You are on page 1of 6

POTENSI INTERAKSI OBAT RESEP PASIEN HIPERTENSI DI SALAH SATU

RUMAH SAKIT PEMERINTAH DI KOTA SAMARINDA

Risna Agustina, Nurul Annisa, Wisnu Cahyo Prabowo


Fakultas Farmasi Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia
*email: aaisyahrisna@yahoo.com

ABSTRACT

Degenerative disease is a disease arising from the process of body cells function decline
with age, one of which is hypertension. In the treatment of advanced stages of
hypertension for many complications so the potential for very large polypharmacy is
causing the possibility of drug-drug interactions. In this study conducted a study to
determine the potential drug-drug interactions. Checking is done through
www.drugs.comdatabase. This study describes the percentage of this type of
polypharmacy and potential drug-drug interactions based on pre-defined levels. Of the
total 290 prescriptions of hypertension, there are 17 (5.86%) prescription sheet the
number 1R / which means on the prescription sheet does not have the potential for drug-
drug interactions and is not included in the category of polypharmacy, amounted to 147
(50.69%) recipe sheet included in the category of minor polypharmacy and the number
of 126 (43.45%) prescription sheet in the category of major polypharmacy. While the
number of sheets of recipes containing more than 1 R / is a number of 273 (94.14%)
prescription sheet with the average number of R / on each sheet of 4. Of the overall
recipe is a recipe sheet that has the potential drug-drug interactions, potential total what
happens is 183 interaction with the details, minor interaction by 66 (22.75%) of
interaction, interaction moderate at 99 (34.13%) interactions, and interactions major by
18 (6.21%) interaction.

Keywords : Drug-drug interactio, polypharmacy, hypertension.

ABSTRAK

Penyakit degeneratif merupakan suatu penyakit yang muncul akibat proses kemunduran
fungsi sel tubuh seiring bertambahnya usia, salah satunya adalah hipertensi. Pada
pengobatan penyakit hipertensi untuk stadium lanjut banyak terjadi komplikasi sehingga
potensi terjadinya polifarmasi sangat besar yang menyebabkan kemungkinan terjadinya
interaksi obat-obat. Dalam penelitian ini dilakukan studi untuk mengetahui potensial
interaksi obat-obat. Pengecekan dilakukan melalui www.drugs.comdatabase. Penelitian
ini memaparkan persentase dari jenis polifarmasi dan potensi interaksi obat-obat
berdasarkan tingkatan yang telah ditetapkan. Dari total 290 resep hipertensi tersebut,
terdapat 17(5,86%) lembar resep dengan jumlah 1R/ yang artinya pada lembar resep
tersebut tidak memiliki potensi terjadinya interaksi obat-obat dan tidak termasuk dalam
kategori polifarmasi, sebesar 147 (50,69%) lembar resep termasuk dalam kategori
polifarmasi minor dan sejumlah 126 (43,45%) lembar resep masuk dalam kategori
polifarmasi mayor . Sedangkan jumlah lembar resep yang mengandung lebih dari 1 R/
yaitu sejumlah 273 (94,14%) lembar resep dengan rata-rata jumlah R/ pada setiap
lembar resep adalah 4. Dari keseluruhan lembar resep yang memiliki potensi interaksi

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2015. Vol 1. No 4. 208


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Potensi Interaksi Obat Resep Pasien Hipertensi di Salah Satu Rumah Sakit Pemerintah di Kota Samarinda

obat-obat, total potensial yang terjadi adalah 183 interaksi dengan rincian, interaksi
minor sebesar 66(22,75%) interaksi, interaksi moderat sebesar 99 (34,13%) interaksi,
dan interaksi mayor sebesar 18 (6,21%) interaksi.

Kata Kunci: Interaksi obat-obat, polifarmasi, hipertensi.

kefarmasian di Rumah Sakit sehingga


PENDAHULUAN penelitian potensi interaksi obat-obat
Polifarmasi dapat perlu dilakukan pada pasien rawat inap
meningkatkan resiko terjadinya hipertensi di salah satu rumah sakit
interaksi obat-obat. Interaksi obat-obat pemerintah yang berada di kota
atau yang biasa disingkat dengan DDIs Samarinda.
(drug-drug interaction) didefinisikan
sebagai modifikasi efek suatu obat METODE PENELITIAN
akibat obat lain yang diberikan pada Penelitian ini merupakan
awalnya atau diberikan bersamaan atau penelitian deskriptif evaluatif dengan
bila dua atau lebih obat berinteraksi penelusuran data secara retrospektif
sehingga keefektifan atau toksisitas terhadap rekam medik , penelitian ini
suatu obat atau lebih berubah8. dilaksanakan disalah satu rumah sakit
Apoteker harus bertanggung jawab pemerintah di kota Samarinda. Data
untuk memonitoring interaksi obat dan yang digunakan merupakan data rekam
menginformasikan kepada dokter dan medik periode Januari-juli 2015 dengan
pasien tentang masalah yang mungkin jumlah total 139 rekam medik. Sampel
terjadi terkait interaksi tersebut1. penelitian ini adalah pasien yang
Peresepan pada pasien menjalani rawat inap dengan diagnosa
hipertensi menjadi fokus pada utama hipertensi. Kriteria inklusi yaitu
penelitian ini. Hipertensi merupakan pasien dengan diagnosa utama
salah satu jenis penyakit degeneratif hipertensi, pasin yang menjalani rawat
dan memiliki potensi yang besar untuk inap > 24 jam, pasien dengan usia ≥ 18
terjadinya komplikasi, sehingga potensi tahun, dan memiliki catatan rekam
untuk mengalami polifarmasi sangat medik yang lengkap. Sedangkan untuk
besar, dan bukan hanya polifarmasi kriteria ekslusi adalah hipertensi yang
tetapi penyakit degeneratif juga erat disebabkan oleh shock , ibu hamil, dan
kaitannya dengan usia, dan kebanyakan pasien dengan catatan rekam medik
penyakit hipertensi diderita pada usia yang tidak lengkap. Tahap identifikasi
dewasa dan geriatri, usia geriatri sendiri potensi DDIs diidentifikasi
berada pada resiko yang signifikan menggunakan drugs.com database
untuk masalah terkait obat dan setiap harinya selama subjek penelitian
merupakan faktor resiko utama untuk dirawat inap3. Data dianalisis
DDIs2,5. Interaksi obat-obat pada pasien berdasarkan variabel yang sudah
hipertensi sangat penting untuk dikumpulkan dan kemudian dibuat
diidentifikasi karena penggunaan obat- tabulasi.
obatannya dalam jangka waktu yang
cukup panjang dan memiliki pengaruh HASIL DAN PEMBAHASAN
terhadap goal terapi yang diharapkan, Penelusuran data dilakukan
sehingga berpengaruh terhadap dengan jalan mengamati satu persatu
efektifitas pengobatan. kartu rekam medik pasien. Untuk kasus
Potensi interaksi obat-obat hipertensi secara keseluruhan periode
merupkan hal yang penting untuk Januari-Juli 2015 dengan total jumlah
diidentifikasi dalam kegiatan 139 rekam medik. Pada penelusuran

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2015. Vol 1. No 4. 209


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Potensi Interaksi Obat Resep Pasien Hipertensi di Salah Satu Rumah Sakit Pemerintah di Kota Samarinda

data ini didapatkan 65 responden. vasokontriktor oleh sistem saraf


pasien hipertensi dengan jenis kelamin simpatik dan angiotensin4 . Pasien laki-
perempuan memiliki jumlah lebih laki yang menderita hipertensi lebih
banyak yaitu sebesar 65% dibandingkan banyak pada rentang usia 41-60 tahun
laki-laki yaitu sebesar 35%. Hal ini yaitu sebesar 27,69%. Hal tersebut
diduga bahwa kemungkinan perempuan terjadi karena angka harapan hidup
lebih mudah stres dibandingkan dengan yang kecil, sehingga populasi pasien
laki-laki. Stres berhubungan dengan dengan usia>60 tahun sedikit.
hipertensi melalui saraf simpatis yang Sedangkan usia>40 tahun banyak
meningkatkan tekanan darah6. Hormon diderita oleh pasien perempuan yaitu
epinefrin atau adrenalin akan dilepas sebesar 30,76%. Hal ini disebabkan
pada keadaan tertekan. Adrenalin akan oleh penurunan elastisitas arteri.
meningkatkan tekanan darah melalui Penelitian Heryudarini menyatakan
kontraksi arteri (vasokontriksi) dan bahwa setiap peningkatan usia 1 tahun
peningkatan denyut jantung dengan akan meningkatkan tekanan sistol
demikian orang akan mengalami sebesar 0,493 mmHg dan tekanan darah
peningkatan tekanan darah. Selain itu, diastol sebesar 0,189 mmHg. Semakin
wanita berumur diatas 40 tahun akan tua seseorang maka arteri akan
mengalami menopause yang kehilangan elastisitasnya yang
menyebabkan hormon esterogen menyebabkan kemampuan memompa
menurun. Penurunan hormon esterogen darah berkurang sehingga tekanan darah
dapat meningkatkan tekanan darah meningkat 4 . Data karakteristik pasien
karena esterogen berperan melawan hipertensi yang menjalani rawat inap
hipertensi melalui penghambatan jalur dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Data karakteristik Pasien Hipertensi

Rentang Usia Jenis Kelamin


No.
Laki-Laki Perempuan
1 18-40 3,07% 3,07%
2 41-60 27,69% 30,76%
3 >60 4,615% 30,76%
4 Jumlah 35% 65%

Polifarmasi diklasifikasikan sejumlah 4. Hanya terdapat 17 (5,86%)


kedalam 2 kelas berdasarkan jumlah lembar resep yang terdiri dari 1 R/, hasil
obat yang terdapat dalam tiap lembar identifikasi klasifikasi polifarmasi dari
resep. Lama rata-rata rawat inap pasien tiap resep yang masuk adalah sejumlah
hipertensi adalah selama 5 hari dengan 50,65% atau sejumlah 147 lembar resep
jumlah order resep 4 hingga 5 kali dan polifarmasi mayor sejumlah
selama rawat inap tersebut. polifarmasi 43,45% atau sejumlah 126 lembar
minor adalah adalah lembar resep yang resep. Hal ini menunjukkan bahwa
mengandung 2-4 jumlah obat, sekitar 94,14% lembar resep memiliki
sedangkan polifarmasi mayor adalah kemungkinan terjadinya interaksi pada
lembar resep yang mengandung ≥ 5 tiap lembar resepnya. Hal ini tentunya
jumlah obat10 . Dari total 290 lembar menjadi kewajiban tenaga kesehatan
resep yang masuk memiliki rata-rata untuk mewaspadai serta memberi
jumlah R/ pada setiap lembar resep

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2015. Vol 1. No 4. 210


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Potensi Interaksi Obat Resep Pasien Hipertensi di Salah Satu Rumah Sakit Pemerintah di Kota Samarinda

perhatian lebih terhadap kasus potensi tersebut di persentasikan


polifarmasi yang terjadi. kembali berdasarkan klasifikasinya
Klasifikasi interaksi dibagi terhadap jumlah keseluruhan potensi
menjadi tiga kelompok yaitu interaksi interaksi obat-obat maka didapatkan
minor, moderat dan mayor. Inteaksi hasil dengan klasifikasi yaitu, interaksi
minor adalah interaksi yang masih minor sejumlah 36,07%, interaksi
dalam tolerir karena jika ditemukan moderat sejumlah 54,1%, dan interaksi
dalam lembar resep maka dalam terapi mayor sejumlah 0,84%, maka dapat
tidak perlukan adanya perubahan, disimpulkan potensi interaksi yang
interaksi moderat adalah interaksi yang terbesar pada lembar resep pasien
mungkin terjadi dalam terapi dan hipertensi adalah potensi interaksi
memerlukan perhatian medis, klasifikasi moderat, sehingga hal ini
sedangkan pengertian dari interaksi menuntut kewaspadaan dari tenaga
mayor adalah interaksi antar obat yang kefarmasian dan dokter untuk mencegah
dapat menimbulkan konsekuensi klinis atau meminimalisasi kejadian tersebut
hingga kematian7. Sebanyak 183 lembar untuk meningkatkan kualitas
resep mengandung potensi interaksi pengobatan pasien, hasil kajian DDIs
obat-obat atau sejumlah 63%, jika ini dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Kajian Potensi Interaksi Obat (DDIs) Berdasarkan Klasifikasi Interaksi


Rata-rata % Kejadian
Rata-rata Jumlah DDIs
jumlah Polifarmasi
lama rawat R/
inap order obat Minor Moderat Mayor Minor Mayor
50,69% 43,45%
5 hari 1 4 22,75% 34,13% 6,21%
Total Potensi DDIs 63%

Interaksi obat-obat banyak Interaksi yang terjadi dapat


terjadi pada peresepan pasien hipertensi, berupa interaksi farmakokinetik dan
hal ini mungkin dikarenakan jenis obat farmakodinamik. Interaksi
yang digunakan pada pengobatan farmakodinamik pada usia ≥ 40 tahun
hipertensi beragam, sehingga dapat menyebabkan respon reseptor
penggunaan kombinasi dari obat-obat obat dan target organ berubah, sehingga
tersebut tidak mudah untuk sensitivitas terhadap efek obat menjadi
teridentifikasi, untuk memudahkan lain, yang akan berakibat pada besar
dalam pengecekkan interaksi antar obat- dosis yang diresepkan12. Interaksi obat
obat ada baiknya pada apotek tiap menjadi hal yang penting untuk
instalasi di rumah sakit dilengkapi diperhatikan apabila secara klinis dapat
dengan software interaction checkers. meningkatkan toksisitas atau
Penyakit degeneratif seperti menurunkan efek terapi dari obat
hipertensi biasanya selalu diikuti tersebut, hal ini dapat diperkecil
dengan komplikasi penyakit pada organ potensinya dengan cara menghindari
lain seiring dengan lama perjalanan penggunaan polifarmasi yang tidak
penyakit dan tingkat keparahannya, dibutuhkan11.
sehingga hal tersebutlah yang Praktek farmasi klinis juga
menyebabkan banyaknya kasus dapat memastikan bahwa kejadian efek
polifarmasi dalam tiap lembar resep. samping obat dapat diminimalkan
Jurnal Sains dan Kesehatan. 2015. Vol 1. No 4. 211
p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Potensi Interaksi Obat Resep Pasien Hipertensi di Salah Satu Rumah Sakit Pemerintah di Kota Samarinda

dengan menghindari obat dengan pemerintah yang ada di kota Samarinda


potensi efek samping pada kelompok- berisiko mendapatkan potensial
kelompok pasien berisiko tinggi. interaksi obat-obat (DDIs). Dari total
Dengan demikian peran tenaga 290 resep hipertensi tersebut, terdapat
kefarmasian memiliki peranan yang sebesar 147 (50,69%) lembar resep
cukup besar dalam pengendalian, termasuk dalam kategori polifarmasi
pencegahan, deteksi dan pelaporan efek minor dan sejumlah 126 (43,45%)
samping obat9 . Beberapa interaksi obat lembar resep masuk dalam kategori
dapat berakibat sangat berbahaya pada polifarmasi mayor . Dari keseluruhan
pasien hipertensi karena dapat lembar resep yang memiliki potensi
berdampak pada nilai goal terapi interaksi obat-obat, total potensial
tekanan darah yang diharapkan, interaksi obat-obat yang terjadi adalah
contohnya pada penggunaan bisoprolol 183 interaksi dengan rincian, interaksi
yang bersamaan dengan asam minor sebesar 66(22,75%) interaksi,
mefenamat akan mengakibatkan interaksi moderat sebesar 99 (34,13%)
berkurangnya efek bisoprolol dalam interaksi, dan interaksi mayor sebesar
menurunkan tekanan darah terutama 18 (6,21%) interaksi.
jika penggunaan asam mefenamat
digunakan secara rutin (misalnya, untuk DAFTAR PUSTAKA
mengobati nyeri kronis) karena asam 1. Ansari, JA. Drug Interaction and
mefenamat dapat menyebabkan Pharmacist. Journal of Young
terjadinya retensi cairan yang juga akan Pharmacist,2010, 2(3): 326-331.
mempengaruhi tekanan darah3. Interaksi 2. Bjerrum L, Andersen M, Petersen
obat walaupun harus diwaspadai karena G, Krangstrup J. Exposure to
efek yang tidak dikehendaki tetapi ada Potential Drug Interaction in
beberapa interaksi yang sengaja karena Primary Health Care. Scan dinavian
mekanisme yang sudah diketahui dan Journal Primary Health Care, 2003
untuk mengoptimalkan efektifitas dari 21: 153-158.
proses pengobatan. 3. Drug Interaction Checker. Cherner
Keterbatasan pada studi ini Multum, IncDenver, CO.
adalah kurang banyaknya sampel yang http://www.drugs.com/. Diakses 2
didapatkan dan periode yang cukup Oktober 2015.
singkat dalam pengambilan datanya, 4. Dwi, Sri Handayani., Rolan, Rusli
selanjutnya dapat dilakukan studi dan Arsyik, Ibrahim. 2015. Analisis
lanjutan dengan cakupan populasi dan Karateristik dan Kejadian Drug
sampel yang lebir besar dan dalam Related Problems pada Pasien
periode waktu yang lebih lama sehingga Hipertensi di Puskesmas Temindung
hasil penelitian dapat menggambarkan Samarinda. Jurnal Sains dan
kondisi yang terjadi dilapangan dengan Kesehatan Vol 1 No. 2 hal 75-81.
lebih baik. Namun penelitian ini sudah 5. Frazier SC. Health outcomes and
cukup menunjukkan fenomena polypharmacy in individuals: an
peresepan yang terjadi pada pasien integrated literature review. Journal
rawat inap hipertensi di salah satu of Gerontological Nursing, 2005,
rumah sakit pemerintah di kota 31(9):4.
Samarinda. 6. Ganda, Sigalingging. 2011.
Karateristik Penderita Hipertensi di
KESIMPULAN Rumah Sakit Umum Herna Medan
Berdasarkan hasil dari 2011.Hal. 1-6 Universitas Darma
penelitian ini maka dapat disimpulkan Agung: Medan.
bahwa pasien hipertensi yang menjalani 7. Hansten PD, Horn JR. Drug
rawat inap di salah satu rumah sakit interactions and update. 7th ed. WA
Jurnal Sains dan Kesehatan. 2015. Vol 1. No 4. 212
p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082
Potensi Interaksi Obat Resep Pasien Hipertensi di Salah Satu Rumah Sakit Pemerintah di Kota Samarinda

Aplied Therapeutics Inc: Journal Pharmacy Technology


Vancouver. 2009. Research, 2009, 4(3) : 1519-1522.
8. Merle L, Laroche ML, Dantoine T, 10. Reamer LB, Massey EB,
Charmes JP. Predicting and SimpsonTW, Simpson KN.
preventing adverse drug reaction in Polypharmacy: misleading, but
the very old. Drugs and Aging, manageable. Clinical Intervensions
2005,22(5): 375-392.Kanus in Aging, 2008, 3(2) : 383- 389.
Kesehatan.Definisi Interaksi Obat. 11. Sundborn LT. Women and men
http://kamuskesehatan.com/arti/ report deferent behaviours in and
interaksi obat/. Diakses pada 4 reason for medication non-
Oktober 2015. adherence: a nationwide Swedish
9. Palanisamy S, Arul Kumaran KS, survey. Journal of Pharmacy
Rajasekaran A. A study on Practice, 2012 10(4): 207-221.
assessment, monitoring, 12. Zhou X. Herb-drug interaction with
documentation and reporting of Danshen: a review on the role of
adverse drug reaction at a multy- cytochrome P450 enzymes. Journal
specialty tertiary care teaching of Drug Interaction and Drug
hospital in South India. International Metabolism, 2012, 27(1): 9-18.

Jurnal Sains dan Kesehatan. 2015. Vol 1. No 4. 213


p-ISSN: 2303-0267, e-ISSN: 2407-6082

You might also like