You are on page 1of 7

Media Giti & Ktluarga. ~mher 2005.

29 (2/: of 0-46

HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA, POLA PENGASUHAN


DAN KEJADIAN STUNTING ANAK USIA 6-12 BULAN

(Association ofFamily Characterisctic and Child Rearing Pattern


on Stunting in Infant aged 6-12 months)

Lita Dwi Astari l , Amini Nasoetion l •2, Cesilia Meti Dwiriani l

ABSTRACT. This research was aimed to determine factors influencing child rearing pattern
and stunting of child 6-12 months. Lenght of infants aged 6-12 months was measured at base
line and the sample was divided into 2 groups; group of stunting and non stunting infants.
Sample size was 140 infants consisted of 70 stunting and 70 non-stunting infants.
Characteristic offamily and infants, as well as child rearing pattern were also assessed. The
results of the study showed that parent educational level, family income and child rearing
pattern of non-stunting infants group were better (p<0.05) than the stunting infant group.
Stunting was significantly (p<0.05) influenced the pattern of childfeeding with low quantity
and quality of feeding and sanitation practice with high susceptibility of infection. Parent
educational level and family income were potential factors influenced child rearing pattern.

Keywords: stunting, child rearing pattern, family caharacteristic

PENDAHULUAN Bogor sebanyak 28,4% sementara hasil penelitian


Schmidt et al. (2002), prevalensi stunting anak
Latar Belakang
usia 6- 12 bulan di Kabupaten Bogor sebesar 24%.
Gangguan pertumbuhan tinier (stunting) Pola pengasuhan secara tidak langsung akan
mengakibatkan anak tidak mampu mencapai mempengaruhi status gizi anak. Menurut Engle,
potensi genetik, mengindikasikan kejadian jangka Menom dan Haddad (1997) pengasuhan
panjang dan dampak kumulatif dari dimanifestasikan dalam beberapa aktivitas yang
ketidakcukupan konsumsi zat gizi, kondisi biasanya dilakukan oleh ibu meliputi pemberian
kesehatan dan pengasuhan yang tidak memadai ASI dan MP-ASI, stimulasi perkembangan
(ACC/SCN 1997). Stunting mengindikasikan psikososial anak, praktek pemberian makan,
masalah kesehatan masyarakat karena praktek sanitasi dan perawatan kesehatan anak.
berhubungan dengan meningkatnya resiko Lebih lanjut dikemukakan, pengasuhan
morbiditas dan mortalitas, penurunan dipengaruhi oleh ketersediaan sumberdaya dalam
perkembangan fungsi motorik dan mental serta rumah tangga meliputi pendidikan, pengetahuan,
mengurangi kapasitas fisik (ACC/SCN, 2000; kesehatan ibu serta dukungan sosial (Engle,
Waterlow, 1993). Menurut Martorell & Menom & Haddad, 1997). Berdasarkan hal
Scrimshaw (1995), gangguan pertumbuhan Iinier tersebut diatas, perlu dilakukan penelitian
postnatal terjadi mulai usia 3 bulan pertama mengenai hubungan karakteristik keluarga dan
kehidupan, suatu periode dimana terjadi pola pengasuhan dengan kejadian stunting anak
penurunan pemberian ASI, makanan tambahan usia 6-12 bulan.
mulai diberikan dan m!llai mengalami kepekaan
terhadap infeksi. Tujuan
Prevalensi stunting anak balita tabun 2002 di Tujuan penelitian ini adalah mengetabui
Jawa Bl:llat sebesar 35,4% (Atmarita & Fallah hubungan karakteristik keluarga dan pola
2004). Berbagai studi mengenai status gizi pengasuhan dengan kejadian stunting anak usia 6-
dengan indeks PBIU anak usia 0-24 bulan telah 12 bulan. Secara khusus penelitian ini bertujuan
banyak dilakukan di Indonesia. Riyadi (2002) untuk:
melaporkan prevalensi stunting di Kabupaten I. Mempelajari karakteristik keluarga dan pola
pengasuhan anak usia 6- I 2 bulan yang
I Deparlemen Gizi Masyarakal. FEMA-1PB stunting dan normal
! Alamal korespondensi: giziJema@ipb.ac.id

40
Media Giti f!I KelMmra. Daember 2005.29 (2): .f().46

2. Mengidentifikasi pola pengasuhan yang sampling) sebanyak 70 contoh sehingga jumlah


mempengaruhi kejadian stunting contoh kelompok anak nonnal sarna dengan
3. Mengidentifikasi karakteristik keluarga yang jumlah contoh kelompok anak stunting.
mempengaruhi pola pengasuhan
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
METODE PENELITIAN Jenis data yang dikumpulkan meliputi data
sosial ekonomi keluarga, karakteristik anak, pola
Desain. Waktu dan Tempat pengasuhan anak dan morbiditas penyakit diare
Penelitian ini menggunakan desain cross dan ISPA. Data sosial ekonomi keJuarga
sectional study. PeneJitian dilakukan mulai bulan dikumpulkan melalui wawancara meJiputi umur,
Februari-Mei 2005 di Kabupaten Bogor, dengan tingkat pendidikan, pekerjaan dan pendapatan
pertimbangan bahwa Kabupaten Bogor memiliki keluarga. Data karakteristik anak yang
prevalensi bayi yang stunting cukup tinggi, yaitu dikumpulkan melalui wawancara dan pengukuran
berkisar antara 24-28,4% (Schmidt et 01. 2002 ; Jangsung me lip uti nama, umur, jenis kelamin dan
Riyadi, 2002). Pemilihan Kecamatan . panjang badan. Panjang badan bayi diukur
Cibungbulang dipilih dengan pertimbangan dengan menggunakan pengukur panjang badan
prevalensi KEP balita cukup tinggi, yaitu sekitar terbuat dari kayu dengan ketelitian 0,1 cm.
17,85%. Data pola pengasuhan anak terdiri dari
praktek pemberian makan, praktek san itas i
Cara Pengambilan Contoh pangan, praktek sanitasi Iingkungan dan praktek
Kerangka contoh dalam penelitian ini adalah perawatan kesehatan anak. Praktek pemberian
anak usia 6-12 bulan di Kecamatan Cibungbulang makan, praktek sanitasi pangan dan praktek
yang tersebar di 7 desa. Kategori anak yang perawatan kesehatan anak dikumpulkan melalui
dipilih yaitu memiliki tubuh nonnal (tidak cacat), wawancara, sementara praktek sanitasi
masih memperoleh ASI, memperoleh kapsul lingkungan seJain dikumpulkan melalui
vitamin A biro pada bulan Februari dan wawancara juga melalui observasi. Data praktek
memperoleh persetujuan dari orangtua anak untuk pemberian makan meliputi waktu pemberian
terlibat pada penelitian ini. makanan tambahan, JeOls makanan yang
Berdasarkan pengukuran panjang badan diberikan pertama kali, frekuensi pemberian
dihitung z skor PBIU. Contoh yang memiliki z makanan, pemberian makanan selingan,
skor PBIU < -2 SD termasuk ke dalam kelompok pemilihan jenis makanan, cara memberikan
anak stunting sementara contoh yang memiliki z makanan untuk anak serta pantangan makanan
skor PBIU ~ - 2 SD termasuk ke dalam kelompok untuk anak. Data praktek sanitasi pangan meliputi
anak normal. Jumlah contoh (n) yang diambil kebersihan makanan mulai disiapkan, diolan dan
ditentukan secara proporsi berdasarkan rumus disimpan. Data praktek sanitasi lingkungan
yang dikemukakan oleh Ariawan (1997) yaitu : meliputi kebersihan Iingkungan rumah, cahaya
matahari yang masuk ke dalam rumah, fasilitas
n = Z2{\-aI2l(l-P) = (1.96)2(0,24)(0.76) = 70 jamban dan sumber air serta tempat penyimpanan
sampah sebelum dibuang. Data prak,1:ek
d 0,1 2
kebersihan dan kesehatan meliputi pemberian
keterangan :
Z = nilai sebaran baku pada taraf nyata 0,95 = 1,96
imunisasi, pengobatan anak ketika sakit dan
P = proporsi kejadian stunting di Kab.Bogor menurut menghindarkan anak dari kemungkinan penyebab
Scmidt et oJ (2002) = 0,24 penyakit infeksi melalui praktek memandikan,
d = kesa1ahan yang dapat ditaksir = 0,1 membersihkan anak, dan membersihkan rumah
sebelum anak bennain didalam rumah.
Jumlah contoh yang memiliki z skor PBIU <
-2 SD sebanyak 70 contoh. Sementara jumlah Pengolahan dan Analisis Data
contoh yang memiliki z skor PBIU ~ -2 SD Data panjang badan menurut umur (PBIU)
sebanyak 239 contoh dan kemudian dilakukan dibandingkan dengan referensi WHOINCHS
pengambilan secara acak (simple random sehingga diiperoleh z skor. Berdasarkan z skor

41
Media G~i Ii Kebuaz<a. Dacmbcr 2005, 29 (2): 40-46

PBIU contoh diklasifikasi kedalam dua kelompok hubungan antara peubah dependen dan
yaitu kelompok anak normal (~ -2 SO) dan independen
kelompok anak ShmIing ( < -2 SO) (WHO 1995).
Data karakteristik keJuarga meliputi besar
HASIL DAN PEMBAHASAN
keluraga, umur orang tua, tingkat pendidikan dan
pendapatan keluarga ditabulasi untuk melihat Karakteristik Keluarga
sosial ekonomi keluarga cootoh dengan kategori Besar Keluarga. Besar keluarga pada kedua
seperti disajikan pada Tabel I. kelompok sebagian besar (>50%) termasuk
keluarga sedang (4-6 orang). Seeara statistik,
Ta bell Kategon 5051'aI ekonoml'keluarga tidak terdapat perbedaan yang nyata (p>O,05)
Variabel sosial antara kelompok anak stunting dan kelompok
Kategori
ekonorni
anak normal.
Besar keluarga Kecil : <4orang
Sedang : 4-6 orang
Besar : >6oran2
Umur Orangtua. Sebagian besar (>80%)
Urnur Orangtua Dewasa rnuda: < 20 tahun umur bapak pada kedua kelompok berada pada
Dewasa rnenengah : 21-40 tahun ke/ompok umur 2/-40 tahun dan termasuk da/am
Dewasa: > 41 tahun kategori kelompok dewasa menengah, dengan
Pendapatan BPS Jawa 8araJ Tahun 2001 : rata-rata umur bapak pada keJompok anak
keluarga Miskin : < Rp. 72.780/kap/bln stunting adalah 31,4 ± 7,4 tabun dan umur bapak
Tidak rniskin : ~ Rp. 72.780/kap/bln pada kelompok anak normal adalah 33,9 ± 7,6
tahun. Sebagian besar (>85%) umur ibu pada
Data pengasuhan meliputi praktek pemberian kedua kelompok berada pada kelompok umur 21-
makanan, praktek sanitasi pangan, praktek 40 tahun dan tennasuk dalam kategori kelompok
sanitasi Iingkungan dan perawatan kesehatan dewasa menengah, dengan rata-rata umur ibu
anak yang diperoleh dari hasil wawaneara. pada kelompok anak stunting adalah 27 ± 5,9
Kategori tiap variabel pengasuhan diperoleh tabun dan umur ibu pada kelompok anak normal
berdasarkan skor aktuaI dibagi skor total yang adalah 28, I ± 6,0 tahun. Seeara statistik umur
seharusnya kemudian dikelompokkan menjadi bapak dan umur ibu tidak berbeda secara nyata
kategori kurang (S 65%), sedang (66-85%) dan (p<o,05) antara kelompok anak stunting dan
baik (~86%). Kategori pengasuhan dikelompok- kelompok anak normal.
kan menjadi (I) kurang, jika hampir seluruh
variabel pengasuhan berada pada kategori kurang; Pendidikan Orangtua. Tingkat pendidikan
(2) sedang, jika hampir seluruh variabel bapak pada kelompok anak stunting relatif lebih
pengasuhan berada pada kategori sedang atau rendah dibandingkan dengan tingkat pendidikan
kombinasi antara 2 kategori sedang dan 2 bapak pada kelompok anak nonnal. Rata-rata
kategori kurang ; (3) baik, jika hampir seluruh lama pendidikan bapak pada kelompok anak
variabel pengasuhan berada pada kategori baik stunting yaitu 7,6 ± 2,2 tahun sedangkan pada
atau kombinasi antara 2 kategori baik dan 2 kelompok anak normal yaitu 9,0 ± 2,8 tabun.
kategori sedang Sementara tingkat pendidikan ibu pada kedua
Data morbiditas penyakit diare dan ISPA kelompok sebagian besar (> 50%) adalah tamat
diolah dengan memberikan skor berdasarkan SO dengan rata-rata lama pendidikan ibu 7,0 ±
frekuensi, lama sakit dan tingkat keparahan 1,9 tahun pada kelompok anak stunting dan 8,3 ±
kemudian dikategorikan menjadi diare dan tidak 2,7 tabun pada kelompok anak normal. Seeara
diare serta ISPA dan tidak ISPA. statistik terdapat perbedaan nyata (p<o,05) tingkat
Analisis statistik yang digunakan meliputi pendidikan bapak dan pendidikan ibu antara
analisis deskriptif; independent-sample t test dan kelompok anak stunting dan kelompok anak
Man Whitney test untuk mengetahui perbedaan normal.
peubah-peubah bebas antara kelompok anak
stunting dan kelompok anak normal; uji ehi- Pendapatan. Pendapatan keluarga pada
kuadrat dan korelasi Spearman untuk mengetahui kedua kelompok dihitung dengan menggunakan

42
Mtdia Gili & KtI..arta. Destmbn 2005. 29 (2): 40-46

pendekatan pengeluaran pangan dan non pangan anak stunting termasuk dalam kategori sedang.
per kapita per bulan. Rata-rata pengeluaran per Sementara sebagian besar (5 I ,4%) responden
kapita per bulan pada kelompok anak stunting pada kelompok anak nonnal termasuk kategori
sebesar Rp. 85.100 ± 51.482 sedangkan pada baik (Tabel 3). Berdasarkan uji statistik., praktek
kelompok anak normal Rp.IO 1.396 ± 68.152. sanitasi pangan responden pada kelompok anak
Secara statistik, pendapatan keluarga pada nonnal lebih baik secara nyata (p<0,05)
kelompok anak normal lebih tinggi secara nyata dibandingkan dengan responden pada kelompok
(p<O,05) dibandingkan dengan pendapatan anak stunting. Praktek-praktek sanitasi pangan
keluarga pada kelompok anak stunting. tersebut meliputi kebersihan responden sebelum
Berdasarkan proporsi pengeluaran, sebagian besar memasak, kebersihan bahan mentah makanan
(>70%) pengeluaran keluarga tiap bulan pada sebelum dimasak, mencuci buah-buahan yang
kedua kelompok diperuntukkan untuk akan diberikan dengan air masak dan
pengeluaran pangan. Hal ini menunjukkan bahwa memanaskan kembali bahan makanan yang telah
keluarga contoh pada kedua kolompok berada lama (> 2 jam) ketika akan diberikan lagi kepada
pada tingkat sosial ekonomi rendah. Berdasarkan anak.
batas garis kemiskinan di Propinsi Jawa Barat
menurut BPS (2001) proporsi keluarga miskin Tabel3. Kategori praktek sanitasi pangan
kelompok anak stunting sebesar 50% sementara be rdasarkan keompo
I k anak
pada kelompok anak normal sebesar 32,9%. Kel, anak Kel anak
Kategori stunting normal
Sanitasi Pangan
Pengasuhan n % n %
Praktek Pemberian Makan. Berdasarkan Baik 1\ 15,7 36 51,4
Sedang 49 70,0 33 47,1
skor aktual dari praktek pemberian makan,
Kurang 10 14,3 I 1,4
sebagian besar (54,3%) responden kelompok anak Total 70 100 100
70
ItUnting memiliki kategori sedang sedangkan
pada kelompok anak normal sebagian besar
. (54,3%) responden tennasuk dalam kategori baik Praktek Sanitasi Lingkungan. Praktek
(Tabel 2). Secara statistik, praktek pemberian sanitasi Iingkungan paGa kelompok anak stunting
makan responden pada kelompok anak normal sebagian besar (52,9%) termasuk dalam kategori
Iebih baik secara nyata (p<O,05) dibandingkan kurang, sedangkan pada keJompok anak normal,
dengan responden pada kelompok anak stunting. sebagian besar (68,6%) termasuk daJam kategori
. Praktek-praktek pemberian makan tersebut sedang (Tabel 4). Berdasarkan uji statistik,
meliputi frekuensi pemberian, pemberian praktek sanitasi lingkungan pada kelompok anak
lDIkanan selingan, pertimbangan pemilihan jenis, nonnal lebih baik secara nyata (p<O,05)
pemberian makanan lengkap, penentuan waktu dibandingkan dengan kelompok anak stunting.
makan dan cara pemberian makan. Praktek-praktek sanitasi lingkungan tersebut
meliputi membiarkan sinar matahari dan udara
Sebaran contoh berdasarkan kategori masuk ke dalam rumah serta fasilitas jamban
praktek pemberian didalam rumah.
anak.
Tabel 4. Kategori praktek sanitasi lingkungan
er asarkan kl
bd e ompo k anak
Kategllri Sanitasi KeJ. anak stunting Kel anak normal
Lingkungan n % n %
Baik 2 2,9 10 14,3
Sedang 31 44,3 48 68,6
Kurang 37 52,9 12 17,1
Total 70 100 70 100
Praktek Sanitasi Pangan. Berdasarkan
praktek sanitasi pangan tersebut,
besar (70%) responden pada kelompok

43
Media Giti fJ /Y!lumza, IJesember 2005. 29 (2): <f()..f6

Praktek Perawalan Kel¥rsihan dan Sebagian besar (82,9%) responden pada


Kesehatan Anak. Berdasarkan kategori kelompok anak stunting termasuk dalam kategori
perawatan kebersihan dan kesehatan anak, pengasuhan sedang sementara pada kelompok
sebagian besar (54,3%) responden pada kelompok anak normal, sebagian besar (65,7%) responden
anak stunting termasuk dalam kategori sedang termasuk dalam kategori pengasuhan baik. Hasil
sedangkan sebagian besar (80%) responden pada uji statistik menunjukkan bahwa pengasuhan
kelompok anak normal termasuk dalam kategori responden pada kelompok anak normal lebih baik
baik (Tabel 5). Secara statistik, praktek secara nyata (p<O,05) dibandingkan dengan
perawatan kebersihan dan kesehatan anak pada kelompok anak stunting.
kelompok anak normal lebih baik secara nyata
(P<O,05) dibandingkan dengan kelompok anak Hubungan Pola Pengasuhan dengan Kejadian
stunting. Praktek-praktek perawatan kebersihan Stunting
dan kesehatan anak meliputi kebersihan anak Berdasarkan hasil korelasi Speannan,
sebelum dan setelah makan dan kebersihan anak terdapat hubungan nyata (p<O,05) antara
setelah buang air besar. pengasuhan dengan kejadian stunting. Praktek
pemberian makan mempengaruhi kejadian
Tabel5. Kategori praktek perawatan dan stunting disebabkan oleh pemberian makan
kesehatan anak berdasarkan kelompok dengan frekuensi yang rendah, tidak
anak memperhatikan kualitas gizi makanan yang
Kategori Praktek Kel.anak Kel anak diberikan, tidak memberikan makanan secara
Perawatan dan stunting nonnal lengkap serta cara pemberian makan yang kurang
Kesehatan Anak n % n %
tepat. Praktek pemberian makanan yang kurang
Baik 30 42,9 S6 80,0 mengakibatkan anak tidak memperoleh asupan
Sedang 38 54,3 13 18,6
energi dan zat gizi yang seimbang dan secara
Kurang 2 2,9 I 1,4
kumulatif akan mengakibatkan terjadinya
Total 70 100 70 100
gangguan pertumbuhan. Walaupun praktek
pemberian makan berpengaruh nyata dengan
Berdasarkan praktek pemberian makan, kejadian stunting tetapi hasil penelitian ini
praktek sanitasi pangan, praktek sanitasi menunjukkan bahwa usia pemberian makanan
lingkungan serta praktek perawatan kebersihan tambahan tidak memiliki hubungan yang nyata
dan kesehatan anak, kategori pengasuhan (p>O.05) dengan kejadian stunting.
responden seperti disajikan pada Gambar ]. Praktek sanitasi pangan dan praktek sanitasi
lingkungan mempengaruhi pertumbuhan linier
anak melalui peningkatan kerawanan anak
terhadap penyakit infeksi. Tabel 6 menyajikan
praktek sanitasi pangan berdasarkan morbiditas
penyakit diare dan ISPA. Berdasarkan hasil uji
statistik, terdapat hubungan yang nyata (P<O,05)

I antara praktek sanitasi pangan dengan morbiditas


penyakit diare. Sementara Tabel 7 menyajikan
praktek sanitasi Iingkungan berdasarkan
morbiditas penyakit diare dan ISPA. Berdasarkan
hasil uji statistik, terdapat hubungan yang nyata
KIiIeria Pengasuhal
(p<0,05) antara praktek sanitasi Iingkungan
Gambar ]. Sebaran contoh berdasarkan kategori dengan morbiditas penyakit ISPA.
pengasuhan dan kelompok anak

44
Media Gki (f1 KdMarza, ~ 2005, 29 (2): 4046

Tabel6. Kategori oraktek sanitasi pangan berdasarkan morbiditas penyakit diare dan (SPA
Morbiditas Pen~it
Kalegori Praktek
Diare Tidak Diare (SPA Tidak (SPA
Sanitasi Pangan
n % n % n % n %
Baik 14 25,5 35 41,2 2 5,3 9 8,8
SedanJt 35 63,6 45 52,9 19 50,0 61 59,8
Kuran2 6 10,9 5 5,9 17 44,7 32 31,4
Total 55 100 85 100 38 100 102 100

T abel 7 K ategon praktek sanitasi lingkungan berdasarkan morbiditas penyakit diare dan (SPA
Morbiditas Penyakit
Kategori Praktek Sanitasi
Diare Tidak Diare (SPA Tidak (SPA
Lingkungan
n % n % n % n %
Baik 7 12,7 5 5,9 9,0 8,8 3,0 7,9
Sedang 26 47,3 53 62,4 55,0 53,9 24,0 63,2
KuranJt 22 40,0 27 31,8 38,0 37,3 11,0 28,9
Total 55 100 85 100 102 100 38 100

Hubungan Karakteristik Keluarga dengan Pola yang lebih baik dibandingkan dengan ke(ompok
Pengasuhan anak stunting yang miskin. Pengasuhan ini
Berdasarkan hasil uji korelasi Spearman, meliputi praktek pemberian makan, praktek
. terdapat hubungan nyata (p<O,05) antara sanitasi pangan dan praktek sanitasi lingkungan.
> pengasuhan dengan sosial ekonomi keluarga yaitu Hal ini membuktikan adanya positive deviance
pendidikan orangtua dan pendapatan keluarga. pada kelompok anak normal yang miskin dan
JIal ini menunjukkan pendidikan orangtua akan mendukung pendapat Mata (1980) yang
mempengaruhi pengasuhan anak, karena orangtua menyatakan bahwa beberapa ibu dengan
;cIengan pendidikan yang lebih tinggi akan keterbatasan sosial ekonomi memiliki
memahami betapa pentingnya peranan orangtua pengetahuan mengenai praktek pemberian makan,
temadap anak. Semakin tinggi pendidikan kepercayaan dan tradisi dalam penyiapan, teknik
diduga semakin baik pengetahuan pemberian makan, perawatan anak selama sakit,
....zm,fa dan ibu yang memiliki pengetahuan gizi praktek sanitasi sehingga anak dapat tumbuh
baik akan mengetahui tentang cam dengan baik dalam lingkungan yang suboptimal.
pmg()lah bahan makanan, cara mengatur menu
mengatur makanan anak sehingga keadaan KESIMPULAN
anal< teljamin. Selain itu diduga dengan
"lIldapatm yang lebih besar akan memberikan Besar keluarga pada kedua kelompok
qasulnan yang lebih memadai dan menjamin tennasuk dalam kategori keluarga sedang (4-6
yang diperlukan oleh anak seperti orang). Umur orangtua pada kedua kelompok
1IiUI~'"WIU kebutuhan gizi anak yang diperlukan
berkisar antara usia 21-40 tahun dan termsuk
pertumbuhan, menyediakan lingkungan dalam kategori dewasa menengah. Rata-rata
aman, mencegah dari penyakit dan pendidikan orangtua pada kelompok anak
ndunigi dari paparan patogen stunting adalah tamat SO sementara pada
Hasil penelitian ini juga menunjukkan kelompok anak normal setingkat SMP.
hubungan positif yang nyata (p<0,05) Berdasarkan BPS 200 1 di Jawa Bara!, sebanyak
keluarga miskin pada kelompok anak 50% keluarga pada kelompok anak stunting dan
dengan pengasuhan. Dengan karakteristik 32,9% keluarga pada kelompok anak normal
ekonomi keluarga miskin pada kedua termasuk dalam kategori miskin.
yang tidak berbeda, temyata kelompok Praktek pengasuhan meliputi praktek
normal yang miskin memiliki pengasuhan pemberian makan, praktek sanitasi pangan,

45
~ Gi~ & Kduarza, Daember 2005. 29 (2); 4().46

praktek sanitasi lingkungan dan praktek Biostatistik dan Kependudukan. Fakultas


perawatan kebersihan serta kesehatan anak pada Kesehatan Masyarakat. Universitas
kelompok anak norma] lebih baik dibandingkan Indonesia. Depok.
dengan kelompok anak stunting. Sebagian besar
Atmarita, T.S. Fallah. 2004. Analisis Situasi Gizi
(82,941~) responden pada kelompok anak stunting
dan Kesehatan Masyarakat. Di dalam :
termasuk dalam kategori pengasuhan sedang
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII,
sementara sebagian besar (65,7%) responden
Jakarta 17-19 Mei 2004.
pada kelompok anak normal termasuk dalam
kategori pengasuhan baik. Engle, P.L., P. Menom, L. Haddad. 1997. Care
Pola pengasuhan akan mempengaruhi status and Nutrition : Concepts and Measurement.
gizi anak. Rendahnya praktek pemberian makan International Food Policy Research Institute.
akan mempengaruhi rendahnya asupan energi dan
Martorell, R., N.S. Scrimshaw. 1995. The
zat gizi dan seeara kumulatif dapat berdampak
effects of improved nutrition in early
terhadap pertumbuhan linier. Praktek sanitasi
childhood. The Institute of Nutrition of
pangan mempengaruhi kejadian stunting melalui
Central America and Panama (lNCAP).
peningkatan kerawatan terhadap penyakit diare
sementara praktek sanitasi Iingkungan Mata, L.J. 1980. Child malnutrition and
mempengaruhi kejadian stunting melalui deprivation observations in Guatemala and
peningkatan kerawanan terhadap penyakit ISP A. Costa Rica. Food Nutr 6(2):7-14 [abstrak].
Pendidikan orangtua dan pendapatan
Riyadi, H. 2002. Pengaruh Suplementasi Seng
keluarga mempengaruhi pola pengasuhan
(Zn) Dan Besi (Fe) Terhadap Status Anemia,
orangtua terhadap anak. Pendidikan orangtua
Status Seng Dan Pertumbuhan Anak Usia 6-
yang tinggi akan memiliki pengetahuan gizi yang
24 bulan [disertasi]. Bogor : Program
diperlukan oleh anak. Pendapatan keluarga
Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
merupakan faktor penting dalam memberikan
pengasuhan anak yang memadai dan menjamin Schmidt, M.K. et al. 2002. Nutritional status and
kebutuhan yang diperlukan dalam pertumbuhan linear growth of indonesian infants in west
anak. java are determined more by prenatal
environment than by postnatal factors. Am J
Clin Nutr 132:2202-2207.
DAFTAR PUSTAKA
Waterlow, J.C. 1993. Relationship of gain in
ACCISCN. 1997. 3th Report on The World
height to gain in weight. Di dalam :
Nutrition Situation. Geneva
Waterlow JC dan Schurch B, editor. Causes
ACC/SCN. 2000. 4th Report - The World and Mechanisms of Linear Growth
Nutrition Situation: Nutrition throughout the Retardation. Proceedings of an International
Life Cycle. Geneva. Dietary Energy Consultative Group
(IDECG). 2 I 6.
Ariawan, I. 1997. Besar Sampel Pada Penelitian
Kesehatan dan Gizi Masyarakat. J urusan

46

You might also like