayakan

pasien untuk memilih asuhan kesehatan yang diiinginkan. Kehandalan suatu sistem

informasi pada suatu organisasi terletak pada keterkaitan antar komponen yang ada

sehingga dapat dihasilkan dan dialirkan menjadi suatu informasi yang berguna, akurat,

terpercaya, detail, cepat, relevan untuk suatu organisasi.


B. Manfaat dan Keutungan Sistem Informasi Keperawatan

Sistem informasi manajemen berbasis komputer dapat menjadi pendukung

 pedoman bagi pengambil kebijakan/pengambil keputusan di

keperawatan/Decision Support System dan Executive Information System.Informasi

asuhan keperawatan dalam sistem informasi manajemen yang

 berbasis komputer dapat digunakan dalam menghitung pemakaian tempat tidur /BOR

pasien, angka nosokomial, penghitungan budget keperawatan dan sebagainya. Dengan

adanya data yang akurat pada keperawatan maka data ini

 juga dapat digunakan untuk informasi bagi tim kesehatan yang lain. Sistem Informasi

asuhan keperawatan juga dapat menjadi sumber dalam pelaksanaan riset keperawatan

secara khususnya dan riset kesehatan pada umumnya (Eko,I. 2001).

Dengan sistem dokumentasi yang berbasis komputer pengumpulan data dapat

dilaksanakan dengan cepat dan lengkap. Data yang telah disimpan juga dapat lebih

efektive dan dapat menjadi sumber dari penelitian, dapat melihat kelanjutan dari edukasi

ke pasien, melihat epidemiologi penyakit serta dapat memperhitungkan biaya dari

pelayanan kesehatan.Selain itu dokumentasi keperawatan juga dapat tersimpan dengan

aman. Akses untuk mendapat data yang telah tersimpan dapat dilaksanakan lebih cepat

dibandingkan bila harus mencari lembaran kertas yang bertumpuk di ruang penyimpanan.

Menurut Herring dan Rochman (1990) diambil dalam Emilia, 2003 beberapa institusi

kesehatan yang menerapkan system komputer, setiap perawat dalam

tugasnya dapat menghemat sekitar 20-30 menit waktu yang dipakai untuk 
dokmuntasi keperawatan dan meningkat keakuratan dalam dokumentasi keperawatan.

Dokumentasi keperawatan dengan menggunakan komputer seyogyanya

mengikuti prinsip-prinsip pendokumentasian, serta sesuai dengan standar 

 pendokumentasian internasional seperti: ANA, NANDA,NIC (Nursing

Interventions Classification, 2000).

Keuntungan Menggunakan Sistem Informasi Keperawatan

1. Penghematan biaya dari penggunaan kertas untuk pencatatan

2. Penghematan ruangan karena tidak dibutuhkan tempat yang besar dalam

 penyimpanan arsip.

3. Penyimpanan data pasien menjadi lebih lama.

4. Pendokumentasian keperawatan berbasis komputer yang dirancang

dengan baik akan mendukung otonomi yang dapat dipertanggung

 jawabkan.

5. Membantu dalam mencari informasi yang cepat sehingga dapat

membantu pengambilan keputusan secara cepat

6. Meningkatkan produktivitas kerja

7. Mengurangi kesalahan dalam menginterpretasikan pencatatan

Sedangkan menurut Holmes (2003,dalam Sitorus 2006), terdapat

keuntungan utama dari dokumentasi berbasis komputer yaitu:

a. Standarisisasi: terdapat pelaporan data klinik yang standar, mudah dan cepat

diketahui.
 b. Kualitas: meningkatkan kualitas informasi klinik dan sekaligus

meningkatkan waktu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.

c. Accessebility, legibility, mudah membaca dan mendapat informasi klinik dari

 pasien dalam satu lokasi.

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Sistem Informasi Keperawatan

1. Faktor pendukung Sistem Informasi Keperawatan

a. Adanya perusahaan (yang dikelola oleh profesi keperawatan) yang menawarkan

produk SIM keperawatan yang siap pakai untuk diterapkan di Rumah Sakit.

Sekalipun memiliki harga yang cukup tinggi tetapi keberadaan perusahaan ini

dapat mendukung pelaksanaan SIM keperawatan di beberapa rumah sakit yang

memiliki dana cukup untuk  membeli produk tersebut.

 b. Adanya UU No 8 tahun 1997 yang mengatur tentang keamanan terhadap

dokumentasi yang berupa lembaran kertas. Undang-undang ini merupakan bentuk

perlindungan hukum atas dokumen yang dimiliki pusat

 pelayanan kesehatan, perusahaan atau organisasi.

c. Aspek etik karena sistem ini semaksimal mungkin dirancang untuk  menjaga

kerahasiaan data pasien. Hanya orang-orang tertentu saja yang

 boleh mengakses data melalui SIM ini, misalnya dokter, perawat, pasien sendiri.
2. Faktor Penghambat Pelaksanaan SIM Keperawatan di Indonesia yaitu:

a. Untuk memutuskan menerapkan Sistem Informasi Manajemen

Keperawatan berbasis komputer tidak terlalu mudah. Hal ini kerena pihak 

manajemen harus memperhatikan beberapa aspek yaitu struktur  organisasi

keperawatan di Indonesia, sebagai contoh pengambil

keputusan atau kebijakan bukan dari profesi perawat , sehingga seringkali

keputusan tentang pelaksanaan SIM yang sudah disepakati oleh tim keperawatan

dimentahkan lagi karena tidak sesuai dengan keinginan

 pengambil keputusan. Pihak manajemen rumah sakit masih banyak yang

mempertanyakan apakah SIM keperawatan ini akan berdampak langsung terhadap

kualitas pelayanan keperawatan dan kualitas pelayanan rumah sakit secara

keseluruhan.

 b. Ketidaksiapan Sumber Daya Manusia keperawatan

Ada banyak sumber daya manusia di institusi pelayanan kesehatan yang

 belum siap menghadapi sistem komputerisasi, hal ini dapat disebabkan karena

ketidaktahuan dan ketidakmampuan mereka terhadap sistem informasi teknologi

yang sedang berkembang. Pemahaman yang kurang tentang manfaat SIM menjadi

salah satu faktor penyebab ketidaksiapan SDM keperawatan

c. Faktor Sumber Dana

Sebagaimana kita tahu bahwa untuk mendapatkan sistem informasi manajemen

keperawatan yang sudah siap diterapkan di rumah sakit,


membutuhkan biaya yang cukup besar . Masalahnya sekarang, tidak  setiap rumah

sakit memiliki dana operasional yang cukup besar, sehingga seringkali SIM

keperawatan gagal diterapkan karena tidak ada sumber 

dana yang cukup. Aspek keempat adalah kurangnya fasilitas Information

technology yang mendukung. Pelaksanaan SIM keperawatan tentunya

membutuhkan banyak perangkat keras atau unit komputer untuk 

mengimplementasikan program tersebut.

3. Faktor Penghambat Sistem Informasi Keperawatan

Sistem Informasi Manajemen (SIM) berbasis komputer banyak 

kegunaannya, namun pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen di Indonesia masih

banyak mengalami kendala. Hal ini mengingat komponen-komponen yang ada dalam

sistem informasi yang dibutuhkan dalam keperawatan masih

 banyak kelemahannya.

Kendala SIM yang lain adalah kekahawatiran hilangnya data dalam satu hard-

disk. Pada kondisi tersebut hilangnya data telah diantisipasi sebagai

 perlindungan hukum atas dokumen perusahaan yang diatur dalam UU No. 8 Tahun 1997. Undang-

undang ini mengatur tentang keamanan terhadap dokumentasi yang berupa lembaran kertas, namun

sesuai perkembangan tehnologi, lembaran yang sangat penting dapat dialihkan dalam Compact Disk

Read Only Memory (CD ROM). CD ROM dapat dibuat kopinya dan disimpan di lain tempat yang

aman. Pengalihan ke CD ROM ini bertujuan untuk menghindari hilangnya dokumen karena peristiwa

tidak terduga seperti pencurian komputer, dan kebakaran.


D. Program-Program Yang Dirancang Dalam SIM Keperawatan

Menurut Jasun (2006) beberapa program yang dirancang dalam SIM (Sistem Informasi

Manajemen) Keperawatan antara lain :

1. Standar Asuhan Keperawatan

Standar Asuhan Keperawatan menggunakan standar Internasional dengan

mengacu pada Diagnosa Keperawatan yang dikeluarkan oleh North

 American Nursing Diagnosis Association, standar outcome keperawatan

mengacu pada Nursing Outcome Clasification dan standar intervensi keperawatan

mengacu pada  Nursing Intervention Clasification (NIC) yang dikeluarkan oleh Iowa

Outcomes Project. Standar Asuhan Keperawatn ini

 juga telah dilengkapi dengan standar pengkajian perawatan dengan mengacu

 pada 13 Divisi Diagnosa Keperawatan yang disusun oleh Doenges dan Moorhouse

dan standar evaluasi keperawatan dengan mengacu pada kriteria yang ada

dalam Nursing Outcome Clasification (NOC )dengan model skoring.

UU RI No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan dalam penjelasan tentang

 pasal 53 ayat 2 mendifinisikan standar profesi sebagai pedoman yang harus

dipergunakan sebagai petunnjuk dalam menjalankan profesi secara baik. Atau secara

singkat dikatakan standar adalah pedoman kerja agar pekerjann

 berhasil dan bermutu . Berdasarkan alasan ini maka kehadiran standar Askep yang

identik dengan standar profesi keperawatan ,berguna sebagaikriteria untuk mengkur

keberhasilan & mutu Askep.Standar-standar yang ditetapkan

dalam Askep terdiri dari :


a. Pengkajian keperawatan

 b. Diagnosa keperawatan

c. Perencanaan keperawatan

d. Intervensi keperawatan

e. Evaluasi keperawatan

f. Catatan asuhan keperawatn

Dalam standar- standar dimaksud mencantumkan kriteria-kriteria ynag harus

dipenuhi dalam pemberian Askep . Apabila kriteria-kriteria tersebut dapat dipenuhi

diangap mutu askep dapat dipertanggung jawabkan secara

 profesional . Dengan memahami dan mematuhi kriteria dalam standar askep, maka

bukan hanyakeprofesian dijaga dan ditingkatkan, tetapi juga meliputi aspek-aspek

kemanan dan kenyamanan pasien

Dalam standar Askep aspek keamanan pasien mendapat perhatian dengan

ketentuan tentang pencegahan terjadinya kecelakaan dan hal- hal tidak

diinginkan seperti:

a. Menjaga keselamatan pasien

 b. Mencegah infeksi nonsokomial

c. Mencegah terjadinya kecelakaan oenggunaan alat elektronika

d. Mencegah terjadinya kecelakaan alat yang mudah meledak 

e. Mencegah kekeliruan memberi obat


2. Standart Operating Procedure (SOP)

Standart Operating Procedure (SOP) adalah uraian standar tindakan

 perawatan yang terdapat dalam standar asuhan keperawatan. SOP merupakan aktifitas

detail dari NIC.

3.  Discharge Planning 

 Discharge Planning adalah uraian tentang perencanaan dan nasihat

 perawatan setelah pasien dirawat darii rumah sakit.Dalam sistem, discharge

 planning sudah tersedia uraian dimaksud, perawat tinggal print out yang selanjutnya

hasil print out tersebut dibawakan pasien pulang.

4. Jadwal dinas perawat

Jadwal dinas perawat dibuat secara otomatis oleh program komputer, sehingga

penanggung jawab ruang tinggal melakukan print.

5. Penghitungan angka kredit perawat.

Masalah yang banyak dikeluhkan oleh perawat adalah pembuatan angka

kredit, dikarenakan persepsi yang berbeda antara Urusan Kepegawaian dengan tenaga

perawat.Disamping itu, kesempatan perawat untuk 

menghitung angka kredit sangat sedikit.Sehingga penghitungan angka kredit

 banyak yang tertunda dan tidak valid. Sistem yang dibuat dalam SIM Keperawatan,

angka kredit merupakan rekapan dari aktifitas perawat sehari- hari, yang secara

otomatis akan dapat diakses harian, mingguan atau bulanan.


6. Daftar diagnosa keperawatan terbanyak.

Daftar diagnosa keperawatan direkapitulasi oleh sistem berdasar input

 perawat sehari-hari. Penghitungan diagnosa keperawatan bermanfaat untuk 

 pembuatan standar asuhan keperawatan.

7. Daftar NIC terbanyak 

Adalah rekap tindakan keperawatan terbanyak berdasarkan pada masing-

masing diagnosa keperawatan yang ada.

8. Laporan Implementasi

Laporan implementasi adalah rekap tindakan-tindakan perawatan pada satu

periode, yang dapat difilter berdasar ruang, pelaksana dan

 pasien.Laporan ini dapat menjadi alat monitoring yang efektif tentang kebutuhan

pembelajaran bagi perawat. Laporan implementasi juga dapat dijadikan alat bantu

operan shift. 

9. Laporan statistic

Laporan statistik yang di munculkan dalam sistem informasi manajaman

keperawatan adalah laporan berupa BOR, LOS, TOI dan BTO di ruang tersebut.

10. Resume Perawatan

Dalam masa akhir perawatan pasien rawat inap, resume keperawatan harus

dicantumkan dalam rekam medik. Resume perawatan bermanfaat untuk  melihat

secara global pengelolaan pasien saat dirawat sebelumnya, jika

 pasien pernah dirawat di rumah sakit. Dalam sistem, resume perawatan


dicetak saat pasien akan keluar dari perawatan. Komputer telah merekam data-

data yang dibutuhkan untuk pembuatan resume perawatan.

11. Daftar SAK

Standar Asuhan Keperawatan yang ideal adalah berdasarkan evidance based

nursing,  yang merupakan hasil penelitian dari penerapan standar  asuhan keperawatan

yang ada. Namun karena dokumen yang tidak lengkap,

SAK banyak diadopsi hanya dari literatur yang tersedia.Dalam sistem informasi

manajemen keperawatan, SAK berdasarkan rekapan dari sistem yang telah dibuat.

12. Presentasi Kasus On Line

Sistem dengan jaringan WiFi memungkinkan data pasien dapat diakses dalam

ruang converence. Maka presentasi kasus kelolaan di ruang rawat dapat dilakukan on

line ketika pasien masih di rawat

13. Mengetahui Jasa Perawat

Dengan system integrasi dengan SIM RS, memugkinkan perawat mengetahui

jasa tindakan yang dilakukannya.

14. Monitoring Tindakan Perawat & Monitoring Aktifitas Perawat

Manajemen perawatan dapat mengakses langsung tindakan-tindakan yang

dilakukan oleh perawat, dan mengetahui pula masing-masing perawat telah

melakukan aktifitas keperawatan apa.

15. Laporan Shift


Laporan shift merupakan rekapan dari aktifitas yang telah dilakukan dan yang

akan dilakukan oleh perawat, tergantung item mana yang akan dilaporkan pada

masing-masing pasien.

16. Monitoring Pasien oleh PN atau Kepala Ruang saat sedang Rapat

Monitoring pasien oleh PN atau Kepala Ruang dapat dilakukan ketika PN atau

Kepala Ruang sedang rapat di ruang converence.Akan diketahui apakah seorang

pasien telah dilakukan pegkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi

atau belum.

E. Hal - Hal Yang Disiapkan Dalam Penerapan SIM Keperawatan

Menurut Jasun (2006) hal-hal yang harus dipersiapkan dalam penerapan SIM

Keperawatan ialah :

1. Hard Ware

Perangkat keras berupa PC / CPU pada masing-masing ruang implementasi,

yang terhubung dengan jaringan.Printer digunakan untuk  mencetak dokumen yang

telah dibuat. Note Book atau Laptop digunakan untuk memasukan data-data saat

penglkajian di samping pasien. Dengan menggunakan Note Book diharapkan

pengkajian menjadi valid.WiFi adalah

 perangkat keras untuk menghubungkan Note Book dengan jaringan, sehingga tidak

mengunakan kabe, tapi dengan wireless.

2. Soft Ware

Program yang dibuat sesuai dengan kebutuhan perawat.


3. Brain Ware

Pembentukan Mind Set bukan sesuatu yang mudah bagi perawat. Istilah gagap

teknologi, tidak percaya diri dengan membawa Note Book ke hadapan pasien, merasa

repot dan lain-lain akan menjadi faktor penentu yang cukup signifikan bagi

keberhasilan penerapan SIM Keperawatan.

4. Skill

Ketrampilan perawat juga merupakan factor penting yang tidak bisa diabaikan,

mengingat standar yang dipakai adalah standar internasional. Bahasa label dalam NIC

adalah sesuatu yang baru, belum popular disamping membutuhkan pemahaman yang

cukup mendalam. Pendokumentasian keperawatan sudah saatnya untuk

dikembangkan dengan berbasis komputer, walaupun perawat umumnya masih

menggunakan pendokumentasian tertulis. Padahal pendokumentasian tertulis ini

sering membebani perawat karena perawat harus menuliskan dokumentasi pada form

yang telah tersedia dan membutuhkan waktu banyak untuk mengisinya. Permasalahan

lain yang sering muncul adalah biaya pencetakan form mahal sehingga sering form

 pendokumentasian tidak tersedia. Pendokumentasian secara tertulis dan manual juga

mempunyai kelemahan yaitu sering hilang. Selain itu

 pendokumentasian secara tertulis juga memerlukan tempat penyimpanan dan akan

menyulitkan untuk pencarian kembali jika sewaktu-waktu

 pendokumentasian tersebut diperlukan.


BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisa terhadap perkembangan Sistem Informasi Manajemen

keperawatan di Indonesia, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan yaitu:

1. Perkembangan SIM keperawatan di Indonesia masih sangat minim dan tampaknya belum

menjadi suatu kebutuhan dan prioritas utama bagi pihak  manajemen rumah sakit.

2. Beberapa faktor penghambat dalam pelaksanaan SIM keperawatan di Indonesia adalah

pengambil kebijakan bukan dari profesi keperawatan, SDM keperawatan yang belum

siap dengan sistem komputerisasi, Sedangkan faktor pendukungnya adalah adanya

kemudahan dalam mengakses informasi tentang SIM keperawatan.

3. Beberapa alternatif yang dapat ditempuh untuk mengatasi permasalahan SIM keperawatan di
Indonesia diantaranya adalah; peningkatan alokasi dana,

 peningkatan kualitas SDM keperawatan, pengadaan fasilitas teknologi informasi yang

lebih memadai dan terintegrasinya program SIM keperawatan dalam kurikulum

pendidikan keperawatan.

B. Saran
Diharapkan setelah membaca maklah ini, pembaca dapat mengetahui dan

memahami bagaimana sistem informasi manajemen keperawatan dan penerapannya

di Indonesia. Khususnya bagi perawat dan calon perawat agar dapat menerapkannya

lebih adekuat di kemudian hari.

You might also like