You are on page 1of 30

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MAHASISWA

AKUNTANSI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA DALAM PEMILIHAN KARIR


MENJADI AKUNTAN PUBLIK (CPA)

RESEARCH PROPOSAL

Lenny Tin 2001565390

Jesslyn 2001565043

Elfia 2001557792

Olivia 2001557142

Celvin Sim 2001586275

FAKULTAS EKONOMI DAN KOMUNIKASI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

JAKARTA

2019

1
ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MAHASISWA
AKUNTANSI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA DALAM PEMILIHAN KARIR
MENJADI AKUNTAN PUBLIK (CPA)

RESEARCH PROPOSAL

Lenny Tin 2001565390

Jesslyn 2001565043

Elfia 2001557792

Olivia 2001557142

Celvin Sim 2001586275

FAKULTAS EKONOMI DAN KOMUNIKASI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

JAKARTA

2019

2
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Proposal ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua


sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Lenny Tin

NIM : 2001565390

Tanda Tangan : _____________________________

Tanggal : 15 Januari 2019

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat, rahmat,
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun laporan penelitian ini dengan baik. Laporan
ini berisi tentang uraian penelitian mengenai faktor apa saja yang mempengaruhi minat
mahasiswa akuntansi dalam pemilihan karir menjadi akuntan publik yang berjudul
“ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MAHASISWA
AKUNTANSI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA DALAM PEMILIHAN KARIR
MENJADI AKUNTAN PUBLIK (CPA)” telah selesai hingga waktu yang ditentukan.

Laporan ini penulis susun dan menyelesaikan penelitian ini dengan adanya bantuan
dan dukungan dari beberapa pihak diantaranya. Maka, pada kesempatan kali ini penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan memberi
dukungan, saran, dan bimbingan dalam menyelesaikan penyusunan penelitian ini. Ucapan
terima kasih ini penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Dezie Leonarda Warganegara, selaku dosen mata kuliah Research


Methodology in Accounting and Finance.
2. Keluarga yang selalu memberikan doa, dukungan, dan motivasi selama proses
penyelesaian.
3. Teman-teman anggota kelompok yang telah bekerja sama atas waktu, tenaga, dan
fikirannya yang telah diberikan.
4. Joshua Kevin jurusan akuntansi semester 7, angkatan 2019 Universitas Bina
Nusantara di Kemanggisan, yang telah membantu penulis dalam memberikan saran
dan kritikan untuk dapat memberikan hasil laporan yang lebih baik.
5. Teman-teman yang telah memberikan dukungan dan semangat sehingga penulis
termotivasi untuk menyelesaikan penelitian ini.
6. Seluruh pihak terkait yang secara langsung maupun tidak langsung telah berkontribusi
dan membantu penelitian ini secara maksimal sehingga dapat terselesaikan dengan
baik dan tepat waktu.

Dalam penyusunan laporan ini, penulis menyadari bahwa hasil laporan praktikum ini
masih jauh dari kata sempurna, dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kurangnya
pengalaman penulis. Maka dari itu, kami selaku penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca sekalian.

4
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan semoga laporan penelitian ini dapat
memberikan informasi yang bermanfaat untuk kelompok kami khususnya, dan menjadi
inspirasi bagi setiap pembaca.

Jakarta, 15 Januari 2019

Penulis

5
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR .............................................................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI............................................................................. Error! Bookmark not defined.
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................ Error! Bookmark not defined.
1.1. Latar Belakang .......................................... Error! Bookmark not defined.
1.2. Permasalahan ............................................. Error! Bookmark not defined.
1.3. Tujuan Penelitian ...................................... Error! Bookmark not defined.
1.4. Manfaat Penelitian .................................... Error! Bookmark not defined.
BAB 2 LANDASAN TEORI ................................................... Error! Bookmark not defined.
2.1. Latar belakang Uni Eropa ........................ Error! Bookmark not defined.
2.1.1. Anggota Uni Eropa ............................ Error! Bookmark not defined.
2.2. Latar Belakang Akuntansi Komparatif Uni Eropa ....Error! Bookmark
not defined.
2.2.1 Beberapa Pengamatan Tentang Standar dan Praktik Akuntansi
Error! Bookmark not defined.
2.3. Latar Belakang IFRS ................................ Error! Bookmark not defined.
2.3.1. Pengertian IFRS ................................. Error! Bookmark not defined.
2.3.2. Tujuan IFRS ....................................... Error! Bookmark not defined.
2.3.3. Struktur Dari IFRS ............................ Error! Bookmark not defined.
2.4. Sistem Akuntansi Keuangan Lima Negara . Error! Bookmark not defined.
2.4.1 Perancis ..................................................... Error! Bookmark not defined.
2.4.2 Jerman ................................................. Error! Bookmark not defined.
2.4.3 Republik Ceko .................................... Error! Bookmark not defined.
2.4.4 Belanda ............................................... Error! Bookmark not defined.
2.4.5 Inggris ................................................ Error! Bookmark not defined.
BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN .................................... Error! Bookmark not defined.
3.1. Perlunya Standar Akuntansi Internasional ........... Error! Bookmark not
defined.
3.2. Awal Mula Terbentuknya International Financial Reporting Standards
(IFRS) .................................................................... Error! Bookmark not defined.
3.2.1 Sejarah IFRS ............................................ Error! Bookmark not defined.
3.2.2 Peranan Uni-Eropa dalam Penetapan IFRS ........ Error! Bookmark not
defined.
3.3. Implementasi IFRS pada Uni Eropa ....... Error! Bookmark not defined.
3.4. Pengaruh/Dampak Implementasi IFRS pada Uni Eropa dan Dunia
Global .................................................................... Error! Bookmark not defined.

6
BAB 4 PENUTUP .................................................................... Error! Bookmark not defined.
4.1. Kesimpulan ................................................ Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ............................................................... Error! Bookmark not defined.

7
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Memilih karir setelah lulus dari bangku kuliah menjadi tantangan tersendiri bagi
setiap mahasiswa. Meskipun setiap orang berhak dalam menentukan karirnya sendiri,
namun seringkali lulusan baru mengalami kesulitan dalam menentukan karir yang hendak
ditekuninya. Seiring dengan perkembangan zaman, mahasiswa dituntut memiliki
kemampuan dan pengetahuan agar mampu bersaing dalam dunia kerja. Kemampuan dan
pengetahuan yang dibutuhkan juga bergantung pada karir atau profesi yang akan dipilih.
Begitu juga dengan mahasiswa akuntansi. Sarjana akuntansi bebas menentukan
karirnya. Oleh karena itu, mahasiswa akuntansi bisa memikirkan karirnya sejak awal
perkuliahan agar mereka dapat memanfaatkan fasilitas kampus dan waktunya untuk mulai
mengumpulkan informasi dan pertimbangan atas berbagai alternatif karir. Dalam
pemilihan karir untuk para mahasiswa akuntansi, terdapat beberapa pilihan karir yang
dapat dipilih misalnya sebagai Akuntan Publik (CPA). Tugas Akuntan Publik pada
umumnya adalah memberikan nilai kewajaran atau pendapat kewajaran terhadap laporan
keuangan yang dibuat oleh manajemen bagi pihak-pihak yang membutuhkan laporan
keuangan baik pihak internal perusahaan dan juga pihak-pihak eksternal perusahaan
sehingga seorang akuntan publik memerlukan kemampuan dan pengetahuan tinggi agar
dapat memberikan keyakinan atas informasi keuangan suatu perusahaan. Seorang sarjana
Strata 1 dapat langsung menempuh ujian sertifikasi akuntan publik (USAP) yang nantinya
akan memperoleh gelar CPA. Sertifikasi CPA of Indonesia merupakan satu-satunya
sertifikasi akuntan publik di Indonesia yang diselenggarakan oleh Institut Akuntan Publik
Indonesia (IAPI) sebagai satu-satunya Asosiasi Profesi Akuntan Publik sebagaimana
dimaksud dalam undang-undang nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik dan
peraturan pelaksanaan melalui (Keputusan Menteri Keuangan Nomor 443/KMK.01/2011
dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008., n.d.)
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi sesorang dalam memilih karir. Di
dalam penelitian yang dilakukan (Broyles, 2009) menunjukkan bahwa hambatan gender
dalam masyarakat membuat sulit bagi perempuan untuk mencapai tingkat yang sama
dengan laki-laki. Penelitian yang dilakukan oleh (Hutaibat, 2012) menunjukkan hasil
bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara karir dengan minat mahasiswa akuntansi
dalam berkarir sebagai akuntan publik (CPA). Penelitian (Setiyani, 2005) dalam
(Nainggolan, 2013) mengungkapkan bahwa gaji merupakan faktor yang sangat
dipertimbangkan oleh mahasiswa akuntansi dalam pemilihan karier. Pelatihan
profesional berpengaruh terhadap pemilihan karier karena pelatihan dianggap sebagai

8
sarana peningkatan keahlian yang efektif bagi individu yang ingin memulai karier
(Handoko, 2001) dalam (Nainggolan, 2013). Mahasiswa menyatakan bahwa pelamar
kerja akan lebih tertarik terhadap pekerjaan yang memberikan hasil (outcome) yang lebih
baik (Daniel B. Turban & Forret, 1998). (Brown, 2001) menyatakan bahwa adanya
kecocokan antara individu dengan organisasi akan meningkatkan kinerja individu
tersebut dalam menjalankan tugas yang diberikan. (Yendrawati, 2007) menjelaskan
bahwa pelatihan profesional meliputi halhal yang berhubungan dengan peningkatan
keahlian terhadap prestasi. (Stolle, 1976) mengungkapkan pelatihan profesional
merupakan faktor yang dipertimbangkan oleh mahasiswa yang memilih profesi akuntan.
Hal ini berarti bahwa dalam memilih suatu karir, seseorang tidak hanya bertujuan mencari
penghargaan finansial, tetapi juga ada keinginan untuk mengejar prestasi dan
mengembangkan diri.
Dalam penelitian kali ini diteliti mengenai beberapa faktor yang mempengaruhi
minat mahasiswa akuntansi dalam pemilihan karir menjadi akuntan publik (CPA) , faktor-
faktor tersebut yaitu permasalahan gender, jenjang karir, pengaruh lingkungan pekerjaan,
penghargaan finansial dan pelatihan profesional yang didapatkan ketika menjadi seorang
akuntan publik.
Berdasarkan uraian di atas peneliti mencoba melakukan penelitian. Penelitian ini
merupakan replikasi dari beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti
sebelumnya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa akuntansi audit dalam
pemilihan tempat magang di kantor akuntan publik. Oleh karena itu, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “ANALISIS FAKTOR - FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI MINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNIVERSITAS
BINA NUSANTARA DALAM PEMILIHAN KARIR MENJADI AKUNTAN PUBLIK
(CPA)”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang, maka penulis
merumuskan permasalahan yang diteliti antara lain:
1. Apakah terdapat pengaruh gender terhadap minat mahasiswa akuntansi Universitas Bina
Nusantara dalam pemilihan karir sebagai akuntan publik (CPA)?
2. Apakah jenjang karir mempengaruhi minat mahasiswa akuntansi dalam pemilihan karir
sebagai akuntan publik?
3. Apakah terdapat pengaruh lingkungan pekerjaan minat mahasiswa akuntansi Universitas
Bina Nusantara dalam pemilihan karir sebagai akuntan publik (CPA)?
4. Apakah penghargaan finansial mempengaruhi minat mahasiswa akuntansi Universitas
Bina Nusantara dalam pemilihan karir sebagai akuntan publik (CPA)?

9
5. Apakah pelatihan profesional mempengaruhi minat mahasiswa akuntansi Universitas
Bina Nusantara dalam pemilihan karir sebagai akuntan publik (CPA)?

1.3 Tujuan dari penelitian ini adalah:


1. Menganalisis pengaruh gender terhadap minat mahasiswa akuntansi Universitas Bina
Nusantara dalam pemilihan karir sebagai akuntan publik (CPA).
2. Menganalisis pengaruh jenjang karir terhadap minat mahasiswa akuntansi Universitas
Bina Nusantara dalam pemilihan karir sebagai akuntan publik (CPA).
3. Menganalisis pengaruh lingkungan pekerjaan terhadap minat mahasiswa akuntansi
Universitas Bina Nusantara dalam pemilihan karir sebagai akuntan publik (CPA).
4. Menganalisis pengaruh penghargaan funansial terhadap minat mahasiswa akuntansi
Universitas Bina Nusantara dalam pemilihan karir sebagai akuntan publik (CPA).
5. Menganalisis pengaruh pelatihan profesional terhadap minat mahasiswa akuntansi
Universitas Bina Nusantara dalam pemilihan karir sebagai akuntan publik (CPA).

1.4 Sasaran Penelitian


Dalam penelitian ini, yang menjadi sasaran penelitian atau objek penelitian adalah
Mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Bina Nusantara Jakarta, Indonesia.

1.5 Keterbatasan Penelitian


Dalam melakukan penelitian terhadap Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi
Minat Mahasiswa Akuntansi Universitas Bina Nusantara dalam Pemilihan Karir menjadi
Akuntan Publik (CPA) ini, penulis menghadapi beberapa keterbatasan yang dapat
mempengaruhi kondisi dari penelitian yang dilakukan. Adapun keterbatasan tersebut
antara lain:
a. Waktu yang tersedia untuk menyelesaikan penelitian ini relative pendek sehingga dalam
mengumpulkan data mahasiswa magang terbatas.
b. Penelitian ini memiliki kemungkinan terjadi recall bias karena keterbatasan daya ingat
responden.
c. Hasil penelitian sangat dipengaruhi oleh kejujuran responden dalam menjawab
pertanyaan.

10
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Akuntan Publik

2.1.1. Pengertian Akuntan Publik

Akuntan Publik adalah seorang yang mempunyai kompetensi dan keahlian


didalam bidang akuntansi, yang telah menempuh jenjang pendidikan sebagai seorang
akuntan. Akuntan adalah seseorang yang berhak menyandang gelar atau sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku (KMK No. 423/KMK.06/2002).

Pengertian Akuntan Publik menurut Alvin dan James (2002) sebagai berikut :
Auditor yang berdiri sendiri yang melaksanakan proses pengumpulan dan pengevaluasian
bukti-bukti dari keterangan terukur dari suatu kesatuan ekonomi dengan tujuan untuk
mempertimbangkan dan melaporkan tingkat kesesuaian dari keterangan yang terukur
tersebut dengan keterangan yang telah ditetapkan terhadap laporan keuangan perusahaan-
perusahaan yang go public maupun perusahaan-perusahaan besar lainnya.

Akuntan publik adalah akuntan yang memiliki izin dari menteri keuangan atau
pejabat yang berwenang lainnya untuk menjalankan praktik akuntan publik. (Munir
Misbahul, 2009). Akuntan publik adalah praktisi perorangan atau anggota kantor akuntan
publik yang memberikan jasa auditing personal kepada klien. (Boyton, Johnson dan
Kell,2002).

Arens, Elder dan Beasley yang telah diterjemahkan oleh Tim Jakarta (2003:26)
mendefinisikan akuntan publik, sebagai berikut: Akuntan publik adalah seseorang yang
telah memenuhi persyaratan yang diajukan oleh negara bagian, termasuk kewajiban
menempuh ujian akuntan publik, dan kemudian berhak atas sertifikat akuntan publik.
Seorang akuntan publik memiliki tanggung jawab utama untuk melaksanakan fungsi
audit atas laporan keuangan historis yang dipublikasikan, dari entitas yang secara
keuangan bersifat komersial maupun non komersial.

2.1.2. Bidang Jasa Akuntan Publik

Menurut Arens, Elder dan Beasley (2003:38), Bidang jasa akuntan publik
meliputi: 1. Jasa atestasi merupakan salah satu jenis jasa yang diberikan oleh kantor
akuntan publik. Jasa atestasi diberikan untuk memberikan pernyataan atau pertimbangan
sesuai publik yang independen dan kompeten tentang suatu pernyataan suatu satuan usaha
telah sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Termasuk didalamnya adalah audit umum
atas laporan keuangan, pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif, pemeriksaan atas

11
perlaporan informasi keuangan performa, review atas laporan keuangan dan jasa audit
serta atestasi lainnya. 2. Jasa non-atestasi, mencakup jasa yang berkaitan dengan
akuntansi, 3. keuangan, manajemen, kompilasi, perpajakan dan konsultan.

2.2 Kantor Akuntan Publik

2.2.1 Pengertian Kantor Akuntan Publik

Menurut SK. Menkeu No. 43/KMK.017/1997 tertanggal 27 Januari 1997


sebagaimana diubah dengan SK. Menkeu No. 470/KMK.017/1999 tertanggal 4 Oktober
1999, Kantor Akuntan Publik adalah lembaga yang memiliki izin dari Menteri Keuangan
sebagai wadah bagi akuntan publik dalam menjalankan pekerjaannya.

2.2.2 Jasa Kantor Akuntan Publik

Menurut Arens, Elder dan Beasley (2003:38), Kantor Akuntan Publik


menyediakan jasa profesionalnya seperti jasa assurance dan jasa-jasa atestasi.

1. Jasa Assurance Pelayanan assurance (pelayanan verifikasi) adalah pelayanan


atau jasa profesional independen yang dapat meningkatkan kualitas informasi bagi para
pembuat keputusan. Individu yang bertanggung jawab atas pembuat keputusan bisnis
akan mencari pelayanan assurance untuk membantu meningkatkan keterpercayaan dan
kesesuaian informasi yang digunakan sebagai dasar keputusan mereka.

2. Jasa-jasa atestasi Atestasi adalah salah satu jenis jasa assurance yang
disediakan oleh kantor akuntan publik, dimana akuntan publik akan menerbitkan laporan
tertulis yang isinya antara lain berupa suatu kesimpulan tentang kepercayaan atas asersi
(pernyataan yang menyebutkan sesuatu itu benar) yang dibuat oleh pihak lain.

Terdapat tiga kategori jasa atestasi : audit atas laporan keuangan historis,
tinjauan (review) atas laporan keuangan historis dan jasa atestasi lainnya.

Didalam jasa-jasa tambahan yang umumnya disediakan oleh kantor akuntan


publik tersebut, terdapat pula jasa non assurance yaitu jasa akuntansi dan pembukuan,
jasa perpajakan dan jasa konsultasi manajemen.

1. Jasa akuntansi dan pembukuan Klien kecil dengan staf akuntan yang terbatas
menyandarkan diri pada kantor akuntan publik untuk mempersiapkan laporan keuangan
mereka. Mereka kekurangan personil atau keahlian untuk mempersiapkan jurnal dan
buku besar mereka sendiri. Selanjutnya, kantor akuntan publik melaksanakan serangkaian
jasa akuntansi dan pembukuan untuk memenuhi kebutuhan dari para klien ini.

12
2. Jasa perpajakan Kantor Akuntan Publik juga mempersiapkan perhitungan
pajak penghasilan bagi perusahaan dan perseorangan baik bagi klien jasa audit maupun
klien non jasa audit. Sebagai tambahan, pajak bumi dan bangunan, pajak hadiah,
perencanaan perpajakan serta aspek lainnya dari jasa perpajakan disediakan pula oleh
sebagian kantor akuntan publik.

3. Jasa Konsultasi Manajemen Mayoritas Kantor Akuntan Publik menyediakan


beberapa jasa tertentu yang membuat kliennya mampu mengelola bisnis secara lebih
efektif.Jasa ini dikenal dengan sebutan jasa konsultasi manajemen atau jasa penasihat
manajemen.Jasa-jasa ini beragam mulai dari saran-saran sederhana untuk meningkatkan
sistem akuntansi klien hingga saran dalam strategi pemasaran.

2.3 Kinerja Auditor

2.3.1 Pengertian Kinerja Auditor

Menurut Mangkunegara (2009) Kinerja Auditor adalah tindakan atau


pelaksanaan tugas pemeriksaan yang telah diselesaikan oleh auditor dalam kurun waktu
tertentu. Mangkunegara juga mengemukakan bahwa kinerja seorang auditor sangat
dipengaruhi oleh atribut individu, atribut upaya kerja dan atribut dukungan organisasi.

Pengertian Kinerja Auditor menurut Mulyadi (2002:11), yaitu: Akuntan publik


yang melaksanakan pemeriksaan secara obyektif atas laporan keuangan atau organisasi
lain dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan
secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, dalam semua hal yang
material, posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan.

Pengertian Kinerja Auditor menurut Mahsun, dkk (2007), yaitu: Gambaran


mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic
planning suatu organisasi dan istilah kerja sering digunakan untuk menyebutkan prestasi
atau tingkat keberhasilan individu maupun kelompok individu.

2.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Auditor

Faktor yang mempengaruhi kinerja adalah keterampilan dasar yang dibawa


seseorang ketempat kerja berupa pengetahuan, kemampuan, kecakapan dalam hubungan
interpersonal, dan kecakapan teknis. Keterampilan ini diperlukan dalam kinerja karena
merupakan aktivitas yang muncul pada seseorang akibat suatu proses dari pengetahuan,
kemampuan, kecakapan hubungan interpersonal dan kecakapan teknis.

13
Disamping itu terdapat pula kondisi eksternal yang mempengaruhi
kinerja.Kondisi eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat dilingkungannya.Kinerja
eksternal berupa fasilitas dan lingkungan kerja yang dapat mendukung produktivitas
pegawai.

Setelah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja maka perlu


dilakukan evaluasi terhadap kinerja untuk mengetahui kinerja pegawai. Berkaitan dengan
evaluasi kinerja ini terdapat tiga langkah dalam mengevaluasi kinerja, yaitu:

1. Mendefinisikan pekerjaan

2. Menilai kinerja, dan

3. Memberikan umpan balik

2.3.3 Dimensi Kinerja Auditor

Mangkunegara (2009:14) mengatakan bahwa kinerja auditor dipengaruhi oleh


3 faktor atau dimensi, yaitu faktor/dimensi individual, faktor/dimensi upaya kerja dan
faktor/dimensi organisasi (dukungan organisasi). Dengan pendapat tersebut, dirangkai
suatu definisi konseptual variabel penelitian bahwa kinerja auditor adalah hasil-hasil yang
dicapai oleh auditor dalam melaksanakan tugas yang telah dibebankan kepadanya, baik
dari segi kualitas, maupun kuantitas berdasarkan standar yang telah ditentukan, yang
meliputi atribut individu, upaya kerja dan dukungan organisasi.

Dimensi konseptual ini diturunkan menjadi tiga dimensi kajian sebagai berikut:

1. Dimensi Atribut Individu yang meliputi indikator:

a) Kemampuan yaitu kecakapan auditor dalam menyelesaian pekerjaan,


b) Keahlian auditor dibidangnya,
c) Latar belakang pendidikan auditor.

2. Dimensi Upaya Kerja yang meliputi indikator:

a) Persepsi yaitu bagaimana seorang auditor melihat dan menafsirkan suatu obyek,
b) Attitude atau perilaku/sikap seorang auditor dalam lingkungan organisasi,
c) Personality atau kepribadian seorang auditor,
d) Motivasi yaitu keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu
untuk melakukan kegiatankegiatan tertentu untuk mencapai suatu tujuan.

3. Dimensi Dukungan Organisasi yang meliputi indikator:

14
a) Sumber Daya berupa informasi dan manusia,
b) Kepemimpinan yaitu entitas yang mengarahkan para anggota organisasi untuk mencapai
tujuan organisasi,
c) Penghargaan yaitu bagaimana organisasinya memberikan apresiasi yang baik terhadap
pekerjaan setiap karyawan, dan
d) Struktur organisasi yaitu cara organisasi mengatur sumber daya manusia bagi kegiatan-
kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.

Dalam mengukur Kinerja auditor, terdapat empat dimensi personalitas, yaitu:

1. Kemampuan ( ability ), yaitu kecakapan seseorang dalam menyelesaikan pekerjaan.


Hal ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, pengalaman kerja, bidang pekerjaan dan
faktor usia.

2. Komitmen Profesional, yaitu tingkat loyalitas individu pada profesinya.

3. Motivasi, yaitu keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu
untuk melaukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai suatu tujuan.

4. Kepuasan Kerja, yaitu tingkat kepuasan individu dengan posisinya dalam organisasi.

15
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Metodologi Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survei. Penelitian survei digunakan untuk


mengumpulkan data atau informasi tentang populasi yang besar dengan menggunakan
sampel yang relatif kecil yang mana menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan
data pokok. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dimana metode ini sudah
terstruktur secara sistematis dan terarah. Karena penelitian survei ini menggunakan
metode kuantitatif, maka data yang didapat dan digunakan dalam penelitian ini dilakukan
dengan menyebar kuesioner yang ditunjukkan kepada responden dengan sampel yang
telah ditentukan.

3.2 Lokasi dan Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Universitas Bina Nusantara di Kemanggisan, Jakarta,


Indonesia, Fakultas Ekonomi dan Komunikasi Jurusan Akuntansi. Adapun yang menjadi
objek penelitian adalah mahasiswa S1 jurusan akuntansi yang tengah berada di semester
7 angkatan 2019.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah :

1. Data Kuantitatif
Merupakan hasil olahan data yang diperoleh dan dijabarkan berupa angka
angka yang menunjukkan jawaban dari responden terhadap pembahasan
penelitian.
Adapun sumber data penelitian yakni:
a) Data Primer
Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumber lokasi dan objek
penelitian tanpa melalui pihak perantara. Metode pengumpulan data primer ini
dilakukan dengan menggunakan metode kuesioner yang dibagikan kepada
responden.
b) Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh tidak secara langsung dari sumber lokasi dan
objek penelitian. Metode pengumpulan data sekunder ini dilakukan melalui
tinjauan kepustakaan maupun melalui website dan situ-situs.

16
3.4 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah
Mahasiswa S1 Jurusan Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Komunikasi Universitas Bina
Nusantara di Kemanggisan, Jakarta, Indonesia.

Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah Mahasiswa S1 Jurusan Akuntansi


baik yang mengambil peminatan auditing dan perpajakan, yang tengah berada pada
semester 7 angkatan 2019.

Alasan peneliti memilih Mahasiswa S1 Akuntansi yang tengah berada pada


tingkatan akhir tersebut adalah karena peneliti menganggap bahwa mahasiswa pada
semester tersebut pasti telah memiliki rencana atau pemikiran lebih lanjut mengenai apa
yang akan mereka lakukan kedepannya setelah kelulusan. Di sisi lain, mahasiswa tersebut
juga diharapkan telah memiliki pengetahuan yang memadai mengenai profesi akuntan
khususnya akuntan publik (CPA).

3.4.1 Penentuan Jumlah Sampel

Sampel yang digunakan adalah Mahasiswa S1 Jurusan Akuntansi, semester 7


angkatan 2019, Universitas Bina Nusantara Kemanggisan karena mahasiswa semester
tersebut sudah memiliki tujuan dan arahan karir yang akan mereka ambil setelah
menyelesaikan S1 mereka.

Data yang didapatkan adalah sebagai berikut :

1. Definisi mahasiswa aktif di BINUS adalah mahasiswa yang terdata aktif berkuliah dan
mahasiswa yang terdata cuti resmi
2. Berdasarkan definisi tersebut, maka besarnya populasi adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Mahasiswa Akutansi Fakultas Ekonomi dan Komunikasi
Universitas Bina Nusantara Kemanggisan Angkatan 2019

No Mahasiswa Akuntansi Jumlah (orang)


Semester 7
1 Auditing 89
2 Perpajakan 40
Jumlah 129

17
Sumber : Data Keaktifan Mahasiswa di Semester 7

Dari tabel di atas, diketahui bahwa jumlah populasi ada 129 orang. Penentuan
besarnya jumlah sampel didasarkan pada teori Slovin (Fang Yen, 2009) dalam
(Widiatami, 2013) yang dijabarkan dengan rumus penentuan sampel sebagai berikut :

𝑁
n= 1+𝑁(𝑒)2

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e = Margin of error/error tolerance (kesalahan maksimum yang bisa ditolerir sebesar


10%)

Perhitungan :

129
n=
1+129(0,1)2

129
n= 2,29

n = 56,33188 (dibulatkan menjadi 57)

Berdasarkan perhitungan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah sampel yang
akan diambil berdasarkan populasi minimal sebanyak 57 orang. Namun untuk
mengantisipasi adanya kuesioner yang tidak kembali atau cacat, maka kuesioner
penelitian yang akan didistribusikan adalah sebanyak 60 kuesioner.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan pada Mahasisw S1 Jurusan Akuntansi Universitas Bina


Nusantara Kemanggisan yang tengah berada di semester 7 angkatan 2019. Metode
pengumpulan data ini, dimaksudkan untuk memperoleh data yang relevan dan akurat
dengan masalah yang dibahas. Metode pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kuesioner
Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data dengan mengajukan sejumlah
pertanyaan secara tertulis yang diberikan kepada responden dengan maksud memperoleh
data yang akurat dan valid. Menurut Bimo Walgito (1987), kuesioner adalah daftar

18
pertanyaan dalam penelitian yang diharuskan untuk dijawab oleh responden atau
informan.
Kuesioner yang sudah disusun dibagikan pada saat mahasiswa sedang menjalani
perkuliahan sehingga kuesioner tersebut dapat dibagikan dan diisi secara bersamaan dan
dapat langsung dikumpulkan dan diolah oleh peneliti. Guna dari pembagian secara
langsung adalah para mahasiswa dapat bertanya secara langsung jika kiranya ada
pertanyaan yang tidak dimengerti, sehingga hasil dari kuesioner tersebut akan lebih akurat
dan sesuai dengan yang sesungguhnya.
2. Tinjauan Kepustakaan (Library Research)
Metode ini dilakukan dengan mempelajari teori-teori dan konsep-konsep
sehubungan dengan masalah yang diteliti penulis pada buku-buku dan jurnal yang telah
ada sebelumnya untuk memperoleh landasan teori yang memadai untuk melakukan
pembahasan.
3. Mengakses Website dan Situs
Metode ini dilakukan untuk mencari dan menjadikan website maupun situs-situs
dari internet sebagai salah satu referensi yang menyediakan informasi-informasi yang
dibutuhkan sehubungan dengan masalah dalam penelitian ini.

3.5.1 Pengukuran Variabel

Minat dan persepsi mahasiswa diukur melalui pertanyaan-pertanyaan yang terdapat


pada kuesioner dan menggunakan likert scale dengan skala 1 sampai 5. Dengan
menggunakan kuesioner, maka mahasiswa harus mengisi jawaban yang dianggap paling
tepat dengan skala likert berdimensi 5 skala sebagai berikut :

Tabel 3.2 Skala Pengukuran Kuesioner

Sangat Tidak Ragu- Setuju Sangat


Tidak Setuju Ragu Setuju
Setuju
(1) (2) (3) (4) (5)

Keterangan :

Sangat Tidak Setuju : diberikan skor 1

Tidak Setuju : diberikan skor 2

Ragu-Ragu : diberikan skor 3

19
Setuju : diberikan skor 4

Sangat Setuju : diberikan skor 5

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert, maka variabel yang akan
diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan
sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan
atau pertanyaan (Sugiyono, 2012)

3.6 Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan aplikasi yang merupakan program


komputer yaitu SPSS (Statistical Package For Social Science) versi 23. Dalam analisis
dan pengolahan data, dilakukan beberapa pengujian yang meliputi uji kualitas data,
analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji hipotesis, dan analisis regresi linier
berganda.

3.6.1.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur tingkat keandalah dan kesahihan alat
ukur yang digunakan. Intrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang
dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur
apa yang seharusnya di ukur (Sugiyono, 2012). Dengan demikian, instrumen yang valid
merupakan instrumen yang benar-benar tepat untuk mengukur apa yang hendak di
ukur.sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Valid tidaknya suatu kuesioner diukur
dengan kemampuan mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Untuk menentukan kelayakan suatu item yang akan digunakan, biasanya


dilakukan dengan metode analisis corrected item-total correlation yaitu uji signifikansi
koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,05. Artinya suatu item dianggap valid jika
berkorelasi signifikan terhadap skor total atau apabila koefisen korelasi r-hitung >
koefisien korelasi r-tabel. (Ghozali, 2016)

3.6.1.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen yang dalam hal ini
kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama
akan menghasilkan data yang konsisten. Dengan kata lain, reliabilitas instrumen

20
mencirikan tingkat konsistensi. Uji reliabilitas ini menggunakan reabilitas konsistensi
internal yaitu metode Cronbach Alpha (α) (Ghozali, 2016). Kriteria yang digunakan
adalah :

a. Apabila nilai cronbach alpha dari hasil pengujian > 0,60 maka dapat dikatakan bahwa
variabel penelitian adalah reliable
b. Apabila nilai cronbach alpha dari hasil pengujian < 0,60 maka dapat dikatakan bahwa
variabel penelitian adalah tidak reliable.

3.6.2 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat
dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum dan
range.Dalam penelitian ini, statistik deskriptif menyajikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dapat dilihat dari angka kisaran teoritis dan aktual, rata-rata teoritis dan rata-
rata empiris, standar deviasi, dan analisis deskripsi jawaban dari responden, menurut
(Ghozali, 2016) dalam (Michael, 2015)Dalam penelitian statistik deskriptif akan
menyajikan gambaran dari karakteristik variabel-variabel yang digunakan yaitu
penghargaan finansial, pengakuan profesional, pelatihan profesional, nilai-nilai sosial,
pertimbangan pasar kerja dan personalitas yang ditampilkan pada table statistik
deskriptif.

3.6.3 Uji Asumsi Klasik

3.6.3.1 Uji Normalitas

Uji Normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk menilai
sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel, apakah sebaran data tersebut
berdistribusi normal ataukah tidak. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi variabel dependen dan independen keduanya mempunyai distribusi normal
atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau
mendekati normal. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan Normal P-Plot of
regression standardized residual terhadap pengujian pada keseluruhan variabel dalam
penelitian ini. Uji normalitas data dilihat dengan melihat pola pada kurva penyebaran
pada

Grafik P-Plot.Jika pola penyebaran memiliki garis normal kurva maka dapat
dikatakan data berdistribusi normal. Dan uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov, dengan kriteria sebagai berikut : (Ghozali, 2016) dalam (Michael, 2015)

21
a. Jika Sig. (2-tailed) nilai > 0,05, berarti data tersebut mempunyai distribusi yang
normal.
b. Jika Sig. (2-tailed) nilai < 0,05, berarti data tersebut tidak mempunyai distribusi
yang normal.

3.6.3.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah salah satu metode untuk menguji korelasi antara
variabel bebas (independen) dalam persamaan regresi yang menyebabkan standard error
menjadi tinggi dengan sensitif terhadap perubahan data. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas. Untuk mendeteksi
multikolinearitas maka dapat dilihat nilai Tolerance dan Variance Influence Factor (VIF)
dari hasil perhitungan regresi berganda.VIF adalah nilai untuk mengetahui ada tidaknya
gejala multikolinearitas (Ghozali, 2016) dalam (Michael, 2015). Jika nilai Tolerance >
0,10 dan jika nilai VIF < 10 maka dapat diartikan tidak terdapat multikolinearitas.

3.6.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastitas adalah uji yang menilai apakah ada ketidaksamaan varian
dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi linear. Uji ini merupakan salah
satu dari uji asumsi klasik yang harus dilakukan pada regresi linear. Apabila asumsi
heteroskedastisitas tidak terpenuhi, maka model regresi dinyatakan tidak valid sebagai
alat peramalan. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari homokedastisitas
dengan kata lain tidak terjadinya heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dilihat
dengan menggunakan Scatterplot Model. Analisis pada gambar scatterplot yang
menyatakan model regresi linier ada atau tidaknya heteroskedastisitas, dengan dasar
analisis sebagai berikut :

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka dapat mengindikasikan telah
terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titi-titik menyebar di atas dan di bawah 0 pada sumbu
Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.6.3.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi adalah sebuah analisis statistik yang dilakukan untuk


mengetahui adakah korelasi variabel yang ada di dalam model prediksi dengan perubahan
waktu. Oleh karena itu, apabila asumsi autokorelasi terjadi pada sebuah model prediksi,

22
maka nilai disturbance tidak lagi berpasangan secara bebas, melainkan berpasangan
secara autokorelasi. Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu
model regresi linier terdapat korelasi antara pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pada periode t-1 (Ghozali, 2016). Alat analisis yang digunakan adalah uji Durbin–
Watson Statistic.Untuk mengetahui terjadi atau tidak autokorelasi dilakukan dengan
membandingkan nilai statistik hitung Durbin Watson pada perhitungan regresi dengan
statistik tabel Durbin Watson pada tabel. Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai
berikut :

a. Jika 0 < DW <dL, maka terjadi autokorelasi positif


b. Jika dL< DW <dU, maka ragu – ragu terjadi autokorelasi
c. Jika 4- dU< DW <dU, maka tidak terjadi autokorelasi
d. Jika 4- dU< DW < 4-dL, maka ragu – ragu terjadi autokorelasi
e. Jika DW > 4-dL, maka terjadi autokorelasi negatif. Keterangan : dL = batas bawah DW

dU = batas atas DW

3.6.4 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan dua analisis yaitu untuk


mengetahui bagaimana pengaruh variable bebas terhadap variable terikat yang dilihat
secara parsial maupun secara simultan, serta menguji ada atau tidaknya perbedaan antara
dua atau lebih kelompok data yang independen. Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan
menggunakan bantuan alat SPSS versi 23.

3.6.5 Analisis Persamaan Regresi

3.6.5.1 Regresi Linier Berganda

Regresi linier berganda bertujuan untuk menguji hubungan lebih dari satu
variabel bebas (Variabel Independen/ X1, X2,….Xn) yang digunakan untuk
mengestimasi rata-rata variabel terikat (Variabel Dependen/ Y) berdasarkan nilai
variabel yang diketahui dan juga regresi linier berganda bertujuan untuk mengetahui
arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-
masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi
nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau
penurunan.. Hasil analisis regresi adalah berupa koefisien untuk masing-masing variabel
terikat. Koefisien regresi dihitung dengan tujuan meminimumkan penyimpanan antara
nilai aktual dan nilai estimasi variabel dependen berdasarkan data yang ada (Ghozali,
2016) dalam (Michael, 2015). Data yang digunakan dalam regresi linear berganda
biasanya berskala interval atau rasio.

23
Model persaman regresi yang digunakan untuk menguji Hipotesis ini adalah:

Y = α + β1.X1 + β2.X2 + β3.X3 +β4.X4 + β5.X5 +e

Dimana :

Y : Pemilihan karir menjadi akuntan publik ( CPA)

X1 : Gender

X2 : Jenjang karir

X3 : Lingkungan pekerjaan

X4 : Penghargaan finansial

X5 : Pelatihan profesional

e : Error / Residual

α : Konstanta, perpotongan pada garis sumbu X


β1, β2, ..,β4: Koefesien regresi

Secara statistik, ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir aktual dapat diukur dari
:

 nilai uji t (digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap
variabel terikat),
 nilai uji F (digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel bebas secara
simultan), serta
 koefisien determinasinya (R2) (digunakan untuk mengetahui tingkat keterkaitan atau
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat).

Suatu perhitungan statistik tersebut signifikan secara statistik apabila nilai uji
statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah Ho ditolak dan Ha diterima). Sebaliknya
disebut tidak signifikan bilai nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Ho
diterima dan Ha ditolak.

3.6.5.2 Koefisien Determinasi (R2)

24
Menurut Imam (Ghozali, 2016), Koefisien Determinasi pada intinya mengukur
seberapa jauh kemampuan sebuah model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa besar persentase
sumbangan dari variabel independen (gender, jenjang karir, lingkungan pekerjaan,
penghargaan finansial dan pelatihan profesional) secara simultan terhadap variabel
dependen (pemilihan karir menjadi akuntan publik (CPA)) dapat dilihat dari besarnya
koefisien determinasi (R2). Dimana R2 atau R Square menjelaskan seberapa besar
variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini mampu menjelaskan variabel
dependen.

3.6.5.3 Uji Signifikansii Parameter Individual (Uji t)

Uji t adalah pengujian secara statistik untuk mengetahui apakah variabel


independen secara individual mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.
Pengujian ini bertujuan untuk memastikan apakah variabel independen yang terdapat
dalam persamaan tersebut berpengaruh terhadap nilai variabel dependen. Uji t dilakukan
dengan membandingkan antara t-hitung dengan t-tabel. Untuk menentukan nilai t-tabel
ditentukan dengan tingkat signifikansi 5% dan 2 sisi dengan serajat kebebasan df = (n-
k-1) dimana n adalah jumlah responden dan k adalah jumlah variabel independen.
Adapun kriteria pengujian yang digunakan adalah :

a. jika t-hitung < t-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

b. jika t-hitung > t-tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

3.6.5.4 Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Uji F adalah uji yang mengukur besarnya perbedaan variance antara kedua atau
beberapa kelompok. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh semua variabel
independen terhadap variabel dependen. Pembuktian dilakukan dengan cara
membandingkan nilai F-tabel dengan F-hitung. Untuk menentukan nilai F-table, tingkat
signifikansi yang digunakan sebesar 5% dengan derajat kebebasan (degrees of freedom)
df1 = (jumlah total variabel-1) dan df2 = (n-k-1) dimana n adalah jumlah responden dan
k adalah jumlah variabel independen. Kriteria pengujian yang digunakan adalah :

a. jika F-hitung < F-table, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

b. jika F-hitung > F-table, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

3.7 Variabel Penelitian dan Operasionalisasi Variabel

25
Variabel merupakan apa pun yang membawa, membedakan, membuat adanya
variasi pada nilai. Penelitian ini menggunakan dua macam variabel yaitu variabel terikat
(Variabel Dependen), dan variabel bebas (Variabel Independen). Selanjutnya pada
bagian ini akan dijelaskan tentang deskripsi secara operasional dimana definisi
operasional dimaksudkan untuk menjabarkan variable-variabel yang timbul dalam suatu
penelitian ke dalam indikator-indikator yang lebih terperinci ; serta pengukuran dari
variabel-variabel tersebut.

3.7.1 Variabel Terikat (Variabel Dependen)

Karir mengartikan perkembangan dan kemajuan dalam pekerjaan seseorang baik


pada kehidupannya, pekerjaan atau jabatan pada seseorang.

Karir (Y) yaitu minat menjadi Akuntan Publik (CPA) yaitu minat menjadi
praktisi individual atau anggota Kantor Akuntan Publik yang memberikan jasa auditing
profesional kepada klien. Minat menjadi Akuntan Publik diukur dengan indikator
Akuntan Publik dapat menjadi Konsultasi Bisnis yang terpercaya, Akuntan Publik dapat
menjadi direktur perusahaan, Akuntan Publik dapat memperluas wawasan dan
kemampuan akuntansi, serta Akuntansi Publik dapat menjanjikan lebih profesional
dalam bidang akuntansi.

(Mangkunegara, 2002) menyatakan bahwa Kesuksesan di tempat kerja dapat


mempunyai pengaruh besar dalam kehidupan keluarga maupun lingkungan perusahaan.
Oleh karena itu manfaat pengembangan karir akan membantu pencapaian tujuan
organisasi dan tujuan individu yang berarti memperkuat hubungan dan sikap loyalitas
karyawan terhadap organisasi sehingga program- program organisasi akan tercapai.

3.7.2 Variabel Bebas (Variabel Independen)

1. Gender (X1)
Gender adalah pembagian Peran, Kedudukan dan Tugas antara laki-laki dan
perempuan yang ditetapkan oleh masyarakat berdasarkan sifat perempuan dan laki-laki
yang dianggap pantas menurut norma-norma, adat istiadat, kepercayaan atau kebiasaan
masyarakat.
Istilah gender menyangkut perbedaan psikologis, sosial, dan budaya antara laki-laki
dan perempuan. Lebih lanjut, Lasswell dalam (Remiswal, 2013: 12) mendefinisikan
gender sebagai pengetahuan dan kesadaran bahwa seseorang tergolong dalam suatu jenis
kelamin tertentu dan bukan dalam jenis kelamin lain.
2. Jenjang Karir (X2)

26
Jenjang karir sebagai akuntan publik membutuhkan pengalaman, pengetahuan, dan
sertifikasi. Pengalaman diperoleh dari lingkungan kerja dimana seseorang bekerja,
Pengetahuan dapat diperoleh dari seminar-seminar, pendidikan formal, maupun dari
buku-buku. Yang terakhir adalah sertifikasi, seorang akuntan yang berkarir di bidang ini
membutuhkan sertifikasi khususnya sertifikasi CPA. Sertifikasi ini diperlukan apabila
seorang akuntan berkeinginan untuk mencapai puncak dari jenjang karir ini sebagai
seorang Akuntan Publik.

3. Lingkungan pekerjaan (X3)


Lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja seorang
karyawan. Lingkungan kerja yang memusatkan bagi karyawannya yang mendukung
bekerja secara optimal dapat meningkatkan kinerja. Sebaliknya lingkungan kerja yang
tidak memadai dan tidak mendukung untuk bekerja secara optimal akan dapat
menurunkan kinerja dan akhirnya menurunkan motivasi kerja karyawan.
Menurut (Sedarmayanti, 2009), menyatakan bahwa secara garis besar jenis
lingkungan kerja terbagi menjadi 2 yaitu : lingkungan kerja fisik, dan lingkungan kerja
non fisik.
A. Lingkungan kerja Fisik
Menurut (Sedarmayanti, 2009), yang dimaksud dengan lingkungan kerja fisik yaitu
semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja dimana dapat
mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan
kerja fisik sendiri dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu :
1. Lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan (Seperti: pusat kerja, kursi,
meja dan sebagainya).
2. Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut lingkungan kerja yang
mempengaruhi kondisi manusia, misalnya : temperatur, kelembaban, sirkulasi udara,
pencahayaan,kebisingan, getaran mekanis, bau tidak sedap, warna, dan lain-lain.

B. Lingkungan Kerja Non Fisik


Menurut (Sedarmayanti, 2009), menyatakan bahwa lingkungan kerja non fisik adalah
semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik dengan atasan
maupun dengan sesama rekan kerja, ataupun dengan bawahan. Lingkungan non fisik ini
juga merupakan kelompok lingkungan kerja yang tidak bisa diabaikan. Dimana juga
perusahaan hendaknya dapat mencerminkan kondisi yang mendukung kerja sama antara
tingkat atasan, bawahan maupun yang memiliki status jabatan yang sama di perusahaan.
Kondisi yang hendaknya diciptakan adalah suasana kekeluargaan, komunikasi yang
baik, dan pengendalian diri, menurut (Nitisemito, 2000) .

27
4. Penghargaan Finansial (X4)
Penghargaan finansial yang rasional telah menjadi kebutuhan mendasar bagi
kepuasan kerja serta menjadi daya tarik seseorang utama dalam pengambilan keputusan,
hal ini tidak lepas dari dapat memenuhi kebutuhan pokok serta saving seseorang dalam
aktivitas sehari-harinya. Penghasilan atau penghargaan finansial yang diperoleh sebagai
kontraprestasi dari pekerjaan telah diyakini secara mendasar bagi instansi sebagai daya
tarik utama untuk memberikan kepuasan pada karyawannya. Penghargaan finansial diuji
menggunakan dasar kuesioner dari (Sartika, 2014) dengan lima butir pertanyaan yaitu :

a. Penghargaan finansial atau gaji awal yang tinggi.


b. Potensi kenaikan penghargaan finansial atau gaji.
c. Tersedianya dana pensiun.
d. Mendapatkan uang lembur.
e. Mendapatkan bonus akhir tahun.

5. Pelatihan Profesional (X5)


Pelatihan profesional meliputi hal-hal yang berhubungan dengan peningkatan
keahlian. Pelatihan profesional meliputi pelatihan sebelum mulai bekerja, pelatihan
profesional, pelatihan kerja, rutin dan pengalaman kerja. Pelatihan Profesional yang
terarah akan meningkatkan minat terhadap karir yang dipilih. Pelatihan profesional
diproksikan dengan lima butir pertanyaan dari kuesioner (Sartika, 2014) yakni :

a. Pelatihan kerja sebelum mulai bekerja.


b. Latihan di luar lembaga untuk meningkatkan profesionalisme.
c. Pelatihan rutin di dalam lembaga.
d. Pengalaman kerja yang bervariasi.
e. Pelatihan profesional.

Tenaga kerja berpengalaman tetap membutuhkan pelatihan karena seorang


profesional perlu untuk terus-menerus beradaptasi dengan perkembangan industri dan
memperluas kemampuan mereka sehingga keterampilan kerja mereka tetap dengan
Dengan adanya pelatihan professional bisa mendapatkan hasil kinerja yang
maksimal atau memadai. (Indonesia, n.d.)

28
DAFTAR PUSTAKA

Brown. (2001). Planning for physical performance: the individual perspective.

Broyles, P. (2009). The gender pay gap of STEM professions in the United States. In P.
Broyles, International Journal of Sociology and Social Policy, Vol. 29 Issue: 5/6 (pp.
214-226). USA: Emerald Group Publishing Limited.

Daniel B. Turban, C. H., & Forret, M. L. (1998). Applicant Attraction to Firms: Influences of
Organization Reputation, Job and Organizational Attributes, and Recruiter
Behaviors.

Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program SPSS. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Dipinegoro Semarang.

Handoko, T. H. (2001). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta.

Hutaibat, K. (2012). Interest in the Management Accounting Profession: " Accounting


Students’ Perceptions in Jordanian Universities ". In Asian Social Science (pp. 8, 303-
316).

Indonesia, K. K. (n.d.). Perizinan Akuntan Publik. Retrieved from


https://www.kemenkeu.go.id/page/perizinan-akuntan-publik/

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 443/KMK.01/2011 dan Peraturan Menteri Keuangan


Nomor 17/PMK.01/2008. (n.d.).

Mangkunegara. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia.

Michael. (2015). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Akuntansi


dalam Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Publik. Universitas Bina Nusantara.

Nainggolan. (2013). Faktor-Faktor Yang Membedakan Mahasiswa Akuntansi Dalam.

Nitisemito, A. S. (2000). Manajemen Personalia: Manajemen Sumber. Jakarta: Ghalia


Indonesia.

Sartika. (2014). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Pemilihan Karir Sebagai Akuntan
Publik dan Non Akuntan Publik. Fakultas Ekonomi dan Binsis Jurusan Akuntansi dan
Bisnis, Bengkulu.

Sedarmayanti. (2009). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: CV Mandar
Maju.

Setiyani. (2005). Faktor-Faktor Yang Membedakan Mahasiswa Akuntansi Dalam.

Stolle. (1976). Student’s View of The Public and Industrial Accountant. Jurnal of
Accountancy.

29
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung: ALFABETA.

Yendrawati, R. (2007). Persepsi Mahasiswa dan Mahasiswa Akuntansi Mengenai Faktor-


faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karir Sebagai Akuntan. ISSN : 169-4296.

Sumber elektronik lainnya:

\https://tipsserbaserbi.blogspot.com/2015/08/mengenal-profesi-akuntan-publik.html

http://wbspublicaccountants.co.id/rincian-jasa-jasa-yang-diberikan/

https://muttaqinhasyim.wordpress.com/2012/02/24/tujuan-dan-pengertian-evaluasipenilaian-
kinerja/

http://auditorinternal.com/2010/01/31/mengukur-kinerja-audit-internal/

http://www.sumberpengertian.co/pengertian-kuesioner

https://teorionline.wordpress.com/2010/01/24/uji-validitas-dan-reliabilitas/

https://www.statistikian.com/2013/01/uji-normalitas.html

https://www.statistikian.com/2013/01/uji-heteroskedastisitas.html

https://www.statistikian.com/2017/01/uji-autokorelasi-durbin-watson-spss.html

http://direktoritraining.com/tag/pelatihan-profesional/

http://www.infodanpengertian.com/2016/01/pengertian-lingkungan-kerja-menurut.html

https://www.kajianpustaka.com/2014/01/pengertian-jenis-manfaat-lingkungan-kerja.html

https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-pengembangan-karir/13267/2

http://www.jtanzilco.com/blog/detail/830/slug/berkarir-sebagai-seorang-akuntan-publik

http://rendhart.blogspot.com/2015/11/uji-koefisien-determinasi-r-kuadrat-r2.html

https://www.coursehero.com/file/p4hes3o/3534-Uji-Signifikansi-Parameter-Individual-Uji-
statistik-t-Uji-t-adalah/

https://www.statistikian.com/2013/01/uji-f-dan-uji-t.html

30

You might also like