You are on page 1of 22

PENGARUH KONSENTRASI ASAM SITRAT DAN CARA

PENGOLAHAN BUAH TERHADAP KARAKTERISTIK HARD


CANDY BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus)

ARTIKEL

Karya Tulis sebagai salah satu syarat


Untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
dari Universitas Pasundan

Oleh :

Maya Rovva Pujiardini


11.30.20147

JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2014
PENGARUH KONSENTRASI ASAM SITRAT DAN CARA
PENGOLAHAN BUAH TERHADAP KARAKTERISTIK HARD
CANDY BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus)

Maya Rovva Pujiardini*, Dr. Ir. Leni Herliani Afrianti,MP.**, Dr. Ir Yusman
Taufik,MS***

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the effect of citric acid
concentration and processing methods on the characteristics of the red dragon
fruit hard candy red dragon fruit (Hylocereus polyrhizus). To determine the
interaction between citric acid concentration and processing methods on the
characteristics of hard candy fruit red dragon fruit (Hylocereus polyrhizus).
The benefit of this study is to provide a new alternative in the
diversification of the red dragon fruit, extending the shelf life of red dragon fruit,
and maintain or improve the quality and nutritional value of red dragon fruit.
The study was conducted on the two stages of preliminary research and
primary research. Preliminary research includes the analysis of raw materials and
the determination of the ratio of sucrose : glucose and the concentration of red
dragon fruit puree, it is best to be used in the main study. The method was used in
this study Split Plot Design (RPT) with two replications. The main plot is the
concentration of citric acid (A) consists of three comparisons, namely a1 (0.3%),
a2 (0.5%), and a3 (0.7%). The subplots are ways of processing (B) is a fruit puree
(b1), fruit juice (b2), fruit juice (b3), and fruit extracts (b4).
Based on the results of the study, samples were selected from the chemical
and organoleptic analysis of how the processing is for the best fruit puree
processing a1b1 with citric acid concentration of 0.3%, for the best fruit juice
processing a1b2 with citric acid concentration of 0.3%, for processing a2b3 best
juice with citric acid concentration of 0.5%, and for the processing of fruit
extracts best a1b4 with citric acid concentration of 0.3%.

PENDAHULUAN

1
Buah segar menempati posisi Hard candy dengan buah-buahan
penting dalam hal pemenuhan pada umumnya berasa asam karena
kebutuhan gizi, khususnya vitamin dan adanya penambahan zat aditif berupa
mineral. Kelemahan buah mudah rusak asam. Asam sitrat merupakan sumber
karena mengalami perubahan fisiologis, asam yang sering digunakan dalam
kimiawi dan mikrobiologis. Buah dapat pembuatan candy karena sifat
dimakan secara langsung dan dapat kelarutannya yang tinggi, mudah
dilakukan pengolahan. Salah satu cara didapat, dapat menurunkan pH dan
pengolahan dilakukkan melalui menghindari terjadinya pengkristalan
pembuatan permen (hard candy). gula (Jackson,1999). Menurut Rahayu
Buah naga memiliki kulit yang (2006), untuk menghasilkan hard candy
tidak mulus, melainkan berlapis yang mempunyai warna, aroma, tekstur,
sehingga mirip sisik ular besar atau dan rasa yang baik perlu diperhatikan
naga. Buahnya berwarna putih, merah konsentrasi asam sitrat dan jenis olahan
atau ungu dengan taburan biji yang buah. Jenis olahan buah seperti puree
berwarna hitam (Daniel,2009). Buah ini buah, jus buah, sari buah, dan ekstrak
banyak dihasilkan di kabupaten buah.
Gondang Jawa Timur, menurut data Menurut Jackson (1995), hard
yang ada diperkebunan Gondang Jawa candy merupakan permen yang
Timur (2011) produksi buah naga mempunyai tekstur keras, penampakan
mencapai sebanyak 56.000 kg. Buah yang jernih dan biasanya terdiri dari
naga banyak dikonsumsi dalam buah komponen dasar sukrosa dan glukosa
segar sebagai pelepas dahaga. Buah serta bahan-bahan lain yang dapat
naga akan cepat rusak dan busuk jika ditambahkan untuk memberikan rasa
disimpan terlalu lama pada suhu lebih yang lebih baik.
dari 25oC. Buah naga rusak mempunyai Hard candy merupakan sebutan
ciri-ciri kulit buah mengkerut, dan untuk jenis permen yang mengalami
berwarna hitam, sehingga nilai gizi pengolahan pada suhu (130-150)oC
menurun dan nilai ekonominya rendah. dengan penampakan bening
Salah satu cara untuk memperoleh nilai (Lawrence,1991).
tambah buah naga yaitu dengan Hasil penelitian Nunung (2004),
membuat produk permen berupa hard tentang pembuatan hard candy salak
candy. bongkok menggunakan pengaruh rasio
Permen merupakan produk sukrosa dengan sirup glukosa dan
pangan yang banyak digemari. Menurut konsentrasi asam sitrat, produk permen
Martha dalam Yayah (1998), candy atau yang lebih disukai adalah rasio sukrosa
permen dapat diklasifikasikan ke dalam dengan glukosa 10:3 dan konsentrasi
3 (tiga) jenis, yaitu permen keras (hard asam sitrat 0,5 %, menghasilkan kadar
candy), permen lunak (soft candy), dan air 2,96%, kadar gula sukrosa 43,26%,
permen karet. Menurut Jackson (1999), kadar asam total 1,55%, dengan nilai uji
hard candy merupakan salah satu organoleptik yaitu warna dan warna
permen non kristalin yang dimasak 3,45.
dengan suhu tinggi (140o-150oC) Hasil penelitian Nina (2008),
memiliki tekstur keras, penampakan dalam pembuatan hard candy dari
mengkilap dan bening. Bahan utama perbandingan bubur buah Stroberi dan
dalam pembuatan hard candy jenis ini jambu biji dengan perbandingan sukrosa
adalah gula pasir (sukrosa), air, dan dan sirup glukosa. Produk hard candy
sirup glukosa atau gula invert. yang terbaik adalah perbandingan bubur
Sedangkan bahan-bahan lainnya adalah buah stroberi dan jambu biji 1:2 dengan
flavor, pewarna, buah, dan zat asam. konsentrasi bubur buah 20%; dengan

2
perbandingan sukrosa dan sirup glukosa tersebut dapat menyebabkan graining
2:1, menghasilkan kadar air 2,950%, (pengkristalan).
kadar vitamin C 13,129%, kadar gula Asam yang ditambahkan
total 54,040%, dengan nilai uji umumnya adalah asam sitrat. Senyawa
organoleptik yaitu warna 2,433, aroma asam sitrat dalam hard candy dapat
3,067, tekstur 3,500. meningkatkan cita rasa dan berkadar
Hasil penelitian Anika (2013), antara (0,5-2) % (b/b) yang tergantung
dalam kualitas permen keras dengan pada seni cita rasa dan dapat
variasi konsentrasi ekstrak daun sirih, menurunkan pH hingga 2-3,4. Jika pH
pada penambahan ekstrak daun sirih diatas 3,4 maka permen akan menjadi
yang optimal untuk pembuatan permen lembek atau menjadi soft candy
keras adalah 16%. Setelah diolah (Yani,2003).
menjadi permen, kandungan minyak Penambahan asam dalam
atsiri daun sirih hijau yang sebelumnya pembuatan hard candy berfungsi sebagai
0,405% ternyata masih ada dalam pengontrol pembentukan gula invert,
permen keras dengan jumlah yang dimana gula invert dengan jumlah yang
berkurang yaitu 0,1333%. terlalu banyak dapat mengakibatkan
Hasil penelitian Wahyuni (1998), terjadinya extra heating sehingga dapat
dalam pembuatan hard candy dari merusak flavour dan warna, begitu juga
invert sebagai alternatif pengganti sirup produk akan lengket atau bahkan produk
glukosa menunjukkan bahwa tidak dapat mengeras, sehingga
perbandingan sukrosa dengan gula penambahan gula invert dalam
invert dan suhu berpengaruh sangat pembuatan hard candy selama
nyata terhadap kekerasan, kadar air dan pemasakan memerlukan kontrol dan
kadar abu. Perbandingan sukrosa dan buffer asam untuk menyesuaikan pH dan
gula invert 50:50 b/b pada suhu 160oC kecepatan inverse (Lawrence,1991).
menghasilkan kekerasan hard candy Maksud dari penelitian ini adalah
tertinggi dengan nilai rata-rata 3,0648%, untuk menetapkan konsentrasi asam
dan kadar abu terendah dengan nilai sitrat dan jenis olahan buah naga merah
rata-rata 0,89767%, tetapi semakin terhadap karakteristik hard candy buah
tinggi suhu pemasakan maka kadar abu naga merah (hylocereus polyrhizus).
semakin tinggi. Gula invert yang Tujuan dari penelitian ini adalah
digunakan yakni gula pasir (sukrosa) untuk mengetahui pengaruh konsentrasi
yang dilarutkan dalam air dan asam sitrat dan jenis olahan buah naga
dipanaskan, sehingga sebagian sukrosa merah terhadap karakteristik hard candy
akan terurai menjadi glukosa dan buah naga merah (hylocereus
fruktosa dengan perbandingan yang polyrhizus). Untuk mengetahui interaksi
sama. antara konsentrasi asam sitrat dan jenis
Menurut Jackson (1999), dua olahan buah terhadap karakteristik hard
masalah yang dapat terjadi pada hard candy buah naga merah (hylocereus
candy adalah stickiness dan graining. polyrhizus).
Stickiness terjadi karena meningkatnya Manfaat dari penelitian ini untuk
kadar air pada permen sehingga permen memberikan alternatif baru dalam
lebih bersifat higroskopis. Masalah ini penganekaragaman buah naga merah,
dapat diatasi dengan menggunakan memperpanjang masa ismpan buah naga
sukrosa dan glukosa. Tetapi rasio antara merah, dan mempertahankan dan atau
sukrosa dan glukosa perlu disesuaikan, memperbaiki mutu nilai gizi buah naga
karena kesalahan rasio kedua bahan merah.
METODOLOGI PERCOBAAN

3
Bahan dan Alat Penelitian Rancangan Perlakuan
Rancangan perlakuan yang akan
Bahan yang digunakan dilakukan pada penelitian ini terdiri dari
Bahan baku utama yang dua faktor. Faktor pertama adalah
digunakan yaitu buah naga merah konsentrasi asam sitrat (A) yang terdiri
(hylocereus polyrhizus) yang matang dari tiga taraf yaitu (0,3%); (0,5%);
dengan berat sekitar 350-450 gr/buah, (0,7%). Faktor kedua adalah cara
yang diperoleh dari varietas di desa pengolahan buah naga yang terdiri dari
kemasan tani kecamatan Gondang empat taraf yaitu pure (x%), jus, sari
Kabupaten Mojokerto. buah, ekstrak.
Bahan penunjang yang digunakan Hasil terbaik perbandingan
yaitu glukosa, sukrosa, dan asam sitrat. sukrosa dan glukosa dari penelitian
Bahan kimia yang digunakan pada saat pendahuluan akan dipergunakan dalam
analisis adalah aquadest, DPPH, batu penelitian utama.
didih, toluene, alkohol 95%, indikator
PP, Na2S2O3 0,1 N, amilum 1%, larutan Rancangan Percobaan
I2, H2SO4 6 N, HCl 9,5 N, dan NaOH Rancangan percobaan yang
30%. digunakan dalam penelitian utama
adalah pola faktorial 3x4 dengan metode
Alat-alat yang digunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT), yang
Alat-alat yang digunakan dalam terdiri dari dua faktor, faktor pertama
penelitian adalah blender, pisau, panci, terdiri dari tiga taraf dan faktor kedua
pengaduk, thermometer, gelas ukur, terdiri dari empat taraf dengan 2 kali
timbangan, sendok, kompor gas, dan ulangan. Model percobaan Rancangan
cetakan. Petak Terbagi Faktorial 3 x 4 dapat
Alat-alat yang digunakan untuk dilihat pada tabel 1.
analisis kimia adalah labu didih, oven,
kondensor, vortex, tabung skala, labu
ukur, erlenmeyer, gelas kimia, pipet
tetes, pipet ukur, labu takar,
spektrofotometer dan botol semprot.

Metode Penelitian

Penelitian Pendahuluan
Penelitian pendahuluan ini dimaksudkan
untuk menentukan perbandingan sukrosa
: glukosa dan konsentrasi pure buah
naga. Pada penelitian pendahuluan ini
digunakan perbandingan sukrosa :
glukosa yaitu 3:1; 4:1; 5:1; konsentrasi
pure buah naga yaitu 15%, 20%, 25%,
dan konsentrasi asam sitrat 0,5 %. Dan
dilakukkan analisis bahan baku untuk
mengetahui kadar vitamin C, kadar gula Tabel 1. Model Rancangan
reduksi, dan kadar antioksidan. Percobaan Pola Faktorial dengan
Dasar Rancangan Petak Terbagi
Penelitian Utama (RPT) dengan 2 Kali Ulangan

4
kelompok ke-k, sering disebut galat
Faktor Kelo Faktor cara pengolahan
petak utama (galat a).
Asam mpo buah (B)
sitrat(A) k
Kk = pengaruh aditif dari kelompok
b1 b2 b3 b4
Ulan (Pur (jus (sar (ekstra
ke-k
gan ee) ) i) k) εijk = pengaruh galat pada kelompok
a1 (0,3%) 1 a1b1 a1b2 a1b3 a1b4 ke-k yang memperoleh taraf ke-i faktor
2 a1b1 a1b2 a1b3 a1b4 A dan taraf ke-j faktor B, sering disebut
Sub Total ∑a1 ∑a1 ∑a1 ∑a1b4
sebagai galat anak petak (galat b).
b1 b2 b3
a2 (0,5%) 1 a2b1 a2b2 a2b3 a2b4
Rancangan Analisis
2 a2b1 a2b2 a2b3 a2b4
Berdasarkan rancangan diatas
Sub Total ∑a2 ∑a2 ∑a2 ∑a2b4
maka dapat dibuat Analisis Varians
b1 b2 b3 (ANAVA) untuk mendapatkan
a3 (0,7%) 1 a3b1 a3b2 a3b3 a3b4 kesimpulan mengenai pengaruh
2 a3b1 a3b2 a3b3 a3b4
perlakuan.
Sub Total ∑a3 ∑a3 ∑a3 ∑a3b4
Tabel 2 Analisis Variansi (ANAVA)
b1 b2 b3 Sumb Der Jum Kuad F. F.
er ajat lah rat Hitung Ta
Total ∑a1 ∑a1 ∑a1 ∑a1b4+a
Kerag Beb Kua Teng be
b1+ b2+ b3+ 2b4 +
aman as drat ah l
a2b1 a2b2 a2b3 a3b4
(db (JK) (KT) 5%
+a3 +a3 +a3
)
b1 b2 b3
Petak Utama (mainplot)
Kelompo 1 2 3 4
k Kelo r-1 JKK JKK/
mpok (r-1)
Total
Fakto a-1 JK JK(A) KT(A)/K
rA (A) /(a-1) TG(a)
Sumber: (Gaspersz,1995) Galat (a- JKG( JKG(a
a 1) a) )/(a-
Untuk membuktikan adanya (r- 1)(r-
perbedaan pengaruh perlakuan terhadap 1) 1)
semua respon variabel yang diamati, Anak Petak (Subplot)
maka dilakukan analisis data dengan Fakto b-1 JK JK(B) KT(B)/K
persamaan matematika sebagai berikut : rB (B) /(b-1) TG(b)
Yijk = μ + Kk + Ai + δik + Bj + ABij + Intera (a- JK JK(AB KT(AB)/
ksi AB 1) (AB) )/(a- KTG(b)
εijk
(b- 1)(b-
Dimana :
1) 1)
Yijk = Nilai pengamatan (respon)
Galat a(r- JKG( JKG(b
pada kelompok ke-k yang memperoleh
b 1) b) )/a(r-
taraf ke-i dari faktor A dan taraf ke-j dari
(b- 1)(b-
faktor B 1) 1)
 = nilai rata-rata sebenarnya Total abr- JKT
Ai = pengaruh aditif dari taraf ke-i 1
faktor A Sumber : Gasperz (1995)
Bj = pengaruh aditif dari taraf ke-j
faktor B Jika F hitung > F tabel (5%),
(AB)Ij = pengaruh interaksi taraf ke-i
hipotesis Ho diterima artinya konsentrasi
faktor A dan taraf ke-j faktor B asam sitrat dan cara pengolahan buah
ijk = pengaruh galat yang muncul
berpengaruh terhadap karakteristik hard
pada taraf ke-i dari factor A dalam candy, maka diperlukan uji lanjut LSD

5
untuk mengetahui sejauh mana dengan metode hedonik terhadap sifat
perbedaan dari masing-masing organoleptik warna, rasa, aroma dan
perlakuan. Jika F hitung ≤ F tabel, tekstur. Panelis yang melakukan uji
hipotesis H1 ditolak artinya konsentrasi organoleptik sebanyak 15 orang
asam sitrat dan cara pengolahan buah kemudian ditarnsformasikan ke skala
tidak berpengaruh terhadap karakteristik numerik.
hard candy (Gaspersz, 1995).
Jika F hitung > F tabel (5%), Deskripsi Percobaan
hipotesis Ho diterima artinya pada Deskripsi percobaan penelitian
interaksi antara konsentrasi asam sitrat pembuatan hard candy buah naga merah
dan cara pengolahan buah berpengaruh terdiri dari dua tahap yaitu deskripsi
terhadap karakteristik hard candy, maka penelitian pendahuluan dan penelitian
diperlukan uji lanjut LSD untuk utama.
mengetahui sejauh mana perbedaan dari
masing-masing perlakuan. Jika F hitung Deskripsi Percobaan Pendahuluan
≤ F tabel, hipotesis H1 ditolak artinya 1. Pencucian
pada interaksi antara konsentrasi asam Pencucian bertujuan untuk
sitrat dan cara pengolahan buah tidak menghilangkan kotoran yang menempel
berpengaruh terhadap karakteristik hard di kulit buah naga.
candy (Gaspersz, 1995). 2. Pengupasan kulit
Pengupasan kulit bertujuan untuk
Rancangan Respon memisahkan antar kulit dengan daging
buah naga yang diinginkan.
Rancangan respon yang akan 3. Penghancuran
dilakukan pada penelitian, yaitu respon Penghancuran dilakukan dengan
kimia dan respon organoleptik. menggunakan blender.
Respon kimia yang dilakukan 4. Pemasakan
untuk bahan baku buah naga merah Pemasakan selama 10 menit pada
yaitu pengukuran pH dengan suhu 90oC untuk menghasilkan
menggunakan pH meter, kadar gula puree buah naga.
pereduksi dengan menggunakan metode 5. Pengukuran pH
Luff Schoorl, dan kadar antioksidan Pengukuran pH dilakukan dengan
dengan metode DPPH (Santosa et mengunakan pH meter pada range
al.,1998 dalam Evi Umayah, 2007). pH 2 sd 3,4 ditambahkan asam
Respon kimia yang dilakukan sitrat 0,5%.
untuk Hard candy meliputi penentuan 6. Pencampuran
kadar air dengan metode destilasi Pure buah dengan konsentrasi
(AOAC 1995), analisis kadar vitamin C 15%,20%,25% dicampur dengan
dengan metode iodometri (AOAC perbandingan sukrosa : glukosa 3:1, 4:1,
1995), kadar gula pereduksi dengan 5:1.
metode Luff Schoorl (AOAC 1995), 7. Pemasakan
pengukuran pH dengan menggunakan Adonan tersebut kemudian
pH meter dan kadar antioksidan dengan dipanaskan pada suhu 150oC sambil
metode DPPH (Santosa et al.,1998 diaduk-aduk sampai larut.
dalam Evi Umayah, 2007). 8. Pencetakan dan pendinginan
Respon organoleptik dapat Tahap selanjutnya yaitu proses
menentukan suatu produk diterima atau pencetakan. Hasil pemasakan segera
tidak oleh konsumen yang diwakili oleh dimasukkan ke dalam cetakan khusus
panelis sebagai penilai. Penilain produk untuk hard candy dengan ukuran 1 x 2
hard candy buah naga merah dilakukan cm. Dilakukan pendinginan pada suhu

6
kamar. Pendinginan pada suhu kamar ini Tahap selanjutnya yaitu proses
bertujuan untuk menunggu sampai hard pencetakan. Hasil pemasakan segera
candy menjadi keras supaya mudah dimasukkan ke dalam cetakan khusus
dikeluarkan dari cetakan. untuk hard candy dengan ukuran 1 x 2
9. Pengamatan cm. Dilakukan pendinginan pada suhu
Proses terakhir yaitu dilakukan kamar. Pendinginan pada suhu kamar ini
pengamatan pada hard candy dengan bertujuan untuk menunggu sampai hard
analisis kadar air, analisis vitamin C, candy menjadi keras supaya mudah
analisis kadar gula total, dan analisis dikeluarkan dari cetakan.
antioksidan. Serta uji organoleptik 9. Pengamatan
terhadap rasa, dan tekstur. Proses terakhir yaitu dilakukan
pengamatan pada hard candy dengan
Deskripsi Percobaan Penelitian analisis kadar air, analisis vitamin C,
Utama analisis kadar gula total, dan analisis
Deskripsi percobaan penelitian antioksidan. Serta uji organoleptik
utama pembuatan hard candy buah naga terhadap rasa, dan tekstur.
merah terdiri dari empat tahap cara b. Jus buah
pengolahan buah yaitu puree buah, jus 1. Pencucian
buah, sari buah, dan ekstrak buah. Pencucian bertujuan untuk
a. Puree buah menghilangkan kotoran yang menempel
1. Pencucian di kulit buah naga.
Pencucian bertujuan untuk 2. Pengupasan kulit
menghilangkan kotoran yang menempel Pengupasan kulit bertujuan untuk
di kulit buah naga. memisahkan antar kulit dengan daging
2. Pengupasan kulit buah naga yang diinginkan.
Pengupasan kulit bertujuan untuk 3. Penghancuran
memisahkan antar kulit dengan daging Penghancuran dilakukan dengan
buah naga yang diinginkan. menggunakan blender buah naga
3. Penghancuran ditambahkan air dengan perbandingan
Penghancuran dilakukan dengan 2:1, untukmenghasilkan jus buah.
menggunakan blender. 4. Pencampuran
4. Pemasakan Jus buah di campur dengan
Pemasakan selama 10’ dengan suhu perbandingan sukrosa : glukosa yang
o
90 C untuk menghasilkan puree buah terbaik dari penelitian pendahuluan.
naga merah. 5. Pemasakan
5. Pengukuran pH Adonan tersebut kemudian
Pengukuran pH menggunakan pH dipanaskan pada suhu 150oC sambil
meter dengan range 2 sd 3,4 dan diaduk-aduk sampai larut dan
ditambahkan asam sitrat 0,3% ; 0,5% ; ditambahkan asam sitrat dengan
dan 0,7%. konsentrasi 0,3%; 0,5%; 0,7%.
6. Pencampuran 6. Pencetakan dan pendinginan
Puree buah sebanyak x%. di Tahap selanjutnya yaitu proses
campur dengan perbandingan sukrosa : pencetakan. Hasil pemasakan segera
glukosa yang terbaik dari penelitian dimasukkan ke dalam cetakan khusus
pendahuluan. untuk hard candy dengan ukuran 1 x 2
7. Pemasakan cm. Dilakukan pendinginan pada suhu
Adonan tersebut kemudian kamar. Pendinginan pada suhu kamar ini
dipanaskan pada suhu 150oC sambil bertujuan untuk menunggu sampai hard
diaduk-aduk sampai larut. candy menjadi keras supaya mudah
8. Pencetakan dan pendinginan dikeluarkan dari cetakan.

7
7. Pengamatan 1. Pencucian
Proses terakhir yaitu dilakukan Pencucian bertujuan untuk
pengamatan pada hard candy dengan menghilangkan kotoran yang menempel
analisis kadar air, analisis vitamin C, di kulit buah naga.
analisis kadar gula total, dan analisis 2. Pengupasan kulit
antioksidan. Serta uji organoleptik Pengupasan kulit bertujuan untuk
terhadap rasa, dan tekstur. memisahkan antar kulit dengan daging
c. Sari buah buah naga yang diinginkan.
1. Pencucian 3. Penghancuran
Pencucian bertujuan untuk Penghancuran dilakukan dengan
menghilangkan kotoran yang menempel menggunakan blender untuk
di kulit buah naga. menghasilkan puree buah. Setelah itu
2. Pengupasan kulit direndam dengan air 4:1, lalu di saring
Pengupasan kulit bertujuan untuk sehingga menghasilkan ekstrak buah.
memisahkan antar kulit dengan daging 4. Pencampuran
buah naga yang diinginkan. Ekstrak buah di campur dengan
3. Penghancuran dan penyaringan perbandingan sukrosa : glukosa yang
Penghancuran dilakukan dengan terbaik dari penelitian pendahuluan.
menggunakan blender. Setelah itu 5. Pemasakan
disaring untuk mendapatkan sari buah. Adonan tersebut kemudian
4. Pencampuran dipanaskan pada suhu 150oC sambil
Sari buah di campur dengan diaduk-aduk sampai larut dan
perbandingan sukrosa : glukosa yang ditambahkan asam sitrat denag
terbaik dari penelitian pendahuluan. konsentrasi 0,3%; 0,5%; dan 0,7%.
5. Pemasakan 6. Pencetakan dan pendinginan
Adonan tersebut kemudian Tahap selanjutnya yaitu proses
dipanaskan pada suhu 150oC sambil pencetakan. Hasil pemasakan segera
diaduk-aduk sampai larut dan dimasukkan ke dalam cetakan khusus
ditambahkan asam sitrat denag untuk hard candy dengan ukuran 1 x 2
konsentrasi 0,3%; 0,5%; dan 0,7%. cm. Dilakukan pendinginan pada suhu
6. Pencetakan dan pendinginan kamar. Pendinginan pada suhu kamar ini
Tahap selanjutnya yaitu proses bertujuan untuk menunggu sampai hard
pencetakan. Hasil pemasakan segera candy menjadi keras supaya mudah
dimasukkan ke dalam cetakan khusus dikeluarkan dari cetakan.
untuk hard candy dengan ukuran 1 x 2 7. Pengamatan
cm. Dilakukan pendinginan pada suhu Proses terakhir yaitu dilakukan
kamar. Pendinginan pada suhu kamar ini pengamatan pada hard candy dengan
bertujuan untuk menunggu sampai hard analisis kadar air, analisis vitamin C,
candy menjadi keras supaya mudah analisis kadar gula total, dan analisis
dikeluarkan dari cetakan. antioksidan. Serta uji organoleptik
7. Pengamatan terhadap rasa, dan tekstur.
Proses terakhir yaitu dilakukan
pengamatan pada hard candy dengan
analisis kadar air, analisis vitamin C,
analisis kadar gula total, dan analisis
antioksidan. Serta uji organoleptik
terhadap rasa, dan tekstur.
d. Ekstrak buah
HASIL DAN PEMBAHASAN

8
Penelitian Pendahuluan terhadap rasa hard candy buah
naga merah
Analisis Bahan Baku Perbandingan Nilai rata- Taraf
Analisis bahan baku yang puree rata Nyata 5%
dilakukan pada penelitian pendahuluan b3 (25%) 2,511 a
adalah analisis kadar gula reduksi, kadar b2(20%) 2,585 ab
vitamin C, dan kadar antioksidan pada b1 (15%) 2,733 b
buah naga merah. Analisis bahan baku Keterangan: Setiap huruf yang
dilakukan untuk mengetahui kandungan berbeda menyatakan perbedaan yang
gula, vitamin C, dan antioksidan dalam nyata pada taraf 5%
buah naga merah yang digunakan untuk Berdasarkan tabel diatas
pembuatan hard candy buah naga merah menunjukkan konsentrasi puree buah b3
ini baik untuk penelitian pendahuluan (25%) dengan rasa tidak berbeda nyata
maupun penelitian utama. Hasil analisa dengan konsentrasi puree b2 (20%),
tersebut dapat dilihat pada tabel : tetapi berbeda nyata dengan b1 (15%).
Tabel 3. Hasil Analisis Buah Naga Dan b2 (20%) tidak berbeda nyata
Merah dengan b3 (25%), dan b1 (15%).
Uji kimia Kandungan Sedangkan b1 (15%) dengan rasa tidak
Kadar Gula reduksi 11,764 % berbeda nyata dengan konsentrasi puree
Kadar Vitamin C 67,2496 mg/100 b2 (20%), tetapi berbeda nyata dengan b3
g (25%).
Kadar Antioksidan 2,211 µg/ml
Tekstur
Berdasarkan tabel diatas untuk Berdasarkan hasil analisis variansi
analisis bahan baku buah naga merah (ANAVA), menunjukkan bahwa
didapat bahwa kadar gula reduksi perbandingan sukrosa : sirup glukosa,
11,764%, kadar vitamin C 67,2496 interaksi perbandingan sukrosa : sirup
mg/100g, dan kadar antioksidan 2,211 glukosa dan konsentrasi puree buah
µg/ml. berpengaruh nyata terhadap tekstur
produk hard candy yang dihasilkan
Uji Organoleptik sehingga dilakukkan uji lanjut beda
nyata terkecil (LSD). Sedangakan
Rasa konsentrasi puree buah tidak berbeda
Berdasarkan hasil analisis variansi nyata terhadap aroma produk hard
(ANAVA), menunjukkan bahwa candy yang dihasilkan sehingga tidak
perbandingan sukrosa : sirup glukosa perlu dilakukkan uji lanjut beda nyata
dan puree buah berpengaruh nyata terkecil (LSD). Hal ini dapat dilihat pada
terhadap rasa produk hard candy yang tabel dibawah ini.
dihasilkan sehingga dilakukkan uji
lanjut beda nyata terkecil (LSD).
Sedangakan interaksi perbandingan
sukrosa : sirup glukosa dan puree buah
tidak berbeda nyata terhadap aroma
produk hard candy yang dihasilkan
sehingga tidak perlu dilakukkan uji Tabel 5. Interaksi perbandingan
lanjut beda nyata terkecil (LSD). Hal ini sukrosa : sirup glukosa dan
dapat dilihat pada tabel dibawah ini konsentrasi puree buah terhadap
Tabel 4. Pengaruh tekstur hard candy buah naga merah
perbandingan puree buah Puree buah

9
Sukros b1(15%) b2(20%) b3(25%) dan konsentrasi puree yang terbaik yang
a: akan digunakan untuk pembuatan Hard
glukosa Candy buah naga. Penelitian
a1 (3:1) 2,68 2,71 3,04 pendahuluan terdiri dari uji arganoleptik
A C C
9 1 4 terhadap rasa dan tekstur dari Hard
a b b Candy. Pengujjian dilakukan terhadap
a2 (4:1) 2,77 2,88 2,80 15 panelis dimana hasil dari pengujian
A B B
1 9 0 organoleptik yang paling disukai akan
a a a digunakan untuk penelitian utama. Hasil
a3 (5:1) 3,06 2,75 2,24 uji organoleptik pada penelitian
B A A
7 6 4 pendahuluan dapat dilihat pada tabel di
b b a bawah ini :
Keterangan : Rata-rata perlakuan yang
Tabel 6. Hasil Uji organoleptik
diikuti oleh huruf yang
Penelitian Pendahuluan Hard
Berbeda menunjukan
Candy Buah Naga Merah
perbedaan yang nyata
Kod Parameter Jumlah
menurut uji lanjut LSD
e Ras Sk Tekst Sk Rat Sk
pada taraf 5% huruf
a or ur or a or
kecil dibaca horizontal
2,4 4
dan huruf besar dibaca 2,689
a1b1 89 1 3 5,1
vertikal. (a)
(a) 78
Berdasarkan tabel diatas, dilihat
2,4 5
dari interaksi perbandingan sukrosa: 3,089
a1b2 22 1 4 5,5
glukosa dan konsentrasi puree buah (b)
(a) 11
terhadap tekstur hard candy. Bahwa 2,4 5
konsentrasi puree buah (15%) dilihat 3,067
a1b3 22 1 4 5,4
dari tekstur yang paling disukai yakni (b)
(a) 89
perbandingan sukrosa:glukosa a3 (5:1). 2,5 4
Pada konsentrasi puree buah (20%) 2,711
a2b1 33 1 3 5,2
dilihat dari tekstur yang paling disukai (a)
(a) 44
yakni perbandingan sukrosa:glukasa a2 3,0 8
(4:1). Sedangkan konsentrasi puree buah a2b 2,889
00 4 4 5,8
(25%) dilihat dari tekstur yang paling 2 (b)
(b) 89
disukai yakni perbandingan 2,4 4
sukrosa:glukosa a1 (3:1). Pada 2,756
a2b3 67 1 3 5,2
perbandingan sukrosa:glukosa a1 (3:1) (a)
(a) 23
tekstur yang paling disukai yakni 2,7 7
konsentrasi puree 25%. Perbandingan 3,044
a3b1 33 3 4 5,7
(b)
sukrosa:glukosa (4:1) tekstur yang (a) 77
paling disukai yakni konsentrasi puree 2,7 6
2,800
20%. Sedangkan perbandingan a3b2 78 3 3 5,5
(a)
sukrosa:glukosa (5:1) tekstur yang (a) 78
paling disukai yakni konsentrasi puree 2,6 3
2,244
15%. a3b3 44 2 1 4,8
(a)
(a) 88
Keterangan : Setiap rata-rata perlakuan
Sampel Terpilih yang diikiuti huruf yang berbeda
Penelitian pendahuluan ini menunjukkan terdapat perbedaan yang
dimaksudkan untuk mengetahui nyata pada taraf 5%
perbandingan sirup glukosa : sukrosa Keterangan kode :

10
a1b1 = Konsentrasi gula : konsentrasi sebenarnya sehingga mempengaruhi
puree buah (74,5% : 15%) penilaian para panelis.
a1b2 = Konsentrasi gula : konsentrasi Pada hampir semua parameter,
puree buah(74,5% : 20%) sampel a2b2 paling disukai panelis
a1b3 = Konsentrasi gula : konsentrasi sebagai Hard Candy terbaik karena
puree buah(74,5% : 25%) memiliki rasa dan tekstur yang lebih
a2b1 = Konsentrasi gula : konsentrasi menyerupai Hard Candy dan memiliki
puree buah(79,5% : 15%) pH 3, sehingga akan dikaji lebih lanjut
a2b2 = Konsentrasi gula : konsentrasi ke penelitian utama.
puree buah(79,5% : 20%) Penelitian Utama
a2b3 = Konsentrasi gula : konsentrasi
puree buah(79,5% : 25%) Analisis Kimia
a3b1 = Konsentrasi gula : konsentrasi 1.1.1.1 Kadar air
puree buah(84,5% : 15%) Kadar air dalam suatu bahan
a3b2 = Konsentrasi gula : konsentrasi pangan perlu ditetapkan, karena semakin
puree buah(84,5% : 20%) tinggi kadar air yang dikandung suatu
a3b3 = Konsentrasi gula : konsentrasi produk makanan maka semakin mudah
puree buah(84,5% : 25%) rusak atau tidak tahan lama. Kandungan
Berdasarkan hasil penelitian air dalam bahan makanan ikut
pendahuluan yang tertera pada tabel di menentukan acceptabilitas, kesegaran
atas ada perbedaan yang nyata terhadap dan daya tahan bahan makanan tersebut,
karakteristik Hard Candy yang oleh karena itu penetepan kadar air perlu
dihasilkan. Sampel a2b2 lebih disukai dilakukan untuk mengetahui kondisi
panelis dari segi rasa. Hal ini suatu produk makanan.
diakibatkan karena rasa yang cenderung Interaksi antara asam sitrat dan
lebih manis dibandingkan dengan jenis olahan berpengaruh nyata terhadap
sampel yang lainnya sehingga kadar air produk hard candy buah naga
menghasilkan rasa yang lebih mendekati merah pada taraf 5%. Hasil analisis
Hard Candy yang sebenarnya sehingga dapat dilihat pada tabel berikut:
mempengaruhi penilaian para panelis
untuk cenderung memilih sampel ini
sebagai sampel yang terbaik dari segi
rasa.
Sampel a1b2, a1b3, a2b2, dan a3b1
lebih disukai panelis dari segi tekstur.
Hal ini diakibatkan karena tekstur yang
cenderung lebih keras dibandingkan
dengan sampel yang lainnya sehingga
menghasilkan tekstur yang lebih
mendekati Hard Candy yang sebenarnya
sehingga mempengaruhi penilaian para
panelis yang cenderung memilih sampel
ini sebagai sampel yang terbaik dari segi
tekstur.
Sampel a1b1, a2b1, a2b3, a3b2, dan Tabel 7. Pengaruh konsentrasi asam
a3b3 tidak dipilih panelis sebagai sampel sitrat dan jenis olahan buah terhadap
terbaik karena cenderung memberikan kadar air Hard Candy
hasil yang terlalu jauh dengan Jenis olahan
karakteristik Hard Candy yang

11
Kons b1 b2 b3 b4 buah-buahan segar. Karena itu vitamin C
entra (puree (jus) (sari) (ekstra sering disebut Fresh Food Vitamin.
si ) k) Buah yang masih mentah lebih banyak
asam kandungan vitamin C-nya, semakin tua
sitrat buah semakin berkurang kandungan
a1 2,9 A 2,8 A 2,7 A 3,5 A vitamin C-nya (Winarno,1997).
(0,3% 05 82 70 38 Berdasarkan hasil analisis variansi
) 6 5 6 9 (ANAVA) kadar vitamin C dapat
a a a b diketahui adanya pengaruh yang nyata
a2 2,9 A 3,5 B 2,9 A 3,5 A dari jenis olahan buah. Karena itu
(0,5% 25 38 82 B 51 dilakukan uji lanjut beda nyata terkecil
) 5 8 7 5 (LSD) dan hasilnya terlihat pada tabel
a b a b dibawah ini:
a3 2,9 A 3,5 B 3,2 B 3,5 A
(0,7% 97 54 63 92 Tabel 8. Pengaruh jenis olahan
) 4 4 3 8 terhadap kadar vitamin C Hard
a c b c Candy buah naga merah
Keterangan : Huruf abjad kecil dibaca Jenis olahan (mg/100g) Taraf
secara horisonal, huruf abjad besar buah Vit C Nyata 5%
dibaca secara vertikal. b1 (puree
22,7415 a
Berdasarkan tabel di atas buah)
menerangkan bahwa perlakuan jenis b2 (jus buah) 26,7846 a
olahan puree menurut nilai kadar air b4 (ekstrak
39,6000 b
yang terbaik adalah konsentrasi asam buah)
sitrat 0,3%. Perlakuan jenis olahan jus b3 (sari buah) 46,7696 c
terhadap kadar air yang terbaik yaitu Keterangan: Setiap huruf yang berbeda
konsentarsi asam sitrat 0,3%. Perlakuan menyatakan perbedaan yang nyata pada
jenis olahan sari terhadap kadar air yang taraf 5%
terbaik yakni konsentrasi asam sitrat Berdasarkan hasil analisis di atas
0,3%, sedangkan perlakuan jenis olahan penurunan kadar vitamin C pada produk
ekstrak terhadap kadar air yang terbaik Hard Candy dapat disebabkan
yaitu konsentrasi asam sitrat 0,3%. Pada perbedaan jenis olahan. Jenis olahan b1
konsentrasi asam sitrat 0,3% yang kadar (puree buah) lebih rendah dengan yang
air terbaik adalah jenis olahan sari, lainnya dikarenanakan proses puree
untuk konsentrasi asam sitrat 0,5% nilai buah adanya pemanasan terlebih dahulu
kadar air yang terbaik adalah jenis sebelum dilakukan pembuatan hard
olahan puree. Konsentrasi asam sitrat candy. Jenis olahan b2 (jus buah) dan b4
0,7% nilai kadar air yang terbaik yakni (ekstrak buah) nilai kadar vitamin C
jenis olahan puree. Nilai kadar air yang rendah dikarenakan kedua pengolahan
paling baik yakni pada konsentrasi asam tersebut ada penambahan air dan masih
sitrat 0,3% dengan jenis olahan sari. terdapat biji di dalam jus. Jenis olahan b3
Berdasarkan hasil analisis kadar air (sari buah) nilai kadar vitamin C tinggi
dari seluruh perlakuan diperoleh nilai dikarenakan pengolahan sari buah tanpa
kadar air yang berbeda-beda berkisar penambahan air.
antara 2,7706%-3,5928%. Hal ini sesuai Berdasarkan tabel diatas
dengan nilai kadar air SNI, yaitu menunjukkan jenis olahan buah b1
maksimal 3,5%. (puree buah) dengan kadar vitamin C
tidak berbeda nyata dengan jenis olahan
Vitamin C b2 (jus buah), sedangkan b4 (ekstrak
Sumber vitamin C sebagian berasal buah) berbeda nyata dengan b1 (puree
dari sayuran dan buah-buahan, terutama buah), b2 (jus buah), dan b3 (sari buah).

12
Dan b3 (sari buah) berbeda nyata dengan olahan buah terhadap kadar gula
b1 (puree buah), b2 (jus buah), dan b4 reduksi
(ekstrak buah). Kons Jenis olahan
Vitamin C merupakan vitamin yang entr b1 b2 b3 b4
mudah rusak oleh cahaya dan panas. asi (pure (jus) (sari) (ekstr
Disamping sangat larut dalam air, asa e) ak)
vitamin C mudah teroksidasi dan proses
m
tersebut dipercepat oleh panas
sitra
(Winarn,1997). Turunnya kadar vitamin
C hard candy buah naga merah salah t
satu sebabnya adalah akibat pemanasan. a1 18, A 19, A 7,5 A 20, A
Dimana proses pemanasan ini akan (0,3 62 59 82 56
mempengaruhi kadar vitamin C. %) 25 50 0 00
b bc a c
Kadar Gula Reduksi a2 18, A 19, A 9,9 B 20, A
Gula yang berada dalam produk (0,5 14 76 87 13
pangan memiliki peranan penting karena %) 20 35 5 05
fungsinya yang beraneka ragam, yaitu b c a c
sebagai pemanis, pembentuk tekstur, a3 18, A 20, A 11, C 19, A
pengawet, pembentuk citarasa, dan (0,7 29 11 16 85
sebagai bahan pengisi. Beberapa
%) 50 90 40 70
monosakarida dan oligosakarida
b c a c
mempunyai rasa manis sehingga
seringkali digunakan sebagai bahan Keterangan : rata-rata perlakuan yang
pemanis, yang paling sering digunakan diikuti oleh huruf yang berbeda
yaitu sukrosa, glukosa dan dekstrosa menunjukkan perbedaan yang nyata
(deMan, 1997). menurut uji lanjut LSD pada taraf 5%
Keseluruhan bahan dasar dari hard huruf kecil dibaca horizontal dan huruf
candy merupakan sukrosa dan sirup besar dibaca vertikal.
glukosa. Oleh karena itu dalam Berdasarkan tabel di atas
pembuatan hard candy, penentuan kadar menerangkan bahwa perlakuan jenis
gula cukup penting untuk mengetahui olahan puree menurut nilai kadar gula
berapa jumlah keseluruhan gula yang yang tertinggi adalah konsentrasi asam
terkandung dalam hard candy buah naga sitrat 0,3%. Perlakuan jenis olahan jus
merah. terhadap kadar gula yang tertinggi yaitu
Berdasarkan hasil analisis variansi konsentarsi asam sitrat 0,7%. Perlakuan
(ANAVA) kadar gula reduksi dapat jenis olahan sari terhadap kadar gula
diketahui adanya pengaruh yang nyata yang tertinggi yakni konsentrasi asam
dari interaksi perbandingan asam sitrat sitrat 0,7%, sedangkan perlakuan jenis
dan jenis olahan buah. Karena itu olahan ekstrak terhadap kadar gula yang
dilakukan uji lanjut beda nyata terkecil tetinggi yaitu konsentrasi asam sitrat
(LSD) dan hasilnya terlihat pada tabel 0,3%. Pada konsentrasi asam sitrat 0,3%
dibawah ini: yang kadar gula tertinggi adalah jenis
olahan ekstrak, untuk konsentrasi asam
sitrat 0,5% nilai kadar gula yang
tertinggi adalah jenis olahan ekstrak.
Konsentrasi asam sitrat 0,7% nilai kadar
gula yang tertinggi yakni jenis olahan
jus. Nilai kadar gula yang paling tinggi
Tabel 9. Pengaruh Interaksi
yakni pada konsentrasi asam sitrat 0,3%
Perbandingan asam sitrat dan jenis
dengan jenis olahan ekstrak. Di dalam

13
hard candy buah naga merah sukrosa
mengalami hidrolisis akibat panas dan Tabel 10. Pengaruh interaksi
suasana asam. Hal ini sesuai dengan konsentrasi asam sitrat dan jenis
pendapat Winarno (2007), dimana olahan terhadap warna hard candy
proses ini disebut proses inversi sukrosa buah naga merah
dan terjadi pada suasana asam, dimana Konse Jenis olahan
semakin tinggi suhu pemanasan maka ntrasi b1 b2 (jus) b3 b4
semakin banyak presentase gula invert asam (puree (sari) (ekstr
yang terbentuk. Sukrosa dapat sitrat ) ak)
mengalami hidrolisis dan akan terpecah a1 2,0 A 3,1 A 2,2 B 2,2 B
menghasilkan glukosa dan fruktosa (0,3%) 33 33 67 67
(Peodjiadi : 1994). a c b b
a2 1,8 A 3,5 B 3,1 C 1,8 A
Organoleptik (0,5%) 33 00 33 00
Penilaian dengan indra banyak a c b a
digunakan untuk menilai mutu komoditi a3 3,4 B 3,2 A 1,5 A 1,5 A
produk olahan. Penentuan mutu suatu (0,7%) 00 33 B 00 33
bahan pada umumnya sangat bergantung d c a b
pada beberapa faktor diantaranya Keterangan : Rata-rata perlakuan yang
citarasa, warna, penampakan dan nilai diikuti oleh huruf yang Berbeda
gizi dari pangan tersebut. Tetapi, menunjukan perbedaan yang nyata
sebelum faktor lain dipertimbangkan menurut uji lanjut LSD pada taraf 5%
biasanya faktor nilai organolepik lebih huruf kecil dibaca horizontal dan huruf
dominan untuk menentukkan suatu besar dibaca vertikal.
produk pangan karena faktor inilah yang Berdasarkan tabel di atas
pertama kali dinilai oleh konsumen. menerangkan bahwa perlakuan jenis
Pengujian organoleptik ini olahan puree menurut warna hard candy
dilakukan untuk mengetahui tingkat yang disukai adalah konsentrasi asam
kesukaan yang menyangkut mutu sitrat 0,7%. Perlakuan jenis olahan jus
produk. Pengujian organoleptik ini terhadap warna hard candy yang disukai
dilakukkan terhadap 15 panelis untuk yaitu konsentarsi asam sitrat 0,5%.
mengetahui tingkat kesukaan terhadap Perlakuan jenis olahan sari terhadap
nilai warna, rasa, aroma, dan tekstur warna hard candy yang disukai yakni
hard candy buah naga merah. konsentrasi asam sitrat 0,5%, sedangkan
perlakuan jenis olahan ekstrak terhadap
Warna warna hard candy yang disukai yaitu
Berdasarkan hasil analisis konsentrasi asam sitrat 0,3%. Pada
variansi (ANAVA), menunjukkan bahwa konsentrasi asam sitrat 0,3% warna
jenis olahan, dan interaksi AB antara hard candy yang disukai adalah jenis
konsentrasi asam sitrat dan jenis olahan olahan jus, untuk konsentrasi asam sitrat
berpengaruh nyata terhadap warna 0,5% warna yang disukai adalah jenis
produk hard candy yang dihasilkan olahan jus. Konsentrasi asam sitrat 0,7%
sehingga dilakukkan uji lanjut beda warna yang disukai yakni jenis olahan
nyata terkecil (LSD). Sedangakan puree. Warna yang paling disukai yakni
konsentrasi asam sitrat tidak berbeda pada konsentrasi asam sitrat 0,5%
nyata terhadap warna produk hard dengan jenis olahan jus.
candy yang dihasilkan sehingga tidak Penambahan asam berpengaruh
perlu dilakukkan uji lanjut beda nyata terhadap tingkat kecerahan dari hard
terkecil (LSD). Hal ini dapat dilihat pada candy yang dihasilkan. Menurut
tabel dibawah ini. Winarno dan Sulistyowati (1991),yang
mempengaruhi tingkat kecerahan adalah

14
asam-asam organic yang terdapat dalam olahan terhadap rasa hard candy buah
produk tersebut. naga merah
Konse Jenis olahan
Warna merupakan salah satu ntrasi b1 b2 b3 b4
faktor penentu pilihan konsumen asam (puree (jus) (sari) (ekstr
sebelum faktor lain dipertimbangkan sitrat ) ak)
karena warna tampak terlebih dahulu a1 2,8 B 2,7 A 2,6 A 2,7 A
terlihat secara visual dan sangat (0,3%) 00 67 67 33
menentukkan bagi pilihan konsumen. a a a a
Warna dapat dipandang dari dua segi a2 2,6 B 2,7 A 2,9 B 2,7 A
yaitu segi fisika dan segi fisiko- (0,5%) 67 67 67 33
psikologik. Dari segi fisik, warna adalah a ab b ab
sinar yaitu gelombang elektromagnetik, a3 2,3 A 2,6 A 2,8 A 2,7 A
sedangkan dari segi fisiko-psikologik (0,7%) 67 67 67 B 67
warna adalah respon mata manusia a b b b
terhadap rangsangan sinar Keterangan : Rata-rata perlakuan yang
(Soekarto,1985). Sedangkan menurut diikuti oleh huruf yang Berbeda
DeMan (1997), warna memiliki arti dan menunjukan perbedaan yang nyata
peranan yang sangat penting pada menurut uji lanjut LSD pada taraf 5%
komoditas pangan. Peranan itu sangat huruf kecil dibaca horizontal dan huruf
nyata pada tiga hal yaitu daya tarik, besar dibaca vertikal.
tanda pengenal, dan atribut mutu. Selain Berdasarkan tabel di atas
itu, warna dapat member petunjuk menerangkan bahwa perlakuan jenis
mengenai perubahan kimia dalam olahan puree menurut rasa hard candy
makanan. yang disukai adalah konsentrasi asam
sitrat 0,3%. Perlakuan jenis olahan jus
Rasa terhadap rasa hard candy yang disukai
Berdasarkan hasil analisis yaitu konsentarsi asam sitrat 0,3% dan
variansi (ANAVA), menunjukkan bahwa 0,5%. Perlakuan jenis olahan sari
interaksi AB antara konsentrasi asam terhadap rasa hard candy yang disukai
sitrat dan jenis olahan berpengaruh nyata yakni konsentrasi asam sitrat 0,5%,
terhadap rasa produk hard candy yang sedangkan perlakuan jenis olahan
dihasilkan sehingga dilakukkan uji ekstrak terhadap rasa hard candy yang
lanjut beda nyata terkecil (LSD). disukai yaitu konsentrasi asam sitrat
Sedangakan konsentrasi asam sitrat dan 0,7%. Pada konsentrasi asam sitrat 0,3%
jenis olahan tidak berbeda nyata rasa hard candy yang disukai adalah
terhadap rasa produk hard candy yang jenis olahan puree, untuk konsentrasi
dihasilkan sehingga tidak perlu asam sitrat 0,5% rasa yang disukai
dilakukkan uji lanjut beda nyata terkecil adalah jenis olahan sari. Konsentrasi
(LSD). Hal ini dapat dilihat pada tabel asam sitrat 0,7% rasa yang disukai yakni
dibawah ini. jenis olahan sari. Rasa yang paling
disukai yakni pada konsentrasi asam
sitrat 0,5% dengan jenis olahan sari.
Asam sitrat yang ditambahkan
dalam pembuatan hard candy buah naga
merah ini bertujuan sebagai pemicu rasa,
yaitu produk mempunyai rasa asam yang
Tabel 11. Pengaruh interaksi menyegarkan. Apabila dalam suatu
konsentrasi asam sitrat dan jenis larutan ditambahkan asam sitrat maka
larutan tersebut akan menjadi asam.

15
Asam sitrat adalah zat padat kristalin berbeda nyata dengan b3 (sari buah).
yang sangat larut dalam air, asam sitrat Dan b1 (puree buah) berbeda nyata
menjadi tidak terhindar pada 55oC dan dengan b2 (jus buah), b3 (sari buah), dan
melebur pada 160oC, bersifat asam b4 (ekstrak buah). Dalam hal ini jenis
tribasa (berbasa tiga) dengan rumus olahan sari buah terhadap aroma lebih
kimia 2-hidroksi 1,2,3 propana disukai karena jenis olahan ini tanpa
trikarboksilat (Furia,1972). penambahan air ataupun tanpa
Rasa merupakan komponen pemanasan lebih dulu maka dari itu
yang penting timbul pada seseorang aroma hard candy lebih kuat.
setelah menelan makanan atau Faktor pengolahan yang berbeda
minuman. Umumnya bahan pangan dapat menyebabkan aroma yang
tidak hanya terdiri dari salah satu rasa ditimbulkan akan berbeda pula. Aroma
saja, akan tetapi merupakan gabungan merupakan komponen tertentu yang
berbagai macam yang terpadu, sehingga mempunyai beberapa fungsi dalam
menimbulkan citarasa makanan yang makanan, diantaranya dapat bersifat
utuh (Bambang Kartika,1988). memperbaiki, membuat lebih bernilai
atau dapat diterima sehingga peranan
Aroma aroma disini mampu menarik konsumen
Berdasarkan hasil analisis terhadap makanan tersebut.
variansi (ANAVA), menunjukkan bahwa Aroma dapat didefinisikan sebagai
jenis olahan berpengaruh nyata terhadap suatu yang dapat diamati dengan indera
aroma produk hard candy yang pembau. Didalam industri pangan
dihasilkan sehingga dilakukkan uji pengujian aroma dianggap penting
lanjut beda nyata terkecil (LSD). karena dengan cepat dapat memberikan
Sedangakan konsentrasi asam sitrat, dan hasil penilaian terhadap produk tentang
interaksi konsentrasi asam sitrat dan diterima atau tidaknya produk tersebut.
jenis olahan tidak berbeda nyata Aroma dapat dipakai sebagai indikator
terhadap aroma produk hard candy yang terjadinya kerusakan pada produk
dihasilkan sehingga tidak perlu makanan (Kartika dkk.,1988).
dilakukkan uji lanjut beda nyata terkecil
(LSD). Hal ini dapat dilihat pada tabel Tekstur
dibawah ini. Berdasarkan hasil analisis
variansi (ANAVA), menunjukkan bahwa
Tabel 12. Pengaruh jenis olahan
jenis olahan, jenis olahan, dan interaksi
terhadap aroma Hard Candy buah
AB antara konsentrasi asam sitrat dan
naga merah jenis olahan berpengaruh nyata terhadap
Jenis olahan Nilai rata- Taraf
warna produk hard candy yang
buah rata Nyata 5%
dihasilkan sehingga dilakukkan uji
b4 (ekstrak
2,511 a lanjut beda nyata terkecil (LSD). Hal ini
buah)
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
b1(puree buah) 2,611 ab
b2 (jus buah) 2,733 b
b3 (sari buah) 2,833 b
Keterangan: Setiap huruf yang
berbeda menyatakan perbedaan yang
nyata pada taraf 5%.
Berdasarkan tabel diatas
menunjukkan jenis olahan buah b4
(ekstrak buah) terhadap aroma berbeda
nyata dengan jenis olahan b1 (puree
buah), sedangkan b2 (jus buah) tidak

16
Tabel 13. Pengaruh interaksi semakin banyak konsentrasi asam sitrat
konsentrasi asam sitrat dan jenis tekstur yang terbentuk mudah lembek
olahan terhadap tekstur hard candy lagi.
buah naga merah Tekstur merupakan sensasi
Konse Jenis olahan tekanan yang diamati dengan mulut pada
ntrasi b1 b2 b3 b4 waktu digigit, dikunyah dan ditelan
asam (puree) (jus) (sari) (ekstr ataupun dengan perabaan jari. Salah satu
sitrat ak) sifat bahan pangan semi basah adlah
a1 3,3 B 2,0 C 2,0 A 1,4 A teksturnya yang plastis (Kartika,1987).
(0,3%) 67 67 67 00
c b b a Kadar antioksidan
a2 3,1 A 1,3 A 2,0 A 1,4 A Sampel terpilih pada penelitian
(0,5%) 67 33 00 00 utama, ditentukan berdasarkan jumlah
c a b a rata-rata penilian berdasarkan analisis
a3 3,2 A 1,7 B 2,0 A 2,0 B kimia, dan uji organoleptik. Dari
(0,7%) 00 B 33 67 33 duabelas sampel dengan 4 jenis olahan
c a b b yaitu pengolahan puree buah , jus buah ,
Keterangan : rata-rata perlakuan yang sari buah , dan ekstrak buah . Dari jenis
diikuti oleh huruf yang berbeda olahan tersebut masing-masing diambil
menunjukkan perbedaan yang nyata satu sampel yang terbaik untuk analisis
menurut uji lanjut LSD pada taraf 5% antioksidan.
huruf kecil dibaca horizontal dan huruf Sampel terpilih dilakukan
besar dibaca vertikal. analisis aktivitas antioksidan dengan
Berdasarkan tabel di atas metode DPPH. Hasil pengukuran dan
menerangkan bahwa perlakuan jenis perhitungan dapat dilihat pada
olahan puree menurut tekstur hard halaman .Pengujian antioksidan
candy yang disukai adalah konsentrasi dilakukan dengan menggunakan DPPH
asam sitrat 0,3%. Perlakuan jenis olahan sebagai radikal bebas yang stabil.
jus terhadap tekstur hard candy yang Metode aktivitas antiradical bebas
disukai yaitu konsentarsi asam sitrat DPPH merupakan metode terpilih untuk
0,3%. Perlakuan jenis olahan sari menapis aktivitas antioksidan bahan
terhadap tekstur hard candy yang alam (Santosa et al.,1998).
disukai yakni konsentrasi asam sitrat Dari hasil pengukuran maka dibuat
0,3%dan 0,7%, sedangkan perlakuan grafik regresi linier untuk menetapkan
jenis olahan ekstrak terhadap tekstur nilai IC50. Maka didapatkan persamaan
hard candy yang disukai yaitu regresi linear Y = 2,388 + 19,13x dengan
konsentrasi asam sitrat 0,7%. Pada r hitung 0,910, perhitungan harga IC50
konsentrasi asam sitrat 0,3% tektur dilakukan dengan cara menggantikan
hard candy yang disukai adalah jenis nilai Y dengan persen peredaman (50%)
olahan puree, untuk konsentrasi asam sehingga didapatkan nilai IC50 hard
sitrat 0,5% tekstur yang disukai adalah candy puree sebesar 2,489 µg/mL. Maka
jenis olahan puree. Konsentrasi asam didapatkan persamaan regresi linear
sitrat 0,7% tekstur yang disukai yakni untuk hard candy jus Y = 2,465 +
jenis olahan puree. Tekstur yang paling 19,81x dengan r hitung 0,905,
disukai yakni pada konsentrasi asam perhitungan harga IC50 dilakukan dengan
sitrat 0,3% dengan jenis olahan puree. cara menggantikan nilai Y dengan
Semakin tinggi konsentrasi asam persen peredaman (50%) sehingga
sitrat, tekstur hard candy buah naga didapatkan nilai IC50 hard candy jus
merah semakin tidak disukai oleh sebesar 2,400 µg/mL. Maka didapatkan
panelis. Hal itu disebabkan karena asam persamaan regresi linear untuk hard
sitrat bersifat higroskopis, sehingga

17
74

candy sari Y = 0,616 + 19,49x dengan r rendah aktivitas antioksidannya. Dan


hitung 0,933, perhitungan harga IC50 pada pengolahan puree buah nilai
dilakukan dengan cara menggantikan antioksidan kecil karena sebelum
nilai Y dengan persen peredaman (50%) dijadikan hard candy buah naga
sehingga didapatkan nilai IC50 hard pengolahan puree buah dimulai dengan
candy sari sebesar 2,534 µg/mL. pemasakan. Peningkatan antioksidan
Sedangkan untuk hard candy ekstrak makanan mungkin ini disebabkan oleh
didapatkan persamaan regresi linear Y = kemapuan menyumbangkan hidrogen
2,850 + 19,39x dengan r hitung 0,927, dari masing – masing antioksidan bahan
perhitungan harga IC50 dilakukan dengan sebagai penangkap radikal bebas yang
cara menggantikan nilai Y dengan bebas.
persen peredaman (50%) sehingga Suatu senyawa dapat dikatakan
didapatkan nilai IC50 hard candy ekstrak memilik aktivitas antioksidan apabila
sebesar 2,432 µg/mL. Dari hasil senyawa tersebut mampu mendonorkan
perhitungan menunjukkan bahwa ada atom hidrogennya untuk berikatan
peningkatan aktivitas antioksidan pada dengan DPPH membentuk DPP
hard candy buah naga merah Hidrazin, ditandai dengan semakin
dibandingkan dengan bahan baku karena hilangnya warna ungu (menjadi kunig
semakin tinggi nilai IC50 berarti semakin pucat) (Molyneux : 2004).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan berpengaruh terhadap respon


1. Berdasarkan hasil analisis bahan aroma.
baku pada penelitian 5. Konsentrasi asam sitrat 0,3%
pendahuluan menunjukkan dan jenis olahan ekstrak
bahwa kadar gula buah naga berpengaruh nyata pada respon
merah sebesar 11,764%, kadar kadar gula reduksi. Jenis olahan
vitamin C sebesar ekstrak berpengaruh terhadap
67,2496mg/100 g, dan kadar vitamin C.
antioksidan 2,211 µg/ml. 6. Konsentrasi asam sitrat 0,5%
2. Berdasarkan hasil uji dan jenis olahan jus berpengaruh
organoleptik pada penelitian pada respon warna.
pendahuluan, diperoleh hasil 7. Perlakuan konsentrasi asam
bahwa konsentrasi gula sitrat memberikan pengaruh
(79,5%) : konsentrasi puree nyata terhadap tingkat tekstur,
buah (20%) merupakan hasil kadar air, dan kadar gula
terbaik. reduksi.
3. Konsentrasi asam sitrat 0,3%
dan jenis olahan puree Saran
berpengaruh nyata pada respon Pada produk hard candy buah naga
tekstur dan gula reduksi merah ini perlu dilakukan penelitian
4. Konsentrasi asam sitrat 0,3% lebih lanjut mengenai daya simpan dan
dan jenis olahan sari jenis kemasan yang digunakan sehingga
berpengaruh nyata pada respon produk akan menjadi lebih lama dalam
kadar air. Konsentrasi asam penyimpanan.
sitrat 0,5% dan jenis olahan sari
berpengaruh nyata pada respon
rasa. Jenis olahan sari

18
DAFTAR PUSTAKA

Alankolis J.J., (1979), Candy Gasperz, V., (1995), Teknik Analisis


Technology, AVI Publishing dalam Penelitian Percobaan, Jilid 1,
Compony Inc., Westport, Tarsito, Bandung.
Connecticut.
Hamid P.S., (2013), Saktinya Buah Naga
Anika Prastyowati, (2013), Kualitas & Delima, Penerbit Flash Books,
Permen Keras dengan Variasi Yogyakarta.
Konsentrasi Ekstrak daun Sirih
Hijau (Piper betle L.), Skripsi Hasniarti., (2012), Studi Pembuatan
Fakultas Teknobiologi, Universitas Permen Buah Dengen (Dillenia
Atma Jaya Yogyakarta,Yogyakarta. serrata Thumb.), Skripsi Jurusan
Teknologi Pertanian, Universitas
Buckle, K.A.R.A.Edwart, G.H. Fleet, Hasanuddin, Makassar.
M.Wootton, (1987), Ilmu Pangan,
Terjemahan Purnomo H., Cetakan Houghton, P.J., dan Rahman, A., (1998).
kedua Penerbit Universitas Laboratory Handbook for
Indonesia Pree, Jakarta. Fractination of Natural Extracts.
Chapman and Hall. London.
Daniel Kristanto., (2009), Buah Naga
Pembudidayaan di pot dan di Jackson, E.B., (1995), Sugar
kebun, Cetakan ketiga, Penerbit Confectionery Manufacture,
Penebar Swadaya, Jakarta. Blackie Academic and Profesional,
London
deMan, John M., (1997), Kimia
Makanan, Penerbit Institut Jackson, E.B., (1999), Sugar
Teknologi Bandung, Bandung. Confectionery Manufacture,
Blackie Academic and Profesional,
Dziedzic S.Z., M.W.Kearsley, (1984), London.
Glucose Syrup : Science and
Technology, Applied Science Publ, Lawrence D.V., (1991), The Flavouring
London of Confectionery, Di dalam P.R.
Ashurts (ed), Food Flavouring, The
Emil S., (2011), Untung Berlipat dari AVI Publ, New York.
Bisnis Buah Naga Unggul, Penerbit
Lily Publisher, Yogyakarta. McDonald, (1984), Uses of Gloucose
Syrup in The Food Industry,
Evi Umayah U., dan Amrun H.,(2007), Didalam S.Z., M.W., Kearsley,
Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak (1984), Glucose Syrup : Science
Buah Naga (Hylocereus undatus), and Technology, Applied Science
Jurnal Jurusan Farmasi, Universitas Publ, London.
Jember, Jember.
Muchtadi, D., (1977), Pengetahuan dan
Francis, F.J. (2001), Wiley Encyclopedia Pengolahan Bahan Nabati, Pusat
of Food Science and Technology, Antar Universitas Pangan dan Gizi,
2nd Ed. John Wiley & Sons, Inc., Institut Pertanian Bogor, Bogor.
New York. USA.
Muchtadi, D., (1989), Fisiologi Pasca
Panen Sayuran dan Buah-Buahan,
Pusat Antar Universitas Pangan dan

19
Gizi, Institut Pertanian Bogor, Sudarmadji, S., Haryono, B. dan
Bogor. Suhardi, (1989), Analisa Bahan
Makanan dan Pertanian, Penerbit
Nina Mardiyani., (2008), Pengaruh Liberty Bekerjasama dengan PAU
Perbandingan Bubur Buah Stroberi Pangan dan Gizi Universitas
(Fragaria nilgerrensis) dan Jambu Gadjah Mada, Yogyakarta.
Biji (Psidium guajava L.) dengan
Perbandingan Sukrosa dan Sirup Wahyuni H.C., (1998), Mempelajari
Glukosa Terhadap Karekteristik Pembuatan Hard Candy dari Gula
Hard Candy, Skripsi Jurusan Invert sebagai Alternatif Pengganti
Teknologi Pangan, Universitas Sirup Glukosa, Skripsi Fateta-IPB,
Pasundan, Bandung. Bogor.

Priyantono, A,. Fardiaz D., Sedarnawati Wiliarty E.M., (2008), Pengaruh


dan Budiyanto, S., (1988), Petunjuk Perbandingan Sukrosa dengan
Laboratorium Analisis Pangan, Sirup Glukosa dan Konsentrasi
Penerbit Institut Pertanian Bogor- Asam Sitrat Terhadap Karekteristik
Press, Bogor. Hard Candy Sari Kedelai (Glycine
max), Skripsi Jurusan Teknologi
Rahayu,P., (2006), Perbedaan Pangan, Universitas Pasundan,
Penggunaan Jenis Bahan Pengenyal Bandung.
Terhadap Kualitas Kembang Gula,
Skripsi Fakultas Teknik, Winarno F.G., (1997), Kimia Pangan
Universitas Negeri Semarang, dan Gizi, PT. Gramedia Pustaka
Semarang. Utama, Jakarta.

Renasari, (2007), Budidaya Tanaman Wirakusumah, Emma S.,(2007), Jus


Buah Naga Super Red, Skripsi Buah dan Sayuran, Penerbit
Fakultas Pertanian, Universitas Penebar Swadaya, Jakarta.
Sebelas Maret, Jawa Tengah.
Situs Website
Satuhu, S., (1994), Penanganan dan
Pengolahan Buah, Penerbit Penebar Anonim,(2009), Pembuatan Minuman
Swadaya, Jakarta Sari Buah,
http://topagriculture.blogspot.com.
Sitiatava R.P., (2013), Buah Naga, Tanggal akses 18 Maret 2014.
Cetakan Pertama, Penerbit Laksana,
Yogyakarta. Anonim,(2013), Ekstraksi ,
http://id.m.wikipedia.org. Tanggal
Slater C.A., (1986), Quality Control in akses 18 Maret 2014.
Food Industry, Second Edition,
Academic Press, London. Farah Halim.,(2013), Standarisasi
Ekstrak, http://farahhalim-
Soekarto S.T., (1990), Dasar-Dasar pecintasmash.blogspot.com.
Pengawetan dan Standarisasi Mutu Tanggal akses 18 maret 2014.
Pangan, Institut Pertanian Bogor
Press, Bogor.

Standar Nasional Indonesia 01-3547-


1994, Syarat Mutu Hard andy,
Jakarta.

20
21

You might also like